Nim : 200906066
Mata Kuliah : perubahan masyarakat dan budaya
Seperti Auguste Comte, Max Weber, Karl Marx, dan tokoh lainnya. Alur pemikiran
dari ilmu sosiologi hingga saat ini, jelas ada banyak pemikiran dari para sosiolog.
Oleh karena itu dengan ada banyaknya pemahaman mengenai teori tersebut, kamu
perlu mengetahui dan mengenal lima teori dalam sosiologi klasik.
Dimana lima teori sosiologi klasik ini sebagai dasar dan awalan pondasi untuk lebih
jauh lagi memahami berbagai teori sosiologi lainnya.
Ada beberapa teori dalam sosiologi klasik yang juga perlu kamu pahami, apa saja
teorinya, simak penjelasan singkatnya dibawah ini yaitu :
1. Teori Evolusi
Premis premis dari teori evolusi yakni :
> Dimana perubahan itu akan senantiasa bergerak maju dan tidak akan bergerak
mundur
> Dimana perubahan yang akan dilalui oleh setiap manusia/masyarakat, berjalan
dalam tiga tahap perubahan.
> Dimana perubahan itu akan senantiasa berjalan secara bertahan dan beruntun
Penjelasan singkat mengenai tiga tahap yaitu tahap teologis, metafisis dan
positivisme.
Pada tahapan ini dibagi menjadi tiga juga yaitu tahap aninisme, politheisme, dan
monotheisme.
Nah dimana pada tahap ini masyarakat selangkah lebih maju dibandingkan mereka
yang berada pada tahap teologis.
> Sistem sistem yang memiliki daya guna bagi masyarakat akan bertahan dengan
sendirinya di dalam masyarakat tersebut.
Kemudian, untuk sistem yang tidak memiliki daya untuk bertahan dan tidak berguna
akan hilang dengan sendirinya di masyarakat.
> Dimana hilangnya sistem sistem yang tidak berguna dan juga didukung oleh
adanya kekuatan eksternal yang mempengaruhinya.
3. Teori Konflik
> Cara yang digunakan untuk dapat mewujudkan kepentingan itu adalah dengan
menggunakan power atau kekuatan yang dimiliki.
> Di dalam setiap masyarakat pasti akan terdapat individu yang saling berinteraksi
dengan satu sama lainnya
> Dimana interaksi itu dilakukan dengan menggunakan berbagai simbol. Ya simbol
itu bisa berupa bahasa, budaya, tradisi dan tanda, serta cara lainnya.
> Dimana untuk makna makna simbol yang digunakan dalam masyarakat itu
digunakan untuk proses interaksi adalah makna yang sudah disepakati atau adanya
konsensus bersama.
> Dimana setiap individu dalam masyarakat pasti akan melakukan suatu tindakan
sosial
> Dimana tindakan sosial itu yang dilakukan pasti memiliki suatu motif. Setiap orang
akan selalu memiliki suatu alasan terpendam dalam melakukan tindakan tersebut.
2. Teori Konflik Teori konflik memandang masyarakat sebagai satu sistem sosial
yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang memiliki
kepentingan berbeda-beda. Satu komponen akan berusaha menaklukkan komponen
lain demi memenuhi kepentingan atau mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Teori konflik misalnya dikemukakan Karl Marx, Ralf Dahrendorf, Jonathan
Turner, dan Lewis Coser.
3. Teori Interaksionisme Simbolik Teori ini pertama kali digunakan oleh Herbert
Blumer. Teori interaksionisme simbolik memusatkan perhatian pada analisa
hubungan antar-individu. Setiap individu dinilai sebagai pelaku yang dapat
menafsirkan, menilai, mendefinisikan, dan bertindak.
4. Teori Fenomenologi Bagi pendukung teori ini, pandangannya terbalik dari teori
interaksionisme simbolik. Dalam teori fenomenologi, kenyataan sosial tidak
bergantung pada makna yang diberikan oleh individu, tetapi pada kesadaran
subyektif si pelaku atau daya serap pelaku terhadap realitas sosial. Tujuan teori
fenomenologi untuk menganalisis dan melukiskan kehidupan sehari-hari atau
dunia kehidupan sebagaimana disadari oleh pelaku.
7. Teori Pertukaran Sosial Teori pertukaran sosial berangkat dari asumsi bahwa
semua kontak antar-manusia bertolak dari skema memberi dan mendapatkan
kembali dalam jumlah yang sama. Dengan asumsi ini, para pendukung teori
pertukaran sosial berpendapat bahwa ada begitu banyak tingkah laku yang
dipertukarkan dalam kehidupan sosial. Pendukung teori ini menganggap bahwa
perilaku manusia didasarkan pertimbangan untung dan rugi (costs and rewards).