Sebuah Pengantar
ii
COMMUNITY-BASED RESEARCH
Sebuah Pengantar
Tim Penyusun
Panduan CBR, UIN Sunan Ampel Surabaya
iii
COMMUNITY-BASED RESEARCH
Sebuah Pengantar
Penyunting Sulanam
Penyelaras Nadhir Salahuddin
Perancang Sampul Abdullah Mahfudz Nazal
iv
Kata Pengantar Rektor
v
dekat dan berbaur dengan masyarakat sebagai ‘Community-
Engaged University’.
Kehadiran buku CBR ini juga merupakan perwujudan dari
penerjemahan rencana strategis kemitraan UIN Sunan
Ampel Surabaya dengan masyarakat. Dokumen yang lebih
akrab dikenal sebagai “Renstra UCE (University-Community
Engagement)” ini merupakan cikal bakal dan induk bagi
pengembangan kemitraan UIN Sunan Ampel Surabaya
dengan masyarakat. Melalui dokumen Renstra UCE ini pula,
UIN Sunan Ampel berupaya meneguhkan jatidirinya sebagai
kampus yang secara terus menerus mengawal dan
menyebarluaskan kekhasan Islam Indonesia, sebagai Islam
rahmatan li al-alamin.
Buku pengantar CBR ini diharapkan akan memperkuat dan
memperkaya ragam pendekatan penelitian dalam mengan-
tarkan masyarakat sebagai subyek yang aktif dan kreatif.
Dengan demikian kehadiran buku ini seyogyanya diapresiasi
agar dapat mendorong insan-insan kampus untuk terus
mengembangkan pendekatan dalam melakukan community
engagement.
Buku yang merupakan pengantar penelitian berbasis
masyarakat ini diharapkan dapat memberikan kerangkapikir
baru bagi dosen, mahasiswa, dan masyarakat Indonesia
dalam memahami letak strategis penelitian bagi perubahan
sosial. Ini semua untuk mengantarkan terjadinya transformasi
sosial di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang
senantiasa mengalami perubahan. Penelitian berbasis
masyarakat adalah sebuah komitmen moral dan intelektual
yang harus digalakkan.
vi
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada Supporting
Islamic Leadership in Indonesia (SILE) atau Local Leadership for
Development (LLD) yang telah memberi dukungan penuh
atas lahirnya buku ini. Terimakasih disampaikan kepada
Center for Community-Based Research (CCBR) Kanada,
Institute for Community Engaged Scholarship, University of
Guelph dan Coady International Institute, St. Francis Xavier
University karena sebagian besar materi ini dikembangkan
dari hasil short course di lembaga tersebut. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang sudah
berkenan mengorbankan waktu, perhatian, dan sumberdaya
untuk kemajuan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya, dan pengembangan ragam penelitian di Indonesia.
vii
viii
Kata Pengantar LP2M
ix
menawarkan keterlibatan masyarakat pada berbagai level
partisipasi dan peran, serta berbagai proses penelitian mulai
dari tahap peletakan dasar (laying the foundation) hingga
penyusunan dan diseminasi hasil penelitian.
Fokus penelitian dengan metode ini adalah terjadinya
perubahan serta saling memberikan manfaat bagi para pihak
yang berkepentingan. Hal ini sejalan dengan pendekatan
yang dikembangkan dalam pengabdian masyarakat, yaitu
ABCD atau Asset-Based Community Development–yang lebih
mengedepankan aset yang dimiliki oleh masyarakat. Dua
pendekatan yang dikembangkan ini, mendukung tercapainya
visi LP2M; dekat dan saling memberi manfaat kepada
masyarakat.
Atas hadirnya buku ini, kami berharap dapat memperkaya
ragam penelitian yang mengintegrasikan pengabdian kepada
masyarakat sebagai bagian tak terpisahkan dalam proses
pengembangan masyarakat itu sendiri. Hal ini sesuai dengan
misi tri dharma perguruan tinggi dan LP2M secara khusus.
Sebagai terbitan perdana, tentu masih terdapat beberapa
kekurangan. Oleh karenanya diperlukan revisi dan penyem-
purnaan secara berkelanjutan. Kritik dan saran konstruktif dari
semua pembaca dan pengguna sangat diharapkan.
Surabaya, Agustus 2015
Ketua,
x
Kata Pengantar Pusat Penelitian
xi
pengetahuan, sampai pada pengarusutamaan. Buku ini
menjadi bagian dari pengarusutamaan CBR di kampus UIN
Sunan Ampel Surabaya.
Buku ini ditulis bersama-sama melalui serangkaian kegiatan
yang didukung dan difasilitasi oleh SILE/LLD Project oleh
para dosen dan juga Civil Society Organization (CSO) mitra.
Dimulai dari FGD, penulisan, sampai pada review yang
melibatkan beberapa akademisi. Atas kerja keras dan
dedikasinya, saya mengucapkan terimakasih kepada para
penulis yang secara khusus berkontribusi pada terwujudnya
buku ini; A. Kemal Riza (Apa dan mengapa CBR penting;
sejarah dan asal usul CBR, menyusun laporan CBR); Nadhir
Salahuddin (Visi kemitraan dan kelahiran CBR di UIN Sunan
Ampel); Muhammad Hanafi (Konsep CBR); Luluk Fikri
Zuhriyah dan Rakhmawati (Tahapan CBR); Abdul Muhid
(Metode CBR); Nabiela Naily, Muhtarom, Iskandar Ritonga,
dan Dahkelan (Pengalaman CBR). Versi akhir buku ini juga
telah mendapat masukan dari Timothy G. Babcock, Rich
Janzen, Lota Bertulfo, Susan Wismer, Fatimah Husein, Jarot
Wahyudi, dan Theresia Erni.
Sebagai sebuah pengantar, jika isi buku ini secara teknis
kurang kaya, maka akan disempurnakan di kemudian hari.
Masukan-masukan dari para praktisi sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan selanjutnya.
