Anda di halaman 1dari 16

TEORI DAN KONSEP POLITIK

Disusun Oleh :

NAMA

: AYUB HUGO RUATAKUREI

NPM

: 1424090239

KONSENTRASI

: MANAJEMEN PEMBANGUNAN DAERAH

MATA KULIAH

: DINAMIKA POLITIK LOKAL

DOSEN

: Dr. EDI SUTRISNO, M.Si

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI


LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
JAKARTA
2016

A. Latar Belakang Masalah


Teori politik memiliki dua makna: makna pertama: menunjuk teori
sebagai pemikiran spekulatif tentang bentuk dan tata cara pengaturan masyarakat
yang ideal, makna kedua menunjuk pada kajian sistematis tentang segala
kegiatan dalam masyarakat untuk hidup dalam kebersamaan. Contoh teori politik
yang merupakan pemikiran spekulatif adalah teori politik Marxis-Leninis atau
komunisme, contoh lain adalah teori politik yang berdasar pada pemikiran Adam
Smith kapitalisme. Pemikiran Tan Malaka dalam tulisannya Madilog , merupakan
contoh teori politik Indonesia. Nasakom yang diajukan Soekarno merupakan
contoh lain.
Semua fenomena politik ditafsirkan dalam rangka tujuan dan pedoman
dan patokan ini. Teori-teori semacam ini mencoba mengatur hubungan-hubungan
antara anggota masyarakat sedemikian rupa sehingga di satu pihak memberi
kepuasan perorangan, dan di pihak lain dapat membimbingnya menuju ke suatu
struktur masyarakat politik yang stabil dan dinamis. Untuk keperluan itu teoriteori politik semacam ini memperjuangkan suatu kode etik atau tata cara yang
harus dijadikan pegangan dalam kehidupan politik. Fungsi utama dari teori-teori
politik ini ialah mendidik warga masyarakat mengenai norma-norma dan nilainilai itu.
Serangkaian konsep dalam bentuk preposisi yang saling berkaitan, yang
memberi gambaran sistematis tentng suatu gejala disebut teori yang jug
merupakan abstraksi pemikiran dari fenomena politik yang kompleks menjadi
sederhana dan dapat menjelaskan fenomena politik yang terjadi. Dalam menyusun
sebuah generalisasi itu teori selalu memakai konsep-konsep. Konsep itu lahir
dalam pikiran manusai dan karena itu bersifat abstrak, sekalipun fakta-fakta dapat
dipakai sebagai batu loncatan.
B. Pengertian Teori Politik :
Teori adalah generalisasi yang abstrak mengenai beberapa fenomena.
Dalam menyusun generalisasi itu teori selalu memakai konsep-konsep. Konsep itu
lahir dalam pikiran manusia dan karena itu bersifat abstrak, sekalipun fakta-fakta
dapat di pakai sebagai batu loncatan.

Politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis yang berarti Negara Kota.
Secara etimologi kata politik masih berhubungan erat dengan kata politis yang
bearti hal-hal yang berhubungan dengan politik. Kata politisi berarti orang-orang
yang menekuni hal-hal yang berkaitan dengan politik. Para tokoh memiliki sudut
pandang yang beragam mengenai pengertian, teori Politik berasal dari dua suku
kata, Teori dan Politik. Teori dapat diartikan sebagai cara, model kerangka pikiran
ataupun pedapat yang dikemukakan oleh seseorang sebagai keterangan mengenai
suatu peristiwa. Sedangkan politik berarti negara (berasal dari kata polis). Politik
juga memiliki arti sebagai proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya
dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai
definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu
politik. Politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
1. Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan
kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles);
2. Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan
negara;
3. Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan di masyarakat;
4. Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan
kebijakan publik.
Teori politik adalah bahasan dan generalisasi dari fenomena yang bersifat
politik. Dengan kata lain teori politik adalah bahasan dan renungan atas :
1. Tujuan dari kegiatan politik;
2. Cara-cara mencapai tujuan;
3. Kemungkinan-kemungkinan dan kebutuhan-kebutuhan yang ditimbulkan oleh
situasi politik yang tertentu;
4. Kewajiban-kewajiban yang di akibatkan oleh tujuan politik itu.
Konsep politik lahir dalam pikiran (mind) manusia dan bersifat abstrak.
Konsep digunakan dalam menyusun generalisasi abstrak mengenai beberapa
phenomena, yang disebut sebagai teori. Berdasarkan pengertiannya, teori politik
bisa diakatakan sebagai bahasan dan generalisasi dari phenomena yang bersifat
politik.

