DESA : LEMO-LEMO
KECAMATAN : PANGALE
KABUPATEN : MAMUJU TENGAH
DESA : LEMO-LEMO
KECAMATAN : PANGALE
KABUPATEN : MAMUJU TENGAH
Menyetujui :
Supervisor,
A. Latar Belakang
Ditengah kemajuan zaman, bangsa indonesia masih diselimuti
cita-cita ingin menjadi bangsa yang maju dan besar dimata dunia.
Tidak hanya berkualitas tetapi juga kualitas dari sumber daya manusia,
alam, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.lemahnya
kualitas pendidikan yang dilengkapi dengan krisis multi dimensial yang
dihadapi bangsa ini menjadi kendala untuk mewujudkan cita-citanya
menjadi bangsa yang maju, unggul dan berpengaruh dimata dunia.
Dalam mewujudkan cita-cita luhur tersebut, segala potensi sumber
daya manusia (SDM) harus terus digali, dikembangkan dan
diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat yang cerdas, dinamis,
kreatif, progresif, dan inovatif.
Salah satu cara untuk mewujudkan cita-cita tersebut adalah
dengan peran aktif mahasiswa dalam rangka membangun bangsa.
Mahasiswa harus mampu memposisikan diri sebagai media
transformasi dan informasi untuk menunggah kepedulian sisoal
masyarakat untuk dapat bersama-sama membangun masyarakat yang
memiliki kualitas serta kuantitas yang baik.
Perguruan Tinggi merupakan salah satu instansi yang
diharapkan menjadi media yang mencetak insan-insan intelektual
yang bisa diharapkan menjadi sosok yang bisa diandalkan menjadi
agent of change dan mampu memecahkan segala persoalan yang
timbul dalam masyarakat.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Merupakan suatu bentuk pendidikan
dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa
untuk hidup di tengah-tengah masyarakat di luar kampus, dan dengan
ilmu yang dimiliki, mahasiswa diharapkan dapat membantu
masyarakat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.
KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan suatu bentuk kegiatan
yang memadukan Darma pendidikan dan Pengajaran, Penelitian,
serta Pengabdian kepada Masyarakat sekaligus dalam satu kegiatan.
Pengalaman, pemikiran, dan berbagai informasi yang ada maupun
berbagai hasil evaluasi yang selalu diadakan terhadap pelaksanaan
KKN di Perguruan Tinggi Negeri secara alamiah mengungkapkan
bahwa KKN memberikan manfaat dalam proses belajar baik
mahasiswa maupun masyarakat di dalam menangani dan
memecahkan masalah-masalah pembangunan kemasyarakatan.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk
perwujudan pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat. Kuliah
Kerja Nyata (KKN) muncul dari konsep kesadaran mahasiswa sebagai
calon sarjana untuk dapat memanfaatkan sebagian waktu belajarnya
disamping diruang kuliah dan perpustakaan, juga dapat bekerja
menumbangkan pengetahuan dan ilmu yang diperolehnya secara
langsung dalam membantu memecahkan masalah dan melaksanakan
pembangun didalam kehidupan masyarakat.
Pendidikan dan Pengajaran, KKN merupakan bagian internal
dari kurikulum pendidikan tinggi strata satu (S1), tidak berdiri sendiri
dan tidak terpisahkan dari tujuan dan isi pendidikan tinggi, pengikat
dan perangkum semua isi kurikulum bahkan sebagai penambah
ataupun pelengkap isi kurikulum yang telah ada, pengalaman belajar
yang menghubungkan konsep-konsep akademis dengan realita
kehidupan masyarakat, pengetahuan teori dapat diperkaya dengan
pengalaman di lapangan, dan mematangkan kepribadian mahasiswa
dan menumbuhkan rasa percaya diri dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan.
