Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PERSPEKTIF TEORI KOMUNIKASI LINTAS/ANTAR BUDAYA

TEORI STRUKTURASI

Disususn Oleh :

KELOMPOK 2

1. AVANT GARDIO E.M (2277700043)

2. DIKI APRIANO BURA


(2003050179)

3. LIDWINA SILA (2003050198)

4. MARIA C.P.TAEK (2003050111)

5. SANTI NDUN (2003050049)

6. PEDRO G. UKAT (2003050216)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

2022/2023

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori strukturasi mengulas tentang agen struktur. Dalam teori ini ada pengaruh Marxian dan
melihat The Constitution of Society sebagai cerminan dictum integratif yang melekat dalam
pemikiran Marx.

Teori marx ini bagi Giddens hanyalah salah satu masukan bagi teorinya. Yang mana teori
strukturasi ini masukan dari berbagai teori tidak terbatas dari teori Marx. Antara fungsionalisme
dan strukturalisme memiliki beberapa kemiripan yang jelas, meski ada pertentangan yang
menyolok diantara kedua faham tersebut. Keduanya cenderung mengekspresikan sudut pandang
naturalistic dan menuju ke obyektivisme. Strukturalisme dan fungsionalisme menekankan
keunggulan keutuhan sosial atas bagian-bagian individualnya (yakni aktor-aktor kostituennya,
subyek-subyek manusia). Dalam sosiologi interpretatif, tindakan dan makna disesuaikan dengan
keunggulan pada penjelasan perilaku manusia, konsep-konsep strukturalis tidak begitu penting
dan tidak banyak berbicara tentang kendala.

Namun bagi fungsionalisme dan strukturalisme, struktur (dalam pengertian yang luas yang
diberikan pada konsep itu) memiliki keunggulan dibandingkan tindakan dan kualitas-kualitas
pembatas struktur benar-benar diberi penekanan Teori Strukturasi memusatkan pada praktik
sosial yang berulang itu yang pada dasarnya adalah sebuah teori yang menghubungkan antara
agen dan struktur keduanya. Antara agen dan struktur tidak dapat dipisahkan, menurut Giddens
antara agen dan struktur seperti dua mata uang logam. Keduanya memiki hubungan dwi rangkap.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka kami mengambil beberapa rumusan masalah yaitu :
1. Siapa penggagas dan paradigma dari teori strukturasi

2. apa konsep dari teori strukturasi

3. apa saja asumsi teoritis dari teori strukturasi

4. contoh apa yang berkaitan dengan teori strukturasi.

1.3 Tujuan

Tujuan di buatnya makalah ini agar kita sebagai mahasiswa dapat paham dan mengetahui tentang
teori strukturasi.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penggagas dan Paradigma


Teori strukturasi adalah teori ilmu sosial tentang penciptaan dan reproduksi sistem sosial
yang berbasis pada analisis struktur dan agen, tanpa memberi keunggulan pada keduanya.
Teori ini diusulkan oleh sosiolog Anthony Giddens, dan menuliskannya dalam buku The
Constitution of Society. Teori strukturasiAnthony Giddens mendasarkan diri pada
pengidentifikasian hubungan yang berlangsung antara individu dan institusi sosial. Teori ini
meletakkan keseimbangan peran yang dimainkan aktor (manusia) dengan pilihan terbatas
yang ada dalam sejarahnya dan yang ada dalam tatanan sosialnya. Di satu sisi, manusia
memiliki pengetahuan yang dibatasi dan tidak memiliki seluruh preferensi atas
tindakannya.Pada sisi yang lain, manusia adalah pencipta struktur sosial dan penyebab
perubahan sosial. Teori ini membuktikan keberadaan dualitas manusia antara struktur dan
agensi ini daripada menentukan apa yang sebenarnya menyebabkan atau
memperkuat keberadaannya.Agensi dan struktur adalah saling terhubung dan tidak dapat
dipisahkan, karena keduanya adalah 'dualitas struktur'. Aktor(manusia) memiliki kemampuan
sebagai pencipta struktur masyaraka, melalui pembuatan norma, penyusunannilai-nilai, dan
perancangan penerimaan sosial. Tetapi aktor (manusia) mendapatkan pembatasan dari
struktur sosial. Seseorang tidak dapat memilih siapa orang tuanya dan waktu
kelahirannya. Giddens menggambarkan struktur sebagai modalitas, berupa seperangkat tata
aturan dan berbagai sumber daya yang mengendalikan bahkan mengarahkan tindakan
manusia. Tindakan manusia dibatasi oleh aturan, tetapi sumber daya menyediakan fasilitas
bagi tindakan manusia. Strukturasi adalah suatu proses bagaimana aktor mereproduksi
struktur, melalui sistem interaksi yang muncul sebagai hasil dari penggunaan struktur.
Sistem hubungan yang menunjukkan bahwa aturan membatasi interaksi sosial aktor,
sementara sumber daya memfasilitasi dan mereproduksi interaksi sosial aktor.Secara
universal memang struktur yang berupa nilai-nilai moral, tradisi, impian ideal, bahkan
institusi sosial bersifat stabil, namun demikian struktur dapat diubah apabila terdapat tindakan
yang tidak disengaja. Misalnya, ketika manusia meninggalkan norma sosial, manusia akan
mengganti atau mereproduksi norma sosial lainya dengan cara yang berbeda.

