Anda di halaman 1dari 9

Integrasi Agen Struktur

Peningkatan perhatuan teori sosiologi atas masalah mikro-makro


sejajar dengan peningkatan struktur. Margaret Archer berpendapat bahwa
masalah agen dan struktur dapat dilihat sebagai masalah fundamental
dalam teori sosiologi modern. Pada tingkat superfisial masalah mikromakro dan agen-struktur terdengar mirip dan sering dibicarakan seakan
masalah itu serupa. Ada perbedaan yang cukup signifikan diantara
keduanya. Meski konsep agen pada umumnya berada ditingkat mikro,
atau individual konsep ini juga merujuk kepada kolektivitas (makro).
Definisi Giddens mengenai sistem secara tak langsung mencakup
kedua tipe struktur tersebut, karena definisi sistem meliputi hubungan
yang berulang-ulang (reproduced) antara aktor individu atau aktor
kolektif. Jadi baik agen maupun struktur dapat mengacu kepada fenomena
tingkat mikro atau makro atau keduanya. Mikro sering mengacu kepada
kesadaran aktor, mikro juga dapa mengacu kepada perilaku atau
behaviour dalam pilihan rasional. Sedangkan, istilah makro tidak hanya
mengacu kepada struktur sosial berskala luas tetapi juga mengacu
kepada kultur dan kolektivitas tertentu. Jadi mikro mungkin bisa atau tidak
mengacu kepada agen dan makro mungkin bisa atau tidak mengacu
kepada struktur
Teori Strukturasi
Tokoh yang terkenal dalam mengintegrasikan agen dan struktur
adalah Anthony Giddens. Buku The Constitution of Society dapat
dikatakan

sebagai

menguraikan

buku

inti

dari

teori strukturisasi yang

pemikiran
mana

Giddens

teori ini

yang

sebenarnya

ingin menyelesaikan konflik besar dalam ilmu sosial yang terjadi sampai
sekarang,

yaitu

konflik

antara

struktur

dan

agen.

Giddens

menyatakan:
setiap riset dalam ilmu sosial atau sejarah selalu menyangkut
penghubungan dengan struktur, namun hal ini tak berarti
bahwa struktur menentukan tindakan dan sebaliknya

Ananda D.Y Universitas Gadjah Mada 2016

Page 1

Giddens meneliti sejumlah teori besar yang berorientasi individual


atau agen contohnya teori tentang behaviour interaksionisme simbolik
maupun yang berorientasi masyarakat atau struktur yaitu fungsionalisme
struktural dan menolak pendekatan teoritis itu. Giddens menyatakan
bahwa harus memulai dari praktik (interaksi) sosial yang berulang. Lebih
dari itu Giddens juga menyatakan bahwa teori strukturasi merupakan
proses dari praktik sosial yang diatur melintasi ruang dan waktu.
Menurut Bernstein (1989), tujuan fundamental dari teori strukturasi
adalah untuk menjelaskan hubungan dialektika dan saling memengaruhi
antara agen dan struktur. Dengan demikian agen dan struktur dapat
dipahami dalam keadaan saling terpisah satu sama lain. Agen dan
struktur ibarat dua sisi mata uang logam. Menurut Giddens agen dan
struktur adalah dwi rangkap. Seluruh tindakan sosial memerlukan struktur
dan seluruh struktur memerlukan tindakan sosial. Agen dan struktur
saling berkaitan dalam praktik dan aktivitas manusia.
Aktivitas tidak dihasilkan melalui kesadaran, melalui konstruksional
tentang realitas, atau tidak diciptakan oleh struktur sosial. Giddens juga
memusatkan perhatian pada proses dialektika dimana praktik sosial,
struktur, dan kesadaran diciptakan. Secara singkat, Giddens menjelaskan
masalah agen-struktur secara historis, proses, dan dinamis. Pemikiran ini
membawa Giddens ke gagasannya mengenai hermeneutika ganda baik
aktor maupun sosiolog menggunakan bahasa. Berikut akan dibahas
beberapa komponen strukturasi Giddens. Dimulai dengan pemikirannya
mengenai agen yang terus menerus memonitor pemikiran dan aktivitas
mereka sendiri serta konteks dan fisik. Dalam teori strukturasi, si agen
atau aktor memiliki tiga tingkatan kesadaran:
1. Kesadaran diskursif (discursive consciousness) adalah apa yang
mampu dikatakan atau diberi ekspresi verbal oleh para aktor, tentag
kondisi-kondisi
tindakannya

sosial,
sendiri.

khususnya
Kesadaran

tentang

kondisi-kondisi

diskursif

adalaha

dari
suatu

kemawasdirian (awareness) yang memiliki bentuk diskursif.


