Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“ILMU POLITIK”

Disusun Oleh

Geby Agnel Kalende

A40122093

PROGRAM STUDI PROGRAM STUDY SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, kami
dapat menyusun makalah Pengantar Ilmu Politik. Khususnya tentang “ilmu politik”.
Makalah ini dibuat dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran mata kuliah
Pengantar ilmu politik. Pemahaman kita sebagai manusia terbatas tetapi dengan makalah ini
membuat kami semakin terpacu untuk terus mencari pengertian yang berkelanjutan atas
pembelajaran mata kuliah ini. Bukan hanya itu kami harap dengan penulisan mata kuliah ini
dapat menambah wawasan kami tentang Konsep ilmu politik agar nantinya dapat kami
terapkan dalam kehidupan kami sehari – hari.
Makalah ini, tentunya masih jauh dari kesempurnaan, karena kami juga masih dalam
proses pembelajaran. Oleh karena itu, kami menerima segala kritik, koreksi, saran, dan
masukan dari para pembaca sekalian. Terimakasih atas perhatianya dan jikalau ada kesalahan
kata maupun tulisan Kami mohon maaf karena kami manusia yang jauh dari kata benar.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

dalam kajian disiplin ilmu politik memerlukan pendekaan, metode, teknik serta ilmu
bantu politik supaya apa yang kita maksudkan akan tercapai sesuai dengan harapan.
Semakin tepat kita menggunakan metode dan teknik dalam ilmu politik, maka akan
semakin baik dalam menghadapu kenyataan politik yang terjadi, adapun ilmu bantu
politik sangat berperan dan berkontribusi besar terhadap perkembangan ilmu politik
sendiri.
Ilmu politik mengalami perkembangan yang pesat dengan munculnya berbagai
pendekatan (approaches). Pendekatan legal (yuridis) dan institusional telah disusul
dengan Pendekatan Perilaku, Pasca-Perilaku, dan pendekatan-pendekatan lainnya seperti
pilihan Rasional (Rational Choice), Teori ketergantungan (Dependency Theory), dan
Institusional Baru (New Institutionalism).
Mengamati kegiatan politik dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada
persektif atau kerangka acuan yang dipakai. Cara kita mengamati kegiatan politik itu akan
memengaruhi apa yang kita lihat. Seorang sarjana politik terkemuka, Vernon van Dyke
mengatakan bahwa: ‘‘Suatu pendekatan adalah kriteria untuk menyeleksi masalah dan
data yang relevan.’’ Dengan kata lain, istilah pendekatan mencakup standard atau tolak
ukur yang dipakai untuk memilih masalah, menentukan data mana yang akan diteliti dan
data mana yang akan dikesampingkan.
1.2 Rumusan Masalah

Untuk lebih sistematis, maka kami merumuskan masalah – masalah pokok yang akan
dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
a) Apa pengertian dari teori politik?
b) Apa pengertian dari masyarakat?
c) Apa pengertian dari negara?
1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka beberapa tujuan dari makalah ini, yaitu:
a) Mengetahui pengertian dari teori politik.
b) Mengetahui macam – macam teori politik.
c) Mengetahui konsep politik terhadap masyarakat.
d) Mengetahui konsep politik terhadap negara.
e) Mengetahui sifat – sifat negara.
f) Mengetahui tujuan dan fungsi negara.
g) Mengetahui istilah negara dan istilah politik.
h) Mengetahui pengertian sistem konsep kekuasaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Politik
Teori adalah generelisasi yang abstrak mengenai beberapa fenomena. Dalam
menyusun generalisasi, teori selalu memakai konsep – konsep. Konsep lahir dalam pikiran
manusia dan karena itu bersifat abstrak, sekalipun fakta – fakta dapat dipakai sebagai batu
loncatan. Konsep adalah unsur yang terpenting dalam usaha kita untuk mengerti dunia
sekeliling. Generalisasi adalah proses melalui mana suatu observasi mengenai satu fenomena
tertentu berkembang menjadi suatu observasi mengenai lebih dari satu fenomena.
Generalisasi yang paling tinggi atau yang paling sophisticated generalisasinya dinamakan
teori.
Teori politik adalah bahasan dan generalisasi dari fenomena yang bersifat politik.
Dengan kata lain, teori politik adalah bahsan dan renungan atas tujuan, cara – cara,
kemungkinan dan kebutuhan yang disertai kewajiban – kewajiban yang diakibatkan oleh
politik itu sendiri. Menurut Thomas P. Jenkin dalam The Study of Political Theory dapat
dibedakan menjadi dua macam walaupun tidak menunjukan perbedaan yang berarti yaitu:
Teori – teori politik yang mempunyai dasar moral dan bersifat akhlak yang menentukan
norma – norma untuk perilaku politik (norms for political behavior). Teori ini mengandung
nilai (value) yang dinama contohnya yaitu filsafat politik, teori politik sistematis, ideologi,
dan sebagainya
Teori – teori politik yang tidak mempunyai dasar moral atau norma – norma. Teori ini
dapat dinamakan non-valutional (value-free) yang dinama biasanya bersifat deskriptif dan
komparatif.
Dari teori – teori politik dasar moral yang dimana memiliki contoh – contoh seperti filsafat
politik, teori politik sistematis, dan ideologi politik yang akan kami jelaskan sebagai berikut:

 Filsafat politik adalah mencari penjelasan yang didasari oleh rasio yang dimana
mempunyai pokok pikiran yaitu persoalan – persoalan yang menyangkut alam
semesta, seperti metafisika dan epistemologi sebelum persoalan politik yang kita
alami sehari – hari dapat ditanggulangi. Misalnya, menurut filsuf Yunani, Plato,
keadilan merupakan hakikat dari alam yang baik yang dicita – citakan olehnya.
 Teori politik sistematis adalah mencari penjelasan yang tidak didasari oleh
metafisika dan epistemologi, tetapi mendasarkan diri atas pandangan yang sudah
lazim diterima pada masa itu. Jadi, ia tidak menjelaskan asal usul atau cara lahirnya
norma – norma, tetapi hanya mencoba untuk merealisasikan norma – norma itu
kedalam suatu program politik. Misalnya, dalam abad ke – 19 teori – teori politik
banyak membahas mengenai hak – hak individu yang diperjuangkan terhadap
kekuasan negara dan mengenai adanya sistem hukum dan sistem politik yang sesuai
dengan pandangan itu. Bahasan – bahasan ini didasrarkan atas pandangan yang sudah
lazim pada masa itu mengenai adanya hukum alam, tetapi tidak lagi mempersoalkan
hukum alam itu sendiri.
 Ideologi politik adalah himpunan nilai – nilai , ide – ide atau norma – norma,
kepercayaan atau keyakinan yang dimana seseorang atau kelompok menentukan
sikapnya terhadap kejadian dan problematika politik yang dihadapinya dan yang
menentukan perilaku politiknya Nilai dan ide ini merupakan suatu sistem yang
berpautan. Dasar dari ideologi politik adalah keyakinan akan adanya suatu pola tata
tertib sosial politik yang ideal yang dimana mempunyai perbedaan dengan filasat
yang dimana sifatnya yang merenung, mempunyai tujuan untuk menggerakan
kegiatan dan aksi. Contoh dari beberapa ideologi dan doktrin seperti demokrasi,
komunisme, liberalis, fasisme, dan sebagainya. Dalam hal ini, ideologi merupakan
ideologi yang bersifat doktriner dan militannya paling menonjol

2.2 Masyarakat
Masyarakat adalah keseluruhan antara hubungan – hubungan antar manusia. Robert M.
Mclver mengatakan “Masyarakat adalah sistem hubungan – hubungan yang ditata. Biasanya
masyarakat ini ada karena adanya kebudayaan, geografis, dan lembaga – lembaga yang sama
yang membuat mereka hidup disuatu wilayah yang sama. Di dalam kehidupan berkelompok
dan dalam hubunganya dengan manusia yang lain. Maka sifat manusia yang ingin
berkelompok itu yang membuat manusia membuat sebuah kelompok dan ingin terus bersama,
pada dasarnya setiap manusia menginginkan beberapa nilai. Dalam mengamati masyarakat di
sekililingnya. Harold Laswell membuat sebuah keilmuan terhadap nilai tersebut yaitu:
 Kekuasaan (power)
 Kekayaan (wealth)
 Penghormatan (respect)
 Kesehatan (well-being)
 Kejujuran (rectitude)
 Keterampilan(skill)
 Pendidikan (enlightenment)
 Kasih sayang (affection)
Sebagaimana yang sudah disampaikan dalam pengertian tentang masyarakat, maka ciri – ciri
masyarakat itu sendiri adalah:
 Kesatuan antar individu
 Menempati suatu wilayah tertentu
 Terdapat suatu sistem yang telah disepakati
 Terjadi interaksi antar sesama

