Menurut Aristoteles politik adalah hubungan antara dua orang atau lebih
mengakibatkan terjadinya hubungan politik. Manusia adalah zoon
politicon.
Jean Bodin dan Montesqueau mengartikan politik sebagai aktivitas
pemerintah, negara, dan hubungan antara eksekutif, legeslatif, dan
yudikatif.
Miriam Budiardjo, politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh
masyarakat (public goals) bukan tujuan pribadi (private goals). Politik
menyangkut kegiatan berbagai kelompok, partai politik, dan kegiatan
orang seorang (individu).
Intinya, politik adalah interaksi antara individu dan kelompok dengan
negara (eksekutif, legislatif, dan yudikatif). Interaksi individu dan
kelompok berupa perilaku politik.
Perkembangan awal Ilmu Politik banyak dipengaruhi oleh ilmu hukum dengan
pusat perhatian utamanya negara (Jerman, Austria, Prancis)
Yang pertama adalah karena alasan ilmiah yaitu, ilmu politik dopelajari dalam
rangka menambah pengetahuan mengenai semua hal yang berkaitan dengan
politik. Mengetahui ilmu politik bertujuan untuk menggapai kebaikan kolektif
sebagaimana hakikat ilmu politik itu sendiri.
Alasan yang kedua adalah alasan praktis. Artinya ilmu politik tidak hanya sebagai
konsep dan teori saja tetapi bisa dipakai untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang timbul dimasyarakat.
Alasan yang terakhir adalah atas dasar kebaikan bersama. Hakikat politik adalah
kebaikan bersama, oleh sebab itu mempelajari politik dengan alasan mencapai
kebaikan bersama adalah hal yang patut diperhatikan.
1. Pendekatan kesejarahan
Pendekatan tradisional atau kesejarahan dalam ilmu politik dipelopori oleh
George H. Sabine. Ia menyatakan bahwa seluruh pokok persoalan yang
dibahas para filosof politik seperti Plato, Aristoteles, Hobbes, Locke,
Rousseau, Bentham, Mill, Green, Hegel, Marx dan lain-lainnya semuanya
masuk ke dalam ilmu politik.
Pokok bahasan mereka adalah masalah-masalah yang berkenaan dengan
kebaikan atau cita-cita negara, makna kebebasan, atau persoalan kenapa
rakyat patuh pada pemerintah, tentang lingkup kegiatan pemerintah atau
tentang makna persamaan.
Teori politik menurut Sabine ; “Suatu fakta, yaitu suatu kenyataan yang
paling penting dari rangkaian peristiwa yang melahirkan situasi politik
tertentu".
2. Pendekatan Filsafat
Filsafat politik menyangkut masalah-masalah dalam kehidupan
politik/pemerintahan terutama mengenai sifat hakiki, asal mula, serta nilai
dari negara dan kekuasaan.
Filsafat politik pun cenderung menaruh perhatian pada penentuan
tujuan-tujuan moral, dasar etika dari komunitas politik, serta logika untuk
menentukan prioritas keabsahannya.
3. Pendekatan kelembagaan
Fokus utama pendekatan ini adalah negara dengan menonjolkan
segi konstitusional dan yuridis.
Bahasan tradisional yang dikaji menyangkut (1) Sifat UUD dan masalah
kedaulatan, (2) Kedudukan dan kekuasaan lembaga-lembaga kenegaraan
formal seperti parlemen, badan eksekutif, Yudikatif.
Dikenal sebagai pendekatan institusional atau pendekatan legal
institusional.
Pendekatan kelembagaan cenderung kurang menyoroti
organisasi-organisasi nonformal seperti kelompok-kelompok kepentingan/
penekan. Pembahasannya lebih bersifat deskriptif dengan banyak
menggunakan ulasan sejarah daripada bersifat analisis.
4. Pendekatan perilaku
Pendekatan perilaku memusatkan perhatian pada individu dan
kelompok (komunitas, elit, gerakan massa) serta aspek-2 organisasi yang
mempengaruhi suatu tindakan. Perhatian tsb terletak pada hubungan antara
pengetahuan politik dan tindakan politik, termasuk bagaimana proses
pembentukan pendapat politik; bagaimana kecakapan politik diperoleh dan
bagaimana cara orang menyadari peristiwa-peristiwa politik.
