1. PENDAHULUAN
Individu dan masyarakat merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan karena masyarakat terbentuk dari kumpulan individu yang
mendiami suatu wilayah bersama-sama dan melakukan interaksi satu sama
lainnya.. Dengan demikian sejak dahulu individu dan masyarakat
melakukan interaksi yang meupakan bentuk hubungan antara individu
dengan masyarakat yang tujuannya adalah untuk menghubungkan
kepentingan dan kepuasannya pada orang lain. Pada pokok bahasan ini
akan di bahas Hubungan individu dengan masyarakat dalam kehidupan
social , pengertian dan batasan karakteristik masyarakat dan perbedaan
masyarakaat, komunitas dan kerumunan
116
3. KEGIATAN BELAJAR
117
semua makhluk hidup. Dari sifat manusia yang biologis itu kemudian
mendorongnya untuk memenuhi kebutuhan seksnya. Kebutuhan ini
dimanifestasikan oleh manusia yang beradab dan beragama melalui
lembaga pernikahan. Ikatan suami istri berdasarkan pernikahan
mewajibkan orang tua memelihara keturannya dengan baik dari bayi,
dalam pendidikannya dan sampai pernikahannya kembali sehingga anak
tersebut menjadi anggota masyarakat yang baik menurut adat yang dianut
oleh orang tuanya. Dari keluarga-keluarga yang terbentuk tersebut
kemudian berhubungan antara satu dengan lainnya yang kemudian
menjadi kelompok-kelompok sosial yang disebut masyarakat;
2. Kelemahan manusia selalu mendesak untuk mencari kekuatan bersama
yang didapatkan melalui bekerjasama dengan orang lainnya, sehingga
dapat berlindung bersama-sama dan dapat memenuhi kebutuhan
kehidupan sehari-hari dengan usaha bersama. Keadaan demikian ini juga
pada akhirnya mendorong setiap manusia untuk tidak terlepas dari hidup
bermasyarakat;
3. Status manusia, menurut Aristoteles, adalah sebagai zoon peliticon, yaitu
makhluk sosial yang hanya menyukai hidup bergolongan, atau paling
tidak mencari teman untuk hidup bersama, lebih suka bersama-sama
daripada hidup sendiri;
4. Manusia hidup bersama bukan karena persamaan, sebagaimana menurut
Bergson, melainkan karena perbedaan yang terdapat dalam sifat,
kedudukan dan lain sebagainya. Kenyataan hidup baru terasa dengan
perbedaan antara manusia masing-masing itu dalam kehidupan
bermasyarakat.
5. Toleransi Sosial. Tentu kita sering mendengar ungakapan ‘memberi dan
menerima’. Hal ini bisa terjadi jika antara kedua belah pihak di antara
anggota-anggota kelompok antara satu dengan yang lainnya yang telah
bersedia untuk saling mengalah. Untuk seterusnya akan terjadi apa yang
disebut dengan ‘kompromi’ setelah kedua belah pihak tidak saling
bertentangan dan tidak mempunyai suatu pendirian yang kaku. Namun jika
118
kompromi tidak mungkin dilakukan, maka kedua belah pihak perlu
menghormati dan mengakui pendirian masing-masing.
(http://abdulsyani.blogspot.com/2017/08/sosiologi-individu-dan-
masyarakat.html )
Terdapat tiga alternatif jawaban terhadap bagaimana hubungan
antara individu dengan masyarakat, yaitu:
a. individu memiliki status yang relatif dominan terhadap masyarakat;
b. Masyarakat memiliki status yang relatif dominan terhadap individu;
c. Individu dan masyarakat saling tergaantung
(http://ferawati1.blogspot.com/2013/02/hubungan-antara-individu-dan-
masyarakat.html )
Hubungan antara individu dengan masyarakat seperti dimaksud di
atas menunjukkan bahwa individu memiliki status yang relative dominan
terhadap masyarakat, sedangkan lainnya menganggap bahwa individu itu
tunduk pada masyarakat. Sementara itu masih terdapat suatu hubungan
lagi, yaitu adanya hubungan interpenden (saling ketergantungan) antara
individu di dalam masyarakat yang tidak terbatas kuantitasnya. Setiap
satuan individu itu masing-masing mempunyai kekhususan yang
berpengaruh terhadap dinamika kehidupan masyarakat. Dalam hal
tersebut, Soepomo berpendapat, bahwa individu ialah suatu makhluk
dimana masyarakat mengkhususkan diri. Masyarakat adalah keseluruhan
dari sekian anggota-anggota seorang-seorang. Karena itu, keinsafan
individu kemasyarakatan dan keinsafan individu bercampur baur.