2.2 Konsep

Strukturasi menyatakan manusia memiliki kemampuan membuat struktur dan secara


sukarela menentukan struktur untuk mereka sendiri, artinya manusia memiliki kebebasan
penuh untuk membangun lingkungan hidup sendiri. Konsep strukturasi merupakan kritik
Giddens terhadap teori fungsionalisme dan dan teori evolusioner. Teori sosial memerlukan
adanya rekonstruksi yang berbeda dari mazhab sosiologi interpretatif, fungsionalisme, dan
strukturalisme. Untuk itu diperlukan langkah rekonstruksi daripada sintesis untuk mencapai
apa yang disebut ke arah ”teori strukturasi”. Strukturasi menenggarai pentingnya praktik sosial
baik dalam aksi maupun struktur. Praktik-praktik sosial harus dipahami sebagai kesesuaian
antara ucapan dan tindakan, atau signifikansi dan aksi. Ada hubungan dialektik antara struktur
dan tindakan, karena setiap tindakan menyumbang bagi reproduksi struktur, juga merupakan
tindakan kontruksi, suatu upaya yang sengaja dilakukan, dan oleh karena itu dapat mengawali
perubahan struktur itu pada saat yang sama mereproduksinya. Dengan demikian secara umum
dinyatakan bahwa Giddens memusatkan perhatian pada proses dialektika dimana praktik
sosial, struktur, dan kesadaran diciptakan sehingga sebenarnya Giddens menjelaskan masalah
agen-struktur secara historis, prosesual, dan dinamis.

Sebagaimana diungkapkan dalam teori strukturasi, Giddens menyatakan bahwa ada


hubungan antara pelaku dan struktur, di mana hubungan antara keduanya berupa relasi
dualitas. Dalam hubungan dualitas, bukan dualisme, termaksut pengertian bahwa antara pelaku
dan struktur tidak terpisahkan dii antara keduanya terjadi hubungan saling mempengaruhi.
Hubungan antara pelaku dengan struktur dapat dipahami melalui praktik sosial dii mana
praktik sosial itu sendiri merupakan kejadian atau kebiasaan sehari-hari hasil interaksi antara
struktur dengan pelaku. Hubungan tersebut dipengaruhi kesadaran praktis dan kesadaran
diskursif dari pelaku. Melalui kesadaran praktis pelaku, struktur dapat memenjarakan atau
membatasi pelaku dengan cara memaksa untuk melakukan rutinisasi tindakan (sebagai
kebiasaan sehari-hari). Sebaliknya dengan kesadaran diskursif yang dimilikinya, pelaku
berupaya merubah struktur melalui praktik sosial baru dengan melakukan de-rutinisasi
tindakan. Giddens yang menyatakan bahwa struktur merupakan aturan (rules) dan sumber
daya (resources) dapat terbentuk dari dan membentuk perulangan praktik sosial dipahami
sebagai faktor yang tidak hanya bersifat membatasi atau mengekang tetapi juga bersifat
memberdayakan pelaku. Namun pada sisi lain, pelaku yang merupakan aktor dapat pula
mempengaruhi struktur, dalam arti tidak harus selalu tunduk kepada struktur.
2.3 Asumsi Teoritis