6. Pendekatan kemajemukan
Memusatkan perhatian pada perorangan atau kelompok dengan
mengutamakan metode ekperimental dalam situasi kelompok; proses
pengambilan keputusan; aspek-aspek organisasi yang mempengaruhi suatu
tindakan; teori proses belajar; analisis psikologi.
Sedangkan bidang kajiannnya meliputi pendapat umum (persepsi);
pemberian suara (pemilu); koalisi; gerakan politik; dan ideologi.
7. Pendekatan struktural
Memusatkan perhatian pada "agen tersembunyi" di belakang
tindakan politik. Pusat perhatiannya pada analisis kelas; analisis peran;
teori pertukaran; analisis Marxis dan fungsionalis dalam menentukan
batas-batas perilaku.
Sedangkan bidang kajiannya meliputi kelas dan elit; perubahan ideologi
dan status sosial; stabilitas dan integrasi.
8. Pendekatan perkembangan
Pusat perhatiannya pada masalah transisi dari satu jenis sistem
politik ke sistem politik lainnya; bagaimana inovasi terjadi, pengaruh dan
penyebarannya; siapa mendapat manfaat; masalah ketidakstabilan.
Sedangkan bidang kajiannya meliputi wilayah-wilayah yang sedang
berkembang; revolusi; kolonialisme/imperialisme; nasionalisme dan
bangsa-bangsa baru; dampak perusahaan mulnasional dari pusat kekuasaan
metropolitan terhadap negara-negara pinggiran.
Materi Demokrasi
Apa itu Demokrasi ?
Kata "demokrasi" berasal dari kata ''demos'' yang berarti rakyat, dan
''kratos/cratein'' yang berarti pemerintahan. Sehingga diartikan sebagai
pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah
kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik.
Bagaimana Sejarah Perkembangan Demokrasi ?
Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan
definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan
perkembangan sistem "demokrasi" di banyak negara.
1. Negara Hukum
2. Pemerintah di bawah kontrol nyata rakyat
3. Pemilihan Umum yang bebas dan jurdil
4. Adanya Prinsip mayoritas
5. Adanya jaminan hak-hak asasi manusia
Negara hukum berarti kekuasaan negara terikat pada ketentuan-ketentuan
hukum,
Negara hukum tidak otomatis demokratis.
Demokrasi adalah cara paling aman untuk mempertahankan kontrol atas
negara hukum. Ciri negara hukum antara lain: Ada jaminan hukum bagi
warga negara atas tindakan kesewenang-wenangan pemerintah; dan adanya
badan peradilan yang bebas.
Demokrasi di Indonesia :
1. Demokrasi Liberal, 1945-1958
2. Demokrasi Terpimpin, 1959-1965
3. Demokrasi Pancasila (Orba), 1966-1998
4. Demokrasi Pasca-Orba (Demokrasi Civil Society), 1999- s.d sekarang.
Asas Marxisme
Menurut Karl Marx (1818-1883) perubahan nasib kaum buruh tidak
mungkin dilakukan secara bertahap dan perbaikan tambal sulam sebagaimana
digagas para tokoh sebelumnya itu. Keinginan untuk meningkatkan
kesejahteraan umat manusia, khususnya kaum buruh yang berada dalam
belenggu kemiskinan dan kesengsaraan pada awal abad ke-19, menggugah
kesadaran beberapa tokoh masyarakat spt Saint-Simon, Charles Fourier,
Robert Owen. Titik tolak pemikiran Marx adalah idealisme Hegel terutama
yang berhubungan dengan dialektika sampai mencapai ide mutlak. Menurut
dialektika Hegel, suatu susbstansi senantiasa mengandung dua unsur yang
saling berlawanan; masing-masing unsur itu bertindak sebagai tesis dan
antitesis, dan yang melalui benturan di antara keduanya menghasilkan sintesis
yang kemudian bertindak sebagai tesis baru. proses dialektika itu terjadi secara
berulang sampai tercapai sintesis yang paling sempurna.
Perbedaan dengan Hegel, Marx menyejajarkan ide dengan materi dan
menyamakan ide mutlak sebagai masyarakat komunis. Marx menyimpulkan,
pertama bahwa perkembangan masyarakat ditentukan oleh perjuangan kelas
yang senantiasa terjadi antara kelas pemilik alat-lat produksi dengan kelas lain
yang hidup dari penggunaan alat-alat itu. Kedua, yang mendorong terjadinya
perjuangan kelas adalah penghisapan nilai lebih yang seharusnya menjadi hak
kaum tertindas oleh para pemilik alat-alat produksi yang menindasnya.