2.3 Negara
Negara merupakan intergrasi dari kekuasaan politik, negara adalah organisasi pokok
dari kekuasaan politik. Negara adalah alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk
mengatur hubungan – hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala – gejala
kekuasaan dalam masyarakat. Negara menetapkan cara – cara dan batas – batas sampai di
mana kekuasaan dapat digunakan dalam kehidupan bersama – sama oleh sebab itu negara
mempunyai hak untuk mengatur dan membimbing masyarakat untuk mencapai suatu tujuan
bersama. Oleh itu negara mempunyai dua tugas yaitu:
 Mengendalikan dan mengatur gejala – gejala kekuasaan sosial yang bertentangan satu
sama lain supaya tidak terjadi gejolak didalam masyarakat.
 Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan untuk mencapai
suatu tujuan. Dengan itu negara harus mempunyai kegiatan – kegiatan yang didasari
tujuan bersama. Negara menentukan bagaimana kegiatan – kegiatan asosiasi –
asosiasi kemasyarakatan disesuaikan satu sama lain dan diarahkan kepada tujuan
nasional.
Unsur – Unsur Negara
Unsur – unsur yang membuat terjadinya adanya sebuah negara sebagai berikut:
 Wilayah : Unsur negara paling penting adalah sebuah wilayah yang mempunyai
batas – batas pemerintahan. Tidak mungkin dikatakan sebuah negara tidak memiliki
sebuah wilayah. Dalam mempelajari wilayah suatu negara perlu dieprhatikan
beberapa variabel, antara lain besar kecilnya suatu negara. Tetapi dalam kenyaataanya
negara kecil sering mengalami kesukaran untuk mempertahankan kedaultanya,
apalagi kalau tetangganya negara besar. Di pihak lain, negara yang luas wilayahnya
menghadapi bermacam – macam masalah. Tetapi dalam penerapanya ada perbatasan
– perbatasan sebuah negara yang harus diakui dan memiliki kedaulatanya masing –
masing yang harus dihormati oleh semua negara di dunia.
 Penduduk : Unsur ini merupakan orang – orang yang berada di sebuah wilayah dan
mengakui adanya satu tujuan yang sama. Penduduk dalam suatu negara biasanya
menunjukkan beberoaa ciri khas yang membedakan dari bangsa lain. Perbedaan ini
nampak misalnya dalam kebudayaanya, nilai – nilai politiknya, atau identitas
nasionalnya. Kesamaan bahasa, kebudayaan, suku bangsa, dan kesamaan agama.
Akan tetapi perlu dicatat bahwa setiap faktor identitas nasional yang kuat tidak
menutup kemungkinan untuk berkembangnya persatuan yang kokoh.
 Pemerintahan : Unsur ini yaitu adanya sebuah organisasi yang diakui yang dimana
mereka membuat kebijakan – kebijakan yang mengikat kepada seluruh masyarakat
yang bertujuan untuk menunjang kehidupan sebuah negara. Dalam hal ini pemerintah
bertindak atas nama negara dan menyelenggarakan kekuasaan dari negara. Negara
mencakup semua penduduk, sedangkan pemerintah hanya mencakup sebagian kecil
daripadanya. Pemerintah selalu berubah tapi negara selalu terus bertahan. Kekuasaan
pemerintah biasanya dibagi menjadi tiga yaitu, eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
 Kedaulatan : Unsur ini menyangkut kekuasaan yang tertinggi untuk membuat
undang – undang dan melaksanakanya dengan semua cara yang tersedia. Negara
mempunyai kekuasan yang tertinggi untuk memaksa semua penduduknya agar
menaati undang – undang serta peraturanya. Kedaulatan merupakan sifat yudiris, dan
konsep kedaulatan ini tidak selalu sama dengan komposisi dan letak dari kekuasaan
politik. Kedaulatan yang bersifat mutlak sebenarnya tidak ada, sebab pemimpin
kenegaraan selalu terpengaruh oleh tekanan dan faktor yang membatawsi
penyelenggaraan kekuasaan secara mutlak.

