Anda di halaman 1dari 34

Pengantar Ilmu Politik

Apakah yang dimaksud ilmu politik ?

 Menurut Aristoteles politik adalah hubungan antara dua orang atau lebih
mengakibatkan terjadinya hubungan politik. Manusia adalah zoon
politicon.
 Jean Bodin dan Montesqueau mengartikan politik sebagai aktivitas
pemerintah, negara, dan hubungan antara eksekutif, legeslatif, dan
yudikatif.
 Miriam Budiardjo, politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh
masyarakat (public goals) bukan tujuan pribadi (private goals). Politik
menyangkut kegiatan berbagai kelompok, partai politik, dan kegiatan
orang seorang (individu).
Intinya, politik adalah interaksi antara individu dan kelompok dengan
negara (eksekutif, legislatif, dan yudikatif). Interaksi individu dan
kelompok berupa perilaku politik.

Bagaimana Perkembangan Ilmu politik ?

 Ilmu politik berkembang dari pemikiran tentang negara dan pemerintahan di


Yunani Kuno (450 SM). Ilmu Politik berkembang dari filsafat pemikiran plato
yang berbasis pada nilai, sedangkan ilmu politik dikembangkan lebih rasional
oleh Aristoteles yang dasar pemikirannya berlandaskan pada fakta. Keduanya
memandang politik sebagai kegiatan negara, dan negara dipandang dari
perspektif filosof yang melihat semua pengetahuan sebagai satu kesatuan yang
utuh. Namun pemikiran politik sepanjang abad pertengahan lebih dekat
dengan tradisi Plato (filsafat) daripada tradisi Aristoteles (ilmu) karena
pengaruh dominasi intelektual dan politik gereja Kristen. Pemikiran politik
pertama-tama untuk menjawab persoalan mengenai yang seharusnya (nilai)
bukannya pertanyaan tentang yang ada (fakta).

 Perkembangan awal Ilmu Politik banyak dipengaruhi oleh ilmu hukum dengan
pusat perhatian utamanya negara (Jerman, Austria, Prancis)

 Di Inggris perkembangan Ilmu Politik banyak dipengaruhi oleh filsafat moral

 Di Amerika Serikat kajian Ilmu Politik berpijak pada ide-ide rasionalitas


Yunani, ide yuridis Roma, ide kengeraan Jerman, serta ide persamaan,
kebebasan, dan kekuasaan Inggris dan Prancis (universal).

Bagaimana Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu Lain ?


Ilmu Politik merupakan ilmu yang bersinggungan dengan ilmu-
ilmu lain, seperti filsafat, sosiologi, ekonomi, dll. Tetapi dari sekian
banyak ilmu, hanya beberapa saja yang sangat "rawan" rancu dengan ilmu
politik, yaitu ilmu pemerintahan, ilmu administrasi negara/publik, ilmu
hukum tata negara, dan ilmu negara.
Kelima ilmu tersebut secara umum mengkaji objek yang sama, yaitu
Negara. Yang membedakan satu sama lainnya adl pd obyek formalnya
(Syafiie, dkk, 1999). Objek formal bersifat khusus dan spesifik karena
merupakan pusat perhatian suatu disiplin ilmu (focus of interest). Objek
materia bersifat umum karena merupakan topik yang dibahas secara global
tentang pokok persoalan (subject matter).

Mengapa kita harus mempelajari ilmu politik ?

Yang pertama adalah karena alasan ilmiah yaitu, ilmu politik dopelajari dalam
rangka menambah pengetahuan mengenai semua hal yang berkaitan dengan
politik. Mengetahui ilmu politik bertujuan untuk menggapai kebaikan kolektif
sebagaimana hakikat ilmu politik itu sendiri.

Alasan yang kedua adalah alasan praktis. Artinya ilmu politik tidak hanya sebagai
konsep dan teori saja tetapi bisa dipakai untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang timbul dimasyarakat.

Alasan yang terakhir adalah atas dasar kebaikan bersama. Hakikat politik adalah
kebaikan bersama, oleh sebab itu mempelajari politik dengan alasan mencapai
kebaikan bersama adalah hal yang patut diperhatikan.

Materi Pendekatan Politik

Apakah Pengertian Pendekatan ?


Pendekatan adalah suatu kerangka anggapan yang diterima
(dipakai) oleh seorang peneliti untuk melihat/mengkaji suatu gejala
(masalah), dan mencakup tiga aspek yang saling terkait erat, yaitu: teori,
metode, dan teknik.

Vernon van Dyke menyatakan bahwa suatu "pendekatan"


(Approach) adalah kriteria untuk menyeleksi masalah dan data yang
relevan. Pendekatan mencakup standar atau tolok ukur yang dipakai untuk
memilih masalah, dan menentukan data mana yang akan diteliti serta data
mana yang akan dikesampingkan.

Bagaimana pendekatan kesejarahan dan pendekatan lainnya dalam ilmu


politik ?

1. Pendekatan kesejarahan
Pendekatan tradisional atau kesejarahan dalam ilmu politik dipelopori oleh
George H. Sabine. Ia menyatakan bahwa seluruh pokok persoalan yang
dibahas para filosof politik seperti Plato, Aristoteles, Hobbes, Locke,
Rousseau, Bentham, Mill, Green, Hegel, Marx dan lain-lainnya semuanya
masuk ke dalam ilmu politik.
Pokok bahasan mereka adalah masalah-masalah yang berkenaan dengan
kebaikan atau cita-cita negara, makna kebebasan, atau persoalan kenapa
rakyat patuh pada pemerintah, tentang lingkup kegiatan pemerintah atau
tentang makna persamaan.
Teori politik menurut Sabine ; “Suatu fakta, yaitu suatu kenyataan yang
paling penting dari rangkaian peristiwa yang melahirkan situasi politik
tertentu".

2. Pendekatan Filsafat
Filsafat politik menyangkut masalah-masalah dalam kehidupan
politik/pemerintahan terutama mengenai sifat hakiki, asal mula, serta nilai
dari negara dan kekuasaan.
Filsafat politik pun cenderung menaruh perhatian pada penentuan
tujuan-tujuan moral, dasar etika dari komunitas politik, serta logika untuk
menentukan prioritas keabsahannya.

3. Pendekatan kelembagaan
Fokus utama pendekatan ini adalah negara dengan menonjolkan
segi konstitusional dan yuridis.
Bahasan tradisional yang dikaji menyangkut (1) Sifat UUD dan masalah
kedaulatan, (2) Kedudukan dan kekuasaan lembaga-lembaga kenegaraan
formal seperti parlemen, badan eksekutif, Yudikatif.
Dikenal sebagai pendekatan institusional atau pendekatan legal
institusional.
Pendekatan kelembagaan cenderung kurang menyoroti
organisasi-organisasi nonformal seperti kelompok-kelompok kepentingan/
penekan. Pembahasannya lebih bersifat deskriptif dengan banyak
menggunakan ulasan sejarah daripada bersifat analisis.

4. Pendekatan perilaku
Pendekatan perilaku memusatkan perhatian pada individu dan
kelompok (komunitas, elit, gerakan massa) serta aspek-2 organisasi yang
mempengaruhi suatu tindakan. Perhatian tsb terletak pada hubungan antara
pengetahuan politik dan tindakan politik, termasuk bagaimana proses
pembentukan pendapat politik; bagaimana kecakapan politik diperoleh dan
bagaimana cara orang menyadari peristiwa-peristiwa politik.

5. Pendekatan analisis sistem


Pendekatan Sistem merupakan pengembang-an dari pendekatan
tingkah laku. Pendekatan analisis sistem menekankan perilaku sebagai unit
analisisnya, dan mempelajari gejala-2 politik melalui pengamatan terhadap
perilaku dalam masyarakat.
Pendekatan ini dikemukakan oleh David Easton utk menciptakan teori yg
menyeluruh.

6. Pendekatan kemajemukan
Memusatkan perhatian pada perorangan atau kelompok dengan
mengutamakan metode ekperimental dalam situasi kelompok; proses
pengambilan keputusan; aspek-aspek organisasi yang mempengaruhi suatu
tindakan; teori proses belajar; analisis psikologi.
Sedangkan bidang kajiannnya meliputi pendapat umum (persepsi);
pemberian suara (pemilu); koalisi; gerakan politik; dan ideologi.

7. Pendekatan struktural
Memusatkan perhatian pada "agen tersembunyi" di belakang
tindakan politik. Pusat perhatiannya pada analisis kelas; analisis peran;
teori pertukaran; analisis Marxis dan fungsionalis dalam menentukan
batas-batas perilaku.
Sedangkan bidang kajiannya meliputi kelas dan elit; perubahan ideologi
dan status sosial; stabilitas dan integrasi.