Penindasan kaum buruh yang berkelanjutan dan tidak adanya peluang untuk
memperbaiki nasib kaum buruh secara damai ini yang mendorong kaum buruh
mengambil alih alat-alat produksi dari tangan kaum kapitalis. Pertentangan
kaum kapitalis dengan kelas proletar merupakan pertentangan terakhir, karena
selanjutnya terbentuk masyarakat tanpa kelas dan dialektika berhenti. Masa
peralihan ke arah itu disebut kediktaroran proletariat sebelum terbentuknya
masyarakat komunis secara bertahap. Oleh Lenin, tahap awal masyarakat
komunis disebut ”sosialisme”, yang berbeda dengan sosialisme kaum sosialis
demokrat yang non-komunis. Menurut Marx, segala sesuatu, termasuk negara,
yang menghambat terwujudnya masyarakat komunis harus dimusnahkan.
Teori Marx tentang negara menyebutkan bahwa negara tak lain tak bukan
hanyalah mesin yang dipakai oleh satu kelas untuk menindas kelas yang lain,
dan karena itu akan lenyap setelah tercapai kebebasan yang dicita-citakan.
Sepeninggal Marx, teori marxis berkembang dalam berbagai varian, yaitu
kubu revolusioner yang menitikberatkan usaha membangkitkan kesadaran
kelas sebagai alat perjuangan kelas (Lenin, dkk); kubu anti-kekerasan yang
berkeyakinan bahwa cita-cita sosialisme dapat diperjuangkan melalui jalan
parlementer (E. Bernstein, dkk). Serta kubu di antara keduanya, yaitu Sosialis
Tengah yang secara ideologis berpegang pada revolusionerisme Marx, namun
dalam praktek politiknya menganut Bernstein. Ketiga varian pemikiran Marx
ini kemudian berkembang di berbagai negara, terutama di Uni Sovyet (alm);
RRC, Korut, Kuba, Vietnam, Italia, Spanyol, Prancis, dan beberapa negara
Amerika Latin.
Rekruitment Politik
1. Apakah yang dimaksud dengan rekruitment politik dan apa saja
tujuannya ?
Rekrutmen politik adalah proses pengisian jabatan-jabatan pada
lembaga-lembaga politik termasuk partai politik dan administrasi atau
birokrasi oleh orang-orang yang akan menjalankan kekuasaan politik
(Suharno, 2004: 117). Sedangkan menurut Cholisin, rekrutmen politik
adalah seleksi dan pengangkatan seseorang atau kelompok untuk
melaksanakan sejumlah peran dalam system politik pada umumnya
dan pemerintahan pada khususnya (Cholisin, 2007: 113).
Tujuannya adalah :
• Individu-individu yang berbakat yang dicalonkan menduduki jabatan-
jabatan politik maupun jabatan pemerintahan.
• Rekrutmen politik menjamin kontinuitas dan kelestarian partai,
sekaligus merupakan salah satu cara untuk menjaring dan melatih
calon-calon pemimpin
Materi Konstitusi
a. Istilah konstitusi
Dikenal sejak zaman Yunani Kuno (abad 425 SM) ditulis oleh Xenopon
dalam “Konstitusi Athena”
Istilah konstitusi berkembang sejalan dengan pemahaman tentang negara
Politea adalah konstitusi, Nomoi adalah undang-undang biasa
Istilah konstitusi berhubungan dengan ucapan Respublica Constituere
sehingga muncul semboyan “Pricep legibus solutus est, Salus Publica
Suprema lex” (rajalah yang berhak menentukan organisasi/struktur dari
negara, oleh karena itu adalah satu-satunya pembuat undang-undang
Konstitusi diartikan secara materiil karena konstitusi saat itu belum
diletakkan dalam suatu naskah yang tertulis.
b. Klasifikasi konstitusi
Konstitusi Absolut
a. Konstitusi dianggap sebagai kesatuan organisasi yang nyata yang
mencakup seluruh bangunan hukum dan semua organisasi-
organisasi yang ada dalam negara
Konstitusi Relatif
1. Sebagai konstitusi yang dihubungkan dengan kepentingan
suatu golongan tertentu di dalam suatu masyarakat. Golongan
itu terutama adalah golongan borjuis liberal yang menghendaki
adanya jaminan dari pihak penguasa agar hak-haknya tidak
dilanggar
2. Dalam arti relatif ini, konstitusi dibagi dalam dua pengertian :
Konstitusi Positif
1. Menurut Carl Schmitt, konstitusi dalam arti positif mengandung
pengertian sebagai putusan politik yang tertinggi yang menentukan
nasib negara
Konstitusi Ideal
Disebut ideal karena ia konstitusi ini merupakan idaman dari kaum
borjusi liberal yakni sebagai jaminan bagi rakyat agar hak-hak
azasinya dilindungi.
