Anda di halaman 1dari 121

RANGKUMAN PEMBELAJARAN SEMESTER 1

- PENGANTAR ILMU POLITIK


- PENGANTAR SOSIOLOGI
- PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI NEGARA

OLEH RIKI PURWANTO


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
PENGANTAR ILMU POLITIK

Modul 1

Ilmu poltik Ruang Lingkup dan Konsep

Kegiatan belajar 1
PERKEMBANGAN ILMU POLITIK

Di yunani kuno pemikiran politik ttg negara dan pemerintahan dimulai sekitar 450. SM.
Tercermin dalam filsafat Plato dan Aristoteles Seperti tercermin dlm karya filsafat plato dan
ariestoteles, mengemukakan gagasan bahwa dengan menerapkan asas-asas penalaran thd
masalah kemanusiaan. di cina dan india juga mewariskan tulisan ttg negara dan pemerintahan
dalam bentuk filsafat dan kesusastraan spt dharmasastra dan arthasastra di india, maupun
karya confucius dan mencius di cina
Di indonesia kita dapat menemukan pemikiran mengenai negara dan pemerintahan dlm
kitab Pararaton, Nagarakertagama, dan babad tanah jawi
Ilmu politik dilihat dari kerangka yg lebih luas - sebagai pembahasan mengenai berbagai
aspek kehidupan termasuk , kepercayaan, pemerintahan, kenegaraan/kemasyarakatan sering
disebut sering disebut sbg ilmu tertua diantara ilmu sosial lainya.
Ilmu politik dilihat sbg bagian dari ilmu sosial yg memiliki dasar ,kerangka, pusat perhatian
dan cakupan yg terinci lahir pada abad ke – 19
Perkembangan ilmu plitik dipengaruhi oleh ilmu hukum : pusat kajian adalah negara yg
dikenal dgn tradisi yuridis formal berkemabang di jerman,austria dan prancis. Sedangkan di
inggris banyak dipengaruhi oleh filsafat moral. Inggris dan prancis kemudian menjadi ujung
tombak dlm perkembangan ilmu politik sebagai disiplin tersendiri setelah dibentuk Ecole
Libere des sciences...(1870) diprancis dan london school of economics and....(1895) di inggris
Tradisi yuridis formal yg dipengaruhi oleh ilmu hukum juga mempengaruhi kajian ilmu
politik diindonesia
Perkembangan ilmu plitik di amerika berpijak pada : ide rasionalitas, yunani ; ide yuridis
Romawi ; ide kenegaraan jerman : ide-ide persamaan, kebebasan dan kekuasaan yg berasal
dari inggris dan prancis.
Ketidakpuasan sarjana-sarjana amerika terhadap pendekatan yuridis menyebabkan
mereka berpaling pada pengumpulan fakta-fakta empirik.kemudian didukung oleh
perkembangan ilmu-ilmu sosial spt; psikologi dan sosiologi. APSA (asosiasi ilmu politik amerika
) didirikan th 1904 sbg wadah untuk mengumpulkan fakta empirik.
Bersamaan berdirinya APSA dua filsuf ; wiliam james dan john dewey memberikan
sumbangan psikologi ilmu politik dan dikenal sebagai pendekatan perilaku.

Bidang kajian ilmu politik


Menurut Andrew Heywood (1997) dlm bukunya politics ,,ilmu politik di 4 bidang kajian
utama
- Teori politik meliputi Definisi politik, pemerintahan, sistem dan rezim, ideologi politik,
demokrasi dan negara
- Bangsa-bangsa dan globalisasi meliputi Bangsa dan nasionalisme, politik subnasional
dan politik global
- Interaksi politik meliputi Ekonomi dan masyarakat, budaya politik dan legitimasi,
perwakilan, pemilu partai politik, kelompok, kepentingan gerakan
- Mesin pemerintahan meliputi Konstutusi, Hukum dan yudikatif, lembaga legislatif,
eksekutif, birokrasi, militer dan polisi
- Kebijakan dan kinerja meliputi Proses kebijakan dan kinerja sistem

Dalam Contemporary political science yg diterbitkan UNESCO ; ilmu politik dibagi 4 bidang
kajian utama :
- Teori politik meliputi kajian undang undang dasar, konstitusionalisme dan sejarah
perkembangan pemikiran politik
- Lembaga politik meliputi studi undang-undang dasar, pemerintahan nasional, fungsi
sosial ekonomi dari pemerintah, perbandingan perkembangan ilmu politik
- Partai, golongan dan pendapat umum meliputi kajian atas partai politik, golongan dan
asosiasi, partisipasi warga, pendapat warga
- Hubungan international meliputi studi bidang politik international, organisasi dan
administrasi international serta hukum international
Jika kita bandingkan kedua rumusan ruang lingkup politik diatas dapat disimpulkan
1. Bidang pertama...teori politik merupakan bahasan sistematika dan generalisasi-2 dari
gejala politik ...kajiannya bersifat spekulatif ( merenung – renung ), deskriptif/
menggambarkan, dan komparatif / membandingkan
2. Bidang kedua ...lembaga – lembaga politik, mempelajari kinerja pemerintah... bidang
ini erat kaitanya dgn teori politik
3. Bidang ketiga ..lebih banyak mengunakan konsep –konsep sosiologi dan psikologi dan
sering menampilkan aspek dinamika dan sering menonjolkan aspek dinamika politik
massa.

Perkembangan lain dari politik ialah : munculnya studi tentang pemabangunan politik
(political development ).....> mengakaji dampak pembangunan sosial ekonomi terhadap
susunan masyarakat khususnya bagaimana pengaruh lembaga politik terhadap perubahan yg
terjadi dalam masyarakat

Definisi – definisi ilmu politik


Secara umum politik adalah : berbagai kegiatan dalam suatu sistem politik/negara yg
menyangkut proses penentuan tujuan dari sistem dan bagaimana melaksanakan tujuan-
tujuanya.
o Heywood ....merumuskan politik scr luas sbg keseluruhan aktivitas di mana masyarakat
membuat, mempertahankan, dan membuat amandemen aturan2 umum dimana
mereka hidup
Pembuat Keputusan (decision Making )
Kebijakan umum ( public policies )
Wewenag ( authority )

Perumusan definisi ilmu politik melibatkan beberapa aspek :

a. Negara/ state
Merupakan suatu organisasi dlm suatu wilayah yg memiliki kekuasaan tertinggi yg sah
dan di taati oleh rakyatnyaRoger F Soultau ; dlm bukunya introduction to politics
mengatakan Bahwa ; ilmu politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan
lembaga yg akan melaksankan tujuan itu.
b. Kekuasaan
Adalah : kemampuan seseorang/ kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku
seseorang/kelompok lain sesuai keinginan pelaku
*Harold D . laswell dan A. Kaplan : ilmu politik mempelajari pembentukan dan
pembagian kekuasaan
*W.A Robson : ilmu politik mempelajari kekuasaan dalam masyarakat...yaitu bersifat
hakiki, dasar, proses-proses ruang lingkup dam hasil- hasil.
*Ossip K. Flectheiem : ilmu politik adalah ilmu sosial yg mempelajarii sifat dan tujuan
dari negara sejauh negara mrp organisasi kekuasaan
c. Pengambil keputusan dan kebijakan publik
Sebagai konsep ilmu politik, melibatkan keputusan yg diambil scr kolektif dan mengikat
warga masyarakat
* Harold D . laswell : who gets what, when and how ( siapa mengambil keputusan dan
untuk siapa keputusan itu dibuat )
*Joice Mitchell >>politik adalah pengambilan keputusan kolektif/pembuat kebijakan
umum untuk masyarakat seutuhnya
*Hoogerweff : kebijakan umum ditafsirkan sebagai kebijakan untuk membangun
masyarakat scr terarah melalui pemakaian kekuasaan
*Easton : kehidupan politik mencakup bermacam macam kegiatan yg mempengaruhi
cara untuk melaksanakan kebijakan itu

d. Kompromi dan konsensus


*Bernard Crick : karena konflik tdk bisa dihindari maka saat kelompok-2 sosial dlm
masyarakat yg bertentangan sama-sama memiliki kekuasaan maka mereka tidak bisa
dihancurkan begitu saja tetapi dpt dipecahkan melalui kompromi. Politik dalam hal ini
dianggap sbg kekuatan penuntun menuju keberadaban yg menjauhakan masyarakat
dari pertumpahan darah
e. Pembagian/alokasi
Pembagian/distribusi dan Alokasi yg dimaksudkan adalah : pembagian dan penjatahan
nilai nilai dlm masyarakat
Politik adalah pemabgian dan pengalokasian nilai secara mengikat
Nilai dlm ilmu-ilmu politik diartikan sbg sesuatu yg dianggap baik dan benar, sesuatu
yg diinginkan/ sesuatu yg memiliki harga

Kegiatan belajar 2

Konsep – Konsep Politik

Konsep adalah : unsur penelitian yang terpenting dan merupakan sesuatau yg digunakan
para peneliti untuk lebih mengert dunia sekelilingnya.
Dalam ilmu politik kita juga mengenal beberapa konsep, yang dinamakan konsep politik.
Para filsuf politik misalnya mencaribesensi dari konsep politik seperti kebenaran,
hukum/keadilan. Sedangkan para sarjana politik modern lebih cenderung ke konsep-konsep
seperti : masyarakat, negara/sistem politik, pemerintah, legitimasi.

A. Masyarakat
Pengertian masyarakat
*Robert Mc iver : masyarakat adalah suatu sistem hubungan-hubungan yg ditata.
*Harold J Laski : masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dan bekerja
sama untuk mencapai terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama.

B. Negara
*Robert Mc, Iver negara : asosiasi yg menyelenggarakan penertiban di dalam suatu
masyarakat dlm suatu wilayah, dengan berdasarkan pd sistem hukum yg diselengarakan
oleh suatu pemerintah yg untuk maksud tersebut diberikan kekuasaan untuk memaksa
*Max Weber negara merupakan masyarakat yg mempunyai monopoli untuk menggunakan
kekerasan fisik scr sah dalam suatu wilayah tertentu
*Robert H. Soltau : negaralah yg mengatur/mengendalikan persoalan bersama atas nama
masyarakat
*Andrew Heywood : 5 ciri negara
1. memiliki kedaulatan
2. Pengakuan sbg institusi publik
3. memiliki kekuasaan yg sah
4. dominasi yg didukung oleh penggunaan kohensif
5. mrp suatu asosiasi teritorial dgn batas-batas geografis yg scr yuridis diakui
domestik/global
C. Wilayah
Merupakan batas geografis di dalam mana negara masih dapat memaksa kekuasaanya
baik mengunakan kekerasan yg sah, monopoli, maupun memberlakukan ketentuan
perundang-undangan yg berlaku
* menurut hukum international 1982 batas wilayah laut indonesia 12 mil dari pantai dan
200 mil merupakan zona ekonomi eksklusif

D. Penduduk
Merupakan seseorang/sekelompok org yg karena keberadaanya dlm wilayah tertentu,
diwajibkan mematuhi segenap ketentuan perundangan yg berlaku dlm wilayah tsb.

E. Pemerintah
Merupakan organisasi yg berwenang untuk memutuskan dan melaksanakan
keputusan-keputusan yg mengikat bagi seluruh penduduknya.
Perbedaan konsep negara dan pemerintahan menurut Heywood:

1. Ruang lingkup negara lebih luas (extensive)


Pemerintah : bagian dari negara yg terdiri dari semua institusi pada ruang publik
2. Negara adalah : entitas yg kontinu bahkan sering kali permanen sedangkan
pemerintah bersifat sementara karena terus menerus berganti
3. Pemerintah adalah ; pelaksana otoritas negara sbg otak negara
4. Negara menjalankan otoritasnya yg impersonal dimana staf birokrasi direkrut dan
dilaih untuk bisa bersikap netral
5. Secara teoritis negara wemakili kepentingan masyarakat dan pemerintah mewakili
sebagian kelompok yg pada saat itu sedang berkuasa
F. Kedaulatan
Merupakan kekuasaan tertinggi untuk membuat dan melaksanakan undang2 dgn
semua cara
*Roger H soultau tujuan Negara : memungkinkan rakyatnya berkembang serta
menyelenggarakan daya cipta sebebas mungkin
*Harold J. laski : menciptakan keadaan dimana rakyat dpt mencapai keinginannya scr
maksimal
Setiap negara, terlepas dari ideologi yg dianut memiliki beberapa fungsi minimum yaitu :
1. Menyelenggarakan penertiban/law and order
2. Mengusahakan kesejahteraan rakyatnya
3. Menyelengarakan pertahanan
4. Melaksanakan keadilan
G. Kekuasaan
Secara umum kekuasaan diartikan : sbg kemampuan seseorang/sekelompok org dgn
menggunakan sumber daya tertentu untuk mempengaruhi tingkah laku
seseorang/sekelompok org sesuai dgn keinginan
Kekuasaan ,sbg kemampuan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan, menurut
keith Boulding memiliki beberapa bentuk perwujudan yaitu :
1. Pengaruh/influence berupa loyalitas dan komitmen
2. Pertukaran dengan keuntungan mutual/deal atau kesepakatan
3. Kekuasaan sbg kekuasaan dlm bentuk keras berupa paksaan/intimidasi

Sumber-sumber daya kekuasaan politik terdiri dari :


a. Fisik dalam penguasaan senjata
b. Ekonomi
c. Normatif ; tradisi, moralitas religius, legitimasi, dan wewenang
d. Personal ; karisma, daya tarik, dan popularitas
e. Keahlian ; informasi, pengetahuan, teknologi, dan intelegensi
*kekuasaan Politik adalah : kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan umum (pemerintah),
baik terbentuknya maupun akibat-akibatnya sesuai dengan tujuan pemegang kekuasaan
sendiri
*Ossip K. Flectheim Kekuasaan sosial adalah : keseluruhan dari kemampuan hubungan2 dan
proses-proses yg menghasilakan ketaatan dari pihak lain, untuk tujuan yg telah ditetapkan
oleh pemegang kekuasaan.
Dari pengertian diatas terlihat bahwa kekuasaan politik hanya merupakan bagian dari
kekuasaan sosial.
Kekuasaan politik dibedakan menjadi 2 macam ;
1. Bagian dari kekuasaan sosial yg terwujud dlm negara : presiden, MA, DPR
2. Bagian dari kekuasaan sosial yg ditunjukkan kepada negara ; organisasi politik,
organisasi agama, organisasi minoritas
H. Legitimasi
Terkait sangat erat dengan penerapan kekuasaan sah/legitimate atau tidak
sah/illegitimate
*Max Weber terdapat 3 model legitimasi :
1. model Tradisional .... diberikan oleh masyarakat berdasarkan tradisi yg sudah mengakar
2. model kharismatik..... didasarkan kualitas personal seorang pemimipin
3. legal – rasional ....didasarkan pada peraturan legal formal yg mendasari kekuasaan seorg
pemimpin

*Leslie Holmes (1993) mengembangkan legitimasi menjadi 10 model


Teori
1. Traditional klasik/old Sama dgn model Max Weber
traditional
2. Karismatik
3. Tujuan rasional/goal rational
4. Eudemonic Mendapatkan legitimasi jika penguasa mampu
memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan
5. Nasionalis/official nationalist Penguasa mendapatkan legitimasi masyarakat saat
saat penguasa dapat membela kepentingan nasional
6. Traditional baru/new Penguasa baru mendapatkan legitimasi dgn mengacu
traditional kembali dasar-dasar tradisi lama yg masih dipegang
oleh masyarakat luas
7. Legal rasional
8. Pengakuan formal Pengakuan yg diberikan dunia international
9. Dukungan formal
10. Keberadaan panutan eksternal
Kegiatan Belajar 3
Sistem politik
Sistem politik menyangkut proses-proses dan kegiatan politik. Sistem politik terdiri dari
bagian-bagian yg saling bergantung satu sama lainnya/interpendenment. Untuk itu perlu
diperhatikan “:
1. Bahwa setiap perubahan dlm suatu bagian dlm sistem akan berpengaruh terhadap
keseluruhan sistem
2. Sistem itu bekerja dlm suatu lingkungan tertentu yg lebih luas dan ada perbatasan
antara masing-masing sistem
Sistem politik disebut juga sistem terbuka, sehingga terbuka pula bagi pengaruh yg
berasal dari lingkungannya
Aristoteles membuat sistem klasifikasi politik klasik yg didasarkan pada 2 dimensi : siapa
yang mendapat manfaat dan siapa yg memerintah. Dalam konsep politik selalu akan
ditemukan ,,,proses, struktur, dan fungsi. :
*Proses politik : pola-pola ( Sosial dan Politik) yg dibuat manusia dlm mengatur hubungan-
2 antara satu sama yg lain.
*Struktur politik : mencakup lembaga formal spt ; parlemen dan informal spt ;jaringan
komunikasi
*Fungsi politik: membuat keputusan yg mengikat seluruh masyarakat spt kebijakan umum
dan pengalokasian nilai-nilai dlm masyarakat. Disebut juga OUTPUT sistem politik

Variabel penting dalam sistem politik :


Pengertian
1. Kekuasaan Cara untuk mencapai hasil yg diinginkan dlm alokasi sumber daya dlm
kelompok masyarakat
2. Kepentingan Tujuan yg ingin dikejar oleh pelaku politik
3. Kebijakan Hasil interaksi antara kekuasaan dan kepentingan ,,,,bentuk
perundang-undangan
4. Budaya politik Orientasi subjektif individu thd sistem politik

A. Pendekatan – pendekatan sistem politik


*David Apter dan Charles F andrian (1968) menguraikan 3 kelompok pendekatan pada awal
1980-an
1. pendekatan Fokus kajian nilai yg diinginkan dlm masyarakat, pendekatan
normatif ini mempelajari norma-norma dlm bentuk aturan, hak dan
kewajiban, menggunakan seluruh masyarakat sbg unit
analisinya
2. Pendekatan Mempunyai 5 penekanan “
struktural a. Legal formal : mempelajari administratif dan institusi
negara kolonial sbelum perang dunia ke 2
b. Struktur2 international : partai politik, pegawai negri,
konstitusi
c. Kelompok baik formal maupun informal
d. Struktur dan fungsi yg membentuk sistem yg saling
terkait
e. Struktur dlm bentuk kelas menurut analisis ekonomi
marxis
3. Pendekatan Problema yg terkait dgn proses pembelajaran, sosialisasi,
perilaku motivasi, persepsi sikap terhadap otoritas dan pertimbangan
sikap lain
B. Berbagai pendekatan dalam ilmu politik
1. Pendekatan legal/institusional
o Berkembang diakhir abad 19
o Pokok bahasan mencakup unsur-unsur legal dan institutional mis : sifat undang2,
masalah kedaulatan, kedudukan dan kekuasaan formal dan yuridis
o Fokus kajian :
a. Pendekatan tradisional menggambarkan struktur politik formal tanpa berusaha
membandingkan
b. Tidak menaruh perhatian pada organisasi2 informal
c. Tidak hendak menguji kesesuaian antara apa yg tertulis dlm dokumen formal dgn
kenyataan praktik
d. Cenderung mempelajari evolusi institusi2 formal
e. Cenderung mengkaji negara secara individual satu persatu tdk membandingkan
dgn negara lain
Pedekatan ini juga sering dikritik karena :
a. Pendekatan terlalu normatif ( norma – norma barat sebagai standart )
b. Analisis dalam pendekatan ini tdk membedakan antara fakta dan norma
c. Label parokhialisme/etnosentrisme
d. Sifat nya statis
 Pertengahan abad 1930 diamerika muncul mazhab chicago dgn tokoh : charles
meriam dan Harold laswell : mempelopori pandangan bahwa esensi politik
adalah kekuasaan, terutama kekuasaan untuk menentukan kebijakan.
2. Pendekatan perilaku dan pasca perilaku
Merupakan reaksi terhadap teori yg dikembang dgn menggunakan pendekatan
legal/institusional. Muncul setelah perang dunia kedua
 Tujuanya menurut eulau : untuk menjelaskan mengapa orang melakukan
tingkah laku politik tertentu bagaimana dampaknya terhadap proses dan sistem
politik
 Tidak Memperlakukan lembaga formal sbg titik central
 Tidak hanya mengamati perilaku perorangan tetapi juga organisasi
 Cenderung bersifat kuatitatif, interdisipliner membandingkan beberapa negara
 Mempelajari faktor pribadi, budaya, sosiologi dan psikologi
Pendekatan ini dapat diidentifikasikan sbb:
o Menampilkan keteraturan/regularitas
o Menbedakan scr jelas antara norma dan fakta
o Analisisnya bebas nilai tdk boleh dipengaruhi nilai-nilai pribadi
o Penelitianya bersifat sistematis dan cenderung dan cenderung theory building
o Harus bersifat murni ,kajian terapan yaitu : mencari penyelesaian masalah dan
penyusunan rencana perbaikan

Kritik terhadap pendekatan ini :


o Permasalahan diskriminasi ras, perlombaan persenjataan dan keterlibatan
amerika terhadap perang vietnam
o Tokoh tokoh pasca perilaku yang dipengaruhi tokoh – tokoh marxis : hebert
marcuse, dan jean paul sartre
3. Pendekatan Neo marxis
Kelompok neo marxis sangat kritis terhadap komunisme maupun sejumplah aspek dlm
masyarakat kapitalis.
o Dikembangkan dlm kerangka holistik : keseluruhan gejala sosial mrp suatu
kesatuan yg tdk terpisahkan satu dgn yg lain.
o Fokus analisis : kekuasaan serta konflik yg terjadi dalam negara
Kelompok neo marxis :
o Frankfurter schule yg berkembang di prancis berdiri :
Mengutamakan analisis interdisipliner diantara bidang2 ilmu , sosiologi, filsafat,
ekonomi dan sejarah TOKOH : jean P santre, Louis althuser, ralph milliband,
steven lukacs, nicolas poulaantazs dan JJ Oconnor
o Mazhab frankruft didirikan di jerman 1923 ;
Marx horkheimer ( 1895 – 1973 ), Theodor adorno ( 1903 – 1969 ), herbert
marcuse ( 1898-1979 ) dan jurgen habemas
Kritik terhadap pandangan kelompok ini :
o Lebih cenderung mengecam sarjana BORJUIS bukan membentuk teori baru
o Kurang melakukan penelitian empirik yg tdk nampak
o Neo marxis kontemporer mrp ciptaan teoritis sosial yg berasal dari kampus
4. Pendekatan pilihan rasional
Pendekatan ini dikenal sbg pilihan rasional
o Ekonomi politik mrp bentuk perkembangan variasi analisis rational choice,
public choice dan colective choice
o Pandangan ini memperlihatkan keterkaitan erat antara politik dan ekonomi
o Optimalisasi kepentingan dan efisiensi mrp inti dari teori rational choice
Kritik terhadap pandangan ini :
o Manusia tidaklah selalu rasional dan sering tdk mempunyai skala preferensi
o Pemikiran ttg sifat individualistik dan materialistik manusia terlalu berlebihan
Ada dua reaksi atas munculnya pendekatan ini :
1. Munculnya perhatian pada persoalan keadilan, persamaan hak dan moralitas ( John
Rawls )
2. Meningkatnya perhatian pada dan keinginan negara untuk meningkatkan peran
negara di masa modern.
5. Pendekatan institusional baru
o Muncul sbg reaksi terhadap pendekatan sebelumnya
o Perhatian utama adalah pada negara dan institusi-institusinya.
o Pendekatan ini menolak pandangan yg melihat negara sbg aktor politik pilihan
mereka
o Bagi pendekatan ini negara sebagai instirusi merupakan aktor tersendiri yg
independen dari dan tdk merepresentasikan kelas/kelompok yg berada dlm
masyarakat

MODUL 2
DEMOKRASI

Kegiatan belajar 1

A. Pengertian demokrasi
o Berasal dari kata yunani kuno demos : rakyat dan kratos atau Kratein : kekuasaan
o Menurut asal katanya demokrasi : rakyat berkuasa
o Demokrasi dikelompokkan dalam 2 aliran
a. Demokrasi konstitusional : mencita citakan suatu pemerintahan yg terbatas
kekuasaanya.
b. Komunisme : mencita-citakan pemerintahn yg cenderung totaliter demi
menuju kesejahteraan yg merata untuk seluruh masyarakatnya.
o Kedua kelompok aliran ini berkembang bermula di eropa yg kemudian
menyebar ke beberapa negara di asia, amerika latin dan afrika selatan setelah
PD II.
o Kelompok demokrasi konstitutional : india, filipina, indonesia
o Kelompok pendukung komunisme : eropa timur, korea utara, RRC, vietnam
o Indonesia dianggap sbg contoh negara pendukung konstitutional karena :
1. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum tdk berdasarkan kekuasaan
semata
2. Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi tdk bersifat absolut
o Ciri khas demokrasi konstitutional :
a. Gagasan pemerintah yg demokratis
b. Pemerintah kekuasaanya terbatas dan tdk boleh sewenang wenang thd
warganya
c. Pembatasan kekuasaan pemerintah tercantum dlm konstitusi
Gagasan vanguard democracy merupakan istilah dari perkembangan
demokrasi di negara totaliter, artinya Partisipasi politik ditandai dengan
mobilisasi massa

B. Sejarah awal perkembangan demokrasi


o Warisan yunani kuno pada abad ke 6 sampai ke 3 SM.---- digunakan di negara
kuno ( city-state )--- sistem yg digunakan adalah demokrasi langsung/direct
democracy.
o Gagasan demokrasi yunani hilang kemudian di dunia barat dan eropa memasuki
abad pertengahan ( 600 – 1400 ) . karena berkembangnya struktur sosial yg
feodal yaitu : hubungan antara vassal dan lord. Karena adanya penyebaran
agama kristen yg sangat kuat di eropa. Terjadi kekuasaan dualisme antara
negara dan gereja dimana agama kristen mengenal sistem hirarki kependetaan
dgn sistem monarki. Dan pada abad ini disebut dgn abad kegelapan ,,karena
sering terjadi pertikaian dan penindasan antara kepala negara dan kepala
agama.
o Pada abad pertengahan telah terjadi peristiwa penting yaitu awal mulanya
pengakuan hak dan perlakuan khusus dari raja john dari inggris thd para
bangsawan yg terwujud dlm sebuah dokumen magna charta ( piagam besar ) th
1215
o Menjelang beralkhirnya abad pertengahan di eropa telah terjadi serangkaian
perubahan sosial dan kultural yg menghantarkan eropa menuju masa yg lebih
modern dgn pemikiran yg lebih rasional dan memunculkan negara negara
nasional modern.
o Ada 2 kelompok aliran yg perlu di catat
1. Renaissance 1350- 1600 : eropa selatan , italia
2. Reformasi 1500- 1650 : eropa utara : jerman. Swiss,
o Aliran renaissance : membangkitkan kembali kejayaan yunani kuno tidak hanya
dlm bidang kebudayaan tetapi juga ajaran sosial politik seperti
mengembangkan demokrasi
o Reformasi : suatu aliran pembaharuan dlm bidang agama kristen yg bertujuan
membersihkan agama dari pengaruh lain yg menyebabkan kekuasaan gereja
begitu korup dlm kehidupan masyarakat.
o Kedua aliran ini telah mempersiapkan masyarakat hak-hak asasi manusia eropa
barat pada masa 1650-1800 untuk memasuki masa pencerahan /aufklarung
Pada hakikat teori – teori kontrak sosial tsb merupakan upaya untuk mendobrak dasar
pemerintahan absolut melalui penetapan hak-hak politik rakyat. Filsuf-filsuf pencetus gagasan
ini antara lain ;

o John Locke ( 1632 – 1704 ) : hak politik mencakup atas hidup, kebebasan, dan
kepemilikan ( life, liberty and property )
Badan legislatif (badan pembuat undang undang)
Badan Eksekutif (badan pelaksana)
Badan Federatif ( yang berhubungan dengan masalah perang dan damai, pembuatan
perjanjian dan persekutuan)

o Montesquieeu dari prancis ( 1689 – 1755 ) : mencoba memperbaiki pemikiran Locke dgn
menyusun suatu sistem yg disebut trias political . sistem ini memisahkan kekuasaan
menjadi kekuasaan legislatif/ pembentuk undang-undang. Excekutif : pelaksana
undang-undang. Yudikatif : kekuasaan mengadili.
o Jean Jacques Rousseau : sistem ini didasarkan atas check and balance sehingga setiap
lembaga memiliki posisi yang saling mengimbangi ( mengilhami revolusi prancis 1789 )
Kegiatan belajar 2

Sejarah dan perkembangan demokrasi abad ke - 19 dan ke - 20

Demokrasi dalam wujud konkret sbg program dan sistem politik pada akhir abad 19
merupakan perwujudab dari pemikiran keberadaan hak –hak politik rakyat. Melalui konstitusi
baik tertulis/ written constitution maupun unwritten constitution, gagasan ini disebut
konstitualisme sedangkan negara yg menganut dinamakan negara
konstitusional/constituonal/rechstaat
Pada abad ke 19 dan permulaan abad ke 20 . gagasan mengenai perlunya pembatasan
mendapatkan perumusan yuridis
o Ahli hukum eropa barat kontinental immanuel kant ( 1742 – 1804 ) dan friendrich julius
stahl mengunakan istilah rechsstaat ada 4 unsur klasik yaitu :
1. Hak – hak manusia
2. Pemisahan/pembagian kekuasaan untuk menjamin hak tsb.
3. Pemerintah berdasarkan hukum
4. Peradilan administrasi
o Ahli anglo saxon : A.V dicey memakai istilah rule of law unsur unsurnya :
1. Kedudukan yg sama dihadapan hukum.
2. Terjamin hak-hak manusia oleh undang-undang serta keputusan keputusan
pengadilan.