Walaupun demikian, bukan berarti kehidupan individu warga masyarakat
sama sekali tidak peluang bagi kehidupan yang bersifat pribadi.
Sebaliknya dalam kehidupan masyarakat yang telah mengalami proses
serba individualis pun kehidupan bersama tetap tidak akan ditinggalkan.
Hubungan antara individu dan masyarakat telah.banyak disoroti
oleh para ahli baik para filsuf maupun para ilmuan sosial. Berbagai
pandangan itu pada dasarnyadapat dikelompokkan kedalam tiga
pendapat yaitu pendapat yang menyatakan bahwa
119
1. Masyarakat yang menentukan individu,
2. Individu yang menentukan masyarakat,
3. Individu dan masyarakat saling menentukan.
Pandangan yang pertama terhadap hubungan antara masyarakat
dan individu didasarkan bahwa masyarakat itu mempunyai suatu
realitas tersendiri dan tidak terikatoleh unsur yang lain dan yang berlaku
umum. Masyarakat yang dipindahkan oleh seseorang itu berada diluar
orang yang berpikir tentang masyarakat itu sendiri. sebelum individu
ada masyarakat yang dipikirkan itu telah ada. Oleh karena itu
masyarakat tidak terikat pada individu yang memikirkannya.
(https://www.scribd.com/doc/37660854/Hubungan-masyarakat-dan-
individu-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia )
Menurut K.J Veerger dalam Anwar dan Adang (2013 : 175 ) ada
tiga pandangan yang memandang masyarakat sebagai suatu realitas
yaitu pandangan holistis, organisme dan kolektivitis.
a. Pertama, pandangan holisme terhadap hubungan individu
dan masyarakat.Pandangan bersifat holisme ini tampak pada pandangan
Aguste(1798:1853). Menurut Aguste Comte masyarakat dilihat satu kes
atuan di mana dalam bentuk dan arahnya tidak tergantung pada inisiatif
bebas anggotanya, melainkan pada proses spontan otomatis
perkembangan akal budi manusia. Akal budi dan cara
orang berpikir berkembang dengan sendirinya. Prosesnya berlangsung s
ecara bertahap,merupakan proses alam yang tak terelakkan dan tak
terhentikan. Perkembangan ini dikuasai oleh hukum universal yang
berlaku bagi semua orang dimanapun dan kapanpun dan pandangan
Comte ini diketahui bahwa umat manusia itu dipandang sebagai suatu
keseluruhan, individu merupakan bagian-bagian yang hidup untuk
kepentingan keseluruhan.
b. Kedua, Pandangan organisme terhadap hubungan antara individu danm
asyarakat. Organisme suatu aliran yang berpendapat bahwa masyarakat
120
itu berevolusi atau berkembang berdasarkan suatu pninsip intrinsik
di dalani dirinya samaseperti halnya dengan tiap-tiap organisme atau
makhluk hidup. Prinsip perkembanganini berperan dengan lepas bebas
dari kesadaran dan kemauan anggota masyarakat.
c. Ketiga, hubungan individu dan masyarakat berdasarkan kolektivisme.
Menurut pandangan kolektif masyarakat mempunyai realitas yang kuat.
Segala sesuatukepentingan individu ditentukan oleh masyarakat. Masya
rakat mengatur secaraseragam untuk kepentingan kolektif. Menurut
Peter Jarvis dalam Anwar dan Adang (2013 : 176 ) yang dikutip oleh
DR. Wuradji bahwa Karl Mark, Bowles, Wailer dan Illich tokoh paham
kolektif yang berpendapat bahwa individu tidak mempunyai kebebasan,
kebebasan pribadi dibatasi oleh kelompok elite (kelompok atas yang
berkuasa) dengan mengatasnamakan rakyat banyak.
