KONSTRUKSI
I. DIFINISI :
Pelaksanaan pekerjaan meliputi semua kegiatan-
kegiatan yang dilakukan dalam transformasi Gambar-
Gambar dan RKS-nya dalam suatu proses untuk
mewujudkan kedalam bentuk yang nyata berupa Fisik
Bangunan dilapangan atau lokasi.
MPK = Metode Konstruksi
- TAHAP PERTAMA :
Preliminary Engineering Studies, untuk merumus-
kan Studi Kelayakan dan Scop Proyek yang dapat diukur
terhadap kebutuhan umum atau keuntungan-keuntungan
tertentu.
-TAHAP KEDUA :
Engineering Design, mempersiapkan Gambar-
Gambar Rencana dan Rencana Kerja dan Syaratnya .
-TAHAP KETIGA :
Construction, Permulaan pelaksanaan dan
kelanjutan sampai selesainya pelaksanaan
pekerjaan konstruksi bangunan itu.
1. BUILDING CONSTRUCTION
Pelaksanaan pekerjaan Gedung dan perumahan
2. INDUSTRIAL PROJECT
Pelaksanaan pekerjaan Pabrik dan Plant-
Equipment.
3. CIVIL ENGINEERING WORKS
Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan Teknik Sipil
seperti Jalan, Jembatan, Bendungan, Pelabuhan,
Reklamasi, Irigasi dan lain sebagainya.
3. MARINE WORKS
Yaitu pekerjaan-pekerjaan yang
dilaksanakan diatas dan atau dibawah
permukaan air, terutama proyek-proyek
pelabuhan.
B. KATAGORI PEKERJAAN-PEKERJAAN
YANG TERDAPAT DALAM GOLONGAN
YAITU :
1. Typical Construction Works :
- Sumur Kerja (Bouwfort)
- Ruang Kerja Sub-Structure(Basement)
- Galian Pondasi
- Pondasi-Pondasi
- Cofferdams
- Dan lain-lain.
2. Heavy Construction Works :
- Jalan dan Jembatan
- Gedung-Gedung
- Land Clearing
- Pabrik-Pabrik
- Irigasi dan Bendungan
- Lapangan Terbang
- Dan lain-lain.
3. MARINE WORKS :
- Pelabuhan
- Pengerukan
- Reklamasi Pantai
- Bendungan Penahan Gelombang
- Dan lain-lain.
IV. PENGENALAN DAN PERKEMBANGAN
METODE KONSTRUKSI
SKEDUL KONSTRUKSI.
> D = DESIGN
Yang merupakan kegiatan kegiatan
Perencanaan Teknik dokumen
proyek yang berupa seperti :
- GAMBAR RENCANA DENGAN DETAIL
(Detail Engineering Design)
- DAFTAR KUANTITAS/VOLUME
PEKERJAAN (Bill of Quantity)
> M = MAINTENANCE
Yang merupakan kegiatan-kegiatan
Pemeliharaan Fisik untuk menjaga
bangunan agar dapat berfungsi dengan
baik (operasional) sesuai umur
kegunaannya.
B. PENERAPAN METODE PELAKSANAAN
KONSTRUKSI
- TOPOGRAFI.
- GEOLOGI.
- IKLIM.
- FAKTOT-FAKTOR LAIN.
Akhirnya dibuat :
> RENCANA PELAKSANAAN KONSTRUKSI
DAN
SCHEDULE.
> METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI.
> PERHITUNGAN BIAYA.
Bilamana perlu kunjungan ke lapangan bisa diulang
untuk lebih akurasinya perencanaan dan penerapan-
nya dalam suatu pelaksanaan tersebut.
4. FAKTOR PRODUKTIVITAS
GEDUNG
1. PELAKSANAAN GEDUNG
1. PENDAHULUAN
Perkembangan Proyek konstruksi
Stakeholder Proyek
2. PERENCANAAN
Filosofi Perencanaan
Pengadaan/Pelelangan proyek
Site Plan
Pedoman pengukuran
Alat Angkat
5. Pekerjaan Dewatering
Open Plumbing
Predrainage
Cut Off
Pelaksanaan Gedung (Lanjutan)
7. Pekerjaan Galian
Galian Terbuka Tanpa penahan Tanah
9. Struktur Basement
Sistem Konvensional
Plesteran Dinding
Lantai Tegel
Plafond
DEWATERING
Basement
TUJUAN DEWATERING
Tujuan dewatering :
Menjaga agar dasar galian tetap kering.
Predrainage
Cut Off
Compressed Air
(debitnya).
- Dapat dibuat sumur/selokan penampung.
Gambar Pot.
Melintang
Tampak atas
Metode Predrainage
Metode Predrainage, dipilih bila :
Karakteristik tanah merupakan tanah lepas, berbutir seragam, cadas lunak
dengan banyak celah.
Jumlah air yang akan dipompa cukup besar (debitnya).
Slope tanah sensitif terhadap erosi atau mudah terjadi rotary slide.
Penurunan muka air tanah tidak mengganggu/merugikan bangunan di
sekitarnya.
Tersedia saluran pembangunan air dewatering.
Pelaksanaan Metode Predrainage :
Prinsip predrainage di sini adalah muka air tanah di daerah galian
diturunkan sampai di bawah elevasi rencana dasar galian, dengan
menggunakan wellpoint system, sebelum pekerjaan galian dimulai. Dengan
demikian selama proses penggalian tidak akan tergganggu oleh air tanah.