Surabaya, Agustus 2015
Kepala,
xii
Daftar Isi
xiii
Metode CBR...............................................................70
Peran dan Tanggungjawab Stakeholder dalam
CBR............................................................................81
Bab 4 - Pengalaman CBR .................................................83
CBR di Amerika Utara .................................................85
CBR di Afrika...............................................................98
CBR di Asia ...............................................................101
Bab 5 - Proposal CBR ....................................................115
Bab 6 - Penutup .............................................................123
Daftar Pustaka ................................................................127
xiv
Daftar Tabel & Gambar
xv
xvi
Community-Based Research
Bab 1 - Pendahuluan
-[ 1 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 2 ]-
Community-Based Research
-[ 3 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 4 ]-
Community-Based Research
-[ 5 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
2
Lihat http://www.livingknowledge.org.
-[ 6 ]-
Community-Based Research
-[ 7 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 8 ]-
Community-Based Research
-[ 9 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
4
E. Demange, E. Henry, A. Bekelynck, M. Préau, “A Brief History of
Community-Based Research,” Demange, E., Henry, E., Préau, M., From
-[ 10 ]-
Community-Based Research
-[ 11 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 12 ]-
Community-Based Research
7
Demange, dkk, “A Brief History of Community-Based Research.
8
Kerry Strand et. al., Community-Based Research and Higher Education:
Principles and Practices (San Francisco: Wiley Bass, 2003).
-[ 13 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 14 ]-
Community-Based Research
9
Ernest Boyer, Scholarship Reconsidered: Priorities of the Proffessionate; A
Special Report (The Carnegie Foundation for the Advancement of Teaching).
10
Strand, Community-Based Research and Higher Education.
11
Secara esensial service learning bisa dikatakan sebagai suatu bentuk
pembelajaran pengalaman dimana mahasiswa berusaha mengintegrasikan
layanan pengabdian masyarakat dengan pembelajaran yang telah dirancang di
-[ 15 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 16 ]-
Community-Based Research
13
Demange, et.al., “A Brief History of Community-Based Research.
-[ 17 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
14
Kerry Strand et al, Community-Based Research and Higher Education:
Principles and Practices, (Wiley Bass, San Francisco, 2003)
-[ 18 ]-
Community-Based Research
15
Strand, Community-Based Research and Higher Education.
16
Ibid.
-[ 19 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 20 ]-
Community-Based Research
17
Lebih lanjut tentang highlander ini, lihat di websitenya: http://highlander-
center.org/about-us/
18
Paulo Freire, Pedagogy of the Oppressed (New York and London:
Continuum, 1970).
19
Strand, Community-Based Research and Higher Education.
-[ 21 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
20
E. Paradis, J. Mosher, Take the Story, Take the Needs, and Do Something:
Grassroots Women’s Priorites for CommunityBased Participatory Research and
Action on Homelessness (Toronto: The Canadian Homelessness Research
Network Press, 2012). Report housed on the Homeless Hub at
www.homelesshub.ca/Library/View.aspx?id=55138, 5.
21
Strand, Community-Based Research and Higher Education.
-[ 22 ]-
Community-Based Research
-[ 23 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
22
L. Hall, “In the cold? Reflections on participatory research from 1970-
2005,” Convergence, 38, 1 (2005), 6-7. http://www.eslarp.uiuc.edu/PAR%20-
RG/Hall%20PAR%201970-2005%20Convergence.pdf (diakses pada tanggal
21 April 2015).
23
Meredith Minkler, “Community-Based Research Partnerships: Challenges
and Opportunities,” Journal of Urban Health: Bulletin of the New York Academy
of Medicine, Vol. 82, No. 2, Supplement 2 (2005), 114.
-[ 24 ]-
Community-Based Research
24
Strand, Community-Based Research and Higher Education.
-[ 25 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
25
Barbara A. Israel, Amy J. Schulz, Edith A. Parker, and Adam B. Becker,
Review Of Community-Based Research: Assessing Partnership, Approaches
to Improve Public Health (Annu. Rev. Public Health, 1998), 19, dan 177.
26
Catherine Etmanski, Teresa Dawson, dan Budd L. Hall, “Introduction,”
Catherine Etmanski, Teresa Dawson, dan Budd L. Hall, Learning and Teaching
Community-Based Research: Linking Pedagogy to Practice (Toronto: University
of Toronto Press, 2014), 5.
-[ 26 ]-
Community-Based Research
-[ 27 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
1
R. Stoecker, “Community-based Research: From Practice to Theory and
Back Again,” Michigan Journal of Community Service Learning, 9, 2 (Winter,
2003), 35-46.
2
http://comm-org.wisc.edu/papers2004/tinkler/1.htm Establishing a Concep-
tual Model of Community-based Research through Contrasting Case Studies,
2004.
-[ 28 ]-
Community-Based Research
3
Etmanski, Learning and Teaching Community-based Research, 5.
4
Ibid.
5
Nina Wallerstein dan Bonnie Duran, “The Theoretical, Historical, and
Practice Roots of CBPR dalam Community-Based Participatory Research for
Health,” dalam http://www.academia.edu/3713231/THE_THEORETICAL_-
HISTORICAL_AND_PRACTICE_ROOTS_OF_CBPR_Chapter_2_CBPR_for
_Health. 27 (diakses pada tanggal 21 April 2015).