Tujuan dan Fungsi Negara

Dapat dikatakan bahwa tujuan terakhir dari setiap negara ialah menciptakan kebahagiaan
bagi rakyatnya. Tujuan dari Negara Republik Indonesia tertuang di dalam Undang – Undang
Dasar 1945 ialah “Untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdeekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosia dengan
berdasarkan kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. terlepas dari ideologinya, menyelenggarakan beberapa minimum fungsi
yang mutlak perlu, yaitu:
 Melaksanakan penertiban. Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan
– bentrokan dalam masyarakat, negara harus melaksanakan penertiban. Negara
dianggap sebagai stabilisator.
 Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Unsur ini sangat penting.
Di Indonesia sendiri pemerintah sudah mengusahakan ini dengan membuat rentetan
Repelita.
 Pertahanan. Hal ini menjaga kemungkinan serangan dari luar. Untuk itu negara
dilengkapi dengan alat – alat pertahanan.
 Menegakkan keadilan. Hal ini dilaksanakan melalui badan – badan peradilan yang
dimana merupakan wilayah yudikatif.
Sarjana lain, Charles E. Merriam, menyebutkan lima fungsi negara yaitu:
1. Keamanan ekstern
2. Ketertiban intern
3. Keadilan
4. Kesejahteraan umum
5. Kebebasan
Keseluruhan fungsi negara di atas diselenggarakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan bersam

Istilah Negara dan Istilah Sistem Politik


Konsep sistem politik merupakan pokok dari gerakan pembaharuan yang timbul
dalam dekade lima puluhan. Gerakan ini mencari suatu pendekatan politik baru yang
memiliki pendekatantingkah laku. Pada dasarnya konsep sistem politik dipakai untuk
analisa , dimana suatu sistem berisfat abstrak pula. Sistem politik meruapakan salah satu dari
macam – macam sistem yang terdapat dalam suatu masyarakat. Setiap sistem mempunyai
fungsi – fungsi yang berbeda untuk melanjutkan suatu tatanan yang lebih baik. Dalam sistem
politik kita mengenal istilah – istilah seperti proses, struktur, dan fungsi. Dari proses tersebut
kita mendapatkan pola – pola yang yang mengatur hubungan antar sama lain

Dari pola – pola tersebut memiliki fungsi – fungsi yang mengikat dan memiliki nilai –
nilai baik yang bersifat materi dan non materi. Sistem politik juga disebut sistem terbuka,
karena terbuka dari pengaruh – pengaruh dari luar yang dimana itu sistem politik yang lain.
Sistem politik juga mempunyai sifat input dan output yaitu input (aspirasi, kritik, saran) dan
output (kebijakan dan keputusan). Salah satu yang penting dari sistem politik adalah budaya
politik (political culture) yang mencerminkan faktor subyektif. Budaya politik adalah
keseluruhan dari pandangan – pandangan politik, seperti norma dan pola pandangan manusia
terhadap politik itu tersendiri. Budaya politik mengutamakan dimensi psikologis yaitu sikap,
sistem, kepercayaan dan simbol.
Bentuk budaya politik dalam suatu masyarakat dipengaruhi oleh sejarah perkembangan
sistem, agama dalam masyarakat, kesukaan, status sosial, konsep kekuasaan, kepemimpinan
dan sebagainya. Umumnya ada 4 variabel sistem politik yaitu:
 Kekuasaan sebagai cara membagi sumber – sumber di antqara kelompok – kelompok
dalam masyarakat.
 Kepentingan atau tujuan dari pelaku politik
 Kebijaksanaan sebagai hasil dari interaksi antara penguasa dan kepentingan
masyarakat
 Budaya politik yang didapat dari subjek dari sebuah individu

2.4 Konsep kekuasaan


Konsep Politik adalah hal yang tidak dapat dicapai dalam suatu konsensus.
Perumusan yang umum dikenal adalah bahwa kekuasaan adalah kemampuan
seseorang mempengaruhi perilaku seseorang pelaku lain, sehingga perilakunya
menjadi sesuai dengan keinginan dari perilaku yang mempunyai kekuasaan. Biasanya
kekuasaan diselenggarakan melalui isyarat yang jelas. Namun terkadang tidak sesuai
isyarat yang dicetuskan oleh Carl Friedrich dinamakan the rule of anticipated
recations. Yang dimana ketika seseorang melakukan perilaku ketika sikap orang lain
tidak sesuai yang diharapkan karena perilaku seseorang ini yang tidak sesuai dengan
orang itu. Bentuk ini sering disebut dengan kekuasaan implisit (implicit power).
Contoh dari kekuasaan manifes jika seseorang polisi menghentikan seorang
pengendara motor karena melanggar peraturan lalu lintas. Lebih spesifiknya ketika penguasa
sudah mempunyai plan apabila ia tidak melalukan sesuatu yang diinginkan oleh rakyatn