8. Pendekatan perkembangan
Pusat perhatiannya pada masalah transisi dari satu jenis sistem
politik ke sistem politik lainnya; bagaimana inovasi terjadi, pengaruh dan
penyebarannya; siapa mendapat manfaat; masalah ketidakstabilan.
Sedangkan bidang kajiannya meliputi wilayah-wilayah yang sedang
berkembang; revolusi; kolonialisme/imperialisme; nasionalisme dan
bangsa-bangsa baru; dampak perusahaan mulnasional dari pusat kekuasaan
metropolitan terhadap negara-negara pinggiran.

9. Pendekatan ekonomi politik


Suatu pendekatan yang menggabungkan perspektif ekonomi dan politik
dalam satu kerangka berfikir yang utuh.
Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa proses politik dan ekonomi
tidak bisa dipisahkan
- Pendekatan EP menerapkan metodologi ekonomi neo-klasik untuk
menjelaskan fenomena (gejala) politik
- Pendekatan EP juga menerapkan kerangka analisis ilmu politik untuk
menjelaskan fenomena pembangunan ekonomi
- Pendekatan EP juga menganalisis persoalan pembangunan ekonomi
dari sudut pandang nilai-nilai yang mendasarinya.

10. Pendekatan terpadu


llmu politik sebagai disiplin ilmu yang comprehensive, tidak hanya
membutuhkan satu metode tetapi beberapa metode.
Ilmu politik mempelajari negara teritorial, yg merupakan bentuk
organisasi masyarakat terbesar yg berubah karakter, bentuk dan tujuannya
dari waktu ke waktu, dari negara ke negara, dan setiap perubahan
memerlukan pendekatan dan metode yg berbeda, atau pada suatu waktu
memerlukan kombinasi dari pendekatan-2 dan metode-2 yg berbeda.

Materi Demokrasi
Apa itu Demokrasi ?

Kata "demokrasi" berasal dari kata ''demos'' yang berarti rakyat, dan
''kratos/cratein'' yang berarti pemerintahan. Sehingga diartikan sebagai
pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah
kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik.
Bagaimana Sejarah Perkembangan Demokrasi ?

Isitilah "demokrasi" berasal dari Yunani Kuno yang tumbuh di


Athena pada abad ke-5 SM. Negara-kota Athena tersebut dianggap
sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum
demokrasi modern.

Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan
definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan
perkembangan sistem "demokrasi" di banyak negara.

Demokrasi saat ini dianggap sebagai indikator perkembangan politik suatu


negara. Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya dengan
pembagian kekuasaan dalam suatu negara berdasarkan konsep dan prinsip
trias politica. Prinsip trias politica ini menjadi sangat penting untuk
diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah
(eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk
masyarakat yang adil dan beradab. Bahkan kekuasaan absolut pemerintah
seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat harus digunakan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Demokrasi Konstitusional adalah pemerintahan atas dasar konstitusi (UUD).


Ciri negara demokratis harus memenuhi minimal lima prasyarat:

1. Negara Hukum
2. Pemerintah di bawah kontrol nyata rakyat
3. Pemilihan Umum yang bebas dan jurdil
4. Adanya Prinsip mayoritas
5. Adanya jaminan hak-hak asasi manusia
Negara hukum berarti kekuasaan negara terikat pada ketentuan-ketentuan
hukum,
Negara hukum tidak otomatis demokratis.
Demokrasi adalah cara paling aman untuk mempertahankan kontrol atas
negara hukum. Ciri negara hukum antara lain: Ada jaminan hukum bagi
warga negara atas tindakan kesewenang-wenangan pemerintah; dan adanya
badan peradilan yang bebas.
Demokrasi di Indonesia :
1. Demokrasi Liberal, 1945-1958
2. Demokrasi Terpimpin, 1959-1965
3. Demokrasi Pancasila (Orba), 1966-1998
4. Demokrasi Pasca-Orba (Demokrasi Civil Society), 1999- s.d sekarang.

Mengapa ada penggolongan demokrasi ?

Karena penggolongan demokrasi sebagai acuan praktek kenegaraan, yaitu


demokrasi formal dan demokrasi substansial.
Demokrasi Formal lebih menekankan pada prasyarat adanya lembaga-lembaga
demokrasi (legislative, eksekutif, yudikatif, Parpol, Pers) sebagai indikasi
bahwa suatu negara menganut demokrasi. Demokrasi Substansial menekankan
bukan sekedar masalah symbol dan formalisme, namun apakah lembaga-
lembaga demokratis dalam suatu negara nyata-nyata telah melakukan fungsi
demokratis sesuai tujuan obyektif mereka? Apakah lima ciri demokrasi
tersebut di atas telah benar-benar terlaksana?

Bagaimana demokrasi menurut asa-asas Marxisme dan Leninisme ?

Sistem demokrasi pluralis berkembang dalam negara yang menganut


sistem liberal (liberalisme klasik) yang menghendaki campur tangan negara
yang tidak berlebihan, dimana urusan ekonomi masyarakat ditentukan oleh
mekanisme pasar bebas.

Dalam sistem ini, demokrasi konstitusional merupakan bagian dari liberalisasi


politik yang berjalan seiring dengan sistem ekonominya. Namun konsep
demokrasi ini tidak selalu dilaksanakan dengan formasi dan fungsi yang
sama, karena ada demokrasi lain yang tidak disandarkan pada tradisi liberal,
melainkan pada paham Marxisme Leninisme atau paham komunisme.Paham
ini seringkali menggunakan istilah-istilah Demokrasi Rakyat, Demokrasi
Nasional, Demokrasi Revolusioner, dll.

Asas Marxisme
Menurut Karl Marx (1818-1883) perubahan nasib kaum buruh tidak
mungkin dilakukan secara bertahap dan perbaikan tambal sulam sebagaimana
digagas para tokoh sebelumnya itu. Keinginan untuk meningkatkan
kesejahteraan umat manusia, khususnya kaum buruh yang berada dalam
belenggu kemiskinan dan kesengsaraan pada awal abad ke-19, menggugah
kesadaran beberapa tokoh masyarakat spt Saint-Simon, Charles Fourier,
Robert Owen. Titik tolak pemikiran Marx adalah idealisme Hegel terutama
yang berhubungan dengan dialektika sampai mencapai ide mutlak. Menurut
dialektika Hegel, suatu susbstansi senantiasa mengandung dua unsur yang
saling berlawanan; masing-masing unsur itu bertindak sebagai tesis dan
antitesis, dan yang melalui benturan di antara keduanya menghasilkan sintesis
yang kemudian bertindak sebagai tesis baru. proses dialektika itu terjadi secara
berulang sampai tercapai sintesis yang paling sempurna.
Perbedaan dengan Hegel, Marx menyejajarkan ide dengan materi dan
menyamakan ide mutlak sebagai masyarakat komunis. Marx menyimpulkan,
pertama bahwa perkembangan masyarakat ditentukan oleh perjuangan kelas
yang senantiasa terjadi antara kelas pemilik alat-lat produksi dengan kelas lain
yang hidup dari penggunaan alat-alat itu. Kedua, yang mendorong terjadinya
perjuangan kelas adalah penghisapan nilai lebih yang seharusnya menjadi hak
kaum tertindas oleh para pemilik alat-alat produksi yang menindasnya.
Penindasan kaum buruh yang berkelanjutan dan tidak adanya peluang untuk
memperbaiki nasib kaum buruh secara damai ini yang mendorong kaum buruh
mengambil alih alat-alat produksi dari tangan kaum kapitalis. Pertentangan
kaum kapitalis dengan kelas proletar merupakan pertentangan terakhir, karena
selanjutnya terbentuk masyarakat tanpa kelas dan dialektika berhenti. Masa
peralihan ke arah itu disebut kediktaroran proletariat sebelum terbentuknya
masyarakat komunis secara bertahap. Oleh Lenin, tahap awal masyarakat
komunis disebut ”sosialisme”, yang berbeda dengan sosialisme kaum sosialis
demokrat yang non-komunis. Menurut Marx, segala sesuatu, termasuk negara,
yang menghambat terwujudnya masyarakat komunis harus dimusnahkan.
Teori Marx tentang negara menyebutkan bahwa negara tak lain tak bukan
hanyalah mesin yang dipakai oleh satu kelas untuk menindas kelas yang lain,
dan karena itu akan lenyap setelah tercapai kebebasan yang dicita-citakan.
Sepeninggal Marx, teori marxis berkembang dalam berbagai varian, yaitu
kubu revolusioner yang menitikberatkan usaha membangkitkan kesadaran
kelas sebagai alat perjuangan kelas (Lenin, dkk); kubu anti-kekerasan yang
berkeyakinan bahwa cita-cita sosialisme dapat diperjuangkan melalui jalan
parlementer (E. Bernstein, dkk). Serta kubu di antara keduanya, yaitu Sosialis
Tengah yang secara ideologis berpegang pada revolusionerisme Marx, namun
dalam praktek politiknya menganut Bernstein. Ketiga varian pemikiran Marx
ini kemudian berkembang di berbagai negara, terutama di Uni Sovyet (alm);
RRC, Korut, Kuba, Vietnam, Italia, Spanyol, Prancis, dan beberapa negara
Amerika Latin.