c. nilai konstitusi
a. Nilai Normatif
Nilai normatif diperoleh apabila penerimaan seluruh rakyat suatu
negara terhadap konstitusi benar-benar murni dan konsekuen
sehingga ia ditaati dan dijunjung tinggi
b. Nilai Nominal
Nilai ini diperoleh apabila ada kenyataan sampai di mana batas-
batas berlakunya itu, yang dalam batas-batas berlakunya itulah
yang dimaksudkan dengan nilai nominal konstitusi
c. Nilai Semantik
Dalam hal ini, konstitusi hanya sekedar istilah saja, meskipun
secara hukum konstitusi tetap berlaku tetapi dalam kenyataannya
hanya sekedar memebri bentuk
d. Sifat Konstitusi
- Formil dan Materiil
a. Formil : tertulis dalam suatu ketatanegaraan suatu negara
b. Materiil : jika melihat dari isinya
f. Pelanggaran HAM
Terjadinya pelanggaran HAM terhadap masyarakat pribumi, terutama bagi
warga Tionghoa.
Materi HAM
Apa yang melatar belakangi HAM dan apa pengertian HAM itu sendiri ?
Ciri-ciri HAM
Merupakan hak yang berisi norma yang sudah pasti dan memiliki prioritas
tinggi yang penegakannya bersifat wajib
Bersifat universal
Dianggap ada dengan sendirinya
Dipandang sebagai norma yang penting
Mengaplikasikan kewajiban bagi individu dan pemerintah
Menetapkan standar minimal bagi praktek kemasyarakatan dan kenegaraan
yang baik
HAM meliputi hak sipil, hak politik, hak sosial, hak ekonomi, dan hak
budaya.
Jaminan HAM meliputi hak warga negara untuk berserikat; menyatakan
pendapat dan pers bebas; dan hak untuk beroposisi terhadap pemerintah.
Hak-hak sipil dan politik meliputi: hak atas hidup, hak atas kebebasan dan
keamanan diri; hak atas kesamaan atas hukum; hak atas kebebasan berfikir
dan beragama; hak menyatakan pendapat tanpa gangguan; hak atas
kebebasan berkumpul secara damai; hak berserikat/ berorganisasi, dan hak
menentukan nasibnya sendiri.
a. Komnas HAM
b. Komnas Perlindungan Anak Indonesia
– Komisi Nasional Perlindungan Anak
– Komisi Perlindungan Anak Indonesia
c. Komnas Perempuan
d. Pengadilan HAM
a. Edmund Burke
Parpol adalah suatu kumpulan manusia utk memajukan keinginan2
bersama, yaitu kepentingan nasional melalui prinsip2 khusus yg
sudah disepakati.
b. Maurice Duverger
Parpol adalah sekelompok manusia yg memiliki doktrin politik yg
sama
c. DW. Borgan
Parpol adalah pendapat yg diorganisir
- MONTESQIEU
1. Legislatif (Pembuat UU)
2. Eksekutif
3. Yudikatif (Badan Peradilan pelanggaran UU)
Inilah awal baru pemikiran politik Indonesia. Apabila pada era sebelumnya
pemikiran politik Indonesia didominasi oleh kaum-kaum intelektual, maka pada
masa Orde Baru ini gaya pemikiran Militersentris lebih mendominasi. Pergeseran
pemikiran ini merupakan akibat dari beralihnya komando kekuasaan tertinggi
negara ini dari Soekarno seorang pemikir yang atau juga politisi kepada Soeharto
seorang prajurit TNI.
Soeharto menerapkan pendekatan yang berbeda dari yang dianut oleh kebanyakan
kepala negara untuk mengatsi keterpurukan politis maupun ekonomis, strategi
soeharto bertumpu pada dua kekatan yang dapat diandalkan yakni ABRI dan
TEKNOKRAT. Keduanya dipadukan dalam “civilian-military administrative
structure”. Pada era initidak banyak diketemukan pemikir-pemikir Indonesia yang
cukup memberikan warna terhadap perpolitikan Indonesia. Kekuatan militer yang
diandakan oleh Soeharto dalam menopang kepemimpinanya yang pada waktu itu
berlawanan dengan PKI dibentukalah Golongan Kaya sebagai wadah
menghimpun ormas-ormas non partai guna menghadapi PKI.