-[ 29 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 30 ]-
Community-Based Research
No Istilah Referensi
Participatory Research
14 Community-university Ball & Jansyt, 2008; Jansson, Benoit,
Partnership Casey, Philips, Burns, 2010
15 Constructivist or Lincoln, 2001
Fourth-Generation
Inquiry
16 Co-operative Inquiry Heron, 1996
17 Decolonizing Tuhiwai Smith, 1999
Methodology
18 Emancipatory or Fals-Borda & Rahman, 1991; Hall,
Liberatory Research 1992; Hall, Gillette, & Tandon,
1982; Kemmis & McTaggart, 2000;
Park, Brydon-Miller, Hall, & Jackson,
1993
19 Engaged Scholarship Fitzgerald, Burrack, & Seifer, 2010
20 Feminist Action Maguire, 2001
Research
21 Feminist Community Creese & Frisby, 2011
Research
22 Indigenous Kovach, 2009
Methodology
23 Knowledge Santos, 2012, 2007
Democracy
24 Knowledge Dobbins, Robeson, Ciliska, et.al.,
Mobilization 2009; Levin, 2008; Sá, Li & Faubert,
2001
25 Knowledge Translation Banister, Leadbeater, & Marshal,
2010; Jansson, Benoit, Casey,
Phillips, & Burns, 2010
26 Organizational Action Burke, Lake, & Paine, 2009; Coghlan
-[ 31 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
No Istilah Referensi
Research & Brannick, 2010
27 Participatory Research Fals Borda & Rahman, 1991; Hall,
1992; Hall, Gillette, & Tandon,
1982; Kemmis & McTaggart, 2000;
Park, Brydon-Miller, Hall, & Jackson,
1993
28 Participatory Action Fals Borda 2001; Fals Borda &
Research Rahman, 1991; Kemmis &
McTaggart, 2000; Selener, 1997
29 Participatory Campbell, 2002; Hayward, Simpson,
Development & Wood, 2004; Kothari, 2001;
Oakley, 1991
30 Participatory Evaluation Brunner & Guzman, 1989;
Chambers, Wedel, & Rodwell,
1992; Jackson & Kassam, 1998;
Wallerstein, 1999
31 Participatory Rural Chambers, 1994; 1997; Chambers
Appraisal & Blackburn, 1996
32 Popular Epidemiology Brown, 1992; Corburn, 2005; Wing,
1998
33 Research as Ceremony Wilson, 2008
34 Rapid Assessment De Koning & Martin, 1996
Procedures
35 Rapid Rural Appraisal De Koning & Martin, 1996
36 Reflective Practitioner Heron & Reason, 2006; Reason,
Inquiry 1994; Rowan, 2006
37 Scholarship for Boyer, 1990, 1996
Engagement
38 Science Shop Living Knowledge: The International
Science Shop Network, n.d.
-[ 32 ]-
Community-Based Research
No Istilah Referensi
39 Street Science Brown, 1992; Corburn, 2005; Wing,
1998
40 Tribal Participatory Fisher & Ball, 2003
Research
-[ 33 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
7
Joanna Ochocka, “Community-Based Research,” disampaikan dalam
Advanced CBR Training yang diselenggarakan oleh SILE/LLD UIN Sunan
Ampel Surabaya, di Hotel Singgasana Surabaya, 25-29 Agustus 2014.
-[ 34 ]-
Community-Based Research
-[ 35 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 36 ]-
Community-Based Research
8
Boyd, “Community-based Research…”, 500.
9
Ibid., 503.
10
Stoecker, Community-based Research, 38
11
Ibid., 40.
-[ 37 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 38 ]-
Community-Based Research
Paradigma CBR
Paradigma adalah seperangkat keyakinan dasar yang
berhubungan dengan prinsip-prinsip utama. Keyakinan ini
menggambarkan pandangan dunia yang menentukan sifat atau
ciri dasar alam, manusia, dan berbagai pola hubungan antara
manusia dan alam. Guba dan Lincoln memberikan kontribusi
yang berharga dalam pemetaan aneka ragam paradigma dalam
penelitian, seperti positivistik, post-positivistik, kritik, dan
konstruktivistik yang memiliki pandangan dan asumsi ontologi,
epistemologi, dan metodologi yang berbeda.16 Sementara itu,
Heron dan Reason mengusulkan paradigma partisipatoris
sebagai pandangan dunia baru. Dari paradigma inilah, CBR
dikembangkan sebagai model penelitian yang memanfaatkan
14
Ibid.
15
Wallerstein, “The Theoretical, Historical, and Practice Roots of CBPR…,
35.
16
Egon G. Guba dan Yvonna S. Lincoln, “Paradigmatic Controversies,
Contradictions, and Emerging Confluences,” Norman K. Denzin dan Yvonna
S. Lincoln (ed.), Qualitative Research (London: Sage Publication 1994), 191.
-[ 39 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
17
John Heron, Co-operative Inquiry; Research into the Human Condition
(London: Sage Publication, 1996), 274.
18
Ibid., 10.
19
Heron, Co-operative Inquiry, 187.
20
J. Heron dan P. Reason, “A Participatory Inquiry Paradigm,” Qualitative
Inquiry, 3, 3 (1997): 274-294.
-[ 40 ]-
Community-Based Research
Ontologi Subyektif-Obyektif
Ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang
bentuk dan sifat realitas atau apa yang bisa diketahui darinya. Ada
berbagai aliran dan pemikiran dalam ontologi yang dijadikan
sebagai dasar penelitian. Satu paradigma penelitian mempunyai
keyakinan ontologi tersendiri yang berbeda dengan lainnya.
Berbeda dengan penelitian tradisional yang menggunakan
metode kuantitatif dengan klaim bebas nilainya dan
penghargaannya terhadap obyektifitas hasil penelitian dan
beberapa pendekatan kualitatif yang lebih menghargai nilai
subyektifitas, CBR mendukung posisi subyektif-obyektif secara
simultan.
Ontologi subyektif-obyektif menunjukkan bahwa ada
hubungan timbal balik dan partisipatoris di balik abstraksi
konseptual mengenai realitas. Hubungan ini juga bersifat
transaksional dan interaktif.21 Aktivitas indrawi yang menjadi pintu
masuk pengetahuan, seperti memegang, meraba, merasa,
mendengar, dan melihat sesuatu itu tidak sepenuhnya
menggambarkan tentang yang mengindra dan apa yang diindra.
Aktivitas itu menggambarkan bahwa orang yang mengindra
selalu dalam keadaan terhubung, terkait, dan sama-sama terlibat
dengan yang diindra. Kesadaran seseorang sebagai subyek
pengetahuan bisa merasakan partisipasi dan kontribusi dari apa
yang diketahui. Dengan keyakinan ontologis seperti ini, CBR
ingin meneliti masyarakat melalui pengalaman mereka secara
langsung dalam kehidupan sehari-hari.
21
Ibid.
-[ 41 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
22
Y. Lincoln dan E. Guba, “Paradigmatic Controversies, Contradictions, and
Emerging Confluences,” N. Denzin dan Y. Lincoln (eds), The Handbook of
Qualitative Research (London: Sage, 2000), 191.