Lebih lanjut Anwar dan Adang ( 2013 : 177-179)
mengemukakan pandangan yang kedua yaitu hubungan individu dan
masyarakat menurut paham individualistis. Individualisme adalah suatu
paham yang menyatakan bahwa dalam kehidupan seorang individu
kepentingan dan kebutuhan individu yang lebih penting dan pada
kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Individu yang menentukan
corak masyarakat yang dinginkan.. Masyarakat harus
melayani kepentingan individu.Individu mempunyai hak yang mutlak
dan tidak boleh dirampas oleh masyarakat demi kepentingan umum.
Paham individualisme juga disebut Atomisme. Atomisme ber-
pendapat bahwa hubungan antara individu itu seperti hubungan antar
atom-atom yang membentuk molekul-molekul.
Oleh karena itu hubungan ini bersifat lahiriah.
Bukan kesatuan yang penting tetapi keaneka ragaman yang penting dala
mmasyarakat.Pandangan individualistis ini yang otomistis ini berakar p
ada nominalisme suatu aliran filsafat yang menyatakan bahwa konsep-
konsep umum itu tidak mewakili realitas dari sesuatu hal. Yang menjadi
realitas itu individu. Realitas masyarakat itu ada karena individu itu ada.
121
Jika individu tidak ada maka masyarakatitu tidak ada. Jadi adanya
individu itu tidak tergantung pada adanya masyarakat
Paham yang ketiga yaitu paham yang memandang hubungan
antara individudan masyarakat dari segi interaksi. Dari uraian tersebut
di atas kita telah mengetahui paham totalisme dan individualisme yang
masih berpijak pada satu kutub.
Pahamtotalisme berpijak pada masyarakat, sebaliknya paham in
dividualisme. Totalis mengabaikan peranan individu dalam masyarakat
sebaliknya, paham individualismemengabaikan peranan masyarakat
dalam kehidupan individu. Oleh karena itu kedua-duanya diliputi oleh
kesalahan detotalisme. Paham individu memandang manusiasebagai
seorang individu itu sebagai segala-galanya di luar individu itu tidak
ada. Jadimasyarakat pun pada dasarnya tidak ada, yang ada hanya
individu. Sebaliknya paham totalisme memandang segala di luar
masyarakat itu tidak ada. Jadi individu itu hanyaada jika masyarakat itu
ada. Adanya individu itu terikat pada adanya masyarakat.
Paham yang ketiga ini memandang masyarakat sebagai proses dim
anamanusia sendiri mengusahakan kehidupan bersama menurut konseps
inya dengan bertanggung jawab atas hasilnya. Manusia tidak berada di
dalam masyarakat bagaikan burung di dalam kurungannya, melainkan
ia bermasyarakat.
Masyarakat bukan wadah melainkan aksi, yaitu
social action.Masyarakat terdiri dari sejumlah pengertian, perasaan,
sikap, dan tindakan, yang tidak terbilang banyaknya. Orang berkontak
dan berhubungan satu dengan yang lain menurut pola-pola sikap dan
perilaku tertentu,yang entah dengan suka, entah terpaksa telah diterima
oleh mereka. Umumnya dapat dikatakan bahwa kebanyakan orang akan
menyesuaikan kelakuan mereka dengan pola-
pola itu. Seandainya tidak, hidup sebagai manusia menjadi mustahil.
“Masyarakat sebagai proses” dapat dipandang dari dua segi yang dalam
122
kenyataannyatidak dipisahkan satu dengan yang lain karena merupakan
satu kesatuan.