Kritik Terhadap Marxisme-Leninisme (1)


1. Marxisme-Leninisme, atau dikenal sebagai komunisme, tidak konsisten
dengan pemikiran Marx, basis perjuangan bukan lagi semata kaum buruh
dan alat perjuangan berubah dibawah komando partai komunis
2. komunisme merupakan ideologi monistis yang menolak adanya
kemajemukan dalam masyarakat, karena perbedaan pemikiran adalah
sumber perpecahan
3. Kepentingan negara diatasnamakan oleh partai komunis yang merupakan
satu-satunya lembaga yang berwenang menafsirkan ideologi, sistem
poleksosbud.
4. Asumsi bahwa pertentangan di antara kapitalis akan menghancurkan
mereka sendiri sampai hari ini belum terbukti
5. Asumsi bahwa masyarakat kapitalis tidak bisa diperbaiki dan karena itu
kaum proletar perlu melakukan revolusi; sering tidak sesuai dengan
kenyataan.
6. Ramalan tentang negara akan lenyap (Marx, Lenin, Stalin) belum terbukti,
bahkan negara sering dipakai sebagai alat perjuangan kelas bukan semata
alat pemaksa oleh kaum sosialis (ambivalensi).

Rekruitment Politik
1. Apakah yang dimaksud dengan rekruitment politik dan apa saja
tujuannya ?
Rekrutmen politik adalah proses pengisian jabatan-jabatan pada
lembaga-lembaga politik termasuk partai politik dan administrasi atau
birokrasi oleh orang-orang yang akan menjalankan kekuasaan politik
(Suharno, 2004: 117). Sedangkan menurut Cholisin, rekrutmen politik
adalah seleksi dan pengangkatan seseorang atau kelompok untuk
melaksanakan sejumlah peran dalam system politik pada umumnya
dan pemerintahan pada khususnya (Cholisin, 2007: 113).
Tujuannya adalah :
• Individu-individu yang berbakat yang dicalonkan menduduki jabatan-
jabatan politik maupun jabatan pemerintahan.
• Rekrutmen politik menjamin kontinuitas dan kelestarian partai,
sekaligus merupakan salah satu cara untuk menjaring dan melatih
calon-calon pemimpin

2. Bagaimana proses perekrutan politik


a. Partisan, yaitu merupakan pendukung yang kuat, loyalitas
tinggi terhadap partai sehingga bisa direkrut untuk menduduki
jabatan strategis.
b. Compartmentalization, merupakan proses rekrutmen yang
didasarkan pada latar belakang pendidikan dan pengalaman
organisasi atau kegiatan sosial politik seseorang, misalnya
aktivis LSM.
c. Immediate survival, yaitu proses rekrutmen yang dilakukan
oleh otoritas pemimpin partai tanpa memperhatikan
kemampuan orang-orang yang akan direkrut.
d. Civil service reform, merupakan proses rekrutmen berdasarkan
kemampuan dan loyalitas seorang calon sehingga bisa
mendapatkan kedudukan lebih penting atau lebih tinggi.
Dibawah ini sistem perekrutan politik :

 Seleksi pemilihan melalui ujian


 Latihan(training) Kedua hal tersebut menjadi indicator utama
didalm perekrutan politik
 Penyortiran atau penarikan undian(cara tertua yang digunakan di
yunani kuno)
 Rotasi memiliki tujuan mencegah terjadinya dominasi jabatan dari
kelompok-kelompok yang. berkuasa maka perlu adanya
pergantian secara peeriode dalam jabatan-jabatan politik.
 Perebutan kekuasaan dengan menggunakan atau mengancam
dengankekerasan.Cara ini tidak patut dicontoh karena untuk
menjadi seorang pemimpin tidaklah harus melakukan tindakan-
tindakan tidak terpuji karena kita telah dididik dengan baik dan
harus menerapkan teknik-teknik yang baik pula dalam berpolitik.
 Petronag artinya suatau jabatan dapat dibeli dengan mudah melalui
relasi-relasi terdekat.Petronag masih memiliki keterkaitanya
dengan budaya korupsi.
3. Mengapa rekruitment politik berperan penting dalam sistem
suatu negara ?
Dikarenakan proses ini menentukan siapa sajakah yang akan
menjalankan fungsi-fungsi sistem politik negara itu melalui lembaga-
lembaga yang ada. Oleh karena itu, tercapai tidaknya tujuan suatu
sistem politik yang baik tergantung pada kualitas rekrutmen
politik.rtutup. Dalam model rekruitmen terbuka
sistem politik negara itu melalui lembaga-lembaga yang ada. Oleh
karena itu, tercapai tidaknya tujuan suatu sistem politik yang baik
tergantung pada kualitas rekrutmen politik tutup .Dalam model
rekruitmen terbuka

Materi Konstitusi

Bagaimana konsep dasar konstitusi ?

a. Istilah konstitusi
Dikenal sejak zaman Yunani Kuno (abad 425 SM) ditulis oleh Xenopon
dalam “Konstitusi Athena”
Istilah konstitusi berkembang sejalan dengan pemahaman tentang negara
Politea adalah konstitusi, Nomoi adalah undang-undang biasa
Istilah konstitusi berhubungan dengan ucapan Respublica Constituere
sehingga muncul semboyan “Pricep legibus solutus est, Salus Publica
Suprema lex” (rajalah yang berhak menentukan organisasi/struktur dari
negara, oleh karena itu adalah satu-satunya pembuat undang-undang
Konstitusi diartikan secara materiil karena konstitusi saat itu belum
diletakkan dalam suatu naskah yang tertulis.

Menurut Wirjono Prodjodikoro :

Konstitusi = Perancis “constituer” yang artinya membentuk.

Istilah konstitusi dimaksudkan untuk pembentukan suatu negara


atau menyusun dan menyatakan suatu negara

Konstitusi bisa berarti pula peraturan dasar (awal) mengenai


pembentukan negara

Konstitusi = hukum dasar atau undang-undang dasar


Menurut KBBI : segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan;
undang-undang dasar suatu negara

b. Klasifikasi konstitusi

 Konstitusi Absolut
a. Konstitusi dianggap sebagai kesatuan organisasi yang nyata yang
mencakup seluruh bangunan hukum dan semua organisasi-
organisasi yang ada dalam negara

b. Konstitusi sebagai bentuk negara dalam arti keseluruhan. Bentuk


negara bisa demokrasi atau monarkhi. Sendi demokrasi adalah
identitas sedangkan monarkhi adalah representasi

c. Konstitusi sebagai faktor integrasi baik sifatnya abstrak (hubungan


antara bangsa dan negara dan lagu kebangsaan, bahasa, bendera)
maupun sifat fungsional ( tugas konstitusi : pemilu, referendum,
pembentukan kabinet, dsb)

d. Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma-norma hukum yang


tertinggi di negara

 Konstitusi Relatif
1. Sebagai konstitusi yang dihubungkan dengan kepentingan
suatu golongan tertentu di dalam suatu masyarakat. Golongan
itu terutama adalah golongan borjuis liberal yang menghendaki
adanya jaminan dari pihak penguasa agar hak-haknya tidak
dilanggar
2. Dalam arti relatif ini, konstitusi dibagi dalam dua pengertian :

i. Konstitusi sebagai tuntutan dari golongan


borjuis liberal

ii. Konstitusi sebagai tuntutan dalam arti formal


tertulis

 Konstitusi Positif
1. Menurut Carl Schmitt, konstitusi dalam arti positif mengandung
pengertian sebagai putusan politik yang tertinggi yang menentukan
nasib negara

2. UUD Weimer 1999, menentukan nasib negara Jerman yang


mengubah stelsel monarkhi menjadi sistem pemerintahan
parlementer
3. Dihubungkan dengan pembentukan UUD 1945, bahwa proklamasi
kemerdekaan adalah konstitusi dalam arti positif

 Konstitusi Ideal
Disebut ideal karena ia konstitusi ini merupakan idaman dari kaum
borjusi liberal yakni sebagai jaminan bagi rakyat agar hak-hak
azasinya dilindungi.

c. nilai konstitusi
a. Nilai Normatif
Nilai normatif diperoleh apabila penerimaan seluruh rakyat suatu
negara terhadap konstitusi benar-benar murni dan konsekuen
sehingga ia ditaati dan dijunjung tinggi
b. Nilai Nominal
Nilai ini diperoleh apabila ada kenyataan sampai di mana batas-
batas berlakunya itu, yang dalam batas-batas berlakunya itulah
yang dimaksudkan dengan nilai nominal konstitusi
c. Nilai Semantik
Dalam hal ini, konstitusi hanya sekedar istilah saja, meskipun
secara hukum konstitusi tetap berlaku tetapi dalam kenyataannya
hanya sekedar memebri bentuk

d. Sifat Konstitusi
- Formil dan Materiil
a. Formil : tertulis dalam suatu ketatanegaraan suatu negara
b. Materiil : jika melihat dari isinya

- Fleksibel dan Rigit


a. Fleksibel : elastis, diumumkan dan diubah dengan cara yang sama
dengan UU
b. Rigit : tidak dinamis artinya tidak mudah menyesuaikan dengan
perkembangan zaman

- Tertulis dan Tidak Tertulis


a. Tertulis apabila dicantumkan dalam suatu naskah atau beberapa
anskah
b. Tak tertulis tidak tertulis dalam naskah tertentu melainkan dalam
banyak hal yang diatur dalam konvensi atau undang-undang biasa

Apakah konstitusi sama dengan undang-undang dasar ?