Dari perumusan diatas tampak bahwa perumusan hanya bersifat yuridis dan hanya
menyakut bidang-bidang hukum saja. Hal ini menyebabkan perumusan yg dibuat sangat
dipengaruhi oleh gagasan bahwa negara dan pemerintah hendaknya tidak turut campur
tangan dlm kepentingan negaranya kecuali : bencana alam , hubungan luar negri dan pertahan
negara
Aliran pemikiran ini disebut liberalisme dgn Dalil ( the least govermen is the best
goverment artinya pemerintahan yang paling sedikit campur tangan adalah yg paling baik )
atau dgn bahasa belanda staatsonthouding. Negara dalam pandangan ini dianggap hanya sbg
negara penjaga malam/nachtwachtrestaat.
Laissez aller berarti kalau manusia dibiarkan mengurus kepentingan ekonominya
masing masing maka dengan sendirinya ekonomi negara akan sehat. (negara hukum klasik)
Dampak praktik demokrasi konstitusional abad 19 merubah pemikiran para ahli politik
untuk memberikan peranan yg lebih besar pada pemerintah yg menandai wajah baru dari
demokrasi konstitusional abad ke 20 , terjadi perubahan besar besaran dlm bidang sosial
ekonomi
Pada masa ini peranan pemerintah diprluas tidak lagi sekedar menjadi negara penjaga
malam tetapi ikut berperan aktif untuk mengatur perekonomian masyarakat. Dan disebut
sebagai negara welfare state/ negara kesejahteraan.
Pemikiran abad 20 diikuti oleh peninjauan kembali mengenai negara klasik yg diajukan
oleh A.V Dicey dan Imanuel kant pada abad 19 yg disesuaikan dgn tuntutan abad 20 ,
perubahan ini telah dicoba rumuskan oleh international commision of jurisst. Badan ilmu
hukum international ,,dlam konferensi di bangkok 1965 badan ini merumuskan Rule of law (
disamping hak hak politik hak ekonomi harus diperhatikan )

Syarat – syarat dasar sebagai batasan minimal bagi terselenggaranya pemerintahan yg


demokratis yg di bawah Rule of law :
1. Perlindungan konstitusional
2. Badan kehakiman yg bebas dan tidak memihak
3. Pemilu yang bebas
4. Kebebasan menyatakan pendapat
5. Kebebasab berserikat/berorganisasi dan beroposisi
6. Pendidikan kewarganegaraan
Disamping merumuskan rule of law dalam rangka perkembangan baru international
commision of jurisst. Perumusan yg paling umum mengenai sistem demokarasi adalah : suatu
bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan melalui wakil wakil yg dipilih
oleh meraka dan yg bertabggung jawab kepada mereka dipilih melalui proses pemilihan yg
bebas.
*Pemikiran Henry B. Mayo : sistem politik yang demokratis adalah :dimana kebijakan
umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi scr efektif oleh rakyat
melalui pemilihan-pemilihan berkala berdasarkan atas prinsip kesamaan politik dan
diselenggarakan dlm suasana terjamin kebebasan politik.
Nilai-nilai yg mendasari sistem politik yg demokratis menurut B Mayo :
1. Penyelesaian masalah dgn damai melalui dialog/mufakat
2. Penyelengaraan perubahan-perubahan sosial scr damai dlm suatu masyarakat yg
sedang berubah
3. Penyelenggaraan pergantian pemimipin sesuai ketentuan yg berlaku
4. Pembatasan pemakaian kekerasan sampai batas minimum
5. Pengakuan adanya keanekaragaman dgn mengakomodasi penciptaan masyarakat yg
terbuka/fleksibel
6. Penegakan keadilan bagi semua orang

Untuk melaksanakan nilai-nilai diatas perlu diselenggarakan beberapa 6 lembaga :


1. Pemerintah yg bertanggung jawab dlm menyediakan hal-hak rakyat
2. Suatu dewan perwakilan rakyat yg mewakili golongan-golongan yg dipilih melalui
pemilu
3. Suatu sistem organisasi politik yg mencakup lebih dari satu partai
4. Pers dan media massa yg bebas untuk menyatakan pendapat
5. Sistem peradilan yg bebas untuk menjamin hak-hak asasi dan mempertahankan
keadilan

*Pendapat Samuel Huntington : perkembangan demokrasi dunia terjadi dlm beberapa


gelombang perkembangan besar . gelombang- gelombang itu antara lain :
1. permulaan abad 19 sampai tahin 1930-an dimana jumlah pemerintahan demokratis
bertambah scr bertahap ,gelombang balik terjadi pd sekitar 1926 sampai 1942 karena
perkembangan pemerintah Fasis dibenua eropa
2. gelombang kedua : terjadi lebih pendek setelah negara Fasis mengalami kekalahan di PD
II : pada periode ini terjadi peningkatan jumlah negara demokratis yg sebelumnya mrp
negara koloni negara eropa yg kemudian merdeka . memasuki th 1960-an dan 1970-an
,,perkembangan demokrasi di negara baru ini mengalami hambatan krn perkembangan
kediktatoran partai/militer terutama di amerika latin, afrika dan juga beberapa negara
asia dan eropa selatan ( portugal, yunani dan spanyol )
3. gelombang ketiga 3 muncul kepermukaan pada tahun 1974 diawali tumbangnya
pemerintahan rezim militer di portugal dan di ikuti th 1980-an di negara amerika latin, th
1989-an dinegara eropa timur dan tengah , bekas uni soviet dan sebagian negara afrika
ygmasih berlangsung hingga sekarang

Demokrasi radikal (ernesto laclau dan chantal mouffe) berusaha mengembalikan


pentingnya peran langsung setiap unit masyarakat dalam proses demokrasi melalui
mekanisme demokrasi langsung.
Demokrasi pluralis dan deliberatif (will kymlicka dan anne phillips dan iris marion young
yang mengedepankan konsep demokrasi kontemporer yang penting karena
kemunculannya bersamaan dengan maraknya gerakan sosial baru yang berhasil
mengemukakan identitas kelompok. Mekanisme ini dirasakan perlu untuk diterapkan
agar tirani mayoritas yang selama ini identik dengan praktik demokrasi bisa dikikis.
kegiatan belajar 3

demokrasi di negara - negara non- demokrasi

begitu populernya demokrasi konsep ini banyak diadopsi oleh rezim negara yg
sebenarnya tidak demokratis untuk mendapatkan dukungan massa. Hal ini terjadi pada
pemerintahan Bolshevik th 1917. Dan memunculkan konsep vanguards democracy (sejenis
demokrasi terpimpin yg dilaksanakan partai komunis.) Dan pada abad ke 18 saat pemerintahan
Napoleon Bonaparte saat itu menggunakan plebisit/referendum untuk menggalang
dukungan massa atas pemerintahan diktatorial militernya dan mengangkatnya sbg seorang
kaisar
contoh paling mengena dari bentuk diktatorial partai politik ini adalah peran partai
komunis uni soviet ( PKUS ) . penyebaran pemerintahan memuncak pada tahun 1960-1970 tidak
hanya di afrika tetapi juga di asia dan amerika latin , baru pada th 1980-1900-an demokrasi
berhasil mencapai puncaknya.
*study tentang pemerintahan no demokratis dimulai oleh karya Hannah Arent dalam
bukunya The original of totalitarianism (1951)
* Arent berpendapat : bahwa rezim totaliter dapat muncul dari sebuah gerakan totaliter
sekumpulan besar org yg terorganisasi yaitu mereka yg mengalamo atomasi sosial dan
individualisme secara extrim. Rezm totaliter bisa berada dibawah dominasi pemerintahan
sebuah partai tunggal ataupun militer
*arent berpendapat : mengangap penting peran ideologi khas totaliter dalam
menyuburkan fondasi pemerintahan totaliter bertujuan : untuk membetuk dan mengubah
tujuan hidup masyarakat untuk mengabdi sepenuhnya.
* 6 karakteristik pemerintahan totaliter menurut Friedrich dan Brzezinski :
1. adanya sebuah ideologi totaliter yg mencakup teori tentang perkembangan sejarah,
ekonomi, sosial dan masa depan negara menurut pandangan rezim berkuasa yg
berguna sbg dasar pengambilan keputusan.
2. Sebuah partai tunggal yang membentuk kultus individu untuk mendukung
kepemimpinannya
3. Kesatuan polisi teroistik baik dgn metode fisik maupun psikologis untuk menjamin
kepatuhan total masyarakat
4. Monopoli komunikasi oleh rezim sbg sarana indoktrinasi ideologi resmi negara
5. Monopoli senjata oleh rezim untuk menghapus perlawanan bersenjata
6. Pengaturan ekonomi sentralistik

A. Perkembangan marxisme – leninnisme di uni soviet


Marxisme-leninnisme atau komunisme adalah : penafsiran lenin terhadap marx tentang
historis materialistik, pertentangan kelas dabn pengisapan nilai lebih.
*tujuan komunisme : penyelamat umat manusia dari belenggu kemiskinan dan dicapai
melalui revolusi proletar dibawah pimpinan partai komunis yg tergantung pada kediktatoran
politbiro
Sosialisme adalah gagasan yang pertama kali digunakan oleh vladimir lenin
*pemikiran Stalin : bahwa sosialisme dpt dimulai di satu negara lebih dahulu sehingga
pandangan marxis yg semula global menjadi nasionalis.
B. Marxisme – leninisme diluar uni soviet dan transisi menuju demokrasi
Faktor penting yg diduga mengembangkan ajaran marxisme-leninisme adalah
interprestasi-interprestasi baru yang dilakukan oleh pemimpin2 marxis-leninisme yg sering
dibungkus dgn istilah demokrasi
*beberapa istilah yg digunakan seperti : demokrasi rakyat, demokrasi nasional dan
demokrasi revolusioner yg digunakan pemerintah komunis pasca STALIN
*demokrasi yg tumbuh di eropa timur seperti : ceko, polandia, hongaria, bulgaria, rumania
dan yugoslavia menyepakati bahwa demokrasi rakyat adalah : bentuk khusus demokrasi yg
berfungsi sbg kediktatoran proletariat dan mrp negara pada masa peralihan yg bertugas
mengendalikan perkembangan ke arah nasionalis
*negara-negara ke 3 memiliki pola yg berbeda dgn pola EURO komunisme . th 1960
(moskaw) khruschev menawarkan rumusan baru yg disebut demokrasi nasional
*khruscev berpendapat : demokrasi nasional merupakan tahap peralihan dari demokrasi
borjuis ke demokrasi rakyat. Dimana masyarakat agraris itu kaum buruh yg sangat sedikit dan
belum mrp lapisan dominan dlm struktur sosial.
*tugas partai komunis adalah : mengendalikan front nasional yg dibentuk bersam dgn
kaum petani, intelektual, dab borjuis
*ada 2 hal yg dpt ditimba dari pergeseran konsepsi demokrasi menurut terminologi
komunis yaitu
1. Semakin tajamnya persaingan ideologis timur – barat khususnya soviet amerika

Kegiatan belajar 4
Demokrasi di indonesia
Pemilu orde baru : 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997.
9 parpol + 1 golkar pada pemilu 1971
2 parpol + 1 golkar pada pemilu 1977, 1982, 1989, 1992, 1997

1. Demokrasi Th 1945 – *Ditandai menonjolnya parlementer dan partai politik,


parlemente 1959 landasan yg digunakan UUD 1945 dari (th 1945-1949),
r UUD RIS th 1949-1950 dan UUDS 1950 dari (th 1950-1959)
*sistem parlementer ini tanggung jawab politik terletak
pada perdana mentri dan para menteri pembantunya
,dan presiden sbg kepala negara sng simbolis
*pemilu pertama kalinya dilaksanakan th 1955
2. Demokrasi Th 1959 -1965 *ciri2 ; membesarnya peranan presiden sukarno
terpimpin *melemahnya peranan partai politik kecuali PKI
*meningkatnya kekuasaan politik dan militer
* akhir periode ini dengan adanya G30s th 1965
3. Demokrasi Th 1965 -1998 *landasan UUD 45 dgn menggunakan sistem
pancasila presidensial
- Praktek-praktek demokrasi ditandai dengan ciri-ciri
tertentu, di antaranya adalah ‘demi kestabilan politik
maka mensahkan keseragaman dalam pelaksanaan
pemilu akitivitas massa dan parlemen
* ciri yag menonjol : besarnya peranan militer sbg akibat
perjalanan sejarah di bidang politik di bantu kaum
teknokrat dan birokrat
* pelaksanaan pemilu pada th 1971, 1977, 192, 1987
*9 parpol + golkar pemilu 1971
* 2 parpol + golkar dipemilu berikutnya UUNo3 th 1985
ttg parpol + golkar serta UU No.8 th 1985 ttg ormas
4. Masa 1998 - Adanya penyeimbangan antara legislatif dan excekutif
reformasi sekarang dan pengaktifan check and balance

DEMOKRASI PARLEMENTER / LIBERAL (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)

Demokrasi yang dipakai adalah demokrasi parlementer atau demokrasi liberal. Demokrasi pada masa itu telah
dinilai gagal dalam menjamin stabilitas politik. Ketegangan politik demokrasi liberal atau parlementer disebabkan
hal-hal sebagai berikut:

1. Dominanya politik aliran maksudnya partai politik yang sangat mementingkan kelompok atau alirannya
sendiri dari pada mengutamakan kepentingan bangsa
2. Landasan sosial ekonomi rakyat yang masih rendah
3. Tidka mampunya para anggota konstituante bersidang dalam mennetukan dasar negara.

DEMOKRASI TERPIMPIN (5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)


Pada sistem ini berlaku sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juni 1959 yang berbunyi sebagai berikut.
1) Pembubaran Konstituante,
2) Berlakunya kembali UUD 1945.
3) Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Pada masa ini, pemerintahan dominan lebih bisa mengatur rakyat karena adanya sentralisasi, namun rakyat tak
bisa berbuat apa-apa karena semua keputusan ada di tangan presiden. Tidak adanya kebebasan pers dan juga
anggota partai yang dipenjara menunjukkan pada masa ini jaminan HAM lemah. Terbatasnya peran partai politik
dan berkembangnya pengaruh PKI semakin membuat demokrasi ini runtuh.

DEMOKRASI PANCASILA ORDE BARU (Maret 1966 – 21 Mei 1998)


Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dijiwai oleh sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang berKetuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada masa Demokrasi Pancasila, terlihat bahwa pemerintahan berlangsung lebih aman tanpa adanya
kudeta (kecuali ketika masa keruntuhan di tahun 1998). Namun, rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak
ada, inflasi yang merebak, rekrutmen politik yang tertutup, pemilu yang jauh dari semangat demokratis,
pengakuan HAM yang terbatas, serta tumbuhnya KKN yang merajalela membuat demokrasi ini disebut demokrasi
yang tipis akan arti demokrasi yang sesungguhnya.

DEMOKRASI REFORMASI (21 Mei 1998 - Sekarang)

Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya adalah demokrasi dengan mendasarkan
pada Pancasila dan UUD 1945 dengan penyempurnaan. Meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan
tertinggi Negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip
pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Pada era reformasi ini, rakyat akhirnya bsia aktif dalam mengutarakan aspirasinya. Demokrasi yang sesungguhnya
pun akhirnya terjadi di Indonesia. Rakyat mulai menggunakan reformasi total di semua sektor kehidupan.
Berantas KKN pun mulai dicanangkan. Artinya, era inilah era yang “benar-benar demokrasi”

MODUL 3
HAK ASASI MANUSIA

Kegiatan belajar 1
Sejarah hak asasi manusia
Banyak orang mengacu pada pengalaman inggris th 1215 sbg tonggak sejarah hak asasi
manusia. Pada th 1215 bangsawan inggris telah berhasil membuahkan magna charta ( piagam
agung) yang membatasi kekuasaan raja JOHN atas hak-hak bangsawan. Melalui pergolakan
dan perlindungan yang lama akhirnya bill of rights ( undang-undang hak ) diterima parlemen
inggris th 1689. Bill of rights (undang undang hak) mrp suatu naskah perundangan yg
dihasilkan melalui revolusi tak berdarah ( the glorious revolution of 1688 ) terhadap raja JAMES
Di prancis terjadi pada dinasti bourbon ( louis XVI ) dikenal dgn revolusi prancis 1789 yang
menghasilkan declaration des droits de l’homme et du citoyen
Tahun 1789 perjuangan rakyat amerika yg terinsiprasi dari revolusi prancis mengasilkan
biil of right yg mencakup 10 rumusan hak asasi manusia. Pd th 1791 biil of right menjadi bagian
dari undang-undang dasar amerika serikat
Timbulnya gagasan hak ini dasarnya merupakan akibat dari berkembangnya pendekatan
rasionalisme yg tercermin dalam karya karya thomas hobbes ( 1588-1679), john locke ( 1632-
1704) dari inggris dan montesquieu (1689-1755), Jean-jacques rousseau ( 1712-1778) dari prancis
Locke yang menjadi penganjur utama konsep pemerintahan terbatas, perlindungan hak
atas hidup, kebebasan dan kepemilikan.
Pada abad 20 mulai menapilkan dimensi baru yakni hak di bidang sosial, ekonomi dan
budaya .
*tahun 1941 presiden Roosevelt merumuskan the four freedoms 4 kebebasan yang terdiri
dari
 kebebasan untuk berbicara/ freedom of speech
 kebebasan beragama/religion
 kebebasan dari ketakutan/from fear
 kebebasan dari kemlaratan/from want
tahun 1966 sidang PBB menyetujui 2 perjanjian :
1. covent on economic social and cultur right /bidang ekonomi,sosial dan budaya
2. covenant on civil and political rights/ bidang politik dan hak sipil

o pada th 1950 beberapa negara eropa barat membentuk council of europe dan telah
menandatangani convention of the protection of human right and fundamental freedom
di roma, sbg tindak lanjut perjanjian tsb , uastria, belgia, denmark,irlandia, islandia,
luxembrug, belanda, norwegia dan jerman barat .berhasil membentuk makamah eropa
untuk hak asasi manusai yg mulai aktih tahun 1959
o perpaduan antara kesepakatan dan lembaga yg mendukung kesepakatan itulah yang
membuahkan beberapa tonggak lain misalnya : perjanjian genocide/1948, kerja
paksa/1957, dikriminasi berdasakan kelamin/1951 dan 1962, diskriminasi berdasarkan
ras 1965.
o Tahun 1981 negara- negara berkembang menelurkan African Charter on human and
people’s right di banjul ( dikenal dgn banjul charter )
o Di asia 1993 terbentuknya bangkok declaration
o Deklarasi wina juni 1993 menjadi sebuah hasil kompromi atas perbedaan visi tentang
universilitas HAM . indonesia memberikan sumbangan yg berharga dlm deklarasi wina
dengan menekankan perlunya hak asasi dlm konteks kerjasama internatinal yg didasari
oleh penghormatan kedaulatan yg sederajat dari semua negara .....( tertuang dlm pasal
5)
o Diakhir abad 20 telah terjadi 2 peristiwa pelanggaran hak asasi manusia. Kasus genocide
selama perang saudara di rwanda dan negara bekas yugoslavia menorekan tinta gelap
pada perkembangan hak asasi. Untuk menangani pelanggaran hak asasi manusia yg
sistem matis PBB membentuk badan ad hoc di rwanda dan yugoslavia ...yg disebut
international criminal tribunal ditanzania dan den hag
o Abad 21 PBB berdasarkan statuta roma 1998 membentuk badan international criminal
court (ICC) yang kewenangannya melampaui batas batas nasional negaranya, ironis nya
america dan indonesia belum meratifikasi pembentukan ICC yg resmi berdiri th 2002

A. Perjanjian hak sipil dan politik B. Perjanjian hak ekonomi, sosial dan
budaya

Pasal 6: hak atas hidup, kebebasan dan Pasal 6 : hak atas pekerjaan
keamanan pribadi
Pasal 9 : hak atas kebebasan dan keamanan Pasal 8 : hak untuk membentuk serikat
diri sekerja
Pasal 14 : hak atas persamaan hak dimuka Pasal 9 : hak atas pensiun
badan peradilan
Pasal 18 : hak atas kebebasan berpikir, Pasal 11 : hak atas tingkat kehidupan yg
mempunyai suara hati dan agama layak
Pasal 19 : hak untuk menyatakan pendapat Pasal 13 : hak atas pendidikan
tanpa mengalami gangguan
Pasal 21 : hak atas kebebasan berkumpul scr
damai
Pasal 22 : hak untuk berserikat

HAK ASASI PEREMPUAN


o 1979 CEDAW ( convention on the elimination of all forms of discrimination against
women) disah kan oleh PBB. Ini tak lepas dari gerakan kaum perempuan untuk
mendapatkan pengakuan kesetaraan politik, ekonomi dan sosial
o Terjadi 3 gelombang besar sbg reaksi ketidakadilan yg dialami kaum perempuan :
1. Abad 18 .....Zaman victorian terpusat di negara barat ; inggris, prancis dan amerika (
salah satu tokoh nya bernama Mary woolstnecraft )
2. Tahun 1840 – 1850an era gelombang feminisme pertama
*mulai mendapatkan hak memilih dlm pemilu pertama kali dibelakukan th 1920
3. 1960-an muncul feminisme gelombang kedua ( new social movement )
*salah satu tokohnya Betty Friedan yg berpendapat bahwa subordinasi perempuan
lebih disebabkan karena distribusi hak dan kesempatan yg tidak adil dlm
masyarakat.
o Konvensi CEDAW th 1952 memuat 3 pasal penting “:
1. Perempuan berhak untuk memberikan suara dlm pemilu tanpa diskriminasi
2. Perempuan dapat dipilih untuk semua badan efektif yg diatur hukum nasional
3. Perempuan berhak menduduki jabatan resmi dan penyelengaraan sesuai fungsi
Sebelum kemunculan CEDAW, international convention of human rights sudah meletakan
dasar untuk hak hak perempuan agar diperlakukan setara dengan laki laki. Sidang umum PBB
juga sebenarnya sudah menghasilkan Convension on the Political Rights of women tahun 1952.
HAK ASASI DALAM ISLAM
1. Hak untuk hidup ( 17:33 dan 5:32 ) 7. Hak untuk menyatakan kebenaran (
4:135)
2. Hak untuk memperoleh keadilan ( 5:8 ) 8. Hak untuk mendapatkan perlindungan
terhadap penindasan karena perbedaan
agama ( 6:108, 5:48 )
3. Hak persamaan ( 49:13 ) 9. Hak mendapatkan kehormatan dan
nama baik ( 33:60-61, 49:1, 19:12 )
4. Kewajiban untuk memenuhi apa yg 10. Hak ekonomi ( 51, 19, 76 :8, 2:188, 46 :19,
sesuai dgn hukum serta hak untuk tidak 39:70, 7:32 dan 53:59 )
patuh kepada apa yg tidak sesuai dgn
hukum ( 5:8)
5. Hak kebebasan ( 3:76 ) 11. Hak untuk memiliki (62 : 10 )
6. Hak kebebasab kepercayaan( 2:256 )

Kegiatan belajar 2
Hak asasi manusia di indonesia

Prof Soepomo mendukung gagasan negara integral, sistem pemerintahan yang paling sesuai
bagi Indonesia adalah sistem demokrasi yang telah hidup di pedesaan. Soepomo tidak
mengakui dualisme negara dengan individu.
Soekarno : jika betul betul hendak mendasarkan negara kita kepada faham kekeluargaan,
faham tolong menolong, enyahkan pikiran liberalisme.
Dr. Mohammad Hatta :Hak hak warga negara perlu dimasukan dalam UUD 1945 meskipun
negara yang akan dibentuk adalah negara kekeluargaan
Muhammad Yamin : Dengan gigih memperjuangkan jaminan atas hak hak warga negara “
segala konstitusi lama dan baru di dunia ini berisi perlindungan dasar. Aturan dasar tidaklah
harus berhubungan dengan liberalisme”

o Dalam UUD 45 belum tertuang scr rinci jaminan terhadap hak asasi manusia
o Dari 37 pasal batang tubuh UUD 45 hanya 4 pasal yang scr langsung berkaitan dgn hak
asasi manusia yaitu pasal 27 : kedudukan dimuka hukum, 28 : kebebasan berserikat, 29
: kebebasan beragama dan 31 : memperoleh pendidikan
o Alasan mengapa UUD 45 hanya relatif sedikit mencantumkan hak asasi manusia :
1. UUD 45 disusun dlm waktu yg sangat mendesak menjelang akhir pendudukan
jepang
2. UUD 45 dibuat sebelum pernyataan hak asasi manusia diterima PBB th 1948, oleh
karena konstitusi RIS 1949 dan UUDS 1950 semakin banyak pasal yg mengatur ttg
hak asasi manusi. Menurut Mr. Muh yamin : UUDS 1950 lah satu-satunya konstitusi
yg banyak memasukkanhak asasi seperti yg telah diputuskan oleh PBB
3. Menurut kelompok kebangsaan UUD 45 dibuat berdasarkan pada rasa gotong-
royong dan kekeluargaan tidak mengakui adanya individualisme dan liberalisme

 Hak atas kebebasan untuk mengeluarkan pendapat


UUD 1945
Bab X, warga negara dan penduduk pasal 28
Kebebasan berserikat dan berkumpul mengeluarkan pikiran.....
Bab XA, hak asasi manusia, Pasal 28E
Ayat 2 : setiap org berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan.....
Ayat 3 : setiap org berhak atas kebebasan berserikat......mengeluarkan pendapat
Pasal 28F
setiap org berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi....serta berhak untuk
mencari, memperoleh, memiliki, mengolah dan menyampaikan informasi dgn menggunakan
segala jenis saluran yg tersedia
*pernyataan sedunia ttg hak asasi manusia, pasal 19
setiap org berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat.....
*perjanjian hak-hak sipil dan politik , pasal 19
1. Setiap org berhak untuk mempunyai pendapat tanpa mengalami gangguan
2. Setiap org berhak untuk mengeluarkan pendapat ; dlm hal ini termasuk kebebasan
untuk mencari dan menerima......

 Hak atas kedudukan yang sama di dalam hukum

UUD 1945, bab X warga negara dan penduduk , pasal 27


Ayat 1 : segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum......
Bab XA hak asasi manusia , pasal 28D
Ayat 1 : setiap org berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum......
*pernyataan sedunia ttg hak asasi manusia, pasal 7
Sekalian orang adalah sama terhadap undang-undang dan berhak atas perlindungan
hukum.....
*perjanjian hak-hak sipil dan politik , pasal 26
Semua orang adalah sama terhadap hukum dan berhak atas perlindungan hukum tanpa
diskriminasi........

 Hak atas kebebasan berkumpul

UUD 45, bab X warga negara dan penduduk pasal 28


Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran....
Bab XA hak asasi manusia , pasal 28E
Ayat 3 : setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, ......
*pernyataan sedunia tentang hak asasi manusia, pasal 20
1. setiap org mempunyai hak atas kebebasan berkumpul
2. tiada seorangpun dapat dipaksa memasuki salah satu perkumpulan
*perjanjian hak sipil dan politik, pasal 21
Hak berkumpul secara bebas diakui, tiada satu pembatas pun dpt dikenakan thp
pelaksanaan hak ini.......
 Hak atas kebebasan beragama
UUD 45 bab XI pasal 29
Ayat 1 : setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,.....
*pernyataan sedunia ttg hak asasi manusia , pasal 18
1. Setiap org behak atas kebebasan pikiran , keinsyafan batin dan agama....
2. Tak seorang pun dapt dipaksakan...
3. Kebebasan untuk menyatakan agama/kepercayaan hanya dpt dikenakan pembatasan
menurut ketentuan hukum.....
4. Negara negara peserta dlm perjanjian ini mengikat diri untuk menghormati kebebasan
orang tua .......

 Hak atas penghidupan yang layak


UUD 45 bab X warga negara dan penduduk pasal 27
Ayat 2 : tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan.........
Bab XA, hak asasi manusia , pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta mempertahankan hidup........
Pasal 28D
Ayat 2 : setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan..........
Pasal 28H
Ayat 1 : setiap org berhak hidup sejahtera lahir dan batin.....
Ayat 2 : setiap org berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus......guna mencapai
persamaan dan keadilan
Ayat 3 : setiap org berhak atas jaminan sosial...........
Ayat 4 : setiap org berhak mempunyai hak milik..........
*pernyataan sedunia atas hak asasi manusia pasal 25
1. setiap org berhak atas tingkat hidup yg menjamin kesehatan dan keadaan baik untuk
dirinya dan......
2. ibu dan anak berhak mendapat perawatan dan bantuan istimewa
*perjanjian hak-hak ekonomi, sosial dan budaya pasal 6
1. negara peserta perjanjian ini mengakui hak atas pekerjaan....
2. langkah-langkah yg diambil oleh negara ini untuk mencapai pelaksanaan sepenuhnya
atas hak ini meliputi tatanan teknis dan vokasional serta pelatihan program..........
pasal 7
....negara mengakui hak setiap orang atas kenyaman kerja yg adil dan pantas terutama :
a. remunerasi / upah bagi semua pekerja yg dlm batasan minimumnya meliputi
1) upah yg pantas dan adil
2) sebuah penghidupan yg layak....
b. kondisi kerja yang aman dan sehat
c. kesempatan yg sama bagi setiap org untuk dipromosikan dlm pekerjaan......
d. istirahat, hiburan dan batasan yg masuk akal
pasal 9
negara peserta perjanjian ini mengakui hak setiap orang untuk mendapatkan jaminan
sosial termasuk asuransi sosial.
Pasal 11
1. negara peserta dlm perjanjian ini mengakui hak setiap orang atas tingkat kehidupan
yang layak bagi dirinya dan keluarga termasuk sandang, pangan dan perumahan yg
layak...
2. negara peserta dlm perjanjian ini Yng mengakui hak dasar setiap org untuk bebas dari
kelaparan.... termasuk rencana khusus untuk :
a. memperbaiki cara produksi, pengawetan dan distribusi pangan...
b. dengan memperhitungkan masalah yg dihadapi oleh negara yg mengimpor/
mengekspor bahan makanan

 Hak atas kebebasan berserikat


UUD 45 bab X warga negara dan penduduk pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dgn lisan dan tulisan dsb
ditetapkan oleh negara.
Bab XA, hak atas manusia pasal 28E
Ayat 2 : setiap org berhak atas kebebasan menyakini kepercayaan, menyatakan sikap sesuai
hati nuraninya
Ayat 3 : setiap org berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat
*pernyataan sedunia atas hak asasi manusia pasal 23 ayat 4
Setiap org berhak mendirikan dan memasuki serikat-serikat sekerja untuk melindungi
kepentingannya
*perjanjian hak-hak ekonomi, sosial dan budaya pasal 8
1. Negara peserta perjanjian ini mengikat diri untuk menjamin
a. Hak setiap org untuk membentuk serikat sekerja dan menjadi anggota serikat
sekerja pilihannya......
b. Hak bagi serikat sekerja untuk mendirikan federasi/konfednderasi nasional.....
c. Hak serikat pekerja untuk bertindak scr bebas dan hanya dibatasi oleh ketentuan
hukum dan diperlakukan dlm masyarakat demokratis demi kepentingan
umum....
d. Hak untuk melancarkan pemogokan, asalkan dijalankan menurut ketentuan
negara bersangkutan
2. Pasal ini tidak menghalangi diadakannya pembatasan yg sah atas pelaksanaan hak
ini oleh anggota perang/ kepolisian/pemerintah
3. Tiada satu pasal pun dalam pasal ini dpt memberi wewenang kepada negara-negara
peserta dlm perjanjian organisasi buruh international 1948, mengenai kebebasan
berserikat dan perlindungan berorganisasi untuk mengambil langkah-langkah
legislatif yg dpt membahayakan/melaksanakan ketentuan hukum......
*perjanjian hak-hak sipil dan politik pasal 22
1. Setiap org berhak atas kebebasan untuk berserikat termasuk hak untuk membentuk....
2. Tiada satu pembatasan pun dapat dikenakan thp hak ini , kecuali yg ditentukan oleh
hukum yg diperlakukan dlm masyarakat
3. Tiada satu pasal pun dalam pasal ini dpt memberi wewenang kepada negara-negara
peserta dlm perjanjian organisasi buruh international 1948, mengenai kebebasan
berserikat dan perlindungan berorganisasi untuk mengambil langkah-langkah legislatif
yg dpt membahayakan/melaksanakan ketentuan hukum......
 Hak atas pengajaran
UUD 45 amandemen ke-4 bab XIII pendidikan dan kebudayaan pasal 31
Ayat 1 : Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan
Ayat 2 : Setiap warga negara berhak mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayai
Ayat 3 : Pemerintah mengusahakan dan menyelengarakan suatu sistem pengajaran....
Ayat 4 : Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20%
Ayat 5 : pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dgn menjunjung tinggi nilai
agama dan perstuan bangsa.....

Bab XA hak asasi manusiapasal28E


Ayat 1 : setiap org bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal......serta
berhak kembali
Pasal 28B
Ayat 2 : setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh ......serta berhak atas
perlindungan dari kekerasn dan diskriminasi
Pasal 28C
Ayat 1 : setiap org berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan ....
Ayat 2 : setiap org berhak untuk memajukan dirinya dlm perjuangan haknya scr kolektif untuk
mengembangkan masyarakat bangsa dan negaranya.
*pernyataan sedunia atas hak asasi manusia pasal 26
1. Setiap org berhak mendapat pengajaran, pengajaran harus dgn Cuma-Cuma, setidak-
tidaknya dlm sekolah tingkat rendah dan tingkat dasar....
2. Pengajaran harus ditujukan ke arah perkembangan pribadi yg seluas-luasnya....
3. Orangtua memp hak utama untuk memilih macam pengajaran yg akan diberikan
kepada anak mereka
*perjanjian hak-hak ekonomi, sosial dan budaya pasal 13
1. Negara peserta dlm perjanjian ini mengakui hak setiap orang atas pendidikan dan
sepakat bahwa pendidikan akan mengarah pada pengembangan penuh dari
kepribadian org serta kesadaran akan harga dirinya
2. Negara peserta dlm perjanjian ini mengakui bahwa dlm usaha melaksanakan hak ini scr
penuh maka:
a. Pendidikan dasr diwajibkan ini terbuka bagi semua orang.
b. Pendidikan menengah dlm segala bentuk...akan diselenggarakan dan terbuka
bagi semua melalui cara-cara yg layak
c. Pendidikan tinggi akan diusahakan terbuka bagi semua berdasarkan kesanggupan
d. Pendidikan masyarakat dianjurkan/ditingkatkan sejauh mungkin bagi mereka yg
belum pernah /belum menyelesaikan pendidikan dasar scr penuh
e. Pengembangan sistem sekolah pada setiap tingkat digiatkan secara kuat.....
3. Negara peserta dlm perjanjian ini bertekad untuk menghormati kebebasan orang tua
diman berlaku, wali hukum,.....
4. Tiada sesuatu pasal pun dlm pasal ini dpt membenarkan campur tangan dlm masalah
kebebasan perorangan..... untuk mendirikan dan membimbing lembaga pendidikan
kecuali dgn mengikat pada ketentuan ayat 1.....

 Hak berkeluarga
UUD 45 bab XA hak asasi manusia pasal 28C
Ayat 1 : setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yg sah
Ayat 2 : setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan......