Menurut Thomas P. Jenkin dalam The Study of Political Theory di


bedakan dua macam teori politik, sekalipun perbedaan antara kedua kelompok
teori tidak bersifat mutlak.
1. Norma Politik yaitu teori-teori yang mempunyai dasar moril dan yang
menentukan norma-norma politik. Karena ada nya unsur norma-norma dan
nilai maka teori-teori ini boleh di namakan valuetional(mengandung nilai).
Yang termasuk golongan ini antara lain filsafat politik, teori politik sistematis,
ideologi, dan sebagainya.
2. Teori-teori yang menggambarkan dan membahas phenomena dan fakta-fakta
politik dengan tidak mempersoalkan norma-norma atau nilai. Teori-teori ini
dapat

dinamakan

nonvaluational.

Ia

biasanya

bersifat

deskriptif

(menggambarkan) dan komparatif (membandingkan) dan berusaha untuk


membahas fakta-fakta kehidupan politik sedemikian rupa sehingga dapat
disistematisir

dan

disimpulkan

dalam

generalisasi-generalisasi.

(Budiarjo1972: 49)
Di dalam teori politik terdapat konsep penentuan tujuan politik,
bagaimana cara untuk mencapai tujuan itu dengan segala konsekuensinya. Teoriteori politik yang mempunyai dasar moral memiliki fungsi utama sebagai
pedoman mengatur hubungan-hubungan antar anggota masyarakat agar berjalan
stabil dan dinamis.
Ada tiga golongan yang termasuk dalam teori valuational, diantaranya adalah :
1. Filsafat Politik, menjelaskan hubungan antara sifat dari alam semesta dengan
sifatdari kehidupan politik, dimana dalam menyelesaikan persoalan politik
menggunakan pandangan yang terpusat pada alam

Menurut filsuf

Yunani, Plato, keadilan merupakan hakekat dari alam semesta yang sekaligus
merupakan pedoman untuk mencapai kehidupanyang baik yang dicita-citakan
olehnya.
2. Politik Sistematis, teori ini merealisasikan filsafat politik, menerapkan
norma-normadalam kegiatan politik.
3. Ideologi Politik, merupakan suatu keyakinan atau ide yang muncul dalam
pikiran seseorang berdasarkan pemikiran-pemikiran yang logis (masuk akal)
yang kemudian menjadikan ideini sebagai pedoman dalam kehidupannya
sesuai

dengan

tujuan

pemikirnya.

Jadi

ideologi politik

merupakanb

suatu pedoman

atau cara bertindak

dalam pelaksanaan kekuasaan

sesuai

dengan tujuan awal.


Di bawah ini ada beberapa macam ideologi politik dunia, antara lain:
1. Liberalisme, suatu ideologi yang memberikan kebebasan individu tanpa
batasan atau halangan dari pemerintah. Munculnya ideologi ini disebabkan
karena ketatnya peraturan sehingga membuat kekuasaan bersifat otoriter,
tanpa memberikan kebebasan berpikir kepada rakyatnya. Salah satu yang
menganut ideologiliberalisme adalah Amerika.
2. Sosialisme, ideologi ini berbeda dengan liberalisme yang mengutamakan
kepentingan individu, ideologi sosialisme lebih mengutamakan kebersamaan.
Dalamsosialisme setiap individu harus berusaha untuk mendapatkan layanan
yang layak untuk kebahagiaan bersama, misalnya pemerataan kesempatan
kerja, pembagianhasil secara merata, bahan konsumsi secara menyeluruh dan
lain sebagainya.
3. Demokrasi, yaitu kekuasaan ditangan rakyat. Pemerintah yang berasal dari
rakyat,oleh rakyat dan untuk rakyat. Rakyat membuat ketetapan hukum bagi
dirinya sendirimelalui dewan perwakilan yang kemudian dilaksanakan oleh
pemerintah.
Kesimpulan: Dalam teori ini politk mempunyai dua sifat yaitu
valuentional (mengandung nilai) dan value free. Valuentional mempunyai dasar
berapa moril dan norma-norma politik untuk menanggapi/menanggulangi
permasalahan politik sehari-hari, sedangkan value free menanggapi masalah
politik dengan cara mendesktipsikan fakta-fakta politik yang ada dalam
permasalahan agar bias di generalisasi dalam penyelesaiannya.
Teori-teori norma politik dibagi menjadi tiga golongan :
1. Filsafat politik (political philosophy), yaitu mencari penjelasan berdasarkan
ratio. Pokok pikiran dari filsafat politik ialah persoalan-persoalan yang
menyangkut alam semesta harus dipecahkan dulu sebelum persoalanpersoalan politik yang kita alami sehari-hari dapat ditanggulangi.
2. Teori politik sistematis (systematic political theory), yaitu mendasarkan diri
atas pandangan-pandangan yang sudah lazim diterima pada masanya. Dengan
kata lain teori ini hanya mencoba merealisasikan norma-norma dalam suatu
program politk.
4