Video Metode Well Point
Metode Cut Off
Prinsip metode dewatering Cut Off ini adalah memotong
aliran air dengan suatu dinding pembatas, sehingga daerah yang
dikehendaki dapat terbebas dari air tanah. Ditinjau dari pergerakan
air tanah, Metode dewatering cut off ini paling baik, karena tidak
terjadi aliran air tanah, dan tidak terjadi penurunan muka air tanah
di sekeliling luar daerah galian. Jenis dinding yang digunakan
beserta urut-urutan kerjanya dapat dijelaskan sebagai berikut:
Steel Sheet Pile
Secant Piles
Slurry Trenches
Metode Cut Off
Berikut merupakan gambaran metode cut off.
Guide wall
Metode Cut Off
Metode Cut Off dengan Secant Piles
Dewatering dengan Metode Cut Off dapat dilakukan dengan
menggunakan Secant Piles, yaitu tiang yang saling bepotongan sehingga
membentuk dinding yang rapat.
Prosesnya sama dengan diaphragm wall, tetapi materialnya
menggunakan tiang beton bertulang dan tiang dari semen bentonite.
kecuali item terakhir (karena pada metode dewatering Cut Off ini
tidak ada penurunan muka air tanah di sekitarnya).
Dinding Cut Off diperlukan juga untuk struktur penahan tanah.
tanah.
Tidak tersedia saluran pembuang (saluran drain).
basement.
Video Metode Cut Off
Metode Concrete Diaphragm Wall
Metode Secant Piles
Metode Slurry Trenches
PERALATAN DEWATERING
Untuk pekerjaan dewatering, alat yang paling utama adalah pompa,
sedangkan alat yang lain adalah sifatnya membantu saja.
1. Open Pumping
Peralatan yang diperlukan hanya pompa saja. Bila pompa yang
dipergunakan pompa listrik, maka perlu juga disediakan generator
(bila tidak tersedia power listrik di tempat).
Dewatering Pump
PERALATAN DEWATERING
2. Predrainage
Untuk sistem well (jarak titik lebih dari 5 m) peralatan yang
diperlukan adalah :
a. Jetting, yaitu untuk well diameter 600 mm, dengan kedalaman 30 m,
dan tanah berupa pasir.
b. Self jetting, yaitu untuk well diameter 200 mm, dengan kedalaman
dangkal, dan tanah berupa pasir.
c. Hole puncher, untuk lapisan tanah yang sulit ditembus dan memiliki
kemampuan bor yang lebih dalam.
d. Pipa casing dengan screen. Alat ini biasanya dipasang bersama pada
saat pengeboran, misalnya dengan hole puncher.
e. Pompa submarsible, diletakkan dalam casting yang ada.
f. Generator listrik untuk melayani pompa submarsible.
PERALATAN DEWATERING
Untuk sistem wellpoint (jarak titik 1 – 4 m) peralatan yang diperlukan
adalah :
a. Sama seperti pada well sistem, tetapi yang dimasukkan ke dalam
casing adalah pipa yang dilengkapi dengan footclep.
b. Pipa header, yang menghubungkan semua wellpoint.
c. Pompa yang dihubungkan pada pipa header.
Pada sistem ini yang perlu diperhatikan adalah sambungan pipa tidak
boleh bocor.
Alat Predrainage Dewatering
Pembekuan (Freezing)
Grouting
Saluran (Subdrainage)
Tunnel Dewatering
Tekanan Udara (Compressed Air)
Konsep dewatering dengan metode ini sederhana, yaitu
tekanan udara di dalam tunnel dijaga agar lebih besar daripada
tekanan rembesan air tanah.
Secara sederhana berdasarkan pertimbangan hidrostatik
dapat dijelaskan bahwa setiap tekanan 1 psi dapat mengatasi
tekanan tinggi air sebesar 2,31 ft atau setiap tekanan 1 kg/cm2
dapat mengatasi tekanan tinggi air sebesar 10 meter. Analisis
hidrostatis ini hanya digunakan sebagai pedoman kasar saja,
karena pada kenyataannya tekanan udara pada tunnel
dipengaruhi oleh hubungan yang kompleks antara beberapa
faktor.
Tunnel Dewatering
Pembekuan (Freezing)
Pada daerah dingin, ada kemungkinan alternatif
menggunakan dewatering dengan teknik pembekuan air tanah. Tempat
atau daerah yang akan dibangun terowongan, air tanahnya harus
dibekukan dengan proses elektrik, sehingga pada waktu dilakukan
penggalian terowongan tidak terjadi kesulitan karena air tanah. Setelah
proses pemasangan steel support galian, proses pembekuan dapat
dihentikan.
Dewatering metode
pembekuan
Tunnel Dewatering
Grouting
Bila proses pembekuan air tanah tidak dapat diambil sebagai
alternatif, maka dapat digunakan dewatering dengan metode
grouting. Prosesnya adalah daerah sekitar terowongan dilakukan
grouting, sehingga pada saat penggalian air tanah tidak akan
mengganggu.
Dewatering metode
grouting
Tunnel Dewatering
Saluran (Subdrainage)
Untuk tanah yang kecepatan rembesnya kecil, air tanah tidak
akan banyak mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Namun
demikian kumpulan air tanah tersebut harus dapat disalurkan
keluar melalui saluran di dasar terowongan.
Dewatering metode
saluran