Editor :
Dr. Awaliah Musgamy, M. Ag.
Tim Penyusun :
Doni Saputra
Rana Dwi Putri Alham
ST Nurhidayah
Syurai Ainun Qolbi
Nurhikmah Ramadani
Nur Karimah A
Susilawati
Asyraful Rijal Safruddin
PUSAKA ALMAIDA
2021
i
SENYUMAN CERAH JAKET HIJAU DI DESA LANGKURA
ii
SAMBUTAN DARI
REKTOR UIN ALAUDDIN MAKASSAR
iii
SAMBUTAN KETUA LEMBAGA PENELITIAN
DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M)
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
iv
KEPALA PUSAT PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT (PPM)
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
v
KATA PENGANTAR
vi
4. Dr. Awaliyah Musgamy, S.Ag., M.Ag. selaku Dosen
Pembimbing KKN Kecamatan Turatea yang telah membimbing
kami selama menjalani KKN.
5. Sahabuddin SE. selaku Kepala Desa Langkura dan Hartati SH.
selaku Sekretaris Desa Langkura beserta jajarannya yang
menerima dan menyambut kami dengan baik serta senantiasa
mendukung program-program kerja kami.
6. Tokoh-tokoh masyarakat, pemuda-pemuda, adik-adik, serta
seluruh masyarakat Desa Langkura, Kecamatan Turatea,
Kabupaten Jeneponto yang telah bersedia menerima dan
membantu kami selama melaksanakan program kerja kami.
7. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan moral dan
material yang tak tergantikan.
8. Teman-teman mahasiswa KKN Angkatan 67 UIN Alauddin
Makassar di Desa Langkura yang mau berbagi dalam suka dan
duka selama ber-KKN.
Semoga segala bantuan yang diberikan kepada kami menjadi pahala
yang berlipat ganda, yang kelak akan diperoleh hasilnya di akhirat. Kami
memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam melaksanakan
program kerja kami memiliki banyak kesalahan dan kekurangan. Kami
menyadari bahwa kami adalah manusia yang tak luput dari kesalahan,
maka kami berlindung kepada Allah SWT atas segala kekurangan,
kekhilafan, dan kesalahan kami.
Semoga selama 45 hari di lokasi KKN dapat memberikan sebuah
kontribusi bagi masyarakat Desa Langkura, Kecamatan Turatea,
Kabupaten Jeneponto dalam menuju masyarakat yang maju dan
terkemuka dalam berbagai aspek, Aamiin. Semoga buku ini juga dapat
memberikan manfaat bagi kita semua, terlebih pula bagi pengabdi
selanjutnya. Dan demi peningkatan kualitas buku ini, saran dan kritik
sangat diharapkan dari seluruh pembaca.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Penyusun
vii
DAFTAR ISI
viii
KONDISI DESA LOKASI BER-KKN .............................................22
A. Sejarah Singkat Desa Langkura ................................................22
B. Kondisi Geografis ...................................................................23
BAB IV ...............................................................................................30
PEMBAHASAN HASIL PENGABDIAN .........................................30
A. Kerangka Pemecahan Masalah ................................................30
B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan & Pengabdian Masyarakat
………………………………………………………………………………………… 33
C. Faktor-Faktor Pencapaian Hasil ..............................................35
BAB V ................................................................................................37
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ..........................................37
A. Kesimpulan .............................................................................37
B. Rekomendasi ...........................................................................37
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................60
DOKUMENTASI KEGIATAN KKN ..............................................61
ix
MUQADDIMAH
x
JURNAL
A. Judul Jurnal
REALISASI PEMBINAAN KEAGAMAAN DAN NILAI-
NILAI KEARIFAN LOKAL MELALUI PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DI DESA LANGKURA
B. Abstrak
Realisasi pembinaan keagamaan dan nilai-nilai kearifan lokal
melalui pemberdayaan masyarakat di Desa Langkura. Tujuan
pengabdian ini untuk memberikan pendampingan, memberdayakan
masyarakat dalam merealisasikan pembinaan keagamaan dan nilai-
nilai kearifan lokal di Desa Langkura. Pengabdian masyarakat ini
dilaksanakan selama enam minggu. Tim pengabdian melaksanakan
persiapan kegiatan dalam bentuk tindakan awal, yaitu menyusun
rancangan pemberdayaan masyarakat dalam merealisasikan nilai-
nilai keagamaan dengan cara FGD (Focus Group Discussion). Kegiatan
pengabdian masyarakat ini telah berhasil dilaksanakan dan
mendapatkan respon masyarakat yang sangat bagus.
xi
Penanda bergesernya nilai kebudayaan tentu dapat dilihat dari
berbagai hal seperti menurunnya praktik sikap saling hormat
menghormati, saling menghargai antar sesama warga negara, dan
tidak diterapkannya nilai-nilai keagamaan, serta tidak dijunjungnya
sikap persatuan dan kesatuan di antara sesama warga negara.
Penanda-penanda tersebut tentu muncul tidak secara alamiah,
melainkan kemunculannya tentu disebabkan oleh sebuah proses
atau perkembangan paradigma umat manusia zaman sekarang ini.
Selain itu, hal yang tak kalah penting untuk diberikan ruang
pemberdayaan adalah anak-anak usia dini sampai remaja. Di era
globalisasi ini banyak orang tua yang tidak terlalu memperhatikan
aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh anaknya padahal setiap orang
tua ingin anaknya agar menjadi orang yang baik, mempunyai
kepribadian yang kuat, dan sikap mental yang sehat, serta akhlak
yang terpuji. Semua itu dapat diusahakan melalui pendidikan baik
formal (sekolah) maupun informal (di rumah oleh orang tua). Setiap
pengalaman yang dilakukan anak, baik melalui penglihatan,
pendengaran maupun perlakuan yang diterima akan ikut
menentukan pembinaan pribadinya.
Maka dari itu permasalahan di atas harus segera direspon demi
menghindari berlarutnya kemerosotan tersebut. Setiap orang harus
bertanggung jawab atas gejala tersebut demi terciptanya peradaban
hidup yang baik. Akan tetapi, hasil observasi tim pengabdian
masyarakat di Desa Langkura, Kecamatan Turatea menemukan
bahwa kemerosotan nilai islami dalam kehidupan sosial masyarakat
bukanlah persoalan yang mudah untuk dipecahakan. Untuk itu,
UIN Alauddin Makassar sebagai lembaga Pendidikan Tinggi yang
bermitra dengan masyarakat harus merespon gejala tersebut. UIN
Alauddin Makassar melalui PPM (Pusat Pengabdian Kepada
Masyarakat) harus memiliki kepekaan dalam menangani persoalan
sosial tersebut. SDM harus dilibatkan dalam mencari solusi tersebut
demi berkontribusi terhadap lingkungan sekitar dalam menangani
persoalan kemerosotan karakter. Salah satu respon PPM (Pusat
Pengabdian Kepada Masyarkat) UIN Alauddin Masyarakat adalah
dengan melibatkan SDM untuk mencari solusi dengan menangani
persoalan tersbut. Salah satu solusi yang tepat adalah melakukan
pemberdayaan masyarakat dengan pembinaan keagamaan dan
implementasi nilai-nilai kearifan lokal dalam bentuk kegiatan
pengabdian masyarakat.
xii
D. Tujuan Pengabdian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan pendampingan dan memberdayakan
masyarakat dalam realisasi pembinaan keagamaan di Desa Langkura.
2. Untuk memberikan pendampingan dan pemberdayaan
masyarakat dalam realisasi nilai-nilai kearifan lokal relevansi nilai-
nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari di Desa Langkura
E. Metode Pelaksanaan
1. Pra Kegiatan dan Survei Lokasi
Di minggu awal, tim pengabdian masyarakat Desa Langkura
melakukan survei guna melakukan persiapan awal, yakni menyusun
rancangan pemberdayaan masyarakat dalam implementasi nilai-nilai
keagamaan dengan metode FGD (Focus Group Discussion).
xiii
Mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar bersama
masyarakat Kecamatan Turatea terkhususnya masyarakat di
Desa Langkura melaksanakan seminar program pemberdayaan
masyarakat yang mana salah satu program kerjanya dalam
bidang keagamaan yakni implementasi pembinaan keagamaan
dan nilai-nilai kearifan lokal kepada masyarakat Desa Langkura,
Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto. Seminar ini
dilaksanakan secara di Kantor Desa Langkura, Kecamatan
Turatea, seminar tersebut dihadiri Kepala Desa beserta
jajarannya, para Kepala Dusun Desa Langkura, tokoh agama,
tokoh masyarakat, serta masyarakat Desa Langkura.
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi yang
digunakan dalam pembangunan masyrakat sebagai upaya untuk
mewujudkan kemampuan dalam kemandirian dan dalam
kehidupan bermasyarakat. Pada kegiatan sosialisasi tersebut
aparat desa akan meng-agendakan dalam suatu implementasi
pembinaan keagamaan yang akan dilaksanakan oleh suatu pihak
masyarakat dengan itu dalam pemberdayaan yang hendak
dilaksanakan oleh masing-masing setiap dusun yang berada di
Desa Langkura. Selain itu dari pemerintah Desa Langkura juga
menpertegas adanya salah satu agenda pengabdian masyarakat
di setiap Desa yang dilaksanakan dalam bidang keagaamaan
seperti Maulid Nabi Muhammad Saw, Festival Anak Saleh,
Pembinaan TKA/TKA/TPA, dan pengajian Mingguan.
xiv
Kegiatan tersebut dilaksanakan rutin setiap minggu dengan
terlibatnya suatu masyarakat se-Desa Langkura.
Mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar
melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk
pembinaan TKA/TPA dengan melibatkan seluruh elemen
masyarakat yang berada di Desa Langkura maupun di luar dari
Desa Langkura. Sebelum melaksanakan pembinaan TKA/TPA,
mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar telah men-survei
bahwa dalam suatu masyarakat terlibat aktif dalam suatu bidang
kegiatan keagamaan. Mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar
bersama mengundang para tokoh pemerintah, seperti tokoh
agama dan tokoh pemuda untuk terlibat aktif dalam pembinaan
TKA/TPA pada setiap dusun yang ada di Desa Langkura
dengan itu seluruh masyarakat akan terlibat langsung dalam
mendukung kegiatan tersebut dengan tujuan agar suatu
pembinaan di TKA/TPA agar terus meningkat. Setiap orang
tua agar kiranya bisa mengarahkan anak-anaknya untuk
mengikuti program belajar mengaji yang ada di TKA/TPA.
Selain itu Mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar
memberdayakan tokoh agama di Desa untuk memberikan
arahan pengajian untuk kalangan ibu-ibu dan bapak-bapak yang
dilaksanakan pada suatu tempat di Desa Langkura.
Pada pemberdayaan masyarakat di Desa Langkura
dalam kaitannya dengan pembinaan keagamaan adalah adanya
pembudayaan shalat berjamaah di Masjid. Setiap Mahasiswa
KKN UIN Alauddin Makassar terlibat aktif mensosialisasikan
program pemberdayaan masyarakat tersebut. Selama berada di
masjid mahasiswa mensosialisasikan betapa pentingnya sholat
berjamaah di Masjid dengan tujuan Mahasiswa KKN UIN
Alauddin Makassar agar mengetahui pentingnya menghidupkan
shalat berjamaah di masjid. Para Mahasiswa KKN UIN
Alauddin Makassar juga melibatkan unsur pimpinan baik itu
Kepala Desa, Kepala Dusun, Tokoh Imam se-Desa Langkura
untuk suksesnya pemberdayaan masyarakat tersebut. Pentingnya
melibatkan unsure pemerintah dengan tujuan agar kegiatan
tersebut dapat dipahami masyarakat bahwa kegiatan tersebut
mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah. Pelibatan
tokoh agama didasarkan pada upaya memberdayakan SDM di
Desa tersebut dengan tujuan mempermudah kegiatan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang keagamaan.
xv
Sehubungan dengan pemberdayaan masyarakat di Desa
Langkura, Mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar
melaksanakan pemberdayaan masyarakat di Desa Langkura
dengan agar orientasi kegiatan pengaktifan pengajian rutin
mingguan pada Masjid-Masjid di setiap dusun. Masyarakat yang
dilibatkan di Desa tersebut adalah tokoh-tokoh agama yang
potensial yang bermukim berdasarkan wilayah-wilayah dusun
tersebut. Pemberdayaan tokoh agama berdasarkan wilayah
dusun tersebut oleh karena akses untuk menjangkau setiap
dusun memiliki medan yang berat sehingga pemberdayaan
masyarakatnya dilakukan oleh Mahasiswa KKN UIN Alauddin
Makassar di wilayah dusun masing-masing. Pemberdayaan
masyarakat di Desa tersebut sedikit mengalami halangan dan
rintangan yang disebabkan oleh faktor akses yang menyulitkan
Mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar untuk bekerja secara
maksimal. Tetapi pada prinsipnya kegiatan pengabdian
masyarakat dilokasi tersebut dapat berjalan dengan lancar
walaupun keterbatasan SDM yang diberdayakan sehingga
kegiatan tersebut dapat berjalan lancar.
