2. Tahap Metafisik
Tahapan kedua ini merupakan tahap transisi ke positif. Gejala sosial
terdapat kekuatan yang dapat terungkapkan. Jadi bisa dikatakan ada
geseran cara berpikir manusia. Seperti penerangan alam sendiri tetapi
belum berpangkal dari data empiris.
3. Tahap Positif
Tahap ketiga ini pengetahuan dapat berubah dan mengalami perbaikan.
Perubahan ini seiring dengan kemampuan intelektual manusia. Akal budi
penting berdasarkan data empiris dan memperoleh hukum baru.
Max weber
Teori Tindakan Sosial adalah teori yang mengkaji tentang motif dan perilaku
dari seorang manusia. Pendekatan pemaknaan yang bersifat subyektif sehingga
memungkinkan seseorang mampu mempengaruhi dan menerima pengaruh
orang lain. Lebih lanjut Weber menyatakan bahwa setiap tindakan individu
kepada individu atau kelompok lain memiliki makna yang bersifat subjektif.
Di sisi lain, Weber berpendapat bahwa cara terbaik untuk memahami berbagai
kelompok adalah menghargai bentuk-bentuk tipikal tindakan yang menjadi ciri
khasnya. Alhasil kita dapat memahami alasan-alasan mengapa warga
masyarakat tersebut bertindak. Secara umum memang tujuan sosiologi salah
satunya adalah memahami secara mendalam makna subjektif dari tindakan
sosial seorang individu.
Teori ini berguna untuk memahami tipe-tipe perilaku tindakan setiap individu
maupun kelompok. Dengan memahami perilaku setiap individu maupun
kelompok, sama halnya kita telah menghargai dan memahami alasan-alasan
mereka dalam melakukan tindakan tersebut.
Dalam konteks motif para pelakunya Weber membagi teori tindakan sosial
menjadi empat bagian yakni Tindakan tradisional, Tindakan afektif, Tindakan
rasionalitas instrumental dan Tindakan rasionalitas nilai.
1.Tindakan Tradisional
adalah tindakan yang berdasarkan kebiasaan-kebiasaan yang sudah mengakar
secara turun temurun. Tindakan ini mengacu pada tindakan yang berdasarkan
tradisi atau tindakan yang telah dilakukan berulang-ulang sejak zaman dahulu.
Weber menilai tindakan tradisional merupakan tindakan yang tidak melalui
pemikiran yang rasional. Sebab tindakan ini berlangsung secara spontan tanpa
melalui pemikiran, perencanaan dan pertimbangan. Dasar dari tindakan ini
biasanya adat, tradisi turun temurun sejak lama. Artinya tindakan tradisional ini
terjadi secara berulang dan sama seperti sebelum-sebelumnya.
Dalam konteks Indonesia kita bisa melihat contoh tindakan tradisional ini dari
fenomena mudik. Bahwa masyarakat yang merantau di kota-kota besar akan
melaksanakan mudik ke kampung halaman di saat lebaran. Artinya apapun
yang dilakukan masyarakat atas dasar adat istiadat atau tradisi yang sudah ada
merupakan salah satu bentuk tindakan tradisional
2. Tindakan Afektif
adalah tindakan yang berdasarkan kondisi-kondisi dan orientasi-orientasi
emosional pelaku/aktor. Tindakan ini mengacu pada tindakan yang
berlandaskan oleh perasaan individu. Sama seperti sebelumnya bahwa tindakan
afektif ini tidak melalui pemikiran rasional sebab dorongan emosinal lebih kuat.
Kita perlu memahami bahwa emisional berbeda dengan rasional. Emosional
lebih mengedepankan reaksi spontan atas apa yang terjadi sedangkan rasional
lebih mengedepankan pertimbangan pemikiran.
Tindakan Afektif ini dapat kita lihat dari fenomena menangis saat prosesi
pemakaman. Tindakan menangis ini dilakukan secara spontan dan begitu saja.
Bahagia saat mendapat hadiah dari orang tua atau kekasih. Kedua tindakan di
atas termasuk contoh tindakan afektif