*perjanjian hak ekonomi, sosial dan budaya pasal 10


1. Perlindungan dan bantuan yg sebesar-besarnya diberikan pada keluarga sbg unit
kelolompok alami paling mendasar........pernkahan harus didasarkan pada persetujuan
kedua belah pihak
2. Perlindungan khusus yg diberikan pada para ibu selama masa sebelum dan sesudah
melahirkan.......
3. Tindakan perlindungan dan bantuan khusus harus diambil atas nama semua anak dan
orang muda tanpa diskriminasi atas dasar asal usul.....
*pasal 28G ( hak perlindungan dari rasa takut dan penyiksaan )
*pasal 281 (2) ( dilindungi dari diskriminasi ) (3) ( hak identitas budaya masyarakat )

Pendapat MAURICE CRANSTON : pengakuan suatu negara terhadap perlindungan terhadap


hak asasi manusia terdiri atas 2 tingkat :
1. Negara mengakui hak-hak asasi manusia sbg hak-hak normal (moral rights)
2. Negara itu mulai mengakui perlindungan asasi sbg hak-hak positif (positive rights)

Perkembangan HAM pada masa reformasi


Amandemen UUD 45 mengenai perlindungan HAM tampaknya belum memadai dengan
tiadanya peraturan pelaksanaan dan kesimpangsiuran perubahan peundang-undangan yg
terus terjadi. Masih banyak kritik tentang amandemen UUD 45 terutama adanya aturan non-
rectroactivity ( tidak berlaku surut ) yang mengandung ketakutan bahwa pelanggaran HAM
dimasa lalu tidak dpt diajukan ke pengadilan
UU HAM No. 39/1999 dan UU pengadilan HAM No. 26/1999 telah mencantumkan
pengecualian terhadap dasar hukum nonretroaktif tersebut untuk “pelanggaran HAM berat yg
digolongkan kejahatan terhadap kejahatan kemanusiaan” tetapi pengecualian ini tdk terdapat
pada amandemen UUD 45 tahun 2002

Hak asasi perempuan di indonesia


Perkembangan hak asasi perempuan diindonesia dikatakan berkembang lambat sejak
kemerdekaan. Dgn diratifikasinya konvensi hak politik perempuan yg dikeluarkan PBB melalui
UU no. 68/1958 hal ini meumbuhkan peran politik diindonesia tetapi masih di tingkat yg
rendah. Demikian juga setelah meratifikasi CEDAW dgn mengeluarakan UU No. 7/1974 jumlah
perempuan yg menduduki posisi penting dlm perpolitikan masih 15%
Hak asasi perempuan mengalami perkembangan pesat di penghujung akhir abad ke-20.
Pada 1993 KOMNASHAM perempuan dibentuk. Sejalan dgn reformasi sejumlah tokoh
perempuan mengajukan usulan peberlakuan kuota 30 % perempuan seperti yg diputuskan
pada deklarasi WINA dan konferensi perempuan di beijing
Usulan kuota 30 % berhasil masuk UU pemilu yg secara efektif berlaku th 2003

MODUL 4
BUDAYA POLITIK, SOSIALISASI POLITIK DAN KOMUNIKASI POLITIK

Kb 1
Budaya politik

o Tahun 1871 E.B. Taylor telah memperkenalkan konsep budaya dalam studi antropologi
yang menurutnya : Keseluruhan yang kompleks termasuk pengetahuan, kepercayaan,
seni, moral, hukum, adat dan lain-lain kemampuan dan kebiasaan yg diperoleh
seseorang sbg anggota masyarakat.
o Ralph Linton : mengartikan kebudayaan dgn memberi tekanan pada ciri-ciri kesejarahan
sebagai “pewaris sosial atau tradisi sosial”
o CS ford : memaknai kebudayaan scr psikologis sebagai cara-cara untuk memuaskan
kebutuhan dan pemecahan masalah
o Talcott Parsons bersama kroeber : memberikan penafsiran sosiologis mengenai
kebudayaan yaitu : “isi dan pola-pola nilai, gagasan dan sisitem-sistem simbol yg
bermakna yg membentuk tingkah laku atau benda-benda yg diproduksi lewat tingkah
laku manusia yg ditransmisikan dan diciptakan

A. Konsepsi budaya politik


o konsep budaya politik yg nereflesikan pengaruh Parson dan bidang-bidang ilmu sosial
yg lain tergambar jelas dlm buku Gabriel ALMond dan G bingham Powel th 1987
o budaya politik : seperangkat sikap sikap kepercayaan-kepercayaan dan perasaan-
perasaan ttg politik yg terjadi dalam sebuah negara pada suatu waktu tertentu
o Almond membedakan sikap individu terhadap objek politik atas 3 bagian :
1. Kognitif : meliputi pengetahuan dan kepercayaan yg diukur dgn menggunakan
pengetahuan mengenai sistem politik
2. Afektif : diukur dgn melihat perasaan individu terhadap sistem politik
3. Evaluatif : melihat sistem dgn memperhatikan norma evaluatif individu terhadap
sistem politik

B. Tiga aspek budaya politik


1. Orientasi terhadap sistem : menentukan ( keabsahan/ legitimacy ) para otoritas politik
2. Orientasi terhadap proses politik
Orientasi kognitif, afektif dan evaluatif mrp dasar pembentukan tipologi politik

Ada 3 macam tipe politik berkaitan dgn proses politik menurut Almond dan Powell :
a. parochial : warga negara masih kecil tingkat kesadaran tentang sistem politik.
Individu tidak melihat bahwa dirinya atau partisipasinya berpengaruh terhadap
sistem politik. Persepsi seperti ini sangat umum bagi masyarakat tradisional
b. subjek adalah bila warga negara yang menjadi bagian dari sebuah sistem politik
nasional memandang ada pengaruh atau potensi pengaruh dari sistem tersebut
pada kehidupan mereka.
c. Partisipan : budaya politik yg ideal dlm negara demokrasi). Warga negara dalam
kelompok ini mempunyai kesadaran bahwa mereka dapat mempengaruhi
sistem politik.

dan tipologi ini dibedakan menjadi 2 menurut kegunaanya : 1. Untuk melihat


pengaruh individu terhadap proses politik *2. Untuk melihat hubungan-
hubungan diri dengan aktor lain.
3. Orientasi terhadap kebijakan publik : pada aspek ini masyarakat menilai bagaimana
kondisi masyarakat saat ini. Apakah sudah baik atau belum/ apakah sudah sesuai
harapan ttg kebijak publik yg di buat
C. Bangunan budaya politik
o Talcot parsons : membedakan 4 variabel-berpola yg membedakan antara budaya
trditional dan budaya modern :
1. Budaya modern melihat sebuah objek secara spesifik tdk lagu dgn cara
mencampu-baur/difusse
2. Budaya modern melihat scr netral tdk scr emosional
3. Budaya modern mengakui standar-standar dan konsep-konsep universal tidak
partikular
4. Budaya modern menekankan pencapaia , bukan pewarisan status dlm menilai
dan merekrut individu untuk peran sosial
o Budaya dgn pola tsb diatas disebut sebagai budaya yg berorientasi sekular, budaya
sekular biasanya terbuka terhadap inforrmasi baru dan berupaya mencari baru,
menerima perubahan dan berupaya menyesuaikan diri dgn perubahan
o Almond dan Powel melihat pengaruh sikap/orientasi sekular dalam budaya politik
pada tingkat :
- .Sistem : berarti melemahnya penggunaan adat kebiasaan dan karisma sbg
basis legitimasi
- Proses : meningkatnya kesadaran akan kesempatan politik dan kesediaan
menggunakan kesempatan bagi org banyak
- Kebijakan : tampak pada kesempatan menghasilkan kebijakan untuk
mengontrol lingkungan ekonomi dan sosial
o Sekulerisasi tidak slalu membawa kebaikan;
- sekulerisasi yg berlebihan justru akan menghambat kinerja
- Perbedaan kondisi sosial ekonomi yg besar akan menimmbulkan konflik
politik
D. Premis-premis konseptual budaya politik
o Gagasan Almond yg melandasi konsepsi budaya politik antara lain :
1. Partisipasi dan proses politik yg demokrasi : peran serta warga negara scr
aktif dan proses politik yg demokratis
2. Rasionalitas dan sekuleritas : mendukung cara berpikir yg rasional serta
ditinggalkanya orientasi traditional
3. Kebaikan bersama dan tanggung jawab : sebuah sistem yg berjalan dgn baik
yang bergantung pada kebaikan warga negara dan kinerja sistem scr
keseluruhan.

Kegiatan Belajar 2
Kewarganegaraan dan penyelenggaraan pemerintah yg baik

A. Kewarganegaraan
Meningkatnya perhatian ttg kewarganegaraan disebabkan :
1. Fenomena perubahan dlm politik international yg berdampak pd negara nasional
Misal : runtuhnya kontrol komunis di eropa timur, pembentukan kembali batas
wilayah nasional disejumlah negara yg mengalami perpecahan
2. Meningkatnya dominasi ideologi kanan baru sehingga menimbulkan ancaman
terhadap hak sosial warga negara
3. Peningkatan migrasi antarnegara dan pengungsi yg mencari perlindungan
Definisi kewarganegaraan :
*menurut MARSHALL : status yg diperoleh mreka yg merupakan anggota penuh sebuah
komunitas. Semua yg memiliki status tersebut memiliki hak dan kewajiban yg sama yg melekat
pada status yg diperolehnya tsb.
Ada 2 dimensi yang terkandung dalam definisi marshall
1. Seperangkat aturan hukum yg mengatur hubungan sosial diantara individu , serta hak
dan kewajiban negara maupun warga negara
2. Seperangkat hubungan sosial di antara individu dan negara dan antar individu
*menurut OLOF PETERSSON : kesempatan yg sama untuk berpartisipasi dlm peraturan
masyarakat
*THOMAS JANOWSKI : keanggota pasif dan aktif dlm sebuah negara nasiona dgn hak-hak
universal
*JONATHAN FRIEDMAN : keanggotaan dalam wilayah tertentu atau dalam masyarakat yg
diatur sebuah pemerintah
JONATHAN FRIEDMAN : keanggotaan dalam wilayah tertentu atau dalam masyarakat yang
diatur oleh sebuah pemerintahan
B. Tradisi kewarganegaraan
Ada 2 tradisi :
1. Tradisi liberal/tradisi marshal : menekankan pada hak-hak individu
o Gagasan kewarganegaraan yg dikembangkan T.H marshal bermula dari ide Alfred
marshall
o Ketidakadilan scr ekonomi tdk dapat dihapus tetapi kondisi ketidaksamaan kelas
sosial akan lebih dapat diterima jika persamaan kewarganegaraan di akui
o Marshal mengembangkan analisis konsepsi kewarga negaraan TRIPARITITE yg
terdiri atas hak sipil, sosial, ekonomi
o Kewajiban utama adalah membayar pajak sbg imbalan untuk proteksi yg diterima
dari negara
o Warga harus diberi kebebasan seluas-luasnya untuk melakukan kegiatan mengejar
kebahagianya sendiri
2. Tradisi republikan/komunitarian : lebih menekankan kewajiban-kewajiban sbg
bagian dr kehidupan masyarakat
o Tidak mempunyai tokoh penggagas sentral
o Scr historis tradisi ini lebih tua yaitu pada masa yunani kuno dan romawi hingga
rousseau pada zaman modern
o Aristoteles ( zaman yunani ) : menyumbang pemikiran ttg pelayanan publik : warga
negara tdk menginginkan kekayaan dan kekuasaan untuk dirinya sendiri,
bertingkah laku sesuai dgn nilai dan norma
o Cicero ( masa Romawi ) menyumbang gagasan ttg kebijakan warga negara
o Machiavelli ( 1459-1517) memberikan ide ttg patriotisme dan kewarganegaraan
o Rousseau ( 1712-1778 ) memberikan sumbangan pikiran untuk menjawab
pertanyaan ttg bagaimana caranya membuat org bersedia tunduk pada negaranya
tetapi dpt mempertahankan kebebasan kemampuan manusia
o Tujuan kewarganegaraan dapat disederhanakan ke dalam 2 hal
1. Dapat diciptakan dan dipertahankannya polity yg adil dan stabil
2. Individu dapat menikmati kebebasannya
C. Penyelenggaraan yang baik ( good governance )
Good governance scr umum adalah : proses pengambilan keputusan dan proses
pelaksanaan keputusan-keputusan yg telah diambil/
o Dapat diartikan : sebuah proses pengambilan keputusan dgn cara pelaksanaan
keputusan yg dilakukan dgn baik
o Dilihat dari artinya yg penting dlm good governance : bagaimana proses
pengambilan/pelaksanaan keputusan tsb berlangsung
o Dalam analisis sistem politik konsep good governance dipakai untuk melihat
keterlibatan berbagai pihak dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan
o Ada 8 karateristik good governance :
1. Partisipasi/participation
2. Peraturan hukum/rule of law
3. Transparansi/transparancy
4. Tanggap/responsiveveness
5. Berorientasi konsensus/consensus oriented
6. Berkeadilan dan inklusif
7. Efektif dan efisien
8. Akuntabel

Kegiatan belajar 3
Sosialisasi dan komunikasi politik
A. Sosialisasi politik
Ada 2 Yang dipelajari
1. Sistem politik
2. Struktur yang melakukan sosialisasi politik/agen sosialisasi
*sosialisasi politik menurut ALMOND dan POWELL : sebuah proses lewat mana budaya politik
diinformasikan, dipertahankan dan diubah.
*sosialisasi politik adalah : proses dimana nilai, norma, kepercayaan,sikap, perilaku yg
diinformasikan, dipertahankan dan diubah.
B. Agen dan gaya sosialisasi
*Agen-agen sosialisasi Menurut Jenning dan Niemi : keluarga, kelompok peer, komunitas,
lingkungan tetangga, sistem sekolah, organisasi formal

C. Komunikasi politik
Merupakan fungsi sosialisasi dan budaya politik
Dibedakan menjadi 5 struktur
1. Tatap muka/face to face yg bersifat informal
2. Struktur non politis ...seperti : keluarga, kelopok ekonomi dan agama
3. Struktur input politik...seperti : partai politik, organisasi kepentingan atau
masyarakat sipil
4. Struktur output politik seperti : lembaga eksekutif, legeslatif, birokrasi,
5. Media massa ...: surat kabar

Modul 5
Partisipasi dan partai politik
Kegiatan belajar 1
Partisipasi politik
A. Definisi dan alasan berpartisipasi
Menurut :
1. Herbert Mcclosky : kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka
mengambil bagian dlm proses pemilihan kekuasaan dan scr langsung dan tidak
langsung, dlm proses pembentukan kebijakan umum
2. Norman H. Nie dan sidney verba : kegiatan pribadi warga yg legal yg sedikit
banyak langsung bertujuan untuk mempengaruhi seleksi pejabat negara........
3. Samuel P.Huntington dan joan M : kegiatan warga yg bertindak sebagai pribadi-
pribadi, yg dimaksut untuk mempengaruhi pembuatan keputusan oleh
pemerintah, pertisipasi bisa bersifat individu atau kolektif , terorganisasi atau
spontan, mantap atau sporadis, secara damai atau kekerasan, legal atau ilegal,
efektif atau tidak efektif.
B. Jenis-jenis partisipasi
Dibedakan menurut intensitas dan frekuensinya
o david F. Roth dan Frank L. Wilson mengambarkan dlm piramida partisipasi : 1.
Pengamat 2. Partisipan 3. Aktivis.
o Gabriel A. Almond mengaitkan partisipasi politik dgn latar belakang sosial ekonomi
yaitu :
1. 22 % org amerika tdk aktif dlm politik .....ekonomi rendah dari kalangan kulit
hitam
2. 21 % hanya aktif memberikan suara ....ekonomi rendah daerah perkotaan (
specialis pemilih )
3. 15 % aktif memilih dan kegiatan politik ...ekonomi kuat gol atas (aktivis kampanye
)
4. 11 % aktivis penuh , pemimpin partai
o Joan nelson membedakan partisipasi menjadi : bersifat otonom dan yg dimobilisasi
o Kegiatan partisipasi dibedakan atas 2 macam :
1. Partisipasi yg melembaga ( routine political participation ) : partisipasi yg
dianjurkan/ legal
2. Partisipasi yg tdk melembaga : kegiatan yg tdk diperbolehkan oleh penguasa mis ;
pemogokan kerja buruh di pabrik, demonstrasi yg nerusak
C. Politik kelompok dan hak-hak kelompok ( group rights )
o Politik kelompok merupakan bagian dari gerakan politik pengakuan yg bermula dari
kemunculan politik identitas
o Keanekaragaman identitas dan budaya dapat disebabkan beberapa faktor :
1. Proses pembentukan negara baru pasca PD II yg tdk mengikuti garis pembelahan
scr alamiah
2. Konflik politik berdarah telah memaksa berpindahnya penduduk dari negara asal
3. Meningkatnya globalisasi yg menyebabkan banyak orang mencari kerja ke negara
lain
4. Pengelompokan identitas dan budaya yg tdk ditimbulkan oleh perbedaab etnis,
ras, ataupun nasionalitas
o Menurut kymlicka ada beberapa macam hak minoritas yg mungkin akan dituntut
oleh kelompok etnis atau nasionalis :
1. Hak untuk memerintah sendiri
2. Hak-hak polyetnis , bisa diberikan dlm bentuk dukungan finansial
3. Hak perwakilan khusus
D. Gerakan sosial baru
Faktor yg menyebabkan kemunculan gerakan ini seperti perubahan ekonomi, sosial,
dan politik
o Gerakan sosial baru adalah : bentuk aksi dan tingkah laku kolektif yg merefleksikan
kritik fundamental terhadap moderenitas dan rasionalitas
o Gerakan disebut “baru” karena :
1. Isu utamanya ttg inklusif ke dalam hak-hak dasar
2. Format pengorganisasian dari gerakan-gerakan ini tdk merefleksi gerakan massa
dari partai politik serikat buruh/birokrasi yg berusaha mendapat kekuasaan lewat
mobilisasi.
o Ciri-ciri GSB menurut hank jonston, enrique larana dan joseph gusfield :
1. Latar belakang status sosial partisipasi dari gerakan sangat bervariasi
2. Tidak merepresentasikan ideologi tertentu
3. Tidak menggunakan isu ekonomi tetapi lebih pada isu-isu simbolik dan budaya
4. Keterkaitan diantara individu dan kolektivitas tdk jelas lebih menekankan
identifikasi yg bersifat individual
5. Melibatkan aspek-aspek personal dan yg intim dari kehidupan manusia dan
bergerak ke wilayah kehidupan sehari-hari
6. Menggunakan taktik mobilisasi tanpa kekerasan
7. Pengorganisasian dan penyebaran organisasi2 gerakan sosial baru berkaitan dgn
krisis kredibilitas saluran partisipasi traditional
8. Organisasi gerakan sosial baru biasanya terdesentralisir, segmented, dan diffused
dan bersifat otonom lokal

E. Civil society
o Mulai ramai diperbincangkan sejak terjadinya transformasi politik dibekas negara uni
soviet dan negara-negara eropa timur.
o Konsep ini digunakan untuk mengambarkan pusat perpolitikan diluar negra yg bebas
menentukan
o Definisi menurut Cohen dan arato : wilayah interaksi sosial diantara wilayah ekonomi
dan negara yg didalamnya mencakup semua kelompok sosial yg paling intim, asosiasi
yg bersifat sukarela, gerakan sosial dan berbagai wadah komunikasi publik, yg
diciptakan melalui bentuk –bentuk pengaturan mobilisasi diri sendiri yg independen
dlm kelembagaan maupun kegiatan.
o Menurut Cohen dan Arato ada dua hal utama yang mempengaruhi perkembangan
kajian civil society, diantaranya adalah fokus utama partisipasi politik dilakukan tidak
oleh negara tetapi oleh masyarakat
o Civil society merupakan istilah yg dipergunakan bagi kelompok atau unsur otonom yg
bergerak di wilayah publik diluar masyarakat politik dan ekonomi.
o Ada 2 keuntungan civil society menurut Ryaas rasyid :
1. Dapat menghindari munculnya kekuasaan yg otoritarian akibat terlalu lemahnya
masyarakat
2. Mencegah kemungkinan meledaknya revolusi sosial akibat terlalu kuatnya
masyarakat

Kegiatan belajar 2
Latar belakang kaitan dengan masalah perwakilan dan partisipasi politik
o Studi tentang partai politik dimulai awal abad ke 20 yang dipelopori moisei
ostrogrorksy/1902, robert michels/1911, maurice duverger/1951 dan sigmund
neumann/1956
A. Latar belakang sejarah
o Partai politik pertama lahir di eropa barat dgn gagasan bahwa rakyat mrp faktor yg
menentukan dalam proses politik
o Permulaan abad ke 18 peranan partai politik di negara barat bersifat elitis dan
arsitokrasi ( mempertahankan kepentingan golongan bangsawan terhadap tuntutan
raja)
o Cikal bakal partai politik berawal dari dalam parlemen inggris yaitu kelompok the
tories ( tuan tanah dan bangsawan ) dan the wings ( pengusaha dan pedagang )
B. Kaitan dengan perwakilan politik
Ada 2 macam perwakilan :
1. Perwakilan politik/political representation......diwakili partai politik dan organisasi
politik
o Dasar perwakilan politik : partai politik bertujuan merebut/mempertahankan
kekuasaan politik
o Sebagai penyalur aspirasi politik
2. Perwakilan fungsional/function representation/non politik.....lebih menekankan
pada perwakilan golongan / profesi
C. Kaitan dengan partisipasi politik
Ada 2 macam partisipasi politik :
1. Partisipasi politik yg melembaga/rountine political participation
Adalah : partisipasi yg dianjurkan dan scr formal diperbolehkan oleh penguasa
C/: ikut dalam pemilu, kegiatan seminar, diskusi serta kegiatan yg diperbolehkan
oleh penguasa
2. Partisipasi politik yg tidak melembaga /nonroutine political participaion
Adalah : kegiatan yg tidak dianjurkan / dilarang oleh penguasa
C/: demonstrasi, mogok, protes
o Partisipasi politik juga bisa dibedakan menurut penerimaan dari masyarakat
o Nelson membedakan partisipasi politik menjadi :
a. Partisipasi yg bersifat otonom ...... partisipasi bersifat sukarela dan atas inisiatif
masyarakat
b. Partisipasi yg dimobilisasi..... diarahkan oleh pemerintah

Kegiatan belajar 3
Pengertian, definisi, dan fungsi partai politik

Unsur-unsur yang melekat pada partai politik


1. Kelompok orang yg membentuk suatu organisasi formal dgn keanggotaan yg jelas
2. Kelompok org tsb mempunyai nilai-nilai dan tujuan yg sama, nilai disini bisa ideologi,
agama dll
3. Kelompok ini mempunyai tujuan politik yaitu : merebut/mempertahankan kekuasaan
politik

A. Definisi partai politik


o Carl j . friedrich partai politik adalah sekelompok manusia yg terorganisasi scr
stabil dgn tujuan merebut/mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan
bagi pimpinan partainya dan berdasarkan penguasaan ini, memberikan kepada
anggota partainya kemanfaatan yang bersifat ideal dan materiil
o R.H soltau : partai politik adalah sekelompok warga negara yg sedikit banyak
terorganisasi, yg bertindak sbg kesatuan politik dan yg dengan memanfaatkan
kekuasaanya untuk memilih........
o Sigmund neumann : partai politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis politik yg
berusaha untuk menguasai pemerintah serta merebut dukungan rakyat.....
o Alan Ware : sebuah institusi yang (a) mendapatkan pengaruh dalam suatu negara,
sering kali dgn berusaha untuk menempati posisi penting dlm pemerintahan (b)
biasanya mewakili lebih dari sebuah kepentingan dlm masyarakat
B. Partai politik, gerakan politik dan kelompok kepentingan
o Gerakan politik : suatu kelompok/golongan yg ingin mengadakan perubahan pada
lembaga politik
 Tujuan : menitik beratkan pada adanya suatu perubahan baik yg bersifat
lembaga maupun perubahan tata masyarakat scr keseluruhan
o Kelompok kepentingan :
 Tujuan : memperjuangkan sesuatu kepentingan tertentu, kepentingan yg
menjadi dasar bisa berupa kepentingan gol, kelompok atau terbatas pada
kepentingan anggotanya sendiri
 Kepentingan kelompok mempunyai orientasi yg lebih sempit dibandingkan
partai politik
o Kelompok penekan
 Hampir sama dgn kelopok kepentingan yang membedakan adalah aspek
tujuan dan cara
 Tujuan lebih luas daripada kelompok kepentingan
 Cara : melalukan dgn cara yg lebih keras /memaksa
C. Beberapa fungsi partai politik
1. Sebagai sarana komunikasi politik
o Menjembatani antara pemerintah dan masyarakat... untuk mendengar,
mengumpulkan, menggabungkan serta merumuskan aspirasi
2. Sebagai sarana sosialisasi dan mobilisasi politik
o Menjelaskan hak dan kewajiban warga negara, pentingnya berpatisipasi dlm
pemilu, menyelenggarakan kursus-kursus kader dan latihan berorganisasi
3. Sebagai sarana rekrutmen politik dan pembentukan pemerintahan
o Fungsi rekrutme mempunyai manfaat antara lain ; mengurangi alienasi dikalangan
generasi muda
4. Sebagai sarana pengatur konflik dalam masyarakat
o Cara partai politik mengatur konflik dlm masyarakat adalah membuat aturan
permainan /mendukung aturan permainan yg telah ada dlm masyarakat
D. Partai politik di negara totaliter
o Fungsi partai politik dinegara totaliter mengatur dan membina hampir seluruh
kehidupan masyarakat dan negara
o Negara totaliter basis ideologi partai adalah komunis
Kegiatan belajar 4
Sistem dan klasifikasi partai politik
Ada 3 sistem partai politik : partai tunggal, dua partai, multipartai
A. Sistem satu partai atau partai tunggal
o Dalam sistem ini terdapat 2 variasi :
1. Dinegara tsb hanya terdapat satu partai yg boleh hidup dan berkembang C/; partai
komunis di uni soviet
2. Partai tunggal mendominasi kehidupan kepartaian, tdk ada suasana bersaing
karena parta lainya yg ada harus menerima kepemimpinan dari partai tsb
B. Sistem dua partai
Pengertian :
1. Memang hanya ada 2 partai besar yg mendominasi, sementara partai lain terlalu
kecil
2. Adanya 2 partai dimana salah satu berperan sbg partai berkuasa yg lain menjadi
oposisi scr bergantian
3. Adanya satu partai dominan yg biasanya memerintah sendiri dgn sebuah partai
lain yg selalu menjadi kekuatan oposan
o Negara yg terkenal dgn sistem ini : inggris ( partai konservatif dan buruh), amerika (
P.republik dan demokrat )
o Kekuatan sistem ini :
 memudahkan terbentuknya integrasi nasional
 adanya pengawasan yg terus-menurus oleh partai oposisi

o kelemahan sistem ini :


 memudahkan timbulnya polarisasi antara partai yg berkuasa dan partai
oposisi
C. Sistem multipartai
o Kelemahan sistem ini : banyak partai yg mrp wakil kelompok dan gol menyulitkan
terbentuknya konsensus nasional
D. Kalsifikasi partai politik
o Dapat didasarkan atas beberapa hal Al : segi komposisi, fungsi keanggotaan dan dasar
ideologi.
o Berdasarkan komposisi dan fungsi keanggotaan dibedakan menjadi 2 :
1. Partai kader... lebih mementingkan keketatan, disiplin dan kualitas anggota
- Lebih mementingkan kualitas dari pada kuantitas
- Kelemahan : biasanya mereka kalah dlm mengumpulkan jumlah dukungan
masyarakat
2. Partai massa...kebalikan dari partai kader
- Kelemahan : disiplin anggota lemah
- Terkadang tidak saling kenal
- Sistem rekrutmen tdk ketat
3. Pada tahun 1966 Otto von Kircheimer menambahkan lagi sebuah jenis partai
berdasarkan keanggotaanya yaitu : cath-all (partai yang perkembangan lebih
lanjut dari partai massa, setelah menyesuaikan diri dengan pertambahan jumlah
pemilih dalam jumlah besar, kemudian partai ini cenderung menyesuaikan diri
dengan pertumbuhan jumlah pemilih dalam jumlah besar . teori ini nampak jelas
dlm perkembangan partai politik eropa barat seperti : CDU dijerman dan New
labour di inggris
4. Th 1980-an Richard S. Katz dan Peter Mair Menambahkan lagi yaitu : partai Cartel.
- Partai ini cenderung berorientasi mempertahankan posisinya dlm
pemerintah
o Kalsifikasi berdasarkan sifat dan orientasinya :
1. Partai lindungan
- Memiliki organisasi nasional yg kendor, meskipun pada tingkat lokal sering
kali cukup ketat
- Tujuan utama : biasanya dikaitkan dgn pencarian dukungan untuk
memenangkan calon partai mereka dlm pemilu C/ : P demokrat dan P
republik di amerika
2. Partai ideologi atau partai asas
- Adalah partai yg mengikat dirinya pada ideologi atau asas tertentu dlm
menyusun program kerja partainya.
o Klaus von beyme mengklasifikasikan partai berdasarkan ideologi menjadi 9 :
1. Partai liberal dan radikal
2. Partai konservatif
3. Partai sosialis dan sosial demokrat
4. Partai kristen demokrat
5. Partai komunis
6. Partai agraris
7. Partai regional dan etnis
8. Partai ektrim kanan
9. Gerakan ekologi/lingkungan
o Dilihat dari pendekatan sosiologis Lipset dan rokkan mengelompokkan menjadi 4
klasifikasi
1. Pusat-daerah ( centre-periphery)
2. Negara-gereja (state-church)
3. Ladang-industri (land-industry)
4. Pemilik modal-pekerja (owner-worker)
E. Partai politik diindonesia
1. Masa penjajahan belanda
o Periode kelahiran partai politik indonesia ( hindia-belanda)
o Pada masa itu semua organisasi baik yg bertujuan sosial spt : budi utomo dan
muhammadiyah ataupun yg berasas politik, agamadan sekuler spt : serikat islam, PNI,
dan partai katolik ikut berperan dlm pergerakan nasional untuk indonesia merdeka
o Th 1939 didewan rakyat terdapat beberapa fraksi didlm dewan rakyat yaitu : fraksi
nasional (M husni thamrin) PPBB/perhimpunan pegawai bestuur bumi putera (
prawoto). Dan indonesische national
groep ( muh yamin )
o Th 1939 diluar dewan rakyat ada usaha untuk mengandakan gabungan partai politik
- KRI ( komite rakyat indonesia ) terdiri dari GAPI + MIAI + MRI
2. Masa pendudukan jepang ( 1942-1945)
o Semua kegiatan partai politik dilarang , hanya gol islam diberikan kebebasan untuk
membentuk partai MASYUMI... yg sebenarnya lebih banyak bergerak dibidang sosial
3. Masa merdeka
o Pemilu 1955 memunculkan 4 partai politik besar sbg peraih suara terbanyak :
masyumi, PNI, NU, PKI pada masa 1950-1959 disebut sbg masa kejayaan partai politik
o Masa demokrasi parlementer diakhiri dgn dekrit presiden 5 juli 1959 dan mengawali
masa demokrasi terpimpin
o Masa demokrasi terpimpin peranan partai politik dikurangi sedangkan dipihak lain
peranan presiden sangat kuat
o Partai pada masa demokrasi terpimpin : NASAKOM, NU, PNI, PKI
o Masa ini PKI memainkan peranan dan tambah kuat
o Memasuki Orde baru partai dpt bergerak lebih leluasa. Masa ini muncul organisasi
kekuatan politik baru yaitu golkar dan menjadi pemenang pada pemilu 1971
mengalahkan NU, Parmusi dan PNI
o 1973 terjadi penyederhanaan melalui fusi partai politik
- 4 partai islam NU, Parmusi, partai syarikat islam dan Perti bergabung
menjadi PPP
- PNI, partai kristen indonesia , P katolik, P murba dan IPKI bergabung
menjadi PDI
o Sejak pemilu 1977 di domonasi oleh Golkar
4. Masa reformasi
o 48 partai yg mengikuti pemilu 1999
o UU pemilu mengunakan sistem proporsional dgn elektoral therhold 2 %
o UU pemilu 2003 mrp reformasi termutakhir implementasinya th 2004
o UU pemilu 2003 mengunakan sisten simple majority untuk angota DPR, DPR Prov,
DPR kab.
o Untuk DPD mengunakan sisten proporsional
o Memperkenalkan penerapan kuota 30 % calon perempuan
o Elekthorial threshold 3 %

Modul 6
Undang-undang dasar dan pembagian kekuasaan

Kegiatan belajar 1
Undang-undang dasar

A. Arti dan fungsi undang-undang dasar


o Bahasa belanda ; grondwet ..: grond = dasar dan wet = undang-undang
o Jerman ; grundgezetz .. istilah keduanya ini merujuk pada bentuk naskah yang tertulis
o Diindonesia UUD 45 mengunakan istilah undang-undang untuk menyebut bagian
tertulis dari hukum dasar negara, disamping itu uud berlaku juga hukum dasar yg tdk
tertulis
o Pendapat sarjana ttg pentingnya konstitusi :
*N. Jayapalan : konstitusi mrp hal yg sangat penting bagi setiap warga negara untuk
menjalankan administrasi pemerintah oleh pejabat politiknya (A constitution is very
essential......)
*C F strong : konstitusi mrp kumpulan prinsip-prinsip yg mengatur kekuasaan
pemerintah, hak-hak bagi yang diperintah, dan hubungan diantara keduanya(A
constitution is a principle.....)
*Carl J. Friedrich : menyatakan bahwa pemerintah mrp kumpulan aktivitas yg
diselenggarakan atas nama rakyat, tetapi yg tunduk kepada pembatasan yg dimaksut
untuk memberi jaminan bahwa kekuasaan yg diberikan untuk pemerintah itu tdk
disalah gunakan
o Pendapat tentang UUD
*E.C.S wade , UUD adalah : suatu naskah yg memaparkan rangka dan tugas-tugas
pokok pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-
badan tsb.
*herman finer : riwayat hidup suatu hubungan kekuasaan ,,
o Sejarah perkembangan UUD
- Dimulai dari eropa pd abad pertengahan yg kemudian membuahkan magna
charta (piagam agung ) th 1215 berisi ttg pengakuan raja john inggris terhadap
hak dari para bangsawan
- Th 1679 muncul habeas corpus act yg mrp perluasan dr magna charta,,,berisi
larangan untuk menahan org tanpa alasan yg jelas
- Th 1689 muncul bill of right,,,, menetapkan beberapa hak rakyat ,, hak untuk
mengajukan petisi kepada raja, hak berbicara
B. Undang-undang dasar dan konvensi
o Ketentuan mengenai penyelenggaraan pemerintah inggris tertuang dalam konstitusi
sbb:
1. Ketentuan tertulis antara lain :
a. Magna charta (1215) ditandatangani raja john atas desakan kaum bangsawan
b. Biil of right/1689 dan act of settlement/1701 : keduanya mrp kemenangan
parlemen thd raja dari dinasti stuart, yaitu adanya pemindahan kekuasaan dari
tangan raja ke parlemen
c. Parliament act ( 1911 dan 1949 )...undang-undang ini mengatur dan membatasi
kekuasaan majelis tinggi dan sekaligus memberikan supremasi kekuasaan kpd
majelis rendah
2. Beberapa keputusan hakim, terutama yg mrp penafsiran thd uu parlemen
3. Tradisi atau kebiasaan
Menurut edward M sait diantara kebiasaan yg penting :
a. Kabinet harus mengundurkan diri apabila kehilangan dukungan mayoritas
majelis rendah
b. Bila kabinet mengundurkan diri, raja hrs terlebih dulu memberikan kesempatan
kepada pimpinan partai oposisi untuk membentuk kabinet baru
c. Sebelum berakhirnya masa jabatan majelis rendah perdana mentri dpt
mengajukan permohonan kepada raja untuk membubarkan parlemen dan
kemudian mengadakan pemilu
d. Perdana mentri juga merangkap sbg anggota majelis rendah
o Kodifikasi adalah proses menuangkan konvensi pada undang undang
Menurut ivor jennings kodifikasi perlu dilakukan karena :
1. UU lebih berwibawa dibandingkan konvensi
2. Pelanggaran UU lebih mudah diketahui dgn demikian tindakan bisa diambil dgn
cepat karena hakim lebih mudah menafsirkan daripada konvensi tdk tertulis
3. UU mulai berlaku pada waktu yg jelas sedangkan konvensi kadang-kadang sukar
ditetapkan kapan ia mulai berlaku
o Undang-undang amerika menganut konstitusi tertulis disusun tahun 1787 dan
diresmikan 1789 merupakan konstitusi tertulis tertua didunia
o Praktik penyelenggaraan pemerintahan di amerika :
- UUD bukan satu-satunya landasan konstitusional , ada beberapa ketentuan
landasan konstitusional lain mis :
- UU dan keputusan Makamah agung
C. Ciri undang-undang dasar
1. Pernyataan mengenai cita-cita dan asas ideologi negara
c/: dalam preambul UUD amerika :” kami rakyat amerika dalam keinginan ......
2. Organisasi negara
Menjelaskan struktur pemerintahan dan pembagian kekuasaan
3. Hak-hak asasi manusia (jikaberbentuk naskah tersendiri disebut bill of right)
D. Pengubahan undang-undang dasar
o C.F strong “ UUD diklasifikasikan sbg konstitusi tertulis yang fleksibel ia dapat diubah
dengan prosedur yang sama dengan pembuatan UU
o C.F strong : prosedur perubahan undang-undang sama dengan prosedur pembuatan
undang undang
o Beberapa prosedur untuk mengubah UU sbb :
1. Sidang lembaga legislatif harus memenuhi quorum, diterapkan di belgia
2. Referendum atau plebisit
Perubahan UU harus disetujui masyarakat, seperti diterapkan di : australia,
denmark, irlandia dan switzerland
3. Melalui negara-negara bagian dari suatu sistem federasi
4. Dalam suatu negara berbentuk federasi ada dua tahap untuk mengubahnya
- Amerika perubahan hanya mungkin dilakukan apabila usul perubahan
disetujui 2/3 dikedua majelis kongres
- Australia dan switzerland : perubahan diusulkan lembaga legislatif di
tingkat pusat dan hrs diratifikasi oleh mayoritas pemilih dlm pemungutan
suara
5. Melalui musyawarah khusus , seperti di beberapa negara amerika latin
E. Kedudukan undang-undang dasar
o Perbedaan UUD dan UU
1. Sebagian besar UUD dibentuk melalui prosedur yg sulit dibandingkan UU, dan
lembaga pembentuknya pun berbeda
C/: indonesia UUD dibuat MPR , UU dibuat oleh Presiden bersama DPR
2. Karena dibuat istimewa UUD dapat dianggap sbg sesuatu yang luhur, UUD bahkan
sering dianggap sbg kerangka suatu bangsa
3. UUD memuat garis-garis besar mengenai dasar dan tujuan negara, setiap
ketentuan UUD akan dilaksanakan oleh UU.