2. Kesadaran praktis (practical consciousness) adalah apa yang aktor
percaya tentang kondisi-kondisi sosial dari tindakannya sendiri.
Ananda D.Y Universitas Gadjah Mada 2016

Page 2

Namum hal itu tidak bisa diekspresikan si aktor secara diskursif.


Bedanya dengan kasus ketidaksadaran (unconscious) adalah, tidak
ada represi yang menutupi kesadaran praktis.
3. Motif atau kognisi tak sadar (unconscious motives/cognition). Motif
lebih merujuk ke potensial bagi tindakan, ketimbang cara (mode)
tindakan itu dilakukan oleh si agen. Motif hanya memiliki kaitan
langsung dengan tindakan dalam situasi yang tidak biasa, yang
menyimpang dari rutinitas. Sebagian besar dari tindakan-tindakan
agen

sehari-hari

tidaklah

secara

langsung

dilandaskan

pada

motivasi tertentu.
Inti konseptual teori strukturasi terletak pada pemikiran tentang
struktur sistem dan dwi rangkap struktur. Struktur didefinisikan sebagai
properti yang berstruktur rules dan resources yang memungkinkan praktik
sosial serupa yang dapat eksis disepanjang ruang dan waktu yang
membuatnya menjadi sistemik. Giddens berupaya menghindarkan kesan
bahwa struktur berada diluar atau eksternal terhadap tindakan aktor.
Struktur sosial bukanlah sebuah kerangka seperti balok menopang sebuah
bangunan atau kerangka dalam sebuah tubuh.
Giddens mendefinisikan sistem sosial sebagai praktik sosial yang
dikembangbiakkan (reproduced) atau hubungan yang direproduksi antara
aktor dan kolektivitas yang diorganisir sebagai praktik sosial tetap. Sistem
sosial tidak memiliki struktur, tetapi dapat memperlihatkan ciri-cir
strukturalnya. Struktur tak dapat memunculkan dirinya sendiri dalam
ruang dan waktu tetapi dapat menjelma dalam sistem sosial dalam
bentuk praktik sosial yang direproduksi.
Giddens memusatkan perhatian pada fakta bahwa sistem sosial
merupakan konsekuensi yang tidak diharapkan atas suatu tindakan
manusia. Akibat yang tidak diharapkan ini menjadi kondisi yang tak
dikenal dari tindakan dan menjadi umpan balik dari tindakan. Kondisi ini
menghindarkan upaya untuk mengendalikan, namun bagaimanapun aktor
terus berupaya mengendalikan. Jadi struktur menjelma dalam ingatan
agen

yang

memiliki

pengetahuan

Ananda D.Y Universitas Gadjah Mada 2016

banyak.

Rules

dan

resources

Page 3

menjelmakan

dirinya

sendiri

baik

ditingkat

makro

maupun

mikro

kesadaran manusia.
Dalam strukturasi Giddens menyatakan bahwa struktur tanpa ada
tanpa agen dan sebaliknya. Rachlin (1991) juga menyatakan bahwa
strukturasi meliputi hubungan dialektika antara agen dan struktur. Teori
Giddens ini dapat diaplikasian kepada realitas antara lain: pertama, teori
strukturasi memusatkan perhatian pada tatanan institusi sosial yang
melintasi

ruang

dan

waktu.

Kedua,

memusatkan

perhatian

pada

perubahan institusi sosial. Ketiga, peneliti harus peka terhadap cara


pemimpin institusi mampu mengubah pola sosial. Keempat, pakar
strukturasi perlu memonitor dan peka terhadap pengaruh temuan
penelitian terhadap kehidupan sosial.
Ada beberapa kritik yang disampaikan oleh sosiolog lain mengenai
teori strukturasi Giddens. Gregory (1989) mengatakan bahwa Giddens
lebih banyak mencurahkan perhatiannya kepada waktu ketimbang ruang.
Ian Craib (1992) memberikan kritik sangat sistematis atas karya Giddens.
Pertama, Craib menyatakan karya Giddens mempunyai kekurangan
kedalaman ontologis, artinya Giddens gagal menerangkan struktur
sosial yang melandasi kehidupan sosial. Kedua, Giddens tak mampu
mengambil gagasan yang bermanfaat dari metateori akibatnya ia tak
dapat memanfaatkan semuanya secara utuh. Ketiga, Giddens kekurangan
basis memadai untuk membuat analisis kritis tentang masyarakat.
Keempat, teori Giddens begitu fragmented dan tidak berkaitan.
Kultur dan Agen
Hubungan antara agen dan kultur merupakan karya Archer (1988)
yang

sebelumnya

mengkritik

teori

strukturasi

Giddens

dan

menghubungkannya dengan sistem lain. Archer memusatkan perhatian


pada morphogenesis

yang menyatakan bahwa proses pertukaran yang

kompleks tak hanya menimbulkan perubahan struktur dari sistem, tetapi


juga

produk

akhir

berupa

perluasan

struktural.