Masyarakat dan Mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar
bisa dilibatkan pada perayaan hari-hari besar keagamaan seperti
maulid nabi besar Muhammad SAW. Dalam pelaksanaan maulid
seluruh komponen masyarakat dilibatkan untuk mengsukseskan
acara tersebut. Dalam pelibatan masyarakat Desa Langkura
didasarkan pada pemberdayaan masyarakat yang bertujuan
untuk memasyarakatkan nilai-nilai agama Islam dengan
mencontohkan dan meneladani akhlak Rasulullah SAW. Setiap
masyarakat dituntut meneladani dan mencontoh akhlak
Rasulullah SAW dan diaplikasikan dalam kehidupansehari-hari
dan uniknya di Desa Langkura terdapat acara Maulid di setiap
rumah sehingga membuat kami merasa dapat pengetahuan baru
yang tidak pernah didapatkan di daerah kami masing-masing.
xvi
menyatakan sangat respect dengan kegiatan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang keagamaan. Sedangkan sisanya, 5
orang menyatakan kurang respect atau hanya 15,7% yang
menyatakan kurang respect. 23 orang atau 90% menyatakan
kegiatan keagamaan yang dilaksanakan dengan memberdayakan
masyarakat mengharapkan kegiatan tersebut setiap saat
dilaksanakan, dan hanya 2 orang yang tidak setuju kegiatan
pemberdayaan masyarakat dilaksanakan kembali atau hanya
10% dari total yang disampel yang tidak mengharapkan kegiatan
tersebut dilaksanakan kembali.
No Jumlah Responden Presentase Kategori
1. 22 73,3 % Sangat Setuju
2. 8 26,7% Setuju
3. - - Tidak Setuju
4. - - Sangat Tidak
Setuju
30 100
4. Pembahasan
Pada kegiatan pengabdian masyarakat yang dilibatkan
langsung mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar dan
masyarakat yang dilaksanakan di Desa Langkura,
KecamatanTuratea dalam bentuk pemberdayaan masyarakat
yang merupakan salah satu bentuk untuk memberikan
pendampingan dan memberdayakan masyarakat dalam realisasi
pembinaan keagamaan di Desa Langkura, Kecamatan Turatea
selain itu untuk memberikan pendampingan dan pemberdayaan
masyarakat dalam bentuk nilai-nilai kearifan lokal relevansi nilai-
nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari di Desa Langkura,
Kecamatan Turatea.
Dengan itu sebelum dilaksanakan kegiatan
pemberdayaan masyarakat di Desa Langkura, Kecamatan
Turatea masyarakat tidak pernah diberdayakan secara maksimal
dalam kegiatan-kegiatan keagamaan akan tetapi setelah UIN
Alauddin Makassar melalui kegiatan pengabdian KKN
Angkatan 67 di Desa Langkura, kegiatan-kegiatan keagamaan
dirasakan sangat berdampak positif dalam kehidupan sosial
masyarakat, hal itu dapat dibuktikan dari persentase masyarakat
yang mengharapkan pemberdayaan masyarakat dalam bidang
xvii
keagamaan harus tetap dilaksanakan secara terus-menerus.
Berdasarkan data hasil penelusuran tim pengabdian, sebanyak
25 orang atau 85,5% responden menerima dengan baik program
pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan keagamaan.
Responden yang tidak menyambut dengan baik kegiatan
pengabdian masyarakat dalam bentuk pemberdayaan masyarakat
dalam kegiatan keagamaan dan penerapan nilai-nilai kearifan
lokal di Desa Langkura, KecamatanTuratea hanya 5 orang atau
14, 5% yang tidak menyambut baik pemberdayaan masyarakat
dalam kegiatan keagamaan.
xviii
Setuju
30 100 %
I. Kesimpulan
Pemberdayaan tidak mempunyai pengertian model tunggal.
Pemberdayaan dipahami sangat berbeda menurut cara pandang
orang maupun konteks kelembagaan, politik, dan sosial budayanya.
Ada yang memahami pemberdayaan sebagai proses
mengembangkan, memandirikan, Menswadayakan, memperkuat
posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah terhadap Kekuatan-
kekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan. Ada pihak
lain yang menegaskan bahwa pemberdayaan adalah proses
memfasilitasi masyarakat secara bersama-sama pada sebuah
kepentingan bersama atau urusan yang secara kolektif dapat
mengidentifikasi sasaran, mengumpulkan sumber daya,
mengerahkan suatu kampanye aksi dan oleh karena itu membantu
menyusun kembali kekuatan dalam komunitas. Ada juga yang
xix
memahami pemberdayaan secara makro sebagai upaya mengurangi
ketidakmerataan dengan memperluas kemampuan manusia (melalui,
misalnya, pendidikan dasar umum dan pemeliharaan kesehatan,
bersama dengan perencanaan yang cukup memadai bagi
perlindungan masyarakat) dan memperbaiki distribusi modal-modal
yang nyata (misal lahan dan akses terhadap modal). Berdasarkan hal
itu maka inti dari pemberdayaan adalah :
a. Suatu upaya atau proses pembangunan yang berkesinambungan,
yang berarti dilaksanakan secara terorganisir, dan bertahap
dimulai dari tahap permulaan hingga tahap kegiatan tindak
lanjut dan evaluasi (follow-up activity and evaluation).
b. Suatu upaya atau proses memperbaiki (to improve) kondisi
ekonomi, sosial, dan kebudayaan masyarakat untuk mencapai
kualitas hidup yang lebih baik.
c. Suatu upaya atau proses menggali dan memanfaatkan potensi-
potensi yang dimiliki masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan mereka, sehingga prinsip to help the community to help
themselves dapat menjadi kenyataan.
d. Suatu upaya atau proses memandirikan masyarakat, dengan cara
menggalang partisipasi. Aktif dalam masyarakat berupa bentuk
aksi bersama (group action) di dalam memecahkan Masalah dan
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Jadi, pemberdayaan
masyarakat desa dapat dipahami dengan beberapa cara
pandang. Pertama, pemberdayaan dimaknai dalam konteks
menempatkan posisi berdiri masyarakat. Posisi masyarakat
bukanlah obyek penerima manfaat (beneficiaries) yang tergantung
pada pemberian dari pihak luar seperti pemerintah, melainkan
dalam posisi sebagai subyek (agen atau partisipan yang
bertindak) yang berbuat secara mandiri. Berbuat secara mandiri
bukan berarti lepas dari tanggung jawab negara. Pemberian
layanan publik (kesehatan, pendidikan, perumahan, transportasi
dan seterusnya) kepada masyarakat tentu merupakan tugas
(kewajiban) negara secara Given. Masyarakat yang mandiri
sebagai partisipan berarti terbukanya ruang dan kapasitas
Mengembangkan potensi-kreasi, mengontrol lingkungan dan
sumber dayanya sendiri, Menyelesaikan masalah secara mandiri,
dan ikut menentukan proses politik di ranah negara.
Masyarakat ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan dan
pemerintahan.
xx
Pembinaan agama di Sekolah adalah sebagai pembantu
pendidikan anak, yang dalam banyak hal melebihi pendidikan
dalam keluarga, terutama : dari segi cakupan ilmu pengetahuan
yang diajarkannya. Karena sekolah juga merupakan pelengkap
dari pendidikan dalam keluarga. Sekolah betul – betul
merupakan dasar pembinaan remaja. Apabila pembinaan pribadi
remaja terlaksana dengan baik, maka si anak akan memasuki
masa remaja dengan mudah dan membina masa remaja itu tidak
akan mengalami kesusahan. Akan tetapi jika si anak kurang
bernasib baik, dimana pembinaan pribadi di rumah tidak
terlaksana dan di sekolah kurang membantu, maka ia akan
mengahadapi masa remaja yang sulit dan pembinaan pribadinya
akan sangat sukar.
xxi
4. Masyarakat membutuhkan orang-orang terdidik, dan remaja
pun membutuhkan masyarakat (untuk mengembangkan
dirinya).
J. Daftar Pustaka
Adi, I. R. (2013). Intervensi Komunitas dan Pengembangan
Masyarakat sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Press.
Bakir Yusuf Barnawi,Pembinaan Kehidupan Beragama Islam Pada
Anak,
(Semarang: Dina Utama, 1993) h. 34
http://staffnew.uny.ac.id> pengabdian
Ibid., h. 26
Ibid., h. 33
Suharto, Edi (2005). Membangun Masyarakat Memberdayakan
Rakyat. Bandung: Refika
Zakiah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama
Islam,(Jakarta:BumiAksara, 1995),h 68
xxii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk
pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa
melalui pendekatan multidisipliner, sebagai kegiatan intrakulikuler
wajib, Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bagian integral dari
kurikulum program studi yang diharapkan dapat meningkatkan
kecerdasan intelektual, emosional dan sosial. Dalam pelaksanaannya
Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini dilaksanakan sebagai kegiatan
pengabdian yang wajib diikuti bagi setiap mahasiswa strata satu
(S1). Sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi di Indonesia untuk melaksanakan KKN sebagai
kegiatan intrakurikuler yang memadukan Tri Dharma perguruan
tinggi yaitu: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Sebagai kegiatan kelompok yang terdiri dari beberapa disiplin
ilmu, Kuliah Kerja Nyata (KKN) diharapkan mampu untuk
menangani masalah nyata yang sifatnya majemuk secara terpadu
dan interdisipliner. Dalam upaya pengabdian mahasiswa tersebut,
Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini dilaksanakan selama 45 hari dan
bertempat di daerah setingkat desa atau kelurahan. Berada
ditengah-tengah masyarakat dan pemerintah, keterlibatan
mahasiswa dalam pengabdiannya selama melaksanakan masa KKN
diharapkan mampu memberikan kontribusi besar dan bantuan, baik
berupa tenaga ataupun pikiran. Selain itu, mahasiswa sebagai agen
pembaharu dan harus mampu memposisikan diri di tengah-tengah
masyarakat selama mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN),
selain itu mahasiswa juga dituntut untuk berperan dalam
mengaplikasikan ilmunya sebagai fasilitator dan dinamikator
pembangunan ditengah masyarakat.
Praktek kuliah kerja nyata yang dilaksanakan UIN Alauddin
Makassar pada tahun ini sudah dilaksanakan secara normal berbeda
dengan setahun sebelumnya mulai dari sistematika sampai ruang
lingkupnya yang disebabkan karena adanya penyebaran virus
Covid-19. Namun walau KKN sudah dilaksanakan seperti biasanya
mahasiswa tetap harus lebih menjaga protokol kesehatan agar tidak
menyebarkan virus atau penyakit di lokasi penempatan KKN.
