Anda di halaman 1dari 9

Teori Pilihan Rasionalitas Dalam Kajian Etnisitas : Kerja Sama Etnis Thiong Hoa dan

Etnis Aceh Di Banda Aceh


Omita Ardilla
(NPM: 1710101010005)
E-mail: Omitaardilla@gmail.com
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana tindakan rasionalitas
dalam mempengaruhi kerja sama yang terjalin antara etnis Thiong Hoa dan etnis Aceh di
Banda Aceh. Hal ini tentunya terjadi karena adanya manfaat atau keuntungan dari tindakan
yang dilakukan antara keduanya. Pendekatan yang dilakukan dalam menjelaskan
pembahasan ini sendiri menggunakan pendekatan Library Reseacrh. Suatu pilihan dapat
dikatakan rasional apabila pilihan tersebut diambil dengan maksud untuk memaksimalkan
kebutuhannya. Pilihan rasional yang diambil akan menghasilkan konsekuensi tertentu berupa
sikap atau tindakan. Pada umumnya setiap individu atau kelompok akan menjali kerja sama
apabila terdapat manfaat atau keuntungan yang diraih dari tindakan tersebut. Dengan adanya
anggapan etnisitas bukanlah dianggap sebagai fitur primordial atau statis, tetapi merupakan
proses perubahan yang lebih dinamis bukanlah yang berkembang dalam kerja sama antara
keduanya tentunya akan menimbulkan perubahan yang dinamis untuk mencapai
kesejahteraan dalam memperoleh sumber daya.
Kata kunci: Teori Pilihan Rasional dalam kajian etnisitas