Perbedaan Pendapat tentang konstitusi = UUD

- Kelompok yang mempersamakan :

 G.J. Wolhaff, “kebanyakan negara-negara modern adalah


berdasarkan atas suatu UUD (konstitusi)

 Sri Sumantri, menulis menggunakan istilah konstitusi sama dengan


UUD.

 J.C.T. Simorangkir menganggap bahwa konstitusi sama dengan


UUD.

- Kelompok yang membedakan :

 Van Apeldoorn, bahwa UUD adalah bagian tertulis dari konstitusi,


konstitusi memuat baik peraturan tertulis maupun tak tertulis

 M. Solly Lubis, jika konstitusi dibuat skema akan terdapat


konstitusi tertulis (UUD) dan konstitusi tidak tertulis

 Moh. Kusnardi & Harmaily Ibrahim, bahwa setiap peraturan


hukum karena pentingnya harus ditulis dan konstitusi yang ditulis
adalah UUD

Menurut Paham Herman Heller, konstitusi mempunyai arti yang lebih


luas dibanding UUD, konstitusi dibagi tiga :

 Konstitusi mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat


sebagai satu kesatuan dan ini belum merupakan konstitusi dalam
ati hukum atau masih dalam pengertian sosiologi/politik belum
pengertian hukum.

 Unsur-unsur hukum dari konstitusi yang hidup dalam masyarakat


itu dijadikan sebagai suatu kaidah hukum yang tugasnya mencari
unsur-unsur hukum, pengertian abstraksi.

 Ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang yang tertinggi


dan berlaku dalam suatu negara

Mengapa ada perubahan konstitusi ?

Berikut ini adalah latar belakang perubahan konstitusi:

a. Karena dalam UUD 1945 struktur ketatanegaraan kekuasaan tertinggi


berada pada MPR yang sepenuhnya melkasanakan kedaulatan rakyat. Hal
ini membuat check and balance atau saling mangawasi dan saling
mengimbangi tidak terjadi pada masing-masing lembaga negara.
b. Karena UUD 1945 bisa menimbulkan lahirnya kekuasaan yang diktator /
otoriter. Hal ini dikarenakan UUD 1945 memberikan kekuasaan yang
sangat besar kepada kekuasaan eksekutif dalam hal ini adalah presiden.
c. Karena isi UUD 1945 tidak sesuai dengan perkembangan praktek
kenegaran sekarang ini, masih kurang jelas / luwes, dianggap terlalu
sederhana, mempunyai banyak kelemahan dan kekurangannya sehingga
cenderung menimbulkan multitafsir.
d. Adanya tuntutan reformasi dari masyarakat khususnya dari kalangan
mahasiswa pada masa reformasi 1998.

Apakah ada penyalahgunaan konstitusi saat orde baru ?

a. Pemusatan kekuasaan di tangan presiden


Pemusatan kekuasaan ditangan presiden menyebabkan korupsi, kolusi,
nepotisme (KKN) merajalela, terdapat kesenjangan sosial yang semakin
lebar, bertambahnya hutang luar negeri yang semakin membengkak, dan
krisis multi dimensi terjadi di mana-mana.
b. Pembatasan hak-hak politik rakyat
Hak-hak politik rakyat pada masa orde lama dibatasi, ini merupakan salah
satu pelanggaran hak warga negara. Hal ini dapat terlihat dengan jumlah
partai politik yang dibatasi menjadi 3 (PPP, Glokar, PDIP).
c. Pembatasan kebebasan pers
Saat itu pers dibelenggu sehingga suara rakyat tidak dapat diapresiasikan
dan dituangkan kehadapan umum. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
koran serta majalah yang dibrendel.
d. Pembangunan yang tidak merata
Pembangunan yang tidak merata menyebabkan kesenjangan pembangunan
yang terjadi antara pembangunan di pusat pemerintahan dengan
pembangunan di daerah. Hal ini dikarenakn kekayaan yang didapat daerah
e. Kesenjangan Ekonomi
Kesenjangan ekonomi semakin terlihatnya perbedaan ekonomi atau
pendapatan antara warga miskin dengan warga yang kaya.

f. Pelanggaran HAM
Terjadinya pelanggaran HAM terhadap masyarakat pribumi, terutama bagi
warga Tionghoa.

Materi HAM
Apa yang melatar belakangi HAM dan apa pengertian HAM itu sendiri ?

Istilah HAM merupakan terjemahan dari Droits de L’home (Prancis),


Human Rights (Inggris), Menselijkerechten (Belanda). Di Indonesia dikenal
dengan Hak Azasi atau hak-hak dasar atau hak-hak fundamental. UU No. 39
Tahun 1999 tentang HAM mendefinisikasi HAM sebagai seperangkat hak
yang melekat pada hakekat keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan YME.
LPPKB mengartikan HAM sebagai hak dasar yang melekat pada diri manusia
yang sifatnya kodrati dan universal sebagai karunia Tuhan berfungsi untuk
menjamin kelangsungan hidup, kebebasan, perkembangan manusia dan
masyarakat yang tidak boleh diabaikan, tidak boleh dirampas dan diganggu
gugat oleh siapapun

Hakekat HAM adalah konsep moral, sehingga penerapannya sangat


dipengaruhi oleh kesadaran manusia.

Ciri-ciri HAM

 Merupakan hak yang berisi norma yang sudah pasti dan memiliki prioritas
tinggi yang penegakannya bersifat wajib
 Bersifat universal
 Dianggap ada dengan sendirinya
 Dipandang sebagai norma yang penting
 Mengaplikasikan kewajiban bagi individu dan pemerintah
 Menetapkan standar minimal bagi praktek kemasyarakatan dan kenegaraan
yang baik

Latar belakang sejarah HAM muncul karena kesadaran manusia terhadap


harga diri, harkat, dan martabat kemanusiaannya akibat dari tindakan
sewenang-wenang penguasa, penjajahan, perbudakan, ketidakadilan dan
kezaliman atau tirani

 Nabi Ibrahim (2500-1000 SM) melawan Namrudj


 Nabi Musa melawan Fir’aun
 Socrates, Plato & Aristoteles (527-632 M) mengkritik pemerintah yang
sewenang-wenang
 Nabi Muhammad SAW membebaskan para budak dan perempuan di
zaman Kurais

Bagaimana jaminan HAM ?

HAM meliputi hak sipil, hak politik, hak sosial, hak ekonomi, dan hak
budaya.
Jaminan HAM meliputi hak warga negara untuk berserikat; menyatakan
pendapat dan pers bebas; dan hak untuk beroposisi terhadap pemerintah.

 Jaminan hak sipil dan politik

Tujuan : melindungi WN dari kesewenang-wenangan penguasa.

Metode: membatasi kekuasaan pemerintah dengan UU.

Hak-hak sipil dan politik meliputi: hak atas hidup, hak atas kebebasan dan
keamanan diri; hak atas kesamaan atas hukum; hak atas kebebasan berfikir
dan beragama; hak menyatakan pendapat tanpa gangguan; hak atas
kebebasan berkumpul secara damai; hak berserikat/ berorganisasi, dan hak
menentukan nasibnya sendiri.

 Jaminan Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya


Tujuan : memberikan kesejahteraan masyarakat atas dasar keadilan yang
seimbang.
Metode : keterlibatan pemerintah secara fair serta distribusi dan alokasi
sumberdaya ekososbud.
Hak ekososbud lebih sulit terdeteksi dalam pelaksanaannya karena
ukurannya tidak universal. Misalnya, penghidupan dan tempat tinggal
yang layak, hak memperoleh pengajaran, pekerjaan, dan kesehatan.
Oleh karena itu, bila hak sipil dan politik perwujudannya atas dasar
kemampuan politik, maka perwujudan hak ekososbud harus atas dasar
kemampuan dan kemauan politik.
Contoh-contoh hak ekososbud meliputi: hak atas pekerjaan; hak
membentuk serikat sekerja; hak atas pensiun; hak atas pendidikan
(minimal dasar); hak atas penghidupan yang layak (keluarga, sandang,
pangan, papan, kesehatan).
Pelanggaran atas hak asasi manusia akan dikenai sanksi oleh Komite
HAM PBB dan Mahkamah Internasional.