Pertama masyarakat dapat dipandang dari segi anggotanya
yang membentuk, mendukung,menunjang dan meneruskan suatu pola
kehidupan tertentu yang kita sebut masyarakat. Kedua masyarakat dapat
ditinjau dari segi pengaruh strukturnya atas
anggotanya.Pengaruh ini sangat penting sehingga boleh dikatakan
bahwa tanpa pengaruh ini
manusia satu persatu tidak akan hidup. Marilah kita perhatikan bagaima
na jika pengaruh masyarakat yang berupa kepemimpinan, bahasa,
hukum, agama, keluarga,ekonomi, pertahanan, moralitas dan lain
sebagainya. Tanpa itu semua manusia satu persatu tidak akan berdaya,
ia akan jatuh ke dalam suatu keadaan, di mana-manamanusia tidak akan
berdaya dan manusia akan hancur oleh kekuatan-kekuatan
alamdan nalurinya sendiri. Hubungan antara masyarakat dan individu
dapat digambarkan sebagai kutub positif dan kutup negatif pada aliran
listrik. Jika dua kutub itu dihubungkan listrik iaakan mampu memberi
kekuatan baginya dan menimbulkan suasana yang cerah. Jikaindividu
dan masyarakat dipersatukan maka kehidupan individu dan masyarakat
akanlebih bergairah dan suasana kehidupan individu dan kehidupan
masyarakat akan lebih bermakna dan hidup serta bergairah.
(http://kompasmadura.blogspot.com/2016/03/pengertian-
masyarakat.html )
123
c. Jelaskan 3 pandangan bahwa masyarakat sebagai suatu realitas yang
meliputi pandangan holistic, organisme dan kolektivitis menurut K.J
Veerger.!
d. Jelaskan pengertian masyarakat dan karakteristik masyarakat menurut
para ahli sosiologi !
e. Jelaskan perbedaan masyarakat , komunitas , kerumunan
masyarakat!
f. Kemukakan ciri ciri komunitas, factor factor pendorong terbentuknya
komunitas dan perwujudan dari komunitas!
g. Jelaskan perbedaan masyarakat tradisional, masyarakat transisi dan
masyarakat modern !
h. Jelaskan definisi , ciri ciri dan kriteria masyarakat terasing dalam
sosiologi
3.1.3 RANGKUMAN
124
lainnya, sehingga dapat berlindung bersama-sama dan dapat
memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari dengan usaha bersama.
c. Status manusia, menurut Aristoteles, adalah sebagai zoon peliticon,
yaitu makhluk sosial yang hanya menyukai hidup bergolongan, atau
paling tidak mencari teman untuk hidup bersama, lebih suka
bersama-sama daripada hidup sendiri;
d. Manusia hidup bersama bukan karena persamaan, sebagaimana
menurut Bergson, melainkan karena perbedaan yang terdapat dalam
sifat, kedudukan dan lain sebagainya.
e. Toleransi Sosial. Tentu kita sering mendengar ungakapan ‘memberi
dan menerima’.
125
3. Warga yang mendiami sebuah desa, kota , suku atau bangsa, baik
kelompok kecil maupun besar dan hidup bersama serta dapat memenuhi
kepentingan kepentingan hidup disebut :
a. Masyarakat setempat
b. Maasyarakaata tradisional
c. Masyarakat modern
d. Masyarakat transisi
4. Tipe masyarakat setempat dapat diklasifikasikan menjadi 4 kriteria
a. Jumlah penduduk dari organisasi masyarakat setempat
b. Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman
c. Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh
masyarakat
d. Pernyataan a, b dan c benar
5. Ciri-ciri masyarakat tertera di bawah ini, kecuali
a. Adanya interaksi antar wargaa
b. Adanya kontinuitas / kesinambungan waktu
c. Aadanya adat istiadat, norma hokum dan aturan-aturan
tertentu yang mengatur pola tingkah laku warga
d. Tidak memiliki identitas
6. Factor-faktor pendorong manusia hidup bermasyarakat yaitu :
a. Dorongan biologis yang terdapat dalam naluri manusia
b. Adanya persamaan nasib, persamaan agama, cita-cita ,
kebudayaan, dan menempati daerah yang sama
c. Hasrat untuk membela diri
d. a, b, c benar
7. Bagian dari suatu masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah
geografis dengan batas-batas tertentu dari derajat hubungan social
tertentu serta didasari oleh loyalitas disebut :
a. Komunitas
b. Kerumunan
c. Komunitas
126
d. Dan kerumunan
e. Masyarakat terasing
8. Perbedaan toleransi sosial dengan kompromi tertera dalam pernyataan
berikut, kecuali...