Kegiatan belajar 2
Pembagian kekuasaan menurut tingkat (otonomi) dan
Fungsi (chek and balance)

Pembagian kekuasaan dibagi 2 cara yaitu vertikal dan horisontal.


A. Pembagian kekuasaan menurut tingkat
Bentuk negara
1. Konfederasi
o L. Oppenheim : konfederasi terdiri dari beberapa negara yg berdaulat penuh
untuk mempertahankan kemerdekaan ekstern dan intern atas dasar perjanjian
international
2. Negara kesatuan
o C.F strong : bentuk negara dimana wewenang legislatif tertinggi dipusatkan
dalam satu badan legislatif nasional/pusat. Kekuasaan ada di pemerintah
pusat.
o Ada 2 ciri mutlak yang melekat :
1. Adanya supremasi dari dewan perwakilan rakyat pusat
2. Tidak adanya badan-badan lain yg berdaulat
o Merupakan bentuk negara dgn ikatan serta integrasi paling kokoh
dibandingkan federasi dan konfederasi
3. Negara federal
o C.F strong : salah satu ciri negara federal adalah : mencoba menyesuaikan dua
konsep yg sebenarnya bertentangan yaitu ; kedaulatan negara federal dalm
keseluruhanya dan kedaulatan negara bagian.
o K.C wheare prinsip negara federal adalah : bahwa kekuasaan dibagi sedemikian
rupa sehingga pemerintah federal dan pemerintah negara bagian dlm bidang
tertentu adalah bebas satu sama lain
o Syarat membentuk negara federal menurut CF strong :
1. Adanya perasaan sebangsa diantara kesatuan-kesatuan politik
2. Adanya keinginan pada kesatuan-kesatuan politik yg hendak mengadakan
negara federasi untuk mengadakan ikatan terbatas
Perbedaan konfederasi dengan suatu federasi
George Jellinek: kedaulatan terletak pada masing-masing negara anggota
peserta konfederasi, sedangkan pada federasi letak kedaulatan terletak
pada federasi itu sendiri dan bukan pada negara bagian.
Edward M. Sait: negara-negara yang menjadi anggota suatu konfederasi
tetap merdeka sepenuhnya atau berdaulat, sedangkan negara-negara yang
tergabung dalam suatu federasi kehilangan kedaulatannya.
R. Kranenburg: memiliki pendapat berbeda. Kedaulatan bersifat relatif.
Perbedaan antara konfederasi dan federasi harus didasarkan atas hal
apakah warga negara dari negara bagian itu langsung terikat atau tidak
oleh peraturan-peraturan organ pusat. Kalau jawabannya “ya” maka bentuk
itu adalah federasi, sedangkan kalau peraturan organ pusat itu tidak dapat
mengikat langsung penduduk wilayah anggotanya, maka gabungan
kenegaraan itu adalah konfederasi.
Hans kelsen : perbedaan negara federal dengan negara kesatuan yang
didesentralisasi itu hanyalah dalam tingkat desentralisasi
R. Kranenburg : perbedaan negara federasi dengan negara kesatuan
a. negara bagian suatu federasi memilik pouvoir constituant yakni wewenang
membentuk undang undang dasar sendiri serta wewenang mengatur bentuk
organisasi sendiri dalam rangka batas-batas konstitusi federal, sedangkan
dalam negara kesatuan organisasi bagian bagian negara (yaitu pemerintah
daerah) secara garis besarnya telah ditetapkan oleh undang undang pusat
b. dalam negara federal, wewenang membentuk undang undang pusat untuk
mengatur hal hal tertentu telah terperinci satu per satu dalam konstitusi
federal , sedangkan dalam negara kesatuan wewenang pembentukan undang
undang pusat ditetapkan dalam suatu rumusan umum pembentukan undang
undang rendahan (lokal) tergantung pada badan pembentuk undang undang
pusat itu.

B. Pembagian kekuasaan menurut fungsi (checks and balance)


o Pemikiran pertama kali oleh filsuf inggris Jhon Locke Melalui bukunya two trestise....th
1690 kemudia dikembangkan oleh montesquieu dlm bukunya l’espirit des louis...th
1748
o Pemikiran montesquieu yg menjadi dasar negara demokratis .
o Montesquieu mengemukakan kekuasaan harus dibagi ke 3 organ dengan tugas yg
berbeda-beda dan terpisah :
1. Kekuasaan legislatif : untuk membuat undang-undang
2. Kekuasaan eksekutif : melaksanakan undang-undang
3. Kekuasaan yudikatif : mengadili pelanggaran UU
Teori ini dinamakan trias politica

Kegiatan belajar 3
UUD di indonesia
A. Pelaksanaan UUD 45 di indonesia
1. UUD 45 : 18 agustus 1945 s/d 1949
2. UUD RIS : 1949 – 1950
3. UUD sementara : 1950 – 1959
4. UUD 45 (yang belum diamandemen) 1959 – 1999
5. UUD 45 yang diammandemen : yang dlm proses perubahan pertama – ke empat
1999-2002
Membandingkan antara aturan-autran konstitusional dengan praktek-praktek
penyelenggaraan pemeintah :
1. UUD 45 yg belaku 18/8/45
o sistem pemerintahan presidensial, pembantu presiden adalah para mentri,
o para mentri tidak bertanggung jawab kepada legislatif,
o presiden disebut eksekutif tetap
o pengumuman badan pekerja 11/11/45 dan maklumat pemerintah 14/11/45
tangung jawab politik ditangan mentri keadaan ini dipertahankan hingga
digantinya UUD 45 dgn UUD RIS
2. terhadap kejadian diatas , beberapa pakar berpendapat sbg penyimpangan pertama
atas UUD 45
3. UUD 45 tidak memuat ketentuan khusus yg mengatur partai politik. November 1945
diberi kebebasan partai politik untuk berdiri dan berkembang
4. Meskipun demikian di dalam menghadapi keadaan darurat kekuasaan pemerintah
telah 3 kali diserahkan kepd presiden :
1. Melalui maklumat presiden untuk mengatasi penculikan beberapa anggota
kabinet oleh persatuan perjuangan, pengambilan kekuasaan presiden dari tgl 22/6
s/d 2/10/1946
2. 27/6/ s/d 3/7/1947 mengatasi keadaan darurat sebagai akibat penandatanganan
persetujuan linggarjati
3. 15/9/1948 selama 3 bulan mengatasi peristiwa pembrontakan PKI madiun
5. UUD RIS 49 dan UUDS 1950 menganut sistem parlementer
6. Pada masa penyelenggaraan pemerintahan sejak dekrit presiden sampai th 1965. Orde
lama sering terjadi penyimpangan terhadap uud 45. Pemilu belum berhasil
dilaksanakan
Penyimpangan yang lain diantaranya
1. Presiden menggunakan kekuasaan eksekutif dan legislatif scr berlebihan
2. Keputusan MPRS untuk mengangkat presiden seumur hidup
3. Tidak diajukannya RAPBN untuk memperoleh persetujuan DPR
4. Presiden pernah membubarkan DPR (1960) karena tdk menyetujui RAPBN yg
diajukan pemerintah
7. Praktik penyelenggaraan pemerintah setelah th 1966, orde baru.

B. Amandemen undang-undang dasar 1945


o Menurut Ramlan surbakti : ada 3 pandangan mengenai kejadian perubahan UUD 45 :
1. Karena UUD 45 bersifat sementara sbg yg dikemukan pendiri bangsa
2. Pandangan yg menilai kegagalan sistem politik pada masa lalu bukan karena uud
45 melainkan kesalahan penyelenggara memanipulasi uud 45 demi kepentingan
penguasa
3. Pandangan yg menilai uud 45 tidak dirubah tapi diamandemen
o Amandemen uud menggunakan 4 patokan :
a. Pembukaan uud 45 tdk dirubah
b. Bentuk negara kesatuan dipertahankan
c. Pemerintahan presidensil terus digunakan
d. Perubahan pasal dan ayat y dilakukan harus merupakan penjabaran pembukaan
uud 45
o Tahapan-tahapan proses amandemen :
1. MPR membentuk badan pekerja yg berasal dari semua fraksi MPR
2. Badan pekerja membentuk panitia ad-hoc / PAH
3. Sosialisasi dimana PAH mencari masukan berbagai pihak setelah itu membuat draf
awal
4. Pembahasan yg dilakukan pada sidang tahunan
5. Hasil sidang dibawa kerapat pleno MPR
o Menurut afan gaffar : dari proses amandemen sebanyak 4 kali tsb terdapat beberapa
hal penting dalam ketatanegaraan yg mengalami perubahan diantaranya :
1. Pembatasan masa jabatan presiden
2. Pembatasan kekuasaan presiden bidang legislasi
3. Usaha membangun mekanisme checks and balance
Ini tampak pada :
a. Kedudukan DPR sbg pemegang kekuasaan membuat UU (pasal 20 perubahan
pertama)
b. Pembeda tugas dan wewenang MA dan MK (pasal 24 dan 24C perubahan
kedua)
c. Kewenangan daerah otonom mengatur,,,,(pasal 18, 18A dan 18C perubahan
ke2)
d. Kekuasaan presiden yg mandiri hanya kekuasaan eksekutif
e. Kedudukan KPU bersifat nasional tetap dan mandiri (22E perubahan ke3)
f. Penghapusan DPA ( perubahan ke4)
4. Perubahan pemahaman terhadap kedaulatan rakyat
Sebelum amandemen “ kedaulatan ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
oleh MPR
5. Adopsi sistem bikameralisme yg terbatas
Amandemen uud 45 berhasil merumuskan keberadaan DPD yg memiliki
kewenangan legislasi yg terbatas
6. Pemilihan presiden scr langsung (pasal 6A perubahan ke-3 dan ke-4)
7. Makamah konstitusi
Kewenangan utamanya adalah melakukan hak uji / judcal review terhadap produk
hukum dan memberikan pertimbangan hukumsebelum impeachment yg dilakukan
MPR terhadap presiden
8. Prosedur amandemen terhadap UUD
Tidak dapat diubahnya bentuk NKRI (pasal 27 perubahan ke-4)

Kegiatan belajar 4
Pembagian kekuasaan di indonesia (checks and balances dan otonomi daerah)
Sebelum dilakukan amandemen uud 45 , scr eksplisit mengatakan bahwa doktrin
pemisahan kekuasaan dianut, namun menganut sistem pembagian kekuasaan.
o Bab III ttg kekuasaan pemerintah negara
o Bab Vii ttg DPR
o Bab IX ttg kekuasaan kehakiman
o Kekuasaan legislatif dijalankan presiden dan Dpr
o Kekuasaan eksekutif oleh presiden dibantu para mentri
o Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh MA dan badan kehakiman lainya
o Kesimpulan : Pembagian kekuasaan terlihat dlam sistem ketatanegaraan indonesia
Masa demokrasi terpimpin :
o Usaha meninggalkan pembagian kekuasaan tsb antara lain :
o Upacara pelantikan menteri kehakiman 12/12/63 yang menyatakan bahwa setelah kita
kembali ke uud 45 , trias political kita tinggalkan sebab asalnya dari sumber-sumber
liberalisme
o Uu no 19 th 1964 ttg ketentuan pokok kekuasaan kehakiman : penjelasan umum nya
berbunyi “ trias politica tidak mempunyai tempat sama sekali dalam hukum nasional
indonesia. Presiden/pemimpin besar revolusi harus dapat melakukan campur tangan
dlm pengadilan yaitu dalam hal-hal tertentu. Ini bertentangan dgn uud 45 pasal 24
dan 25
Masa orde baru :
o Meluruskan kepincangan-kepincangan diantaranya :
Uu no 19 th 64 diganti dgn uu no 14 th 1970 ; prinsip kebebasan kehakiman telah
diupayakan dihidupkan kembali
o Masa orde baru checks and balance telah dijalankan
o Terjadi dominannya lembaga eksekutif atas lembaga lain.
o DPR periode 1987-1992 tercatat dari 500 anggota DPR, 100 diantaranya menduduki
kursi legislatif lewat pengangkatan presiden
o Dominasi kekuasaan presiden akibat tidak adanya pembatasan scr tegas dlm uud 45
mengenai pembatasan masa jabatan presiden

A. Checks and balances

B. Otonom

Modul 7
Bentuk eksekutif dan bentuk-bentuk pemerintahan

Kegiatan belajar 1
Badan eksekutif dan birokrasi

A. Badan eksekutif
Adalah badan yg melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh badan
legislatif
o Sistem presidensial badan eksekutif : presiden dibantu para mentri
o Sistem parlementer : perdana mentri dibantu para mentri

o Fungsi yang harus dijalankan badan eksekutif :


1. Melaksanakan ketertiban (wal and order) yaitu mencapai tujuan bersama
mencegah bentrok/ sbg stabilitator, melaksanakan administrasi negara, membuat
dan melaksanakan peraturan, menyiapkan uu
2. Mengusahakan kesejahteraan rakyat
3. Pertahanan
4. Menegakkan keadilan
5. Merencanakan rancangan UU (RUU) dan mengajukan ke legislatif menjadi suatu
UU
o Badan eksekutif dapat menghasilkan sejumlah keputusan yang mengikat dikenal dgn
istilah output yaitu : PP, Kepres, Inpres, Kepmen, dll
o Kewenangan eksekutif : grasi, abolisi dan amnesti

B. Birokrasi
Adalah : seluruh aparat pemerintahan yang membantu tugas pemerintah mengenai
dan menerima gaji dari negara karena statusnya.
o Birokrasi merupakan agen pelaksana kebijakan eksekutif
o Almond dan powell birokrasi pemerintah adalah : sekumpulan jabatan tugas yg
terorganisasi scr formal yg berkaitan dgn jenjang yg lebih komplek yang tunduk pada
pembuat peran........
o Max weber : organisasi yg luas dan kompleks dgn wilayah kerja yg tetap ,memliki
sistem yg heirarkis serta otoritas sentralitis.......
o Rumusan ideal tipe organisasi menurut weber :
1. Mengarahkan tenaga scr teratur dan terus menerus untuk mencapai tujuan
2. Organsasi birokrasi menganut sistem heirarki
3. Keseragaman setiap pekerjaan tanpa memandang jumlah org yg ikut serta
4. Harus mengabdi pada jabatanya, tdk didasarkan pertimbangan individu,
5. Didasarkan pada kualifikasi teknis
6. Berusaha memelihara organisasi administrasi yg mampu mencapai tingkat efisiensi
tertinggi
o Rumusan weber birokrasi merupakan suatu organisasi, rasional, profesional, modern
dan impersonal
o Secara administrasi birokrasi memiliki 2 fungsi :
a. Fungsi pelayanan : ditunjukan sbg lembaga memberi pelayanan langsung ke
masyarakat
b. Fungsi regulasi : birokrasi diarahkan pada fungsi pengaturan operasionalisasi
kegiatan yg ada dalam masyarakat.
o 4 sumber kekuasaan penting menurut Guy peters :
1. Penguasaan informasi dan keahlian
2. Kewenangan yg berkaitan dgn pengambilan kebijakan
3. Adanya dukungan politik
4. Sifatnya yang permanen dan stabil
o Fenomena besarnya peranan birokrasi dlm kehidupan politik dikemukakan oleh fred
riggs sebagai bureaucratic polity ( masyrakat politik birokratik) : merupakan suatu
bentuk sistem politik dimana kekuasaan dan partisipasi politik dlm membuat
keputusan terbatas sepenuhnya pada para penguasa negara.
o Ciri-ciri masyarakat politik birokratik :
1. Lembaga politik yang dominan adalah birokrasi
2. Lembaga politik lainya , spt : parlemen, partai politik dan semua kelompok
kepentingan semua lemah tdk mampu melakukan kontrol terhadap birokrasi.
3. Masyarakat luas diluar birokrasi scr politik dan ekonomi pasif

Kegiatan belajar 2
Bentuk pemerintahan

A. Sistem parlementer
o Sistem pemerintahan dimana badan eksekutif atau kabinet yg ada diharapkan mampu
mencerminkan kekuatan-kekuatan sosial dan politik yg ada dlm parlemen.
o Contoh republik perancis dan kerajaan inggris
o Prancis th 1958 saat republik prancis V, sistem pemerintahanya parlementer ,
menghadirkan seorang presiden dan perdana metri yg bertindak sbg pimpinan badan
eksekutif
o Inggris , badan eksekutif dipimpin perdana mentri , bentuk negara kerajaan, yg
mempunyai ratu yg kedudukannya sbg kepala negara yang simbolik.
B. Bentuk presidensial
o Badan eksekutif terlepas dari badan legislatif
o Badan ekselutif dipimpin presiden dan dibantu beberapa mentri
Contoh : amerika
o Kebanyakan RUU berasal dari eksekutif
o Kekuasaan legislatif terutama terlhat dari wewenangnya untuk memutuskan RUU
yang menyangkut anggaran belanja
o Preiden berhak memveto yg telah diterima oleh kongres, tetapi tahap pengesahan
tetap harus tunduk pada keputusan kongres
o Presiden dapat memilih mentrinya tanpa memikirkan konstelasi kekuatan politik di
badan legislatif
o Untuk jabatan penting spt : mentri , hakim agung, duta besar harus mendapat
persetujuan dari senat.
C. Bentuk semi presidensial
o Menurut Maurice duverger : suatu negara dianggap menerapkan sistem semi
presidensial jika konstitusinya diatur 3 hal berikut :
1. Presiden dipilih melalui hak pilih universal/umum
2. Presiden memiliki kekuasaan yg cukup besar
3. Presiden memiliki lawan politik , namun seorang perdana mentri yg memegang
kekuasaan eksekutif dan pemerintah dpt tetap memegang jabatanya seandainya
parlemen tdk menunjukkan oposisi kepada mereka.
o Terdapat 3 macam praktik negara-negara yg menerapkan sistem semi preidensial :
1. Tiga negara dgn presiden sebagai boneka ; austria, irlandia, islandia
2. Perancis dimana kedudukan presiden sangat kuat, berbagai keputusan tanpa
ditandatangani perdana mentri/ tanpa persetujuan pemerintah mayoritas
parlemen
3. Kekuasaan presiden dan pemerintah seimbang seperti di : republik weimar,
finlandia dan portugal, ketiga negara ini terdapat dualisme dimana ada seorang
presiden yg dipilih melalui pemilu dan diberi kekuasaan pribadi bersam dgn
perdana mentri serta pemerintah yg bersandar pd parlemen dan diberi kekuasaan
eksekutif
Dalam penerapan sistem pemerintahan semi presidensial, maka tujuan utamanya
adalah meminimalkan kelemahan sistem presidensial dan parlementer
D. Badan eksekutif di negara eks komunis
Perbedaan badan eksekutif dgn negara demokratis :
1. DPR tidak dilihat sbg legislatif saja, tetapi sbg badan dimana semua kekuasaan
(eksekutif, legislatif, yudikatif) dipusatkan , sistem ini disebut juga sistem assembly
goverment (pemerintahan majelis)
2. Peranan yg dominan dari partai komunis yg menyelami semua aparatur
kenegaraan
o Dinegara eks uni soviet fungsi eksekutif dibagi 2 badan yaitu : pimpinan DPR yakni
presidium soviet tertinggi, dan Kabinet
o Presidium terdiri + 30 org anggota soviet tertinggi bertindak sbg steering committee
dan menyelenggaakan tugas-tugasnya selama badan iu tdk bersidang, spt : menunjuk
dan memberhentikan menteri, membubarkan soviet tertinggi
o Kedudukan Presidium soviet tertinggi boleh dikatakan unik sebab selain
menyelenggarakan kekuasaan tertentu juga merupakan kepala negara kolektif
(collegium president )
o Wewenang prisidium :
- Bidang eksekutif : mengeluarkan dekrit-dekrit
- Yudikatif : membatalkan keputusan-keputusan dan aturan-aturan kabinet
o Anggota kabinet berkisar antara 25 dan 50 orang secara formal para mentri diangkat
oleh soviet tertinggi
o Kekuasaan kabinet meliputi bidang legislatif :
- Menyusun UU dan mengajukan ke soviet tertinggi
- Mengeluarkan aturan-aturan dan keputusan (decision and order ) yg
bersifat mengikat diseluruh wilayah uni soviet

Hambatan pelaksanaan ketatanegaraan di Indonesia di masa-masa lalu, karena sistem


birokrasi terbukti dipengaruhi oleh kepentingan politik penguasa politik dengan
diberlakukannya monoloyalitas
Kegiatan belajar 3
Badan eksekutif dan birokrasi di indonesia

A. Badan eksekutif
o Mulai bulan nov 1945 sampai 1959 sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer
o Presiden sbg kepala negara
o Kekuasaan eksekutif dijalankan oleh seorang perdana mentri dibantu sejumlah mentri
o Dari th 1945 s/d 59 terdapat 18 kabinet
o Jumlah metri dalam suatu kabinet tidak menentu “
- Kabinet syahrir I : 16 orang
- Amir syarifudin : 37 orang
- Ali sastro amidjojo II ( hasil koalisi pemilu 1955 ) : 25 org
- Ali sastro amidjojo II : 6 org, dari parkindo, PSII dan partai katolik masing masing 2
orang, sementara IPKI dan non partai masing-masing 1 orang
B. Birokrasi diindonesia

Modul 8
Badan legislatif dan Pemilihan Umum
Kb.1

Jean Jacques Rousseau seorang pemikir Perancis (1712-1778) adalah pelopor dari gagasan
kedaulatan rakyat, ia tidak menyetujui adanya badan perwakilan, akan tetapi mencita-citakan
suatu bentuk demokrasi langsung dimana rakyat secara langsung merundingkan dan
memutuskan soal soal kenegaraan dan politik.
Demokrasi langsung yang masih dipertahankan dalam bentuk khusus adalah referendum
atau plebisit
C.F Strong : demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dimana mayoritas anggota dewasa
dan masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin bahwa
pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan kepada mayoritas itu”
Perwakilan (representation) adalah konsep bahwa seseorang atau suatu kelompok
mempunyai kemampuan atau kewajiban untuk bicara dan bertindak atas nama kelompok
yang lebih besar.
Ada dua macam perwakilan yang kita kenal:
- Perwakilan politik (politic representation) adalah perwakilan yang didasarkan
suatu kepartaian, anggota DPR dipilih melalui pemilu melalui partai politik
- Perwakilan fungsional adalah perwakilan yang didasarkan pada golongan
fungsional

Amerika Serikat: partai demokrat, dan partai republik


Inggris : partai buruh dan partai konservatif
Di negara federal, lembaga legistlatif memakai dua majelis (bikameralisme) karena satu
diantaranya mewakili kepentingan negara bagian seperti india, amerika serikat, dan RIS.
Sistem dua majelis ini dimaksudkan untuk mengimbangi atau membatasi kekuasaan dari
majelis yang satu dengan majelis yang lain. Kedua majelis ini adalah majelis rendah (lower
house) dan majelis tinggi (upper house) sedangkan badan legislatif yang hanya terdiri dari
satu kamar disebut uni kameralisme.

Keanggotaan majelis tinggi secara turun temurun contoh di Inggris (House of lords)
Di Kanada majelis tinggi ditentukan atas jasa seseorang terhadap masyarakat, disebut senat
Di India majelis tinggi disebut Rajya Sabba (council of state)
Di Amerika disebut senat.

Keanggotaan majelis rendah dipilih melalui pemilu, wewenang majelis rendah lebih besar
dibanding majelis tinggi
Di Inggris majelis rendah disebut house of commons dalam masa jabatan 5 tahun
Di India majelis rendah disebut lok sabba dalam masa jabatan 5 tahun
Di Amerika Serikat majelis rendah disebut house of representatives dalam masa jabatan 2
tahun
Di Filipina majelis rendah disebut national assembly dalam masa jabatan 2 tahun

Badan legislatif adalah badan perwakilan rakyat adalah suatu lembaga yang dibangun oleh
para wakil rakyat
Fungsi badan legislatif:
- Menentukan kebijakan dan membuat undang undang
- Mengontrol badan eksekutif sebagai pelaksana pemerintahan
Hak bertanya adalah hak anggota badan legistlatif untuk mengajukan pertanyaan kepada
pemerintah mengenai suatu hal.
Hak interpelasi adalah hak untuk meminta keterangan kepada pemerintah mengenai
kebijakan di suatu bidang.
Hak Angket adalah hak badan legislatif untuk mengadakan penyelidikan sendiri.
Hak mosi yaitu apabila badan memberikan mosi tidak percaya, maka kabinet harus
mengundurkan diri.

Kb2
Badan Legislatif di Indonesia

Volksraad dibentuk pada tahun 1917 berjumlah 38 orang

A. Komite Nasional Indonesia Pusat 1945-1949


Komite nasional ini pernah bersidang enam kali, yang pertama tanggal 29 agustus 1945 di
Jakarta dan yang terakhir pada tanggal 15 desember 1949, jumlah anggota yang pertama
adalah 103 orang dan pada sidang terakhir sebanyak 536 orang. Komite Nasional Indonesia
dan Badan Pekerja merupakan lambang dukungan rakyat kepada perjuangan kemerdekaan.
Komite Nasional Indonesia telah menyetujui 133 rancangan Undang Undang No. 11 tahun
1949 tentang pengesahan Konstitusi Republik Indonesia Serikat, mengeluarkan 6 mosi dan 3
interpelasi.

B. Badan Legislatif Indonesia Serikat 1949-1950


Terdiri dari dua jenis majelis yaitu senat yang jumlah anggotanya 32 orang dan DPR
dengan jumlah anggota 146, 49 diantaranya dari Republik Indonesia yang berpusat di
Yogyakarta. DPR mempunyai wewenang membuat rancangan undang undang
bersama pemerintah, juga mempunyai hak budget, hak inisiatif, hak bertanya, hak
interpelasi dan hak angket.
Badan ini hanya berumur satu tahun. Dalam masa itu telah diselesaikan 7 undang
undang yaitu diantaranya UU No 7 tahun 1950 tentang perubahan konstitusi
sementara RIS menjadi UUDS RI, 16 mosi dan 1 interpelasi baik oleh senat maupun
DPR.

C. Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPRS) 1950-1956


Anggota :
- Bekas senat RIS
- Bekas DPR
- Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia
- Dewan Pertimbangan Agung
Dewan ini telah membicarakan 237 rancangan undang undang dan menyetujui 167
rancangan undang undang

D. Dewan Perwakilan Rakyat HASIL PEMILU (hasil pemilu 1955) : 1956-1959


Badan ini tahun 1956 beranggotakan 272 orang .
60 wakil masyumi
58 PNI
47 NU
32 PKI

E. BADAN LEGISLATIF MASA DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1966


Pada tahun 1959, Presiden Soekarno membubarkan Konstituante dan menyatakan
bahwa Indonesia kembali kepada UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 2959.
Jumlah anggota sebanyak 262 orang kembali aktif setelah mengangkat sumpah.
Dalam DPR terdapat 19 fraksi, didominasi PNI, Masjumi, NU, dan PKI.

Dengan Penpres No. 3 tahun 1960, presiden membubarkan DPR karena DPR hanya
menyetujui 36 milyar rupiah APBN dari 44 milyar yang diajukan. Setelah
membubarkan DPR, presiden mengeluarkan Penpres No. 4 tahun 1960 yang mengatur
Susunan DPR-Gotong Royong (DPR-GR).

DPR-GR beranggotakan 283 orang yang semuanya diangkat oleh presiden dengan
Keppres No. 156 tahun 1960. Adapun salah satu kewajiban pimpinan DPR-GR adalah
memberikan laporan kepada presiden pada waktu-waktu tertentu. Kewajiban ini
merupakan penyimpangan dari Pasal 5, 20, dan 21 UUD 1945. Selama 1960-1965, DPR-
GR menghasilkan 117 UU dan 26 usul pernyataan pendapat.

F. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT MASA DEMOKRASI PANCASILA 1966-1997


Berdasarkan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966, yang kemudian dikukuhkan dalam
UU No. 10/1966, DPR-GR masa “Orde Baru” memulai kerjanya dengan menyesuaikan
diri dari “Orde Lama” ke “Orde Baru.”

Kedudukan, tugas dan wewenang DPR-GR 1966-1971 adalah sebagai berikut:

1. Bersama-sama dengan pemerintah menetapkan APBN sesuai dengan Pasal 23 ayat


(1) UUD 1945 beserta penjelasannya.

2. Bersama-sama dengan pemerintah membentuk UU sesuai dengan Pasal 5 ayat (1),


Pasal 20, Pasal 21 ayat (1) dan Pasal 22 UUD 1945 beserta penjelasannya.

3. Melakukan pengawasan atas tindakan-tindakan pemerintah sesuai dengan UUD


1945 dan penjelasannya, khususnya penjelasan bab 7.

J. DPR Hasil Pemilu 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997

Setelah mengalami pengunduran sebanyak dua kali, pemerintahan “Orde Baru”


akhirnya berhasil menyelenggarakan Pemilu yang pertama dalam masa
pemerintahannya pada tahun 1971. Seharusnya berdasarkan Ketetapan MPRS No. XI
Tahun 1966 Pemilu diselenggarakan pada tahun 1968. Ketetapan ini diubah pada
Sidang Umum MPR 1967, oleh Jenderal Soeharto, yang menggantikan Presiden
Soekarno, dengan menetapkan bahwa Pemilu akan diselenggarakan pada tahun 1971.

Menjelang Pemilu 1971, pemerintah bersama DPR-GR menyelesaikan UU No. 15 Tahun


1969 tentang Pemilu dan UU No. 16 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR dan
DPRD.

Dalam hubungannya dengan pembagian kursi, cara pembagian yang digunakan


dalam Pemilu 1971 berbeda dengan Pemilu 1955. Dalam Pemilu 1971, yang
menggunakan UU No. 15 Tahun 1969 sebagai dasar, semua kursi terbagi habis di
setiap daerah pemilihan (sistem proporsional). Cara ini ternyata mampu menjadi
mekanisme tidak langsung untuk mengurangi jumlah partai yang meraih kursi
dibandingkan penggunaan sistem kombinasi. Sistem yang sama masih terus
digunakan dalam enam kali Pemilu, yaitu Pemilu 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan
1997.

Sejak Pemilu 1977, pemerintahan “Orde Baru” mulai menunjukkan penyelewengan


demokrasi secara jelas. Jumlah peserta Pemilu dibatasi menjadi dua partai dari satu
golongan karya (Golkar). Kedua partai itu adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Partai-partai yang ada dipaksa melakukan
penggabungan (fusi) ke dalam dua partai tersebut. Sementara mesin-mesin politik
“Orde Baru” tergabung dalam Golkar. Hal ini diakomodasi dalam UU No. 3 Tahun 1975
tentang Partai Politik dan Golongan Karya. Keadaan ini berlangsung terus dalam lima
kali Pemilu, yaitu Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Dalam setiap Pemilu
tersebut, Golkar selalu keluar sebagai pemegang suara terbanyak.