I. PENDAHULUAN
Rasionalitas muncul ketika dikaitkan dan dihadapkan dengan banyaknya suatu
pilihan-pilihan yang ada didepan mata, yang memberikan kebebasan untuk menentukan
pilihan, dan menurut adanya satu pilihan yang harus ditentukan. Suatu pilihan dapat
dikatakan rasional apabila pilihan tersebut diambil dengan maksud untuk memaksimalkan
kebutuhannya. Pilihan rasional yang diambil akan menghasilkan konsekuensi tertentu
berupa sikap atau tindakan.
Rasional dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata rasio, yaitu
pemikiran yang logis, atau sesuai dengan nalar manusia secara umum. sedangkan rasional
adalah menurut pikiran dan pertimbangan yang logis, menurut pikiran yang sehat, cocok
dengan akal. Teori pilihan rasional berpendapat bahwa individu harus mengantisipasi
hasil alternatif tindakan dan menghitung bahwa pilihannya itu baik untuk mereka. Dewasa
ini sendiri dapat kita lihat di Banda Aceh sendiri terdapat banyaknya kerja sama antara
etnis Thiong Hoa dan etnis Aceh di peunayong seperti halnya dalam perdagangan. Dimana
dengan adanya hubungan kerja sama itu kedua etnis ini saling menguntungkan sehingga
mereka bisa saling menguntungkan sehingga terjadinya hubungan timbal balik antara
kedua etnis tersebut. Dimana pilihan rasional dalam hubungan kerja sama antara etnisitas
ini didasarkan pada tujuan dan kepercayaan antara keduanya. Paradigma dari teori pilihan
rasional menawarkan aspek umum dari mekanisme kerja sama yang terjalin diantara
fenomena sosial yang ada. Dengan mengasumsikan bahwa individu dengan keberagaman
latar belakang dan membuat pilihan tindakan atau keputusan berdasarkan kepercayaan dan
tujuan mereka sendiri.
II. TINJAUAN PUSTAKA
 Teori Pilihan Rasional
Prinsip dasar teori pilihan rasional berasal daru ekonomi neo klasik. Dalam
sosiologi dipopulerkan oleh Coleman. Teori ini menjadi populer ketika Coleman
mendirikan jurnal Rationality and Society pada 1989 yang dimaksudkan untuk
menyebabkan pemikiran yang berasal dari perseprktif piliha rasional. Teori pilihan
rasional merupakan tindakan rasional dari individu atau aktor untuk melakukan suatu
tindakan rasional berdasarkan tujuan tertentu dan tujuan itu ditentukan oleh nilai dan
pilihan.1
Teori pilihan rasional memiliki kaitan awal dengan sosiologi Max Weber dan
teori ekonomi. Teori ini pada awalnya berpengaruh kuat pada analisis-analisis ekonomi,
tetapi kemudian diadopsi pula oleh sosiologi, psikologi, juga ilmu politik. Perannya
sebagai perekat teoritis dalam ilmu-ilmu sosial, humaniora, filsafat, etnik dan hukum.
Rasionalitas merupakan konsep dasar yang digunakan Weber dalam klasifikasinya
mengenai tipe-tipe tindakan sosial. Tindakan rasional menurut Weber berhubungan
dengan pertimbangan yang sadar dan pilihan bahwa tindakan itu dinyatakan2.
Weber membagi tindakan rasional menjadi empat, tindakan rasional instrumental,
tindakan rasional berorientasi nilai, tindakan tradisional, dan tindakan afektif.
Sebagaimana dil katakan Doyle Paul Jhonson (dalam Yesmil Anwar dan Adang, 2008)
empat tindakan tersebut bermakna.3 Pertama, tindakan instrumental (zweckrationalitas)
atau tindakan rasionalitas sarana tujuan adalah tindakan yang diarahkan pada suatu
sistem dari tujuan-tujuan individu, yang memiliki sifat-sifatnya sendiri. Tujuan tersebut,
1
Rejeki, S. “Bab II Teori Pilihan Rasional James s. Coleman”.
https://digilib.uinsby.ac.id/12889/5/bab-2.pdf. Akses 27 Oktober 2019.
2
Doyle P. Johnson. “Teori Sosiologi Klasik dan Modern”. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. 1994. Hal 220.
3
Yesmil. Anawar, dan Adang. “Pengantar Sosiologi Hukum”. Bandung: Grasindo. 2008.
alat dan akibat sekundernya harus diperhitungkan dan dipertimbangkan secara rasional.
Kedua, rasionalitas berorientasi nilai (wertrationalitat). Dalam tindakan ini alat sebagai
objek pertimbangan dan perhitungan yang sadar. Tujuan-tujuannya sudah ada dalam
hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut. Ketiga, tindakan
tradisional adalah tindakan yang didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan dalam
mengerjakan sesuatu pada masa lalu yang lazim dilakukan. Dan keempat, tindakan
afektif “adalah tindakan yang dibuat –buat dan dipengaruhi oleh perasaan emosi aktor.
Menurut Coleman, sosiologi memusatkan perhatian pada sistem sosial, dimana
fenomena makro harus dijelaskan oleh faktor internalnya, khususnya oleh faktor
individu. Alasan untuk memusatkan perhatian pada individu dikarenakan intervensi
untuk menciptakan perubahan sosial . Sehingga, inti dari perspektif Coleman ialah
bahwa teori sosial tidak hanya merupakan latihan akademis, melainkan harus dapat
mempengaruhi kehidupan sosial melalui intervensi tersebut. Fenomena pada tingkat
mikro selain yang bersifat individual dapat menjadi sasaran perhatian analisisnya.
Interaksi antar individu dipandang sebagai akibat dari fenomena yang mengemuka di
tingkat sistem, yakni, fenomena yang tidak dimaksudkan atau diprediksi oleh individu4.
Coleman menyatakan bahwa memerlukan konsep tepat mengenai aktor rasional
yang berasal dari ilmu ekonomi yang melihat aktor memilih tindakan yang dapat
memaksimalkan kegunaan ataupun keinginan serta kebutuhan mereka. Ada dua unsur
utama dalam teori Coleman, yaitu aktor dan juga sumber daya.Dalam hal ini ialah
individu yang mampu memanfaatkan sumber daya dengan baik yaitu aktor. Suatu dasar
minimal dari tindakan sosial adalah dua aktor atau masing masing mempunyai kendali
atas sumber daya yang diminati. Dimana aktor memiliki tujuan yang terlibat dalam
tindakan-tindakan yang melibatkan satu dan lainnya sesuai dengan sistem tindakan yang
terjadi atas fakta para aktor bertujuan untuk memaksimalkan perwujudan kepentingan-
kepentingannya yang memberikan karakter saling bergantung secara sistemik bagi
tindakan mereka.5
Aktor dianggap sebagai individu yang memiiki tujuan, aktor juga memiliki suatu
pilihan yang bernilai dasar yang digunakan aktor untuk menentukan pilihan yaitu
menggunakan pertimbangan secara mendalam berdasarkan kesadarannya, selain itu aktor