Bagaimana perkembangan pemikiran HAM ?

Hak azasi manusia kuno ditandai dengan lahirnya :

 Magna Charta di Inggris Tahun 1215


 Habeas Corpus Act (1679)
 Bill of Rights (1689)
 Declaration of Independence (1776) di Amerika
 Bill of Rights di Amerika (1791)
 Declaration des Droits de L’home et du Citoyen (1789) di Prancis sebagai
hasil revolusi Prancis, dengan ciri :
1. Mengupayakan perlindungan terhadap hak individu
2. Perlindungan individu dari tindakan sewenang-
wenang penguasa
3. Menuntut diselenggarakannya kebebasan, keadilan
dan kedamaian

Bagaimana sejarah penegakan HAM di Indonesia ?

 Periode Sebelum Kemerdekaan


– Budi Utomo, pemikiran : hak kebebasan berserikat dan
mengeluarkan pendapat
– Perhimpunan Indonesia, pemikiran : hak untuk menentukan nasib
sendiri
– Syarikat Islam, pemikiran : hak penghidupan yang layak dan bebas
dari penindasan dan diskriminasi rasial
– Indische Partij, pemikiran : hak untuk mendapatkan kemerdekaan
dan perlakuan yang sama
– PNI, pemikiran : hak untuk memperoleh kemerdekaan
– Organisasi pendidikan Nasional, pemikiran : hak menentukan nasib
sendiri, mengeluarkan pendapat, berserikat & berkumpul,
persamaan di muka hukum dan turut dalam penyelenggaraan
negara

• Periode Setelah Kemerdekaan (1)


– 1945 – 1950
• Hak untuk merdeka
• Hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik
yang didirikan
• Hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat di parlemen
– 1950 – 1959
• Parpol dengan beragam ideologinya
• Kebebasan pers yang bersifat liberal
• Pemilihan umum dengan sistem multipartai
• Parlemen sebagai lembaga kontrol pemerintah
• Wacana pemikiran HAM kondusif karena pemerintah
memberikan kebebasan
• Periode Setelah Kemerdekaan (2)
– 1959 – 1966
• Pemikiran HAM dalam masa ini tidak mendapat ruang
kebebasan dari pemerintah terhadap hak sipil
• Sikap pemerintah bersifat restriktif (pembatasan yang ketat
oleh kekuasaan)
• Sistem pemerintahan berubah dari parlementer ke
demokrasi terpimpin
– 1966 – 1998
• Kurun waktu 1967-1970 berusaha melindungi kebebasan
dasar manusia yang ditandai dengan judicial review yang
diberikan ke MA
• Kurun waktu 1970-1980 pemerintah melakukan
pemasungan HAM dnegan sikap defensif dan represif
ditandai dengan produk hukum yang bersifat membatasi
• Kurun waktu 1990 an, pemikiran HAM sudah ada
realisasinya dengan dibentuknya Komnas HAM (Keppres
50/1997)
• Kurun waktu 1998 –sekarang, HAM mendapat pengakuan
res,I terutama dalam amandemen UUD 1945 termasuk
keluarnya UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM

Apa saja lembaga penegak HAM di Indonesia ?

a. Komnas HAM
b. Komnas Perlindungan Anak Indonesia
– Komisi Nasional Perlindungan Anak
– Komisi Perlindungan Anak Indonesia
c. Komnas Perempuan
d. Pengadilan HAM

Apa saja hambatan dan tantangan dalam penegakan HAM di Indonesia ?

Tantangan bagi bangsa Indonesia adalah berkaitan dengan adanya


pelanggaran berat terhadap HAM. Pelanggaran berat yang sesuai dengan UU
No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HM mencakup Kejahatan Genosida
dan Kejahatan Kemanusiaan.

 Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan


maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok bangsa, ras, kelompok etnik, kelompok agamA.
 Kejahatan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang dilakukan
sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistemik yang diketahuinya
bahwa serangan itu ditujukan langsung terhadap penduduk sipil

Hambatan dalam penegakan HAM di Indonesia :

a. Kondisi Sosial Budaya


Hal ini tidak terlepas dari kondisi Indonesia yang berupa negara
kepulauan. Dengan banyaknya keanekaragaman adat, kebudayaan, ras,
maupun suku di Indonesia. Kondisi sosial budaya yang menghambat
penegakan hukum di Indonesia adalah :
 Masih tingginya penerapan hukum adat
 Status sosial dan stratifikasi
 Rendahnya pemahaman tentang HAM
 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang upaya aparat dan
pemerintah dalam melindungi kepentingan-kepentingannya.
 Masyarakat belum sadar tentang adanya hukum
 Masyarakat banyak yang enggan berpartisipasi dalam penegakan
HAM

b. Komunikasi dan Informasi


c. Kenijakan pemerintah

Mengapa bisa terjadi pelanggaran HAM ?

Alasan mengapa bisa terjadinya pelanggaran HAM adalah karena rendahnya


kesadaran manusia. Jika kesadraan manusia rendah maka ia akan dengan mudah
melanggar hak orang lain. Yang kedua adalah karena rendahnya kesadaran
hukum. Hal ini sangat umum terjadi mengingat para perangkat negara yang acuh
terhadap suatu kasus yang ada. Banyaknya suap juga marak terjadi yang
menyebabkan ketimpangan hukum yang betrimbas pada pelanggaran HAM

Materi Partai Politik


Apakah yang dimaksud partai politik?
Partai politik adalah suatu kelompok terorganisir yang anggotanya
punya orientasi,nilai dan cita-cita yang sama sebagai platform sarana
perwakilan politik.

Di bawah ini definisi partai politik menurut para ahli :

a. Edmund Burke
Parpol adalah suatu kumpulan manusia utk memajukan keinginan2
bersama, yaitu kepentingan nasional melalui prinsip2 khusus yg
sudah disepakati.
b. Maurice Duverger
Parpol adalah sekelompok manusia yg memiliki doktrin politik yg
sama
c. DW. Borgan
Parpol adalah pendapat yg diorganisir

Mengapa ada istilah partai politik


Partai politik itu dibutuhkan demi kelangsungan berdemokrasinya
negara ini dan partai politik diyakini sebagai instrument yang strategis
terkait dengan perkembangan demokrasi Indonesia di masa depan.
Berdasarkan Institute for Multyparty Democracy (2006) mengatakan
bahwa partai politik dibutuhkan karena pertama,partai politik adalah
kendaraan utama bagi terwujudnya perwakilan politik. Kedua, oartai
politik adalah mekanisme utama bagi penyelenggaraan pemerintahan.
Ketiga, partai politik adalah saluran utama untuk memelihara
akuntabilitas demokratis. Partai politik penting agar terhindar dari
negara yang dikuasai oleh rezim dinasti tradisional dan juga rezim
militer. Koirudin (2004) dalam tulisannya sebagaimana salah satu
prasyarat dari terwujudnya demokrasi adalah adanya partai politik
yang berfungsi maksimal dan efektif sebagai wadah aspirasi politik
masyarakat dan sebagai media untuk melakukan bergaining kebijakan
dengan negara. Dari tulisan koirudin tersebut dapat disimpulkan bahwa
dalam sebuah negara yang bercorak demokrasi penting adanya partai
politik, yang mejadi penting adalah fungsi yang dijalanjkan partai
politik tersebut. Jadi partai politik merupakan suatu kebutuhan bagi
masyarakat dan perlu adanya partai politik di negara ini.

Bagaimana tujuan dan fungsi partai politik di Indonesia,apakah sudah


berjalan dengan sesuai?
Tujuan partai pilitik :
• Memperoleh kekuasaan politik dan berpartisipasi dalam sektor
pemerintahan, yaitu dengan mendudukan tokoh2nya sbg pejabat
pol/pem; wakil2 parpol; dan turt serta menentukan keputusan2 pol;
• Melakukan pengawasan dan kontrol thd pemerintah.