3. Ideologi politik (political ideology), yaitu himpunan nilai-nilai, ide, norma,


kepercayaan dan keyakinan, yang dimiliki seorang atau sekelompok orang,
atas dasar mana dia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problema
politk yang dihadapinya dan yang menentukan tingkah lakunya.
Teori-teori politik yang dasarnya dari moril fungsinya terutama
menentukan pedoman dan patokan yang bersifat moral dan yang sesuai dengan
norma-norma moral. Dan teori-teori politik moril ini memperjuangkan satu tujuan
yang bersifat moral dan atas dasar itu menetapkan suatub kode ethik atau tata cara
yang harus dijadikan pegangan dalam kehidupan politik. Fungsi utama dari teoriteori politik ini ialah mendidik warga masyarakat mengenai norma-norma dan
nilai-nilai itu. Teori-teori yang mempunyai sifat moril dapat di bagi lagi dalam
tiga golongan.
1. Filsafat politik, mencari penjelasan yang berdasarkan rasio. Ia melihat jelas
adanya hubungan antara sifat dan hakekat dari kehidupan politik di dunia.
Misalnya menurut filsuf yunani plato, keadilan merupakan hakekat dari alam
semesta dan sekaligus merupakan pedoman untuk mencapai kehidupan yang
baik. Filsafat politik erat hubungannya dengan etika dan filsafat sosial;
2. Teori politik sistematis, teori ini tidak menjelaskan asal usul atau cara
lahirnya norma-norma, tetapi hanya mencoba untuk merealisasikan normanorma itu dalam suatu program politik.
3. Ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai, ide, norma-norma, kepercayaan
dan keyakinan suatu yang di miliki seorang atau sekelompok orang, atas dasar
mana dia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yang
di hadapinya dan yang menentukan tingkah laku politiknya. Nilai-nilai dan
ide-ide ini merupakan suatu sistim yang berpautan. Dasar dari ideologi politik
adalah keyakinan akan adanya suatu pola tata tertib sosial politik yang ideal.
Ideologi berbeda dengan filsafat yang sifatnya merenung-merenung yang
mempunyai tujuan untuk menggerakkan kegiatan dan aksi. Ideologi yang
berkembang luas mau tidak mau di pengaruhi oleh kejadian-kejadian dan
pengalaman-pengalaman dalam masyarakat dimana dia berada, dan sering
mengadakan kompromi dan perubahan-perubahan yang cukup luas.
Berdasarkan teori-teori politik di atas bahwa ilmu politik merupakan
ilmu yang mempelajari suatu segi khusus dari kehidupan masyarakat yang

menyangkut soal kekuasaan. Secara umum ilmu politik ialah ilmu yang
mengkaji tentang hubungan kekuasaan, baik sesama warga Negara, antar
warga Negara dan Negara, maupun hubungan sesama Negara. Yang menjadi
pusat

