Anda di halaman 1dari 39

PETUNJUK PELAKSANAAN

KULIAH KERJA NYATA


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

EDISI XIII

PUSAT PENGEMBANGAN KULIAH KERJA NYATA (KKN)


LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT(LP2M)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

TIM PENYUSUN
Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata UNNES, Edisi XIII Tahun 2015

Penanggung Jawab
Pengarah
Ketua
Anggota

: Totok Sumaryanto F.
: Etty Soesilowati
: Dwijanto
:
1. Mashuri
2. Puji Lestari
3. Burhan Rubai Wijaya
4. Andi Suhardiyanto
5. Aprila Niravita
6. Sukardi
7. Cahyo Yuwono
8. Sri Prastiti K.A.
9. Endro Puji Purwono
10. Sukirman
11. Rosidah
12. Karsinah
13. M. Yamin
14. Muhammad Kurniawan

KATA PENGANTAR
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan intrakurikuler yang wajib
diikuti oleh semua mahasiswa S1 Universitas Negeri Semarang (Unnes). Keberadaan
kegiatan ini dimaksudkan sebagai bentuk nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pendidikan tidak akan berarti
tanpa dilandasi oleh penelitian. Demikian juga substansi perkuliahan kurang optimal
manfaatnya tanpa didasari hasil penelitian. Oleh karena itu untuk membantu
menyelesaikan permasalahan masyarakat, bahan perkuliahan dan temuan-temuan
penelitian hendaknya dapat diabdikan kepada masyarakat.
Kegiatan KKN dilaksanakan secara interdisipliner dan merupakan bentuk
pengintegrasian antara kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, yang konsepnya berbeda dengan bentuk-bentuk kegiatan mahasiswa yang
lain. Kegiatan KKN Unnes tidak hanya menyiapkan mahasiswa menjadi manusia
pembangunan, tetapi juga wujud dari tanggung jawab perguruan tinggi melalui
pengabdian mahasiswa. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk membantu memecahkan
persoalan pembangunan yang dihadapi oleh masyarakat guna mewujudkan kesejahteraan
dengan tetap memperhatikan pemeliharaan lingkungan (konservasi)yang tidak hanya
terbatas secara fisik saja tetapi lebih dari itu, yakni bersifat hakiki dalam menjaga
keseimbangan hak dan kewajiban. Hal ini sesuai dengan misi Universitas Negeri
Semarang sebagai Universitas Konservasi.
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan KKN, Lembaga Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat Unnes sebagai unsur pelaksana, memandang perlu untuk menerbitkan
Buku Petunjuk Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Unnes, agar dapat dijadikan sebagai
pedoman untuk mengarahkan kegiatan supaya sesuai dengan harapan dan kaidah-kaidah
ilmiah.
Akhirnya, dengan terbitnya buku petunjuk ini, saya mengucapkan terima kasih
kepada Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata, Tim Penyusun, serta semua pihak yang
telah membantu penyusunan buku ini.
Semoga Buku Petunjuk Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Unnes ini, dapat
bermanfaat bagi peningkatan kualitas pelaksanaan kegiatan KKN di lingkungan Unnes
dan masyarakat luas.

Semarang, Maret 2015


Ketua LP2M Unnes,

Prof. Dr. Totok Sumaryanto F., M.Pd


NIP. 196410271991021001

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pendewasaan dan pemandirian
manusia secara sistematis agar siap menjalani kehidupan secara bertanggung jawab.
Menjalani kehidupan secara bertanggung jawab berarti berani mengambil keputusan
dan tindakan yang bijaksana dan berani menanggung segala konsekuensi yang
ditimbulkan. Demi cita-cita ini Universitas Negeri Semarang (Unnes) melaksanakan
pendidikan dengan cara membekali dan mengembangkan kecakapan, keterampilan,
kepekaan, dan kecintaan mahasiswa terhadap pemberdayaan dan pembangunan
kehidupan umat manusia pada umumnya dan masyarakat Indonesia pada khususnya.
Peran perguruan tinggi dalam pembangunan tidak saja mendidik generasi muda
dalam menyiapkan dirinya menjadi manusia pembangunan dan mengkaji serta
mengembangkan IPTEKS yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, tetapi juga
menjamin bahwa IPTEKS yang relevan dengan kebutuhan pembangunan itu benarbenar sampai kepada masyarakat dan dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni hanya mempunyai makna apabila dapat diterima dan
dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat yang memerlukan untuk dapat
meningkatkan kesejahteraannya. Oleh karena itu, perguruan tinggi harus dapat
meyakinkan dirinya sendiri, melalui berbagai kegiatan tri dharmanya, untuk
membuktikan bahwa ipteks-nya memang relevan, dapat diterima dan dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam pembangunan.
Peningkatan dan pengembangan yang terangkum dalam Tri Dharma Perguruan
Tinggi adalah pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Ketiga dharma itu dilaksanakan dengan proporsi yang seimbang,
harmonis, dan terpadu dengan harapan agar kelak para lulusan Unnes dapat menjadi
manusia yang berilmu pengetahuan memadai dalam bidangnya masing-masing,
mampu melakukan penelitian, dan bersedia mengabdikan diri demi kemaslahatan
umat manusia pada umumnya dan masyarakat Indonesia pada khususnya.

Kompetensi mahasiswa tidak hanya dibentuk melalui kegiatan belajar di


kampus, tetapi juga di luar kampus, yaitu dilingkungan masyarakat. Untuk
mempraktekkan ilmu dan menerapkan hasil penelitian yang dilakukan oleh sivitas
akademika, maka diperlukan media yang mendukung. Kuliah Kerja Nyata (KKN)
merupakan sebuah media yang efektif dan edukatif. Mahasiswa diterjunkan di tengahtengah masyarakat, baik masyarakat perkotaan, pedesaan, maupun kelompok
masyarakat tertentu misalnya perusahaan, klub, perkumpulan atau sanggar. Mereka
akan dapat menangkap dan menghayati denyut nadi kehidupan masyarakat dengan
berbagai permasalahan yang ada sehingga persoalan-persoalan, sumber-sumber daya
yang telah dan belum dimiliki, dan solusi-solusi yang diperlukan sesuai dengan
aspirasi.
Pada prinsipnya KKN merupakan salah satu kegiatan Pengabdian Pada
Masyarakat yang dilakukan perguruan tinggi sebagai upaya menerapkan ilmu yang
diperoleh, hasil hasil penelitian dibidang ipteks untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup masyarakat. Pelaksanaan KKN merupakan kegiatan akademik perguruan tinggi,
yang dimanifestasikan melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan
pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu,
pelaksanaan program KKN juga harus dilaksanakan secara ilmiah, sinergis dan
professional.
Kegiatan KKN merupakan proses pembelajaran mahasiswa melalui berbagai
kegiatan langsung di tengah-tengah masyarakat, dan mahasiswa berupaya untuk
menjadi bagian dari masyarakat serta secara aktif dan kreatif terlibat dalam dinamika
yang terjadi di masyarakat. Keterlibatan mahasiswa bukan saja sebagai kesempatan
mahasiswa belajar dari masyarakat, namun juga memberi pengaruh positif dan aktif
terhadap pengembangan masyarakat, sehingga memberi warna baru dalam
pembangunan masyarakat secara positif. Pengembangan masyarakat dapat diwujudkan
melalui program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya).
Posdaya merupakan wadah antar keluarga yang kondisi sosial ekonomi dan
budayanya bervariasi, mulai dari keluarga prasejahtera sampai pada keluarga sejahtera
plus. Melalui wadah posdaya diharapkan mereka dapat bersatu, menguatkan budaya

gotong-royong dan bersama-sama peduli saling tolong-menolong membangun


keluarga.
Mata kuliah KKN dengan bobot 4 sks wajib ditempuh oleh semua mahasiswa
program strata 1 Unnes, yang disiapkan dalam rangka mengembangkan kompetensi
mahasiswa melalui pengalaman nyata di masyarakat. Dengan pengalaman tersebut,
mahasiswa diharapkan mendapatkan kemampuan generatif yang berupa life skills
(kecakapan hidup) seperti kemampuan berfikir dan bernalar secara analitik,
berdasarkan sumber empirik dan realistik.Hal tersebut dimaksud agar mahasiswa
dapat merancang dan melaksanakan program, baik secara individu maupun kelompok
dalam membantu mengatasi permasalahan yang ada, bekerja sama dengan orang lain,
mengatur diri sendiri, dan melatih keterampilan dalam bekerja. Dengan demikian,
mahasiswa akan mendapatkan wawasan, pengalaman, dan keterampilan dalam
bermasyarakat.

