SRPMK (2/2)
Prosedur Perencanaan SRPMK
φMn > Mu
Dalam merencanakan tulangan longitudinal, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi:
– ρ=As/Ag maksimal 0.025 dan minumum sesuai dengan ketentuan konvensional
– di joint, momen nominal positif > 1/2 momen nominal negatif
– momen nominal spanjang balok > 1/4 momen nominal maksimum di ujung balok
– splice tidak boleh diletakkan di daerah sepanjang 2h dari ujung balok
gambar 2.
Ketentuan Tulangan Longitudinal Balok (sumber 3)
Sebaliknya, jika momen akibat gaya gravitasi relatif lebih besar daripada momen akibat
gaya gempa, sendi plastis akan terjadi di lokasi agak di tengah balok. Pada saat
berkebalikan, sendi plastis bergeser ke sisi lainnya, namun juga tidak sampai tepi balok.
Dalam hal ini sendi plastis tidak mengalami momen yang berkebalikan (riverse)
sehingga dapat mengakibatkan deformasi yang terus bertambah yang membahayakan
struktur.
Perilaku seperti ini dapat dihindari jika momen akibat gaya gempa lebih besar daripada
momen akibat gaya gravitasi, atau memenuhi persamaan berikut:
2. Joint Shear
Setelah desain balok selesai, maka selanjutnya adalah pemeriksaan joint shear pada
sambungan balok-kolom. Pemeriksaan joint shear iniperlu dilakukan karena biasanya
menentukan ukuran kolom.
gambar 4. Lokasi Kelelehan (yielding)
(sumber 3)
Pada saat terjadi gempa, ujung balok mengalami kelelehan dengan momen Mpr terjadi
di ujung balok atau muka kolom. Pemeriksaan joint shear dimaksudkan untuk
menghitung apakah jointmampu menahan Mpr yang terjadi yang berasal dari semua
balok yang bersambung di titik joint tersebut.
gambar 5. Free
body diagram pada (a) kolom dan (b) join (sumber 3)
Gaya geser pada joint Vj dihitung dengan mempertimbangakn Mpr dan Ve (Ve, gaya
geser akibat Mpr, lihat prosedur no.3) dari balok di setiap sisi dan juga dengan
mengasumsukan adanya gaya T sebesar 1.25AsFy akibat tulangan yang menerus
melalui joint. Vj ini harus lebih kecil dari kua geser nominaljoint Vn yang dihitung
berdasarkan rumus:
φ = 0.85
Nilai = 1.7 untuk joint dengan balok di 4 muka
Nilai = 1.2 untuk joint dengan balok di 3 muka
Nilai = 1.0 untuk untuk lainnya
Aj = luasan efektif join sesuai dengan ACI 318-08, section 21.7.4.1
Dalam menghitung kebutuhan tulangan geser di daerah ujung balok (end zone), kuat
geser balok akibat beton Vc harus diabaikan, sehingga murni yang bekerja adalah kuat
geser akibat tulangan Vs. Di luar end zone, kuat geser balok dapat dihitung secara
konvensional yaitu penjumlahan antara Vc+Vs.
4. Desain Kolom
Dalam SRPMK, tulangan kolom dibatasi minimum 1% dan maksimum 6% dari luasan
penampang kolom. Namun tulangan sebanyak 6% biasanya menghasilkan tulangan
yang sangat padat, terutama pada bagian splice, sehingga jika memungkinkan
biasanya digunakan jumlah tulangan 2%-4%.
Untuk mendapatkan perilaku strong column-weak beam, jumlah nominal Mn dari kolom
minimal 1.2 kali dari jumlah Mn dari balok yang menyambung pada sambungan balok-
kolom. Pemeriksaan in harus dilakukan pada semua arah gaya gempa.
Dalam menghitung kekuatan lentur kolom Mn, perlu diperhatikan gaya aksial
maksimum dan minimum yang terjadi pada kolom, karena kekuatan lentur kolom
dipengaruhi oleh besarnya gaya aksial yang dipikul oleh kolom.
gambar 10. Mpr pada kolom dipengaruhi gaya
aksial yang dipikulnya (sumber 3)