Pendekatan

morphogenesis mengamati sepanjang waktu mengenai tindakan dan


interaksi, perubahan struktural, dan perluasan struktural.
Ananda D.Y Universitas Gadjah Mada 2016

Page 4

Perbedaan mendasar antara Archer dan Giddens adalah kasus


Giddens mengenai dualitas bertentangan dengan konsep Archer. Archer
mengritik Giddens ketika mengatakan terlalu banyak kesimpulan dengan
tergesa-gesa padahal tugas penting adalah untuk mengamati kedua sisi
(agen dan struktur) dalam waktu bersamaan, meneliti adanya pengaruh
agen dan struktur sepanjang waktu. Kegelisan utama Archer adalah
bahwa

konsep

dualitas

bagian

dan

individu

akan

berarti

saling

memengaruhi antara satu sama lain akan dijelaskan. Konsep dualitas


ataupun dualisme sama-sama berperan dalam menganalisis kehidupan
sosial. Dalam kasus tertentu berguna untuk memisahkan struktur dan
tindakan atau makro dan mikro.
Kritik kedua terhadap Giddens bahwa teori strukturasinya tidak
memiliki

hasil

pendekatan

apapun,

hanya

morphogenesis

lingkaran

menuju

tanpa

kearah

ujung.

perluasan

Sebaliknya,
struktural.

Morphogenesis adalah latarbelakang untuk memainkan peran dalam


menentukan teori kultur-agen. Antara struktur dan kultur terdapat
perbedaan substantiv dan masing-masing relatif otonom. Dalam teori
morphogenesis perhatian atas bidang struktur dipusatkan pada persoalan
bagaimana

kondisi

struktural

memengaruhi

interaksi

sosial

dan

bagaimana selanjutnya interaksi ini menimbulkan perluasan kultural.


Kondisi kultural mengacu kepada bagian-bagian atau komponen sistem
kultural.
Sistem sosiokultural menurut logika, mendahului tindakan dan
interaksi sosiokultural memengaruhi dan dipengaruhi oleh tindakan
tersebut. Archer tak hanya berupaya menerangkan perluasan kultural
tetapi juga perwujudannya secara khusus. Teori Archer juga memiliki
dimensi konflik dan ketertiban. Komponen atau sistem kultural mungkin
bertentangan dan juga saling melengkapi. Ini akan memperjelas apakah
agen akan terlibat dalam hubungan konflik atau hubungan yang teratur
satu dengan yang lain. Hubungan ini akan menentukan apakah hubungan
kultural stabil atau berubah-ubah.
Pendekatan terhadap kultur dibedakan menjadi tiga dari pendekatan
umum lain. Pertama, kultur sebagai sebuah fenomena makro yang
Ananda D.Y Universitas Gadjah Mada 2016

Page 5

memengaruhi

aktor

tanpa

sepengetahuan

mereka.

Kedua,

suatu

kelompok memaksakan pandangan hidupnya terhadap kelompok lain.


Ketiga, kultur adalah produk keagenan manusia dan dalam waktu
bersamaan interaksi sosial melekat didalamnya. Studi morphogenesis
karya Archer memiliki tujuan akhir untuk menyatukan analisis struktur,
kultur, dan agen. Dengan konsep ini orang akan menemukan timbal balik
dari struktur dan kultur terhadap agen.
Human Agency, The Structuration Process, and Social System :
Linking Micro, Meso, And Macro Level Of Analysis
Pada chapter ini akan menyajikan tiga perspektif bagaimana hubungan
tindakan dan aksi individu dalam sistem sosial pada level micro, meso,
dan macro :

Teori strukturasi Anthony Giddens menawarkan analisis terkait


interrelasi antara agen dan struktur. Teori ini hadir sebagai kritik
terhadap pandangan sosiologi klasik struktural fungsionalisme yang
mereduksi peran agen dalam stuktur. Beriky

Teori sistem terbuka morphogenic Walter Buckley menganalisis pola


budaya dan relasi sosial dimana individu melibatkan diri dan
mendapatkan feedback yang memperkuat inovatif behaviour.

