OLEH KLMPK 1:
Standpoint ini dikembangkan oleh Nancy Hartsock. Standpoint Theory berawal pada
tahun 1807, ketika filsuf Jerman Georg Wilhelm Friedrich Hegel mulai mendiskusikan mengenai
hubungan antara tuan dan budak yang menyebabkan perbedaan sudut pandang pada masing-
masing peran.
Hegel menuliskan bahwa meskipun budak dan tuan tinggal pada lingkungan yang sama,
namun pengetahuan mereka akan lingkungan tersebut sangatlah berbeda. Perbedaan ini
disebabkan oleh posisi mereka di dalam sosial yang memang sudah berbeda.
Hegel berpendapat bahwa akan ada perbedaan pandangan dalam menyikapi kehidupan
sosial tersebut. Masing-masing kelompok sosial memiliki pandangan tersendiri terhadap realitas
sosial yang ada ketika itu. Karl Marx juga membenarkan bahwa posisi para pekerja dapat
membentuk cara berpikir mereka dan menentukan kekayaan intelektual yang mereka miliki. Hal
ini berkaitan dengan kesempatan para pekerja untuk mengakses pengetahuan.
Nancy Hartsock menggunakan ide-ide dari Hegel dan Karl Marx untuk kemudian
mengadaptasi Standpoint Theory untuk menguji hubungan antara wanita dan pria. Dengan ide
inilah pada tahun 1983, Hartsock mempublikasikan “ The Feminist Standpoint : Developing the
Ground for a Specially Feminist Historical Materialism”.
Hartsock mengembangkan teori yang dibuat oleh Marx. Jadi tidak hanya
melihat peran pria dan kapitalisme saja melainkan juga mengaitkan semua aktivitas manusia.
Hartsock berfokus pada klaim Marx yang menyatakan bahwa pandangan yang benar
terhadap kelas sosial berasal dari salah satu posisi mayoritas yang ada dalam masyarakat.
Hartsock mengaplikasikan konsep yang dikemukakan oleh Hegel mengenai tuan dan
budak dan juga gagasan Marx mengenai kelas dan kapitalisme terhadap isu seks dan gender.
Orang kemudian lebih menggunakan istilah “Standpoint Theory” daripada “Feminist Standpoint
Theory”. Ini dikarenakan tidak terdapat konsensus mengenai arti “feminis” itu sendiri. Banyak
peneliti yang membuat definisi-definisi mengenai “feminis”. Namun demikian, Hartsock
memiliki definisinya sendiri.
Teori standpoint atau disebut juga sebagai teori sikap merupakan sebuah teori yang dapat
mengubah kekuasaan seseorang melalui kewenangan suara pribadi individu. Dikutip dari
diction.id, teori standpoint pertama kali dipelopori oleh filsuf Jerman bernama Georg Wilhelm
Friedrich Hegel pada tahun 1807.
Ia mengemukakan bahwa teori ini membahas tentang hubungan antara tuan dan budak.
Walaupun tuan dan budak hidup dalam ruang lingkup yang sama, tetapi mereka memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang berbeda. Hal tersebut disebabkan karena posisi mereka
berbeda dalam kehidupan sosial.
Kemudian teori ini dikembangkan oleh Nancy Hartsock. Ia mengembangkan teori ini
yang memiliki pandangan tentang hubungan antara pria dan wanita. Hartsock mencampurkan
teori standpoint tersebut dengan teori feminism yang berpandangan bahwa wanita memiliki
posisi sosial untuk mengakhiri penindasan.
Serangkaian asumsi ini mendorong kita pada kesimpulan bahwa meskipun semua sudut
pandang memiliki keberpihakan, sudut pandang pada kelompok yang tertindas dapat
menjadi perhatian bagi kelompok yang mendominasi.
Sikap atau standpoint merupakan konsep utama dalam teori ini. Standpoint adalah
sudut pandang yang dapat diperoleh melalui pengalaman, pemikiran, interaksi, dan
usaha dalam hirearki sosial.
Konsep ini merupakan salah satu landasan dalam teori standpoint. Sexual division
of labor merupakan alokasi pekerjaan yang didasarkan oleh jenis kelamin. Hal ini
terkait dengan pandangan feminis dimana perempuan diposisikan hanya sebagai
pekerja domestik, sehingga tidak ada kesetaraan gender.
Kesimpulan dari teori standpoint adalah bahwa semua orang atau individu dapat
memiliki pendapat yang sama, tetapi mereka bisa memiliki sudut pandang yang berbeda.
Perbedaan tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan pengalaman, pemikiran, pembelajaran,
dan pengetahuan dalam lingkungan sosial yang berbeda pula.
5. Contoh Kasus
Berikut merupakan salah satu berita yang bisa menggambarkan apa yang dimaksud
dengan teori standpoint:
Vivi dijemput oleh orangtuanya dalam keadaan sehat di Stasiun Lenteng Agung, Sabtu
(28/10). Pihak kemahasiswaan UI menemukan Vivi di Apartemen Ambasador, Kuningan,
Jakarta Selatan. Mahasiswi ini bekerja sebagai staf administrasi di salah satu usaha katering di
Jakarta. Ia mengaku tidak dapat mengikuti perkuliahan karena bekerja untuk menutupi
kekurangan uang yang hilang.
Dikutip dari instagram @indozone.id, kasus tersebut banyak ditanggapi oleh warganet di
kolom komentar. Warganet berpendapat bahwa sikap Vivi dalam menyelesaikan masalah justru
memberikan masalah baru untuk kedua orangtuanya dan terlihat seperti tidak bertanggungjawab
terhadap pihak kampus. Ada pula warganet yang sekedar menasihani Vivi dan sebagian lainnya
memberi komentar-komentar guyon.
Dari contoh kasus di atas terdapat perbedaan pandangan dalam menyikapi kehidupan
sosial. Warganet memiliki pendapat yang sama, yaitu tidak suka dengan tindakan yang dilakukan
oleh Vivi. Tetapi ada pandangan yang berbeda seperti warganet pertama yang menyebutkan
bahwa tindakan Vivi membuat khawatir pihak keluarga dsn Vivi terkesan tidak
bertanggungjawab kepada pihak kampus.
Sedangkan pandangan warganet kedua hanya menunjukan rasa simpati lewat kalimat-
kalimat atau sekedar memberi guyonan. Penyebab adanya perbedaan pada sudut pandang
warganet, yaitu perbedaan pengetahuan yang mereka dapat seperti banyak atau tidaknya sumber
berita yang mereka baca. Apakah mereka hanya mendapatkan informasi secara mendalam atau
hanya sekedarnya saja.