1
KKN Reguler dapat diwujudkan dengan cara terlibat aktif
dalam kegiatan-kegiatan di desa atau kelurahan pendekatan
multidisipliner approach yang berhubungan dengan kegiatan
pengendalian dan pencegahan wabah Covid-19, relasi agama dan
kesehatan (sains) dengan tepat, moderasi beragama dan pendidikan
serta dakwah keagamaan islam dan isu-isu terkini. KKN Reguler
berbasis pengabdian yang dapat dilakukan secara kelompok yang
dibuat dengan jumlah anggota maksimal delapan orang.
Selain itu, manfaat atau kepentingan lain selama menempuh
masa KKN, mahasiswa dan atau dosen pembimbing terdapat
umpan balik sebagai pengayaan materi kuliah, penyempurnaan
kurikulum, dan sumber inspirasi bagi suatu rancangan bentuk
pengabdian kepada masyarakat yang lain atau penelitian. Maka dari
itu sebagai calon sarjana yang cerdas, mahasiswa harus lebih
mengembangkan inovasi dan kreativitas yang tak terbatas.
2
Pada tahun 2000 sampai tahun 2001 Desa Langkura mengalami
masa transisi dan dijabat oleh pemerintah kecamatan, kemudian
diadakan pemilihan kembali calon kepala desa yang baru masyarakat
mengajukan 2 calon yaitu Jamaluddin R dan H. Maawiyah.
Pemilihan pada waktu itu dimenangkan oleh Jamaluddin R dan
memimpin Desa Langkura selama 5 tahun yaitu tahun 2002 sampai
tahun 2007. Setelah sampai 5 tahun Jamaluddin R kembali
mencalonkan diri menjadi Calon Kepala Desa Langkura dan Sahari
SE Kr Rowa menjadi lawan pada saat pemilihan tersebut. Pemilihan
pada saat itu dimenangkan oleh Jamaluddin R. sehingga beliau
memimpin kembali selama 1 periode sejak tahun 2008 sampai tahun
2013. Setelah 1 periode kepemimpinan Jamaluddin R, masyarakat
Desa Langkura Bersama dengan Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) Desa Langkura membentuk panitia pemilihan calon kepala
desa yang baru yang diketuai oleh Syamsuddin Syam yang menjabat
sebagai Sekretaris Desa Langkura pada saat itu. Terdapat 4 calon
pada saat itu yaitu : Ismail DM, Sahabuddin SE, H.Basri Paibeng,
Sudirman dan Asiz Sitaba. Pemilihan saat itu dimenangkan oleh
Ismail DM dan berhak memimpin Desa Langkura selama 1 periode
dari tahun 2013 sampai tahun 2019. Pada tahun terakhir masa
kepemimpinannya Desa Langkura dipimpin oleh Pelaksana Tugas
yaitu H. Sanurdin Sansab, SKM kurang lebih selama 8 bulan karena
Ismail DM kembali mencalonkan sebagai Kepala Desa untuk
periode selanjutnya.
Setelah selesai masa kepemimpinan Pelaksana Tugas Kepala
Desa H.Sanurdin Sansab, SKM masyarakat Desa Langkura kembali
mengadakan pemilihan Kepala Desa bersama BPD. Terdapat 4
calon yaitu Ismail DM, Sahabuddin SE, SudrimanS.Pd, dan
Muhammad Agus SE Kr Tawang. Pemilihan pada saat itu
dimenangkan oleh Sahabuddin, SE dan berhak memimpin Desa
Langkura dari tahun 2019 sampai tahun 2025.
1. Kesejahteraan Sosial
Untuk mendorong peningkatan kesejahteraan sosial maka
dibutuhkan kesadaran dan rasa tanggung jawab masyarakat
untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Kondisi sosial di
Desa Langkura terkait dengan bidang pendidikan, kesehatan
dan sosial lainnya misalnya dalam bidang sosial pada saat
mengadakan bakti sosial atau jumat bersih semua masyarakat
dari Dusun ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
3
2. Kebudayaan
Budaya yang dikembangkan oleh masyarakat di Desa Langkura
pada umumnya adalah berdasarkan adat istiadat yang dianut
oleh masing-masing masyarakat dengan tetap berpegang teguh
pada norma-norma yang telah disepakati secara tertulis maupun
kebiasaan secara turun-temurun.
3. Politik
Kesadaran masyarakat dalam berpolitik yang senantiasa
diarahkan untuk lebih dinamis dan mengedepankan kejujuran
dalam menjalankan aspirasi politiknya akan selalu mengacu pada
rambu-rambu yang sesuai dengan program pemerintah dengan
tetap memperhatikan keinginan dan kebutuhan masyarakat
secara umum.
4. Keamanan
Kondisi dan situasi keamanan di lingkungan masyarakat di Desa
Langkura sampai saat ini kondisinya sudah sangat kondusif
karena adanya jadwal ronda di malam hari sehingga
keamanannya terjaga.
5. Ketertiban
Ketertiban di Desa Langkura bisa dikatakan sangat bagus serta
kerja samanya terjalin dengan baik contohnya saat mengadakan
bakti sosial dan setiap acara yang diadakan di kantor desa pasti
masyarakatnya ikut berpartisipasi didalamnya.
6. Pendidikan
Fasilitas pendidikan sangat berpengaruh dalam pengembangan
ekonomi di suatu wilayah. Masyarakat yang berpendidikan dan
mempunyai pengalaman kerja dapat memanejemen pengelolaan
ekonomi untuk kesejahteraan hidupnya.
7. Ekonomi
Yang menjadi tolak ukur keberhasilan perekonomian suatu
wilayah adalah tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Desa
Langkura yang terletak di wilayah daratan mempunyai potensi
untuk dikembangkan demi tercapainya kesejahteraan masyarakat
seperti potensi hasil-hasil perkebunan maupun perdagangan.
4
C. Permasalahan
Permasalahan berdasarkan hasil observasi dan analisa
mahasiswa Kuliah Kerja Nyata di lokasi KKN, kami memperoleh
beberapa permasalahan yang dapat di rumuskan sebagai berikut :
1. Desa Langkura
a. Bidang Sarana dan Prasarana
• Akses jalan yang kurang mendukung karena
sebagian jalan telah di aspal tetapi sebagian juga
sudah rusak.
b. Bidang Kesehatan
• Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengikuti
protokol kesehatan.
• Kurangnya pengetahuan siswa-siswi Sekolah Dasar
mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),
utamanya terkait dalam hal mencuci tangan yang
benar, serta cara menyikat gigi yang baik.
c. Bidang Keagamaan
• Minimnya kesadaran masyarakat sekitar akan
pentingnya memaksimalkan pengaktifan mengajar
TKA/TPA.
• Kurangnya pengetahuan murid akan huruf-huruf
hijaiyah dan tajwid-tajwid dasar yang seharusnya
perlu diketahui.
d. Bidang Pendidikan
• Kurangnya kegiatan belajar mengajar yang bersifat
kreatif dan komunikatif bagi siswa-siswi Sekolah
Dasar.
• Ketidaksiapan dan ketidakmampuan tenaga
pendidik dalam menyelenggarakan pembelajaran
berbasis komputer.
5
• Kurangnya kesadaran dan perhatian masyarakat
akan pentingnya merawat dan menjaga kebersihan
masjid.
• Pemuda-pemudi terlihat kurang aktif dalam
bersosialisasi dengan masyarakat terkait
pengembangan kreatifitas pemuda.
6
yang dianggap mampu memberikan bantuan untuk
mengembangkan potensi sumber daya manusia di pedesaan.
Mahasiswa KKN Angkatan 67 berasal dari kompetensi dan
keilmuan yang berbeda-beda, yaitu :
Identitas Mahasiswa KKN Posko 5 Desa Langkura :
1. Nama : Doni Saputra
Nim : 30400118142
Fakultas : Ushuluddin Filsafat dan Politik
Jurusan : Sosiologi Agama
TTL : Kahu-Kahu, 06 Mei 1999
Doni Saputra (Koordinator Desa) dia merupakan Kordes yang
tidak banyak bicara tetapi cepat bergerak saat disuruh, dia juga
rajin dalam melaksanakan program-program kerja. Doni juga
sangat ramah pada anak-anak, selain itu Doni juga murah
senyum dan selalu tertawa bahkan pada hal-hal yang receh.
4. Nama : ST Nurhidayah
Nim : 40200118114
Fakultas : Adab dan Humaniora
7
Jurusan : Sejarah Peradaban Islam
TTL : Gowa, 04 Oktober 1999
ST Nurhidayah (Bendahara) akrab dipanggil Nunu, masakan
Nunu adalah yang paling the best di posko, bisa dibilang Nunu
ini yang paling lembut di posko walau kadang juga suka jahil.
Katanya ini pengalaman pertama kalinya jadi bendahara,
makanya dia suka pusing kalau lagi menghitung pengeluaran.
8
8. Nama : Susilawati
Nim : 50900118030
Fakultas : Dakwah dan Komunikasi
Jurusan : Kesehjateraan Sosial
TTL : Bontoa, 14 Agustus 2000
Susilawati (Anggota) yang paling gesit sekali, Susi juga yang
paling diandalkan untuk bicara depan umum apalagi kalau
depannya anak-anak, langsung diam semua anak-anak. Susi ini
juga orangnya tegas dalam mengambil keputusan.
9
1. Bidang Keagamaan
2. Bidang Kesehatan
10
dengan
partai
2. Gerindra Siswa/Sis Untuk 16 November
Jeneponto, wi Kelas mengajarkan 2021
Sosialisasi V dan VI siswa/siswi cara-
PHBS cara mencuci
(Perilaku tangan yang baik
Hidup dan benar dan
Bersih dan mengajarkan
Sehat) tentang cara
gosok gigi yang
baik dan benar.
3. Bidang Sosial
11
4. Bidang Pendidikan
12
mengajar SD Mattoanging 2021
Inpres No
167
Mattoanging
13
dusun Desa batas-batas dusun 2021
Langkura yang ada di Desa
Langkura
5. Pengecetan Masyarakat Agar masyarakat 5
batas-batas mudah mengetahui November
dusun Desa batas-batas dusun 2021
Langkura yang ada di Desa
Langkura
6. Pengecetan Masyarakat Agar masyarakat 7
batas-batas mudah mengetahui November
dusun Desa batas-batas dusun 2021
Langkura yang ada di Desa
Langkura
7. Pengecetan Masyarakat Agar masyarakat 11
batas-batas mudah mengetahui November
dusun Desa batas-batas dusun 2021
Langkura yang ada di Desa
Langkura
6. Bidang Olahraga
14
4. Senam sore Masyarakat Agar tubuh 30 Oktober
bersama Desa menjadi sehat 2021
masyarakat Langkura
Desa
Langkura
1. Pra KKN
15
9. Festival Anak Sholeh 12 November – 14
November 2021
10. Sosialisasi Perilaku Hidup 16 November 2021
Bersih dan Sehat
11. Langkura Competition 18 November – 19
November 2021
H. Pendanaan
4. Desa Langkura
16
BAB II
METODE PELAKSANAAN PROGRAM
17
Dalam hal ini, mahasiswa KKN meminta partisipasi aktif
dari masyarakat dalam membantu menyelesaikan program
kerja yang telah disusun sebelumnya.
2. Perencanaan Sosial (Social Planning)
Mahasiswa KKN membuat atau menyusun beberapa
program kerja yang dianggap bisa dalam membantu atau
meminimalisir permasalahan yang ada di Desa Langkura
Kecamatan Turatea. Baik dalam lingkup pendidikan, agama,
kesehatan maupun sarana dan prasarana. Peranan
perancanaan dalam model ini meliputi pengumpulan data
fakta, menganalisis data, dan bekerja sebagai perancang
program. Fokus utama dari model ini terletak pada upaya
untuk mengidentifikasikan kebutuhan masyarakat serta
melakukan perancangan pemberian pelayanan kepada
masyarakat sesuai dengan kebutuhannya.