Sistem sosial autopoetic Niklas Luhmann memandang sistem sosial


yang

terbentuk

dengan

sendirinya

melalui

komunikasi

untuk

menjangkau kompleksitas yang membedakan dengan kompleksitas


lingkungan.
Sosiologis Anthony Giddens menyebut structuration sebagai proses
melibatkan human beings dalam tindakan sepanjang waktu. Struktur
sosial tidak akan pernah ada kecuali sebagai manifestasi dari tindakan
dan interaksi individu. Struktur bagaikan rule of the game. Konsep
mengenai struktur kontras dengan perspektif yang mengimplikasikan
bahwa struktur berada sebagai relaitas objektif yang memengaruhi
tindakan individu dengan bebas sesuai dengan knowledge. Secara singkat
disini bagaimana individu yang dianggap sebagai aktor memaknai rule of
Ananda D.Y Universitas Gadjah Mada 2016

Page 6

the game jika tidak mampu mengikuti rules dalam struktur maka ada dua
pilihan yaitu keluar dari permainan atau merubah rules tersebut.
Dua tipe dari rules adalah pertama, aturan konstitutif dibentuk,
dibuat dan didefinisikan sebagai sifat dari realitas sosial yang di hasilkan.
Seperti contoh pemain basketball yang memilih untuk memegang bola
sampai ke keranjang dari pada mendribel, kita bisa menyebutnya bukan
aturan dalam permainan basket. Kedua, aturan regulative yaitu mengatur
cara itu dimainkan dan memberikan sanksi atas pelanggaran. Dalam
kehidupan sesungguhnya banyak definisi inkosistensi dan ambiguitas
mengenai apa yang terjadi. Seperti contoh pertemuan antara siswa SMA
dengan guru diluar kelas atau sekolah. Apakah mereka harus bertindak
layaknya guru dan murid seperti ketika disekolah.
Dua tipe dari resources menurut Giddens terdiri dari, pertama,
sember daya allocative yaitu aset material yang digunakan dalam
produksi dan konsumsi. Sedangkan yang kedua disebut sumber daya
authoritative terdiri dari kemampuan atau hak untuk mempengaruhi
perilaku

orang

lain.

Giddens

memungkinkan

dan

membatasi

keseimbangan

berbagainya

menyatakan
(constraining

macam

bahwa

struktur

harus

and

enabling)

untuk

individu

dalam

segmentasi

masyarakat. Giddens menekankan perbedaan distribusi sumber daya


menyoroti konflik dan kontradiksi yang tidak sesuai dalam struktur
sosioekonomic dalam masyarakat modern kapitalis. Penjelasan konsep
pemikiran Giddens dapat dilihat sebagai berikut :

Ananda D.Y Universitas Gadjah Mada 2016

Page 7

Giddens mencoba untuk meninggalkan perbedaan mikro/makro dan


membuat perbedaan alternatif lainnya agen/ struktur. Struktur terdiri dari
rules dan resources yang digunakan individu dalam praktik dimana
keduanya harus selalu reproduced.

Tindakan ini menggabungkan

pengetahuan dan keterampilan individu yang berperan sebagai agen, dan


mereka
jalannya

mencerminkan
peristiwa

di

kemampuan
dunia

sosial

individu

untuk

mereka.

Giddens

mempengaruhi
menganggap

perspektif ini memiliki perbedaan yang tajam dengan gagasan bahwa


individu menjadi pasif menanggapi kekuatan struktural yang tidak mereka
ketahui dan mereka tidak memiliki kontrol. Argumen dasar Giddens
mengenai teori strukturasi dapat digambarkan sebagai berikut:
Agency

Practices

Structure

Sistem sosial baik mikro, meso maupun makro terdiri dari hubungan
sosial yang sebenarnya dimana individu terlibat dalam proses strukturasi.
Struktur tersebut antara medium dan outcome dari praktik dimana sistem
sosial berada. Singkatnya, sistem sosial merupakan medium untuk
diintepretasikan sekaligus outcome seperti apa yang akan membentuk
sistem.

Giddens

mengacu

kepada

banyak

perspektif

teori

yang

dianggapnya kurang tetapi dapat mereformulasi perspektifnya. Pada level


mikro teori strukturasi digunakan untuk menganalisis sifat dinamis agen,
kontingensi terlibat dalam tindakan sosial, dan yang paling penting proses
interaksi untuk mencapai penafsiran subjek. Pada level makro, fokus
kepada struktur lembaga besar yang menyediakan framework proses
mikro terjadi.
Dalam upaya untuk mamajukan public dissemination (penyebaran
publik) yang lebih luas, penting untuk mengarahkan antara dua ekstrem.
Di satu sisi, jika analisis yang terlalu jauh dari konsep biasa, ada risiko
sosiolog yang akan diberhentikan sebagai tidak relevan "ivory tower" teori
yang tidak dapat di kehidupan yang sesungguhnya "real world". Di sisi
Ananda D.Y Universitas Gadjah Mada 2016

Page 8

lain jika analisis mereka terlalu dekat dengan perspektif logika kehidupan
sehari-hari,

mereka

berisiko

ditolak

dan

dianggap

hanya

sebagai

explaining the obvious tanpa menambahkan pengetahuan baru atau


wawasan yang sudah banyak diketahui orang.

Ananda D.Y Universitas Gadjah Mada 2016

Page 9

Anda mungkin juga menyukai