23
Heron dan Reason, “A Participatory Inquiry Paradigm…”, 274-294
-[ 42 ]-
Community-Based Research
24
Heron, Co-operative Inquiry, 281.
25
Ibid.
26
Ibid.
-[ 43 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
Aksiologi
Selain dari tiga ciri utama pembentuk paradigma penelitian,
ontologi, epistemologi, dan metodologi, terdapat ciri lain lain
yang tidak kalah pentingnya yaitu aksiologi. Ini adalah bagian
paradigma yang berhubungan dengan sifat dasar nilai dan
menjawab pertanyaan yang berkenaan dengan apa yang
27
Ibid., 34.
-[ 44 ]-
Community-Based Research
Metodologi
Istilah metodologi dan metode seringkali membingungkan.
Dalam tulisan ini, istilah metodologi dimaknai sebagai kerangka
konseptual untuk melakukan penelitian yang didasarkan pada
teori. Sementara itu, metode dipahami sebagai teknik dan
prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Salah satu metodologi yang sangat sesuai dengan CBR
adalah Co-operative inquiry. Metodologi ini bersifat tindakan
partisipatoris yang dimaksudkan untuk melakukan penelitian
bersama masyarakat dan bukan tentang atau di tengah-tengah
masyarakat. Metodologi ini melibatkan masyarakat dalam proses
transformatif perubahan dengan siklus melalui beberapa
pengulangan tindakan dan refleksi. Co-operative inquiry terdiri
atas serangkaian langkah-langkah logis yang meliputi identifikasi
masalah atau pertanyaan, pengembangan model atau kerangka
28
Heron dan Reason, “A Participatory Inquiry Paradigm…”, 287.
29
Heron, Co-operative Inquiry, 11.
-[ 45 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 46 ]-
Community-Based Research
30
Peter Reason, Participation in Human Inquiry (London: Sage, 1994), 325.
31
Heron, Co-operative Inquiry, 21.
32
Max Van Manen, Researching Lived Experience: Human Science for an Action
Sensitive Pedagogy (New York: State University of New York Press, 1990), 1.
-[ 47 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
Prinsip CBR
Untuk menyelenggarakan CBR dengan baik, beberapa
prinsip utama harus diperhatikan, di antaranya:33
1. Masyarakat dilihat sebagai satu kesatuan identitas
Kesatuan identitas itu menunjukkan entitas yang memiliki
keanggotaan, seperti keluarga, jaringan sosial, lingkungan
tempat tinggal, atau kelompok hobi yang mempunyai
kesamaan sistem, nilai, aturan, kepentingan, atau nasib.
2. Berdasarkan pada kekuatan dan sumber daya di dalam
masyarakat
Untuk membahas berbagai isu yang menjadi keprihatinan
masyarakat dapat dimulai dengan memperhitungkan dan
memanfaatkan kekuatan, sumber daya, dan aset yang
terdapat dalam suatu masyarakat, seperti keterampilan
individu, jaringan sosial, organisasi, sejarah kesuksesan masa
lalu, pengetahuan yang dimiliki, tradisi dan budaya lokal,
kemampuan finansial lokal. Pola identifikasi kekuatan dan
aset yang dapat dimanfaatkan seperti ini telah menjadi
pendekatan yang akhir-akhir ini digalakkan banyak penggiat
pembangunan, utamanya untuk kepentingan pencapaian
33
Barbara A. Israel, Eugina Eng, Amy J. Schulz, dan Edith A. Parker, Methods in
Community-Based Participatory Research for Health (San Fransisco: A Wiley
Imprint, 2005), 7.
-[ 48 ]-
Community-Based Research
-[ 49 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 50 ]-
Community-Based Research
Kriteria CBR
Kriteria CBR dalam poin ini mengacu pada bab
sebelumnya. Kriteria ini menjadi syarat mutlak, syarat yang harus
ada dalam penelitian CBR, yang antara lain:
1. Relevan dengan kehidupan masyarakat
Penelitian mempunyai keterkaitan dengan kepentingan
masyarakat termasuk isu-isu praktis yang sering dihadapi dan
selalu dibingkai dalam konteks masyarakat. Penelitian CBR
harus terkait dan dapat dijadikan modal bagi perubahan
perbaikan kehidupan masyarakat. Penelitian ini tidak boleh
di awang-awang, harus aplikatif dan hasilnya dapat dirasakan
serta bermanfaat bagi masyarakat.
2. Partisipatoris
Adanya kerja sama dalam melakukan setiap tahapan
penelitian mulai dari rancangan penelitian sampai diseminasi.
Peran dari berbagai pihak, baik dari kalangan akademik atau
anggota masyarakat bersifat resiprokal; timbal-balik yang
saling mengutungkan.
Selain partisipatoris, ada istilah lain yang juga digunakan
untuk menggambarkan hubungan timbal balik ini yaitu
kolaboratif. Sebagai bentuk partisipatori, para peneliti baik
-[ 51 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
34
Joanna Ochocka, “Community-Based Research,” disampaikan dalam
Advanced CBR Training yang diselenggarakan oleh SILE/LLD UIN Sunan
Ampel Surabaya, di Hotel Singgasana Surabaya, 25-29 Agustus 2014.
-[ 52 ]-
Community-Based Research
-[ 53 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 54 ]-
Community-Based Research
Tahapan CBR
Tahapan penelitian dalam CBR ini secara garis besar
mengandung prinsip yang berakar pada pendapat Kurt Lewin,
yaitu sebagai prinsip siklikal spiral yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, refleksi.35 Beberapa pendapat lain
yang dikutip oleh Sukmadinata36 menunjukkan variasi para ahli
generasi berikutnya dalam merinci tahapan riset aksi seperti:
35
Wilfred Carr dan Stephen Kemmis, Becoming Critical Education Knowledge
and Action Research (New York: Routledge Farmer, 2004), 162.
36
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:
Rosdakarya, 2013), 145-146.
-[ 55 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
37
Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart, “Participatory Action Research,”
Norman K. Denzin & Yvonna S. Lincoln, Handbook of Qualitative Research
(California: Sage Publication, 2000).