B. Pengertian
KKN adalah suatu kegiatan intrakurikuler yang memadukan pelaksanaan tri
dharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat)
dengan cara memberikan kepada mahasiswa pengalaman belajar dan bekerja dalam
kegiatan pembangunan masyarakat sebagai wahana penerapan dan pengembangan
ilmu dan teknologi yang dilaksanakan di luar kampus dalam waktu, mekanisme kerja,
dan persyaratan tertentu.
KKN merupakan kegiatan yang berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu dan
berkaitan dengan berbagai sektor pembangunan. Dengan demikian, pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan interdisipliner dan lintas sektoral. Kegiatan dan
pengelolaan KKN dapat menjamin diperolehnya pengalaman belajar melakukan
kegiatan pembangunan masyarakat secara kongkrit yang bermanfaat bagi mahasiswa
dan masyarakat dimana mereka ditempatkan. Selain itu, kegiatan dan pengelolaan
KKN diarahkan untuk menjamin keterkaitan antara dunia akademikteoritik dan dunia
empirik.

C. Dasar Penyelenggaraan Kuliah Kerja Nyata


KKN merupakan salah satu program dalam pendidikan tinggi di Universitas
Negeri Semarang yang berdasar pada:
1.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4301);

2.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi


(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3859);

3.

Keputusan Presiden:
a. Nomor 271 Tahun 1965 tentang Pengesahan Pendirian IKIP Semarang;
b. Nomor 124 Tahun 1999 tentang Perubahan Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (IKIP) Semarang, Bandung, dan Medan menjadi Universitas;

4.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 59 Tahun 2009 tentang Organisasi


dan Tata Kerja Universitas Negeri Semarang;

5.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 8 Tahun 2011 tentang Statuta


Universitas Negeri Semarang;

6.

Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Nomor

260/MPK.A4/KP/2014

Negeri

tentang

Pengangkatan

Rektor

Universitas

Semarang Masa Jabatan Tahun 2014 2018;


7.

Surat Keputusan Rektor tentang Penetapan Unnes sebagai Universitas Konservasi


No. 22 Tahun 2009 Tanggal 8 Juni 2009.

8.

Peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang Nomor 01 Tahun 2010 tentang


Pedoman Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi Mahasiswa Universitas Negeri
Semarang.

9.

Peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang Nomor 2 Tahun 2011 tentang


Perubahan atas Peraturan Rektor Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pedoman Kuliah
Kerja Nyata (KKN) bagi mahasiswa Universitas Negeri Semarang.

10. Peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang Nomor 16 Tahun 2015 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata bagi Mahasiswa Universitas Negeri
Semarang.
D. Dasar Konseptual
Dasar konseptual pelaksanaan KKN Unnes adalah sebagai berikut. Pertama,
keterpaduan ketiga aspek Tri Dharma Perguruan Tinggi. KKN merupakan program
kegiatan lapangan yang memadukan aspek-aspek pendidikan dan pengajaran,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang pelaksanaannya tidak
terpisahkan dari tujuan dan isi kurikulum yang berfungsi sebagai penghubung
konsep-konsep akademis dengan realita kehidupan masyarakat. Tujuannya adalah
memperkaya pengalaman teoritis melalui pengalaman praktis di lapangan,
mematangkan kepribadian mahasiswa dan menumbuhkan rasa percaya diri dengan
cara mahasiswa diajak untuk mengamati, menganalisis, dan menarik simpulan untuk
memecahkan suatu masalah

yang sekaligus dalam upaya mengamalkan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni yang dikuasai secara ilmiah.


Kedua, pendekatan interdisipliner dan komprehensif. Permasalahan kehidupan
masyarakat selalu mempunyai kaitan satu dengan yang lainnya, sehingga pemecahan
masalah tersebut lebih efektif dengan pendekatan interdisipliner dan komprehensif.
KKN memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa dalam pembentukan pola
pikir dan pola kerja interdisipliner dan komprehensif. Pelaksanaannya dilakukan oleh
sejumlah mahasiswa yang berasal dari berbagai disiplin ilmu (fakultas, jurusan, dan
program studi) yang berbeda. Karakteristik inilah yang membedakan antara KKN
dengan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL), Kuliah Kerja Lapangan (KKL), Kemah
Kerja Mahasiswa (KKM), maupun Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Ketiga, lintas sektoral. Pola pelaksanaan pembangunan merupakan proses
keterpaduan antarsektor. KKN memberikan pengalaman pelaksanaan pola pikir dan
pola kerja lintas sektoral yang membutuhkan kerjasama antar lembaga dan instansi
yang terkait sehingga mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar sebagai
penghubung antar sektor dalam proses pemberdayaan dan pembangunan.
Keempat, pragmatis. Artinya adalah bahwa program-program kegiatan yang
direncanakan pada dasarnya bertumpu pada persoalan nyata di lapangan, dapat

dilaksanakan sesuai dengan daya dukung sumber-sumber daya yang tersedia di


lapangan, dan digunakan untuk mendatangkan manfaat bagi masyarakat baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang dengan mengimplementasikan programprogam Posdaya.
Kelima, partisipatif. KKN adalah proses interaktif dan sinergis antara
mahasiswa dan masyarakat. Konsekuensinya adalah keterlibatan kedua belah pihak
dalam setiap kegiatan mutlak diperlukan, yaitu dari perencanaan program,
pelaksanaan, upaya pendanaan, dan evaluasi hasil. Keterlibatan secara aktif ini
memberikan pengalaman baik mahasiswa maupun masyarakat utamanya dalam
memecahkan masalah yang dihadapi secara mandiri.

E. Prinsip Pelaksanaan
Kuliah Kerja Nyata Unnes berdasarkan prinsip:
1.

KKN dilaksanakan atas dasar tanggung jawab bersama antara Universitas Negeri
Semarang dan Pemerintah Kota, Kabupaten atau lembaga lain sebagai mitra kerja;

2.

KKN dilaksanakan ditengah masyarakat di luar kampus baik masyarakat


perkotaan, masyarakat pedesaan ataupun masyarakat/komunitas lain sebagai mitra
kerja;

3.

Mahasiswa peserta KKN dibimbing oleh dosen pembimbing dan Kepala


Desa/Lurah atau aparat yang ditugasi;

4.

KKN tidak digabung atau dititipkan pada kegiatan PPL di sekolah/PKL di tempat
kerja;

5.

Mahasiswa peserta KKN harus melaksanakan semua kegiatan yang telah


ditetapkan oleh Pusat Pengembangan KKN.

6. Mahasiswa peserta KKN melaksanakan program KKN Tematik Posdaya.

F. Visi dan Misi


Visi dan misi Unnes adalah:
Visi : Menjadi Universitas konservasi, bertaraf internasional, yang sehat, unggul, dan
sejahtera pada tahun 2020.
Misi :

1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan yang unggul dan bertaraf


internasional di bidang kependidikan dan non kependidikan.
2. Mengembangkan, menciptakan, dan/atau menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan olahraga, yang bermakna dan bermanfaat.
3. Mengembangkan kebudayaan dan peradaban bangsa yang menjunjung tinggi nilai
nilai konservasi.
Visi dan misi LP2M Unnes adalah:
Visi : Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat yang
bertaraf internasional berbasis konservasi, yang sehat, unggul, dan sejahtera
pada tahun 2020.
Misi : Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang
berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, olah raga yang ramah lingkungan, untuk kesejahteraan serta
kejayaan bangsa dan negara Indonesia yang berkelanjutan.
Visi dan misi KKN Unnes adalah:
Visi : Penerapan ilmu, pengetahuan, teknologi dan sains serta pembelajaran
mahasiswa dalam memberdayakan masyarakat berbasis konservasi yang sehat,
unggul, dan sejahtera.
Misi : Memfasilitasi

mahasiswa

dalam

memberdayakan

masyarakat

dengan

memberikan bantuan pemikiran tenaga, dan teknik berbasis konservasi yang


sehat, unggul dan sejahtera.