Fungsi Partai Politik :


 Meraih, mempertahankan, dan mendayagunakan kekuasaan
 Sosialisasi Politik (Pendidikan dan Indoktrinasi Politik)
 Rekrutmen Politik (Mencari kader dan menempatkan pada jabatan
politik/publik)
 Partisipasi Politik (ikut pemilu, demo, kritik, dll)
 Pemadu/Agregasi Kepentingan (Antar Masyarakat dan atau
Pemerintah)
 Komunikasi Politik (menyampaikan pesan masyarakat kepada
pemerintah dan sebaliknya, lobi politik)
 Pengendalian Konflik (antar kelompok, masyarakat, pasar, dan
atau pemerintah)
 Kontrol Politik (mengawasi jalannya program dan kebijakan
legislatif dan pemerintah)
Menurut Prof. Miriam Budiarj,fingsi-fungsi partai politik tersebut
sering kali tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya. Sebagai
contoh,adalah fungsi komunikasi politik yang sering disalahgunkaan
sebagai propaganda politik untuk mencapai kepentingan partai
tersebut. Atau bahkan partai politik lebih sering terlibat dalam konflik
politik daripada meminimalisir konflik yang terjadi. Faktornya yang
bisa menjadi penyebab gagalnya fungsi partai politik di Indonesia yang
pertama adalah, sistem kepartaian di Indonesia. Indonesia mengadopsi
sistem multi partai dengan segala variannya sebagai perwujudan
kemajemukan Indonesia. Faktor lain yang menjadi penyebab
kegagalan fungsi parati politik adalah pragmatisme partai politik itu
sendiri. Budaya pragmatisme akan menyebabkan partai politik di
Indonesia lebih berpikir untuk mempertahankan kekuasaan politiknya
saja daripada mempertahankan idealisme semata. Dan dikhawatirkan
keadaan tersenut akan menyebabkan partai politik melupakan tugasnya
sebagai perwakilan rakyat di pemerintahan.

Apa saja problem dalam partai politik ?


Problem Internal
1. Melemahnya basis sosial
2. Persoalan finansial
3. Disorientasi parpol (orientasi rakyat vs kepentingan elite)
4. Problema rekruitmen
5. Berkembangnya praktek mobokrasi (mobilisasi massa dengan pendekatan
pragmatis) sebagai bentuk demokrasi semu (pseudo democarcy)
6. Kasus Indonesia: Dominas i orientasi distribusi ketimbang mewujudkan
akumulasi (syafarudin)
Problem Eksternal
1. Pergeseran dari politik sebagai ruang representasi ke politik sebagai
panggung pertunjukan.
2. Persebaran lokus-lokus kekuasaan
3. Depolitisasi dan deideologi proses politik

Negara, Pemerintah, dan Pemerintahan

Bagaimana konsep negara,pemerintah dan pemerintahan


 Negara (state) diartikan sebagai suatu tatanan sosial, politik, idiologi dan
ekonomi yang terbentuk dalam suatu perilaku tertentu. Jadi, Negara bukan
subyek nyata seperti yang dikatakan oleh Jessop (1993, dalam
Widihandoyo, 1997) bahwa “ the state is not a real subject that exercise
power [but that] the state power certainly exist”.
 Pemerintah (government) diartikan sebagai lembaga, individu ataupun
partai yang mencakup eksekutif dan legistatif yang mengontrol aparatur
negara. (Widihandoyo, 1998). Sekelompok orang yang memiliki
wewenang formal untuk melaksanakan berbagai fungsi pemerintahan
dalam arti luas, yaitu :
- Lembaga formal pemerintah,
- Cabang-cabang pemerintahan seperti Lembaga Non Struktural (?)
- Partai (?)

Apa saja peranan negara dalam bekerjanya mekanisme pasar?


1. Menciptakan lingkungan ekonomis yang kondusif bagi pembangunan
manusia berkelanjutan
2. Melindungi masyarakat yang rentan
3. Meningkatkan efisiensi dan responsifitas
4. Memberdayakan masyarakat dan mendemokratiskan sistem politik
5. Mendesentralisasikan sistem administrasi pemerintahan
6. Mempersempit kesenjangan kaya-miskin, kuat-lemah
7. Mendorong keragaman budaya dan integrasi sosial
8. Melindungi lingkungan hidup (Purwo Santoso, 2009)

Mengapa terjadi pergeseran kajian government ke governance


 Karena Governance dipahami sebagai segala bentuk relasi kekuasaan yang
bersinggungan dengan persoalan publik. Istilah governance digunakan
untuk menegaskan perlunya perubahan proses, metode dan capaian
kepemerintahan (Rhodes, 1996);
 Legitimasi politik dan konsensus merupakan prasyarat bagi
pembangunan berkelanjutan. Aktor negara, bisnis dan cvil society harus
bersinergi membangun konsensus, dan peran negara tidak lagi bersifat
regulatif, tetapi hanya sebatas fasilitatif.
 Untuk membangun pemerintahan yang baik, pemerintah harus dikurangi
(less government). Pemerintah yang besar (big government) akan menjadi
sumber dari kepemrintahan yang buruk (bad government).
 Kata kunci dalam konsep governance adalah konsensensus yaitu
perbedaan kepentingan bisa diakomodasi dan sinergi bisa dibangun. Selain
mengharapkan bekerjanya institusi negara secara baik, governence juga
merujuk pada penguatan institusi pasar dan civil society untuk
mengimbangi dominasi negara. (Pratikno, 2008).

Materi Pembagian Kekuasaan


Bagaimana pembagian kekuasaan menurut Montesque dan John Locke ?
- JOHN LOCKE
1. Legislatif (Pembuat UU)
2. Eksekutif
3. Federatif (Hubungan Luar Negeri)

- MONTESQIEU
1. Legislatif (Pembuat UU)
2. Eksekutif
3. Yudikatif (Badan Peradilan pelanggaran UU)

Apa yang disebut badan eksekutif ?


Badan eksekutif adl badan yg melaks kebijakan yg tlh ditetapk oleh badan
leg.
Badan eksekutif terdiri dari:
1. Kepala negara --- presiden /raja + menteri >>> kabinet
2. Kep. Pemerintahan--- perdana menteri + menteri.

Fungsi badan eksekutif :


• Melaksanakan penertiban (law & order)
Eksekutif juga melaksanakan administrasi negara, membuat dan
melaksanakan peraturan-peraturan & mempersiapkan rancangan undang-
undnag. Tugas ini dalam sistem politik dikenal sebagai out put. Dalam hal
ini, negara bertindak sebagai "stabilisator".
• Mengusahakan kesejaht dan kemakmuarn rakyatnya. Fungsi ini penting
bagi negara2 baru. Di Iindonesia pelaksnya melalui tahapan pelita.
• Pertahanan. Tugas ini mencegah serangan dari luar, dan pelaksanaan
hubungan diplomatik
• Menegakkan keadilan
Juga memberi grasi, amnesti, abolisi, dll.
• Menyusun RUU
Dlm sistem poitikl, BE termasuk salah satu struktur politik; dimana
tuntutan & dukungan terhadap kebijakan eksekutif akan diolah kembali
sebagai suatu kebijakan baru.
• Menegakkan keadilan
Juga memberi grasi, amnesti, abolisi, dll.

Macam-macam badan eksekutif :


1. Sistem Pemerintahan Presidensial
Ciri- ciri Badan eksekutif dalam sistem pem presidentil:
a. Terlepas dari legislatif, dan mati hidupnya tdk tergantung kepada
legislatif
b. Memiliki masa jabatan tertentu
c. Umumnya memp kedudukan lebih dominan dari pada legeslatif
d. Dipimpin olh seorang pres dan bebas memilih menteri
e. Para menteri bertanggung jawab kepada presiden.

2. Sistem Pemerintahan Parlementer


Ciri-ciri Badan Eksekutif dalam sist pememerintah parlemen :
a. Masa jabatan tergantung legislatif
b. Dipimpin oleh seorang perdana menteri
c. Legislatif lebih dominan, namun perdana menteri dapat membubarkan
legislatif
d. Memilih menteri dari anggota legislatif
e. Para menteri bertang jawab kepada legislatif

3. Sistem Pemerintahan Majelis


Sistem pemerintahan dimana tidak dilihat sebagai badan yang hanya
memegang kekuasaan legislatif saja, tapi juga kekuasaan eksekutif dan
yudikatif.
Ciri-ciri :
a. Tidak ada pemisahan/pembagian kekuasaan sesuai Jhon loke & Montesque
b. Badan Eksekutif bersifat presidium
c. Perdana Menteri & menteri bertang jawab kepada legislatif
d. Kabinet diawasi oleh partai komunis

Bagaimana pembagian kekuasaan secara vertikal ?


• Pembagian Kekuasaan Menurut tingkatannya.
• Dalam hal ini yang dimaksud adalah pembagian kekuasaan antara
beberapa tingkat pemerintahan.
• Pembagian kekuasaan ini dengan jelas dapat kita saksikan kalau kita
melakukan perbandingan antar negara KESATUAN, negara
FEDERAL serta KONFEDERASI.
• Dalam negara Kesatuan jelas sekali terlihat bahwa pembagian
kekuasaan secara vertikal melahirkan garis hubungan antara pusat dan
daerah dalam sistem :
1. Desentralisasi
- Pasal 1 Ayat 8 UU No. 23 Tahun 2014. Tentang Pemerintahan Daerah
Desentralisasi adalah penyerahan Urusan Pemerintahan oleh
Pemerintah Pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi.
2. Dekonsentrasi
- Pasal 1 Ayat 9 UU No. 23 Tahun 2014. Tentang Pemerintahan Daerah
Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau
kepada gubernur dan bupati/wali kota sebagai penanggung jawab
urusan pemerintahan umum.