3. Aksi Sosial (Social Action)
Setelah program kerja disepakati, mahasiswa KKN
kemudian mengeksekusi setiap program kerja tersebut
dengan mengajak para elemen masyarakat maupun
penduduk setempat. Dalam hal ini, mahasiswa KKN turun
ke lapangan untuk membantu guru sekolah dalam
memberikan pelajaran kepada siswa, sosialisasi perilaku
hidup bersih dan sehat kepada siswa, mengajak pemuda
desa dalam pembuatan tempat sampah dan pengecatan
batas dusun, dan beberapa kegiatan-kegiatan lain yang
bernilai edukasi, keagamaan dan kebangsaan bagi anak-anak
serta masyarakat di desa. Dengan ikatan masyarakat serta
pemuda akan mengalami keterbukaan menceritakan
berbagai masalah dan kesulitan dalam lingkungannya.
Namun terlebih dahulu dalam memulai proses adaptasi
harus ada penggalian budaya dan sejarah perkembangan
masyarakat sebagai bahan analisis membangun hubungan
emosional dengan para masyarakat, agar terlaksana dan
mengarahnya sebuah program yang dapat dirasakan
langsung oleh masyarakat.
18
B. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat
1. Pendekatan Sosial
Tingkat keberhasilan program KKN berkenaan dengan
kemampuan para Mahasiswa (Peserta KKN) dalam
melakukan pendekatan sosial dengan masyarakat setempat.
Pendekatan sosial yang dimaksud disini adalah upaya dari
perguruan tinggi, khususnya kepada para mahasiswa KKN
selaku pelaksana utama dalam kegiatan KKN untuk dapat
mengintegrasikan diri ke dalam berbagai kegiatan
masyarakat agar dapat diterima dan berperan serta dalam
berbagai kegiatan di masyarakat di tempat KKN.
Pendekatan sosial dilakukan dalam seluruh rangkaian
pengelolaaan kegiatan KKN, baik pada tahap perencanaan,
pelaksanaan.
Dalam tahap perencanaan, pendekatan sosial dilakukan
dengan berusaha melibatkan masyarakat baik secara
langsung maupun secara tidak langsung dalam penyusunan
program kerja KKN. Dengan melibatkan masyarakat dalam
penyusunan program kerja , maka dapat diidentifikasi
berbagai ekspekstasi, kebutuhan dan permasalahan nyata
yang dihadapi masyarakat. Pendekatan sosial dalam tahap
pelaksanaan, terutama dilakukan oleh peserta KKN, dengan
cara membangun komunikasi dan hubungan sosial yang
harmonis untuk secara bersama-sama
mengimplementasikan setiap rencana yang telah disusun.
Dalam tahap ini pendekatan sosial memegang peran
penting dan harus banyak dilakukan oleh para peserta
KKN.
Untuk tercapainya pendekatan sosial yang baik, perlu
dilakukan tahapan-tahapan pendekatan, sebagai berikut :
2. Pembukaan Komunikasi
Agar pelaksanaan KKN berjalan dengan baik dan efisien
maka perlu dukungan dan partisipasi dari masyarakat. Oleh
karena itu, mahasiswa perlu membuka hubungan dan
komunikasi dengan masyarakat. Hal ini dilakukan saat awal
kedatangan mahasiswa ke lokasi KKN. Selain terjadi saling
memperkenalkan diri, dari pihak mahasiswa KKN juga
memperkenalkan tentang pengertian dan tujuan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) sehingga masyarakat memperoleh
19
pemahaman yang tepat dan mau membantu dalam
pelaksanaan program-program KKN.
a. Pemeliharaan Komunikasi
Komunikasi yang telah terjalin di awal,
selanjutnya perlu dipelihara dan dijaga agar suasana
KKN tetap berjalan kondusif. Keakraban dan saling
percaya dengan masyarakat terus dijaga melalui
komunikasi secara formal maupun informal.
Komunikasi informal dapat memberikan hasil yang
jauh lebih efektif. Oleh karena itu, pentingnya
mahasiswa KKN untuk mengembangkan komunikasi
informal dengan masyarakat, baik secara individu
maupun kelompok. Misalnya saat shalat berjamaah di
masjid, melewati rumah warga, bertemu di toko atau
dalam bentuk-bentuk kegiatan informal lainnya.
b. Pembinaan Komunikasi
Pembinaan komunikasi dan hubungan
dilaksanakan oleh pengelola KKN dari pihak
Universitas pada saat mengadakan monitoring dan
evaluasi terhadap rencana dan pelaksanaan kegiatan
yang telah disetujui oleh pihak-pihak bersangkutan.
Pada tahap ini dapat terjalin hubungan kerjasama yang
baik.
c. Mengakhiri Komunikasi
Sejalan dengan berakhirnya waktu KKN, maka
secara formal hubungan kerja sama antara peserta
KKN dengan masyarakat pun telah berakhir. Meski
demikian, tidak menutup kemungkinan komunikasi
interpersonal akan terus berlanjut. Pada tahap ini
peserta KKN berpamitan dengan masyarakat, baik
secara formal maupun personal. Secara formal biasanya
dilakukan secara seremonial dalam bentuk acara khusus
pelepasan atau ramah tamah yang diadakan mahasiswa
KKN dan dihadiri oleh masyarakat setempat. Dalam
hal ini, perwakilan dari penyelenggara Kegiatan KKN
atau Dosen Pembimbing diharapkan dapat hadir.
Sedangkan secara personal, pamitan dilakukan antar
individu (interpersonal) dalam suasana yang tidak
formal. Jika tidak memungkinkan untuk pamitan
dengan seluruh masyarakat, maka setidaknya mahasiswa
KKN berpamitan dengan tokoh-tokoh masyarakat dan
20
orang-orang yang telah berjasa dalam memberikan
bantuan dan bekerja sama dalam mensukseskan
berbagai program kerja KKN.
Pengakhiran hubungan dan komunikasi yang
baik ditandai dengan adanya kesan positif dari kedua
belah pihak. Kesan akhir positif hanya akan diperoleh
ketika tahapan-tahapan dalam pendekatan sosial
sebelumnya dilakukan dengan baik dan disertai karya-
karya serta program kerja yang dapat dilihat masyarakat
secara langsung.
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata pada dasarnya
merupakan kegiatan interaksi sosial yang melibatkan
berbagai pihak. Kita akan menemukan berbagai bentuk
interaksi sosial, yang secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu :
• Interaksi individu dengan individu, dapat terjadi
antara peserta KKN dengan peserta KKN atau
antara Peserta KKN dengan anggota masyarakat.
• Interaksi individu dengan kelompok, dapat terjadi
antara peserta KKN dengan kelompok KKN yang
lain yang berada di Kecamatan atau Kabupaten
yang sama maupun interaksi antara peserta KKN
dengan kelompok masyarakat.
• Interaksi kelompok dengan kelompok, dapat terjadi
antara kelompok KKN dengan kelompok
masyarakat atau lembaga perguruan tinggi dengan
kelompok masyarakat.
Kegagalan dalam melakukan pendekatan sosial
dapat berdampak pada kegagalan penyelengggaraan
kegiatan KKN itu sendiri. Sebagus dan seapik apapun
program KKN disusun, jika tanpa didukung
pendekatan sosial yang baik maka tidak akan
menunjukkan hasil yang baik. Oleh karena itu, betapa
pentingnya penguasaan tentang pendekatan sosial dari
setiap mahasiswa KKN.
21
BAB III
KONDISI DESA LOKASI BER-KKN
22
kembali selama 1 periode sejak tahun 2008 sampai tahun 2013.
Setelah 1 periode kepemimpinan Jamaluddin R, masyarakat
Desa Langkura Bersama dengan Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) Desa Langkura membentuk panitia pemilihan calon
Kepala Desa yang baru yang diketuai oleh Syamsuddin Syam
yang menjabat sebagai Sekretaris Desa Langkura pada saat itu.
Terdapat 4 calon pada saat itu yaitu : Ismail DM, Sahabuddin
SE, H. Basri Paibeng, Sudirman dan Asiz Sitaba. Pemilihan saat
itu dimenangkan oleh Ismail DM dan berhak memimpin Desa
Langkura selama 1 periode dari tahun 2013 sampai tahun 2019.
Pada tahun terakhir masa kepemimpinannya Desa Langkura
dipimpin oleh Pelaksana Tugas yaitu H. Sanurdin Sansab, SKM
kurang lebih selama 8 bulan karena Ismail DM kembali
mencalonkan sebagai Kepala Desa untuk periode selanjutnya.
Setelah selesai masa kepemimpinan Pelaksana Tugas Kepala
Desa H.Sanurdin Sansab, SKM masyarakat Desa Langkura
kembali mengadakan pemilihan Kepala Desa bersama BPD.
Terdapat 4 calon yaitu Ismail DM, Sahabuddin SE, Sudriman
S.Pd, dan Muhammad Agus SE Kr Tawang. Pemilihan pada
saat itu dimenangkan oleh Sahabuddin, SE dan berhak
memimpin Desa Langkura dari tahun 2019 sampai tahun 2025.
B. Kondisi Geografis
a. Luas Wilayah
Desa Langkura adalah salah satu dari 11 desa yang ada
di Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut :
23
• Sebelah utara berbatasan dengan Desa Paitana.
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa
Bontomate’ne.
• Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bungung
Loe dan Desa Bontomate’ne;
• Sebelah Barat berbatasan dengan Desa
Manngepong
b. Iklim
Desa Langkura memiliki dua musim yaitu musim hujan
dan musim kemarau, musim hujan terjadi antara bulan
24
November sampai bulan April sedangkan musim kemarau
terjadi antara bulan Mei sampai dengan bulan Oktober
Jumlah rata – rata curah hujan pertahun di Desa Langkura
selama 2 Tahun terakhir 1.535 ml dengan rata – rata 92
hari hujan. Curah hujan tertinggi jatuh pada bulan Januari
dan februari sedang curah hujan terendah yakni pada
bulan juli, agustus dan september.
c. Perekonomian Desa
Pendapatan masyarakat Desa Langkura masih
tergolong sangat rendah karena masyarakat hanya
mengandalkan hasil pertanian saja sehingga penghasilan
perbulan masih sangat jauh dari standar olehnya itu
kadang ada masyarakat ketika musim kemarau tiba mereka
keluar daerah untuk mencari nafkah, ini dikarenakan
sarana dan prasarana pertanian yang masih sangat kurang
sehingga untuk bercocok tanam pada musim kemarau
sangat susah hanya lahan yang berada pada dekat
pengairan yang bisa melakukan penanaman pada musim
kemarau. Data penghasilan perbulan masyarakat Desa
Langkura dapat kita lihat pada tabel berikut :
25
memiliki kendaraan yaitu hanya kalangan masyarakat
sedang dan kaya pada hal sekarang kendaraan sudah
menjadi kebutuhan sehari – hari. Olehnya itu perlu
perhatian pemerintah guna meningkatkan penghasilan
masyarakat. Kepemilikan kendaraan dapat kita lihat :
26
d. Sarana dan Prasarana
1. Jalan
Adapun alat transportasi yang biasa digunakan oleh
masyarakat Desa Langkura yaitu mobil sewa, mobil
pribadi, motor ojek, motor pribadi, dokar, sepeda dan
lain-lain. Sarana Jalan terdapat jalan poros Desa
penghubung antar kecamatan sepanjang 800 meter dan
jalan poros Desa penghubung antar Dusun sepanjang
1800 meter yang sudah diaspal sehingga memperlancar
arus transportasi yang ada di Desa. Di sisi lain ada juga
jalan tani yang sudah dirintis sepanjang 900 meter di
Dusun Mattoanging utara, 1500 meter di Dusun
Kalonarang, 600 meter di Dusun Mangngaungi
sehingga mempermudah dan memperlancar petani
dalam pengangkutan hasil-hasil pertanian. Kemudian
sarana lain adalah terdapat jalan setapak sepanjang 500
meter di Dusun Mattoanging Utara, 250 meter di
Mattoanging Selatan, paving block di Kalonarang 246
meter, Mattoanging Utara 60 meter, Mattoanging
Selatan 100 meter, sehingga memudahkan dan
memperlacar penduduk yang berada di dalam lorong
terutama pada saat musim hujan tiba. Mendapatkan
support dana dari NUSSP, P2KP, PNPM PISEW,
PAMSIMAS, PPIP dan juga anggaran dari APBD II
kabupaten, adapun program yang diusung ke depannya
(dapat dilihat pada lampiran Matriks RPJMDes).