Baru pada awal 80-an pemikiran politik indonesia sedikit berwarna, akibat dari
pemikiran-pemikiran tokoh liberal islam seperti Gus Dur, Cak Nur dan Amien
Rais. Gus Dur melalui organisasi islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul
Ulama, cukup mendapat perhatian serius dari Soeharto. Posisi Gus Dur sebagai
ketua Tanfidziah NU pada waktu itu berkewajiban menegaskan garis organisasi
NU dengan tidak mengusik keuatan Orde Baru. Pilihan NU untuk keluar dari PPP
dan menyebut kembali pada Khittah 1926 merupakan sebuah gagasan besar masa
itu. Karena pilihan untuk kooperatif dengan pemerintah melalui koalisi parlement
sudah dikebiri oleh kekuatan otoriter penguasa, disamping itu juga memberikan
dampak intern ditubuh organisasi NU sendiri.
Keruntuhan rezim pembagunan ini cukup tragis, akibat dari krisis moneter yang
menerjang kebanyakan negara Asia. Pada tahun 1998 melaui aksi kolektif
masyarakat dengan menduduki Gedung MPR/DPR. Serta ketidak mampuan
pemerintah untuk segera mengatasi problem ekonomi dan stabilitas nasional maka
sebuah penyampain pidato pengunduran diri Soeharto sebagai presiden dan
memberikan wewenang kepada Habibie sebagai wakil untuk mengadakan
pemilihan Umum, merupakan tanda lahirnya harapan baru warna pemikiran
politik indonesia.
Sejak pidato pengunduran diri Soeharto sebagai Presiden, maka masa peralihan
ini dipimpin oleh seorang tokoh intelektual yang agamis bukan seorang politisi,
argumen ini memang sangat subyektif oleh penulis, namun dari perjalan
kepeimpinanya sampai terciptanya pemilu tahun 1999. Habibie tidak mampu
menghadapi tekanan dari ABRI yang merupakan basis kekuatan rezim
sebelumnya. Visionery dan ketidak mampuan menghadapi tekanan inilah yang
harus dibayar mahal dengan adanya referendum di Timur Timor yang akhirnya
wilayah ini memilih lepas dari negara kesatuan republik indonesia.
Pada era ini peran dari Amien Rais sangat dominan, dia salah satu tokoh yang
menggerakan massa untuk aksi turun jalan menuntut Soeharto mundur. Sebagai
tokoh Reformasi dia menjadi sangat sibuk pada era ini, dia membentuk sebuah
partai islam yang berafiliasi dengan Muhamadiyah, PAN. Dia juga berusaha
menghubungkan tokoh nasional pada waktu itu, Gus Dur dan Megawati. Untuk
mempersiapkan agenda reformasi yang dikhawatirkan akan dikuasai oleh rezim
Orde Baru. Setelah pemilihan umum tahun 1999, dia juga tokoh yang membuat
poros tengah di parlemen, sebuah poros yang menggabungkan kursi-kursi partai
Islam untuk mengusung presiden. Pemilu itu dimenangkan oleh PDIP yang
dipimpin oleh Megawati, dengan demikian harusnya menjadi sangat gamblang
bahwa megawati adalah presiden selanjutnya melalui penetapan MPR.
Era Reformasi
Ketidak rukunan dengan Megawati juga semakin memperlemah posisi Gus Dur
masa itu, yang akhirnya berujung pada penolakan MPR terhadap pidato
pertanggungjawaban presiden pada tahun 2002. Selesai sudahlah era
kepemimpinan Gus Dur dan beralih kepada Megawati sebagai Presiden.
Megawati bertahan sampai pemilu selanjutnya yaitu pada tahun 2004. Susilo
Bambang Yudhoyono menjadi presiden dan terpilih lagi melalui pemilihan
presiden langsung pada tahun 2009.
Isu-Isu Politik
“Saya maunya kalau ada masalah kita bisa bicarakan baik-baik. Saya ingin
argumentasinya. Saya sangat terbuka untuk diskusi terkait pembangunan,” kata
Ridho.
Sumber : https://www.teraslampung.com/penjelasan-gubernur-ridho-ficardo-
tentang-empat-isu-mutakhir-di-lampung/