G. Tujuan
Pelaksanaan KKN Unnes bertujuan untuk:
1.

membentuk sarjana penerus pembangunan yang mampu menghayati dan belajar


memecahkan permasalahan masyarakat yang kompleks secara pragmatis dan
interdisipliner;

2. mendekatkan lembaga pendidikan tinggi pada masyarakat untuk penyesuaian


dengan tuntutan pemberdayaan, pembangunan dan kebutuhan masyarakat;

3. membantu pemerintah dalam mempercepat laju pembangunan dan menyiapkan


kader-kader pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
4. mengembangkan kerjasama antardisiplin ilmu dan antarlembaga.
5. memberdayakan masyarakat melalui Posdaya.

H. Strategi
Pendekatan

interdisipliner

(jurusan)

dalam

kuliah

kerja

nyata

yang

diformulasikan oleh Pusat Pengembangan KKN dapat dimanifestasikan dalam empat


strategi pokok sebagai berikut.
1. Pemberdayaan masyarakat dalam berbagai permasalahan pembangunan untuk
dapat digerakkan ke arah peningkatan pembangunan masyarakat, baik lokal,
regional maupun nasional.
2. Pemberdayaan masyarakat usaha dalam berbagai permasalahan kewirausahaan
untuk dapat ditingkatkan guna memiliki daya saing yang tinggi dari segi
pelayanan dan kualitas produknya.
3. Pengerahan secara optimal sivitas akademika Unnes untuk tanggap dan
berpartisipasi dalam pembangunan.
4. Pembentukan jaringan kerja sama secara sinergi antara Pusat Pengembangan
KKN dengan fakultas, pusat-pusat dilingkungan LP2M dan dengan pihak luar
untuk meningkatkan kinerja layanan Pusat Pengembangan KKN kepada sivitas
akademika Unnes dan masyarakat, baik secara kewilayahan maupun sektoral.
I. Sasaran
Pada dasarnya KKN Unnes diarahkan pada tiga sasaran, yaitu mahasiswa,
masyarakat, dan kelembagaan.
1. Mahasiswa:
a. Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa tentang:
1) cara berpikir dan bekerja secara interdisipliner dan lintas sektoral;
2) kemanfaatan ilmu, teknologi, dan seni yang dipelajari bagi pemberdayaan dan
pembangunan masyarakat;

3) kesulitan dan seluk beluk permasalahan di masyarakat dalam pemberdayaan dan


pembangunan yang dilakukan di perkotaaan, pedesaan, dan kelompok
masyarakat tertentu.
b. Mendewasakan cara berfikir serta meningkatkan daya penalaran mahasiswa dalam
melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah secara pragmatis
ilmiah.
c. Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk melaksanakan programprogram pengembangan, pemberdayaan, dan pembangunan masyarakat berbasis
konservasi.
d. Melatih mahasiswa sebagai inovator, motivator, dinamisator dan problem solving.
e. Memberikan

pengalaman

keterampilan

kepada

mahasiswa

sebagai

kader

pembangunan dan diharapkan terbentuk sikap dan rasa cinta, kepedulian sosial, dan
tanggung jawab terhadap kemajuan masyarakat diberbagai bidang.
f. Melalui pengalaman bekerja secara langsung dan nyata akan lebih menumbuhkan
sifat profesionalisme dan kepedulian sosial dalam diri mahasiswa.
2. Masyarakat dan Pemerintah
a. Masyarakat perkotaan dan pedesaan yang mempunyai prospek pembangunan yang
diarahkan pada pengembangan dan peningkatan kemampuan serta keterampilan
sumber daya manusia melalui pemberdayaan keluarga.
b. Pemerintah dari tingkat pusat sampai daerah memperoleh bantuan pemikiran dan
tenaga dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan berbasis konservasi.
c. Kelompok masyarakat tertentu dengan jalinan kerjasama yang baik antara
perguruan tinggi pelaksana dengan lembaga, pengusaha, klub atau perkumpulan
yang dapat mensinergikan dan memberdayakan kemampuan masing-masing untuk
keuntungan bersama.
3. Perguruan Tinggi
a. Memperoleh umpan balik dari hasil integrasi mahasiswa dengan masyarakat
sehingga kurikulum perguruan tinggi dapat disesuaikan dengan tuntutan
perkembangan pembangunan.
b. Dosen memperoleh berbagai pengalaman berharga yang dapat digunakan sebagai
contoh dalam proses pendidikan.

c. Kemanfaatan ilmu yang dikembangkan di perguruan tinggi semakin nyata dalam


upaya pemberdayaan masyarakat.
d. Meningkatkan, memperluas, dan mempererat kerjasama antara perguruan tinggi
sebagai pusat pengembangan IPTEKS dengan instansi-instansi dan dinas atau
departemen-departemen lainnya dalam melaksanakan pembangunan berbasis
konservasi.

J. Bentuk KKN Universitas Negeri Semarang


Universitas Negeri Semarang merupakan lembaga pendidikan tinggi yang
menyiapkan tenaga kependidikan dan nonkependidikan. Oleh karena itu, Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Unnes melalui Pusat Pengembangan
KKN memberikan peluang bagi mahasiswa untuk memilih dan menentukan bentuk
KKN yang ditawarkan sesuai keinginan dan kemampuannya.
Bentuk KKN Unnes meliputi dua macam yaitu sebagai berikut.
1. KKN Lokasi
KKN lokasi adalah kegiatan yang memberikan pengalaman belajar kepada
mahasiswa untuk hidup di tengah-tengah masyarakat di luar kampus baik perkotaan
maupun pedesaan. Selain itu, dimaksudkan untuk membantu masyarakat dalam
menanggulangi masalah-masalah kesejahteraan masyarakat secara interdisipliner
dan lintas sektoral.
KKN lokasi dilakukan dalam jangka waktu dan mekanisme tertentu, serta
program-program disusun secara berkesinambungan dari tahun ke tahun dengan
pengembangan model-model yang difokuskan pada permasalahan-permasalahan
yang menonjol di suatu daerah atau lokasi tertentu. Penekanan salah satu bidang
sasaran untuk dijadikan sebagai sasaran utama dalam kegiatannya menjadi prioritas
yang ditonjolkan, misalnya bidang pendidikan,

kesehatan dan kebersihan

lingkungan, perekonomian dan produksi, agro bisnis, pariwisata, sosial budaya,


kelestarian lingkungan, peningkatan peranan wanita, administrasi pemerintahan,
olahraga dan seni, sarana dan prasarana, dan bidang lain yang dibutuhkan oleh
masyarakat.

Bagi mahasiswa nonreguler (transfer, penyetaraan prajabatan, dll), Pusat


Pengembangan KKN menyelenggarakan KKN khusus,yakni KKN yang secara
khusus diatur sesuai persyaratan yang ditentukan oleh Pusat Pengembangan KKN.
2. KKN Alternatif
KKN alternatif adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar kampus guna
memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa dalam hal kewirausahaan,
penerapan teknologi,
sekelompok

pelatihan dan pembinaan

masyarakat

tertentu.

KKN

ipteks

alternatif

yang dikuasai pada


dimaksudkan

untuk

memberdayakan masyarakat dalam mengembangkan potensi yang ada di wilayah


tersebut dan menanggulangi masalah-masalah ipteks yang dihadapinya, sehingga
dapat ditemukan solusi yang tepat.
Pola KKN Alternatif meliputi:
a.

KKN Alternatif Mandiri adalah KKN yang pelaksanaannya didasarkan atas


inisiatif kelompok mahasiswa dari hasil pencermatan permasalahan maupun
potensi yang ada di lapangan. Judul KKN alternatif bersifat tematik yang berisi
beberapa kegiatan sesuai jurusan anggota kelompok mahasiswa dan layak
dilaksanakan dalam 8 minggu (1 minggu persiapan dan pembekalan, 6 minggu
pelaksanaan program kerja di lapangan serta 1 minggu untuk evaluasi dan
pelaporan).

b.

KKN Alternatif Kerjasama adalah KKN yang diajukan atas dasar kerjasama
antara

instansi/lembaga/kelompok masyarakat/badan usaha dengan Unnes.