Salah satu usaha menggabungkan agensi dan struktur yang paling terkenal dan paling
jelas adalah teoriasi oleh Anthony Giddens. Ada pengaruh Marxian yang sangat kuat dalam
kehidupan, namun Marx hanya salah satu dari banyak masukan teoritis dalam teori strukturasi.
Giddens telah mensurvei sederetan luas teori-teori yang dimulai dengan individu (agen)
ataupun masyarakat (struktur) dan menolak kedua alternatif kutub tersebut. Domain dasar dari
studi - "studi ilmu sosial menurut teori strukturasi juga bukan merupakan keberadaan individu,
tetapi praktik-praktik sosial yang tersusun lintas ruang dan waktu”. Dengan fokusnya praktik-
praktik sosial, inti persisten teori strukturasi, untuk menjelaskan dualitas dan pengaruh-
mempengaruhi dialektis antara agensi dan struktur.

Asumsi Tentang Praktik

Titik tolak analisis Giddens adalah praktik-praktik manusia, tetapi mereka dapat dilihat
sebagai hal yang berulang. Kegiatan-kegiatan tidak dihasilkan oleh kesadaran, melalui
konstruksi sosial atas realitas., juga tidak dihasilkan melalui struktur sosial. Lebih tepatnya di
dalamnya mengungkapkan diri sebagai aktor, orang-orang yang terlibat dalam praktik, dan
melalui itulah kesadaran maupun struktur yang dihasilkan. Giddens memperhatikan kesadaran
atau refleksivitas. Akan tetapi dalam kegiatan reflektif, aktor manusia tidak hanya sadar diri,
tetapi juga ikut dalam pemantauan aliran terus menerus-kegiatan dan kondisi-kondisi
struktural. Secara lebih umum, dapat diargumenkan bahwa Giddens memperhatikan proses
dialektis ketika praktik, struktur, dan kesadaran yang dihasilkan.

2.4 Contoh

Negara dan Elit Lokal dalam Konsep Strukturasi

Struktur, sebagaimana diungkapkan Giddens di atas, selain dapat membatasi


(constraining) dapat pula memberdayakan (enabling) pelaku (agency). Dikarenakan struktur
dimaknai sebagai aturan (rules) dan sumber daya (resources), maka struktur dapat ‘diatur’
atau ‘dikendalikan’ oleh negara. Adapun artinya, negara (dalam hal ini pemerintah) dengan
kewenangan yang dimilikinya dapat menjadikan struktur sebagai sesuatu hal yang
membatasi atau memberdayakan pelaku. Apabila negara dengan kewenangannya dapat
‘mengatur’ atau ‘mengendalikan’ struktur, maka elit politik lokal diposisikan sebagai pelaku
atau ‘agency’ yang keberadaannya dipengaruhi oleh struktur. Struktur dinyatakan
membatasi elit politik lokal, apabila negara bertindak sedemikian rupa sehingga aturan dan
sumber daya yang ada akan membatasi atau mengekang ruang gerak elit politik lokal.
Sebaliknya, struktur dinyatakan memberdayakan elit politik lokal, apabila aturan dan
sumber daya yang dikendalikan negara membuka peluang atau memberdayakan elit politik
lokal untuk memperoleh kemudahan atau keuntungan bagi dirinya. Dalam konteks
hubungannya dengan elit politik lokal sebagai pelaku, tindakan yang dilakukan negara
dalam mengendalikan struktur sangat mungkin akan menjadikan struktur tersebut
membatasi atau mengekang bagi elit politik lokal dari etnis tertentu, namun tindakan yang
sama akan menjadikan struktur cenderung memberdayakan bagi elit politik lokal dari etnis
yang lainnya. Hal ini dimungkinkan karena ’constraining’ ataupun ’enabling’-nya struktur
bagi ‘agency’ dipengaruhi pula oleh kondisi dan kepentingan pelaku.

Daftar Pustaka

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Teori_strukturasi
https://ejournal.unisbablitar.ac.id/index.php/translitera/article/view/989/779

http://hmpsfis.student.uny.ac.id/2021/05/11/pemikiran-anthony-giddens-analisis-perspektif-teori-
strukturasi/

http://sejarah.upi.edu/artikel/dosen/teori-strukturasi-anthony-giddens/

http://kampungilmu45.blogspot.com/2018/07/teori-strukturasi-anthony-giddens.html?m=1

https://www.kompasiana.com/maulidaarifatulmunawaroh5313/60aa7cc98ede485c440f1b32/
memahami-sekilas-teori-strukturasi-anthony-gidden

Anda mungkin juga menyukai