2. Drainase
Drainase di Desa Langkura sudah dibangun
sepanjang jalan Desa dimana di samping berfungsi
sebagai saluran air limbah masyarakat juga berfungsi
sebagai sarana irigasi bagi sawah – sawah yang ada di
wilayah Desa Langkura sehingga memiliki dwi fungsi
namun jika dilihat dari keadaan dimana kondisi drainase
tersebut sudah mulai mengalami kerusakan sehingga
perlu dilakukan pemeliharaan secara berkesinambungan
agar dapat digunakan secara berlanjut. Namun masih
ada wilayah Dusun belum memiliki drainase sehingga
perlu pembangunan agar air di jalan tidak meluap dan
masuk di rumah penduduk.
27
3. Irigasi
Walau sudah terbangun jaringan irigasi namun masih
sangat kurang sehingga belum mampu mengairi
persawahan warga sehingga kadang persawahan tidak
dapat air, apalagi pada waktu memasuki musim kemarau.
Olehnya itu perlu pembangunan dan perluasan sarana
irigasi agar masyarakat dapat memanfaatkan lahan
pertanian secara berkelanjutan dan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
4. Posyandu
Terdapat 5 unit bangunan Posyandu serta terdapat
kader Posyandu yang aktif melakukan kegiatan
pelayanan terhadap bayi dan ibu hamil, hanya saja
masih ada Dusun yang melakukan pelayanan dibawa
kolom rumah masyarakat sehingga perlu perhatian
khusus untuk dibangun Posyandu setiap wilayah Dusun
untuk membantu proses pelayanan masyarakat.
5. Pustu
Terdapat 1 unit bangunan Pustu yang menjadi
tempat pelayanan kesehatan masyarakat Desa Langkura
ketika membutuhkan pelayanan kesehatan. Pustu ini
memiliki 2 orang tenaga medis 1 ornag perawat dan 1
orang bidan Desa yang selalu siap siaga melakukan
pelayanan ketika ada warga masyarakat butuh
pearawatan hanya saja fasilitas yang belum memadai
dan obat-obatan yang masih sangat kurang sehingga
kadang dirujuk ke Puskesmas terdekat.
6. Bangunan Sekolah
Sarana dan prasarana pendidikan terdiri dari
bangunan PAUD sebanyak 2 unit masing –masing
terletak di Dusun Kalonarang lengkap dengan
peralatannya, tetapi masih numpang di bawah kolong
rumah, dan yang satunya terletak di Dusun
Mattoanging Selatan, yang berfungsi sebagai sarana
tempat belajar untuk anak usia dini dan bergabung
dengan TK Teladan namun beda kelas. Sarana lainnya
terdapat 1 unit bangunan Sekolah Dasar, 1 unit
28
bangunan SMP dan 1 unit bangunan SMA yang terletak
di dusun Mattoanging Selatan, sebelumnya sekolah
menengah tingkat pertama dan atas hanya ada di luar
Desa Langkura sehingga di samping yang dipikirkan
adalah transportasinya juga membawa dampak pada
minimnya siswa yang mau melanjutkan ke sekolah
menengah atas, tetapi sejak dibangun SMA tahun 2005
hal ini semakin memudahkan anak-anak untuk bisa
melanjutkan ke sekolah menengah dan tanpa harus di
luar Desa Langkura.
7. Lapangan
Salah satu sarana yang terdapat di Desa Langkura
adalah lapangan olahraga yang banyak digunakan untuk
kegiatan-kegiatan masyarakat seperti olahraga sepak
bola, bola takraw, senam dan juga terdapat area jogging
track. Lapangan juga biasa digunakan untuk pembukaan
acara-acara besar. Di samping itu sisi lapangan juga
biasa digunakan untuk kegiatan jual beli makanan dan
minuman.
29
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENGABDIAN
1. Bidang keagamaan
2. Bidang Kesehatan
30
Kepedulian Kurangnya Dengan Masih
pemerintah sosialisasi kepedulian terdapat
terhadap pemerintah masyarakat beberapa
masyarakat terhadap melakukan orang
untuk pola hidup vaksinasi dapat yang
memutus mata di new membantu mengabaikan
rantai normal yakni pemerintah anjuran
penyebaran penggunaan untuk pemerintah.
covid-19. masker, mengurangi
social dampak virus
distancing corona
dan mencuci
tangan
dengan
air mengalir.
Dari tabel SWOT diatas maka kami menyusun program
vaksinasi covid 19 di kantor Desa Langkura bekerja sama
dengan Partai Gerindra Jeneponto, Sosialisasi PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Seha).
3. Bidang Sosial
31
4. Bidang Pendidikan
32
6. Bidang Olahraga
33
Langkura
Waktu : 19 Oktober 2021, 27
Oktober 2021
Hasil : Terlaksana
3. Festival Anak Sholeh Tempat : Sekretariat DPK
BPKMRI
Waktu : 12 Oktober – 14
Oktober 2021
Hasil : Terlaksana
34
No. Bidang Pembangunan
1. Pengecatan Batas Desa & Tempat : Batas Dusun-Dusun
Batas Dusun Desa Langkura
Waktu : 6 kali
Hasil : Terlaksana
2. Pembuatan & Tempat : Posko 5 KKN Desa
Penempatan Tempat Langkura, Masjid Lailatul
Sampah Qadar, Kantor Desa Langkura,
Rumah Kepala Desa Langkura
Waktu : 22 Oktober 2021,
Hasil : Terlaksana
35
Selain dari pada tahap-tahap observasi yang menjadi langkah
awal, tidak lupa juga untuk menjalin komunikasi dengan
perangkat Desa dalam hal ini aparat Desa Langkura perihal tiap
program yang akan dijalankan agar pihak Desa juga dapat
mengetahui aktivitas dan program yang akan dilaksanakan selama
45 hari selain itu saran dan masukan dari perangkat Desa cukup
diperlukan pada setiap program yang akan dijalankan, sebab
perangkat Desa lah yang jauh lebih tahu atau mengerti situasi dan
kondisi di Desa tersebut. Kemudian juga yang terpenting
mengapa komunikasi perlu dibangun dengan perangkat Desa
adalah tidak lain untuk memudahkan tiap langkah dalam
menjalankan program yang akan dilaksanakan di Desa Langkura.
2. Faktor Penghambat
Program kerja yang kami susun bersama teman-teman
anggota posko 5 Kuliah Kerja Nyata (KKN) tentunya tidak
terlepas dari berbagai hambatan dan kendala dalam
pelaksanaannya.
Kendala utama yang dirasakan dan mungkin juga kendala di
setiap posko lain adalah dana yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan program kerja.
Kendala kedua sulitnya mengumpulkan masyarakat yang
dominasi berprofesi pedagang, wiraswasta dan PNS sehingga
hampir setiap kami melaksanakan program kerja yang sifatnya
mengumpulkan masyarakat tidak terlalu mencapai jumlah yang
kami inginkan untuk hadir.
Kendala ketiga keterbatasan kemampuan atau keterampilan
mahasiswa KKN sehingga membuat kami selektif dalam
merencanakan dan memilih program kerja. Tentunya hal tersebut
tidak lepas dari koordinasi baik antara satu dengan yang lainnya.
Penyelesaian dari penghambat tersebut yaitu mahasiswa KKN
berupaya berpartisipasi aktif dengan menjadikan beberapa
masalah itu menjadi sebuah program kerja. Beberapa program
kerja yang telah disebutkan diawal terlaksana dengan baik berkat
dukungan dari berbagai pihak.
36
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Dengan berakhirnya Kuliah Kerja Nyata atau yang biasa disebut
KKN yang dilaksanakan mulai dari tangal 12 Oktober sampai
dengan 25 November 2021, merupakan salah satu bentuk
pengabdian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar kepada masyarakat di pedesaan tertentu
yang mana dalam hal ini Desa Langkura, Kecamatan Turatea,
Kabupaten Jeneponto menjadi salah satu lokasi KKN. Sebanyak 56
mahasiswa diturunkan, yang terbagi ke dalam 7 posko dan setiap
posko terdapat 8 mahasiswa di antaranya 2 laki-laki dan 6
perempuan. Terdapat 11 Desa di Kecamatan Turatea, Kabupaten
Jeneponto. Program kerja yang dilaksanakan merupakan program
yang berdasarkan pada hasil survei dan potensi serta permasalahan
yang ada di lokasi KKN. Program tersebut berkontribusi aktif
membantu penyelesaian masalah masyarakat Desa dalam hal
pendidikan, keagamaan, dan bidang sosial. Mahasiswa KKN telah
memberi dampak positif terhadap masyarakat sesuai dengan
kebutuhan dan masalah yang diidentifikasi.
B. Rekomendasi
Berdasarkan dari program KKN yang telah kami laksanakan
pada dasarnya masih banyak yang perlu diperhatikan oleh berbagai
pihak. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan KKN selanjutnya
kami merekomendasikan kepada berbagai pihak yang terkait untuk
dapat melanjutkan dan melaksanakan kegiatan yang akan kami
rekomendasikan, di antaranya:
37
lama tambah parah serta lapangan yang digunakan Pemuda-
pemudi Desa Langkura untuk fasilitas olahraga dan
sebagainya perlu diperbaiki agar lebih layak guna.
38
KESAN DAN PESAN
39
2. Justamin (Mahasiswa dan Pemuda Desa Langkura)
Faisal Akbar (Mahasiswa & Pemuda Desa Langkura)
40
Untuk Pak Kordes aku kagum dari salah satu anggotanya
kakak .
Bismillah
Pesan : Jaga kesehatan, sholat lima waktu, berbakti kepada
kedua orang tua, semangat terus kuliahnya terutama
pengerjaan skripsinya.
41
Nama saya Doni Saputra, berasal dari jurusan Sosiologi Agama ,
Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik. KKN (Kuliah Kerja Nyata
) adalah salah satu mata kuliah mahasiswa tingkat akhir, KKN ini
salah satu program kerja mahasiswa yang dimana kita mengabdi
kepada masyarakat, bagaimana cara kita bersosialisasi dengan
masyarakat sekitar, bersosialisasi dengan lingkungan alam sekitar dan
lain-lain sebagainnya. Saya ditakdirkan oleh sang khaliq dan
ditempatkan untuk mengabdi kepada masyarakat selama 45 hari
yaitu di Desa Langkura. Desa ini terletak pada tepatnya di
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto. Di Kecamatan Turatea
terdapat 7 posko diantaranya posko Kayu Loe Timur,
Bontomate’ne, Paitana, Bungungloe, Bululoe, Langkura, dan posko
Jombe. Posko kami terletak di posko 5 yaitu di Desa Langkura.
Kami dari jurusan yang berbeda-beda dan dari daerah yang berbeda-
beda pula. Ada yang berasal dari Bantaeng, Jeneponto, Limbung ,
Samata, Maros, Enrekang dan saya sendiri berasal dari Kepulauan
Selayar yang perjuangannya luar biasa untuk menggali ilmu, karna
ilmu itu sangat dibutuhkan sekali bagi seluruh manusia.
Sesampainnya di Desa ini saya mulai beradaptasi dengan Desa
Langkura, teman posko, serta masyarakat Desa Langkura. Pada awal
pertama kali observasi di Desa Langkura saya melihat tidak ada
tempat sampah yang saya temukan di sekitaran pinggir jalan,
sehingga munculah ide untuk dijadikan program kerja nantinya.