KKN Alternatif Kerjasama dapat berupa:


1) KKN Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajardikdas) Sembilan Tahun,
2) KKN Penuntasan Buta Aksara (PBA),
3) KKN Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM),
4) KKN Tanggap Bencana,
5) KKN Pola Pendampingan SMK
6) KKN Kebangsaan
KKN

Kebangsaan

merupakan

KKN

yang

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam

diselenggarakan

oleh

pelaksanaanya setiap

tahun bekerja sama dengan perguruan tinggi yang ditunjuk. Unnes sudah 2

tahun mengirimkan mahasiswa sebagai peserta KKN Kebangsaan yang


mengabdi di wilayah perbatasan.
7) KKN Relawan Guru Sobat Bumi (RGSB)
KKN Guru Sobat Bumi adalah kegiatan yang dilakukan diluar kampus
untuk memberikan pengalaman kepada mahasiswa, hidup dan berkarya di
pedalaman Papua. Dalam kegiatan ini dikemas dengan program praktek
pengalaman lapangan dengan kuliah kerja nyata, diutamakan memberi
kegiatan pembelajaran ditingkat SD (Calistung), dan memberi motivasi
kepada masyarakat untuk pemberdayaaan masyarakat.
KKN Relawan Guru Sobat Bumi dilaksanakan dalam jangka wakti 11
bulan d program diselaraskan dengan program Pertamina Foundation,
mencerdaskan kehidupan bangsa di wilayah timur dengan mitra kerja
Universitas

Negeri

Semarang

dengan

harapan

dinamis

dan

berkesinnambungan.
8) KKN Vokasi
KKN Vokasi adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar kampus guna
memberikan

pengalaman

belajar

kepada

mahasiswa

dalam

hal

kewirausahaan, penerapan teknologi, pelatihan dan pembinaan Vokasi di


desa Vokasi yang telah dibentuk oleh Dinas Pendidikan / Pendidikan Non
Formal Indonesia (PNFI) Jawa Tengah untuk mengoptimalkan potensi
desa dalam mewujudkan Desa Mandiri. Pelaksanaannya didasarkan atas
program lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat UNNES
Kerja sama dengan Dinas Pendidikan/Pendidikan Non Formal Indonesia
(PNFI) Jawa Tengah. Kelompok mahasiswa yang melaksanakan KKN
Vokasi adalah mahasiswa berprestasi yang diberi tugas oleh lembaga
LP2M yang Jurusan/prodi Relevan/ memiliki pengalaman sesuai Program
Desa Vokasi Lokasi Pelaksanaan KKN Vokasi. Desa Vokasi adalah
kawasan pedesaan yang menjadi sentra penyelenggaraan kursus dan atau
pelatihan berbagai kecakapan vokasional pengelolaan unit usaha. Setiap
desa vokasi terdapat 5 kelompok usaha, setiap kelompok usaha terdapat
10-20 anggota.

BAB II
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA LAKSANA KKN
A. Struktur Organisasi Kuliah Kerja Nyata
STRUKTUR ORGANISASI KULIAH KERJA NYATA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
REKTOR

PR I

DEKAN

KETUA LP2M
SEKRETARIS
LP2M

KEPALA PUSAT
LP2M

KEPALA PUSAT
PENGEMBANGAN KKN
KOORDINATOR
SEKRETARIS
DAN PEMBANTU
UMUM

KOORDINATOR BIDANG
PERENCANAAN DAN ANGGARAN
KKN

KOORDINATOR
KKN LOKASI

KOORDINATOR
DIKLAT &
PERLENGKAPAN
KOORDINATOR
KABUPATEN (KORKAB)

KOORDINATOR
KKN ATERNATIF

KOORDINATOR
BIDANG
TRASPORTASI
DAN
DOKUMENTASI

KOORDINATOR
BIDANG
EVALUASI
LAPORAN DAN
PUBLIKASI
KOORDINATOR
KABUPATEN (KORKAB)

KOORDINATOR
KECAMATAN (KORCAM)

KOORDINATOR
KECAMATAN (KORCAM)

DOSEN PEMBIMBING
LAPANGAN (DPL)

B. Tata Laksana Pengelolaan


1. Alokasi Waktu
Pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unnes pada dasarnya dilakukan
setiap semester, dengan alokasi waktu kegiatan sebagai berikut .
a. Pembekalan/Pelatihan 7 hari
b. Pelaksanaan ............... 45 hari
c. Penyusunan laporan dan presentasi laporan.......... 7 hari
2. Uraian Tugas
a. Pembina (Rektor)
Pembina (Rektor) mempunyai tugas:
1) menggariskan pola kebijakan KKN;
2) membina pelaksanaan KKN.
b. Pengarah (Pembantu Rektor, Dekan)
Pengarah (Pembantu Rektor, Dekan) mempunyai tugas:
1) memberi arahan kebijakan pelaksanaan KKN;
2) memberi arahan program akademik dalam pelaksanaan KKN;
3) memberi arahan kemudahan dan pembiayaan pelaksanaan KKN.
c. Penanggung Jawab (Ketua LP2M, Sekretaris LP2M)
Penanggung Jawab (Ketua LP2M, Sekretaris LP2M) mempunyai tugas:
1) bertanggung jawab atas program dan pelaksanaan KKN Unnes;
2) mengkoordinasikan kerjasama baik dengan lembaga, fakultas di
lingkungan Unnes maupun pemerintah daerah, instansi atau swasta;
3) mengkoordinasikan, mengarahkan, mengawasi dan menyempurnakan
pelaksanaan program KKN.
d. Pelaksana
1) Kepala Pusat Pengembangan KKN
Kepala Pusat Pengembangan KKN mempunyai tugas ;
(a) bertindak sebagai ketua pelaksana KKN Unnes;
(b) menyusun perencanaan, membuat keputusan, mengarahkan,
mengkoor-dinasikan, mengawasi dan menyempurnakan kegiatan
penyelenggaraan KKN;
(c) mengatasi dan membuat keputusan terhadap masalah yang tidak dapat
diselesaikan oleh pengambil keputusan dibawahnya;
(d) bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan KKN kepada Ketua
LP2M Unnes.
2) Koordinator Bidang Perencanaan dan Anggaran KKN
Koordinator Bidang Perencanaan dan Anggaran KKN mempunyai tugas ;
(a) merancang penyelenggaraan program KKN yang dilakukan oleh Pusat
Pengembangan KKN Unnes;
(b) mengkoordinasikan kerjasama antar koordinator KKN dalam Satgas
KKN Unnes;

(c) menyelenggarakan kegiatan administrasi dari persiapan, pelaksanaan,


sampai evaluasi kegiatan KKN.
3) Koordinator KKN Lokasi
Koordinator KKN Lokasi mempunyai tugas;
(a) bertindak sebagai koordinator harian dalam tugas pelaksanaan sesuai
program KKN Lokasi;
(b) merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan
menyempurnakan kegiatan pelaksanaan program KKN Lokasi;
(c) mengatasi dan membuat keputusan terhadap masalah yang tidak dapat
diselesaikan oleh pengambil keputusan di bawahnya;
(d) bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan KKN Lokasi kepada
Kepala Pusat Pengembangan KKN Unnes.
4) Koordinator KKN Alternatif
Koordinator KKN Alternatif mempunyai tugas ;
(a) bertindak sebagai koordinator harian dalam tugas pelaksanaan sesuai
program KKN alternatif;
(b) merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan
menyempurnakan kegiatan pelaksanaan program KKN alternatif;
(c) mengatasi dan membuat keputusan terhadap masalah yang tidak dapat
diselesaikan oleh pengambil keputusan di bawahnya;
(d) bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan KKN Alternatif kepada
Kepala Pusat Pengembangan KKN Unnes.
5) Koordinator Bidang Diklat dan Perlengkapan
Koordinator Bidang Diklat dan Perlengkapan mempunyai tugas;
(a) membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi meliputi materi,
nara sumber, dan penjadwalan pembekalan/penyegaran DPL;
(b) membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi meliputi materi,
nara sumber, dan penjadwalan pembekalan/latihan bagi mahasiswa
KKN;
(c) mengkoordinasikan pelaksanaan pembekalan dengan berbagai pihak
yang terkait;
(d) mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan pembekalan dan
pelatihan;
(e) bertanggung jawab dalam pemberian sertifikat dan atau penghargaan
kepada seseorang, lembaga berkaitan dengan pelaksanaan pembekalan
dan pelatihan KKN.
(f) merencanakan dan menyelenggarakan distribusi perlengkapan KKN.
6) Koordinator Transportasi dan Dokumentasi
Koordinator Transportasi da Dokumentasi mempunyai tugas:
(a) merencanakan dan mengkoordinasikan transportasi penerjunan dan
penarikan mahasiswa KKN;
(b) mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan oleh
Pusat Pengembangan KKN Unnes.