Dalam masa ini, DPR berada di bawah kontrol eksekutif. Kekuasaan presiden yang
terlalu besar dianggap telah mematikan proses demokratisasi dalam bernegara. DPR
sebagai lembaga legislatif yang diharapkan mampu menjalankan fungsi penyeimbang
(checks and balances) dalam prakteknya hanya sebagai pelengkap dan penghias
struktur ketatanegaraan yang ditujukan hanya untuk memperkuat posisi presiden
yang saat itu dipegang oleh Soeharto.

G. DPR MASA REFORMASI


DPR periode 1999-2004 merupakan DPR pertama yang terpilih dalam masa
“reformasi”. Setelah jatuhnya Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 yang kemudian
digantikan oleh Wakil Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie, masyarakat terus
mendesak agar Pemilu segera dilaksanakan. Desakan untuk mempercepat Pemilu
tersebut membuahkan hasil.

Pada 7 Juni 1999, atau 13 bulan masa kekuasaan Habibie, Pemilu untuk memilih
anggota legislatif kemudian dilaksanakan. Pemilu ini dilaksanakan dengan terlebih
dulu mengubah UU tentang Partai Politik (Parpol), UU Pemilihan Umum, dan UU
tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, dan DPRD (UU Susduk), dengan tujuan
mengganti sistem Pemilu ke arah yang lebih demokratis. Hasilnya, terpilih anggota
DPR baru.

Meski UU Pemilu, Parpol, dan Susduk sudah diganti, sistem dan susunan
pemerintahan yang digunakan masih sama sesuai dengan UUD yang berlaku yaitu
UUD 1945. MPR kemudian memilih Abdurrahman Wahid sebagai presiden dan
Megawati Soekarnoputri sebagai wakil presiden. Ada banyak kontroversi dan sejarah
baru yang mengiringi kerja DPR hasil Pemilu 1999 ini.

Pertama, untuk pertama kalinya proses pemberhentian kepala negara dilakukan oleh
DPR. Dengan dasar dugaan kasus korupsi di Badan Urusan Logistik (oleh media massa
populer sebagai “Buloggate”), presiden yang menjabat ketika itu, Abdurrahman
Wahid, diberhentikan oleh MPR atas permintaan DPR. Dasarnya adalah Ketatapan
MPR No. III Tahun 1978. Abdurrahman Wahid kemudian digantikan oleh wakil
presiden yang menjabat saat itu, Megawati Soekarnoputri.

Kedua, DPR hasil Pemilu 1999, sebagai bagian dari MPR, telah berhasil melakukan
amandemen terhadap UUD 1945 sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1999,
(pertama), 2000 (kedua), 2001 (ketiga), dan 2002 (keempat). Meskipun hasil dari
amandemen tersebut masih dirasa belum ideal, namun ada beberapa perubahan
penting yang terjadi. Dalam soal lembaga-lembaga negara, perubahan-perubahan
penting tersebut di antaranya: lahirnya Dewan Perwakilan Daerah (DPD), lahirnya
sistem pemilihan presiden langsung, dan lahirnya Mahkamah Konstitusi.

Ketiga, dari sisi jumlah UU yang dihasilkan, DPR periode 1999-2004 paling produktif
sepanjang sejarah DPR di Indonesia dengan mengesahkan 175 RUU menjadi UU.
Meski perlu dicatat pula bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan PSHK tingginya
kualitas ternyata tidak sebanding dengan kualitas (Susanti, dkk, 2004).

L. DPR Hasil Pemilu 2004 (2004-2009)

Amandemen terhadap UUD 1945 yang dilakukan pada tahun 1999-2002 membawa
banyak implikasi ketatanegaraan yang kemudian diterapkan pada Pemilu tahun 2004.
Beberapa perubahan tersebut yaitu perubahan sistem pemilihan lembaga legislatif
(DPR dan DPD) dan adanya presiden yang dilakukan secara langsung oleh rakyat.

Dalam Pemilu tahun 2004 ini, mulai dikenal secara resmi lembaga perwakilan rakyat
baru yang bernama Dewan Perwakilan Daerah (DPD). DPR merupakan representasi
dari jumlah penduduk sedangkan DPD merupakan representasi dari wilayah. Implikasi
lanjutannya adalah terjadi perubahan dalam proses legislasi di negara ini.

Idealnya, DPR dan DPD mampu bekerja bersama-sama dalam merumuskan sebuah
UU. Hanya saja karena cacatnya amandemen yang dilakukan terhadap UUD 1945,
relasi yang muncul menjadi timpang. DPR memegang kekuasaan legislatif yang lebih
besar dan DPD hanya sebagai badan yang memberi pertimbangan kepada DPR dalam
soal-soal tertentu.

Tugas dan Fungsi DPR:


DPR mempunyai fungsi sebagaimana lembaga perwakilan rakyat pada umumnya,
yaitu fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. Fungsi-fungsi ini
kemudian dijabarkan dalam tugas dan wewenang DPR.
Berdasarkan UU No.22 tahun 2003 mengenai Susunan Dan Kedudukan Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (UU Susduk), DPR memiliki wewenang sebagai
berikut:
 membentuk undang-undang yang dibahas dengan presiden untuk mendapat
persetujuan bersama;
 membahas dan memberikan persetujuan peraturan pemerintah pengganti undang-
undang;
 menerima dan membahas usulan rancangan undang-undang yang diajukan DPD yang
berkaitan dengan bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam pembahasan;
 memperhatikan pertimbangan DPD atas rancangan undang-undang APBN dan
rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama;
 menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD;
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, anggaran
pendapatan dan belanja negara, serta kebijakan pemerintah;
 membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh DPD terhadap
pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran
dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama;
 memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan memperhatikan pertimbangan
DPD;
 membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban
keuangan negara yang disampaikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan;
 memberikan persetujuan kepada presiden atas pengangkatan dan pemberhentian
anggota Komisi Yudisial;
 memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan Komisi Yudisial untuk
ditetapkan sebagai hakim agung oleh presiden;
 memilih tiga orang calon anggota hakim konstitusi dan mengajukannya kepada
presiden untuk ditetapkan;
 memberikan pertimbangan kepada presiden untuk mengangkat duta, menerima
penempatan duta negara lain, dan memberikan pertimbangan dalam pemberian
amnesti dan abolisi;
 memberikan persetujuan kepada presiden untuk menyatakan perang, membuat
perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain, serta membuat perjanjian
internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi
kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara dan/atau
pembentukan undang-undang;
 menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat; dan
 melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang ditentukan dalam undang-undang.

Tugas dan fungsi DPD:


 Adalah mengajukan kepada DPR Rancangan Undang-Undang yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan
pemekaran, dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan
sumber daya ekonomi lainnya serta yang berkaitan dengan perimbangan
keuangan pusat dan daerah. DPR kemudian mengundang DPD untuk membahas
RUU tersebut.
 Memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU APBN dan RUU yang berkaitan
dengan pajak, pendidikan, dan agama. Memberikan pertimbangan kepada DPR
dalam pemilihan anggota Badan Pemeriksa Keuangan.
 Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi
daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat
dan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya,
pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama.
 Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara dari BPK untuk dijadikan bahan
membuat pertimbangan bagi DPR tentang RUU yang berkaitan dengan APBN.
 Anggota DPD juga memiliki hak menyampaikan usul dan pendapat, membela diri,
hak imunitas, serta hak protokoler.

Sistem Pemilihan Umum merupakan metode yang mengatur serta memungkinkan warga
negara memilih/mencoblos para wakil rakyat diantara mereka sendiri. Metode berhubungan
erat dengan aturan dan prosedur merubah atau mentransformasi suara ke kursi di parlemen.
Mereka sendiri maksudnya adalah yang memilih ataupun yang hendak dipilih juga
merupakan bagian dari sebuah entitas yang sama.

Terdapat bagian-bagian atau komponen-komponen yang merupakan sistem itu


sendiri dalam melaksanakan pemilihan umum diantaranya:

 Sistem hak pilih

 Sistem pembagian daerah pemilihan.

 Sistem pemilihan

 Sistem pencalonan.

Bidang ilmu politik mengenal beberapa sistem pemilihan umum yang berbeda-beda dan
memiliki cirikhas masing-masing akan tetapi, pada umumnya berpegang pada dua prinsip
pokok, yaitu:

a. Sistem Pemilihan Mekanis

Pada sistem ini, rakyat dianggap sebagai suatu massa individu-individu yang sama. Individu-
individu inilah sebagai pengendali hak pilih masing-masing dalam mengeluarkan satu suara
di tiap pemilihan umum untuk satu lembaga perwakilan.

b. Sistem pemilihan Organis

Pada sistem ini, rakyat dianggap sebagai sekelompok individu yang hidup bersama-sama
dalam beraneka ragam persekutuan hidup. Jadi persekuuan-persekutuan inilah yang
diutamakan menjadi pengendali hak pilih.

Sistem Pemilihan Umum di Indonesia


Bangsa Indonesia telah menyelenggarakan pemilihan umum sejak zaman kemerdekaan.
Semua pemilihan umum itu tidak diselenggarakan dalam kondisi yang vacuum, tetapi
berlangsung di dalam lingkungan yang turut menentukan hasil pemilihan umum tersebut.
Dari pemilu yang telah diselenggarakan juga dapat diketahui adanya usaha untuk
menemukan sistem pemilihan umum yang sesuai untuk diterapkan di Indonesia.

1. Zaman Demokrasi Parlementer (1945-1959)

Pada masa ini pemilu diselenggarakan oleh kabinet BH-Baharuddin Harahap (tahun 1955).
Pada pemilu ini pemungutan suara dilaksanakan 2 kali yaitu yang pertama untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada bulan September dan yang kedua untuk memilih
anggota Konstituante pada bulan Desember. Sistem yang diterapkan pada pemilu ini
adalahsistem pemilu proporsional. Sistem Pemilu

Pelaksanaan pemilu pertama ini berlangsung dengan demokratis dan khidmat, Tidak ada
pembatasan partai politik dan tidak ada upaya dari pemerintah mengadakan intervensi atau
campur tangan terhadap partai politik dan kampanye berjalan menarik. Pemilu ini diikuti 27
partai dan satu perorangan.

Akan tetapi stabilitas politik yang begitu diharapkan dari pemilu tidak tercapai. Kabinet Ali (I
dan II) yang terdiri atas koalisi tiga besar: NU, PNI dan Masyumi terbukti tidak sejalan dalam
menghadapi beberapa masalah terutama yang berkaitan dengan konsepsi Presiden Soekarno
zaman Demokrasi Parlementer berakhir.

2. Zaman Demokrasi Terpimpin (1959-1965)

Setelah pencabutan Maklumat Pemerintah pada November 1945 tentang keleluasaan untuk
mendirikan partai politik, Presiden Soekarno mengurangi jumlah partai politik menjadi 10
parpol. Pada periode Demokrasi Terpimpin tidak diselanggarakan pemilihan umum.

3. Zaman Demokrasi Pancasila (1965-1998)

Setelah turunnya era Demokrasi Terpimpin yang semi-otoriter, rakyat berharap bisa
merasakan sebuah sistem politik yang demokratis & stabil. Upaya yang ditempuh untuk
mencapai keinginan tersebut diantaranya melakukan berbagai forum diskusi yang
membicarakan tentang sistem distrik yang terdengan baru di telinga bangsa Indonesia.

Pendapat yang dihasilkan dari forum diskusi ini menyatakan bahwa sistem distrik
dapat menekan jumlah partai politik secara alamiah tanpa paksaan, dengan tujuan partai-
partai kecil akan merasa berkepentingan untuk bekerjasama dalam upaya meraih kursi dalam
sebuah distrik. Berkurangnya jumlah partai politik diharapkan akan menciptakan stabilitas
politik dan pemerintah akan lebih kuat dalam melaksanakan program-programnya, terutama
di bidang ekonomi.
Karena gagal menyederhanakan jumlah partai politik lewat sistem pemilihan umum,
Presiden Soeharto melakukan beberapa tindakan untuk menguasai kehidupan kepartaian.
Tindakan pertama yang dijalankan adalah mengadakan fusi atau penggabungan diantara
partai politik, mengelompokkan partai-partai menjadi tiga golongan yakni Golongan Karya
(Golkar), Golongan Nasional (PDI), dan Golongan Spiritual (PPP). Pemilu tahun1977 diadakan
dengan menyertakan tiga partai, dan hasilnya perolehan suara terbanyak selalu diraih Golkar

4. Zaman Reformasi (1998- Sekarang)

Pada masa Reformasi 1998, terjadilah liberasasi di segala aspek kehidupan berbangsa
dan bernegara. Politik Indonesia merasakan dampak serupa dengan diberikannya ruang bagi
masyarakat untuk merepresentasikan politik mereka dengan memiliki hak mendirikan partai
politik. Banyak sekali parpol yang berdiri di era awal reformasi. Pada pemilu 1999 partai
politik yang lolos verifikasi dan berhak mengikuti pemilu ada 48 partai. Jumlah ini tentu
sangat jauh berbeda dengan era orba.

Pada tahun 2004 peserta pemilu berkurang dari 48 menjadi 24 parpol saja. Ini disebabkan
telah diberlakukannya ambang batas(Electroral Threshold) sesuai UU no 3/1999 tentang
PEMILU yang mengatur bahwa partai politik yang berhak mengikuti pemilu selanjtnya adalah
parpol yang meraih sekurang-kurangnya 2% dari jumlah kursi DPR. Partai politikyang tidak
mencapai ambang batas boleh mengikuti pemilu selanjutnya dengan cara bergabung dengan
partai lainnya dan mendirikan parpol baru.

tuk partai politik baru. Persentase threshold dapat dinaikkan jika dirasa perlu seperti
persentasi Electroral Threshold 2009 menjadi 3% setelah sebelumnya pemilu 2004 hanya 2%.
Begitu juga selanjutnya pemilu 2014 ambang batas bisa juga dinaikan lagi atau diturunkan.

Pentingnya Pemilu

Pemilu dianggap sebagai bentuk paling riil dari demokrasi serta wujud paling konkret
keiktsertaan(partisipasi) rakyat dalam penyelenggaraan negara. Oleh sebab itu, sistem &
penyelenggaraan pemilu hampir selalu menjadi pusat perhatian utama karena melalui
penataan, sistem & kualitas penyelenggaraan pemilu diharapkan dapat benar-benar
mewujudkan pemerintahan demokratis.

Pemilu sangatlah penting bagi sebuah negara, dikarenakan:

 Pemilu merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat.

 Pemilu merupakan sarana bagi pemimpin politik untuk memperoleh legitimasi.

 Pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam proses politik.
 Pemilu merupakan sarana untuk melakukan penggantian pemimpin
secara konstitusional.

Sistem Distrik dan Proporsional -Kelebihan dan Kekurangan

Berikut penjabaran mengenai kelebihan dan kekurangan sistem distrik dan proporsional yang
keduanya termasuk sistem pemilu mekanis seperti yang dijelaskan di atas.

Sistem perwakilan distrik (satu dapil untuk satu wakil)

Di dalam sistem distrik sebuah daerah kecil menentukan satu wakil tunggal berdasarkan
suara terbanyak, sistem distrik memiliki karakteristik, antara lain :

 first past the post : sistem yang menerapkan single memberdistrict dan pemilihan
yang berpusat pada calon, pemenangnya adalah calon yang mendapatkan suara
terbanyak.

 the two round system : sistem ini menggunakan putaran kedua sebagai dasar untuk
menentukan pemenang pemilu. ini dijalankan untuk memperoleh pemenang yang
mendapatkan suara mayoritas.

 the alternative vote : sama dengan first past the post bedanya adalah para pemilih
diberikan otoritas untuk menentukan preverensinya melalui penentuan ranking
terhadap calon-calon yang ada.

 block vote : para pemilih memiliki kebebasan untuk memilih calon-calon yang
terdapat dalam daftar calon tanpa melihat afiliasi partai dari calon-calon yang ada.

Kelebihan Sistem Distrik

 Sistem ini mendorong terjadinya integrasi antar partai, karena kursi kekuasaan yang
diperebutkan hanya satu.

 Perpecahan partai dan pembentukan partai baru dapat dihambat, bahkan dapat
mendorong penyederhanaan partai secara alami.

 Distrik merupakan daerah kecil, karena itu wakil terpilih dapat dikenali dengan baik
oleh komunitasnya, dan hubungan dengan pemilihnya menjadi lebih akrab.

 Bagi partai besar, lebih mudah untuk mendapatkan kedudukan mayoritas di


parlemen.

 Jumlah partai yang terbatas membuat stabilitas politik mudah diciptakan


Kelemahan Sistem Distrik

 Ada kesenjangan persentase suara yang diperoleh dengan jumlah kursi di partai, hal
ini menyebabkan partai besar lebih berkuasa.

 Partai kecil dan minoritas merugi karena sistem ini membuat banyak suara terbuang.

 Sistem ini kurang mewakili kepentingan masyarakat heterogen dan pluralis.

 Wakil rakyat terpilih cenderung memerhatikan kepentingan daerahnya daripada


kepentingan nasional.

Sistem Pemilu

Sistem Proposional ( satu dapil memilih beberapa wakil )

Sistem yang melihat pada jumlah penduduk yang merupakan peserta pemilih. Berbeda
dengan sistem distrik, wakil dengan pemilih kurang dekat karena wakil dipilih melalui tanda
gambar kertas suara saja. Sistem proporsional banyak diterapkan oleh negara multipartai,
seperti Italia, Indonesia, Swedia, dan Belanda.

Sistem ini juga dinamakan perwakilan berimbang ataupun multi member constituenty. ada
dua jenis sistem di dalam sistem proporsional, yaitu ;

 list proportional representation : disini partai-partai peserta pemilu menunjukan


daftar calon yang diajukan, para pemilih cukup memilih partai. alokasi kursi partai
didasarkan pada daftar urut yang sudah ada.

 the single transferable vote : para pemilih di beri otoritas untuk menentukan
preferensinya. pemenangnya didasarkan atas penggunaan kota.

Kelebihan Sistem Proposional

 Dipandang lebih mewakili suara rakyat sebab perolehan suara partai sama dengan
persentase kursinya di parlemen.

 Setiap suara dihitung & tidak ada yang terbuang, hingga partai kecil & minoritas
memiliki kesempatan untuk mengirimkan wakilnya di parlemen. Hal ini sangat
mewakili masyarakat majemuk(pluralis).

Kelemahan Sistem Proposional


 Sistem proporsional tidak begitu mendukung integrasi partai politik. Jumlah partai
yang terus bertambah menghalangi integrasi partai.

 Wakil rakyat kurang dekat dengan pemilihnya, tapi lebih dekat dengan partainya. Hal
ini memberikan kedudukan kuat pada pimpinan partai untuk menentukan wakilnya di
parlemen.

 Banyaknya partai yang bersaing menyebabkan kesulitan bagi suatu partai untuk
menjadi partai mayoritas.

Perbedaan utama antara sistem proporsional & distrik adalah bahwa cara penghitungan
suara dapat memunculkan perbedaan dalam komposisi perwakilan dalam parlemen bagi
masing-masing partai politik.

Dieter Nohlen mendefinisikan sistem pemilihan umum dalam 2 pengertian, dalam arti luas
dan dalam arti sempit. Dalam arti luas, sistem pemilihan umum adalah “….segala proses yang
berhubungan dengan hak pilih, administrasi pemilihan dan perilaku pemilih." Lebih lanjut
Nohlen menyebutkan pengertian sempit sistem pemilihan umum adalah “…cara dengan
mana pemilih dapat mengekspresikan pilihan politiknya melalui pemberian suara, di mana
suara tersebut ditransformasikan menjadi kursi di parlemen atau pejabat publik."

MODUL 9
BADAN YUDIKATIF
Judical review adalah wewenang untuk menilai apakah undang undang sesuai dengan
undang undang dasar, apabila tidak sesuai maka undang undang tersebut batal
Badan Yudikatif Indonesia berfungsi menyelenggarakan kekuasaan kehakiman dengan tujuan
menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan kehakiman di Indonesia, menurut konstitusi,
berada di tangan Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya
(peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, peradilan tatausaha negara) serta
sebuah Mahkamah Konstitusi.

Mahkamah Agung

Mahkamah Agung – sesuai Pasal 24A UUD 1945 – memiliki kewenangan mengadili kasus
hukum pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-
undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lain yang diberikan oleh
undang-undang. Sebagai sebuah lembaga yudikatif, Mahkamah Agung memiliki beberapa
fungsi. Fungsi-fungsi tersebut adalah: Potret Indonesia
Fungsi Peradilan. Pertama, membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan
kasasi dan peninjauan kembali. Kedua, memeriksa dan memutuskan perkara tingkat pertama
dan terakhir semua sengketa tentang kewenangan mengadili, permohonan peninjauan
kembali putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, sengketa akibat perampasan
kapal asing dan muatannya oleh kapal perang RI. Ketiga, memegang hak uji materiil, yaitu
menguji ataupun menilai peraturan perundangan di bawah undang-undang apakah
bertentangan dengan peraturan dari tingkat yang lebih tinggi.

Fungsi Pengawasan. Pertama, Mahkamah Agung adalah pengawas tertinggi terhadap


jalannya peradilan di semua lingkungan peradilan. Kedua, Mahkamah Agung adalah
pengawas pekerjaan pengadilan dan tingkah laku para hakim dan perbuatan pejabat
pengadilan dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok
kekuasaan kehakiman, yaitu menerima, memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan setiap
perkara yang diajukan. Ketiga, Mahkamah Agung adalah pengawas Penasehat Hukum
(Advokat) dan Notaris sepanjang yang menyangkut peradilan, sesuai Pasal 36 Undang-
undang nomor 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung).

Fungsi Mengatur. Dalam fungsi ini, Mahkamah Agung mengatur lebih lanjut hal-hal yang
diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum
diatur dalam Undang-undang tentang Mahkamah Agung.

Fungsi Nasehat. Pertama, Mahkamah Agung memberikan nasehat ataupun pertimbangan


dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain. Kedua, Mahkamah Agung
memberi nasehat kepada Presiden selaku Kepala Negara dalam rangka pemberian/penolakan
Grasi dan Rehabilitasi.

Fungsi Administratif. Pertama, mengatur badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan


Agama, Peradilan Militer, dan Peradilan Tata Usaha Negara) sesuai pasal 11 ayat 1 Undang-
undang nomor 35 tahun 1999. Kedua, mengatur tugas dan tanggung jawab, susunan
organisasi dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan.

Saat ini, Mahkamah Agung memiliki sebuah sekretariat yang membawahi Direktorat Jenderal
Badan Peradilan Umum, Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama, Direktorat Jenderal
Badan Peradilan Tata Usaha Negara, Badan Pengawasan, Badan Penelitian dan Pelatihan dan
Pendidikan, serta Badan Urusan Administrasi. Badan Peradilan Militer kini berada di bawah
pengaturan Direktorat Jenderal Badan Peradilan Tata Usaha Negara.

Mahkamah Agung memiliki sebelas orang pimpinan yang masing-masing memegang tugas
tertentu. Daftar tugas pimpinan tersebut tergambar melalui jabatan yang diembannya yaitu:
(1) Ketua; (2) wakil ketua bidang yudisial; (3) wakil ketua bidang non yudisial; (4) ketua muda
urusan lingkungan peradilan militer/TNI; (5) ketua muda urusan lingkungan peradilan tata
usaha negara; (6) ketua muda pidana mahkamah agung RI; (7) ketua muda pembinaan
mahkamah agung RI; (8) ketua muda perdata niaga mahkamah agung RI; (9) ketua muda
pidana khusus mahkamah agung RI, dan; (10) ketua muda perdata mahkamah agung RI.
Selain para pimpinan, kini Mahkamah Agung memiliki 37 orang Hakim Agung sementara
menurut Undang-undang Nomor 5 tahun 2004 Mahkamah Agung diperkenankan untuk
memiliki Hakim Agung sebanyak-banyaknya enam puluh (60) orang.

Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir (sifatnya
final) atas pengujian undang-undang terhadap UUD 1945, memutus sengketa kewenangan
lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus pembubaran
partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. Mahkamah
Konstitusi juga wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden/Wapres
diduga telah melakukan pelanggaran hukum berupa penkhianatan terhadap negara, korupsi,
tindak penyuapan, tindak pidana berat atau perbuatan tercela. Atau, seputar
Presiden/Wapres tidak lagi memenuhi syarat untuk melanjutkan jabatannya. Mahkamah
Konstitusi hanya dapat memproses permintaan DPR untuk memecat Presiden dan atau Wakil
Presiden jika terdapat dukungan sekurang-kuranya dua per tiga dari jumlah anggota DPR
yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua per tiga dari
jumlah anggota DPR.

Susunan Mahkamah Konstitusi terdiri atas 9 orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan
dengan Keputusan Presiden. Dari 9 orang tersebut, 1 orang menjabat Ketua sekaligus
anggota, dan 1 orang menjabat wakil ketua merangkap anggota. Ketua dan Wakil Ketua
Mahkamah Konstitusi masing-masing menjabat selama 3 tahun. Selama menjabat sebagai
anggota Mahkamah Konstitusi, para hakim tidak diperkenankan merangkap profesi sebagai
pejabat negara, anggota partai politik, pengusaha, advokat, ataupun pegawai negeri. Hakim
Konstitusi diajukan 3 oleh Mahkamah Agung, 3 oleh DPR, dan 3 oleh Presiden. Seorang
hakim konstitusi menjabat selama 5 tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 kali masa
jabatan lagi.

Hingga kini, beberapa perkara telah diperiksa oleh Mahkamah Konstitusi. Perkara-perkara
tersebut misalnya Pengujian Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 tetang Informasi dan
Transaksi Elektronik dengan Pemohon Edy Cahyono, et.al. Perkara lainnya misalnya Pengujian
Undang-undang Nomor 36 tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-undang
nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Atau, yang bersangkutan dengan hasil
pemilu seperti Permohonan Keberatan terhadap Penetapan Perhitungan Suara Hasil
Pemilukada Kabupaten Belu Putaran II tahun 2008.

Komisi Yudisial

Komisi Yudisial tidak memiliki kekuasaan yudikatif. Kendati Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 menempatkan pembahasan mengenai Komisi Yudisial pada
Bab IX tentang Kekuasaan Kehakiman, tetapi komisi ini tidak memiliki kekuasaan kehakiman,
dalam arti menegakkan hukum dan keadilan serta memutus perkara. Komisi Yudisial, sesuai
pasal 24B UUD 1945, bersifat mandiri dan berwenang mengusulkan personalia hakim berupa
pengajuan calon hakim agung kepada DPR sehubungan dengan pengangkatan hakim agung.
Komisi ini juga mempunyai wewenang dalam menjaga serta menegakkan kehormatan,
keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Dengan demikian, Komisi Yudisial lebih tepat
dikategorikan sebagai Independent Body yang tugasnya mandiri dan hanya berkait dengan
kekuasaan Yudikatif dalam penentuan personalia bukan fungsi yudikasi langsung. Peraturan
mengenai Komisi Yudisial terdapat di dalam Undang-undang nomor 22 tahun 2004 tentang
Komisi Yudisial.

Komisi Yudisial memiliki wewenang mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR
dan menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta menjaga perilaku hakim. Dalam
melakukan tugasnya, Komisi Yudisial bekerja dengan cara: (1) melakukan pendaftaran calon
Hakim Agung; (2) melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agung; (3) menetapkan calon
Hakim Agung, dan; (4) mengajukan calon Hakim Agung ke DPR. Pada pihak lain, Mahkamah
Agung, Pemerintah, dan masyarakat juga mengajukan calon Hakim Agung, tetapi harus
melalui Komisi Yudisial.

Dalam melakukan pengawasan terhadap Hakim Agung, Komisi Yudisial dapat menerima
laporan masyarakat tentang perilaku hakim, meminta laporan berkala kepada badan
peradilan berkaitan dengan perilaku hakim, melakukan pemeriksaan terhadap dugaan
pelanggaran perilaku hakim, memanggil dan meminta keterangan dari hakim yang diduga
melanggar kode etik perilaku hakim, dan membuat laporan hasil pemeriksaan yang berupa
rekomendasi dan disampaikan kepada Mahkamah Agung dan atau Mahkamah Konstitusi
serta tindasannya disampaikan kepada Presiden dan DPR.

Anggota Komisi Yudisial diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Sebelum
mengangkat, Presiden membentuk Panitia Seleksi Pemilihan Anggota Komisi Yudisial yang
terdiri atas unsur pemerintah, praktisi hukum, akademisi hukum, dan anggota masyarakat.
Seorang anggota Komisi Yudisial yang terpilih, bertugas selama 5 tahun dan dapat dipilih
kembali untuk 1 periode. Selama melaksanakan tugasnya, anggota Komisi Yudisial tidak
boleh merangkap pekerjaan sebagai pejabat negara lain, hakim, advokat, notaris/PPAT,
pengusaha/pengurus/karyawan BUMN atau BUMS, pegawai negeri, ataupun pengurus partai
politik.

Kekuasaan Badan Yudikatif di Indonesia Setelah Masa Reformasi


Amandemen menyebutkan penyelenggaraan kekuasaan kehakiman terdiri atas Mahkamah
Agung dan Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Agung bertugas untuk menguji peraturan
perundangan di bawah UU terhadap UU. Sedangkan Mahkamah Konstitusi mempunyai
kewenangan menguji UU terhadap UUD 45.

Mahkamah Konstitusi (MK) berwenang untuk:


Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang keputusannya bersifat final untuk:
Menguji undang-undang terhadap UUD 1945 (Judicial Review)
Memutus sengketa kewenangan lembaga negara
Memutus pembubaran partai politik
Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.

Memberikan keputusan pemakzulan (impeachment) presiden dan/atau wakil presiden atas


permintaan DPR karena melakukan pelanggaran berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat, atau perbuatan tercela.

Mahkamah Agung (MA)


Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi. Mahkamah Agung menguji
peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang.

Komisi Yudisial (KY)


adalah suatu lembaga baru yang bebas dan mandiri, yang berwenang mengusulkan
pengangkatan hakim agung dan berwenang dalam rangka menegakkan kehormatan dan
perilaku hakim.

Berbagai upaya untuk menegakkan supremasi hukum dan modernisasi hukum, salah satunya
adalah dengan dibentuknya lembaga-lembaga baru:

Komisi Hukum Nasional (KHN):


Tujuannya untuk mewujudkan sistem hukum nasional demi menegakkan supremasi hukum
dan hak-hak asasi manusia berdasarka keadilan dan kebenaran dengan melakukan
pengkajian masalah-masalah hukum.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

Komisi Ombudsman Nasional (KON):


Tujuannya, melalui peran serta masyarakat, membantu menciptakan atau mengembangkan
kondisi yang kondusif dalam melaksanakan pemberantasan korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
(KKN), dan meningkatkan perlindungan hak-hak masyarakat agar memperoleh pelayanan
umum, keadilan, dan kesejahteraan secara lebih baik.

Sistem hukum Civil Law dan Common law


Sistem hukum Anglo Saxon (Common Law) ialah suatu sistem hukum yang didasarkan pada
yurispudensi. Sumber hukum dalam sistem hukum ini ialah putusan hakim/pengadilan.
Dalam sistem hukum ini peranan yang diberikan kepada seorang hakim sangat luas.

Sistem yang dianut oleh negara-negara Eropa Kontinental yang didasarkan atas hukum
Romawi disebut sebagai sistem Civil law. Sistem Civil Law mempunyai tiga karakteristik, yaitu
adanya kodifikasi, hakim tidak terikat kepada preseden sehingga undang-undang menjadi
sumber hukum yang terutama, dan sistem peradilan bersifat inkuisitorial. Inkuisitorial
maksudnya, bahwa dalam sistem itu, hakim mempunyai peranan besar dalam mengarahkan
dan memutuskan perkara. Hakim aktif dalam menemukan fakta dan cermat dalam menilai
alat bukti. Hakim dalam civil law berusaha mendapatkan gambaran lengkap dari peristiwa
yang dihadapinya sejak awal.

Bentuk-bentuk sumber hukum dalam arti formal dalam sistem hukum Civil Law berupa
peraturan perundang-undangan, hukum kebiasaan-kebiasaan, dan yurisprudensi. Negara
penganut Civil Law menempatkan konsitusi tertulis pada urutan tertinggi dalam hirarki
peraturan perundangan dan diikuti UU dan peraturan lain di bawahnya.
Sedangkan kebiasaan-kebiasaan dijadikan sumber hukum kedua untuk memecahkan
berbagai persoalan. Pada kenyataanya undang-undang tidak pernah lengkap karena
kompleksnya kehidupan manusia. Dalam hal ini diperlukan hukum kebiasaan. Patut dicermati
yang menjadi sumber hukum bukanlah kebiasaan, melainkan hukum kebiasaan. kebiasaan
tidak mengikat, agar suatu kebiasaan dapat menjadi hukum kebiasaan diperlukan 2 hal :
1. Tindakan itu dilakukan secara berulang-ulang.
2. Adanya unsur psikologis mengenai pengakuan bahwa apa yang dilakukan secara terus
menerus dan berulang-ulang itu hukum. Unsur psikologis dalam bahasa latin adalah opinion
necessitates yang berarti pendapat mengenai keharusan orang bertindak sesuai dengan
norma yang berlaku akibat adanya kewajiban hukum.