3. Medebewind (Tugas Pembantuan)


- Pasal 1 Ayat 11 UU No. 23 Tahun 2014. Tentang Pemerintahan
Daerah
Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada
daerah otonom untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat atau dari Pemerintah
Daerah provinsi kepada Daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan
sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
provinsi.

Mengapa ada pembagian kekuasaan ?

Alasan mengapa kekuasaan di Indonesia di bagi, diantaranya :

a. Mencegah tindakan sewenang-wenang otoriter


b. Menciptakan kepentingan umum bagi kesejahteraan rakyat
c. Mencegah penyalahgunaan kekuasaan
d. Mensinergiskan fungsi kekuasaan
e. Mempermudah dan mengoptimalkan kinerja suatu bedan pemerintah

Negara, Pemerintah, dan Pemerintahan

Bagaimana konsep negara,pemerintah dan pemerintahan


 Negara (state) diartikan sebagai suatu tatanan sosial, politik, idiologi dan
ekonomi yang terbentuk dalam suatu perilaku tertentu. Jadi, Negara bukan
subyek nyata seperti yang dikatakan oleh Jessop (1993, dalam
Widihandoyo, 1997) bahwa “ the state is not a real subject that exercise
power [but that] the state power certainly exist”.
 Pemerintah (government) diartikan sebagai lembaga, individu ataupun
partai yang mencakup eksekutif dan legistatif yang mengontrol aparatur
negara. (Widihandoyo, 1998). Sekelompok orang yang memiliki
wewenang formal untuk melaksanakan berbagai fungsi pemerintahan
dalam arti luas, yaitu :
- Lembaga formal pemerintah,
- Cabang-cabang pemerintahan seperti Lembaga Non Struktural (?)
- Partai (?)

Apa saja peranan negara dalam bekerjanya mekanisme pasar?


9. Menciptakan lingkungan ekonomis yang kondusif bagi pembangunan
manusia berkelanjutan
10. Melindungi masyarakat yang rentan
11. Meningkatkan efisiensi dan responsifitas
12. Memberdayakan masyarakat dan mendemokratiskan sistem politik
13. Mendesentralisasikan sistem administrasi pemerintahan
14. Mempersempit kesenjangan kaya-miskin, kuat-lemah
15. Mendorong keragaman budaya dan integrasi sosial
16. Melindungi lingkungan hidup (Purwo Santoso, 2009)

Mengapa terjadi pergeseran kajian government ke governance


 Karena Governance dipahami sebagai segala bentuk relasi kekuasaan yang
bersinggungan dengan persoalan publik. Istilah governance digunakan
untuk menegaskan perlunya perubahan proses, metode dan capaian
kepemerintahan (Rhodes, 1996);
 Legitimasi politik dan konsensus merupakan prasyarat bagi
pembangunan berkelanjutan. Aktor negara, bisnis dan cvil society harus
bersinergi membangun konsensus, dan peran negara tidak lagi bersifat
regulatif, tetapi hanya sebatas fasilitatif.
 Untuk membangun pemerintahan yang baik, pemerintah harus dikurangi
(less government). Pemerintah yang besar (big government) akan menjadi
sumber dari kepemrintahan yang buruk (bad government).
 Kata kunci dalam konsep governance adalah konsensensus yaitu
perbedaan kepentingan bisa diakomodasi dan sinergi bisa dibangun. Selain
mengharapkan bekerjanya institusi negara secara baik, governence juga
merujuk pada penguatan institusi pasar dan civil society untuk
mengimbangi dominasi negara. (Pratikno, 2008).

Sistem Kepartaian dan Pemilu


Elemen apa saja yang terdapat dalam sistem kepartaian ?
Elemen-elemn dalam sistem kepartaian (Dieter Nohlen dan Elmar Wiensendah),
yaitu :
1. Jumlah partai yang ada
2. Derajat partai (keterpecahan)
3. Hubungan ideologis atau derajat polarisasi
4. Pola interaksi (ex: koalisi)
5. Hubungannya dengan masyarakat
6. Posisinya terhadap sistem politik
7. Derajat kelembagaan sistem kepartaian

Bagaimana pembagian sistem kepartaian?


1. Sistem Partai Dominan (Predominant Party System)
Ciri-ciri dari sistem ini adalah :
• Terdapat dua partai yang berkompetisi dalam pemilu yang bebas dan adil
• Namun hanya satu partai yang dapat menentukan dalam pembentukan
pemerintah dalam jangka waktu tertentu
• Satu partai yang mendominasi dalam urusan politik, sedangkan partai lain
hanya dapat berpartisipasi dalam koalisi
• Pergantian pemerintah harus melalui PEMILU
• Jarang terjadi pergantian pemerintah
o Contoh Pelaksanaan : di Jepang hingga tahun 1993 dan India hinga
tahun 1977

2. Sistem Dua Partai (Two Party System)


Ciri-ciri dari sistem ini adalah :
• Terdapat dua partai yang memonopoli formasi pemerintah ; berdasarkan
perolehan suara melalui pemilu dan kursi di parlemen
• Partai-partai lain tidak dapat berkoalisi dalam pembentukan pemerintah
• Dua partai ini membentuk koalisi sendiri utk mendukung kebijakan
pemerintah
• Pergantian pemerintah harus melalui PEMILU
• Contoh Pelaksanaan : di Inggris, Amerika Serikat, dan Philipina

3. Sistem Partai Pluralisme Terbatas (Limited Pluralism)


Ciri-ciri dari sistem ini adalah :
• Terdapat 3-5 partai yang melakukan koalisi dalam pembentukan
pemerintah
• Konstelasi politik dapat berubah sewaktu-waktu
• Satu partai tidak dapat membentuk formasi pemerintahan, karena sering
terjadi konsensus politik
• Contoh Pelaksanaan : di Jerman dan Taiwan

4. Sistem Partai Pluralisme Ekstrim (Pluralism Extreme)


Ciri-ciri dari sistem ini adalah :
• Koalisi terjadi maksimal 5 partai
• Konstelasi politik dapat berubah sewaktu-waktu
• Satu partai tidak dapat membentuk formasi pemerintahan, karena sering
terjadi konsensus politik
• Contoh Pelaksanaan : di Italia, Thailand sampai tahun 2001

5. Sistem Partai Kabur /Multi Partai (Atomized Party System)


Ciri-ciri dari sistem ini adalah :
• Adanya fragmentasi yang sangat tinggi
• Seringkali terjadi kondisi tidak stabil
• Organisasi sistem kepartaian tidak terstruktur
• Sering terjadi kompetisi antar Parpol

Faktor apa saja yang mempengaruhi sistem kepartaian


Ada tiga faktor yang mempengaruhi sistem kepartaian :
1. Tingkat fragmentasinya
2. Tingkat polarisasinya
3. Tingkat institusionalisasinya

Bagaimana klasifikasi sistem kepartaian


Giovani Sartori (1976) membagi menjadi :
1. Pluralisme sederhana, yakni manakala terdapat dua partai dominan tetapi
secara ideologis tidak terpolarisasi serta relasinya sentripetal
2. Pluralisme moderat, yakni ketika terdapat lebih dua partai dominan dan
sudah mulai terdapat polarisasi ideologi, meskipun kecil, tetapi relasinya
masih bercorak sentripental
3. Pluralisme ekstrem, yakni manakala terdapat polarisasi partai yang
berdasarkan jumlah ideologi serta relasi yang bercorak sentrifugal
Peta Pemikiran Politik Indonesia

Bagaimana sejarah pemikiran politik indonesia ?


1. Era orde lama
pada era ini pemikiran politik Indonesia berusaha dibaca oleh Herberth
Feith. Menurut Feith, pada era ini ada lima aliran yang menjadi pewarna
dalam pemikiran-pemikiran politik Indonesia, yaitu :
• Tradisi jawa
• Islam
• Nasionalisme radikal
• Komunisme
• Sosial Demokrasi
Orde lama adalah era pemikiran Soekarno, disamping dia sebagai Presiden
pertama Republik Indonesia, dia juga seorang pemikir yang cukup
memberikan warna dalam perjalanan bangsa. buah pemikirannya
melahirkan dasar falsafah bangsa yaitu Pancasila. Bung Hatta juga turut
mengisi kemerdekaan dengan pemikirannya. kiranya pemikiran kedua
tokoh pemikirdan pelaku politik Indonesia pada era awal kemerdekaan
memberikan gambaran yang nyata akan pluralisnya pemikiran politik
masa awal kemerdekaan ini. Dalam masa selanjutnya kepemimpinan
Soekarno yang lebih dominan mewarnai perjalanan pemikiran politik
Indonesia.