a. toleransi sosial memiliki sikap memberi dan menerima
b. kompromi adalah sikap di mana keduabelah pihak memiliki satu
pendirian yang tidak saling bertentangan
c. kompromi perlu menghormati pendirian masing masing
d. toleransi adalah sikap ingin memoertentangka n pebdapatnya
9. Hubungan individu dengan masyarakat memiliki ciri berikut, kecuali...
a. individu memiliki status yang relatif dominan terhadap masyarakat
atau sebaliknya
b. individu dan masyarakat memiliki sikap ketergantungan
c. individu dan masyarakat merupakan perangkat yang senantiasa
menyertai pergaulan hidup
d. individu dapat hidup mandiri secara sempurna tanpa masyarakat
10. Gagasan KJ. Veerger(1986)bahwa terdapat 3 pandangan masyarakat
sebagai suatu realitas, yaitu
127
3.2 KEGIATAN BELAJAR 2
PENGERTIAN DAN BATASAN KARAKTERISTIK
MASYARAKAT
3.2.1 URAIAN
A. Pengertian Masyarakat
Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk masyarakat. Manusia
selalu hidup bersama dan berada di antara manusia lainnya. Dalam bentuk
kongretnya, manusia bergaul, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan
manusia lainnya. Keadaan ini terjadi karena dalam diri manusia terdapat
dorongan untuk hidup bermasyarakat di samping dorongan keakuan.
Beberapa definisi menurut para ahli sebagi berikut :
1. R. Linton: seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat
adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan
bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya
berfikir tentang dirinya dalam satu-kesatuan sosial dengan batas-batas
tertentu.
2. Hasan Shadly M.A. dalam bukunya yang berjudul ”Sosiologi untuk
masyarakat Indonesia” memberikan pengertian sebagai berikut: golongan
besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan sendirinya bertalian
denagn golongan dan mempunyai pengaruh satu sama lain.
3. Prof. M.M. Djojodigoena S.H: masyarakat mempunyai arti ialah arti
sempit dan luas. Arti sempit masyarakat ialah yang terdiri dari satu
golongan saja misal masyarakat India, Arab dann China. Arti luas
masyarakat ialaha kebulatan dari semua perhubungan yang mungkin
dalam masyarakat, jadi meliputi semua golongan, misal msyarakat
Surabaya, terdiri dari masyarakat Hindia, Arab, China dan Pelajar.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat ialah
pengumpulan manusia yang banyak yang bersatu dengan cara tertentu oleh
karena adanya hasrat- sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa
128
kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang
utama, maka kelompok tadi disebut masyarakat setempat. Sebagai suatu
perumpamaan, kebutuhan seseorang tidak mungkin secara keseluruhan
terpenuhi apabila dia hidup bersama-sama rekan lainnya yang sesuku.
Dengan demikian, kriteria utama bagi adanya suatu masyarakat setempat
adalah adanya social relationships antara anggota suatu kelompok. Dengan
mengambil pokok-pokok uraian di atas, dapat dikatakan bahwa
masyarakat setempat mununjuk pada bagian masyarakat yang bertempat
tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu
di mana faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar
diantara para anggotanya, dibandingkan dengan penduduk di luar batas
wilayah.
Dapat disimpulkan secara singkat bahwa masyarakat setempat
adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat
hubungan sosial yang tertentu. Dasar-dasar daripada masyarakat setempat
adalah lokalitas dan perasaan masyarakat setempat tersebut.