4
James S. Coleman. Dasar-dasar Teori Sosial Foundation of Sosial Theory . Bandung: Nusa
Media. 2013. Hal 7.
5
Riefaie, Ach. Roeslan . Teori Pilihan Rasional. https://rumahsosiologi.com (akses 27
Oktober 2019).
juga mempunyai kekuatan sebagai upaya untuk menentukan pilihan dan tindakan yang
menjadi keinginannya. Sedangkan sumber daya adalah dimana aktor memiliki kontrol
serta memiliki kepentingan tertentu, sumber daya juga sebagai sesuatu yang dapat
dikendalikan oleh aktor.6
Pada kehidupan nyata, Coleman mengakui bahwa individu tidak selalu bertindak
atau berperilaku rasional.7 Tindakan rasional individu dilanjutkan dengan memusatkan
perhatian pada hubungan mikro-makro, ataupun bagaimana cara hubungan tindakan
individual menimbulkan perilaku sistem sosial. Teori pilihan rasional berangkat dari
tujuan atau maksud aktor, tetapi pada teori ini memiliki pandangan terhadap dua
pemaksa utama tindakan. Pertama adalah keterbatasan sumber daya, bagi aktor yang
mempunyai sumber daya besar, maka pencapaian tujuan cenderung lebih mudah. Hal ini
berkorelasi dengan biaya, pemaksa utama, dan yang kedua adalah tindakan aktor
individual, tindakan aktor individual disini adalah lembaga sosial. Mereduksi tindakan
manusia selaku individu yang memaksimalkan kepentingan diri hanya akan mengulang
persoalan klasik Hobbesian problem order.8 Oleh karena itu konsensus sebagai prasyarat
primer legitimasi kehidupan sosial justru cenderung mengharuskan individu
menyampingkan atau menunda pemuasan pribadi.

III. METODE PENELITIAN


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
dengan pendekatan library research (penelitian kepustakaan), yakni penelitian yang
diambil dari buku-buku atau jurnal-jurnal. Menurut Abdul Rahman Sholeh, penelitian
kepustakaan (library research) ialah penelitian yang menggunakan cara untuk
mendapatkan data informasi dengan menempatkan fasilitas yang ada di perpustakaan,
seperti buku, majalah, dokumen, catatan kisah-kisah sejarah atau penelitian kepustakaan
murni yang terkait dengan objek penelitian. Keterkaitan yang didapat dari berbagai buku
atau jurnal dalam penulisan ini terkait dengan pilihan rasionalitas anatara kerja sama
yang terjalin etnis Thiong Hoa dan Etnis Aceh di Banda Aceh. Metode kualitatif dengan
pendekatan library research ini peneliti akan mencari suatu realitas sosial secara rinci
berdasarkan informasi yang didapatkan terkait dengan kerja sama yang terjalin tersebut