7) Koordinator Evaluasi, Laporan dan Publikasi


Koordinator Evaluasi,Laporan dan Publikasi;
(a) menyusun dan mengembangkan alat evaluasi KKN Unnes;
(b) melakukan evaluasi program dan prestasi mahasiswa dalam
pelaksanaan program KKN Unnes;
(c) mengkoodinir penyusunan laporan kegiatan setiap periode
pelaksanaan KKN Unnes;
(d) mensosialisasikan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pusat
Pengembangan KKN;
(e) mempublikasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pusat
Pengembangan KKN melalui media cetak dan elektronik.
8) Koordinator Sekretariat dan Pembantu Umum
Koordinator Sekretaris dan Pembantu Umum mempunyai tugas;
(a) memberikan layanan konsultasi yang berkaitan dengan program KKN;
(b) mendukung penyelenggaraan administrasi perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi program KKN Unnes;
(c) mengarsipkan seluruh kegiatan KKN yang dilaksanakan oleh Pusat
Pengembangan KKN.
9) Dosen Pembimbing
(a)

Dosen Koordinator Kecamatan (Korcam)


Dosen Koordinator Kecamatan (Korcam) mempunyai tugas;
(1) berkoordinasi dengan camat sebelum pelaksanaan KKN;
(2) memimpin rapat koordinasi mahasiswa (rakormacam I) KKN;
(3) memimpin rapat koordinasi mahasiswa (rakormacam II) KKN;
(4) memantau/monitoring pelaksanaan KKN;
(5) memantau/monitoring penyusunan laporan pelaksanaan KKN
tingkat kecamatan.

(b)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)


Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) mempunyai tugas;
(1) membina kerjasama dengan perangkat desa, aparat kecamatan,
instansi/dinas lembaga mitra dan masyarakat tempat KKN;
(2) mengadakan orientasi dan observasi pendahuluan ke lokasi atau
tempat KKN, dan membantu melancarkan proses pendekatan
kepada dinas/instansi, lembaga mitra, dan masyarakat sekitar;
(3) menggerakkan disiplin mahasiswa, memberikan motivasi,
mengarahkan kegiatan mahasiswa KKN demi terciptanya
program-program KKN dan membantu memecahkan masalah yang
dihadapi mahasiswa;
(4) memantau pelaksanaan program mahasiswa dengan berbagai
lapisan masyarakat di tempat KKN;
(5) mengarahkan dan mengendalikan kegiatan serta perilaku
mahasiswa secara teratur dan berkesinambungan;
(6) mengarahkan, memeriksa, menampung dan menyalurkan data

kegiatan dan laporan dari mahasiswa baik berkala maupun laporan


akhir;
(7) melakukan penilaian dalam rangka evaluasi;
(8) menyusun laporan tertulis mengenai kegiatan pembimbingan
mahasiswa KKN yang telah dilakukan;
(c).Tenaga Administrasi
Tenaga Administrasi mempunyai tugas;
membantu terselenggaranya pelaksanaan KKN di bidang administrasi.
3. Syarat Dosen Pembimbing Lapangan
a. Dosen tetap PNS atau non PNS yang ber-NIDN dan tidak sedang tugas
belajar.
b. Dosen yang tidak sedang menduduki jabatan di tingkat fakultas atau
universitas.
c. memiliki komitmen dan loyalitas dalam kegiatan KKN.
d. memiliki kemampuan berkomunikasi secara baik dan santun.
e. mampu bekerjasama dengan tim.
f. memiliki kemampuan dan pengetahuan yang sesuai dengan tema KKN.
g. menyatakan kesediaan dan kesanggupan sebagai dosen pembimbing
lapangan (DPL) dengan mendaftarkan diri secara online di
http://kkn.unnes.ac.id

BAB III
PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA

KKN Universitas Negeri Semarang dilaksanakan berdasarkan tata laksana yang


telah ditentukan pada KKN Lokasi dan KKN Alternatif. Masing-masing penyelenggaraan
KKN dilaksanakan dalam tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.
A. KKN Lokasi
1. Persiapan
a. Observasi Lokasi KKN
1) Observasi lokasi KKN dilakukan oleh Pusat Pengembangan KKN.
2) Pelaksanaan observasi dilakukan sebelum pendaftaran peserta KKN.
b. Pendaftaran Peserta KKN
Pendaftaran calon peserta KKN dilaksanakan secara online melalui portal
KKN (http://kkn.unnes.ac.id), sesuai dengan tata cara pendaftaran.
c. Penempatan mahasiswa di lokasi KKN
1) Penempatan

mahasiswa

di

lokasi

KKN

ditentukan

oleh

Pusat

Pengembangan KKN.
2) Penempatan mahasiswa dalam satu kelurahan/desa/dukuh bersifat
interdisiplin (jurusan).
2. Pelaksanaan
a. Pembekalan
1) Setiap mahasiswa calon peserta KKN Lokasi yang memenuhi syarat
sebelum diterjunkan ke lokasi KKN wajib mengikuti pembekalan sesuai
ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pusat Pengembangan KKN.
2) Pembekalan KKN Lokasi dilaksanakan dalam bentuk pembekalan umum
dan pembekalan khusus sesuai jenis program KKN yang dilaksanakan.
3) Waktu, jadwal materi, dan pembicara dalam pembekalan ditentukan oleh
Pusat Pengembangan KKN.
4) Pembekalan diakhiri dengan evaluasi materi/hasil pembekalan sebagai
bagian integral penilaian terhadap mahasiswa peserta KKN Lokasi.

b. Waktu, materi, dan pembicara pembekalan KKN


1) pembekalan dilaksanakan selama maksimal satu minggu;
2) pelaksanaan pembekalan diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan KKN
LP2M Unnes dengan melibatkan Satgas KKN, Korkab, Korcam, DPL, dan
tenaga administrasi di bawah koordinasi Koordinator Bidang Diklat dan
Perlengkapan;
3) materi pembekalan terdiri atas materi umum dan materi khusus;
4) pembicara dalam pembekalan adalah orang-orang yang berkompeten
dalam bidangnya.
c. Pelepasan dan Penerjunan Mahasiswa KKN
1) Mahasiswa wajib mengikuti acara pelepasan dan penerjunan KKN;
2) Pelepasan mahasiswa KKN dilakukan oleh Rektor di kampus;
3) Pelaksanaan pelepasan dan penerjunan mahasiswa KKN diatur oleh Pusat
Pengembangan KKN.
d. Observasi di lokasi KKN
1) Mahasiswa melakukan observasi maksimal tiga hari pada awal minggu
pertama pelaksanaan KKN;
2) Observasi difokuskan pada bidang yang sesuai dengan tema KKN;
3) Observasi dilakukan dengan melibatkan peran aparat desa, tokoh
masyarakat dan masyarakat.
e. Penyusunan Program Kerja
1) Mahasiswa menyusun program kerja KKN berdasarkan hasil observasi
dengan bimbingan DPL dan Kades/Lurah;
2) Program Kerja KKN disusun dengan mempertimbangkan faktor
pendukung dan faktor penghambat, sehingga diharapkan persentase
keberhasilan pelaksanaan program dapat maksimal;
3) Rencana program kerja KKN dan permasalahannya dipresentasikan pada
rapat koordinasi mahasiswa tingkat kecamatan (Rakormacam) I yang
dilaksanakan satu minggu setelah penerjunan dan dipimpin oleh Korcam
dan Camat;