Sumber Kekuasaan
Kekuasaan yang sering kali kita dengar adalah tentang kedudukan, kekayaan, dan
kepercayaan. Tetapi dari sumber kekuasaan itu memunculkan dua konsep, yaitu scope of
power dan domain of power. Konsep pertama lebih mementingkan perilaku dan wilayah
kekuasaan itu sendiri contohnya ketika seorang bos memecat karyawan yang dianggap tidak
sesuai dengan aturan perusahaan dan ia dapat memecat orang itu karena ia berada di sebuah
ranah wilayah kekuasaan ia.
Konsep kedua ialah ketika seorang penguasa memiliki hak kekuasaan dan wilayah
yang mencakup semua wilayah ini yang membuat terjadinya penyimpangan akibat
penguasaan penuh contohnya seorang bos bisa saja memecat semua anak buah ia didalam
perusahaan secara keseluruhan. Istilah wilayah kekuasaan menjawab petanyaan siapa saja
yang dikuasi oleh orang atau kelompok yang berkuasa, jadi menunjuk pada pelaku, kelompok
organisasi atau kolektivitas yang kena kekuasaan. Misalnya seorang seorang pemilik
perusahaan yang secara tidak langsung ia memimpin semua karyawan pusat maupun cabang
– cabang.
Ketidakseimbangan ini sering menimbulkan ketergantungan dan lebih timpang
hubungan ini, lebih besar pula sifat ketergantunganya. Hal ini oleh generasi pemikir dekati
20-an sering disebut sebagai dominasi, hegemoni, atau penundukan.
Otoritas dan Wewenang
Otoritas dan Wewenang adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari kekuaasaan
bahkan bisa disebut dengan praktik kekuasaan. Contoh dari ini adalah kebijakan dan
keputusan. Otoritas dan wewenang ini biasa disebut dengan kekuasaan formal yang ada di
buku Power and Society. Kekuasaan yang dimana pemerintah boleh membuat peraturan –
perturan secara formal serta mengharapkan adanya kepatuhan daripada orang yang
mengakuinya.
Tiga macam wewenang yang dicetus oleh seorang sosiolog bernama Max Weaber
yaitu tradisional, kharismatik dan rasional-legal.Wewenang tradisional berdasarkan
kepercayaan di anara anggota masyarakat bahwa tradisi lama serta kedudukan kekuasaan
yang dilandasi oleh tradisi itu adalah hal yang wajar dan patut di hormati. Wewenang
kharismatik berdasarkan kepercayaan anggota masyarakat pada kesaktian dan kekuasaan
yang dilandasi oleh kekuatan mistik sebagai pemimpin kharismatik. Wewenang rasional-legal
berdasarkan kepercayaan pada tatanan hukum rasional yang melandasi kedudukan seseorang
pemimpin.
Selain konsep kekuasaan ada juga yang namanya legitimilasi kekuasaan yang paling
penting didalam kekuasaan. Keabsahan adalah keyakinan anggota – anggota masyarakat
bahwa wewenang yang ada pada seseorang, kelompok atau penguasa adalah wajar dan patut
dihormati. Yang dimana kekuasaan ini harus juga dilandasi oleh landasan – landasan dengan
memperhatikan asas – asas dan prosedur – prosedur yang sudah diterima secara luas. Jika
dalam suatu sistem politik terjadi keseimbangan antara kebijakan dan juga kekuasaan maka
keabsahan ini bisa terjadi di suatu wilayah kekuasaan. Jika dalam suatu sistem politim
terdapat konsensus mengenai dasar dan tujuan masyarakat, keabsahan dapat tumbu dengan
kukuh, sehingga unsur paksaan serta kekerasan yang dipakai oleh setiap rezim dapat
ditetapkan sampai minimum.