-[ 56 ]-
Community-Based Research
Peletakan dasar
(Laying the foundation)
4 2
-[ 57 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 58 ]-
Community-Based Research
-[ 59 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 60 ]-
Community-Based Research
40
Eric E. Vogt, et. al., The Art of Powerful Questions: Catalyzing Insight,
Innovation and Action (USA: Whole System Associates, 2003), 4.
-[ 61 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 62 ]-
Community-Based Research
41
Robert C. Bogdan dan Sari Knopp Biklen, Qualitative Research for Education:
an Introduction to Theories and Methods (New York: Pearson, 2007), 159.
-[ 63 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
42
Government of Canada, Department of Foreign Affairs, Trade and
Development. Lihat http://www.international.gc.ca/development-developpe-
ment/priorities-priorites/ge-es/gender_analysis-analyse_comparative.aspx?lan-
g=eng
-[ 64 ]-
Community-Based Research
43
Joanna Ochocka, “Community-Based Research,” disampaikan dalam
Advanced CBR Training yang diselenggarakan oleh SILE/LLD UIN Sunan
Ampel Surabaya, di Hotel Singgasana Surabaya, 25-29 Agustus 2014.
44
Valsa Koshy, Action Research for Improving Practice: A Practical Guide
(London: Sage Publication Ltd).
-[ 65 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 66 ]-
Community-Based Research
45
Eileen Alma, “Communicating Research Findings,” materi Research for
Citizen-Led Change Training, Canada, October 2014.
-[ 67 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
1. Pelatihan (Training)
Langkah ini bisa dilakukan antara komunitas dengan
universitas beserta pihak-pihak yang terlibat dalam CBR
untuk mengadakan pelatihan hasil penelitian. Pelatihan yaitu
suatu upaya untuk individu, kelompok atau institusi untuk
memperjelas tujuannya dan menganalisa siapa, dimana,
kapan, apa yang dimiliki dan apa yang diinginkan.
2. Fasilitasi (Facilitation)
Fasilitasi adalah ketrampilan teknis yang bisa dipelajari.
Komunitas akan difasilitasi oleh fasilator untuk memastikan
tindakan yang akan dilakukan sebagai hasil penelitian. Ada
beberapa hal yang penting untuk melakukan fasilitasi. Dalam
proses ini harus ada yang berperan sebagai fasilitator,
trainer, teacher dan juga animator. Model dari fasilitasi bisa
mengikuti beberapa aktifitas dan model, tergantung pada
kegiatan apa serta hasil penelitian apa yang menjadi harapan
dari proses ini.
3. Mengkomunikasikan dengan adult learning
Komunitas adalah pebelajar dewasa, sehingga cara-cara
mengkomunikasikan harus sesuai prinsip-prinsip pembelajar
orang dewasa.
4. Mengkomunikasikan dengan berbagi pengalaman (expe-
riental learning)
Ada beberap hal yang bisa dilakukan untuk menfasilitasi
komunitas. Langkah-langkah yang dilakukan adalah membagi
pengalaman mereka, melakukan refleksi atas apa yang sudah
dilakukan, melakukan generalisasi terhadap hal-hal apa yang
sudah dilakukan, kemudian mengaplikasikan hal-hal yang
sudah ada.
-[ 68 ]-
Community-Based Research
2.
4. Objective
Learning design
3.
Evaluation strategy
46
David Fletcher dan Sam Madesi, “Participant Manual for Facilitation and
Training Approaches for Community Change”, Diploma and Fall Certificate
2014, Coady International Institute (Antigonish: Coady International Institute,
2014), 17.
-[ 69 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
Metode CBR
Community-Based Research (CBR) merupakan salah satu
metode penelitian dengan pendekatan berbasis komunitas
(community-based approach) dan dengan konsekuensi paradig-
matik bertumpu pada partisipasi aktif komunitas. Pendekatan ini
menitik beratkan peran aktif komunitas dalam menyusun
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil riset. Dalam hal ini,
peneliti berperan utama sebagai fasilitator atau pendamping atau
narasumber, yang bersama-sama masyarakat merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi program-program riset.
Community-Based Research (CBR) tidak memiliki kekhu-
susan metode yang digunakan, sebab yang menjadi ukuran uta-
manya adalah kemanfaatan data yang diperoleh bagi masyarakat.
Hal ini berarti CBR bisa menggunakan metode pengumpulan
data kualitatif, kuantitatif, dan metode-metode lainnya yang rele-
-[ 70 ]-
Community-Based Research
-[ 71 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
Participatory
Kalender musim Mapping komunitas
Kajian mata pencaharian Transektoral
Penulusuran sejarah komunitas Bagan arus masukan & keluaran
Forum rembug komunitas (Musrembang) Matriks ranking
Fokus Group Discussion (FGD) Sketsa lahan
Trend & change
Diagram venn
Survei partisipatif
Studi Pelacakan (tracing)
Observasi partisipan Angket/Kuesioner
Wawancara mendalam Survei
Qualitative Quantitative
Participatory
Observation
Studi kasus Statistical analysis
Eksperimen
Existing Data:
1. Public social indicators
2. Agency records:
Service utilizations reports
Lembaga Survei GO/NGO
Lembaga Riset Universitas
Data Kabupaten/Kota dalam Angka
Laporan Hasil Kajian Bappeda
BPS/Sensus
Laporan Dinas Pemerintahan
Traditional Extractive
47
Hasil adaptasi dari short course “Research for Citizen-Led Change” pada
Oktober 2014 di Coady international Institute, Canada, yang disampaikan oleh
Allison Mathie.
-[ 72 ]-
Community-Based Research
-[ 73 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data penelitian pendukung yang
diperoleh dari sumber kedua. Biasanya data ini diperoleh
dari dokumentasi suatu lembaga baik pemerintah maupun
non pemerintah. Data sekunder diperoleh dari lembaga-
lembaga antara lain:
a. Biro Pusat Statistik (BPS);
b. Dokumen lembaga pemerintah;
c. Laporan lembaga pelayanan umum;
d. Laporan riset evaluasi lembaga riset/perguruan tinggi.