Berikut ini adalah perbedaan common law dan civil law:

PERBEDAAN COMMON LAW/ANGLO CIVIL LAW/EROPA KONT


SAXON

SISTEM PERATURAN 1. Didominasi oleh 1. Hukum tertulis


hukum tidak tertulis (kodifikasi)
atau hukum 2. Ada pemisahan
kebiasaan melalui secara tegas dan jelas
putusan hakim antara hukum publik
2. Tidak ada pemisahan dengan hukum privat
yang tegas dan jelas
antara hukum publik
dan privat

SISTEM PERADILAN 1. Menggunakan juri 1. Tidak menggunakan


yang memeriksa juri sehingga
fakta kasusnya tanggung jawab
menetapkan hakim adalah
kesalahan dan hakim memeriksa kasus,
hanya menerapkan menentukan
hukum dan kesalahan, serta
menjatuhkan putusan menerapkan
hukumnya sekaligus
2. Hakim terikat pada menjatuhkan
putusan hakim putusan.
sebelumnya dalam 2. Hakim tidak terikat
perkara yang sejenis dan tidak
melalui asas The wajib mengikuti
Binding of putusan hakim
precedent* sebelumnya. Asas
3. Adversary system Bebas **
:pandangan bahwa 3. Hanya dalam perkara
didalam pemeriksaan perdata yang melihat
peradilan selalu ada adanya dua belah
dua pihak yang saling pihak yang
bertentangan baik bertentangan
perkara perdata atau (penggugat dan
pidana tergugat)dan perkara
pidana keberadaan
terdakwa bukan
sebagai pihak
penentang

*Asas Stare decesis/The binding force of Precedent : azas ini hakim terikat kepada keputusan-
keputusan yang lebih dahulu dari hakim-hakim yang sederajat atau oleh hakim yang lebih
tinggi. Azas ini dianut oleh Negara anglo saxon seperti Inggris, Amerika Serikat. zas ini
berlaku berdasarkan 4 faktor yaitu :
a.Bahwa penerapan pada peraturan-peraturan yang sama pada kasus-kasus yang sama
menghasilkan perlakuan yang sama bagi siapa saja yang datang ke Pengadilan
b.Bahwa mengikuti preceden secara konsisten dapat menyumbangkan pendapat untuk
masalah-masalah di kemudian hari.
c.Bahwa penggunaan kriteria yang mantap untuk menempatkan masalah-masalah baru dapat
menghemat tenaga dan waktu
d.Bahwa pemakaian putusan-putusan yang terdahulu menunjukkan adanya kewajiban untuk
menghormati kebijaksanaan dan pengalaman Pengadilan generasi sebelumnya.

**Asas bebas yaitu kebalikan dari azas precedent yaitu hakim tidak terikat kepada keputusan-
keputusan Hakim sebelumnya pada tingkat sejajar atau kepada Hakim yang lebih tinggi. Azas
ini dianut dinegara Belanda dan Perancis. Dalam praktek seperti dinegeri Belanda azas ini
tidak dilakukan secara konsekwen, banyak hakim-hakim masih menggunakan keputusan-
keputusan hakim yang lebih tinggi dengan beberapa alasan antara lain :
a.Mencegah terjadinya kesimpang siuran keputusan hakim sehingga mengaburkan atau tidak
tercapainya tujuan kepastian hukum
b.Mencegah terjadinya pengeluaran biaya yang tidak perlu karena pihak yang tidak puas
akan naik banding.
c.Mencegah pandangan yang kurang baik dari atasan.
Negara Indonesia menggunakan ke 2 azas tersebut yaitu azas precedent untuk Peradilan
Adat/kebiasaan dan azas bebas untuk Peradilan Barat.

Pada konsep negara penjaga malam, negara tugasnya hanya menjaga keamanan. Negara tidak boleh
mengurusi urusan pribadi/privaat rakyatnya, melainkan negara hanya boleh bertindak apabila ada
serangan dari luar. Pada intinya negara hanya bersifat statis dalam wilayah kekuasaannya yakni hanya
sebatas bagaimana menciptakan dan menjaga keamanan negara. Konkritnya contoh kecil yang dapat
dikemukakan adalah siskamling, disini negara fungsinya sama dengan siskamling yakni menjaga
keamanan lingkungannya dalam konteks negara yang dijaga adalah keamanan negara. Sampai
kemudian terjadi revolusi inggris dan ditambah lagi konsep negara penjaga malam ini semakin banyak
ditinggalkan yang kemudian memunculkan konsep welfarestate.
Teori negara hukum dalam arti sempit adalah negara berkewajiban menjaga ketertiban umum dan
pelindung kebebasan warga negara, dan negara diibaratkan sebagai “penjaga malam” atau sering
disebut nachtwachterstaat (Satjipto Rahardjo, 2009: 18) . Hal ini merujuk pada tugas penjaga
malam
yang menjamin ketertiban dan keamanan warga dalam suatu wilayah (Diana Halim
Koentjoro, 2004: 37). Emanuel Kant (1724 -1804) juga membatasi negara hanya
sebatas penegak aturan hukum, dan tidak sama sekali berbicara mengenai
kesejahteraan rakyat.

C. PENEMU DAN CIRI-CIRI


Negara Penjaga Malam (Nachtwachterstaat) pertama kali dicetuskan oleh Immanuel Kant, dan ciri-ciri
teori Negara Penjaga Malam adalah sebagai berikut :
1. Asas Legalitas
a. Sebagai landasan bertindak bagi penguasa: setiap tindakan penguasa harus didasarkan kepada
hukum (konstitusi) : supremasi hukum (konstitusi).
b. Sebagai sarana menguji (mengukur) keabsahan (konstitusionalitas) tindakan penguasa ; kekuasaan
yang satu dibatasi oleh kekuasaan yang lain (power limits power).
2. Pembagian Kekuasan
a. Kekuasaan didalam negara hukum harus didistribusikan (tidak boleh dipegang oleh satu orang atau
satu lembaga secara absolut).
b. Harus ada check and balance antar kekuasaan.
3. Perlindungan Hak Dasar
a. Konstitusi harus menjamin adanya perlindungan hak-hak bagi rakyat oleh penguasa, termasuk
menjamin bahwa undang-undang dan peraturan perundang-undangan dibawahnya tidak
bertentangan dengan hak-hak dalam konstitusi.
b. Jaminan hak asasi manusia dalam konstitusi.
4. Tanggung Jawab Kekuasaan
a. Dalam sebuah negara hukum setiap kekuasaan harus dapat dipertanggungjawabkan.
b. Tanggung jawab moral, politik dan hukum.

D. NEGARA YANG MENGANUT KONSEP NEGARA PENJAGA MALAM


Pandangan negara hukum yang dikonsepkan pada abad ke-19 ini disebut sebagai konsep negara
hukum kuno. Seorang filosof yang sangat terkenal dalam mengungkap konsep negara hukum kuno ini
adalah Imanuel Kant. Ia seorang filosof yang berasal dari Jerman. Dalam pandangannya, konsep
negara hukum kuno ini disebut negara penjaga malam (nachtwakersstaat/nachtwachtersstaat).. Teori
ini mulai berkembang di Eropa Kontinental. Namun setelah munculnya atau lahirnya Negara
Kesejahteraan (Walefarstate), negara di Eropa mulai berpindah menggunakan konsep ini.
Di Indonesia sendiri menurut Soepomo, Indonesia menganut paham integralistik sehingga
kepentingan umum yang diutamakan tetapi tidak mengesampingkan (atatu dengan kata lain “tetap
dihargai”) kepentingan individu. Konsep inilah yang dinamakan oleh Soepomo dengan asas
KEKELUARGAAN.

E. DAMPAK DARI KONSEP NEGARA PENJAGA MALAM


Dari konsep ini dampak positif yang diperoleh adalah :
1. Dapat melindungi hak-hak asasi warga negaranya dengan cara membatasi dan mengawasi gerak
langkah dan kekuasaan negara dengan/melalui undang-undang.
2. Menciptakan keamanan negara.
Sedangkan dampak negatif yang diperoleh adalah :
1. Negara tidak boleh mengurusi urusan pribadi rakyatnya, negara hanya boleh bertindak apabila ada
serangan dari luar.
2. Negara sangat dibatasi ruang geraknya oleh UU yang disetujui oleh rakyat. Jadi Negara tidak dapat
melakukan sesuatu/tindakan tanpa terlebih dahulu ditentukan dalam UU.
PENGANTAR SOSIOLOGI

A. PENGANTAR
Sosiologi merupakan suatu ilmu yang masih muda, walau telah mengalami
perkembangan yang cukup lama. Sejak manusia mengenal kebudayaan dan peradaban,
masyarakat manusia sebagai pergaulan hidup telah menarik perhatian. Awal mulanya, orang-
orang yang meninjau masyarakat hanya tertarik pada masalah-masalah yang menarik, seperti
kejahatan, perang, kekuasaan golongan yang berkuasa, keagamaan dan lain sebagainya. Dari
pemikiran serta penilaan yang demikian itu, orang kemudian meningkat pada filsafat
kemasyarakatan, dimana orang menguraikan harapan-harapan tentang susunan serta
kehidupan masyarakat yang diingini atau yang ideal. Dengan demikian timbulah perumusan
nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang seharusnya ditaati oleh setiap manusia dalam
hubungannya dengan manusia lain dalam suatu masyarakat.
Pemikiran terhadap masyarakat lambat laun mandapat bentuk sebagai ilmu pengetahuan
yang kemudian dinamakan sosiologi, pertama kali terjadi di benua Eropa. Beberapa faktor
yang menjadi pendorong utama adalah meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan
masyarakat dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Berbeda di Eropa,
sosiologi di Amerika Serikat dihubungkan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan
keadaan-keadaan sosial manusia dan sebagai pendorong untuk menyelesaikan persoalan yang
timbul oleh kejahatan, pelacuran, pangangguran, kemiskinan, konflik, peperangan, dan
masalah-masalah sosial lainnya.
Menurut Auguste Comte seorang ahli filsafat Perancis, sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan hasil terakhir daripada perkembangan
ilmu pengetahuan. Nama-nama seperti Auguste Comte (Perancis), Herbert Spencer (Inggris),
Karl Marx (Jerman), Max Weber (Jerman), Lester F. Ward (Amerika Serikat) dan beberapa
nama lainnya yang terkemuka dalam perkembangan sosiologi di benua Eropa dan Amerika.
Dari Eropa, ilmu sosiologi kemudian menyebar ke benua dan negara-negara lainnya seperti
Indonesia.
B. ILMU PENGETAHUAN DAN SOSIOLOGI
1. Ilmu-ilmu Sosial dan Sosiologi
Sosiologi jelas merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri karena telah memenuhi
segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan, yang ciri-ciri utamanya adalah:
a. Sosiologi bersifat empiris
b. Sosiologi bersifat teoritis
c. Sosiologi bersifat komulatif
d. Sosiologi bersifat non etnis
Manfaat ilmu-ilmu sosial dan hubungan antara ilmu-ilmu sosial dengan sosiologi,
yaitu:
a. Adanya suatu terminologi umum yang menyeragamkan berbagai disiplin perilaku.
b. Suatu teknik penelitian terhadap organisasi-organisasi yang besar dan kompleks.
c. Suatu pendekatan sintetis yang meniadakan analisis fragmentaris dalam rangka
hubungan internal antara bagian-bagian yang tidak dapat diteliti di luar konteks yang
menyeluruh.
d. Suatu sudut pandang yang memungkinkan analisis terhadap masalah-masalah sosiologi
dasar.
e. Penelitian yang lebih banyak tertuju pada hubungan dari bagian-bagian, dengan
tekanan pada proses dan kemungkinan terjadinya perubahan.

2. Definisi Sosiologi dan Sifat Hakikatnya


Definisi sosiologi menurut para ahli, sebagai berikut:
a. Pittrim Sorokin mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari:
1. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gajala sosial.
2. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala non
sosial.
3. Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.
b. Roucek dan Warren mengemukakan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
antara manusia dalam kelompok-kelompoknya.
c. J.A.A. van Doorn dan C.J Lammers berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu
pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat
labil.
d. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu
masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial,
termasuk perubahan-perubahan sosial.
Sosiologi dari sudut sifat-sifat hakikatnya adalah:
a. Ilmu sosiologi merupakan ilmu pengetahuan alam maupun ilmu pengetahuan
kerohanian.
b. Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normatif akan tetapi disiplin yang kategoris.
c. Sosiologi merupakan ilmu yang murni dan bukan merupakan ilmu terapan.
d. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan merupakan ilmu
pengetahuan yang kongkrit.
e. Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum.
f. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional.
g. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan ilmu pengetahuan yang
khusus.
3. Obyek Sosiologi
Obyek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia,
dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Masyarakat
mencakup beberapa unsur, sebagai berikut:
a. Manusia yang hidup bersama.
b. Bercampur untuk waktu yang cukup lama.
c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.
C. METODE-METODE DALAM SOSIOLOGI
Sosiologi mempunyai cara kerja atau metode yang juga dipergunakan oleh ilmu-ilmu
pengetahuan lainnya. Metode-metode yang digunakan dalam sosiologi sebagai berikut:
a. Metode Kualitatif, mengutamakan bahan yang sukar dapat diukur dengan angka-angka
atau dengan ukuran lain yang bersifat eksak.
b. Metode Historis, menggunakan analisis atas peristiwa-peristiwa dalam masa silam
untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
c. Metode Komparatif, mementingkan perbandingan antara bermacam-macam
masyarakat beserta bidang-bidangnya, untuk memperoleh perbedaan dan persamaan
serta sebabnya.
d. Metode Studi Kasus, bertujuan untuk mampelajari sedalam-dalamnya salah satu gejala
nyata kehidupan masyarakat.
e. Metode Kuantitatif, mengutamakaan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka,
sehingga gejala yang diteliti dapat diukur dengan mempergunakan ilmu pasti atau
matematik.
Metode-metode sosiologi tersebut bersifat saling melengkapi dan para ahli sosiologi
sering menggunakan lebib dari satu metode untuk menyelidiki obyeknya.
D. PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DI INDONESIA
Perkembangan sosiologi di Indonesia, di tandai dengan ciri-ciri bahwa pada mulanya
sosiologi hanya dianggap sebagai ilmu pembantu belaka bagi ilmu-ilmu lainnya. Dengan kata
lain sosiologi pada waktu itu belum dianggap cukup penting dan cukup dewasa untuk
dipelajari dan dipergunakan sebagai ilmu pengetahuan, terlepas dari ilmu pengetahuan
lainnya. Dengan timbulnya perguruan-perguruan tinggi dan kesadaran bahwa sosiologi
sangat penting dalam menelaah masyarakat Indonesia yang sedang berkembang ini, maka
sosiologi menempati tempat yang penting dalam daftar kuliah beberapa perguruan tinggi.

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL


A. SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara
individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok. Suatu interaksi sosial
tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu:
1. Adanya kontak sosial
2. Adanya komunikasi
Kontak sosial dapat berlanngsung dalam tiga bentuk, yaitu:
1. Antara orang-perorang.
2. Antara orang-perorang dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya.
3. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Suatu kontak dapat pula bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila
yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka, misalnya orang yang
berjabat tangan, saling senyum, dan seterusnya. Sedangkan, kontak sekunder memerlukan
suatu perantara.

B. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL


Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (co-operation), persaingan
(competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict).
Menurut Gillin dan Gillin, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya
interaksi sosial, yaitu:
1. Proses yang asosiatif (processes of association) yang terbagi ke dalam tiga bentuk khusus
lagi, yakni:
a. Akomodasi
b. Asimilasi
c. Akulturasi
2. Proses yang disosiatif (processes of dissociation) yang mencakup:
a. Persaingan
b. Persaingan yang meliputi kontrovensi dan pertentangan atau pertikaian (conflict).
Menurut Kimball Young bentuk-bentuk proses sosial ialah:
1. Oposisi (opposition) yang mencakup persaingan dan pertentangan atau pertikaian.
2. Kerja sama (co-operation) yang menghasilkan akomodasi
3. Diferensiasi (differentiation) menghasilkan sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.
1. Proses-proses yang Asosiatif
a. Kerja sama (co-operation)
Co-operation merupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau
kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerja sama
timbul karena adanya orientasi para individu terhadp kelompoknya (in group) dan
kelompok lainnya (out group). Ada lima bentuk kerja sama yaitu:
1) Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong-menolong.
2) Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan
jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.
3) Ko-optasi (Co-optation) yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi.
4) Koalisi (Coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan-tujuan yang sama.
5) Join-venture, yaitu kerja sama antara pengusahaan proyek-proyek tertentu.
b. Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa
menghancurkan fisik lawan, sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Tujuan
akomodasi berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapi, yaitu:
1) Untuk mengurangi pertentangan antara orang-perorangan atau kelompok-
kelompok manusia sebagai akibat perbedaan faham.
2) Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu.
3) Untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok sosial.
4) Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah.
Bentuk-bentuk akomodasi, sebagai berikut:
1) Coercion, adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh karena
adanya paksaan.
2) Compromise, adalah suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat
saling mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap
perselisian yang ada.
3) Arbitration, merupakan suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-
pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri.
4) Mediation, hampir menyerupai arbitration, tetapi mengundang pihak ketiga yang
netral.
5) Conciliation, adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari
pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
6) Toleration, merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal
bentuknya.
7) Stalemate, merupakan suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan
karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titik tertentu
dalam melakukan pertentangannya.
8) Adjudication, yaitu merupakan penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.
2. Proses Disosiatif
a. Persaingan (Competition)
Competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, di mana individu atau
kelompok yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang
pada suatu masa menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian atau
mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan kekerasaan atau
ancaman. Bentuk-bentuk persaingan, antara lain:
1) Persaingan ekonomi
2) Persaingan budaya
3) Persaingan untuk mencapai suatu kedudukan dan peranan yang tertentu dalam
masyarakat.
4) Paersaingan karena perbedaan ras.
Fungsi-fungsi persaingan adalah sebagai berikut:
1) Untuk meyalurkan keinginan-keinginan yang bersifat kompetitif.
2) Sebagai jalan di mana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa
menjadi pusat perhatian tersalurkan dengan sebaik-baiknya.
3) Sebagai alat untuk menyaring warga golongan-golongan karya untuk mengadakan
pembagian kerja.
4) Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan seleksi sosial.
Hasil suatu persaingan adalah sebagai berikut:
1) Perubahan kepribadian seseorang
2) Kemajuan
3) Solidaritas
4) Disorganisasi
b. Kontravensi (Contravention)
Kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan
dan pertentangan atau pertikaian.
Kontravensi mencakup lima subproses, yaitu:
1) Proses umum
2) Bentuk yang sederhana
3) Bentuk yang intensif
4) Yang bersifat rahasia
5) Yang bersifat taktis
Tipe-tipe yang merupakan tipe perbatasan antara kontravensi dengan pertentangan
atau pertikaian adalah:
1) Kontravensi antara masyarakat setempat
2) Antagonime keamanan
3) Kontravensi intelektual
4) Oposisi moral

KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL DAN KEHIDUPAN


MASYARAKAT

A. PENDEKATAN SOSIOLOGIS TERHADAP KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL


Kelompok sosial atau “social group” adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia
yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antara mereka. Hubungan tersebut antara
lain menyangkut hubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran
untuk saling menolong. Beberapa persyaratan kelompok sosial adalah:
1. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari
kelompok yang bersangkutan.
2. Adanya hubungan timbal-balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
3. Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu, sehingga
hubungan antar mereka bertambah erat.
4. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
Suatu kelompok sosial cenderung untuk tidak menjadi kelompok yang statis, akan tetapi
selalu berkembang serta mengalami perubahan-perubahan baik dalam aktivitas maupun
bentuknya. Sesuatu aspek yang menarik dari kelompok sosial tersebut adalah bagaimana
caranya mengendalikan anggota-anggotanya.

B. TIPE-TIPE KELOMPOK SOSIAL


1. Klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial
Tipe-tipe kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut atau dasar
berbagai kriteria/ukuran, antara lain:
a. Besar kecilnya jumlah anggota,
b. Derajat interaksi sosial,
c. Kepentingan dan wilayah,
d. Berlangsungan suatu kepentingan,
e. Derajat organisasi,
f. Kesadaran akan jenis yang sama, hubungan sosial dan tujuan.
2. Kelompok sosial dipandang dari sudut individu
Kelompok sosial termasuk biasanya adalah atas dasar kekerabatan, usia, seks dan
kadang-kadang atas dasar perbedaan pekerjaan atau kedudukan. Dalam masyarakat yang
sudah kompleks, individu biasanya menjadi anggota dari kelompok social tertentu
sekaligus. Dengan demikian maka terdapat derajat tertentu serta arti tertentu bagi
individu-individu tadi, sehubungan dengan keanggotaan kelompok sosial yang tertentu,
sehingga bagi individu terdapat dorongan-dorongan tertentu pula sebagai anggota suatu
kelompok sosial.
3. In-group dan Out-group
In-group adalah kelompok sosial, dengan mana individu mengidentifikasikan dirinya.
Out-group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in-
groupnya. Sikap out-group selalu ditandai dengan suatu kelainan yang berwujud
antagonisme atau antipati. Perasaan in-group dan out-group dapat merupakan dasar suatu
sikap yang dinamakan etnosentrisme. Sikap etnosentris disosialisasikan atau diajarkan
kepada anggota kelompok sosial, sadar maupun tidak sadar, serentak dengan nilai-nilai
kebudayaan yang lain.
4. Kelompok primer dan kelompok sekunder
Kelompok primer (primary group) atau face to face group merupakan kelompok
sosial yang paling sederhana, di mana anggota-anggotanya saling mengenal, di mana ada
kerjasama yang erat. Kelompok sekunder (secondary group) adalah kelompok-kelompok
yang terdiri dari banyak orang, antara siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan
pengenalan secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng.
5. Paguyuban (Gameinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft)
Paguyuban (Gameinschaft) adalah bentuk kehidupan bersama, di mana anggota-
anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah dan kekal. Dasar
hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang memang telah
dikodratkan. Patembayan (Gesellschaft) adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan
biasanya untuk jangka waktu pendek. Ia bersifat sebagai suatu bentuk dalam fikiran
belaka.
6. Formal Group dan Informal Group
Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja
diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesamanya.
Informal group tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau yang pasti.
Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang
berulangkali, yang menjadi dasar bagi pertemuannya kepentingan dan pengalaman yang
sama.
7. Membership Group dan Reference Group
Membership group merupakan suatu kelompok di mana setiap orang secara fisik
menjadi anggota kelompok tertentu. Reference group ialah kelompok sosial yang menjadi
acuan bagi seseorang untuk membentuk pribadi dan perilakunya.
8. Kelompok okupasioanal dan Volonter
Kelompok okupasioanal merupakan kelompok yang terdiri dari orang-orang yang
melakukan pekerjaan sejenis. Kelompok volonter mencakup orang-orang yang
menpunyai kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian dari masyarakat yang
semakin luas daya jangkaunya.
C. KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL YANG TIDAK TERATUR
1. Kerumunan (Crowd)
Kerumunan (crowd) adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di
suatu tempat dan juga pada waktu yang bersamaan. Bentuk-bentuk kerumunan, antara
lain:
a. Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial:
1) Khalayak penonton atau pendengar yang formal (formal audiences).
2) Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (planned expressive group).
b. Kerumunan yang bersifat sementara (Casual crowds):
1) Kumpulan yang kurang menyenangkan (Inconvenient aggregations).
2) Kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik (Panic crowds).
3) Kerumunan penonton (Spectator crowds).
c. Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum (lowless crowds)
1) Kerumunan yang bertindak emosional (Acting mobs).
2) Kerumunan yang bersifat immoral (Immoral crowds).
2. Publik
Publik merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Setiap aksi publik
diprakarsai oleh keinginan individual yang masih mempunyai kesadaran akan kedudukan
sosial yang sesungguhnya dan juga masih lebih mementingkan kepentingan pribadi
daripada mereka yang bergabung dalam kerumunan.

D. MASYARAKAT PEDESAAN (RURAL COMMUNITY) DAN MASYARAKAT


PERKOTAAN (URBAN COMMUNITY)
1. Masyarakat Setempat (Community)
Istilah masyarakat setempat (community) menunjuk pada bagian masyarakat yang
bertempat tinggal di suatu wilayah dengan batas-batas tertentu, di mana faktor utama
yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar di antara anggota, dibandingkan
dengan interaksi dengan penduduk di luar batas wilayahnya
2. Tipe-tipe Masyarakat Setempat
. Dalam mengklasifikasikan masyarakat-masyarakat setempat dapat dipergunakan
empat kriteria yang saling berpaut, yaitu:
a. Jumlah penduduk,
b. Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman,
c. Fungsi-fungsi khusus dari masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat,
d. Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan.
3. Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Dalam masyarakat modern sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural
community), dengan masyarakat perkotaan (urban community), pembedaan mana bersifat
gradual. Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan
lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan
lainnya. Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat kota yang tidak tentu jumlah
penduduknya.
Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat
dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. Sebab-
sebab terjadinya urbanisasi dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu:
a. Faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan tempat/daerah
kediamannya (push factors).
b. Faktor kota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap di kota-kota (pull
factors).
Akibat-akibat negatif urbanisasi yang terlalu cepat, antara lain:
a. Pengangguran,
b. Naiknya kriminalitas,
c. Persoalan perwismaan,
d. Kenakalan anak-anak,
e. Persoalan rekreasi.
E. KELOMPOK-KELOMPOK KECIL (SMALL GROUP)
Small group adalah suatu kelompok yang secara teoritis terdiri paling sedikit dua orang,
di mana orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu dan yang
menganggap hubungan itu sendiri, penting baginya. Kelompok-kelompok kecil selalu timbul
di dalam kerangka organisasi yang lebih besar dan luas.

F. DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL


Sebab-sebab perubahan struktur kelompok sosial, antara lain:
1. Perubahan situasi, keadaan di mana kelompok tadi hidup.
2. Pergantian anggota-anggota kelompok.
3. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam situasi sosial dan ekonami.

KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT

A. KEBUDAYAAN
Masalah kebudayaan juga diperhatikan dalam sosiologi, karena kebudayaan dan
masyarakat manusia merupakan dwitunggal yang tidak terpisahkan. Istilah kebudayaan
berasal dari kata Sansekerta buddhayah, merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang
berarti budi atau akal. Culture berasal dari bahasa latin colere yang berarti mengolah atau
mengerjakan. Kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa dan cita-cita masyarakat.
Kebudayaan berguna bagi manusia yaitu untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur
hubungan antar manusia dan sebagai wadah dari segenap perasaan manusia.

B. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Melville J. Herskovits mengajukan 4 unsur pokok kebudayaa, yaitu:
a. Alat-alat teknologi
b. Sistem ekonomi
c. Keluarga
d. Kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski, menyebutkan unsur-unsur kebudayaan sebagai berikut:
a. Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di dalam
upaya menguasai alam sekelilingnya.
b. Organisasi ekonomi.
c. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan.
d. Organisasi kekuatan.
Pendapat para sarjana menunjukan pada adanya tujuh unsur kebudayaan yang dianggap
sebagai cultural universals, yaitu:
a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia.
b. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi.
c. Sistem kemasyarakatan.
d. Bahasa.
e. Kesenian.
f. Sistem pengetahuan.

C. SIFAT HAKIKAT KEBUDAYAAN


Kebudayaan mempunyai sifat hakikat yang berlaku umum bagi semua kebudayaan di
manapun juga. Sifat hakikat kebudayaan tadi adalah sebagai berikut:
1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
2. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu, dan
tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah-lakunya.
4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban, tindakan-tindakan yang
diterima dan ditolak tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang
diizinkan.

D. GERAK KEBUDAYAAN
Akulturasi merupakan proses di mana suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan
tertentu, dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian
rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah ke
dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu
sendiri. Akulturasi merupakan salah satu contoh gerak kebudayaan.

LEMBAGA KEMASYARAKATAN

A. PENGANTAR
Lembaga kemasyarakatan adalah himpunan norma-norma dari segala tindakan yang
berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat. Lembaga
kemasyarakatan pada dasarnya mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
1. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat.
2. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan.
3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial.

B. PROSES PERTUMBUHAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN


1. Norma-norma Masyarakat
Norma-norma yang ada dalam masyarakat terbentuk secara tidak sengaja, namun
lama-kelamaan norma tersebut dibuat secara sadar. Norma yang ada dalam masyarakat
mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda. Untuk dapat membedakan kekuatan
mengikat norma tersebut, secara sosiologi dikenal adanya empat pengertian, yaitu:
a. Cara (Usage), menunjukan pada suatu bentuk perbuatan yang lebih menonjol di dalam
hubungan antar individu dalam masyarakat.
b. Kebiasaan (folkways), perbuatan yang dilakukan berulang-ulang yang mempunyai
kekuatan mengikat yang lebih besar dari pada cara.
c. Tata kelakuan (mores), merupakan kebiasaan yang dianggap sebagai cara berperilaku
dan diterima norma-norma pengatur.
d. Adat-istiadat (custom), tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola-
pola perilaku mayarakat. Bila adat-istiadat dilanggar maka sanksinya berwujud suatu
penderitaan bagi pelanggarnya.
Dalam rangka pembentukannya sebagai lembaga kemasyarakatan, norma-norma tersebut
mengalami beberapa proses, yaitu:
a. Proses pelembagaan (institutionalization), yakni suatu proses yang dilewati oleh
sesuatu norma kemasyarakatan yang baru untuk manjadi bagian dari salah satu lembaga
kemasyarakatan.
b. Norma-norma yang internalized, artinya adalah bahwa proses norma-norma
kemasyarakatan tidak hanya berhenti sampai pelembagaan saja, tetapi mungkin norma
tersebut sampai mendarah daging dalam anggota-anggota masyarakat.
Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga (institutionalized), apabila norma
tersebut:
a. Diketahui,
b. Dipahami atau dimengerti,
c. Ditaati,
d. Dihargai.
2. Sistem Pengendalian Sosial (Social Control)
Sistem pangendalian yang merupakan segala sistem maupun proses yang dijalankan
oleh masyarakat selalu disesuaikan dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang berlaku
dalam masyarakat. Pengendalian sosial dapat bersifat:
a. Preventif, merupakan suatu usaha pencegahan terhadap terjadinya gangguan-gangguan
pada keserasian antara kepastian dengan keadilan.
b. Represif, merupakan usaha yang bertujuan untuk mengembalikan keserasian yang
pernah mangalami gangguan.
Alat pengendalian sosial dapat digolongkan ke dalam paling sedikit lima golongan,
yakni:
a. Mempertebal kenyakinan anggota masyarakat akan kebaikan norma-norma
kemasyarakatan.
b. Memberikan penghargaan kepada anggota masyarakat yang taat pada norma-norma
kemasyarakatan.
c. Mengembangkan rasa malu dalam diri atau jiwa anggota masyarakat bila mereka
menyimpang atau menyeleweng dari norma-norma kemasyarakatan dan nilai-nilai
yang berlaku.
d. Menimbulkan rasa takut.
e. Menciptakan sistem hukum, yaitu sistem tata tertib dengan sanksi yang tegas bagi para
pelanggar.

C. CIRI-CIRI UMUM LEMBAGA KEMASYARAKATAN


Menurut Gillin dan Gillin, lembaga kemasyarakatan mempunyai beberapa ciri umum, yaitu:
a. Suatu lembaga kemasyarakatan adalah suatu organisasi pola-pola pemikiran dan pola-pola
perilaku yang terwujud melalui aktivitas-akitivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.
b. Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri semua lembaga kemasyarakatan.
c. Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
d. Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan.
e. Lambang-lambang biasanya juga merupakan ciri khas lembaga kemasyarakatan.
f. Suatu lembaga kemasyarakatan mempunyai suatu tradisi tertulis atau yang tak tertulis.

D. TIPE-TIPE LEMBAGA KEMASYARAKATAN


1. Dari sudut perkembangannya ada dua tipe, yaitu:
a. Crescive institutions, merupakan lembaga-lembaga yang secara tak disengaja tumbuh
dari adat-istiadat masyarakat.
b. Enacted institutions, merupakan lembaga yang sengaja dibentuk untuk memenuhi
tujuan tertentu.
2. Dari sudut sistem nilai-nilai yang diterima masyarakat ada dua tipe, yakni:
a. Basic institutions, dianggap sebagai lembaga kemasyarakatan yang sangat penting
untuk memelihara dan memepertahankan tata tertib dalam masyarakat.
b. Subsidiary institutions, dianggap kurang penting seperti kegiatan-kegiatan untuk
rekreasi.
3. Dari sudut penerimaan masyarakat terdapat dua tipe, yaitu:
a. Approved-social sanctioned institutions, adalah lembaga-lembaga yang diterima
masyarakat.
b. Unsanctioned institutions, merupakan lembaga-lembaga yang ditolak oleh masyarakat,
walau masyarakat kadang-kadang tidak berhasil memberantasnya.
4. Dari sudut penyebarannya dibagi menjadi dua, yaitu:
a. General institutions, merupakan lembaga yang timbul karena dikenal oleh hampir
semua masyarakat dunia.
b. Restricted institutions, merupakan lembaga yang timbul karena dianut oleh
masyarakat-masyarakat tertentu di dunia ini.
5. Dari sudut fungsinya terdapat dua tipe, yakni;
a. Operative institutions, lembaga yang berfungsi untuk menghimpun pola-pola atau tata
cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan.
b. Regulative institutions, lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat-istiadat atau
tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga itu sendiri.
E. CARA-CARA MEMPELAJARI LEMBAGA KEMASYARAKATAN
Cara-cara pendekatan atau mempelajari lembaga kemasyarakatan dapat dirinci ke dalam:
1. Analisis secara historis, bertujuan meneliti sejarah timbul dan perkembangan suatu
lembaga kemasyarakatan tertentu
2. Analisis komparatif, bertujuan menelaah suatu lembaga kemasyarakatan tertentu dalam
berbagai masyarakat berlainan ataupun berbagai lapisan sosial masyarakat tersebut.
3. Analisis fungsional, bertujuan menyelidiki dengan jalan menganalisis hubungan antara
lembaga-lembaga tersebut di dalam suatu masyarakat tertentu.