Suatu masyarakat setempat pasti mempunyai lokalitas atau tempat
tinggal (wilayah) tertentu. Walaupun sekelompok manusia merupakan
masyarakat pengembara akan tetapi pada saat-saat tertentu anggota-
anggotanya pasti berkumpul pada suatu tempat tertentu, misalnyan bila
mengadakan upacara-upacara tradisional. Masyarakat-masyarakat
setempat yang mempuyai tempat tinggal tetap dan permanent, biasanya
mempunyai ikatan solidaritas yang kuat sebagai pengaruh kesatuan tempat
tinggalnya. Memang dalam masyarakat modern, karena perkembangan
tekhnologi alat-alat perhubungan, ikatan pada tempat tinggal agak
berkurang, akan tetapi sebaliknya hal itu bahkan memperluas wilayah
pengaruh masyarakat setempat yang bersangkutan. Secara garis besar
masyarakat setempat berfungsi sebagai ukuran untuk menggaris bawahi
hubungan antara hubungan-hubungan sosial dengan suatu wilayah
geografis tertentu. Sebagai contoh, betapapun kuatnya pengaruh luar
misalnya dibidang pertanian mengenai soal cara-cara penanaman yang
129
lebih efisien, penggunaan pupuk dan sebagainya, akan tetapi masyarakat
desa masih tetap mempertahankan tradisi yaitu ada hubungan yang erat
dengan tanah, karena tanah itulah yang memberikan kehidupan kepadanya.
Akan tetapi tempat tinggal tertentu saja, walaupun merupakan suatu dasar
pokok, tidak cukup untuk membentuk masyarakat setempat. Di samping
itu harus ada suatu prasaan diantara anggota bahwa mereka saling
memerlukan dan bahwa tanah ynag mereka tinggali memberikan
kehidupan kepada semuanya. Prasaan demikian, yang pada hakikatnya
merupakan identifikasi dengan tempat tinggal,
dinamakanperasaan komuniti (commonity sentiment).
Unsur-unsur perasaan komuniti (commmonity sentiment) antara
lain :
a. Perasaan: unsur seperasaan akibat seseorang berusaha untuk
mengidentifikasikan dirinya dengan sebanyak mungkin orang dalam
kelompok tersebut, sehingga kesemuanya dapat menyebutkan dirinya
sebagai “kelompok kami”, “perasaan kami” dan lain sebagainya. Perasaan
demikian terutama timbul apabila orang-orang tersebut mempunyai
kepentingan yang sama dalam memenuhi kebutuhan hidup. Unsur
seperasaan harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan kehidupan dengan
“altruism”, yang lebih menekankan pada perasaan solider dengan orang
lain. Pada unsur seperasaan kepentingan si individu diselaraskan dengan
kepentingan-kepentingan kelompok, sehingga dia merasakan
kelompoknya sebagai struktur sosial masyarakatnya.
b. Sepenanggungan: setiap individu sadar akan peranannya dalam kelompok
dan keadaan masyarakat sendiri memungkinkan peranannya dalam
kelompok dijalankan, sehingga dia mempunyai kedudukan yang pasti
dalam darah dagingnya sendiri.
c. Saling memerlukan: individu yang tergabung dalam masyarakat setempat
merasakan dirinya terghantung pada ”komuniti” nya yang meliputi
kebutuhan fisik maupun kebutuhan-kebutuhan psikologis. Kelompok yang
tertgabung dalam masyarakat setempat tadi, memenuhi kebutuhan-
130
kebutuhan fisik seseorang, misalnya atas makanan dan perumahan. Secara
psikologis, individu akan mencari perlindungan pada sekelompoknya
apabila dia berada dalam ketakutan, dan lain sebagainya. Perwujudan yang
nyata dari individu terhadap kelompoknya (masyarakat setempat) adalah
berbagai kebiasaan masyarakat, perilaku-perilaku tertentu yang secara has
merupakan ciri masyarakat itu. Contoh yang mungkin dapat memberikan
penjelasan lebih terang adalah aneka macam logat bahasa masyarakat
setempat.
Melalui logat bahasa yang khas dapat diketahui darimana asal
seseorang. Walaupun perkembangan komunikasi agak mengurangi fungsi
ciri tersebut, akan tetapi setiap masyarakat setempat, baik yang berupa
desa maupun kota, pasti memiliki logat bahasa tersendiri. Kecuali itu,
masing-masing masyarakat setempat mempunyai juga cerita-cerita rakyat
dengan fariasi tersendiri. Orang lampung percaya bahwa nenek moyang
mereka berasal dari segalaberak dan bernama si raja lampung: akan tetapi
masyarakat-masyarakat setempat mempunyai versi tersendiri mengenai
sejarah nenek moyangnya. Demikian pula misalnya cerita nyai loro kidul,
mempunyai bermacam-macam versi sesuai dengan daerah dimana cerita
tadi berkembang.