4) Jika dipandang perlu, mahasiswa dapat merevisi rencana program


berdasarkan hasil Rakormacam I. Selanjutnya rencana program disahkan
menjadi program kerja KKN dan disetujui oleh Kades/Lurah dan DPL.
f. Pelaksanaan Program Kerja
1) Kegiatan KKN dilaksanakan berdasarkan program kerja yang telah
disahkan;
2) Program yang telah disahkan dapat berubah bentuk kegiatan maupun
waktu pelaksanaannya jika situasi dan kondisi benar-benar tidak
memungkinkan dilaksanakannya kegiatan tersebut dengan mendapat
persetujuan kepala desa /lurah dan DPL;
3) Pelaksanaan program kerja dibimbing DPL dengan mempertimbangkan
masukan dari kepala desa/lurah;
4) Mahasiswa KKN setelah melaksanakan kegiatan membuat laporan secara
tertulis dalam buku kerja individu;
5) Pelaksanaan program dimonitor oleh Pusat Pengembangan KKN;
6) Mahasiswa diizinkan untuk melaksanakan program titipan dari pemda dan
instansi terkait jika situasi dan kondisi memungkinkan;
7) Mahasiswa melaksanakan Rakormacam II yang dilaksanakan pada
minggu ke- empat setelah penerjunan dengan tema Evaluasi Pelaksanaan
Program Kerja KKN. Bagi kecamatan yang terpilih sebagai lokasi
kunjungan kerja Rektor, Korcam bersama Camat merencanakan persiapan
kunjungan kerja Rektor;
8) Peserta Rakormacam II adalah Kormades, Kormacam, Korcam, Kades,
perwakilan instansi terkait dan Muspika setempat.
g. Kunjungan kerja Rektor dan Bupati/Walikota
1) Pelaksanaan kunjungan rektor dan bupati/walikota diatur oleh Pusat
Pengembangan KKN dan atas persetujuan pemda setempat;
2) Seluruh mahasiswa KKN dan DPL di wilayah kunjungan kerja rektor dan
bupati/walikota wajib terlibat dan berpartisipasi.
h. Pembimbingan dan monitoring

1) Pembimbingan oleh DPL dan monitoring yang dilakukan oleh Satgas


KKN meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan.
2) DPL dan Satgas KKN memberikan laporan secara tertulis kepada Pusat
Pengembangan KKN.
i. Penyusunan Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan
1) Mahasiswa KKN dikoordinir Kormades membuat laporan akhir kegiatan
KKN wilayah desa masing-masing;
2) Penyusunan laporan dibimbing DPL dan disahkan oleh kades/lurah;
3) Kormades mengunggah laporan akhir kegiatan KKN tingkat desa sesuai
dengan

ketentuan

ke

Portal

KKN

(http://kkn.unnes.ac.id),

serta

mengumpulkan softcopy laporan KKN dalam bentuk CD;


4) Kormacam menyerahkan hardcopy dan softcopy laporan akhir tingkat
kecamatan sebanyak satu eksemplar ke Pusat Pengembangan KKN dan
mengunggah laporan akhir KKN tingkat kecamatan ke Portal KKN
(http://kkn.unnes.ac.id).
j. Penarikan Mahasiswa KKN
1) Penarikan mahasiswa dari lokasi KKN wajib diikuti oleh DPL dan semua
mahasiswa KKN.
2) Pelaksanaan penarikan mahasiswa KKN diatur oleh Pusat Pengembangan
KKN.

3. Evaluasi
a. Komponen yang dinilai:
1) Pembekalan dan perencanaan program kerja KKN (N1)

bobot 3;

2) Pelaksanaan program kerja KKN (N2)

bobot 4;

3) Perilaku dan laporan (N3)

bobot 3;

b. NilaiAkhir (NA) = (3xN1)+(4xN2)+(3xN3);


10
c. Sub komponen yang dinilai
1) Sub komponen pembekalan meliputi:

a) kehadiran tidak kurang 75% dari jumlah sesi pembekalan;


b) hasil tes pembekalan diolah dengan menggunakan acuan Penilaian
Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP).
2) Sub komponen perencanaan program meliputi:
a) jenis dan tujuan program kegiatan;
b) kelayakan program;
c) jadwal kegiatan.
3) Sub komponen pelaksanaan meliputi:
a) kerjasama antar mahasiswa dan antara mahasiswa dengan khalayak
sasaran;
b) kesesuaian antara pelaksanaan dan perencanaan program;
c) keberhasilan program;
d) dampak kegiatan bagi masyarakat/khalayak sasaran.
4) Sub komponen perilaku meliputi:
a) kedisiplinan;
b) tutur kata;
c) cara berpakaian;
d) toleransi;
e) sopan santun;
f) kejujuran.
5) Sub komponen laporan meliputi:
a) format laporan;
b) isi laporan (tes lisan);
c) bahasa dan tata tulis.
d. Kriteria Nilai:
1) 86 100

2) 81 85

: AB;

3) 71 80

4) 66 70

: BC;

5) 61 65

6) 56 60

: CD;

A;

B;

C;

7) 51 55

D;

8) kurang dari 51

E.

e. Sumber Penilaian
Penilaian dilaksanakan oleh DPL dengan memperoleh masukan dari:
1)

Kepala Desa/Lurah;

2)

Pejabat pemerintah daerah;

3)

Masyarakat sasaran KKN;

4)

Satgas pelaksana KKN;

5)

Teman mahasiswa KKN satu posko.

B. KKN Alternatif
1. Persiapan
a. Pendaftaran Peserta KKN
1) Mahasiswa calon peserta KKN wajib mendaftarkan diri sesuai dengan
ketentuan tata cara pendaftaran yang berlaku (lihat tata cara pendaftaran).
2) Pendaftaran sebagai peserta KKN dilakukan dan diatur oleh Pusat
Pengembangan KKN LP2M Unnes.
b. Penentuan Lokasi KKN Alternatif
1) Penentuan lokasi KKN Alternatif ditentukan dan disesuaikan oleh pola
jalinan pelaksanaan KKN Alternatif yang direncanakan.
2) Pola jalinan KKN Alternatif dapat berbentuk mandiri, kerjasama dan program
khusus.
a) Pola jalinan KKN Alternatif Mandiri adalah KKN Alternatif yang
dilaksanakan atas dasar usulan oleh sekelompok mahasiswa berdasarkan
hasil pencermatan dan penemuan permasalahan di lapangan.
b) Pola jalinan KKN Alternatif Kerjasama adalah KKN Alternatif yang
dilaksanakan atas dasar kerjasama antara instansi/lembaga/kelompok
masyarakat/badan usaha dengan Unnes.
c) Pola jalinan KKN Alternatif Program Khusus adalah bentuk pengabdian
kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa Unnes yang
kegiatannya diakui setara dengan KKN Alternatif.
c. Pengajuan Proposal
1) Mengajukan proposal rencana pelaksanaan KKN Alternatif kepada Pusat
Pengembangan KKN sebanyak 2 (dua) eksemplar;
2) Format, isi, dan sistematika proposal sesuai ketentuan Pusat Pengembangan
KKN;
3) Bidang garapan KKN Alternatif adalah bersifat interdisipliner, minimal
didukung oleh tiga jurusan atau program studi;
4) Bidang garapan meliputi pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan lingkungan/
infrastruktur;

5) Kelompok mahasiswa pengusul berjumlah minimal 10 dan maksimal 15


mahasiswa;
6) Proposal sudah dilengkapi surat keterangan/kerjasama/permintaan dari
kades/lurah;
7) Untuk KKN Alternatif Kerjasama, pengajuan proposal dilakukan oleh Pusat
Pengembangan KKN sesuai ketentuan yang berlaku;
8) Ploting DPL KKN Alternatif dilakukan oleh Pusat Pengembangan KKN.
d. Paparan Proposal
1) Setiap kelompok mahasiswa pengusul wajib menyampaikan paparan proposal
di depan tim evaluator KKN Alternatif;
2) Jadwal pemaparan proposal ditentukan oleh Pusat Pengembangan KKN
paling lama 2 (dua) minggu sejak selesai batas penerimaan proposal dan
pemberitahuan pemaparan proposal disampaikan secara resmi melalui Portal
KKN (http://kkn.unnes.ac.id);
3) Tata cara pemaparan proposal ditentukan oleh Pusat Pengembangan KKN
(lihat lampiran);
4) Paparan proposal wajib dihadiri oleh seluruh anggota kelompok mahasiswa
pengusul dan Tim Evaluator. Jika jumlah kehadiran anggota tidak lengkap
maka tim evaluasi berhak menyatakan bahwa proposal tidak diterima;
5) Hasil evaluasi disampaikan pada kelompok mahasiswa pengusul oleh Pusat
Pengembangan KKN paling lambat 3 hari setelah pemaparan proposal
selesai;
6) Evaluasi proposal meliputi aspek kesesuaian proposal dengan pedoman,
kelayakan program, kesesuaian program dengan disiplin ilmu anggota
kelompok, ketercukupan waktu pelaksanaan program, dan kapasitas
dukungan lembaga mitra.
7) Hasil evaluasi pemaparan berupa pernyataan:
a) proposal diterima;
b) proposal diterima dengan perbaikan;
c) proposal ditolak.
8) Keputusan diterima atau ditolaknya proposal menjadi kewenangan penuh