Setelah berjalan beberapa hari tibalah waktunya untuk memaparkan
seminar program kerja yang nantinya akan kami laksanakan bersama
teman-teman satu posko selama 45 hari ke depan. Dari observasi
selama 3 hari bersama teman-teman dan hasil musyawarah yang
telah disepakati bersama kita seminarkan kepada seluruh masyarakat
Desa Langkura, dan proker yang kami jalankan ada 9 poin dimana
poin-poin tersebut sangat membantu Desa Langkura dan saya suka
itu karena Tuhan mengajarkan kita untuk saling membantu antara
satu dengan yang lainya. Dan yang paling saya suka di Desa ini
karena masyarakatnya begitu ramah dan murah senyum terhadap
saya dan teman-teman saya. Saya dan teman-teman mengajar anak
SD Inpres Mattoanging mulai dari jam 08.00 sampai jam 10.00 pagi.
Kemudian sudah shalat magrib kami bersama teman-teman
mengajar anak-anak Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ). Saya sangat
menyukai hal-hal yang positif dalam mengajarkan anak-anak menjadi
42
orang yang berilmu. Dan anak-anak Desa Langkura begitu
mendengarkan dan mengaplikasikan ilmu yang disampaiakan oleh
teman-teman. Saya senang di posko 5 di Desa Langkura karena
teman-teman saya yang ramah, mudah bergaul, pengertian meskipun
kadang ada sikap menjengkelkan tapi saya senang dan gembira bisa
mengenal mereka. Teman-teman yang selalu membawa saya menuju
jalan yang benar, teman-teman yang selalu menasehati saya di saat
sedang melakukan kesalahan, teman-teman yang selalu menghibur
saya di saat saya sedang sedih. Di sinilah saya belajar yang namannya
arti bagaimana roda kehidupan, dan di sinilah saya sadar bagaimana
menjadi manusia yang lebih dewasa. Desa Langkura adalah desa
yang hebat menurut pandangan saya, karena masyarakatnya yang
antusiasnya besar dan anak-anak yang semangat belajarnya tinggi
dalam menggali ilmu. Banyak anak-anak kecil yang hebat dengan
cita-cita yang luar biasa ada di sekitaran lingkungan tempat kami
bermukim yakni di Desa Langkura. Keramahan dari warga sekitar
lokasi membuat saya dan teman-teman yang lain merasa nyaman.
Mereka membuat saya dan teman-teman seakan-akan bagian dari
mereka. Kedekatan kami pun dengan anak-amak di sekitar
lingkungan membuat kami dan mereka cukup merasakan yang
namannya kesedihan ketika KKN telah usai. Waktu terasa sangat
berarti di minggu-minggu terakhir saat KKN usai .
Saya sangat bersyukur dengan adanya KKN karena saya
mendapat banyak pengalaman yang baru, ilmu pengetahuan yang
baru, keluarga yang baru, dan lingkungan yang baru. Saya berterima
kasih banyak kepada Ketua BPD Desa Langkura yang selalu
memberi saya semangat dalam menjalankan sebuah kegiatan yang
saya laksanakan , saya juga berterima kasih kepada Sekretaris Desa
Langkura yang selalu membimbing kami dalam melaksanakan atau
melakukan kegiatan yang kami jalankan selama 45 hari di Desa
Langkura. Dan saya berterima kasih banyak kepada pemuda
Langkura terkhusus Tamin, Asgar, Syahrir dan lain-lain yang selalu
menemani kami selama 45 hari , yang selalu membantu kami dalam
menjalankan program kami, mereka selalu ada di saat kami dalam
keadaan suka dan duka . mereka tidak pernah bosan menemani
kami. Pesan saya kepada kalian semua tetap menjaga keramahan
kalian, tetap solid dan kompak demi memajukan Desa Langkura
karena kemajuan Desa berada di tangan pemuda.
Seiring berjalannya waktu, hari penarikan pun tiba .hatiku
seperti merasa kehilangan, kehilangan sosok-sosok yang sudah
43
seperti saudara. Pada akhirnya kami harus mengakhiri kisah KKN
kami, singkat tapi sangat berkesan. Semoga setelah ini kita semua
menjadi orang-orang sukses dan bermanfaat. Aamiin, Wassalam.
44
teman-teman KKN kemudian di antar menuju posko KKN oleh
salah satu Kepala Dusun di Desa Langkura. Jujur, di awal-awal
KKN saya sangat merasa baru dengan suasananya terlebih dengan
teman-teman yang akan saya temani tinggal selama 45 hari di Desa
Langkura. Namun, benar kata orang-orang kalau kita sudah bisa
beradaptasi dengan baik, maka kita akan merasa nyaman dan aman.
Seiring berjalannya waktu saya sudah bisa merasa nyaman tinggal di
Desa Langkura bersama teman-teman lainnya.
Bercerita mengenai kesan-kesan saya selama ber-KKN di Desa
Langkura, dalam perjalanan menuju Desa Langkura, kita dapat
menikmati keindahan dari Baling-Baling yang menjadi ikon di
Kabupaten Jeneponto. Saya sendiri sangat suka melihat baling-
baling yang ada di Kota Jeneponto, ini jadi salah satu hal yang saya
syukuri ditempatkan di Desa Langkura. Selain itu tentu banyak hal
yang saya dapatkan dan saya pelajari, dan tentunya menjadi
pengalaman selama ber-KKN di Desa Langkura. Bertemu dengan
banyak orang-orang baru tidak selalu menjadi hal yang menakutkan,
saya sangat senang bisa mengenal dengan baik masyarakat di Desa
Langkura, mereka semua sangat ramah dan baik menyambut para
Mahasiswa KKN. Saya juga sangat senang bisa mengenal adik-adik
SD Inpres No 167 Mattoanging yang baik dan lucu.
45 hari tinggal di Desa Langkura, di minggu pertama saya sudah
merasa waktunya sangat lama. Namun, di akhir-akhir saya malah
ingin menambah waktu agar bisa lebih lama lagi berada di Desa
Langkura. Saya ingin berterima kasih banyak kepada teman-teman
KKN, Nunuts, Hike, Karimah, Ainun, Susi, Doni, Rijal, terima
kasih sudah menjadi keluarga kecil selama 45 Hari di Desa Langkura
dengan banyak kericuhan dan kehebohan di posko. Saya juga ingin
berterima kasih banyak kepada Nenek Aji yang selalu baik kepada
kami, memberikan kami makanan dan mengizinkan kami untuk
numpang mandi di rumahnya ketika di posko kami kehabisan air,
terima kasih juga kepada Siska yang selalu main-main ke Posko dan
sangat-sangat baik kepada kami, yang selalu mengizinkan kami
untuk numpang mandi di rumahnya, juga untuk Kak Inho yang
memberi banyak nasihat pada kami selama ber-KKN terima kasih ya
45
kak, dan terima kasih banyak juga kepada Asgar dan keluarga yang
memberikan banyak bantuan pada kami selama kami ber-KKN di
Desa Langkura. Untuk adik-adik SD Inpres No 167 Mattoanging,
terima kasih banyak adik-adik hingga akhir kalian terus menemani
kami, rajin belajar dan tetap semangat ya. Kalau kata-kata orang sih
dimana ada pertemuan maka di situ juga ada perpisahan, semoga
perpisahan kita kali ini akan menciptakan kembali pertemuan yang
hangat di lain waktu. Sampai berjumpa lagi.
Nama : ST Nurhidayah
Jabatan : Bendahara
Jurusan : Sejarah Peradaban Islam
Fakultas : Adab dan Humaniora
46
yang dimasak dan juga hari esoknya. Saya berusaha dan ingin masak
yang terbaik tapi saya juga harus mempertimbangkannya karena
uang yang saya pegang harus cukup sampai penarikan, melihat
teman-teman bahagia makan makanan yang saya masak membuat
saya bahagia, tapi tidak selamanya makanan yang saya buat enak,
kadang kelebihan asin dan juga lauknya sedikit, yah... Karena lagi-
lagi harus mempertimbangkan pengeluaran.
Bagi saya menjadi seorang bendahara adalah tugas yang berat
karena dibutuhkan suatu kepercayaan, setiap harinya saya mencatat
pengeluaran dan setiap minggunya saya menghitung pengeluaran,
menjadi bendahara membuat saya setiap harinya berhitung hingga
saya terbawa mimpi, bermimpi tentang uang hehehe. Oke itu sekilas
cerita saya menjadi seorang bendahara, selanjutnya saya akan
bercerita tentang teman-teman KKN saya di posko.
Pertama, kordes saya yang bernama Doni, dia kordes yang bisa
dibilang penurut karena disuruh apapun ia turuti, kemudian yang
kedua, Rana, Rana adalah sekretaris di posko, ia salah satu teman
posko yang saya akrabpi karena dia teman tidur sekaligus teman
goncengan saya, Rana orang baik dan juga dia tidak banyak bicara,
kemudian yang ketiga, Hikmah, Hikmah orangnya pedulian, ketika
saya sakit Hikmah salah satu orang yang sangat peduli terhadap saya,
ia juga cerewet dan kadang itu yang buat saya tertawa karena cara
bicaranya yang tanpa spasi hahahaa..., Selanjutnya keempat,
Karimah, Karimah orangnya manis juga bersuara merdu apalagi saat
ia melantunkan ayat Al-Qur'an, kemudian yang kelima, Susi, Susi
adalah teman posko yang sudah mempunyai anak, menurut saya dia
wanita yang gesit, aktif dan ceria, kemudian keenam, Ainun, Ainun
orangnya cantik dan pintar tapi dia selalu kentut tanpa memberi
tahu, kadang bau kentutnya tercium duluan lalu ia beri tahu bahwa
dia Kentut, yahhh terpaksa dihirup walaupun lumayan bau hahaha,
dan yang terakhir, Rijal, Rijal teman posko yang tidak banyak bicara
juga ia orang yang sering kami suruh di posko, bahkan ia pernah ke
pasar bersama Doni membeli kebutuhan rumah tangga dan lucunya
mereka langsung memberi kertas catatan ke pedagangnya dan tanpa
menawar harga, ahahhaa... Dan selanjutnya akan saya ceritakan
mengenai Desa tempat saya ber-KKN.
Desa Langkura Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto, di
sanalah tempat saya ber-KKN, awal ber-KKN di Desa Langkura
saya dan teman-teman saya masih menyesuaikan kan dengan
lingkungan sekitar kemudian seminggu berlalu kami mulai
47
mengerjakan program kerja kami, mulai dari mengajar di
TKA/TPA, mengajar di TK mengajar di SD, memperbaiki batas
desa, merayakan hari Maulid, mengadakan Festival Anak Saleh, bakti
sosial, sosialisasi hidup sehat dan membuat perlombaan seru-seruan
(Langkura Competition).
Masyarakat di Desa Langkura adalah masyarakat yang ramah
dan baik, awalnya saya kira orang-orang di Jeneponto itu adalah
orang-orang yang keras tapi ternyata tidak semuanya seperti itu
bahkan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang baik,
terutama Nenek Aji, Kak Inho, Asgar, dan Siska, mereka adalah
orang-orang yang selalu membantu kami.
Salah satu momen yang saya senangi yaitu pergi ke sungai
makan kelapa muda sambil hujan-hujanan bersama teman-teman
KKN dan juga pemuda di Desa Langkura, hujan-hujan makan
kelapa muda di pinggir sungai rasanya sangat menyeramkan karena
momen itu belum pernah saya lakukan sebelumnya, keesokan
harinya saya langsung sakit karena diguyur hujan saat itu namun
salah saya juga sih karena sebelumnya saya memang sakit dan sok
kuat ikut ke sungai padahal perjalanan ke sungai tidak mudah harus
turun bukit, melewati hutan, sawah, dan jalanan yang lumayan
becek, oke itu ketika pergi ke sungai untuk kembali pulang lebih
ekstrem lagi karena kita harus naik tanjakan atau seperti naik gunung
dan lumayan jauh, kaki saat ingin kembali pulang rasanya gemetar
menanjaki bukit namun itu semua terbayar oleh pemandangan
pemandangan yang indah dan itu pengalaman yang pertama kali saya
lakukan.