B. Tipe-tipe Masyarakat Setempat
Dalam mengadakan klasifikasi masyarakat setempat, dapat
digunakan 4 kriteria yang paling berpautan, yaitu :
1. Jumlah penduduk,
2. Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman,
3. Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat,
dan
4. Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan.
131
sederhana apabila dibandingkan dengan masyarakat yang sudah kompleks,
terlihat kecil, organisasinya sederhana, sedangkan penduduknya tersebar.
Kecilnya masyarakat dan belum berkembangnya mesyarakat-masyarakat
tadi, disebabkan karena perkembangan tehnologinya yang lambat.
Pengangkutan dan perkembangan tehnologinya yang lambat.
Pengangkutan dan hubungan yang lambat, memperkecil ruang lingkup
hubungan dengan masyarakat lain. Tehnik berburu serta mengerjakan
tanah yang sederhana, memperkecil kemungkinan ekspploitasi. Kepadatan
penduduk sangat tipis dan berpindah-pindahnya masyarakat menyebabkan
mereka mendiami wilayah yang relatif sangat luas, walaupun tehnik
komunikasi masih bersahaja. Pengaruh tempat kediaman yang sangat
besar, paling banyak seseorang pindah kemasyarakat setempat yang
berlainan melalui ikatan perkawinan. Sosialisasi individu lebih mudah,
karena hubungan yang erat antara warga masayarakat setempat yang masih
sederhana. Kesetiaan dan pengabdian t8erhadap kelompok sangat kuat,
karena hidupnya tergantung dari kelompok. Bahkan mereka merasa masih
ada ikatan keluarga, sehingga seringkali dijumpai larangan untuk kawin
dengan anggota-anggota masyarakat setempat yang sama. Dengan adanya
pengaruh-pengaruh yang datang dari luar, masyarakat setempat yang
masih sederhana tadi mulai mengenal hukum, ilmu pengetahuan, sistem
pendidikan modern dan lain-lain. Lembaga-lembaga kemasyarakatan baru
timbul, sehingga lama-kelamaan dikenal pembagian kerja yang tegas.
Semula organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan sangat sederhana
dan tradisioanal, sehingga agak mudah untuk mempelajarinya karena pola-
polanya yang tetap atau paling banyak hanya sedikit mengalami
perubahan. Masyarakat yang sederhana tersebut merupakan suatu unit
yang fungsional, dalam batas-batas tertentu belum mengenal spesialisasi
dan kelompok ini diangggap sebagai suatu kelompok primer.
(http://kompasmadura.blogspot.com/2016/03/pengertian-
masyarakat.html )
132
3.2.2. LATIHAN SOAL
133
Sementara masyarakat modern memiliki karakteristik
adanya perkembangan teknologi dan perhubungan yang pesat
sehingga ikatan pada tempaat tinggal agak berkurang
134
a. Masyarakat yang sebagaian besar warganya memiliki
orientasi nilai budaya tearah kepada kehidupan dalam
peradaban murni
b. Secara geografis hidup didaerah terpencil yang sulit di
jangkau dan sering di sebut sebagai suku terasing
c. Sekelompok masyarakat yang memiliki kesamaan ciri
fisik, social dan budaya
d. Mendiami suatu kawasan terpencil, terpencar serta
berpindah –pindah
4. Berikut norma moral yang berlaku di masyarakat, di
antaranya...
a. Norma agama yang bersumber dari ajaran agama
tsb
b. Norma kesopanan yang bersumber dari pola pola
perilaku sebagai hasil interaksi sisial dalam
kehidupan kelompok
c. Norma hukum yang berlaku dalam kehidupan
sosial yang sumbernya dari undang undang
d. Semuanya benar
135
136