kajiannya

adalah

upaya

untuk

memperoleh

kekuasaan,usaha

mempertahankan kekuasaan, pengunaan kekuasaan tersebut dan juga


bagaimana menghambat pengunaan kekuasaan.
C. Aspek-aspek Ilmu Politik
1. Ilmu politik dilihat dari aspek kenegaran adalah ilmu yang mempelajari
Negara, tujuan Negara, dan lembaga-lembaga Negara serta hubungan
Negara dengan warga negaranya dan hubungan antar Negara.
2. Ilmu politik dilihat dari aspek kekuasaan adalah ilmu yang mempelajari
ilmu kekuasaan dalam masyarakat, yaitu sifat, hakikat, dasar, proses, ruang
lingkup, dan hasil dari kekuasaan itu.
3. Ilmu politik dilihat dari aspek kelakuan politik yaitu ilmu yang
mempelajari kelakuan politik dalam sistem politik yang meliputi budaya
politik, kekuasaan, kepentingan dan kebijakan.
D. Sejarah Perkembangan Teori Politik :
1. Teori Politik Zaman Klasik
a. Teori Politik Socrates
Socrates memiliki kepribadian sebagai seorang teoritikus politik yang
berupaya jujur, adil dan rasional dalam hidup kemasyarakatan dan
mengembangkan teori politik yang radikal. Namun keinginan dan
kecenderungan politik Socrates sebagai teoritikus politik membawa
kematian melalui hukuman mati oleh Mahkamah Rakyat (MR).
Metode Socrates yang berbentuk Maieutik dan mengembangkan
metode induksi dan definisi. Pada sisi lain Socrates memaparkan etika
yang berintikan budi yakni orang tahu tentang kehidupan dan
pengetahuan yang luas. Dan pada akhirnya akan menumbuhkan rasa
rasionalisme sebagai wujud teori politik Socrates.
b. Teori Politik Plato
Filsafat politik yang diuraikan oleh Plato sebagai cerminan teori
politik. Dalam teori ini yakni filsafat politik tentang keberadaan

manusia di dunia terdiri dari tiga bagian yaitu, Pikiran atau akal,
Semangat/keberanian dan Nafsu/keinginan berkuasa.Plato memiliki
idealisme yang secara operasional meliputi : Pengertian budi yang
akan

menentukan

tujuan

dan

nilai

dari

pada

penghidupan

etik, Pengertian matematik, Etika hidup manusia yaitu hidup senang


dan bahagia dan bersifat intelektual dan rasional, Teori tentang negara
ideal, Teori tentang asal mula negara, tujuan negara, fungsi negara dan
bentuk negara, Penggolongan dari kelas dalam negara, Teori tentang
keadilan dalam negara dan Tori kekuasaan Plato.
c. Teori Politik Aristoteles
Teori politik Aristoteles bernuansa filsafat politik yang meliputi :
Filsafat teoritis, Filsafat praktek dan Filsafat produktif. Teori negara
yang dinyatakan sebagai bentuk persekutuan hidup yang akrab di
antara warga negara untuk menciptakan persatuan yang kukuh. Untuk
itu perlu dibentuk negara kota (Polis). Asal mula negara, Negara
dibentuk berawal dari persekutuan desa dan lama kelamaan
membentuk polis atau negara kota. Tujuan negara harus disesuaikan
dengan keinginan warga negara merupakan kebaikan yang tertinggi.
Aristoteles berpendapat sumbu kekuasaan dalam negara yaitu
hukum.Oleh karena itu para penguasa harus memiliki pengetahuan dan
kebajikan yang sempurna. Sedangkan warga negara adalah manusia
yang masih mampu berperan.

2. Teori Politik Zaman Pertengahan


a. Teori Politik Agustinus
Agustinus melihat perbandingan Negara sekuler dan negara Tuhan.
Negara sekuler dianggap sebagai penyelewengan oleh para penguasa
yang arif dan bijaksana sehingga kekuasaan bagaikan keangkuhan
dengan berbagai kejahatan. Sedangkan negara Tuhan menghargai
segala sesuatu yang baik dan mengutamakan nilai kebenaran.
Perkembangan negara sekuler dalam bentuk negara modern dimana
penguasa berupaya untuk menggunakan cara paksa menurut kehendak
7

