Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENGANTAR ILMU POLITIK

kelompok 1

Disusun oleh :

Ketua :

Nama: DIMAS SETIAWAN

NIM : 23210004

Sekretaris :

APRI SARI

NIM : 23210001

Bendahara :

VIDIA SARI SUCI YANDA

NIM : 23210005

UNIVERSITAS SJAKHYAKIRTI

FAKULTAS :

ilmu Adm. negara

DOSEN : DWI OKTISARI,S.Sos,M.Si

TAHUN AJARAN

2023/2024
Definisi Ilmu Politik

Definisi Ilmu Politik

Ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari politik atau politics atau
kepolitikan. Politik adalah usaha menggapai kehidupan yang baik. Di Indonesia
kita mengenal sebuah pepatah “gemah ripah loh jinawi”. Orang Yunani Kuno
terutama Plato dan Aristoteles menamakannya sebagai en dam onia atau the
good life.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa politik dalam suatu negara (state)
berkaitan dengan masalah kekuasaan (power), pengambilan keputusan
(decision making), kebijakan publik (public policy) dan alokasi atau distribusi
(allocation or distribution). Pemikiran politik di dunia barat banyak dipengaruhi
oleh filsuf Yunani Kuno abad ke-5 SM, seperti Plato dan Aristoteles
menganggap politik sebagai suatu usaha untuk mencapai masyarakat politik
yang terbaik.gat normatif itu telah mendesak yang lebih menekankan pada
upaya (means) untuk mencapai masyarakat yang baik, seperti kekuasaan,
pembuatan keputusan, kebijakan, alokasi nilai dan sebagainya. Pada umumnya
politik dapat dikatakan bahwa politik adalah usaha untuk mentukan peraturan-
peraturan yang dapat diterima baik oleh sebagian besar warga, untuk
membawa masyarakat ke arah kehidupan bersama yang harmonis. Usaha
untuk menggapai the good life ini menyangkut bermacam-macam kegiatan
yang antara lain menyangkut proses penentuan tujuan dari sistem, serta cara-
cara melaksanakan tujuan tersebut. Cara-cara yang dapat dipakainya dapt
bersifat persuasi (meyakinkan) dan jika perlu bersifat paksaan (coercion).
Tanpa unsur paksaan, kebijakan ini hanya merupakan perumusan keinginan
(statement of intent) belaka.Menurut Rod Hague et al, politik adalah kegiatan
yang menyangkut cara bagaimana kelompok-kelompok mencapai keputusan-
keputusan yang bersifat kolektif dan mengikat melalui usaha untuk
mendamaikan perbedaan-perbedaan diantara anggota-anggotanya. Ada
pendapat lain yang datang dari Andrew Heywood yang menyatakan bahwa
politik adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk membuat,
mempertahankan dan mengamandemen peraturan-peraturan umum yang
mengatur kehidupannya, yang berarti tidak dapat lepas dari gejala konflik dan
kerja sama.

Di samping itu ada definisi-definisi lain yang lebih bersifat pragmatis, perbedaan-
perbedaan dalam definisi disebabkan karena setiap sarjana meneropong hanya satu
aspek atau unsur dari politik. Unsur ini diperlukan sebagai konsep pokok yang akan
dipakainya untuk meneropong unsur-unsur lain. Konsep-konsep itu antara lain:

– Negara

– Kekuasaan (power)

– Pengambilan keputusan (decision making)

– Kebijakan (policy, beleid)

– Pembagian (distribution) atau alokasi (allocation)

Bidang-bidang Ilmu Politik

Dalam Contemporary Political Science terbitan UNESCO 1950, ilmu politik dibagi
menjadi empat bidang, yaitu:

1. Teori politik

– Teori politik;

– Sejarah perkembangan ide-ide politik.

2. Lembaga-lembaga politik

– Undang-undang Dasar;

– Pemerintah nasional;

– Pemerintah daerah dan lokal;


– Fungsi ekonomi dan sosial dari pemerintah;

– Perbandingan lembaga-lembaga politik.

3. Partai-partai, golongan-golongan (groups) dan pendapat umum

– Partai-partai politik;

– Golongan-golongan dan asosiasi-asosiasi;

– Partisipasi warga negara dalam pemerintah dan administrasi;

– Pendapat umum.

. Hubungan Internasional

– Politik internasional;

– Organisasi-organisasi dan administrasi internasional;

– Hukum Internasional.

Teori politik yang merupakan bidang pertama dari ilmu politik adalah bahasan
sistematis dan generalisasi-generalisasi dari fenomena politik. Teori politik bersifat
spekulatif sejauh menyangkut norma-norma untuk kegiatan politik, tetapi dapat juga
bersifat menggambarkan atau membandingkan atau berdasarkan logika. Ide-ide politik
sering juga dibahas menurut sejarah perkembangannya, oleh karena setiap ide politik
selalu erat hubungannya dengan pikiran-pikiran dalam masa ide itu lahir.

Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya

1. Filsafat

Ilmu pengetahuan lain yang sangat erat hubungannya dengan ilmu politik adalah filsafat.
Filsafat ialah usaha untuk secara rasional dan sistematis mencari pemecahan atau
jawaban atas persoalan-persoalan yang menyangkut alam semesta (universe) dan
kehidupan manusia. Filsafat menjawab pertanyaan seperti: Apakah asas-asas yang
mendasari fakta? Apakah yang dapat saya ketahui? Apakah asas-asas dari kehidupan?
Filsafat sering merupakan pedoman bagi manusia dalam menentukan sikap hidup dan
tingkah lakunya.