Anak-anak di Desa Langkura adalah anak-anak yang baik dan
juga ramah, anak-anak yang kami ajar di TKA/TPA dan juga di SD
setiap hari mereka datang ke posko padahal kami sudah
merencanakan untuk rapat mengenai program kerja, kerja laporan
KKN atau mengerjakan tugas lainnya tapi anak-anak begitu
senangnya dan antusias setiap hari datang ke posko bahkan setiap
jamnya, entah itu pagi, siang, sore, lebih-lebih di malam hari,
terpaksa kami tunda sampai anak-anak kembali pulang ke rumah
mereka masing-masing.
Saya dan juga teman-teman saya merasa beruntung ber-KKN di
Desa Langkura, bagaimana tidak, anak-anaknya begitu tulus dan
ikhlas saat kami berada di sana, setiap kami melewati rumah mereka
atau setiap kami mendatangi sekolah, TKA/TPA mereka, mereka
48
sangat bahagia tersenyum begitu ceria sambil memanggil kami
KKeng bukan KKN Hehhe...
49
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Perkenalkan Nama saya Nurhikmah Ramadani berasal dari
jurusan Pendidikan Biologi fakultas Tarbiyah dan keguruan. Saya
ber-KKN di Jeneponto, Kecamatan Turatea tepatnya di Desa
Langkura Kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) adalah suatu bentuk
pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan untuk membantu
kegiatan masyarakat di suatu daerah tertentu dalam hal kegiatan
sehari-hari dalam berbagai bidang atau profesi, selain pengabdian
kepada masyarakat Kuliah Kerja Nyata (KKN) juga adalah salah
satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa akhir atau
semester akhir. Kuliah kerja nyata (KKN) yang akan bisa
mempersatukan dan menyatukan mahasiswa dari berbagai jurusan
maupun bidang yang berbeda-beda dengan masing-masing ilmu dan
keahlian yang dimiliki. Dengan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata
yang berlangsung selama 45 hari yang akan mengharuskan kita
sebagai mahasiswa untuk menetap di suatu daerah yang akan
ditempati (KKN).
Kuliah kerja nyata (KKN) UIN Alauddin Makassar angkatan 67
dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober sampai dengan 25
November 2021yang bersifat wajib diikuti sebagai mahasiswa.
Sepanjang perjalanan dari Kecamatan Turatea Desa Langkura mata
saya terpancar dengan keindahan alam yang begitu indah di
Kecamatan Turatea dengan masyarakat yang begitu ramah kepada
mahasiswa KKN yang menerima kita yang sangat baik di Desanya
terbukti saat saya dan teman-teman tiba-tiba di Desa ini kami
disambut dengan senyuman masyarakat yang begitu akrab dengan
tutur kata yang lembut bagi mahasiswa KKN maupun masyarakat
lainnya.
Desa Langkura Kecamatan Turatea yang berada di posko saya
menemukan keluarga baru, orang tua baru yang bisa menyayangi
saya seperti anak sendiri terbukti ketika teman saya sedang sakit
salah satu masyarakat turun tangan untuk membawa teman saya ke
puskesmas sehingga membuat saya terharu karena kami di sini
dianggap sebagai anak sendiri. Ketika saya berkunjung kerumah
warga mereka pun selalu melayani kami dengan baik. Namun saya
terkadang malu-malu untuk berkunjung karena saya dan teman-
teman berfikir bahwa kami telah merepotkan tapi ternyata mereka
malah tersinggung bila menolak untuk berkunjung kerumahnya.
50
Berbicara tentang karakter teman posko adalah sesuatu yang
sangat menarik bagi saya, masing - masing karakter berbeda-beda,
Doni Saputra adalah salah satu Koordinator Desa yang terpilih di
posko kami yaitu posko 5, dia memiliki sifat yang baik, ramah tetapi
terkadang dia suka ketawa tidak jelas. ST Nurhidayah adalah
bendahara di posko kami tapi biasa dipanggil Nunu’ dia adalah
bendahara yang jago dalam mengatur keuangan nunu’ itu orangnya
baik, sekaligus tidak pernah marah kepada teman-teman dan saya
suka masakannya karena apapun dia masak pasti rasanya nikmat
sekali. Rana Dwi Putri Alham adalah sekretaris di posko kami, dia
orangnya baik yang biasa saya panggil anak kecil karena wajahnya
baby face gitu dan saya biasa jahilin dia kalau lagi diam. Asyraful
Rijal Safruddin adalah orang yang paling sabar dalam menghadapi
kami kaum perempuan. Syurai Ainun Qolbi adalah teman posko
yang baik dan paling jahil di antara yang lain dan Nur Karimah A
adalah teman posko yang baik dan orangnya suka ngemil di antara
teman posko lainnya dan terakhir adalah Susilawati yang biasa
dipanggil Susi satu-satunya teman posko kami yang sudah menikah
dan memiliki 1 orang anak perempuan yang mungil susi itu
orangnya baik tetapi dia suka marah apabila kami membuat salah
dan dia adalah orang yang tegas dalam mengambil keputusan.
KKN usai dalam waktu 45 hari waktu begitu cepat. Perpisahan
memang selalu membawa keharuan tidak mengapa karena di setiap
pertemuan pasti ada perpisahan. Satu kalimat untuk Desa
Langkura“Semoga tetap jaya terus dalam khas makanan gantala
kudanya” dan teruntuk teman-teman se-posko “Jangan lupa untuk
saling merindukan”. Tetaplah semangat, tetaplah baik dan
melakukan yang terbaik. Untuk memetik yang baik pula. Tidak
peduli jadi apa kita kedepannya yang penting hari ini kita melakukan
yang terbaik sebab hari ini adalah esok yang kemarin. Untuk yang
belum merasakan KKN, saranku nikmatilah setiap detik maknanya
(kekeluargaan, kekompakan, rasa sayang, bersaudara, kepedulian
sosial). Sebab itu hanya sekali seumur hidup yang suasananya akan
sulit untuk diulangi apalagi dibuang.
51
Nama : Nur Karimah. A
Jabatan : Anggota
Jurusan : Ilmu Perpustakaan
Fakultas : Adab Dan Humaniora
Bismillahirrahmanirahim
Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh
Perkenalkan nama saya Nur karimah. A biasa dipanggil karimah
tetapi teman-teman di posko biasanya panggil saya pake nama Ima
katanya lebih gampang disebut. Saya lahir di Buntu Dama’ pada
tanggal 04Juli 2000. Kuliah Kerja Nyata adalah salah satu kegiatan
yang harus dilaksanakan untuk menyelesaikan perkuliahan. Maka
dari itu saya selaku mahasiswa semester VII (Tujuh) juga harus
menyelesaikan KKN angkatan-67 guna menyelesaikan salah satu
mata kuliah (KKN). Banyak hal yang sudah saya persiapkan jauh-
jauh hari guna untuk melaksanakan kegiatan tersebut, ber-KKN
adalah salah satu moment yang saya tunggu-tunggu karena banyak
hal yang bisa saya dapat dan pelajari selama ber-KKN apalagi
ditempat baru dengan suasana yang baru pula, tetapi karena virus
Covid-19 ini maka dari pihak kampus pun mengeluarkan anjuran
untuk yang melaksanakan KKN dibatasi per-posko.
Awalnya saya mengira akanber-KKN di Desa sendiri, tetapi
setelah pelepasan peserta Kuliah Kerja Nyata Angkatan-67 (KKN-)
ternyata saya ditempatkan di Jeneponto kemudian dibagi lagi
menjadi beberapa kelompok di berbagai Kecamatan yang ada di
52
Jeneponto, salah satunya adalah Kecamatan Turatea. Saya sendiri
berada di posko 5 berada di Desa Langkura yang lebih tepatnya di
Dusun Mattoanging Selatan. Jumlah kami ada 8 orang , salah
satunya berasal dari Selayar, Maros, Gowa, Limbung, Bantaeng,
Bontang, dan ada juga yang berasal dari Desa Langkura dan saya
sendiri berasal dari Enrekang.
Kata orang KKN merupakan momen yang paling asik dan seru.
KKN tempat menemukan teman baru, pengalaman baru, bahkan
yang kerap kali terjadi adalah menemukan gebetan baru atau sering
disebut cinta lokasi (cinlok) hehe. Dan benar saja, semua berawal
dari pertemuan teman KKN dengan Pemuda Desa Langkura.
Mungkin tidak banyak hal yang dapat saya ceritakan mengenai
perjalanan saya selama ber-KKN ini. Intinya saya sangat bersyukur
telah diberikan kesehatan untuk menyelesaikan program Kuliah
Kerja Nyata ini, bersyukur telah dipertemukan dengan orang-orang
baik di Desa Langkura ini.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman kelompok
saya Doni, Rijal, Nunu, Rana, Hikmah, Susi dan Ainun yang telah
membantu dan mensupport hingga KKN ini terselesaikan dengan
baik. Pengalaman yang kita lalui akan selalu dikenang hingga akhir
masa. Banyak drama yang telah terjadi tentang segala keunikan di
dalamnya. Berada dalam satu atap dengan 8 isi kepala dengan
banyak perbedaan, bukanlah hal yang sangat mudah untuk dijadikan
satu. Namunperbedaanbukanlahpenghalanguntukkitabersama.
Perbedaan mengajarkan kita untuk saling melengkapi kekurangan
bukan?
Selama ber-KKN banyak momen baru yang saya dapatkan. Hal
yang tak pernah kualami telah ku alami selama berKKN. Saya
mengatakan demikian, karena di Desa inilah saya merasakan
bagaimana rasanya kekurangan air kadang kami semua pergi ke
rumah warga numpang mandi dan lain sebagainya. Masyarakat yang
berada di Desa Langkura sangat ramah, malahan sangat baik sekali
setiap hari selalu dibawakan makanan dan kadang juga dibawakan
beras jadi kami di posko jarang beli beras karena masih ada warga
yang masih mengerti akan kondisi keuangan anak KKN. Dan di
masa-masa KKN inilah yang menjadi bagian dari cerita terindah dan
bersejarah. Dapat mengenal kakak-kakak dari Desa Langkura dan
juga anak-anak yang ada di Desa Langkura membuat saya ingin
rasanya kembali kesana dan bercengkrama dengan mereka. Setiap
53
bantuan baik material ataupun non material yang diberikan sangat
berharga.
54
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Sepenggal cerita di Desa Langkura Kecamatan Turatea
Kabupaten Jeneponto yang menyimpan sejuta makna yang sangat
berharga saat ber-KKN (Kuliah Kerja Nyata.) Perkenalkan nama
saya Syurain Ainun Qolbi, akrab disapa Ainun. Saya berasal dari
daerah Jeneponto yang dikenal dengan makanan khasnya yaitu
Gantala. Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah
SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya, Shalawat serta taslim
tak lupa pula tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW yang membawa kita dari alam kegelapan menuju
kealam yang terang benderang seperti saat ini.
Kuliah Kerja Nyata atau KKN merupakan salah satu
program mata kuliah wajib yang paling dinantikan bagi mahasiswa
yang dilaksanakan selama 45 hari karena terjun langsung
mengabdikan diri ke masyarakat. Sesampainya di Desa ini kami
dibawa oleh Kepala Desa ke rumah yang akan ditempati sebagai
posko KKN selama di Desa tersebut. Pada pekan pertama, kami
masih canggung untuk bersosialisasi di Desa tersebut mungkin
karena kami merasa orang asing. Di saat pekan kedua kami mulai
bisa beradaptasi dan berkomunikasi dengan lancar dengan
masyarakat. Desa Langkura merupakan Desa yang pertama kali saya
menginjakkan kaki di sana walaupun saya asli Jeneponto.