Pusat Pengembangan KKN;


9) Apabila proposal diterima dengan perbaikan, maka berlaku ketentuan sebagai
berikut:
a) Waktu perbaikan maksimal satu minggu dari waktu pemaparan.
b) Konsultasi perbaikan kepada tim evaluator yang ditunjuk oleh Pusat
Pengembangan KKN.
c) Proposal hasil perbaikan yang telah disetujui tim evaluator dan
desa/kelurahan diserahkan ke Pusat Pengembangan KKN sejumlah dua (2)
eksemplar.
2. Pelaksanaan
a. Pembekalan
1) Mahasiswa peserta KKN Alternatif wajib mengikuti pembekalan sesuai
ketentuan.
2) DPL KKN Alternatif wajib mendampingi mahasiswa saat pembekalan.
3) Pembekalan KKN Alternatif dilaksanakan dalam bentuk pembekalan umum dan
pembekalan khusus.
4) Waktu, jadwal, materi dan pembicara dalam pembekalan ditentukan oleh Pusat
Pengembangan KKN.
5) Pembekalan diakhiri dengan tes tertulis.
b. Penerjunan Mahasiswa KKN
1) Penerjunan peserta KKN Alternatif dilakukan oleh DPL yang ditunjuk oleh
Pusat Pengembangan KKN yang dihadiri oleh seluruh anggota kelompok
mahasiswa peserta KKN Alternatif;
2) Waktu penerjunan diatur bersama oleh mahasiswa peserta KKN Alternatif dan
desa/kelurahan, dan dikoordinasikan dengan DPL;
3) Pelaksanaan penerjunan kelompok mahasiswa peserta KKN Alternatif menjadi
tanggung jawab sepenuhnya kelompok mahasiswa peserta KKN Alternatif yang
diterjunkan.
c. Pelaksanaan KKN Alternatif
1) Kegiatan KKN Alternatif dilaksanakan berdasarkan program dalam proposal
yang diusulkan dan telah disetujui;

2) Program yang telah diusulkan dan disetujui oleh Pusat Pengembangan KKN
dimungkinkan adanya penyempurnaan yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi lapangan terkini;
3) Kelompok mahasiswa peserta KKN Alternatif diizinkan melaksanakan program
titipan dari lembaga mitra/masyarakat setempat sepanjang tidak mengganggu
kegiatan dan keberhasilan pencapaian program utama. Apabila hal tersebut
terjadi, maka harus dimusyawarahkan dengan penitip program mengenai
konsekuensinya dan lain sebagainya, serta harus diinformasikan kepada DPL,
Pusat Pengembangan KKN dan desa/kelurahan.

d. Pembimbingan dan Monitoring


1) Pembimbingan pelaksanaan program kegiatan KKN Alternatif dilakukan oleh
DPL;
2) Pembimbingan oleh DPL dilakukan minimal sebanyaklima kali kunjungan
lapangan selama pelaksanaan KKN Alternatif (termasuk penerjunan dan
penarikan);
3) Monitoring dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan KKN;
4) Mahasiswa KKN Alternatif wajib menyusun laporan mingguan hasil
pelaksanaan program dan kegiatan KKN nya dan wajib disampaikan kepada
DPL dan atau Pusat Pengembangan KKN saat melakukan kunjungan atau
monitoring;
5) Mahasiswa KKN Alternatif wajib melaksanakan kegiatan administrasi
pelaksanaan KKN nya sesuai ketentuan Pusat Pengembangan KKN;
e. Penarikan Mahasiswa Peserta KKN Alternatif
1) Penarikan mahasiswa peserta KKN dari lokasi dilaksanakan oleh DPL;
2) Penarikan mahasiswa dari lokasi KKN wajib dihadiri oleh semua mahasiswa
peserta KKN Alternatif, DPL dan desa/kelurahan;
3) Waktu penarikan disepakati bersama oleh mahasiswa peserta KKN Alternatif
dan lembaga mitra, dan dikoordinasikan dengan DPL dan/atau Pusat
Pengembangan KKN.

4) Pelaksanaan penarikan kelompok mahasiswa peserta KKN Alternatif menjadi


tanggung jawab sepenuhnya kelompok mahasiswa peserta KKN Alternatif.
f. Evaluasi dan Laporan
1) Mahasiswa memaparkan hasil kegiatan KKN sesuai dengan jadwal yang
ditentukan oleh Pusat Pengembangan KKN sebagai bentuk penilaian akhir.
2) Mahasiswa wajib menyusun laporan akhir pelaksanaan kegiatan KKN sesuai
ketentuan Pusat Pengembangan KKN.
3) Laporan hardcopy dan softcopy diserahkan kepada Pusat Pengembangan KKN
sejumlah 1 eksemplar, leaflet, banner berukuran 160 cm X 60 cm terkait dengan
kegiatan KKN, yang diserahkan maksimal 3 hari setelah penarikan.
4) Laporan diunggah melalui Portal KKN (http://kkn.unnes.ac.id).
3. Evaluasi
a. Komponen yang dinilai:
1) pembekalan KKN dan proposal (N1) bobot 3;
2) pelaksanaan program KKN (N2)

bobot 4;

3) perilaku dan laporan (N3)

bobot 3;

b. Nilai Akhir (NA) = (3xN1) + (4xN2) + (3xN3)


10
c. Sub komponen yang dinilai:
1) Sub komponen pembekalan KKN meliputi:
a) kehadiran tidak kurang 75 % dari jumlah sesi pembekalan;
b) hasil tes pembekalan diolah dengan menggunakan acuan Penilaian Acuan
Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP).
2) Sub komponen proposal meliputi:
a) Jenis dan tujuan program kegiatan;
b) perumusan masalah berdasarkan jenis pilihan jalinan;
c) metode pemecahan masalah.
3) Sub komponen pelaksanaan meliputi:
a) Kerjasama antar mahasiswa, dan antara mahasiswa dengan khalayak sasaran;
b) kesesuaian antara pelaksanaan dan perencanaan dalam proposal;

c) keberhasilan program;
d) dampak kegiatan bagi masyarakat/khalayak sasaran.
4) Sub komponen perilaku meliputi:
a) kedisiplinan;
b) tutur kata;
c) caraberpakaian;
d) toleransi;
e) sopansantun;
f) kejujuran.
5) Sub komponen laporan meliputi;
a) format laporan;
b) isilaporan (pemaparan hasil kegiatan);
c) bahasa dan tata tulis.

d. Kriteria Nilai:
1) 86 100

: A;

2) 81 85

: AB;

3) 71 80

: B;

4) 66 70

: BC;

5) 61 65

: C;

6) 56 60

: CD;

7) 51 55

: D;

8) Kurangdari 51

: E.

e. Sumber Penilaian
Penilaian dilaksanakan oleh DPL dengan memperoleh masukan dari:
1) Kepala desa/lurah;
2) Pejabat pemerintah daerah/lembaga mitra;
3) Masyarakat sasaran KKN;
4) Satgas pelaksana KKN;
5) teman mahasiswa KKN satu posko.

BAB IV
SYARAT KETENTUAN DAN TATA TERTIB KKN

A. Syarat dan Ketentuan untuk Mahasiswa KKN


1

Jumlah sks lulus dan sks semester aktif minimal 100 sks

Pemesanan

mata

kuliah

KKN

secara

online

di

Sikadu

(http://akademik.unnes.ac.id).
3

Pemesanan KKN secara online di Portal KKN (http://kkn.unnes.ac.id)

Pengisian KRS mata kuliah KKN.

Melengkapi persyaratan yang telah ditentukan Pusat Pengembangan KKN.