6
Ritzer, George, dan Douglas J. Goodmatn, Teori Sosiologi Modern Edisi Revisi.
Yogyakarta: Kreasi Wacana. 2012 .Hal 85.
7
George Ritzer, Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi. Bantul: KREASI WACANA. 2012.
Hal 480.
8
Talcott Parsons. The Social System. New York, The Free Press. 1951. Hal. 36, 43, dan 71.
yang tentunya akan saling mempengaruhi keuntungan yang didapat dari adanya
hubungan timbal balik antara keduanya. Untuk kemudian dipelajari, di analisis dan
mengungkap bagaimana kerja sama ini mempengaruhi kepentingan dan kepuasan atau
keuntungan kedua etnis tersebut.
IV. PEMBAHASAN
Banyaknya fenomena etnis ini tentunya akan membuat individu atau aktor
melakukan tindakan yang tentunya akan menguntungkan untuk mendapatkan sumber
daya, status, power, kekayaan dan kesejahteraan. Seperti dalam hal nya yang terjadi
dalam kerja sama etnis Thiong Hoa dan etnis Aceh sendiri. Namun apabila kerja sama
antara kedua etnis ini dianggap tidak saling menguntungkan maka individu tentunya
tidak akan masuk dalam kerja sama antara kedua etnis ini.
Masyarakat dari etnis Thiong Hoa di Banda Aceh sendiri tentunya memberikan
pengaruh besar jika bekerja sama dengan etnis Aceh sendiri. Dimana seperti yang kita
ketahui hubungan kerja sama antara keduanya ini akan saling menguntungkan sehingga
kedua etnis bertindak secara rasional sesuai dengan kesejahteraan atau kepuasan yang
akan di dapatkan. Sama halnya seperti etnis Thiong Hoa yang membuka usaha
perdagangan di daerah Banda Aceh. Dimana dalam bidang perniagaan tersebut banyak
didominasi oleh warga keturunan Thiong Hoa sedangkan warga Aceh menjadi konsumen
dan bekerja pada usaha-usaha mereka.
 Relasi Etnisitas Dan Teori Pilihan Rasional
Menurut Hecter (1986, 1995), relasi etnis secara kualitatif tidak berbeda dengan
relasi kelas, religi, atau status. Seperti ketiganya, etnisitas dapat dianalisis dan dijelaskan
melalui referensi untuk kategori sosiologis yang biasa seperti aksi sosial dan individu,
rasionalitas, asimilasi, group formation, dan lain sebagainya. Grup etnis menurut Hecter
(1986: 271) berfungsi sebagai sumber utama untuk mendapatkan penghargaan atau
hukuman yang dapat mendorong adanya kreativitas dalam group, dan dapat membuat
individu mengestimasi peluang kesuksesan yang akhirnya terdorong untuk memilih
group etnisnya dimana didalamnya terdapat keuntungan yang besar.9 Melihat pada
Hecter, aksi kolektif pada basis etnis tidak hanya tergantung pada kapasitas dalam
mengamati group, tetapi juga pada sumber daya organisasinya, intensitas dan bentuk
solidaritas, adopis taktik tanpa kekerasan, riwayat distribusi keuntungan kolektif yang

9
Hayashi. Chihiro. Harliano, Rizky, dan Ibrahim, Yanuar. Rational choice theory
www.academia.edu/29706719/RATIONAL_CHOICE_THEORY_ETHIC_GROUP
MEMBERSHIP_AS_AN_INDIVIDUAL_GAIN.pdf. Akses 27 Oktober 2019.
adil dan besarnya group, serta kapasitas lawan individual atau institusional untuk
menghukum partisipan. Hecter percaya bahwa motif individu adalah hal yang sentral
untuk terjadinya aksi sosial etnis meskipun faktor struktural juga penting. Etnisitas tidak
lebih dari sebagai alat sosial yang dapat dimobilisasikan dan dimanipulasi untuk
keuntungan individu.
Banton (1994) beragumen bahwa faktor situasional sangat berpengaruh bagi
individu dalam penggunaan banyaknya peran sosial yang ada dan setiap peran tersebut
memiliki skala dari basis (contohnya gender) sampai yang independen (contohnya group
etnis). Dalam situasi tertentu seseorang akan memilih peran yang ditonjolkan. Hal ini
dilakukan karena peran yang ditonjolkan tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi,
dengan demikian keuntunganpun akan diperoleh. Seperti halnya dalam proses perniagaan
yang dilakukan etnis Thiong Hoa dimana konsumennya adalah etnis Aceh sendiri. Dalam
hal ini pilihan rasional dari kerja sama antara kedua etnis dikategorika sebagai aktor yang
melakukan tindakan yang dianggap rasional untuk mencapai suatu tujuan yang ingin
dicapai.10
Dengan adanya kerja sama antara kedua etnis ini, warga etnis Aceh juga bisa
masuk dan menjadi pekerja dari usaha perniagaan yang dibentuk oleh etnis Thiong Hoa
itu sendiri. Dengan demikian mereka akan saling menguntungkan dengan adanya
partisipasi. Dimana bagi etnis Thiong Hoa, mereka dapat meraih keuntungan belikan
sedangkan bagi warga Aceh sendiri mereka akan mendapatkan pekerjaan berdasarkan
situasi yang ada ketika para pedagang dari etnis Thiong Hoa membuka lowongan
pekerjaan. Dimana disini etnisitas bukanlah dianggap sebagai fitur primordial atau statis,
tetapi merupakan proses perubahan yang lebih dinamis.
V. KESIMPULAN
Dalam kerja sama yang tejalin antara etnis Thiong Hoa dan Etnis Aceh sendiri
tentunya terdapat pilihan rasionalitas yang mempengaruhi tindakan antara keduanya yang
saling menguntungkan dari hubungan timbal balik tersebut yang ditandai dengan
banyaknya perniagaan yang didominasi oleh etnis Thiong Hoa yang memperkerjakan
warga etnis Aceh sendiri dalam usahanya. Dalam hal ini pilihan rasional didasarkan untuk
memperoleh sumber daya yang tidak cukup sehingga antara kedua etnis menjalin kerja
sama untuk mendapatkan pekerjaan. Dimana etnis Aceh menjadi pekerja dalam usaha
perniagaan dan etnis Thiong Hoa menjadi penyedia kebutuhan bagi etnis Aceh dan