pribadi. Sedangkan perkembangan negara Tuhan didasarkan atas kasih


Tuhan. Masalah politik negara sekuler yang membawa ketidakstabilan
dari

konflik

kepentingan

yang

dominan,

rakus

kekuasaan,

ketidakadilan dalam pengadilan, peperangan. Keadilan politik dalam


negara Tuhan karena ditopang oleh adanya nilai kepercayaan dan
keyakinan tentang :
a. Tuhan menjadi raja sebagai dasar negara
b. Keadilan diletakkan sebagai dasar negara
c. Kehidupan warga negara penuh kepatuhan
d. Penguasa bertindak selaku pelayan dan pengabdi masyarakat.
b. Teori Politik Thomas Aquinas
Teori politik Thomas Aquinas meliputi:
1)
Pembagian negara baik dan negara buruk yang menerapkan
sumber teori politik.
2)
Tujuan negara yang diidentik dengan tujuan manusia dalam
hidup yakni mencapai kemuliaan abadi dalam hidup. Untuk
mencapai kemuliaan abadi maka diperlukan pemerintah yang
berbentuk Monarkhi.
3)
Dalam negara diperlukan adanya hukum abadi yang
berakar dari jiwa Tuhan yang mengatur alam semesta dan hukum
alam manusia untuk merasionalkan manusia mentaati hukum.
Hukum positif yang merupakan pelaksanaan hukum alam dan
untuk menyempurnakan pikiran manusia maka diperlukan Hukum
Tuhan.
c. Teori Politik Marthen Luther
Teori politik Marthen Luther meliputi :
1)
Teori politik reformasi yakni kebebasan politik dengan cara
membatasi kekuasaan raja dan kebebasan diserahkan pada rakyat.
2)
Kekuasaan raja-raja diperjelas dan tidak diperlukan adanya
campur tangan gereja atas unsur negara. Menempatkan kekuasaan
negara lebih tinggi dari kekuasaan gereja.
3)
Kekuasaan Tuhan atas manusia bersifat langsung dan tidak
melalui perantara. Pada sisi lain dikatakan gereja yang sejati yaitu
gereja yang didirikan manusia
d. Teori Politik Machiavelli

Menurut Machiavelli Bentuk negara meliputi negara republik dan


monarkhi. Selanjutnya Monarkhi dibagi atas dua yaitu Monarkhi
Warisan dan Monarkhi Baru. Tujuan negara yaitu memenuhi berbagai
kebutuhan warga negara selama negara tidak dirugikan karena negara
juga memiliki berbagai kepentingan dan kepentingan utama.
Kekuasaan negara merupakan alat yang harus digunakan untuk
mengabdi pada kepentingan negara. Oleh karena itu sumber kekuasaan
adalah negara. Dalam hal penyelenggaraan kekuasaan negara
membutuhkan kekuasaan, wujud kekuasaan fisik, kualitas penguasa
untuk mempertahankan kekuasaan negara, maka diperlukan militer.
Penguasa yang ideal yaitu penguasa militer, hal ini digambarkan dalam
teori politik dan etika Machiavelli sebagai dasar nasionalisme.
e. Teori Politik Liberalis
Pengertian dan faham liberal menunjuk pada kebebasan warga negara
untuk memenuhi kebutuhan hidup bidang politik ekonomi, sosial dan
budaya. Liberalisme sebagai faham kenegaraan menekankan pada
kebebasan yang didasarkan pada faktor alamiah, moral, agama, akal
kebaikan, kemajuan, sekularisme, toleransi. Pada sisi lain liberalisme
sebagai sistem politik didasarkan atas negara dan kemerdekaan
negara.Unsur-unsur demokrasi liberal juga merupakan hal yang
mendasar untuk difahami dalam berbagai sistem politik. Oleh karena
itu perwujudan demokrasi liberal dalam negara harus mengutamakan
kebebasan warga negara. Hal ini dapat terealisir dan tergantung pada
model liberalisme dalam struktur kekuasaan.
3. Teori Politik Modern
a. Teori Politik Thomas Hobbes
Teori politik Thomas Hobbes yang mencakup: Pengaruh situasi politik
pada masa sistem politik absolut di bawah kekuasaan Charles I dan
Charles II di Inggris, kemudian Hobbes menulis Buku Decove 1642
dan Leviathan 1951, Runtuhnya kekuasaan Absolute sebagai akibat
dari petentangan antara cendikiawan dengan raja-raja dalam hal
pembatasan kekuasaan raja yang menimbul teori politik liberal.
Thomas Hobbes mengemukakan teori politik State Of Nature yakni
9

manusia yang satu menjadi lawan terhadap manusia lain. Keadaan ini
disebut In Abstracto yang memiliki sifat; a) bersaing, b) membela diri,
c)

ingin

dihormati.