B. Ketentuan KKN bagi Mahasiswa


1. Bagi mahasiswa yang hamil, boleh mengikuti KKN pada usia kehamilan
maksimal 4 bulan pada saat penerjunan KKN.
2. Bagi mahasiswa yang sedang hamil wajib menyertakan surat keterangan dokter
dan surat pernyataan diri tentang kesanggupan menanggung segala resiko selama
KKN.
3. Mahasiswa yang menderita sakit dan memerlukan perhatian khusus harus ada
surat keterangan dokter dan membuat surat pernyataan sanggup menanggung
resikonya.
C. Tata Tertib Pembekalan KKN
Mahasiswa peserta KKN wajib:
1

mengikuti kegiatan pembekalan;

mengenakan seragam atas baju putih, bawah hitam, dan bersepatu;

hadir 15 menit sebelum pembekalan dimulai (sesuai dengan jadwal yang


ditentukan);

mengisi tanda tangan daftar hadir setiap sesi yang diikuti;

menjaga ketertiban, ketenangan dan kesopanan dalam mengikuti kegiatan


pembekalan;

mengikuti evaluasi pembekalan.

D. Tata Tertib Mahasiswa di Lapangan


1. Kewajiban
Mahasiswa peserta KKN wajib;
a. mentaati peraturan dan tata tertib yang ditetapkan oleh Universitas Negeri
Semarang, Pusat Pengembangan KKN maupun pemerintah daerah setempat atau
lembaga mitra;
b. melaksanakan

KKN

dengan

penuh

tanggung

jawab

sesuai

dengan

pedoman/petunjuk pelaksanaan KKN Unnes;


c. menjaga nama baik almamater, pemerintah daerah setempat atau lembaga mitra;
d. membuat petunjuk arah mulai dari jalan raya hingga Posko KKN dengan papan
ukuran 40 cm x 20 cm, dan papan nama Posko KKN di lokasi dengan ukuran
minimal 90 cm x 60 cm, warna tulisan hitam dan dasar putih dan dipasang paling
lambat 3 hari setelah penerjunan;
e. mempunyai program kerja yang telah disetujui DPL dan ditempelkan di posko
KKN dengan kertas manila ukuran 90 cm x 60 cm;
f. melaksanakan program kerja yang telah direncanakan dengan penuh tanggung
jawab;
g. apabila melakukan kegiatan di luar program yang sudah terencana wajib
mendapat persetujuan/ijin dari DPL dan pejabat setempat atau mitra kerja;
h. membina kerjasama antara mahasiswa, dengan masyarakat setempat atau lembaga
mitra;
i. mematuhi etika pergaulan, selaras dengan situasi daerah, lokasi atau lembaga
mitra;
j. setiap menjalankan kegiatan wajib mengenakan atribut KKN dan membawa kartu
tanda pengenal KKN yang dikeluarkan oleh LP2M Unnes;
k. menjaga sopan santun dan keselamatan;
l. berpakaian rapi, berjaket KKN, dan bersepatu pada saat melaksanakan kegiatan
KKN;
m. melaksanakan administrasi kerja diantaranya mengisi buku kerja individu secara
teratur termasuk tanda tangan daftar hadir dan mencatat identitas semua tamu
yang berkunjung pada buku tamu;

n. melaporkan semua kegiatan KKN yang telah, sedang dan akan dilaksanakan
kepada Satgas dan/atau DPL yang berkunjung ke lapangan;
o. meminta ijin DPL dengan sepengetahuan induk semang atau pejabat setempat
apabila meninggalkan lokasi/tempat KKN dengan cara mengisi blangko surat ijin
meninggalkan lokasi KKN (dapat dilihat di lampiran 18) yang ditandatangani oleh
induk semang atau pejabat setempat;
p. membuat jadwal piket lengkap dengan nomor handphone (HP) dan melaksanakan
piket di posko KKN kecamatan dan posko lokasi KKN sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan;
q. mengikuti semua kegiatan yang terkait dengan pelaksanaan KKN;
r. membuat laporan pelaksanaan KKN sesuai format dan ketentuan yang berlaku.
2. Larangan
Mahasiswa peserta KKN dilarang;
a. meninggalkan lokasi KKN secara bersama-sama, kecuali pada hari yang
ditentukan oleh Pusat Pengembangan KKN karena sesuatu hal;
b. memberikan laporan kepada pejabat/instansi mengenai hal-hal yang dapat
merugikan/menurunkan kewibawaan seorang pejabat/lembaga mitra yang terkait;
c. memberikan informasi kepada wartawan/media massa tentang kegiatan KKN
yang dapat menimbulkan opini negatif;
d. membuat cap/stempel yang ada kaitannya dengan KKN Unnes;
e. menghubungi dinas/instansi yang lebih tinggi tanpa ijin pejabat setingkat di
bawahnya dan/atau lembaga mitra;
f. menerima tamu bermalam dan/atau peserta KKN tidur bersama baik di dalam
maupun di luar tempatpemondokannya;
g. membawa kendaraan roda empat kecuali sudah seijin DPL atau Pusat
Pengembangan KKN.
h. membawa/mengemudikan kendaraan roda dua tanpa Surat Ijin Mengemudi (SIM)
dan tanpa perlengkapan sesuai aturan yang berlaku;
i.

melakukan perbuatan merugikan/mencemarkan nama baik Unnes dan Korps KKN


serta nama baik pemerintah daerah dan lembaga mitra;

j.

melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan apabila hal tersebut


terjadi maka tanggung jawab ada di tangan pribadi pelanggar.

3. Sanksi
a. Mahasiswa peserta KKN yang dengan sengaja melanggar larangan-larangan yang
telah ditetapkan akan dikenakan sanksi.
b. Terhadap pelanggaran yang sangat berat, sanksinya dapat berupa pembatalan
KKN atau ditarik dari lokasi KKN tanpa peringatan terlebih dahulu.
E. Tata Tertib Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
1. Calon DPL harus melakukan pendaftaran secara on-line di http://kkn.unnes.ac.id.
2. Calon DPL yang memenuhi syarat administrasi (akan diumumkan Pusat
Pengembangan KKN) wajib mengikuti pembekalan calon DPL KKN Unnes.
3. DPL wajib hadir dan mendampingi pembekalan mahasiswa.
4. DPL wajib mengikuti penerjunan dan penarikan mahasiswa KKN Unnes.
5. DPL wajib melaksanakan koordinasi, bimbingan, monitoring dan evaluasi
pelaksanaan program KKN mahasiswa yang dibimbingnya.
6. DPL melaksanakan bimbingan/monitoring minimal 3 kali ke lokasi KKN.
7. DPL wajib memeriksa laporan KKN yang telah dibuat mahasiswa bimbingan dan
untuk selanjutnya memantau proses unggah laporan pada http://kkn.unnes.ac.id.
8. DPL memberikan hasil evaluasi KKN mahasiswa sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.
F. Sanksi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana mestinya, diberikan sanksi sebagai berikut.
1.

Peringatan lisan,

2.

Peringatan tertulis,

3.

Dibebastugaskan sebagai DPL.

G. Lain-lain
Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur kemudian dalam
ketentuan tersendiri.

BAB V
PENUTUP
Kuliah Kerja Nyata berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu dan berkaitan
dengan berbagai sektor pembangunan didasarkan atas dunia akademik, teoritik dan dunia
empirik, pelaksanaannya berprinsip pada keterpaduan Tri Dharma Perguruan Tinggi,
pendekatan interdisipliner dan komprehensif, lintas sektoral, pragmatis, dan partisipatif.
Dua bentuk KKN Unnes yaitu KKN Lokasi dan KKN Alternatif diformulasikan
untuk pemberdayaan masyarakat baik pedesaan, perkotaan maupun masyarakat usaha
dalam upaya mengoptimalkan sivitas akademika untuk tanggap dan berpartisipasi dalam
pembangunan dengan membentuk jaringan kerja sama secara sinergi antara perguruan
tinggi dengan berbagai pihak.
Hasil pelaksanaan KKN Unnes diharapkan dapat membawa manfaat yang
bermakna baik untuk mahasiswa maupun masyarakat. Oleh sebab itu,

diperlukan

komitmen yang tinggi dari semua pihak yang terkait sesuai dengan tugas dan
tanggungjawabnya. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program harus dirancang
secara sistematis, terintegrasi, dan bersinergi.

Anda mungkin juga menyukai