10
Insani, Naluri. Dan Kartono. Drajat Tri. “Pilihan Rasional Difabel”.
https://journal.unnes.ac.id. (Akses 28 Oktober 2019).
hubungan ini terjadi karena adanya kepentingan dan manfaat yang dapat diterima sehingga
dengan kerja sama yang terjalin menjai salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Dengan kata lain hubungan antar kelompok dan antar individu yang menyebabkan
juga perubahan dalam perilaku dengan adanya keuntungan dan manfaat yang diterima dari
kedua kerja sama antara etnis. Setiap orang menggunakan etnisitias sebagai sumber sosial
untuk memaksimalkan keuntungan mereka dapatkan dengan demikian orang-orang akan
bertindak secara rasional.
REFERENSI:
Doyle P. Johnson. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
1994.
James S. Coleman. Dasar-dasar Teori Sosial Foundation of Sosial Theory . Bandung:
Nusa Media. 2013.
Ritzer, George, dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern Edisi Revisi.
Yogyakarta: Kreasi Wacana. 2012.
George Ritzer, Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi. Bantul: KREASI WACANA. 2012.
Riefaie, Ach. Roeslan . Teori Pilihan Rasional. https://rumahsosiologi.com. (Akses 27
Oktober 2019).
Talcott Parsons. The Social System. New York, The Free Press. 1951.
Insa.ni, Naluri. Dan Kartono. Drajat Tri. “Pilihan Rasional Difabel”.
https://journal.unnes.ac.id. (Akses 28 Oktober 2019).
Rejeki. S. “Bab II Teori Pilihan Rasional James S. Coleman”.
https://digilib.uinsby.ac.id/12889/5/bab-2.pdf. Akses 27 Oktober 2019.
Hayashi. Chihiro. Harliano, Rizky, dan Ibrahim, Yanuar. Rational choice theory
www.academia.edu/29706719/RATIONAL_CHOICE_THEORY_ETHIC_GROU
P_MEMBERSHIP_AS_AN_INDIVIDUAL_GAIN.pdf. (Akses 27 Oktober 2019).
Yesmil. Anawar, dan Adang. “Pengantar Sosiologi Hukum”. Bandung: Grasindo. 2008.
.NPM: 1710101010005
Status: Mahasiswa
Fakultas: FISIP
Prodi: Sosiologi
Angkatan : 2017
No Hp: 082167915661
Email: Omitaardilla@gmail.com
Selain menjadi seorang mahasiswa jurusan Sosiologi di Universitas Syiah Kuala, saya
juga mengikuti kegiatan pengajian di Dayah Liqaurrahmah yang berada di Tungkop yang di
adakan setiap hari sabtu siang.

Anda mungkin juga menyukai