Metode partisipatif (participatory method) digunakan untuk
memahami kondisi lapangan penelitian secara utuh dan
menyeluruh tentang aset sumber daya alam, sumber daya
manusia, kondisi sosial, dan lain sebagainya. Metode partisipatif
memungkinkan peneliti bersama komunitas secara bersama-
sama menganalisis isu yang dihadapi serta ketersediaan aset dan
pemanfaatannya dalam komunitas. Hal tersebut dibutuhkan
untuk merumuskan perencanaan dan tindakan/aksi untuk
menyelesaikan masalah atau untuk menggapai kondisi dan situasi
yang dinginkan oleh masyarakat.
Tujuan menggunakan metode partisipatif dalam Commu-
nity-Based Researh (CBR) dikarenakan seluruh kegiatan proses
penelitian melibatkan partisipasi komunitas. Oleh karena itu,
penerapan metode ini senantiasa mengacu pada siklus yang
secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengenalan kondisi saat ini dan isu yang dihadapi
masyarakat. Termasuk didalamnya mengungkap sejarah
keberhasilan, menganalisis faktor yang membuat keber-
hasilan tersebut serta peran berbagai pihak didalamnya.
2. Perumusan visi dan situasi yang dinginkan masyarakat
melalui penetapan prioritas.
-[ 74 ]-
Community-Based Research
-[ 75 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 76 ]-
Community-Based Research
-[ 77 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 78 ]-
Community-Based Research
tepat dan benar agar perkiraan yang tepat akan lebih baik
daripada kesimpulan yang pasti tetapi salah, atau lebih baik
mencapai perkiraan yang hampir salah daripada kesimpulan
yang hampir benar.
7. Keberlanjutan program
Masalah dan kepentingan komunitas selalu berkem-
bang sesuai dengan perkembangan komunitas itu sendiri.
Karenanya, pengenalan komunitas bukan usaha yang sekali
dilakukan kemudian selesai, namun merupakan usaha yang
berkelanjutan. Bagaimanapun juga program yang mereka
kembangkan dapat dipenuhi dari prinsip dasar dalam
penelitian partisipatif yang digerakkan dari potensi komunitas
itu sendiri.
8. Mengutamakan yang terabaikan (marjinal)
Prinsip ini dimaksudkan agar anggota masyarakat yang
terabaikan (marjinal) dapat memperoleh kesempatan untuk
berperan dan mendapat manfaat dalam kegiatan program
pembangunan. Keberpihakan ini lebih pada upaya untuk
mencapai keseimbangan perlakuan terhadap berbagai
golongan dan lapisan yang ada di masyarakat.
9. Pemberdayaan (penguatan) komunitas
Kemampuan komunitas ditingkatkan melalui proses
pengkajian keadaan, pengambilan keputusan, penentuan
kebijakan, penilaian dan koreksi terhadap kegiatan yang
dilakukan. Dengan demikian komunitas memiliki akses
(peluang dan kesempatan) serta memiliki kemampuan
memberikan keputusan dan memilih berbagai keadaan yang
terjadi. Dengan demikian mereka dapat mengurangi
ketergantungan terhadap bantuan “orang luar” menuju
kepada kemandirian dan keberdayaan.
-[ 79 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
10. Informal
Proses kegiatan penelitian dengan metode partisipatif
(participatory methods) harus bersifat luwes, tidak memaksa,
dan informal sehingga antara orang luar (peneliti/fasilitator)
dan komunitas terjalin hubungan yang akrab, orang luar
(peneliti/fasilitator) akan berproses masuk sebagai anggota
komunitas. Dengan demikian kedatangan orang luar
(peneliti/fasilitator) tidak perlu disambut atau dijamu secara
adat oleh komunitas dan tokohnya maupun oleh pemerin-
tah setempat. Orang luar (peneliti/fasilitator) yang masuk
harus memperhatikan jadwal atau waktu kegiatan komunitas
(daily routine), sehingga penerapan metode ini tidak
mengganggu kegiatan rutin komunitas.
11. Keterbukaan
Keterbukaan diantara berbagai pihak untuk melakukan
penelitian sangat dibutuhkan untuk membangun rasa saling
percaya. Melalui keterbukaan prinsip kemitraan dalam CBR
akan dapat diwujudkan.
Metode-metode yang dapat digolongkan sebagai metode
penelitian partisipatif (participatory research) dipandang telah
memiliki teknis-teknis yang dijabarkan cukup operasional dengan
konsep bahwa keterlibatan komunitas sangat diperlukan dalam
seluruh kegiatan. Pendekatan partisipatif memang bercita-cita
menjadikan komunitas sebagai peneliti, perencana, dan
pelaksana pembangunan dan bukan sekedar obyek pemba-
ngunan. Tekanan aspek penelitian bukan pada validitas data yang
diperoleh, namun pada nilai praktis untuk pengembangan
program itu sendiri. Penerapan pendekatan dan teknik partisi-
patif dapat memberi peluang yang lebih besar dan lebih terarah
untuk melibatkan komunitas. Selain itu melalui pendekatan
-[ 80 ]-
Community-Based Research
-[ 81 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 82 ]-
Community-Based Research
-[ 83 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 84 ]-
Community-Based Research
-[ 85 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 86 ]-
Community-Based Research
-[ 87 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
Dampak
CBR ini telah dapat menyediakan baseline data yang
sangat informatif untuk PTF dan United Way of
Guelph-Wellington dalam memahami dan menyikapi
kesenjangan, masalah aksesibilitas dalam layanan, dan
program bagi mereka yang hidup dalam kemiskinan.
Selain itu, keterlibatan peneliti dan masyarakat dalam
proyek ini telah mempromosikan minat dan
keterlibatan komunitas ini, sehingga berkesan positif dan
dampaknya bertahan lama bagi warga Guelph-
Wellington.
-[ 88 ]-
Community-Based Research
-[ 89 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
Dampak
PTF menggunakan hasil penelitian ini untuk mendukung
pembentukan solusi baru untuk penyediaan makanan
darurat di wilayah tersebut. Pada Mei 2013, Komite ad-
hoc layanan darurat pangan dalam PTF menerbitkan
laporan rekomendasi untuk memperbaiki penggunaan
layanan makanan darurat di Guelph-Wellington. Selain
itu, para pemangku kepentingan masyarakat lainnya,
termasuk jejaring PTF yang lebih luas dan Kelompok
Kerja Akses Pangan, telah mendukung rekomendasi ini.