F. CONFORMITY DAN DEVIATION


Masalah yang erat hubungannya dengan pengendalian sosial adalah conformity dan
deviation. Conformity yaitu penyesuaian diri pada norma-norma dan nilai-nilai dalam suatu
masyarakat. Deviation yaitu penyimpangan terhadap norma-norma dan nila-nilai tersebut.
Conformity biasanya sangat kuat dalam masyarakat-masyarakat yang tradisional, hal yang
sama pada masyarakat di kota-kota sering kali dianggap sebagai penghambat kemajuan dan
perkembangan.
Teori yang dikembangkan oleh Robert K. Merton, sosiologi meninjau penyimpangan
(deviasi) dari sudut struktur sosial dan budaya. Menurut Merton, diantara segenap unsur
sosial dan budaya, terdapat dua unsur terpenting yaitu kerangka aspirasi dan unsur-unsur
yang mengatur segala kegiatan untuk mencapai aspirasi tersebut.

LAPISAN MASYARAKAT (STRATIFIKASI SOSIAL)

A. PENGANTAR
Selama dalam satu masyarakat ada sesuatu yang dihargai, dan setiap masyarakat pasti
mempunyai sesuatu yang dihargainya, maka barang sesuatu itu akan menjadi bibit yang
dapat menumbuhkan adanya sistem lapisan dalam masyarakat itu. Barang sesuatu yang
dihargai di dalam masyarakat mungkin berupa uang atau benda-benda yang bernilai
ekonomis, mungkin juga berupa tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan dalam
agama atau mungkin juga keturunan yang terhormat.
Sistem lapisan dalam masyarakat dalam sosiologi dikenal dengan istilah social
stratification yang merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas
secara bertingkat.

B. TERJADINYA LAPISAN MASYARAKAT


Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya (dalam proses
pertumbuhan masyarakat itu) tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar
suatu tujuan yang sama. Pembedaan atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan
bagian dari sistem sosial setiap masyarakat. Untuk meneliti terjadinya proses lapisan dalam
masyarakat, pokok-pokoknya adalah:
1. Sistem lapisan berpokok pada sistem petentangan dalam masyarakat. Sistem demikian
hanya mempunyai arti khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu yang menjadi objek
penyelidikan.
2. Sistem lapisan dapat dianalisis dalam arti-arti sebagai berikut:
a. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti misalnya penghasilan, kekayaan,
keselamatan.
b. Sistem pertanggaan yang diciptakan oleh para warga masyarakat.
c. Kriteria sistem pertanggaan dapat berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok
kerabat tertentu, milik, wewenang atau kekuasaan.
d. Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah-laku hidup, cara berpakaian,
perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi.
e. Mudah sukarnya bertukar kedudukan.
f. Solidaritas di antara individu atau kelompok-kelompok sosial yang menduduki
kedudukan yang sama dalam sistem sosial masyarakat.
1) Pola-pola interaksi.
2) Kesamaan atau ketidaksamaan sistem kepercayaan, sikap dan nilai-nilai.
3) Kesadaran akan kedudukan masing-masing.
4) Aktivitas sebagai ornag kolektif.
C. SIFAT SISTEM LAPISAN MASYARAKAT
Sifat sistem lapisan masyarakat dapat tertutup (closed social stratification) dan dapat pula
terbuka (open social stratification). Yang bersifat tertutup tidak memungkinkan pindahnya
seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik gerak pindahnya itu ke atas atau ke
bawah. Di dalam sistem yang demikian, satu-satunya jalan untuk masuk menjadi anggota
suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran.
Sebaliknya di dalam sistem terbuka, setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan
untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan, atau bagi mereka yang tidak
beruntung, untuk jatuh dari lapisan yang atas ke lapisan di bawahnya.

D. KELAS-KELAS DALAM MASYARAKAT


Kelas sosial (social class) adalah semua orang dan keluarga yang sadar akan
kedudukannya di dalam suatu lapisan, sedangkan kedudukan mereka itu diketahui serta
diakui oleh masyarakat umum.
Kurt B. Mayer berpendapat bahwa istilah kelas hanya dipergunakan untuk lapisan yang
berdasarkan atas unsur-unsur ekonomis, sedangkan lapisan yang berdasarkan atas
kehormatan kemasyarakatan dinamakan kelompok kedudukan (status group). Max Waber
mengatakan pembedaan antara dasar-dasar ekonomis dan dasar-dasar kedudukan sosial, akan
tetapi dia tetap menggunakan istilah kelas bagi semua lapisan. Ada kelas yang bersifat
ekonomis dibagi lagi dalam kelas yang berdasarkan atas pemilikan tanah dan benda-benda,
serta kelas yang bergerak dalam bidang ekonomi dengan menggunakan kecakapannya.
Joseph Schumpeter mengatakan bahwa terbentuknya kelas dalam masyarakat karena
diperlukan untuk menyesuaikan masyarakat dengan keperluan-keperluan yang nyata, akan
tetapi maka kelas dan gejala-gejala kemasyarakatan lainnya hanya dapat dimengerti dengan
benar apabila diketahui riwayat terjadinya.
Apabila pengertian kelas ditinjau lebih mendalam maka akan dijumpai beberapa kriteria
tradisional, yaitu:
1. Besar atau ukuran jumlah anggota-anggotanya.
2. Kebudayaan yang sama, yang menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban warganya.
3. Kelanggengan.
4. Tanda-tanda/lambang-lambang yang merupakan ciri-ciri khas.
5. Batas-batas tegas (bagi kelompok itu terhadap kelompok lain).
6. Antagonisme tertentu.

E. DASAR LAPISAN MASYARAKAT


Ukuran-ukuran yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat ke
dalam lapisan-lapisan adalah:
1. Ukuran kekayaan (material).
2. Ukuran kekuasaan.
3. Ukuran kehormatan.
4. Ukuran ilmu pengetahuan.
Ukuran di atas tidaklah bersifat limitif, karena masih ada ukuran-ukuran lain yang dapat
digunakan. Akan tetapi ukuran di atas amat menentukan sebagai dasar timbulnya sistem
lapisan dalam masyarakat tertentu.

F. UNSUR-UNSUR LAPISAN MASYARAKAT


Hal yang mewujudkan unsur-unsur baku dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan
dalam masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role).
1. Kedudukan (Status)
Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok
sosial. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya
sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, pretisenya
dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Masyarakat pada umumnya mengembangkan
dua macam kedudukan, yaitu:
a. Ascribed status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan
perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena
kelahiran.
b. Achieved status, adalah kedudukan yang dicapai oleh seseorang karena usaha-usaha
yang disengaja. Kedudukan ini diperoleh tergantung dari kemampuan masing-masing
dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya.
Kadang-kadang dibedakan lagi satu macam kedudukan, yaitu assigned status, yang
merupakan kedudukan yang diberikan. Assigned status sering mempunyai hubungan
yang erat dengan achieved status. Artinya suatu kelompok atau golongan memberi
kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa, yang telah memperjuangkan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
2. Peranan (Role)
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalakan
suatu peranan. Peranan mencakup tiga hal, yaitu:
a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang
dalam masyarakat.
b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur
sosial masyarakat.
Pembahasan perihal aneka macam peranan yang melekat pada individu dalam
masyarakat penting karena hal-hal sebagai berikut:
a. Peranan-peranan tertentu harus dilaksanakan apabila struktur masyarakat hendak
dipertahankan kelangsungannya.
b. Peranan tersebut seyogyanya dilekatkan pada individu-individu yang oleh masyarakat
dianggap mampu malaksanakannya.
c. Dalam masyarakat kadangkala dijumpai individu-individu yang tak mampu
malaksanakan peranananya sebagaimana diharapkan oleh masyarakat.
d. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan peranannya, belum tentu
masyarakat akan dapat memberikan peluang-peluang yang seimbang.

G. LAPISAN YANG SENGAJA DISUSUN


Chester F. Barnard, membatasi diri pada uraian tentang sistem pembagian kedudukan
dalam organisasi formal yang di dalam masyarakat merupakan bagian-bagian yang khusus.
Akan tetapi dikatakan olehnya bahwa faktor-faktor yang terdapat di dalam organisasi-
organisasi itu selalu mampunyai hubungan timbal-balik dengan keadaan di dalam masyarakat
luas, dimana organisasi-organisasi itu berada. Menurut Barnard, sistem pembagian
kedudukan pada pokoknya diperlukan secara mutlak, agar organisasi dapat bergerak secara
teratur untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh para penciptanya. Sistem kedudukan
dalam organisasi formal timbul karena perbedaan-perbedaan kebutuhan. Kepentingan dan
kemampuan individual yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Perbedaan kemampuan individu.
2. Perbedaan-perbedaan yang menyangkut kesukaran-kesukaran untuk melakukan
bermacam-macam jenis pekerjaan.
3. Perbedaan kepentingan masing-masing jenis pekerjaan.
4. Keinginan pada kedudukan yang formal sebagai alat sosial atau alat organisasi.
5. Kebutuhan akan perlindungan bagi seseorang.

H. MOBILITAS SOSIAL (SOCIAL MOBILITY)


1. Pengertian Umum dan Jenis-jenis Gerakan Sosial
Gerak sosial atau social mobility adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-
pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Tipe-tipe gerak social
yang prinsipil ada dua macam, yaitu gerak sosial yang horizontal dan vertical. Gerak
sosial horizontal merupakan peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu
kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya. Gerak sosial vertical dimaksudkan sebagai
perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya
yang tidak sederajat. Gerak sosial vertical ada dua jenis, yaitu yang naik (social climbing)
dan yang turun (social sinking).
2. Tujuan Penelitian Gerak Sosial
Para sosiolog meneliti gerak sosial untuk mendapatkan keterangan-keterangan perihal
keteraturan dan keluwesan struktur sosial. Para sosiolog mempunyai perhatian yang
khusus terhadap kesulitan-kesulitan yang secara relatif dialami oleh individu-individu
dan kelompok-kelompok sosial dalam mendapatkan kedudukan yang terpandang oleh
masyarakat dan merupakan objek dari suatu persaingan. Semakin seimbang kesempatan-
kesempatan untuk mandapatkan kedudukan tersebut akan semakin besar gerak sosial. Itu
berarti bahwa sifat sistem lapisan masyarakat semakin terbuka.
3. Beberapa Prinsip Umum Gerak Sosial yang Vertikal
Prinsip-prinsip umum yang sangat penting bagi gerak sosial vertikal adalah sebagai
berikut:
a. Hampir tak ada masyarakat yang sifat sistem lapisannya mutlak tertutup, dimana sama
sekali tak ada gerak sosial yang vertikal.
b. Betapapun terbukanya sistem lapisan dalam suatu masyarakat tak mungkin gerak sosial
yang vertikal dilakukan dengan sebebas-bebasnya, sedikit banyak akan ada hambatan-
hambatan.
c. Gerak sosial vertikal yang umum berlaku bagi semua masyarakat tak ada, setiap
masyarakat mempunyai ciri-ciri sendiri bagi gerak sosialnya yang vertikal.
d. Laju gerak sosial vertikal yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi, politik serta
pekerjaan adalah berbeda.
4. Saluran Gerak Sosial Vertikal
Menurut Pitirim A. Sorokin, gerak sosial vertikal mempunyai saluran-saluran dalam
masyarakat. Proses gerak sosial vertikal melalui saluran tadi disebut social circulation.
Saluran yang terpenting adalah angkatan bersenjata, lembaga keagamaam, sekolah,
organisasi politik, ekonomi dan keahlian. Sudah tentu ada saluran-saluran lain dalam
masyarakat misalnya perkawinan.

I. PERLUNYA SISTEM LAPISAN MASYARAKAT


Manusia pada umumnya bercita-cita agar ada perbedaan kedudukan dan peranan dalam
masyarakat. Setiap masyarakat harus menempatkan individu pada tempat tertentu dalam
struktur sosial dan mendorong mereka untuk melaksanakan kewajiban sebagai akibat
penempatan tersebut. Dengan demikian masyarakat menghadapi dua persoalan, yaitu
menempatkan individu tersebut dan mendorong agar mereka malaksanakan kewajibannya.
Dengan demikian, maka mau tak mau ada sistem lapisan masyarakat, karena gejala
tersebut sekaligus memecahkan persoalan yang dihadapi masyarakat, yaitu menempatkan
individu dalam tempat-tempat yang tersedia dalam struktur sosial dan mendorongnya agar
melaksanakan kewajiban yang sesuai denga kedudukan serta peranannya.

KEKUASAAN, WEWENANG DAN KEPEMIMPINAN

A. PENGANTAR
Kekuasaan mempunyai peranan yang dapat menentukan nasib berjuta-juta manusia.
Sosiologi tidak memandang kekuasaan sebagai sesuatu yang baik atau yang buruk. Sosiologi
mengakui kekuasaan sebagai unsur yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat.
Karena kekuasaan bersifat netral, maka menilai baik atau buruknya harus dilihat dari
penggunaannya bagi keperluan masyarakat.
Apabila kekuasaan dijelmakan pada diri seseorang, maka biasanya orang itu dinamakan
pemimpin, dan mereka yang menerima pengaruhnya adalah pengikutnya. Bedanya antara
kekuasaan dan wewenang ialah bahwa setiap kemampuan untuk memengaruhi pihak lain
dapat dinamakan kekuasaan, sedangkan wewenang adalah kekuasaan yang pada seseeorang
atau sekelompok orang, yang dapat pengakuan masyarakat.

B. HAKIKAT KEKUASAAN DAN SUMBERNYA


Kekuasaan mencakup kemampuan untuk memerintah dan juga untuk memberi
keputusan-keputusan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tindakan-
tindakan. Max Weber mengatakan, kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau sekelompok
orang untuk menyadarkan masyarakat akan kemauan-kemauannya sendiri, dengan sekaligus
menerapkannya terhadap tindakan-tindakan perlawanan dari orang-orang atau golongan
tertentu. Kekuasaan tertinggi dalam masyarakat dinamakan pula kedaulatan yang biasanya
dijalankan oleh segolongan kecil masyarakat. Golongan yang berkuasa tidak mungkin
bertahan terus tanpa didukung oleh masyarakat. Oleh sebab itu, golongan yang berkuasa
harus berusaha untuk menanamkan kekuasaannya dengan jalan menghubungkannya dengan
kepercayaan dan perasaan yang kuat di dalam masyarakat.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sifat hakikat kekuasaan dapat terwujud dalam
hubungan yang simetris dan asimetris. Kekuasaan dapat bersumber dari beberapa faktor,
apabila sumber-sumber kekuasaan tersebut dikaitkan dengan kegunaanya.

C. UNSUR-UNSUR SALURAN KEKUASAAN DAN DIMENSINYA


Kekuasaan yang dapat dijumpai pada interaksi sosial antara manusia maupun antar
kelompok mempunyai beberapa unsur pokok, yaitu:
1. Rasa takut,
2. Rasa cinta,
3. Kepercayaan,
4. Pemujaan
Apabila dilihat dalam masyarakat, maka kekuasaan di dalam pelaksanaannya di jalankan
melalui saluran-saluran tertentu. Saluran-saluran kekuasaan antara lain:
1. Saluaran Militer,
2. Saluran Ekonomi,
3. Saluran Politik,
4. Saluran Tradisi,
5. Saluran Ideologi, dan lain-lain.
Apabila dimensi kekuasaan ditelaah, maka ada kemungkinan-kemungkinan sebagai
berikut:
1. Kekuasaan yang sah dengan kekerasan.
2. Kekuasaan yang sah tanpa kekerasan.
3. Kekuasaan tidak sah dengan kekerasan.
4. Kekuasaan tidak sah tanpa kekerasan.

D. CARA-CARA MEMPERTAHANKAN KEKUASAAN


Cara-cara atau usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kekuasaan antara
lain:
1. Dengan jalan meninggalkan segenap peraturan-peraturan lama.
2. Mengadakan sistem-sistem kepercayaan.
3. Pelaksanaan administrasi dan birokrasi yang baik.
4. Mengadakan konsolidasi secara horizontaldan vertikal.
Cara untuk memperkuat kedudukan, penguasa dapat menempuh jalan sebagai berikut:
1. Menguasai bidang-bidang kehidupan tertentu.
2. Penguasaan bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat yang dilakukan dengan paksa dan
kekerasan.
E. BEBERAPA BENTUK LAPISAN KEKUASAAN
Bentuk-bentuk kekuasaan pada masyarakat tertentu di dunia ini beraneka macam dengan
masing-masing polanya. Menurut Mac Iver ada tiga pola umum sistem lapisan kekuasaan
atau piramida kekuasaan, yaitu:
1. Tipe Kasta adalah sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas dan kaku.
2. Tipe Oligarkis kekuasaan yang sebenarnya berada di tangan partai politik yang mempunyai
kekuasaan yang menetukan.
3. Tipe demokratis, kekuasaan yang tidak mementingkan kelahiran seseorang yang terpenting
adalah kemampuan dan faktor keberuntungan.

F. WEWENANG
Menurut Max Weber, wewenang adalah suatu hak yang telah ditetapkan dalam suatu tata
tertib sosial untuk menetapkan kebijaksanaan, menentukan keputusan mengenai persoalan
yang penting, dan untuk menyelesaikan pertentangan. Wewenang ada tiga macam, yaitu:
1. Wewenang kharismatis (charismatic authority),
2. Wewenang tradisional (traditional authority),
3. Wewenang rasional/legal (rational/legal authority).

1. Wewenang Kharismatik, Tradisional dan Rasional (Legal)


Perbedaan antara wewenang kharismatik, tradisional dan rasional didasarkan pada
hubungan antara tindakan dengan dasar hukum yang berlaku. Wewenang kharismatik
merupakan wewenang yang didasarkan pada kharisma, yaitu suatu kemampuan khusus
yang ada pada diri seseorang. Wewenang kharismatik tidak diatur oleh kaidah-kaidah,
baik yang tradisional maupun rasional.
Wewenang tradisional dapat dipunyai oleh seseorang maupun sekelompok orang.
Wewenang tersebut dimiliki oleh orang-oranng yang menjadi anggota kelompok. Ciri-ciri
utama wewenang tradisional adalah:
a. Adanya ketentuan-ketentuan tradisional yang mengikat penguasa yang mempunyai
wewenang, serta orang-orang lainnya dalam masyarakat.
b. Adanya wewenang yang lebih tinggi ketimbang kedudukan seseorang yang hadir
secara pribadi.
c. Selama tak ada pertentangan dengan ketentuan-ketentuan tradisional, orang-orang
dapat bertindak secara bebas.
Wewenang rasional/legal adalah wewenang yang disandarkan pada sistem hukum
yang berlaku dalam masyarakat. Sistem hukum di sini difahamkan sebagai kaidah-kaidah
yang telah diikuti serta ditaati masyarakat, dan bahkan yang telah diperkuat oleh negara.
2. Wewenang Resmi dan Tidak Resmi
a) Wewenang tidak resmi, bersifat spontan, situasional dan didasarkan pada faktor saling
mengenal. Wewenang tidak resmi biasanya timbul dalam hubungan antar pribadi yang
sifatnya situasional dan sangat ditentukan oleh kepribadian para fihak.
b) Wewenang resmi, sifatnya sistematis, diperhitungkan dan rasional. Wewenang tersebut
dapat dijumpai pada kelompok-kelompok besar yang memerlukan aturan-aturan tata
tertib yang tegas yang bersifat tetap.
3. Wewenang Pribadi dan Teritorial
Perbedaan antara wewenang pribadi dengan territorial sebenarnya ditimbulkan dari sifat
dan dasar kelompok-kelompok social tertentu.
a) Wewenang pribadi, sangat tergantung pada solodaritas antara anggota-anggota
kelompok, dan di sisni unsur kebersamaan sangat memegang peranan. Para individu
dianggap lebih banyak memiliki kewajiban ketimbang hak.
b) Wewenang territorial, wilayah tempat tinggal memegang peranan yang sangat penting.
Pada kelompok territorial unsur kebersamaan cenderung berkurang, karena desakan
faktor-faktor individualisme.
4. Wewenang Terbatas dan Menyeluruh
a) Wewenang terbatas adalah wewenang yang tidak mencakup semua sektor atau bidang
kehidupan. Akan tetapi hanya terbatas pada salah satu sektor atau bidang saja.
b) Wewenang menyeluruh berarti suatu wewenang yang tidak dibatasi oleh bidang-
bidang kehidupan tertentu.

G. KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
1. Umum
Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
orang lain. Sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh
pimpinan tersebut. Kepemimpinan ada yang bersifat resmi (formal leadership) yaitu
kepemimpinan yang tersimpul di dalam suatu jabatan. Suatu perbedaan yang mencolok
antara kepemimpinan yang resmi dengan yang tidak resmi (informal leadership) adalah
kepemimpinan yang resmi di dalam pelaksanaannya selalu harus berada di atas landasan-
landasan atau peraturan-peraturan resmi. Kepemimpinan tidak resmi, mempunyai ruang
lingkup tanpa batas-batas resmi, karena kepemimpinan demikian didasarkan pada
pengakuan dan kepercayaan masyarakat.
2. Perkembangan Kepemimpinan dan Sifat-sifat Seseorang Pemimpin
Menurut mitologi Indonesia, kepemimpinan yang baik tersimpul dalam Asta Brata
yang pada pokoknya menggambarkan sifat-sifat dan kepribadian dari delapan dewa.
Menurut Asta Brata tersebut, kepemimpinan yang akan berhasil, harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
a. Indra-brata, yang memberi kesenangan dalam jasmani.
b. Yama-brata, yang menunjuk pada keahlian dan kepastian hukum.
c. Surya-brata, yang menggerakkan bawahan dengan mengajak mereka untuk bekerja
persuasion.
d. Caci-brata, yang memberi kesenangan rohaniah.
e. Bayu-brata, yang menunjukan keteguhan pendidikan dan ras tidak segan-segan untuk
turut merasakan kesukaran-kesukaran pengikut-pengikutnya.
f. Dhana-brata, menunjukan pada suatu sikap yang patut dihormati.
g. Paca-brata, yang menunjukan kelebihan di dalam ilmu pengetahuan, kepandaian dan
ketrampilan
h. Agni-brata, yaitu sifat memberikan semangat kepada anak buah.
3. Kepemimpinan Menurut Ajaran Tradisional
Ajaran-ajaran tradisional, misalnya di Jawa menggambarkan tugas pemimpin melalui
pepatah yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berbunyi sebagai berikut:
Di muka member tauladan
Di tengah-tengah mambangun semangat
Dari belakang member pengaruh
Seorang pemimpin diharapkan dapat menempati ketiga kedudukan tersebut, yaitu
sebagai pemimpin di muka I (front leader), pemimpin di tengah-tengah (social leader)
dan sebagai pemimpin di belakang (rear leader).
4. Sandaran-sandaran Kepemimpinan dan Kepemimpinan yang Dianggap Efektif
Kepemimpinan seseorang harus mempunyai sandaran-sandaran kemasyarakatan atau
social basis yaitu kepemimpinan yang erat hubungannya dengan susunan masyarakat.
Kekuatan kepemimpinan juga ditentukan oleh suatu lapangan kehidupan masyarakat
yang pada suatu saat mandapat perhatian khusus dari masyarakat yang disebut cultural
focus.
5. Tugas dan Metode
Secara sosiologi, tugas-tugas pokok pemimpin adalah:
a. Memberikan suatu kerangka pokok yang jelas yang dapat dijadikan pemegang bagi
para pengikut-pengikutnya.
b. Mengawasi, mengendalikan serta menyalurkan perilaku warga masyarakat yang
dipimpinnya.
c. Bertindak sebagai wakil kelompok kepada dunia di luar kelompok yang dipimpin.
Suatu pemimpin (leadership) dapat dilaksanakan atau diterapkan dengan berbagai
cara (metode). Cara-cara tersebut lazimnya dikelompokkan ke dalam kategori-kategori
sebagai berikut:
a. Cara otoriter,
b. Cara demokratis,
c. Cara bebas.

PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN

A. PENGANTAR
Setiap masyarakat selama hidupnya, pasti mengalami perubahan. Perubahan bagi
masyarakat yang bersangkutan meupun bagi orang luar yang menelaahnya, dapat berupa
perubahan-perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Adapula perubahan-
perubahan yang pengaruhnya terbetas maupun luas, serta adapula perubahan-perubahan yang
pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta adapula perubahan-perubahan yang lambat
sekali, akan tetapi ada juga yang berjalan cepat. Perubahan-perubahan di dalam masyarakat
dapat mengenai nilai-nilai sosial, pola-pola perilaku, organisasi susunan lembaga-lembaga
kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi
sosial dan selanjutnya.
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di
dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalam nilai-nilai,
sikap dan pola perilaku diantara kelompok masyarakat.
B. PEMBATASAN PENGERTIAN
1. Definisi
a. William F. Ogbum, mengemukakan ruang lingkup perubahan-perubahan sosial
meliputi unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, yang
ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-
unsur immaterial.
b. Kingsley Davis, mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang
terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
c. Mac Iver, perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau
sebagai perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial.
d. Gillin dan Gillin, mengatakan perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara
hidup yang telah diterima, karena adanya difusi maupun penemuan –penemuan baru
dalam masyarakat.
e. Samuel Koening, mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi yang
terjadi pada pola-pola kehidupan manusia.
f. Selo Soemardjan, rumusannya adalah segala perubahan dalam lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya,
termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok
dalam masyarakat.
2. Teori-teori Perubahan Sosial
Para sosiolog maupun ahli-ahli lainnya, banyak yang pernah mengemukakan tentang
teori-teori perubahan sosial dan kebudayaan. Pitirim A. Sorokin berpendapat bahwa
segenap usaha untuk mengemukakan bahwa ada suatu kecenderungan tertentu dan tetap
dalam perubahan-perubahan sosial, tidak akan berhasil baik. William F. Ogburn,
berpendapat bahwa adanya kondisi-kondisi sosial primer yang menyebabkan terjadinya
perubahan.

C. HUBUNGAN ANTARA PERUBAHAN SOSIAL DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN


Teori-teori mengenai peubahan-perubahan masyarakat sering mempersoalkan perbedaan
antara perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan. Perbedaan demikian tergantung dari
adanya perbedaan pengertian tentang masyarakat dan kebudayaan. Kingsley Davis
berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Ciri-ciri
proses perubahan sosial, antara lain:
1. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, karena setiap masyarakat
mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau cepat.
2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti dengan
perubahan pada lembaga sosial lainnya.
3. Perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat
sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri.
4. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja, karena
kedua benda tersebut mempunyai kaitan timbal-balik yang kuat.
5. Secara tipologis, perubahan sosial dapat dikatagorikan sebagai social process,
segmentation, structural change, changes in group structure.

D. BEBERAPA BENTUK PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN


Perubahan sosial dan kebudayaan dapat dibedakan dalam beberapa bentuk, yaitu:
1. Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat.
Perubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama, dan rentetan-rentetan perubahan
kecil yang saling mengikuti dengan lambat dinamakan evolusi. Ada bermacam-macam
teori tentang evolusi yang digolongkan dalam beberapa kategori sebagai berikut:
a. Unilinear theories of evolution, berpendapat bahwa manusia dan maasyarakat
(termasuk kebudayaannya) mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan
tertentu, bermula dari bentuk yang sederhana, kemudian berbentuk yang kompleks
sampai pada tahap yang sempurna.
b. Universal theory of evolution, menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidaklah
perlu malalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Teori ini mengemukakan bahwa
kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.
c. Multilined theories of evolution, teori ini lebih menekankan pada penelitian-penelitian
terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat.
2. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar.
Sebagai pegangan dapatlah dikatakan bahwa perubahan-perubahan kecil adalah
perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa
pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.
3. Perubahan yang dikehendaki (intended change) atau perubahan yang direncanakan
(planned change) dan perubahan yang tidak dikehendaki (unintended change) atau
perubahan yang tidak direncanakan (unplanned change)
Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan yang
diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh fihak-fihak yang hendak
mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Perubahan yang tidak dikehendaki atau
yang tidak direncanakan, merupakan perubahan-perubahan yang terjadi tanpa
dikehendaki, berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat
menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PERUBAHAN SOSIAL DAN


KEBUDAYAAN
Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri, antara lain:
1. Bertambah atau berkurangnya penduduk.
2. Penemuan-penemuan baru.
3. Pertentangan-pertentangan dalam masyarakat.
4. Terjadinya pemberontakan atau revolusi di dalam tubuh masyarakat itu sendiri.
Sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat, antara lain:
1. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia.
2. Peperangan dengan negara lain.
3. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JALANNYA PROSES PERUBAHAN


1. Faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan
Di dalam masyarakat diman terjadi suatu proses peruubahan, terdapat faktor-faktor yang
mendorong jalannya perubahan yang terjadi. Faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Kontak dengan kebudayaan lain.
b. Sistem pendidikan yang maju.
c. Sikap manghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keingian untuk maju.
d. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan menyimpang.
e. Sistem lapisan masyarakat yang terbuka.
f. Penduduk yang heterogen.
g. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
h. Orientasi ke muka.
i. Nilai meningkat taraf hidup.
2. Faktor-faktor yang Menghalangi Terjadinya Perubahan
Faktor-faktor yang menghambat terjadinya perubahan, antara lain:
a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lainnya.
b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
c. Sikap masyarakat yang tradisionalistis.
d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vested
interests.
e. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
f. Prasangka terhadap hal-hal yang baru/asing.
g. Hambatan ideologis.
h. Kebiasaan.
i. Nilai pasrah.

G. PROSES-PROSES PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN


1. Penyesuaian Masyarakat Terhadap Perubahan
Keserasian atau harmoni dalam masyarakat (social equilibrium) merupakan keadaan
yang diidam-idamkan setiap masyarakat. Dengan keserasian masyarakat dimaksudkan
sebagai suatu keadaan dimana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok benar-
benar berfungsi dan saling mengisi.
Suatu perbedaan dapat diadakan antara penyesuaian dari lembaga-lembaga
kemasyarakatan dan penyesuaian dari individu yang ada dalam masyarakat tersebut.
Yang pertama menunjuk pada keadaan, di mana masyarakat berhasil menyesuaikan
lembaga-lembaga kemasyarakatan dengan keadaan yang mengalami perubahan sosial dan
kebudayaan. Sedangkan yang kedua menunjuk pada usaha-usaha individu untuk
menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah diubah atau
diganti, agar terhindar dari disorganisasi psikologis.
2. Saluran-saluran Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Saluran-saluran proses perubahan sosial dan kebudayaan (avenue or channel of
change) merupakan saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan. Umumnya
saluran-saluran tersebut adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam bidang
pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi dan seterusnya.
3. Disorganisasi (Disintegrasi) dan Reorganisasi (Reintegrasi)
a. Pengertian
Organisasi merupakan artikulasi dari bagian-bagian yang merupakan suatu
kesatuan fungsional. Disorganisasi merupakan suatu keadaan dimana tidak ada
keserasian pada bagian-bagian dari suatu kebulatan. Disorganisasi atau disintegrasi
adalah proses berpudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat,
dikarenakan adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam lembaga-lembaga
kemasyarakatan.
Reorganisasi atau reintegrasi adalah proses pembentukan norma-norma dan nilai-
nilai yang baru agar sesuai dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
mengalami perubahan. Reorganisasi dilaksanakan apabila norma-norma dan nilai-
nilai yang baru telah melembaga (institutionalized) dalam diri warga.
b. Suatu gambaran mengenai diorganisasi dan reorganisasi
William I. Thomas dan Florian Znaniecki, membentangkan pengaruh dari suatu
masyarakat yang tradisional dan masyarakat yang modern terhadap jiwa para
anggotanya. Pada masyarakat tradisional, aktivitas seseorang sepenuhnya berada di
bawah kepentingan masyarakatnya. Perubahan dari suatu masyarakat yang tradisional
menjadi masyarakat yang modern akan mengakibatkan pula perubahan dalam jiwa
setiap anggota maasyarakat itu.
c. Ketidakserasian Perubahan-perubahan dan Ketertinggalan Budaya (cultural lag)
Di dalam masyarakat sering kali terjadi ketidakserasian dalam perubahan-
perubahan unsur-unsur masyarakat atau kebudayaan. Suatu teori yang terkenal di
dalam sosiologi mengenal peruubahan dalam masyarakat adalah teori ketertinggalan
budaya (cultural lag). Pengertian ketertinggalan dapat digunakan paling sedikit dalam
dua arti, pertama sebagai jangka waktu terjadinya dan diterimanya penemuan baru.
Arti kedua, dipakai untuk menunjuk pada ketertinggalan pada suatu unsur tertentu
terhadap unsur lain yang erat hubungannya.

H. ARAH PERUBAHAN (DIRECTION OF CHANGE)


Apabila seseorang mempelajari perubahan masyarakat, perlu pula diketahui ke arah mana
perubahan dalam masyarakat itu bergerak. Perubahan bergerak meninggalkan faktor yang
diubah. Akan tetapi setelah meninggalkan faktor itu, mungkin perubahan itu bergerak kapada
sesuatu bentuk yang sama sekali baru, namun mungkin pula bergerak ke arah suatu bentuk
yang sudah ada di dalam waktu yang lampau.