Pengaruh
Pengaruh biasanya sering disamakan dengan kekuasaan itu sendiri. Pengaruh adalah
upaya yang dilakukan penguasa agar rakyatnya terus percaya dan tunduk didalam kekuasaan.
Jadi pengaruh merupakan salah satu faktor untuk keberlangsungan sebuah pemerintahan.
Menurut Robert Dahl pengaruh itu seperti ini “ Ketika penguasa memiliki kekuasaan atas
rakyatnya dan membuat rakyatnya melakukan sesuatu yang ia sebenarnya tidak bisa”.
Pengaruh juga ada pengertian lain yaitu suatu tipe kekuasaan yang, jika seseorang yang
dipenuhi agar bertindak dengan cara – cara tertentu sesuai keinginan penguasa”.
Akan tetapi, beberapa tahun kemudian dalam buk Modern Political Analysis, Dahl
membuat sebuah pernyataan bahwa pengaruh itu merupakan “ Penguasa mempunyai
kekuatan atas rakyat sejauh ia dapat melakukan apa yang membuat rakyat berbuat sesuatu
yang sebenarnya rakyat tidak menghendaki”.
Pengaruh biasanya tidak merupakan satu – satunya faktor yang menentukan perilaku
seseorang dan sering bersaing dengan faktor lain. Bagi pelaku yang dipengaruhi masih
terbuka alternatif untuk bertindak. Akan tetapi, ia kandang mengandung unsur psikologis dan
menyentuh hati, dan karena itu sering kali cukup berhasil
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Menurut aristoteles, selama manusia menjadi makhluk sosial (zoon politicon), selama
itu pula ditemukan politik. Ini bearti dalam kehidupan bersama, manusia memiliki hubungan
yang khusus yang diwarnai poleh adanya aturan yang mengatur. Ada kekuasaan dan
wewenang yang dipegang oleh segelintir orang yang sekaligus melahirkan aturan serta aturan
mana yang perlu diperlihara dan dipatuhi. Kemudian menentukan apakah seseorang yang
mengikuti aturan atau tida, serta menentukan serta ganjaran bagi yang tidak melakukan.
Dalam politik itu memiliki konsep – konsep tersendiri, konsep – konsep itu antara lain
Teori Politik, Masyarakat, Kekuasaan dan Negara. Dimana dari keempat konsep politik itu
berkaitan antara satu dengan yang lainya. Politik selalu diawali dengan adanya teori
keilmuanya, teori ini memiliki tujuan untuk bagaimana mengatur dan mensejahterahkan
masyarakat, dan untuk mewujudkan tujuan tersebut di harus di wujudkan dengan dibutuhkan
suatu kekuasaan yang mampu mengendalikan masyarakat, kekuasaan itulah yang disebut
dengan negara.
Sementara teori – teori negara sendiri merupakan teori yang dikemukakan oleh para ahli
tentang kemunculan akan suatu negara yang disertai dengan penjelasan praktis dan memiliki
kenyataan atau fakta. Tetapi teori ini tidak semerta – merta dapat kita terima begitu saja perlu
banyak lagi pemahaman lebih lanjut akan teori terbentuknya negara ini.
3.2 Saran
Sebagai warga negara yang baik dan sekaligus sebagai mahasiswa kita perlu
mengawal dan mengawasi pemerintah dengan segala aktivitasnya yang bertujuan untuk
kemajuan negara yang dilaksanakan dalam kegiatan perpolitikan nasional sehingga dengan
begitu pemerintah dalam perpolitikanya semakin sadar akan tugas dan fungsi untuk
menyeterhkan rakyatnya.
Tetapi itu bukan semerta – merta kita sebagai anak muda yang akan terjun didunia
pemerintahan untuk hanya mengawasi kegiatan pemerintah. Tetapi kita harus membekali
ilmu untuk apa yang akan kita sampaikan berupa kritik, saran atau apapun itu dapat memiliki
pengetahuan dan sumber hukum yang tepat. Kami harap dari tulisan yang kami tulis kami
mendapatkan pengertian yang lebih akan namanya konsep – konsep ilmu poltik itu sendiri.
Kami mengharapkan sekali adanya perbaikan – perbaikan makalah ini secara membangun.
Kiranya makalah ini bermanfaat untuk semua orang sekian dari kami kelompok empat kami
ucapkan banyak – banyak terima kasih.

Daftar Pusaka
Budiharjo, Miriam, Prof. 2018. Pengantar Ilmu Politik. Penerbit Gramedia. Jakarta
Parmadisme. 2012. Konsep Ilmu Politik

Anda mungkin juga menyukai