Kelas : A-1 Npp : 30.1270 Mata Kuliah : Psikologi Politik No. Absen : 04
1. Sosiologi politik adalah disiplin ilmu yang mempelajari antara masyarakat
dan politik; hubungan masyarakat dengan lembaga-lembaga politik di satu sisi dan masyarakat dengan proses politik (sosialisasi, partisipasi, rekrutmen, komunikasi dan konflik) di sisi lain. Adapun yang menjadi kajian Sosiologi Politik adalah fokus kajian pada masyarakat, Negara dan kekuasaan dan fokus perhatian adalah melihat hubungan masyarakat dengan lembaga- lembaga politik, seperti sosialisasi politik, partisipasi politik, rekrutmen politik, komunikasi politik, konflik dan demokrasi; dan hubungan masyarakat dengan lembaga politik dan proses politik secara bersamaan, seperti budaya politik dan civil society. Sosiologi Politik (political sociology) menjelaskan fenomena politik dengan menggunakan perspektif sosiologis. Sedangkan psikologi politik (political psychology) menjelaskan fenomena politik meng-gunakan perspektif psikologi. Contoh kajian sosiologi Melakukan survei terkait elektabilitas calon dalam pemilihan umum yang dilakukan oleh lembaga survei, yang memiliki tujuan untuk mengerahui kepuasan mayarakat dengan layanan pemerintah saat ini.Kampanye hitam yang dilakukan oleh beberapa tim sukses calon penguasa dengan tujuan menjatuhkan pihak lawan.Adanya panggung bebas bicara pada saat car free day dengan tujuan memberikan masukan serta kritik terhadap pemerintah.Adanya money politics yang dilakukan oleh oknum calon pemimpin dengan tujuan untuk memperoleh suara dari masyarakat. Penyebaran berita palsu yang saat ini sedang ramai disaat waktu berkampanye telah dimulai. contoh aspek yang diteliti dalam psikologi politik adalah, pemerintahan, aktor pengambil keputusan, organisasi internasional dan partai - partai politik 2.Psikologi politik memiliki dua dimensi yaitu aktivitas politik dan idiologi politik. Dimensi pertama tentang aktivitas politik berkaitan dengan apatisme politik, konformitas, kepemimpinan, mengikuti pola politik, isolasi politik, pengambilan keputusan politik, fleksibilitas, kekacuanpolitik dan kreativitas politik. Kedua dimensi idiologi berkaitan dengan intensitas idiologi dalam aktivitas politik. Idiologi politik seseorang berkaitan dengan ekspresi kepribadian seseorang Cakupan psikologi politik berfokus kepada interaksi antara fenomena politik dan fenomena psikologik, interaksi ini bersifat dua arah (bidirectional) (Hermans, M., 1986). idang cakupan psikologi politik meliputi : persepsi, belief, opini, nilai, minat, sikap, mekanisme pertahanan diri, serta pengalaman-pengalaman psikis dan politis individu (baik sebagai warga negara, pemimpin, anggota suatu kelompok, birokrat, teroris, ataupun revolusioner);
3 . Psikologi Politik merupakan satu kajian ilmu 'inter disipliner' antara
ilmu politik dengan ilmu psikologi. Kajian utama dari hubungan antara Psikologi dan Politik adalah berkaitan dengan pikiran, emosi, dan perilaku manusia dalam politik. Salah satu tujuan dari psikologi politik adalah untuk menyusun dalil-dalil umum tentang perilaku yang dapat membantu menjelaskan dan memprediksi peristiwa-peristiwa yang terjadi disejumlah situasi yang berbeda-beda. Pendekatan yang dilakukan psikolog politik dalam memahami dan memprediksi perilaku adalah metode ilmiah.
4. Psikologi politik memang menarik untuk dijadikan pisau analisis perilaku
politik secara kelompok ataupun individual. Sisi lain juga dapat menganalisis kelompok politik yang dinamis yang terjadi dalam kelompok politik ataupun partai politik. Tidak terelakan lagi dalam sisi – sisi individu pelaku politik, psikologi politik dapat dijadikan pisau pembedah perilaku para politikus dalam sisi kepribadiannya, motivasinya, persepsinya, kognisinya dan lain lain. Perilaku politik adalah suatu kegiatan ataupun aktivitas yang berkenaan ataupun berhubungan langsung dengan proses politik, baik itu dalam pembuatan keputusan politik sampai kepada pelaksanaan aktivitas politik secara periode. Penerapan psikologi untuk memahami konflik dan tindak kekerasan yang ekstrim dapat dipahami baik secara individu dan kelompok. Konflik politik seringkali merupakan konsekuensi dari perbedaan etnis dan "etnosentrisme" Sumner (1906).Bagian inti dari makhluk politik kita adalah kepribadian. Kepribadian adalah sebuah faktor psikologis pokok yang mempengaruhi perilaku politik. Kepribadian adalah unik bagi individu, meskipun sikap-sikap kepribadian tertentu tampak pada banyak orang .Contohnya golput adalah salah satuh contoh perilaku politik. Meskipun demikian, dengan memahami kompleksitas psikologi politik, kita dapat menjelaskan perilaku yang sering kita tampak irasional. Seperti contoh kasus pada Anas Urbaningrum yang mendirikan sebuah ORMAS yang bernama PPI ( Perhimpunan Pergerakan Indonesia ) ketika dia dilengserkan dari KETUM partai Demokrat. Selain itu juga yang menjadi perdebatan para ahli komunikasi polotik pada saat itu ialah pernyataan ucapan "terima kasih" kepada sejumlah pihak sesaat setelah Anas ditahan KPK.
5. Psikologi politik adalah pengejaran interdisipliner pertanyaan psikologis dan
politik; menyatukan pemahaman psikologis untuk pertanyaan politik, serta mengekplorasi bagaimana konteks politik mempengaruhi cara orang berperilaku politik juga memahami pendekatan normative dan deksriptif untuk analisis dan pemahaman pengambilan keputusan secara umum, dengan penekanan pada implikasi lapangan pada perilaku di ruang public dan pada pembuatan kebijakan. Merupakan bidang interdisipliner yang tujuan substantif dasarnya adalah untuk menyingkap saling keterkaitan antara proses psikologi dan politik. Bidang ini memiliki sumber dari berbagai disiplin keilmuan, seperti antropologi budaya, psikologi ekonomi, sosiologi, psikologi serta ilmu politik.Pada dasarnya psikologi politik mewakili pengabungan dua disiplin, psikologi dan ilmu politik. Psikologi politik menyangkut penjelasan tentang apa yang dilakukan orang-orang, dengan mengadaptasi konsep- konsep psikologi, sehingga konsep-konsep ini bermanfaat dan relevan dengan politik.
Albert Bandura dan faktor efikasi diri: Sebuah perjalanan ke dalam psikologi potensi manusia melalui pemahaman dan pengembangan efikasi diri dan harga diri
Abraham Maslow, dari hierarki kebutuhan hingga pemenuhan diri: Sebuah perjalanan dalam psikologi humanistik melalui hierarki kebutuhan, motivasi, dan pencapaian potensi manusia sepenuhnya