I. MODERNISASI
1. Pengertian
Proses modernisasi mencakup proses yang sangat luas. Pada dasarnya pengertian
modernisasi mencakup suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau
pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomis dan
politis yang menjadi ciri negara-negara barat yang stabil. Karakteristik umum
modernisasi yang menyangkut aspek-aspek sosio-demografis masyarakat dan aspek-
aspek sosio-demografis digambarkan dengan istilah gerak sosial. Modernisasi adalah
suatu bentuk perubahan sosial. Biasanya merupakan perubahan sosial yang terarah
(directed change) yang didasarkan pada perencanaan (planning change) yang biasa
dinamakan social planning.
2. Disorganisasi, Transformasi dan Proses Dalam Modernisasi
Disorganisasi adalah proses berpudarnya atau melemahnya norma-norma serta nilai-
nilai dalam masyarakat karena adanya perubahan. Perwujudan disorganisasi yang nyata
adalah timbulnya masalah-masalah sosial. Dalam proses modernisasi juga dapat
menimbulkan persoalan-persoalan demikian.
Di samping itu tentu dijumpai perlawanan terhadap transformasi sebagai akibat
adanya modernisasi. Keyakinan yang kuat terhadap kebenaran tradisi, sikap yang tidak
toleran terhadap penyimpangan-penyimpangan, pendidikan dan perkembangan ilmiah
yang tertinggal, merupakan beberapa faktor yang menghambat proses modernisasi.
3. Beberapa Syarat Modernisasi
Syarat-syarat modernisasi, antara lain:
a. Cara berfikir yang ilmiah.
b. Sistem administrasi negara yang baik.
c. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur.
d. Penciptaan iklim yang favourable dari masyarakat.
e. Tingkat organisasi yang tinggi.
f. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan social planning.

MASALAH SOSIAL DAN MANFAAT SOSIOLOGI

A. PENGANTAR
Tidak semua di dalam kehidupan masyarakat berlangsung secara normal, artinya
sebagaimana dikehendaki oleh masyarakat yang bersangkutan. Gejala-gejala tersebut
merupakan gejala-gejala abnormal atau gejala-gejala patologis, hal itu disebabkan karena
unsur-unsur masyarakat tertentu tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga
menyebabkan kekecewaan dan bahkan penderitaan bagi para warga masyarakat. Gejala-
gejala abnormal itu dinamakan masalah-masalah sosial. Masalah sosial berbeda dengan
problem yang ada di masyarakat, karena masalah sosial tersebut berhubungan erat dengan
nilai-nilai sosial dan lembaga kemasyarakatan. Masalah tersebut bersifat sosial karena
bersangkut-paut dengan hubungan antar manusia dan di dalam kerangka bagian-bagian
budaya yang normatif.

B. MASALAH SOSIAL, BATASAN DAN PENGERTIAN


Acapkali dibedakan antara dua macam persoalan, yaitu antara masalah masyarakat
(scientific or sociental problems) dengan problema sosial (ameliorative or social problems).
Yang pertama menyangkut analisis tentang macam-macam gejala kehidupan masyarakat.
Sedangkan yang kedua meneliti gejala-gejala abnormal masyarakat dengan maksud untuk
memperbaiki atau bahkan untuk menghilangkannya.
Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau menghambat
terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut, sehingga
menyebabkan kepincangan ikatan sosial.
Para sosiolog telah banyak mengusahakan adanya indeks-indeks yang dapat dijadikan
petunjuk bagi terjadinya masalah sosial misalnya simple rates, compsite indexes, komposisi
penduduk, social distance, pertisipasi sosial dan sebagainya.

C. KLASIFIKASI MASALAH SOSIAL DAN SEBAB-SEBABNYA


Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok
sosial yang bersumber pada faktor-faktor, ekonomis, biologis, biopsikologis dan kebudayaan.
Penyimpangan-penyimpangan terhadap norma-norma tersebut merupakan gejala abnormal
yang merupakan masalah sosial. Problema yang berasal dari faktor ekonomis antara lain
kemiskinan, pengangguran dan sebagainya. Problema dari faktor biologis misalnya penyakit.
Dari faktor psikologis timbul persoalan seperti penyakit syaraf, bunuh diri, disorganisasi jiwa
dan seterusnya. Persoalan yang menyangkut perceraian, kejahatan, kenakalan anak-anak,
konflik rasial dan keagamaan bersumber pada faktor kebudayaan.

D. UKURAN-UKURAN SOSIOLOGIS TERHADAP MASALAH SOSIAL


Di dalam menetukan apakah suatu masalah merupakan masalah sosial atau tidak,
sosiologi mempergunakan beberapa pokok persoalan sebagai ukuran, yaitu:
1. Kriteria utama
Kriteria utama suatu masalah sosial, yaitu tidak adanya persesuaian antara ukuran-
ukuran dan nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial.
Unsur pertama dan pokok dari masalah sosial adalah adanya perbedaan yang mencolok
antara nilai-nilai dengan kondisi-kondisdi nyata kehidupan.
2. Sumber-sumber sosial masalah sosial
Masalah sosial merupakan persoalan yang timbul secara langsung dari atau
bersumber langsung pada kondisi maupun proses sosial. Sebab terpenting masalah sosial
haruslah bersifat sosial. Ukurannya tidaklah semata-mata pada perwujudannya yang
bersifat sosial, akan tetapi juga pada sumbernya. Yang pokok di sini adalah bahwa akibat
dari gejala tersebut, baik gejala sosial maupun gejala bukan sosial, menyebabkan masalah
sosial.
3. Fihak-fihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan masalah sosial
atau tidak
Dalam masyarakat merupakan gejala yang wajar jika sekelompok warga masyarakat
menjadi pimpinan masyarakat tersebut. Golongan kecil tersebut mempunyai kekuasaan
dan wewenang yang lebih besar dari orang-orang lain untuk membuat serta menentukan
kebijaksanaan sosial. Sikap masyarakat itu sendirilah yang menentukan apakah suatu
gejala merupakan suatu problema sosial atau tidak.
4. Manifest social problems dan latent social problems
Manifest social problems merupaka masalah sosial yang timbul sebagai akibat
terjadinya kepincangan-kepincangan dalam masyarakat. Kepincangan mana dikarenakan
tidak sesuainya tindakan dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Latent
social problems juga menyangkut hal-hal yang berlawanan dengan nilai-nilai masyarakat,
akan tetapi tidak diakui demikian halnya.
5. Perhatian masyarakat dan masalah sosial
Suatu kejadian yang merupakan masalah sosial belum tentu mendapat perhatian yang
sepenuhnya dari masyarakat. Sebaliknya, suatu kejadian yang mendapat sorotan
masyarakat, belum tentu merupakan masalah sosial. Hal yang perlu pula diketahui adalah
bahwa semakin jauh jarak sosial antara orang-orang yang kemalangan dengan orang-
orang yang mengetahui hal itu, semakin kecil pula simpati timbul dan juga semakin kecil
perhatian terhadap kejadian tadi.

E. BEBERAPA MASALAH SOSIAL PENTING


Kepincangan-kepincangan mana yang dianggap sebagai masalah sosial oleh masyarakat
tergantung dari sistem nilai sosial masyarakat tersebut. Beberapa masalah sosial yang penting
adalah:
1. Kemiskinan
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup
memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak
mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
2. Kejahatan
Sosiologi berpendapat bahwa kejahatan disebabkan karena kondisi-kondisi dan
proses-proses sosial yang sama, yang menghasilkan perilaku-perilaku sosial lainnya.
Analisa terhadap kondisi dan proses menghasilkan dua kesimpulan, yaitu pertama
terdapat hubungan antar variasi angka kejahatan dengan variasi organisasi sosial dimana
kejahatan tersebut terjadi. Tinggi rendahnya angka kejahatan berhubungan erat dengan
bentuk-bentuk dan organisasi-organisasi sosial dimana kejahatan tersebut terjadi. Kedua,
para sosiolog berusaha menentukan proses-proses yang menyebabkan seseorang menjadi
penjahat. Untuk mengatasi masalah kejahatan tersebut, kecuali tindakan preventif, dapat
pula diadakan tindakan-tindakan represif antara lain dengan teknik rehabilitasi.
3. Disorganisasi Keluarga
Disorganisasi keluarga adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit, karena
anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban-kewajibannya yang sesuai dengan
peranan sosialnya. Bentuk-bentuk disorganisasi keluarga antara lain adalah:
a. Unit keluarga yang tidak lengkap karena hubungan di luar perkawinan.
b. Disorganisasi keluarga karena putusnya perkawianan sebab perceraian, perpisahan
meja dan tempat tidur, dan seterusnya.
c. Adanya kekurangan dalam keluarga tersebut, yaitu dalam hal komunikasi antara
anggota-anggotanya.
d. Krisis keluarga, kerena salah satu yang bertindak sebagai kepala keluarga di luar
kemampuannya sendiri meninggalkan rumah tangga.
e. Krisis keluarga yang disebabkan oleh faktor intern, misalnya terganggunya
keseimbangan jiwa salah satu anggota keluarganya.
4. Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern
Masalah generasi muda pada umumnya ditandai oleh dua ciri yang berlawanan.
Yakni, keinginan untuk melawan (dalam bentuk radikalisme, delinkuensi dan
senagainya) dan sikap yang apatis (penyesuainan yang membabi buta terhadap ukuran
moral generasi tua). Sikap melawan mungkin disertai dengan suatu rasa takut bahwa
masyarakat akan hancur karena perbuatan-perbuatan menyimpang. Sedangkan sikap
apatis biasanya disertai dengan rasa kecewa terhadap masyarakat.
5. Peperangan
Peperangan mungkin merupakan masalah sosial paling sulit dipecahkan sepanjang
sejarah kehidupan manusia. Masalah peperangan berbeda dengan masalah sosial lainnya
karena menyangkut beberapa masyarakat sekaligus, sehingga memerlukan kerja sama
internasional yang kini belum berkembang dengan pesat. Sosiologi menganggap
peperangan sebagai suatu gejala yang disebabkan oleh berbagai faktor. Peperangan
merupakan satu bentuk pertentangan dan juga suatu lembaga kemasyarakatan.
Peperangan merupakan bentuk pertentangan yang setiap kali di akhiri dengan suatu
akomodasi. Peperangan mengakibatkan disorganisasi dalam berbagai aspek
kemasyarakatan.
6. Pelanggaran Terhadap Norma-norma Masyarakat
a. Pelacuran
Pelacuran dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri
kepada umum untuk melakukan perbuatan-perbuatan seksual dengan mendapat upah.
Usaha untuk mencegah pelacuran ialah dengan jalan meneliti gejala-gejala yang
terjadi jauh sebelum adanya gangguan-gangguan mental. Hal itu dapat dicegah
dengan usaha pembinaan sekuritas dan kasih sayang yang stabil.
b. Delinkuensi anak-anak
Delinkuensi anak-anak yang terkenal di Indonesia adalah masalah cross boy dan
cross girl yang merupakan sebutan bagi anak-anak yang tergabung dalam suatu
ikatan/organisasi formal atau semi formal dan yang mempunyai tingkah laku yang
kurang/tidak disukai oleh masyarakat pada umumnya. Sorotan terhadap delinkuensi
anak-anak di Indonesia terutama tertuju pada perbuatan-perbuatan pelanggaran yang
dilakukan oleh anak-anak muda dari kelas-kelas sosial tertentu.
c. Alkoholisme
Masalah alkoholisme dan pemabuk pada kebanyakan masyarakat pada umumnya
tidak berkisar pada apakah alkohol boleh atau dilarang dipergunakan. Persoalan
pokoknya adalah siapa yang boleh menggunakan , dimana, bilamana dan dalam
kondisi yang bagaimana. Dari sudut aspek sosial yang terpenting adalah mencegah
adanya pemabuk. Di samping itu, yang terpenting adalah menanggulangi keadaan
dimana sudah ada pemabuk.
d. Homoseksualitas
Homoseksualitas adalah seseorang yang cenderung mengutamakan orang yang
sejenis kelaminnya sebagai mitra seksual. Maka untuk mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan timbulnya homoseksual dan prosesnya, diperlukan suatu uraian
mengenai kebudayaan khususnya. Hal ini disebabkan, karena titik tolak pandangan
sosiologis adalah, bahwa homoseksual merupakan suatu peranan.
7. Masalah Kependudukan
Penduduk suatu negara, pada hakikatnya merupakan sumber yang sangat penting bagi
pembangunan, sebab penduduk merupakan subyek serta objek pembangunan. Salah satu
tanggung jawab negara adalah meningkatkan kesejahteraan penduduk serta mengambil
langkah-langkah pencegahan terhadap gangguan kesejahteraan. Kesejahteraan penduduk
ternyata mengalami gangguan oleh perubahan-perubahan demografis yang sering kali
tidak dirasakan.
8. Masalah Lingkungan Hidup
Lingkuangan hidup biasanya dibedakan dalam kategori sebagai berikut:
a. Lingkungan fisik, yakni semua benda mati yang ada di sekeliling manusia.
b. Lingkungan biologis, yaitu segala sesuatu di sekeliling manusia yang berupa organisme
yang hidup.
c. Lingkungan sosial, yang terdiri dari orang-orang baik individu maupun kelompok yang
berada disekitar manusia.

9. Birokrasi
Pengertian birokrasi menunjuk pada suatu organisasi yang dimaksud untuk
mengerahkan tenaga dengan teratur dan terus menerus, untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Birokrasi adalah organisasi yang bersifat hirarkis, yang ditetapkan secara
rasional untuk mengkoordinasi pekerjaan orang-orang untuk kepentingan pelaksanaan
tugas-tugas admisistratif. Makna pokok pengertian birokrasi terletak pada kenyataan
bahwa organisasi tersebut menghimpun tenaga-tenaga demi jalannya organisasi tanpa
terlalu menekankan pada tujuan-tujuan pokok yang hendak dicapai.

F. PEMECAHAN MASALAH SOSIAL


Menurut sosiologi pemecahan atas masalah sosial dapat dilakukan dengan menggunakan
metode-metode preventif dan represif. Metode yang preventif jelas lebih sulit dilaksanakan,
karena harus didasarkan pada penelitian yang mendalam terhadap sebab-sebab terjadinya
masalah sosial. Metode represif lebih banyak digunakan. Artinya, setelah suatu gejala dapat
dipastikan sebagai masalah sosial, baru diambil tindakan-tindakan untuk mengatasinya. Di
dalam mengatasi masalah sosial tidaklah perlu semata-mata melihat aspek sosiologis, tetapi
juga aspek-aspek lainnya. Sehingga, diperlukan kerja sama antara ilmu pengetahuan
kemasyarakatan pada khususnya untuk memecahkan masalah sosial yang dihadapi tadi.

G. PERENCANAAN SOSIAL (SOCIAL PLANNING)


Menurut sosiologi, suatu perencanaan sosial harus di dasarkan pada pengertian yang
mendalam tentang bagaimana kebudayaan berkembang dari taraf yang rendah ke taraf yang
modern dan komplek. Perencanaan sosial haruslah didasarkan pada spekulasi atau idam-
idaman pada keadaan yang sempurna. Perencanaan dari sudut sosiologis merupakan alat
untuk mendapatkan perkembangan sosial. Menurut Ogburn dan Nimkoff, persyaratan suatu
perencanaan sosial yang efektif adalah:
1. Adanya unsur modern dalam masyarakat yang mencakup suatu sistem ekonomi di mana
telah dipergunakan uang, urbanisasi yang teratur, inteligensia di bidang teknik dan ilmu
pengetahuan, dan suatu sistem administrasi yang baik.
2. Adanya sistem pengumpulan keterangan dan analisis yang baik.
3. Terdapatnya sikap publik yang baik terhadap usaha-usaha perencanaan sosial tersebut.
4. Adanya pimpinan ekonomis dan politik yang progresif.
Untuk melaksanakan perencanaan sosial dengan baik, diperlukan organisasi yang baik
pula dan itu berarti adanya disiplin di satu fihak dan hilangnya kemerdekaan di fihak lain.
H. TOKOH-TOKOH YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ILMU
SOSIOLOGI
1. Auguste Comte
Auguste Comte mempunyai anggapan bahwa sosiologi terdiri dari dua bagian pokok,
yaitu social statistics dan social dynamics. Sebagai social statistics sosiologi merupakan
sebuah ilmu yang mempelajari hubungan timbal-balik antara lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Social dynamics meneropong bagaimana lembaga-lembaga tersebut
berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa.
2. Herbert Spencer
Spencer mengatakan bahwa obyek sosiologi yang pokok adalah keluarga, politik,
agama, pengendalian sosial, dan industri. Dia menekankan bahwa sosoilogi harus
menyoroti hubungan timbal-balik antara unsur-unsur masyarakat seperti pengaruh norma-
norma atas kehidupan keluarga, hubungan antara lembaga politik dengan lembaga
keagamaan.
3. Emile Durkheim
Menurut Emile Durkheim, sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam masyarakat
dan proses-proses sosial. Dia juga menekankan pentingnya penelitian perbandingan,
karena sosiologi adalah ilmu mengenai masyarakat.
4. Max Weber
Sosiologi dikatakannya sebagai ilmu yang berusaha memberikan pengertian tentang
aksi-aksi sosial. Max Weber terkenal dengan teori ideal typus, yaitu suatu kontruksi
dalam fikiran seorang peneliti yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis
gejala-gejala dalam masyarakat.
5. Charles Horton Cooley
Charles, mengembangkan konsepsi mengenai hubungan timbal-balik dan hubungan
yang tidak terpisahkan antara individu dengan masyarakat.
6. Pierre Guillaurne Frederic Le Play
Le Play berhasil mengenalkan suatu metode tertentu di dalam meneliti dan
menganalisis gejala-gejala sosial yaitu dengan jalan mengadakan observasi terhadap
fakta-fakta sosial dan analisis induktif. Penelitiannya terhadap masyarakat menghasilkan
dalil bahwa lingkungan geografis menentukan jenis pekerjaan, dan hal ini mempengaruhi
organisasi ekonomi, keluarga serta lembaga lainnya.
7. Ferdinand Tonnies
Ferdinand terkenal dengan teorinya mengenai Gemeinschaft dan Gasellschaft sebagai
dua bentuk yang menyertai perkembangan kelompok sosial. Gemeinschaft (paguyuban)
adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan
batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Gesellschaft (patembayan)
merupakan bentuk kehidupan bersama yang merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok
dan biasanya untuk jangka waktu yang pendek.
8. Leopold von Wiese
Von Wiese, menganggap sosiologi sebagai ilmu pengetahuan empiris yang berdiri
sendiri. Obyek sosiologi adalah penelitian terhadap hubungan antar manusia yang
merupakan kenyataan sosial. Obyek khusus ilmu sosiologi adalah interaksi sosial atau
proses sosial.
9. Alfred Vierkandt
Alfred menyatakan bahwa sosiologi terutama mempelajari interaksi dan hasil
interaksi tersebut. Masyarakat merupakan himpunan interaksi-interaksi sosial, sehingga
sosiologi bertugas untuk mengkontruksikan teori-teori tentang masyarakat dan
kebudayaan. Hubungan antar individu merupakan suatu mata rantai, hubungan tersebut
timbul dan hilang, akan tetapi struktur dan tujuan kelompok sosial tetap bertahan.
Sosiologi mempelajari bentuk dan struktur-struktur tersebut.
10. Lester Frank Ward
Menurut Ward, sosiologi bertujuan untuk meneliti kemajuan-kemajuan manusia. Ilmu
tersebut mempelajari apa yang dilaksanakan manusia. Ia membedakan antara pure
sociology (sosiologi murni) yang meneliti asal dan perkembangan gejala-gejala social,
dan applied sociology (sosiologi terapan) yang khusus mempelajari perubahan-perubahan
dalam masyarakat karena usaha-usaha manusia.
11. Vilfredo Pareto
Pareto, sosiologi didasarkan pada observasi terhadap tindakan-tindakan, eksperimen
terhadap fakta-fakta dan rumusan-rumusan matematis. Menurut dia, masyarakat
merupakan sistem kekuatan yang seimbang dan keseimbangan tersebut tergantung pada
ciri-ciri tingkah laku dan tindakan-tindakan manusia tergantung dari keinginan serta
dorongan dalam dirinya.

12. Georg Simmel


Menurut Georg Simmel, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan khusus, yaitu satu-
satunya ilmu pengetahuan analistis yang abstrak di antara semua ilmu pengetahuan
kemasyarakatan. Geord menyatakan, bahwa obyek sosiologi adalah bentuk-bentuk
hubungan antar manusia.
13. William Graham Sumner
Sistem sosiologi Sumner di dasarkan pada konsep in-group dan out-group.
Masyarakat merupakan peleburan dari kelompok-kelompok sosial. Menurut Sumner ada
empat dorongan yang universal dalam diri manusia, yaitu rasa lapar, rasa cinta, rasa
takut, dan rasa hampa. Keempat dorongan tersebut merupakan kekuatan-kekuatan sosial
yang terpokok.
14. Robert Erza Park
Pokok ajarannya adalah suatu pendapat yang menyatakan bahwa sosiologi meneliti
masyarakat setempat dari sudut hubungan antar manusia.
15. Karl Mannheim
Teori yang sangat terkenal adalah mengenai krisis. Akar dari segenap pertentangan
yang menimbulkan krisis terletak dalam ketegangan-ketegangan yang timbul di semua
lapangan kehidupan, karena asas laissez faire berdampingan dengan asas-asas baru dalam
kehidupan ekonomi.

I. MANFAAT PENELITIAN SOSIOLOGIS BAGI PEMBANGUNAN


1. Pengantar
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan di segala bidang kehidupan yang
dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu. Proses pembangunan
terutama bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik secara spiritual maupun
material.
2. Cara Melangsungkan Pembangunan
Pembangunan untuk mencapai tujuan tertentu, dapat dilakukan melalui cara-cara tertentu:
a. Struktural, yang mencakup perencanaan, pembentukan dan evaluasi terhadap lembaga-
lembaga sosial, prosedurnya serta pembangunan secara material.
b. Spiritual, yang mencakup watak dan pendidikan dalam penggunaan cara-cara berfikir
secara ilmiah.
c. Struktural dan spiritual.
3. Syarat yang Diperlukan
Untuk berlangsungnya suatu pembangunan diperlukan syarat kemauan yang keras,
serta kemampuan untuk dapat memanfaatkan setiap kesempatan bagi keperluan
pembangunan. Di samping itu diperlukan adanya kelompok-kelompok yang kreatif atau
minoritas pemimpin-pemimpin yang kreatif, serta massa yang kritis. Selanjutnya
diperlukan tersedianya modal serta bahan baku untuk proses pembangunan material.
4. Tahap-tahap Pembangunan
Apabila pembangunan dikaitkan dengan tahap-tahapnya, maka dikenal adanya tahap
perencanaan, penerapan atau pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap perencanaan perlu
diadakan identifikasi terhadap berbagai kebutuhan masyarakat, pusat perhatiannya,
stratifikasi sosial, pusat kekuasaan, maupun saluran komunikasi. Pada tahap penerapan
atau pelaksanaan perlu diadakan penyorotan terhadap kekuatan sosial dalam masyarakat.
Dalam tahap evaluasi diadakan analisis terhadap efek pembangunan sosial.
5. Penelitian Sosiologis
Penelitian sosiologis merupakan proses pengungkapan kebenaran yang di dasarkan
pada penggunaan konsep-konsep dasar yang dikenal dalam sosiologis sebagai ilmu.
Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan kebenaran sebagai salah satu manifestasi
hasrat manusia untuk mengetahui apa yang dihadapi dalam kehidupan. Ada berbagai
jenis penelitian seperti:
a. Penelitian murni, bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan secara teoritis.
b. Penelitian yang terpusat pada masalah, bertujuan untuk memecahkan masalah yang
timbul dalam perkembangan teori.
c. Penelitian terapan, bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat
atau pemerintah.
6. Manfaat Penelitian Sosiologis Bagi Pembangunan
Pada tahap perencanaan pembangunan diperlukan data yang relatif lengkap mengenai
masyarakat yang akan dibangun. Pada tahap penerapan atau pelaksanaan, perlu diadakan
identifikasi terhadap kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat. Dengan mengetahui
kekuatan sosial tersebut, dapat diketahui unsur-unsur mana yang dapat melancarkan
pembangunan, di samping yang menghalangi pembangunan. Segala hasil penelitian
sosiologis yang telah dilakukan pada tahap perencanaan dan penerapan, akan dapat
digunakan sebagai bahan yang akan dinilai pada tahp evaluasi..

PENUTUP

A. PENGANTAR
Beberapa sosiologi tertentu lebih banyak menaruh perhatian pada sumber-sumber dasar
keutuhan masyarakat. Mereka berasumsi bahwa dasar keutuhan masyarakat adalah adanya
kesatuan cita-cita dan pendapat mengenai nilai dan norma yang berlaku. Perubahan-
perubahan juga pasti akan terjadi, walaupun cenderung perlahan-lahan karena senantiasa
tergantung pada perubahan sikap dan kepercayaan. Pola pendekatan ini biasanya dinamakan
pola consensus atau model consensus yang kadang-kadang dianggap agak konservatif.
Anggapannya tentang perubahannya, dikatakan tidak realistis sebab tidak menyentuh dasar-
dasar nilai dan norma yang merupakan faktor pengikat atau faktor integrasi masyarakat. Pola
pendekatan konflik yang diberi nama model konflik, tidak menyangkal bahwa konsensus
merupakan faktor yang sangat penting. Suatu pola pendekatan lain yang biasa disebut
interaksionisme-simbolis, lebih menekankan pada proses, akan tetapi dengan menempatkan
individu sebagai pusat perhatian pokok.

B. KETERKAITAN “PUBLIC SPEAKING” DENGAN SOSIOLOGI KOMUNIKASI


1. Pengantar
Public speaking atau berbicara kepada umum, merupakan suatu kegiatan yang
berintikan pada interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan suatu hubungan di mana
terjadi proses saling pengaruh mempengaruhi antara para individu, antara individu
dengan kelompok, maupun antar kelompok. Sosiologi komunikasi yang berkaitan erat
dengan public-speaking, artinya telaah akan ditujukan pada masalah-masalah sosiologi
komunikasi yang perlu dipertimbangkan oleh seseorang atau suatu fihak yang berbicara
kepada umum.
2. Khalayak yang dihadapi
Seorang pubic speaker akan menghadapi khalayak tertentu, yang terdiri lebih dari
satu orang. Kadang-kadang khalayak tersebut mempunyai derajat heterogenitas
(keanekaragaman) yang relatif tinggi sehingga kemungkinan menghadapi khalayak yang
benar-benar homogen secara sempurna hampir tidak terjadi. Menghadapi khalayak yang
beranekaragam latar-belakangnya, seorang pembicara harus mampu membuat tolok ukur
yang seragam terlebih dahulu. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah meminta data
mengenai khalayak yang akan dihadapi, sehingga pembicara tidak buta sama sekali
mengenai orang-orang yang dihadapi.
3. Usaha agar khalayak menjadi pendengar yang aktif
Kemampuan untuk mendengarkan pembicara orang dengan baik, merupakan salah
satu landasan bagi adanya pemahaman. Pertama-tama, seorang pembicara harus dapat
memberikan “pengantar” yang menarik perhatian khalayak, hal mana dapat dilakukan
apabila pembicara terlebih dahulu telah memperoleh data awal mengenai khalayak yang
dihadapi. Langkah kedua, menciptakan kewibawaan, kewibawaan dapat diartikan sebagai
wewenang yang diakui, bukan karena jabatan resmi yang diduduki. Ketiga, menciptakan
landasan pengetahuan yang sama. Kalau sudah tercipta, maka barulah pembicara
berusaha “menggiring” khalayak ke taraf pengetahuan yang lebih tinggi dengan jalan
membantu khalayak untuk berabstraksi sedikit melalui pemberian contoh-contoh yang
diambil dari kehidupaan sehari-hari.
4. Usaha untuk mempengaruhi khalayak
Cara-cara dan tahap-tahap yang harus dilaksanakan untuk mempengaruhi khalayak
agar tujuan-tujuan tertentu dapat dicapai sangat tergantung pada tujuan dan isi pesan yang
ingin disampaikan. Kalau seorang pembicara berfungsi sebagai pembaharu, maka
pertama-tama yang harus dilakukan adalah mengembangkan suasana, dalam mana
diperlukan suatu perubahan. Kedua, pembicara harus dapat menciptakan keadaan yang
baik. Ketiga, pembicara mencoba dan mengajak khalayak untuk mengadakan diagnosis
terhadap keadaan yang dihadapi. Keempat, pembicara berusaha untuk menanamkan
keinginan, agar keadaan yang dihadapi diubah. Kelima, pembicara seyogyanya berusaha
untuk menjelaskan keuntungan dan kerugian sebagai akibat terjadinya perubahan.
5. Kemampuan-kemampuan yang diperlukan
Seorang pembicara seyogyanya mempunyai berbagai kemampuan agar dapat
melakukan public speaking dengan baik dan benar. Kemampuan-kemampuan tersebut
hanya akan dapat dipunyai apabila yang bersangkutan mempunyai wawasan yang luas,
karena banyak membaca, peka terhadap masalah-masalah di sekitarnya, dan secara cepat
merekam kejadian-kejadian yang penting.

C. DAMPAK PADA SISTEM SOSIAL BUDAYA


1. Pengantar
Dampak pada sistem budaya dapat diartikan sebagai pelanggaran terhadap sistem
sosial budaya, tubrukkan terhadapnya ataupun benturan. Hal itu berarti, bahwa dalam
keadaan tertentu terjadi masalah-masalah yang mengganggu berfungsinya sistem sosial
budaya tersebut.
2. Sistem Kemasyarakatan dan Sistem Sosial-Budaya
Sistem kemasyarakatan mencakup berbagai bidang kehidupan yang merupakan
subsistem, oleh karena menjadi bidang dari suatu kesatuan yang menyeluruh. Masing-
masing subsistem saling berkaitan secara fungsional karena menjadi wadah dan proses
yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar manusia. Salah satu faktor yang
mempertahankan intergrasi sistem kemasyarakatan adalah subsistem tertentu.
3. Indikator Perubahan
a. Tema pokok analisis sosiologis terhadap perubahan social
Masalah perubahan sosial telah menjadi sorotan penting para sosiolog, semenjak
timbulnya sosiologi modern. Sosiologi modern dilahirkan dalam masyarakat yang
sedang mengalami perubahan pada unsur-unsur tradisional, sehingga para sosiolog
waktu itu menaruh perhatian besar pada proses-proses perubahan tersebut.
b. Masalah-masalah pokok studi terhadap perubahan
Suatu lembaga sosial tertentu dapat bersifat stabil selama jangka wakttu tertentu,
maka hal itu tidak harus berarti lembaga sosial tersebut sama sekali tidak mengalami
perubahan. Atas dasar pemikiran bahwa perubahan sosial merupakan peristiwa yang
pasti terjadi dalam masyarakat, maka di dalam studi sosiologis mengenai perubahan,
senantiasa ada pusat perhatian terhadap masalah-masalah pokok.
c. Faktor penyebab dan indikator
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam suatu masyarakat,
yang dengan sendirinya mencakup subsistem sosial budayanya, berasal dari dalam
masyarakat itu sendiri atau berasal dari luar. Perubahan yang terjadi tidak selalu
merupakan gangguan bagi masyarakat yang bersangkutan.
4. Dampak Pembangunan
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan dan
dikehendaki. Pembangunan pada umumnya merupakan kehendak masyarakat yang
terwujud dalam keputusan-keputusan yang diambil oleh pemimpinnya. Pendugaan
terhadap dampak, pada dasarnya dapat ditelaah dari terjadinya peristiwa-peristiwa yang
terjadi secara stimulant.
5. Penanggulangan Dampak
Pembangunan terhadap dampak pembangunan sangat penting karena para pelopor
pembangunan maupun masyarakat yang sedang membangun, menginginkan akibat-akibat
yang positif dari pembanguan tersebut. Pembangunan untuk masyarakat merupakan suatu
pembaharuan yang memerlukan difusi yakni penyebaran unsur-unsur pembanguan
tersebut, sampai masyarakat memutuskan untuk menerimanya.

D. TINJAUAN SOSIOLOGIS MENGENAI LINGKUNGAN ANAK DAN REMAJA


YANG MENUNJANG TUMBUHNYA MOTIVASI DAN KEBERHASILAN STUDI
ANAK
Suatu tinjauan sosiologis berarti sorotan yang didasarkan pada hubungan antar manusia,
hubungan antar kelompok serta hubungan antar manusia dengan kelompok dalam proses
kehidupan bermasyarakat. Di dalam proses interaksi yang melibatkan anak dan remaja,
terjadi proses sosialisasi. Sosialisasi bertujuan agar fihak yang dididik atau diajak mematuhi
kaidah dan nilai yang berlaku dan dianut oleh masyarakat. Tinjauan sosiologis lebih
memusatkan perhatian pada lingkungan, tanpa mengabaikan peranan pribadi yang tidak
mustahil mempunyai pengaruh lebih besar. Lingkungan-lingkungan yang disoroti di dalam
mempengaruhi tumbuhnya motivasi dan keberhasilan studi anak dan remaja adalah:
1. Orang tua, saudara-saudara dan kerabat dekat
2. Kelompok sepermainan
3. Kelompok pendidik (sekolah)
Linkungan tersebut juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial yang lebih besar, seperti
lingkungan tetangga, lingkungan bekerja, lingkungan organisasi, lingkungan masyarakat dan
bagian-bagiannya, maupun negara sebagai lingkungan sosial-ekonomi-politik.

Anda mungkin juga menyukai