Ilmu politik terutama sangat erat hubungannya dengan filsafat politik, yaitu bagian dari
filsafat yang menyangkut kehidupan politik terutama mengenai sifat hakiki, asal mula
dan nilai (value) dari negara. Negara dan manusia di dalamnya dianggap sebagai
sebagian dari alam semesta. Etika membahas persoalan yang menyangkut norma-
norma baik / buruk. Penilaian semacam ini, jika diterapkan dalam politik menimbulkan
berbagai pertanyaan sebagai berikut:

1.Apakah sebenarnya tujuan dari negara itu?

2.Bagaimana seharusnya sifat sistem pemerintahan yang terbaik untuk mencapai


tujuan-tujuan tersebut?

3.Bagaimana seorang pemimpin harus bertindak untuk keselamatan negara dan


warganya?

Dengan demikian kita sampai pada bidang filsafat politik yang membahas masalah
politik dengan berpedoman kepada suatu sistem nilai dan norma-norma tertentu.

2. Sejarah

Sejarah merupakan alat yang paling penting bagi ilmu politik, oleh karena menyumbang
bahan, yaitu data dan fakta dari masa lampau, untuk diolah lebih lanjut. Perbedaan
pandangan antara ahli sejarah dengan sarjana ilmu politik ialah bahwa ahli sejarah
selalu meneropong masa yang lampau dan inilah yang menjadi tujuannya, sedangkan
sarjana ilmu politik biasanya lebih melihat ke depan (future oriented). Bahan mentah
yang disajikan oleh ahli sejarah, teristimewa sejarah kontemporer, oleh sarjana ilmu
politik hanya dipakai untuk menemukan pola-pola ulangan (recurrent patterns) yang
dapat membantu untuk menentukan suatu proyeksi masa depan. Sarjana ilmu politik
tidak puas dengan hanya mencatat sejarah, tetapi ia akan selalu mencoba menemukan
dalam sejarah pola-pola tingkah laku politik (patterns of political behavior) yang
memungkinkannya untuk dalam batas-batas tertentu menyusun suatu pola
perkembangan untuk masa depan dan memberi gambaran bagaimana sesuatu keadaan
dapat diharapkan akan berkembang dalam keadaan tertentu.

3. Sosiologi

Diantara ilmu-ilmu sosial, sosiologi-lah yang paling pokok dan umum sifatnya. Sosiologi
membantu sarjana ilmu politik dalam usahanya memahami latar belakang, susunan dan
pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan kelompok dalam masyarakat. Dengan
menggunakan pengertian-pengertian dan teori-teori sosiologi, sarjana ilmu politik dapat
mengetahui sampai dimana susunan dan stratifikasi sosial memengaruhi ataupun
dipengaruhi oleh misalnya keputusan kebijakan, corak dan sifat keabsahan politik,
sumber-sumber kewenangan politik, pengendalia sosial dan perubahan sosial.
Baik sosiologi maupun ilmu politik sama-sama mempelajari negara. Akan tetapi
sosiologi menganggap negara sebagai salah satu lembaga pengendalian sosial (agent
of social control). Sosiologi menggambarkan bahwa pada masyarakat yang sederhana
maupun yang kompleks senantiasa terdapat kecenderungan untuk timbulnya proses,
pengaturan, atau pola-pola pengendalian tertentu yang formal maupun yang tidak
formal. Jadi, ilmu politik dan sosiologi sama dalam pandangannya bahwa negara dapat
dianggap baik sebagai asosiasi (kalai melihat manusia) maupun sebagai sistem
pengendalian (system of control). Hanya saja bagi ilmu politik negara merupakan objek
penelitian pokok, sedangkan dalam ilmu sosiologi negara hanya merupakan salah satu
dari banyak asosiasi dan lembaga pengendalian dalam masyarakat.

4. Ilmu Hukum

Terutama di negara-negara Eropa, ilmu hukum sejak dulu sangat erat dengan ilmu
politik, karena mengatur dan melaksanakan undang-undang (law enforcement)
merupakan salah satu kewajiban negara yang penting. Cabang-cabang ilmu hukum
yang khususnya meneropong negara ialah hukum tata negara dan ilmu negara.

Sarjana hukum melihat negara sebagai lembaga atau instituta dan menganggapnya
sebagai organisasi hukum yang mengatur hak dan kewajiban manusia. Fungsi negara
ialah menyelenggarakan penertiban, tetapi oleh hukum penertiban ini dipandang semata
-mata sebagau tata hukum. Menusia dilihat sebagai makhluk yang menjadi objek dari
sistem hukum, dan dianggap sebagai pemegang hak dan kewajiban politik semata-
mata. Ilmu hukum tidak melihat manusia sebagai makhluk yang terpengaruh oleh faktor
sosial, psikologi dan kebudayaan.Selain itu ilmu hukum bersifat normatif dan selalu
mencoba mencari unsur keadilan. Aliran ini kuat sekali dalam kupasan-kupasan
mengenai Negara Hukum (rechstaat), yang menekankan bahwa kadilan (sense of
justice) merupakan basis dari seluruh sistem norma yang mendasari negara. Sistem
hukum adalah dasar legal dari negara, seluruh struktur dan fungsi negara ditetapkan
oleh hukum.

Selain itu masih terdapat ilmu-ilmu sosial lain yang berhubungan sangat erat dengan
ilmu politik ini, diantaranya geografi, anropologi, ilmu ekonomi, psikologi sosial dan
sebagainya. Karena terbatasnya literatur jadi penulis hanya menyebutkan bagian-bagian
yang mendasar saja.

Oke, sekian artikel dari saya, semoga dapat menjadi ilmu tambahan bagi para pembaca
semua. Terima kasih.
sumber:http://www.densinyo.com/2012/02/definisi-ilmu-politik.html

Anda mungkin juga menyukai