Penelitian, dalam ber-KKN mahasiswa mengamati, menelaah/
menganalisis, menarik kesimpulan, merumuskan masalah yang
dihadapi, lalu mengambil keputusan untuk pemecahan masalah dari
berbagai masala yang ada. KKN membumikan penelitian untuk
menjawab permasalahan kemasyarakatan.
Aspek pengabdian kepada masyarakat yaitu saat KKN
mahasiswa dapat mengamalkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni (IPTEKS) yang dikuasainya secara alamiah, melembaga dan
langsung kepada masyarakat. Ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai penanda dalam gerak perubahan kemasyarakatan yang
menurut kami adalah salah satu tanggung jawab perguruan tinggi.
KKN haruslah dirasakan sebagai pengalaman belajar baru,
yang tidak akan pernah diperoleh di dalam kampus. Dengan
selesainya ber-KKN, mahasiswa harus merasakan memiliki
pengetahuan baru, kemampuan baru, dan kesadaran baru yaitu
tentang masyarakat, bangsa, dan tanah airnya, serta tentang dirinya
sendiri yang akan sangat berguna sebagai bekal sebelum menjadi
sarjana.
Universitas Sulawesi Barat sebagai institusi keilmuan telah
menetapkan untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
tengah-tengah masyarakat, dengan harapan dapat mengaplikasikan
ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah sebagai wujud kepedulian
dan partisipasi Universitas Sulawesi Barat dalam peningkatan
pembangunan masyarakat. Dan untuk saat ini, KKN Gelombang XIII
Tahun 2019 salah satunya berlokasi di Desa Lemo-Lemo, Kecamatan
Pangale, Kabupaten Mamuju Tengah.
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler yang sudah
dikelolah sampai dengan Gelombang XIII Tahun 2019. Pada KKN
Reguler Gelombang XIII menempati beberapa kabupaten di Sulawesi
Barat.
B. Tujuan KKN
KKN adalah program intrakurikuler dengan tujuan utama untuk
memberikan pendidikan kepada mahasiswa. Namun demikian, karena
pelaksanaannya mengambil lokasi di masyarakat dan memerlukan
keterlibatan masyarakat, maka realisasinya harus sekaligus bisa
memberikan manfaat bagi masyarakat. Karenanya KKN memiliki arah
yang ganda, yaitu: memberikan pendidikan tidak hanya dalam kelas
tetapi juga pendidikan pelengkap kepada mahasiswa untuk
pengembangan diri dengan melakukan interaksi sosial
kemasyarakatan di luar kelas, dan membantu masyarakat serta
pemerintah melancarkan kegiatan sosial kemasyarakatan dan
kegiatan pembangunan di lokasi KKN.
Dengan demikian, melalui KKN akan terlihat bahwa Perguruan
Tinggi bukan merupakan suatu kelembagaan yang terpisah dari
masyarakat. Akan tetapi terjadi keterkaitan dan saling ketergantungan
baik secara fisik maupun emosional antara Perguruan Tinggi sebagai
pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan
masyarakat sebagai pihak yang menerapkan hasil pengembangan
tersebut.
Secara eksplisit, Berikut beberapa tujuan harus dicapai melalui
pelaksanaan KKN (Kuliah Kerja Nyata):
C. Manfaat
D. Sasaran KKN
Mahasiswa.
Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa tentang
pemanfaatan ilmu, teknologi dan seni yang dipelajarinya bagi
pelaksanaan pembangunan.
Mendewasakan cara berpikir serta meningkatkan daya
penalaran mahasiswa dalam melakukan penelaahan,
perumusan, dan pemecahan masalah secara pragmatis ilmiah.
Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk
melaksanakan pembangunan dan pengembangan masyarakat
berdasarkan IPTEKS secara interdisipliner atau antar sektor.
Melatih mahasiswa sebagai dinamisator dan problem solving
Masyarakat Bersama Pemerintah Daerah/Institusi
Memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga, serta IPTEKS
dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan.
