DAN
METODOLOGI
FEMINIS
DR. GADIS ARIVIA
Kemanusiaan didefinisikan oleh laki-laki dan perempuan
didefinisikan sebagai yang terhubung dan tergantung dengan
laki-laki; bukan sebagai manusia yang otonom. Untuk laki-laki,
perempuan adalah obyek seks, tidak lebih dan tidak kurang.
Perempuan dirujuk dan dibedakan dengan laki-laki dan bukan
dengan dirinya sendiri atau laki-laki tidak dirujuk pada
perempuan. Perempuan adalah mahluk yang insidentil dan tidak
penting. Laki-laki adalah subyek, ia adalah mahluk yang absolut.
INSPIRASI Sedangkan perempuan adalah mahluk LIAN (yang lainnya). -
MUNCULNYA Simonde de Beauvoir, 1952.
EPISTEMOLOGI Perempuan sebagian besar dikucilkan dari pekerjaan
FEMINIS pengetahuan dan bentuk-bentuk pemikiran, gambar, dan
simbol di mana pikiran diekspresikan dan diatur. Sejauh
catatan kami, lingkaran tulisan alki-laki yang menjadi
referensi dan pembicaraannya dianggap signifikan. Apa
yang dilakukan laki-laki adalah relevan, tulisannya penting,
dan dibaca dan diedarkan oleh laki-laki. Mereka saling
mendengarkan apa yang dikatakan satu sama lain --
Dorothy Smith, 1978
Undoing, redoing, modifying..(Trinh T Minh-ha, 1991)
Gelombang Pertama:
Feminisme Liberal, Radikal, Marxis/Sosialis
Gelombang Kedua:
Feminisme Psikoanalisa, Eksistensialisme
Gelombang Ketiga:
Feminisme Postmoderen, Multikulturalisme,
Global, Ekofeminisme
RISET FEMINIS MENGGUNAKAN
BAIK TEORI DAN PRAKTEK
(PRAXIS)-MULAI DARI
F O R M U L A S I P E RTA N YA A N
PENELITIAN HINGGA KONKLUSI
(TEMUAN PENELITIAN)
Transformative politics and practice
SALING KETERHUBUNGAN
EPISTEMOLOGI,
METODOLOGI DAN METODE
S a n d r a H a r d i n g , 1 9 8 7
PERBEDAAN • Epistemologi: Teori pengetahuan perempuan (cara perempuan
berpengetahuan dan sumber pengetahuan perempuan).
ISTILAH • Metodologi: Teori bagaimana riset dilakukan dan dianalisa.
H T T P S : / / W W W . N Y T I M E S . C O M / 2 0 1 3 / 1 0
/ 0 6 / M A G A Z I N E / W H Y- A R E -T H E R E -
S T I L L - S O - F E W - W O M E N - I N -
S C I E N C E . H T M L
PENELITIAN
PEREMPUAN DALAM
PENDIDIKAN TINGGI
• Feminist Research in Higher Education oleh Rebecca
Ropers-Huilman dan Kelly T Winters
• Sumber: The Journal of Higher Education, Vol. 82. No.6
(Nov/Dec 2011) pp667-690
• URL: https://www.jstor.org/stable/41337166
• Sinopsis: Bukan soal berapa perempuan yang sudah
mencapai pendidikan tinggi tetapi bagaimana
perempuan masih jauh tertinggal. Mempersoalkan
konteks perguruan tinggi, universitas dan kebijakan-
kebijakan pendidikan yang tidak projender dalam
menampilkan penelitian-penelitian yang memihak
pada perempuan.
JURNAL
PEREMPUAN
N O. 7 7 , 2 0 1 3
Penulis: Husein
Muhammad
(2)
O B J E K T I F I TA S F E M I N I S
Donna Haraway (1988), Sandra Harding (1993), Kum-Kum Bhavnani (1993), Alison Jaggar (1997):
• Objektifitas perlu ditransformasi menjadi “objektifitas feminis”.
• Donna Haraway mendefinisikan objektivitas feminis sbg “pengetahuan yang tersituasi”:
pengetahuan dan kebenaran adalah parsial, tersituasi, subyektif, memberdayakan, dan
relasional.
• Alison Jaggar: Emosi adalah bagian dari fakta, tidak dapat dipisahkan dari pertanyaan2
penelitian. Dualisme positivistik antara emosi dan rasionalitas adalah dikotomi yang salah.
• Sandra Harding: Konsep “objektifitas yang kuat”. Mengeritik konsep positivistik karena hanya
berfokus pada “konteks justifikasi” dalam proses riset. Nilai dan pemahaman si periset tidak
dimasukkan dalam “konteks penemuan” (hypotesa). Subjective judgements on the part of the
researcher are always made.
Contoh penelitian:
FEMINIST
LEGAL
THEORY
Metode dasar: (1) Membuka kedok patriarki,
(2) Pemikiran kontekstual, dan (3) consciousness-
raising.
Feminist Legal Theory (Second Edition)
Book Subtitle: A Primer
Book Author(s): Nancy Levit and Robert R. M. Verchick Published by: NYU Press
Stable URL: http://www.jstor.com/stable/j.ctt15zc6kc.7
JURNAL
PEREMPUAN
N O. 1 0 3 , 2 0 1 9
Edisi: Agensi
perempuanPedesaan
• Perspektif “Sang Tuan” membentuk pengetahuan kita. Audre Lorde- The master’s tools
will never dismantle the master’s house.
• Epistemologi berpijak feminis- berada pada pihak perempuan yang tertindas agar
dapat melihat masyarakat patriarki secara utuh. Memahami realitas sosial dari
lensa/lokus kelompok tertindas.
FEMINIST
RESEARCH AND
ACTIVISM
JURNAL
PEREMPUAN
NO.90, 2016