Secara keseluruhan, rekomendasi ini telah banyak di
didiseminasikan dan disosialisasikan secara bersama;
salah satu strateginya melalui presentasi ke komunitas
Kota Guelph dan Komite Sosial pada bulan Juli 2013.
Rekomendasi ini membantu dalam memandu kebijakan
dan penyediaan jasa Layanan Makanan Darurat. PTF
terus bercita-cita untuk memenuhi kebutuhan
pengguna jasa yaitu masyarakat tidak mampu.
-[ 90 ]-
Community-Based Research
-[ 91 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
Hasil
Informan kunci mengidentifikasi sejumlah prinsip untuk
menjadi panduan dalam meningkatkan kinerja dan
inovasi-inovasi mereka. Hasil penelitian menunjukkan
pentingnya aspek pembagian kekuasaan dan pengam-
bilan keputusan.
Organisasi juga mencatat pentingnya memperluas
jejaring dan menambah keragaman jejaring serta
pelibatan sektor publik. Hal-hal tersebut seringkali
efektif dalam menciptakan ruang untuk inovasi dan
perubahan di tingkat masyarakat. Hasil lain dari evaluasi
dalam bentuk CBR ini juga menunjukkan bahwa
pemanfaatan inovasi teknologi untuk mendukung upaya
berbagi di luar organisasi itu diidentifikasi sebagai
metode utama yang tetap terbuka dan transparan. Pada
akhirnya, hasil penelitian juga melaporkan berbagai cara
mengelola berbagai jenis keterlibatan: pekerjaan
sukarela, dengan memberikan kesempatan bagi anggota
untuk menentukan derajat partisipasi mereka sendiri.
Dampak
Salah satu dampak terbesar, yang dinyatakan sendiri
oleh Research Shop/ ICES, adalah kemitraan yang saling
memberi manfaat dan harmonis, berjangka panjang
antara Research Shop dan 10 Carden. Berbagai proyek
lain muncul sebagai akibat tidak langsung. Dampak inti
adalah bahwa 10 Carden dapat melakukan peningkatan
dan perbaikan tata kerja mereka berdasarkan hasil
evaluasi yang dilakukan bersama.
-[ 92 ]-
Community-Based Research
-[ 93 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 94 ]-
Community-Based Research
-[ 95 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 96 ]-
Community-Based Research
-[ 97 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
CBR di Afrika
Praktik CBR di Afrika sejatinya jauh lebih dulu ada. Praktik-
praktik ini sejalan dengan iklim pembangunan manusia yang
terjadi di Afrika. Justru keberadaan CBR di benua ini lebih
variatif. Namin demikian, fakta-fakta tersebut kurang bisa
ditelusuri sebagai suatu kajian, karena keberadaan CBR di Afrika
lebih banyak dilakukan sebagai praktik yang tak terlaporkan.
-[ 98 ]-
Community-Based Research
-[ 99 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 100 ]-
Community-Based Research
Hasil
Lebih banyak memberi informasi akan hasil
penelitian, bagaimana komunitas partner meman-
faatkan hasil tersebut, bagaimana pengalaman
penelitian mahasiswa ini dievaluasi, sharing dengan
lembaga yang lebih berpengalaman dan bagaimana
akibat yang ditimbulkan dari hasil ini.
Dampak
Dampak dari CBR ini adalah terjadinya kegiatan
follow up terhadap apa yang bisa diteliti dengan
orang-orang Somali di kemudian hari.
CBR di Asia
Salah satu alasan utama mengapa penelitian bermitra
dengan masyarakat adalah karena kehidupan yang serba
kompleks. Pada titik tertentu, kompleksitas ini juga menyentuh
pada suatu tatanan kehidupan yang terjangkiti sebuah penyakit
tertentu. Upaya untuk mengatasi penyakit tertentu itu, membu-
tuhkan kerjasama berbagai pihak secara luas, sebagai peneliti.
Contoh yang cukup menarik dari persoalan ini adalah upaya
mengatasi perluasan korban HIV/AIDS di India. Penelitian yang
di koordinasikan oleh tiga orang dalam bidang kesehatan ini
(Schensul SL, Nastasi BK, Verma RK),1 adalah contoh bahwa
penanganan pandemi HIV/AIDS tidak dapat dilakukan melalui
1
Schensul SL, Nastasi BK, dan Verma RK, “Community-Based Research in
India; a Case Example of International and Transdisciplinary Collaboration,”
AM Journal of Community Psychology, 2006.
-[ 101 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 102 ]-
Community-Based Research
2
Jitti Mongkolnchaiarunya, “Establishing and Sustaining a Micro Hydropower
Plant at Klong-Rua Village, Southern Thailand,” paper presented at
International Conference on Envisioning New Social Development Strategies
Beyond Millenium Development Goals, Yogyakarta, 2012.
-[ 103 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 104 ]-
Community-Based Research
3
Merupakan Negara bagian terbesar di India
4
Lihat http://www.terraurban.wordpress.com/2015/02/20/stories-hidden-
behind-percentages/
-[ 105 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 106 ]-
Community-Based Research
CBR di Indonesia
Ada banyak praktik CBR yang sudah dilakukan di Indonesia.
Salah satunya adalah “Kasus Penggunaan Indeks Pengaduan
Masyarakat di Desa Parak, Kab. Selayar, Sulawesi Selatan”.5
Desa Parak di kabupaten kepulauan Selayar, propinsi
Sulawesi Selatan dihuni oleh sekitar 1300 keluarga dengan mata
pencaharian utama penanaman kelapa. Sejak tahun 2013,
empat dosen dari UIN Alauddin di Makassar bersama dengan
dua staf KOPEL (Komite Pemantau Legislatif), sebuah LSM yang
berkedudukan di kota yang sama, telah membentuk kelompok
kerja (pokja) untuk bermitra dengan Desa Parak dalam rangka
bersama-sama bereksperimen dengan sebuah model baru
untuk kegiatan kemitraan universitas-masyarakat (dulunya
disebut “pengabdian”). Model baru itu berfokus pada identifikasi
dan pengembangan berbagai aset-aset yang ada di masyarakat,
bukan pada “masalah” atau “kekurangan” atau “gap”. Tema
utama dari program kemitraan ini adalah penguatan tatakelola
kehidupan publik yang demokratis (good democratic governance).