Desa Langkura juga merupakan daerah yang bercuaca
panas, meski kadang hujan turun di bulan-bulan tertentu. Desa ini
berjarak sekitar 2 km dari Kecamatan Turatea. Sepanjang perjalanan
dari Kecamatan Turatea ke desa Langkura mata saya dimanjakan
dengan panorama alam, jalanan dikelilingi sawah yang begitu hijau
dan subur serta baling-baling pembangkit listrik atau biasa disebut
PLTB menjulang tinggi bagai pencakar langit serasa berada di negara
Belanda seakan mengucapkan selamat datang kepada kami.
Kesan saya selama ber-KKN, ketika saya mengetahui
tempat saya ber-KKN yaitu di daerah asal saya sendiri, awalnya saya
merasa tidak semangat karena merasa harus bersurvive di tempat
asal sendiri. Akan tetapi lambat laun waktupun terus berjalan, proker
pun berjalan, hari demi haripun terlewati, saya pun menyadari bahwa
penempatan ini sungguh anugerah yang paling sangat saya syukuri,
dimana saya mendapatkan pengalaman baru, keluarga baru, teman
serasa saudara. Banyak pengalaman serta pembelajaran bahwasanya
kita harus lebih menghargai pendapat orang lain karena setiap orang
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
55
Terima kasih kepada masyarakat Desa Langkura yang
sudah menerima kami di tempat ini dan mengabdi selama kurang
lebih 45 hari. Semoga Desa ini menjadi desa yang semakin maju
dalam segala aspek mulai dari ekonomi, pendidikan,dan kesehatan.
karena kami tahu bahwa “ Sebaik-baiknya manusia ialah manusia
yang bisa memberikan manfaat untuk orang lain”. Satu pesan yang
saya minta dari kalian semua (teman-teman), kebersamaan yang
telah kita lalui bersama jangan sampai d isitu saja, tapi tetaplah jalin
komunikasi dan silahturahmi di antara kita semua walaupun kadang
pikiran kita tak sejalan, walaupun banyak perdebatan tetapi saya
sangat bangga karena kita bisa melaluinya. Perpisahan yang ternyata
ditutup dengan tangis haru dan pelukan hangat yang diberikan
masyarakat Desa Langkura, karena rasa kekeluargaan yang
terbangun selama 45 hari lamanya. Harapan kami semoga dilain
waktu kami bisa kembali dipertemukan dalam keadaan sehat
wal’afiat, Aamiin. Sekian dan terima kasih, Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabaraktuh.
Nama : Susilawati
Jabatan : Anggota
Jurusan : Kesejahteraan Sosial
Fakultas : Dakwah dan Komunikasi
Assalamu’alaikumWarohmatullahiWabarokaatuh
Saya adalah seorang mahasiswi yang kuliah di jurusan
Kesejahteraan Sosial di fakultas Dakwah dan Komunikasi yang
katanya jurusan yang sering main dengan Masyarakat. Nah kali saya
bercerita sedikit tentang pengalaman saya di jurusan yang
56
mempelajari tentang Pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial adalah
perseorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang karena
suatu hambatan, kesulitan, atau gangguan, tidak dapat melaksanakan
fungsi sosialnya, sehingga memerlukan pelayanan sosial untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani dan rohani maupun
sosial secara memadai dan wajar.
Sebelum itu saya ingin memperkenalkan diri saya, nama saya
Susilawati teman-teman memanggil saya Susi, saya angkatan 2018
jurusan Kesejahteraan Sosial fakultas Dakwah dan Komunikasi saya
anak ke-dua dari dari pasangan Jamaluddin dan Suriati, saya lahir di
Desa Kayuloe Barat, Kecamatam Turatea, Kabupaten Jeneponto.
Saya merupakan anggota Posko 5 yang berlokasi di Dusun
Mattoanging Selatan Desa Langkura Kecamatan Turatea. Banyak
ilmu dan pengalaman yang saya dapat selama kegiatan kuliah kerja
nyata (KKN) yang tidak akan pernah saya dapat ditempat lain
dengan waktu yang sama, pengalaman pertama yang saya dapat
ketika saya digabung dengan Fakultas dan jurusan yang berbeda
digabungkan dalam satu kelompok, perbedaan itu yang membuat
kami lebih akrab, dari awal pertemuannya kami acuh satu sama lain
ketika bertemu dan ketika Kuliah Kerja Nyata (KKN) itu sifat acuh
itu berubah menjadi rasa persaudaraan yang erat.
Kata orang KKN merupakan momen yang paling asik dan seru.
KKN tempat menemukan teman baru, pengalaman baru, bahkan
yang kerap kali terjadi adalah menemukan gebetan baru atau sering
disebut cinta lokasi (cinlok) hehe. Dan benar saja, semua berawal
dari pertemuan teman KKN dengan Pemuda Desa Langkura yang
kami ajak untuk berkolaborasi mensukseskan program kerja terakhir
kami yaitu Langkura Competition.
Mungkin tidak banyak hal yang dapat saya ceritakan mengenai
perjalanan saya selama ber-KKN ini. Intinya saya sangat bersyukur
telah diberikan kesehatan untuk menyelesaikan program kuliah kerja
nyata ini, bersyukur telah dipertemukan dengan orang-orang baik di
Desa Langkura diantaranya Asgar dan keluarga, Justamin, Siska, Kak
Rini, Ibu haji, yang sudah banyak membantu kami,
Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman Posko 5
Langkura Nunu, Karimah, Rana, Hikmah, Ainun, Doni, dan Rijal
yang telah membantu dan mensupport hingga KKN ini
terselesaikan dengan baik. Pengalaman dan kenangan yang kita lalui
akan selalu terpatri.
57
Nama : Asyraful Rijal Safruddin
Jabatan : Anggota
Fakultas : Syariah dan Hukum
Jurusan : Hukum Keluarga Islam
Bismillahirrahmanirahim
Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh
Perkenalkan nama saya Asyraful Rijal Safruddin biasa dipanggil
Rijal tetapi teman-teman diposko biasanya panggil saya pake nama
Jhallo. Saya lahir di Ujung Pandang pada tanggal 23 September
1999. Kuliah Kerja Nyata adalah salah satu dari Thidhrama
Perguruan Tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat dan juga
merupakan mata kuliah wajib yang harus dilulusi oleh setiap
mahasiswa untuk meraih gelar sarjana. Kuliah Kerja Nyata
dilaksanakan selama 45 hari. Banyak hal yang sudah saya persiapkan
jauh-jauh hari guna untuk melaksanakan kegiatan tersebut, ber-
KKN adalah salah satu moment yang saya tunggu-tunggu karena
banyak hal yang bisa saya dapat dan pelajari selama ber-KKN
apalagi di tempat baru dengan suasana yang baru dan juga teman
baru pula kami memang satu kampus tetapi kami baru kenal pada
saat di posko.
Awalnya saya mengira akan ber-KKN di Desa sendiri, tetapi
setelah pelepasan peserta Kuliah Kerja Nyata Angkatan-67 (KKN)
ternyata di tempatkan di Jeneponto kemudian dibagi lagi menjadi
58
beberapa kelompok di berbagai kecamatan yang ada di Jeneponto,
salah satunya adalah Kecamatan Turatea. Saya sendiri berada di
posko 5 berada di Desa Langkura yang lebih tepatnya di Dusun
Mattoanging Selatan. Jumlah kami ada 8 orang, salah satunya berasal
dari Desa Langkura, Selayar, Gowa, Limbung, Bantaeng, Bontang,
Enrekang dan saya sendiri berasal dari Maros.
Saya pun memulai KKN di Desa Langkura, saya datang dengan
penuh kepercayaan diri memakai almamater yang berwarna hijau
yang menjadi identitas saya sebagai seorang mahasiswa UIN
Alauddin Makassar. Saya sangat bangga jadi anak KKN, dalam hati
saya berkata bahwa ternyata saya sudah sampai di jenjang ini dan
sebentar lagi saya akan menyelesaikan studi saya.
Sesungguhnya tidak akan ada sebuah pertemuan yang tidak
terpisahkan. Bersama-sama dengan kalian selama 45 hari adalah
waktu yang sangatlah singkat untuk saling mengenal satu sama lain.
Banyak drama yang telah terjadi tentang segala keunikan di
dalamnya. Berada dalam satu atap dengan 8 isi kepala dengan
banyak perbedaan, bukanlah hal yang sangat mudah untuk dijadikan
satu. Namun perbedaan bukanlah penghalang untuk kita bersama.
Perbedaan mengajarkan kita untuk saling melengkapi kekurangan.
Bersama dengan kalian selama 45 hari mengajarkan saya banyak
pelajaran hidup dan ilmu yang tidak terhitung nilainya. Perpisahan
hari ini sesungguhnya adalah pertemuan kita di esok hari. Kepergian
kita hari ini akan menjadi kedatangan di hari kemudian. Semua
perpisahan dan pertemuan kita hari ini sesungguhnya sudah
menghadirkan banyak kisah yang tidak terlupakan. Terima kasih 45
harinya, kalian adalah bagian dari cerita perjalanan hidup saya.
Bahagia dan sukses selalu untuk semuanya kawan.
Di akhir KKN ini ada banyak pengalaman dan pelajaran yang
saya dapatkan salah satunya belajar tentang kehidupan dan mengerti
apa makna dari kata kebersamaan. Terima kasih banyak kepada
semua pihak yang telah terlibat sehingga kegiatan KKN saya
berjalan dengan baik. Dan terima kasih atas segala rasa yang tercipta
selama 45 hari kemarin, terima kasih atas segala suka dan duka
kemarin.
‘’Gantungkanlah cita-citamu setingga langit tapi usahakan kakimu
tetap berpijak di tanah’’
59
DAFTAR PUSTAKA
60
DOKUMENTASI KEGIATAN KKN
61
2. Observasi awal (Kunjungan ke SDN Inpres No 167
Mattoanging dan TK Pembina Turatea)
62
3. Seminar Program Kerja
63
4. Acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Lailatul
Qadar Desa Langkura
64
5. Acara Maulid Nabi Muhammad SAW di rumah warga Desa
Langkura
65
7.
66
67
9. Mengajar Anak-Anak Kelas 1 SDN Inpres No 167
Mattoanging
68
10. Mengajar Anak-Anak Kelas 5 SDN Inpres No 167
Mattoanging
69
11. Mengajar Anak-Anak Kelas 6 SDN Inpres No 167
Mattoanging
70
71
12. Senam Sore bersama Anak-Anak di Lapangan Desa Langkura
72
14. Pengecatan Tempat Sampah
73
15. Penempatan Tempat Sampah di Masjid Lailatul Qadar
74
17. Penempatan Tempat Sampah di Rumah Kepala Desa
Langkura
75
18. Membantu Kegiatan Vaksinasi Covid-19 di Kantor Desa
Langkura
76
19. Mengecat Batas Desa Langkura
77
20. Mengecat Batas Dusun Desa Langkura
78
79
21. Mengajar Mengaji Anak-Anak di TPA Lailatul Qadar
80
Mengajar Mengaji Anak-Anak di TPA Al-Kahfi
81
22. Mengajar Mengaji Anak-Anak di Posko 5 KKN
1.
82
23. Festival Anak Saleh Bekerja Sama dengan DPK BPKMRI
83
84
24. Membersihkan Masjid Jabal Nur Desa Langkura
85
25. Mendampingi Anak-Anak Kelas 5 SDN Inpres No 167
Mattoanging Ujian di SMP 1 Paitana
86
26. Sosialisasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di kelas 5
& 6 SDN Inpres No 167 Mattoanging
87
27. Langkura Competition
88
89
90
28. Berpamitan dengan Kepala Sekolah SDN Inpres No 167
Mattoanging
91
29. Acara Ramah Tamah yang dirangkaikan dengan Penerimaan
Hadiah Para Juara Langkura Competition
92
93
30. Pemberian Cendramata untuk Kantor Desa Langkura
94
31. Penarikan Mahasiswa KKN Angkatan 67 UIN Alauddin
Makassar di Kantor Camat Turatea
95