Untuk

menghindari

kematian,

Hobbes

mengemukakan teori perjanjian sosial untuk merubah bentuk


kehidupan manusia dari keadaan alamiah ke dalam bentuk negara atau
Commen Wealth. Hobbes sebagai seorang filosof ditandai dengan
adanya keinginan untuk memperoleh kenikmatan hidup dalam hal
materi. Oleh sebab itu dia disebut filosof yang materialistis.Pada sisi
teori politik dan teori kekuasaan ini digambarkan oleh Hobbes dalam
buku Leviathan. Namun dari segi praktis teori politik Hobbes dominan
berlaku pada saat sekarang.
b. Teori Politik John Locke
John Locke mampu berkarya dalam bidang teori politik ditulis dalam
buku two treatises on civil government. State of Nature juga
merupakan karya teori politik yang beda dengan Hobbes. John Locke
menekankan bahwa dalam state of nature terjadi: Kebingungan,
Ketidakpastian, Ketidak aturan, Tidak ada kematian. Pada sisi lain
Locke mengemukakan hak-hak alamiah sebagai berikut: hak akan
hidup, hak atas kebebasan dan kemerdekaan, hak memiliki sesuatu.
Konsep perjanjian masyarakat merupakan cara untuk membentuk
negara. Oleh karena itu negara harus mendistribusi kekuasaan kepada
lembaga: legislatif, eksekutif dan yudikatif dan federatif. Dalam hal
bentuk negara Locke membagi atas: Monarkhi, Aristokrasi dan
Demokrasi. tujuan negara yang dikehendaki Locke yaitu untuk
kebaikan ummat manusia melalui kegiatan kewajiban negara
memelihara dan menjamin hak-hak azasi manusia. Dan pada akhirnya
Hobbes dan Locke memiliki perbedaan dalam hal teori perjanjian
sosial.
c. Teori Politik Montesquine
Montesquieu terkenal dengan dunia ilmu pengetahan tentang negara,
hukum dan kemudian dia mengemukakan state of nature yang
diartikan dalam keadaan alamiah kualitas hidup manusia rendah. Teori

10

politik Trias Politika yang dikemukakan oleh Montesquieu merupakan


landasan pembangunan teori demokrasi dalam sistem politik yang
menekankan adanya CHEK AND BALANCE terhadap mekanisme
pembangian kekuasaan. Demokrasi yang dibentuk yaitu demokrasi
liberal yang masih mengalami kekurangan. Untuk memantapkan dan
menyempurnakan teori demokrasi liberal maka dibutuhkan berbagai
unsur-unsur demokrasi liberal untuk mengukuhkan Montesquieu
sebagai pencetus demokrasi liberal.
d. Teori Kekuasaan Tuhan
Teori Kekuasaan Tuhan yang tidak rasional karena penguasa
menganggap diri mendapat kekuasaan dari Tuhan dan menempatkan
diri sebagai wakil Tuhan di dunia. Pada sisi lain, terdapat teori
kekuasaan Tuhan Rasional yang beranggapan bahwa seorang penguasa
yang dinobatkan menjadi penguasa karena kehendak Tuhan. Dalam
teori kekuasaan Tuhan, keadilan dijadikan dasar negara Tuhan untuk
mengatur kehidupan warga negara. Dalam kehidupan warga negara
menurut teori kekuasaan Tuhan diperlukan adanya kebebasan bagi
warga negara dan ada batas-batas kekuasaan dari para penguasa.

e. Teori Kekuasaan Hukum


Teori politik hukum yang dominan mengutarakan kegiatan-kegiatan
penguasa yang harus berdasarkan hukum yang disebut Rule of Law.
Perkembangan teori kekuasaan hukum menurut Thomas Aquiras, John
Locke, Krabe, Krenen Berg. Kebaikan-kebaikan teori kekuasaan
hukum meliputi: Penguasa menjalankan kekuasaan sesuai UUD,
Penguasa berkuasa sesuai hukum, Penguasa berupaya menerapkan
open manajemen, Pers yang bebas sesuai dengan UUD Negara,
Adanya kepastian hukum dalam sistem demokrasi, Pemilu yang bebas
dan rahasia, Setiap warga negara diikutkan dalam mekanisme politik,
Setiap warga negara sama di depan hukum dan Diperlukan
pengawasan masyarakat. Kelemahan-kelemahan dari teori kekuasaan

11

hukum apabila penguasa sudah menggunakan kekuasaan semena-mena


maka pada saat itu teori kekuasaan hukum menjadi lunak.
f.