Dalam berbagai diskusi awal anggota masyarakat
mengemukakan keinginan untuk meningkatkan berbagai
pelayanan publik, terutama layanan yang dikelola kantor/ad-
ministrasi desa. Untuk membantu masyarakat mewujudkan
keinginan ini, pokja memperkenalkan suatu alat atau teknik
bernama “Indeks Pengaduan Masyarakat” (atau Index of
Community Concerns). Dalam pelaksanaan IPM ini, masyarakat
menentukan topik-topik atau aspek-aspek dari pelayanan publik
5
Irvan Muliyadi, “A Citizen Charter for Parak Village: Putting the into Practice
The New UCE Model At Alauddin State Islamic University, Makassar,
Indonesia (Makalah disampaikan pada C2U Expo, Ottawa, Canada, Juni
2015).
-[ 107 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 108 ]-
Community-Based Research
-[ 109 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
kelompok sasaran dari isu atau kondisi yang akan dirubah sesuai
dengan tujuan penelitian. Seperti hasil riset terhadap tata kelola
Corporate Sosial Responsibility (CSR) industri ekstratif, yang
merupakan penelitian yang dilakukan bersama-sama dengan
masyarakat penerima manfaat CSR. Diseminasi model seminar
yang dilakukan pada penelitian ini menghadirkan pihak
perusahaan, pemerintah daerah serta masyarakat. Hasilnya, ada
perubahan kebijakan CSR yang berpihak pada masyarakat.
Penelitian tata kelola CSR industri ekstratif berangkat dari
keprihatinan atas kondisi kemiskinan yang dialami oleh warga di
sekitar daerah beroperasinya perusahaan tambang minyak JOB
PPEJ di Kabupaten Tuban. Berdasarkan data PPLS tahun 2011
jumlah RTM (Rumah Tangga Miskin) mengalami kenaikan
sebesar 104% (13,209 RTM), tertinggi se-Kabupaten Tuban.
Sementara rumah tidak layak huni di kecamatan tersebut
mencapai 9,646 rumah, tertinggi se-kabupaten. Kondisi ketidak-
berdayaan secara ekonomi tersebut, memunculkan asumsi ada
yang kurang efektif dalam pemanfaatan sumber daya untuk
meningkatkan kesejahteraan. Padahal jika dilihat, salah satu
potensi sumber daya dari CSR cukup besar. Secara keseluruhan
CSR di Kabupaten Tuban mencapai Rp. 168.417.590.500 atau
setara dengan jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD)7. Dalam
konteks itulah yang kemudian mendorong FITRA Jatim,
bersama-sama masyarakat sekitar untuk melakukan kajian secara
mendalam terhadap apa dan bagaimana sebenarnya yang terjadi
dengan pengelolaan CSR di Tuban.8
7
LKPJ Bupati Tuban tahun 2011.
8
Dokumen Aksi Sosial FITRA JATIM.
-[ 110 ]-
Community-Based Research
-[ 111 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
9
Ibid.
-[ 112 ]-
Community-Based Research
-[ 113 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
10
Pernyataan disampaikan pada saat FGD Hasil CRC pada tanggal 11 Juli 2014
di RM. Agis Surabaya.
-[ 114 ]-
Community-Based Research
1
Komposisi proposal seperti ini sudah digunakan Puslitpen UIN Sunan Ampel
Surabaya sejak tahun 2014 melalui guideline yang disusun tim CBR pada tahun
2014.
-[ 115 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 116 ]-
Community-Based Research
-[ 117 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 118 ]-
Community-Based Research
-[ 119 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 120 ]-
Community-Based Research
-[ 121 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
2
Lebih lanjut mengenai versi lengkap proposal ini dapat lihat di
https://depts.washington.edu/ccph/pdf_files/Taking_Action.pdf (diakses pada
tanggal 12 Agustus 2015.
-[ 122 ]-
Community-Based Research
Bab 6 - Penutup
-[ 123 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 124 ]-
Community-Based Research
-[ 125 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 126 ]-
Community-Based Research
Daftar Pustaka
-[ 127 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 128 ]-
Community-Based Research
-[ 129 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
%20PAR%201970-2005%20Convergence.pdf (diakses
pada tanggal 21 April 2015).
Heron, J. dan P. Reason. “A Participatory Inquiry Paradigm.”
Qualitative Inquiry, 3, 3 (1997): 274-294.
Heron, John. Co-Operative Inquiry Research into the Human
Condition. London; Thousand Oaks: Sage Publications,
1996.
Heron, John. Co-operative Inquiry; Research into the Human
Condition. London: Sage Publication, 1996.
http://comm-org.wisc.edu/papers2004/tinkler/1.htm
Establishing a Conceptual Model of Community-based
Research through Contrasting Case Studies, 2004.
http://highlandercenter.org/about-us/
http://www.compact.org/
http://www.livingknowledge.org.
http://www.terraurban.wordpress.com/2015/02/20/stories-
hidden-behind-percentages/
Israel, Barbara A. Methods in Community-Based Participatory
Research for Health. San Francisco, CA: Jossey-Bass,
2005.
Israel, Barbara A., Amy J. Schulz, Edith A. Parker, and Adam B.
Becker. Review Of Community-Based Research: Assessing
Partnership, Approaches to Improve Public Health. Annu.
Rev. Public Health, 1998.
Israel, Barbara A., Eugina Eng, Amy J. Schulz, dan Edith A.
Parker. Methods in Community-Based Participatory
-[ 130 ]-
Community-Based Research
-[ 131 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 132 ]-
Community-Based Research
-[ 133 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 134 ]-
Community-Based Research
-[ 135 ]-
Penelitian berbasis Komunitas
-[ 136 ]-