Era Orde Baru

Peristiwa G-30-S PKI, merupakan tanda-tanda berakirnya rezim Orde Lama.


Berdasarkan klaim sepihak Soeharto terhadap surat perintah Presiden Soekarno
untuk mengamankan stabilitas nasional dan untuk melakukan penyidikan terhadap
peristiwa (SUPERSEMAR). Soeharto berusaha menancapkan taringya dalam
pemerinthan Indonesia. Jendral ini mendapat dukungan dari Militer .

Inilah awal baru pemikiran politik Indonesia. Apabila pada era sebelumnya
pemikiran politik Indonesia didominasi oleh kaum-kaum intelektual, maka pada
masa Orde Baru ini gaya pemikiran Militersentris lebih mendominasi. Pergeseran
pemikiran ini merupakan akibat dari beralihnya komando kekuasaan tertinggi
negara ini dari Soekarno seorang pemikir yang atau juga politisi kepada Soeharto
seorang prajurit TNI.

Soeharto menerapkan pendekatan yang berbeda dari yang dianut oleh kebanyakan
kepala negara untuk mengatsi keterpurukan politis maupun ekonomis, strategi
soeharto bertumpu pada dua kekatan yang dapat diandalkan yakni ABRI dan
TEKNOKRAT. Keduanya dipadukan dalam “civilian-military administrative
structure”. Pada era initidak banyak diketemukan pemikir-pemikir Indonesia yang
cukup memberikan warna terhadap perpolitikan Indonesia. Kekuatan militer yang
diandakan oleh Soeharto dalam menopang kepemimpinanya yang pada waktu itu
berlawanan dengan PKI dibentukalah Golongan Kaya sebagai wadah
menghimpun ormas-ormas non partai guna menghadapi PKI.

Baru pada awal 80-an pemikiran politik indonesia sedikit berwarna, akibat dari
pemikiran-pemikiran tokoh liberal islam seperti Gus Dur, Cak Nur dan Amien
Rais. Gus Dur melalui organisasi islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul
Ulama, cukup mendapat perhatian serius dari Soeharto. Posisi Gus Dur sebagai
ketua Tanfidziah NU pada waktu itu berkewajiban menegaskan garis organisasi
NU dengan tidak mengusik keuatan Orde Baru. Pilihan NU untuk keluar dari PPP
dan menyebut kembali pada Khittah 1926 merupakan sebuah gagasan besar masa
itu. Karena pilihan untuk kooperatif dengan pemerintah melalui koalisi parlement
sudah dikebiri oleh kekuatan otoriter penguasa, disamping itu juga memberikan
dampak intern ditubuh organisasi NU sendiri.

Keruntuhan rezim pembagunan ini cukup tragis, akibat dari krisis moneter yang
menerjang kebanyakan negara Asia. Pada tahun 1998 melaui aksi kolektif
masyarakat dengan menduduki Gedung MPR/DPR. Serta ketidak mampuan
pemerintah untuk segera mengatasi problem ekonomi dan stabilitas nasional maka
sebuah penyampain pidato pengunduran diri Soeharto sebagai presiden dan
memberikan wewenang kepada Habibie sebagai wakil untuk mengadakan
pemilihan Umum, merupakan tanda lahirnya harapan baru warna pemikiran
politik indonesia.

Era Transisi Reformasi

Sejak pidato pengunduran diri Soeharto sebagai Presiden, maka masa peralihan
ini dipimpin oleh seorang tokoh intelektual yang agamis bukan seorang politisi,
argumen ini memang sangat subyektif oleh penulis, namun dari perjalan
kepeimpinanya sampai terciptanya pemilu tahun 1999. Habibie tidak mampu
menghadapi tekanan dari ABRI yang merupakan basis kekuatan rezim
sebelumnya. Visionery dan ketidak mampuan menghadapi tekanan inilah yang
harus dibayar mahal dengan adanya referendum di Timur Timor yang akhirnya
wilayah ini memilih lepas dari negara kesatuan republik indonesia.

Pada era ini peran dari Amien Rais sangat dominan, dia salah satu tokoh yang
menggerakan massa untuk aksi turun jalan menuntut Soeharto mundur. Sebagai
tokoh Reformasi dia menjadi sangat sibuk pada era ini, dia membentuk sebuah
partai islam yang berafiliasi dengan Muhamadiyah, PAN. Dia juga berusaha
menghubungkan tokoh nasional pada waktu itu, Gus Dur dan Megawati. Untuk
mempersiapkan agenda reformasi yang dikhawatirkan akan dikuasai oleh rezim
Orde Baru. Setelah pemilihan umum tahun 1999, dia juga tokoh yang membuat
poros tengah di parlemen, sebuah poros yang menggabungkan kursi-kursi partai
Islam untuk mengusung presiden. Pemilu itu dimenangkan oleh PDIP yang
dipimpin oleh Megawati, dengan demikian harusnya menjadi sangat gamblang
bahwa megawati adalah presiden selanjutnya melalui penetapan MPR.
Era Reformasi

Bukanlah sebuah persoalan yang mudah memimpin bangsa sebesar Indonesia


ditengah krisis ekonomi yang parah dan ancaman disintregasi bangsa.
Membangun sebuah kepemimpinan yang solid menjadi sangat utopis ketika
dihadapkan dengan praktik politik dagang sapi demi memberikan ruang kepada
semua golongan dalam Eksekutif. Gus Dur berada dalam posisi yang sangat sulit,
penuntutan penyelesaian dengan segera kasus HAM TIM-TIM yang bearti
memperhadapkan Gus Dur dengan ABRI semakin menambah pelik kondisi pada
masa ini.

Ketidak rukunan dengan Megawati juga semakin memperlemah posisi Gus Dur
masa itu, yang akhirnya berujung pada penolakan MPR terhadap pidato
pertanggungjawaban presiden pada tahun 2002. Selesai sudahlah era
kepemimpinan Gus Dur dan beralih kepada Megawati sebagai Presiden.
Megawati bertahan sampai pemilu selanjutnya yaitu pada tahun 2004. Susilo
Bambang Yudhoyono menjadi presiden dan terpilih lagi melalui pemilihan
presiden langsung pada tahun 2009.

Naif memang, agenda reformasi hanya terkotak-kotak dalam masalah birokrasi.


pertarungan golongan untuk merebut kekuasaan seakan menjadi agenda besar,
sebuah era baru yang dicita-citakan mampu memberikan kebersihan kekuasaan
namun ternoda oleh kepentingan segelintir elit yang berkuasa.
sumber : https://www.kompasiana.com/andi.kc/551fa50aa33311db2bb670e2/peta-
pemikiran-politik-indonesia

Isu-Isu Politik

Contoh isu-isu politik yang ada di Lampung

Tentang Rekayasa Lalu Lintas di Kota Bandarlampung

Dalam kasus rekayasa lalu lintas yang dilakukan Walikota Bandarlampung


Herman HN, Gubernur Ridho dinilai sejumlah pihak kekanak-kanakan karena
lapor ke Kementerian Perhubungan. Ridho menampik tuduhan ini. Menurutnya,
sebagai gubernur dirinya tidak memiliki otoritas atas wilayah kota maupun
kabupaten. Namun, kata dia, sebagai kepala daerah yang notabene menjadi
perpanjangan pemerintah pusat di daerah gubernur harus bisa mengkoordinasi
para kepala daerah agar pembangunan di daerah kota dan kabupaten selaras
dengan pembangunan di level provinsi.

Terkait rekayasa lalu lintas yang justru berdampak kemacetan di Kota


Bandarlampung, kata Ridho, juga menjadi perhatian Kementerian Perhubungan.
Menurut Ridho, kalau ada laporan dari Pemprov Lampung ke pusat itu wajar
karena dampak macet itu menjadi persoalan masyarakat.
Ridho mengaku dirinya sebenarnya berkomitmen untuk membantu Pemerintah
Kota Bandarlampung untuk memecahkan masalah transportasi. Misalnya dengan
mendatangkan bus bantuan pemerintah pusat yang diharapkan bisa memecahkan
kendala transportasi bagi masyarakat di pinggiran kota. Namun, kata Ridho,
selama ini komunikasi dengan Walikota Bandarlampung Herman HN tidak lancar.

“Saya maunya kalau ada masalah kita bisa bicarakan baik-baik. Saya ingin
argumentasinya. Saya sangat terbuka untuk diskusi terkait pembangunan,” kata
Ridho.

Sumber : https://www.teraslampung.com/penjelasan-gubernur-ridho-ficardo-
tentang-empat-isu-mutakhir-di-lampung/

Anda mungkin juga menyukai