Teori Kekuasaan Negara


Teori kekuasaan negara yang meliputi: Sifat memaksa dari kekuasaan
negara. Karena setiap negara dalam bentuk negara selalu menggunakan
paksa pada rakyat untuk kepentingan penguasa dan kepentingan
rakyat. Sifat menopoli dari kekuasaan negara dalam bentuk
menetapkan tujuan bersama. Negaralah yang menentukan hidup
matinya warga negara dan pengelompokan warga negara dalam
berbagai organisasi. Sifat mencakup semua dari kekuasaan negara.
Aturan yang dibuat oleh pemerintah atas nama negara harus diterapkan
mencakup semua warga negara tanpa kecuali. Untuk implementasi
berbagai sifat negara maka kekuatan militer merupakan alat yang
ampuh untuk melaksanakan kekuasaan negara.

g. Teori Kekuasaan Rakyat


Kekuasaan

rakyat

yaitu

penguasaan

rakyat

atas

lembaga

perundangundang yang sekarang disebut legislatif. Menurut Rousseau


kekuasaan rakyat dalam negara merupakan akibat perjanjian antara
individu untuk menyerahkan semua hak politik kepada masyarakat.
Menurut Montesquieu dalam pemerintahan republik kekuasaan
tertinggi ada pada seluruh rakyat atau sebagian besar rakyat. Secara
teoritis disebut Trias Politika.
h. Teori Politik Demokrasi
Demokrasi Rakyat merupakan negara dalam masa transisi, bertugas
menjamin perkembangan negara ke arah sosialisme. Demokrasi
Rakyat RRC menurut pola Mao Tse Tung mendominankan
kepemimpinan politik dan pembuatan kebijakan dengan tujuan
membantu seluruh rakyat agar ikut dalam modernisasi ekonomi, sosial
dan politik.
i. Teori Politik Kedaulatan
Teori kedaulatan terdapat berbagai teori yang pada umumnya
menekankan

pada

kekuasaan

sebagai

suatu

tandingan

atau

12

perimbangan terhadap kekuasaan penguasa atau kekuasaan tunggal.


Penerapan kedaulatan rakyat di Indonesia diwujudkan dalam berbagai
segi kehidupan kenegaraan menurut UUD 1945: Kedaulatan rakyat di
bidang politik. Hak-hak azasi manusia dan faham kekeluargaan.
Struktur kedaulatan rakyat yang dipandang dari: bentuk geografis
jumlah penduduk suatu negara, Pemilu sebagai sarana pelaksanaan
kedaulatan rakyat, Berserikat dan berorganisasi sebagai salah satu
implementasi kedaulatan rakyat dan Kedaulatan rakyat dibidang
ekonomi.
j. Teori Kedaulatan Intern dan Ektern
Kedaulatan intern yang memperlihatkan batas lingkup kekuasaan
negara yang berbentuk fisik. Batas kedaulatan ini meliput : Kedaulatan
bidang politik, Kebebasan kemerdekaan, Keadilan, Kemakmuran atau
kesejahteraan dan Keamanan.Kedaulatan ekstern yang dominan
menunjukkan pada kebebasan negara dan kekuasaan-kekuasaan negara
lain yang tidak dijajah oleh negara lain. Kedaulatan ekstern ini dalam
penerapan pada saat negara memutuskan untuk melakukan hubungan
kerja sama dengan negara lain dalam bidang tertentu.

k. Teori kedaulatan de facto dan de jure


Teori kedaulatan ini menunjuk pada pelaksanaan kekuasaan yang nyata
dalam suatu masyarakat merdeka atau telah memiliki independensi,
diantaranya : Kedaulatan de facto yang tidak syah dan Kedaulatan de
facto yang syah. Sedangkan Teori kedaulatan de jure. Dalam teori
politik, kedaulatan de jure menunjuk pada pengakuan suatu wilayah
atau suatu situasi menurut hukum yang berlaku. Oleh karena itu kajian
kedaulatan de jure lebih menitikberatkan penggunaan aspek hukum
sebagai dasar yuridis formal atas hak politik warga negara dan wilayah
negara dengan penguasa negara.
E. Konsep-Konsep Pokok Dalam Ilmu Politik
Ada lima konsep pokok dalam ilmu politik, yaitu:

13

1. Negara (state); menurut Miriam Budiarjo Negara adalah suatu organisasi


dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan
yang ditaati moleh rakyatnya. Menurut Thomas Aquinas Negara
merupakan lembaga social manusia yang paling tinggi dan luas yang
berfungsi menjamin manusia memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisiknya
yang melampaui kemampuan lingkungan social lebih kecil seperti desa
dan kota;
2. Kekuasaan

(power);

menurut

Miriam

Budiarjo

kekuasan

adalah

kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku


orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku;
3. Pengambilan Keputusan (decision making); menurut Miriam Budiarjo
keputusan adalah membuat pilihan diantara beberapa alternative,
sedangkan istilah pengambilan keputusan menunjukkan pada proses yang
terjadi sampai keputusan itu tercapai. Pengambilan keputusan sebagai
konsep pokok dari politik menyangkut keputusan-keputusan yang diambil
secara kolektif dan yang mengikat seluruh masyarakat;
4. Kebijakan (policy); menurut Miriam Budiarjo kebijakan adalah suatu
kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau oleh
kelompok politik dalam usaha memilih tujuan-tujuan dan cara-cara untuk
mencapai tujuan-tujuan itu. Pada prinsipnya pihak yang membuat
kebijakan itu mempunyai kekuasaan untuk melaksanakannya;
5. Pembagian (distribution); yang dimaksud dengan pembagian adalah
pembagian dan penjatahan niali-nilai dalam masyarakat.
F. Penutup
Konsep dan teori politik yang dasarnya dari moril fungsinya terutama
menentukan pedoman dan patokan yang bersifat moral dan yang sesuai
dengan norma-norma moral. Dan teori-teori politik moril ini memperjuangkan
satu tujuan yang bersifat moral dan atas dasar itu menetapkan suatub kode etik
atau tata cara yang harus dijadikan pegangan dalam kehidupan politik. Fungsi
utama dari teori-teori politik ini ialah mendidik warga masyarakat mengenai
norma-norma dan nilai-nilai itu. Pada dasarnya setiap pandangan parah ahli
politik mengenai teori politik pada perkembangan era moderen tentunya
pandangan nya pasti berbeda beda masing-masing memiliki pemikiran
tersendiri akan teori politik tetapi intinya bahwa pandangan mereka tidak akan
jauh berbeda karena konsep teori politik ruang lingkupnya tidak jauh dari

14

kekuasan, keputusan, kebijakan, masyarakat, kelas sosial, kedaulatan, hak dan


kewajiban, kemerdekaan , mordenisasi, perubahan sosial, pembangunan
politik, negara dan lainya. Tinggal bagaimana kita memahami teori tersebut.
Dan pada dasarnya sama bahwa politik itu intinya untuk memperbaiki atau
menggapai kehidupan manusia kearah yang lebih baik.
Karena banyaknya teori politik dari para tokoh dan parah ahli dalam
menerapkanya dalam suatu Negara perlu disesuaikan dengan berbagai aspek
yang ada dalam Negara tersebut dan tentuya kita juga harus paham terhadap
teori tersebut sehingga dalam pelaksanaanya paling tidak bias mendekati yang
diharapkan.
G. Daftar Pustaka
Armin, Arsyad. 2004. Teori-Teori Ilmu Politik. Jakarta: Sekolah Tinggi
Ilmu Administrasi Mandala Indonesia
Budiajro, Miriam (2008), Dasar Dasar lmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama,
____________, (1992) Partisipasi dan Partai Politik Sebuah Bunga Rampai.
Jakarta, Gramedia,
____________, (1972) Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT.Dian Rakyat, Jakarta:
Isjwara, F. (1996) Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Bina Cipta,
Noer, Deliar. 1990. Pemikiran Politik di Negeri Barat. Bandung: Mizan
Machiavelli, Nicolo (1991), Sang Penguasa, Jakarta, Gramedia.

15

Anda mungkin juga menyukai