sumber daya negara lain tetapi masih tetap berhubungan dengan negara asal, istilah ini juga
menunjuk kepada suatu himpunan keyakinan yang digunakan untuk melegitimasikan atau
mempromosikan sistem ini, terutama kepercayaan bahwa moral dari pengkoloni lebih hebat
ketimbang yang dikolonikan.
Negara kolonialisme pertama adalah inggris dan spanyol. Pendukung dari kolonialisme berpendapat
bahwa hukum kolonial menguntungkan negara yang dikolonikan dengan mengembangkan
infrastruktur ekonomi dan politik yang dibutuhkan untuk pemodernisasian dan demokrasi. Mereka
menunjuk ke bekas koloni seperti Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Hong
Kong dan Singapura sebagai contoh sukses pasca-kolonialisme.
Peneori ketergantungan seperti Andre Gunder Frank, berpendapat bahwa kolonialisme sebenarnya
menuju ke pemindahan kekayaan dari daerah yang dikolonisasi ke daerah pengkolonisasi, dan
menghambat kesuksesan pengembangan ekonomi.
Pengkritik post-kolonialisme seperti Franz Fanon berpendapat bahwa kolonialisme merusak politik,
psikologi, dan moral negara terkolonisasi.
Penulis dan politikus India Arundhati Roy berkata bahwa perdebatan antara pro dan kontra dari
kolonialisme/ imperialisme adalah seperti "mendebatkan pro dan kontra pemerkosaan".
Lihat juga neokolonialisme sebagai kelanjutan dari dominasi dan eksploitasi dari negara yang sama
dengan cara yang berbeda (dan sering kali dengan tujuan yang sama).