Memperoleh cara-cara baru yang dibutuhkan untuk
merencanakan, merumuskan, dan melaksanakan
pembangunan daerah KKN.
Terbentuknya kader-kader penerus pembangunan di dalam
masyarakat sehingga terjamin kelanjutan upaya pembangunan.
Perguruan Tinggi
Memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintegrasian
mahasiswa dengan proses pambangunan di tengah-tengah
masyarakat, sehingga kurikulum, materi perkuliahan dan
pengembangan ilmu yang ada diPerguruan Tinggi dapat
disesuaikan dengan tuntutan nyata pembangunan.
Memperoleh berbagai kasus yang berharga yang dapat
digunakan sebagai contoh dalam memberikan materi
perkuliahan dan berbagai masalah untuk pengembangan
penelitian.
Meningkatkan, memperluas, dan mempererat kerjasama
dengan instansi serta departemen lain melalui rintisan
kerjasama dari mahasiswa yang melaksanakan KKN.
E. Waktu dan Tempat
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sulawesi Barat Tahun
2019 dilaksanakan selama+ 40 hari, mulai tanggal 16 Juli 2019
sampai 24 Agustus 2019 Desa Lemo-Lemo, Kecamatan Pangale,
Kabupaten Mamuju Tengah.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
A. Kondisi Geografis
Berdasarkan data dan informasi yang digali dari beberapa sumber -
termasuk para tokoh masyarakat, diperoleh penuturan bahwa sebelum
menjadi sebuah perkampungan, lokasi Desa Lemo-Lemo merupakan hutan
belantara. Konon ada seorang perambah hutan yang tersesat didalam hutan
tersebut . dan selalu mondar-mandir mencari jalan keluar dari hutan dan
sampai menjelang sore jalan keluar dari hutan tersebut tidak juga
ditemukannya. Dan lama kelamaan orang tua tersebut merasa kehausan
dan sudah sangat capek, ia duduk di bawah pohon untuk melepas lelah dan
memohon petunjuk dari yang maha kuasa.
Dan ketika itu, orang tua tersebut menghadap keatas, dan ternyata ia
berada dibawah pohon jeruk yang banyak buahnya sudah matang.
Kemudian orang tua tersebut mengambil beberapa buah jeruk untuk
dimakan sebagai pelepas dahaga dan ternyata buah jeruk ini terasa sangat
manis.
Dari bahasa setempat, nama Lemo-Lemo berasal dari Bahasa Bugis
yang berarti Jeruk yang manis. Dasar inilah yang melatar belakangi nama
kawasan ini yang awalnya Dusun Lemo-Lemo yang waktu itu berada dalam
wilayah Desa Pangale.
Dan dimulai oleh beberapa perambah yang selanjutnya membentuk
pemukiman. Dan dengan masuknya perusahaan kayu bundar (PATIS)
menjadikan lokasi ini semakin terbuka untuk dijadikan lahan pertanian dan
perkebunan.
Setelah proses kelengkapan administrasi untuk Pemekaran Desa, Maka
Pada tahun 2009 terbentuklah Desa Lemo-Lemo yang Pemekaran dari Desa
Pangale dan yang ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Desa
sementara oleh Bapak M. TAHIR. NP, Bsc. Dan pada Tahun 2010
dilaksanakan pemilihan Kepala Desa, dan yang menjadi Kepala Desa
defenitif pertama yang terpilih pada waktu itu ialah Bapak ABD. RAHMAN.
untuk masa jabatan 2010-2015. Namun dalam Kepemimpinannya yang
menjelang 1 tahun lamanya, beliau Meninggal Dunia pada Tahun 2011. Dan
pada saat itu, yang ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Desa
sementara yaitu Bapak Camat Pangale (COLLENG SULAIMAN, S.Sos).
Selanjutnya, pada tahun 2013 dilaksanakan pemilihan Kepala Desa, dan
yang terpilih sebagai Kepala Desa Defenitif yaitu Bapak LAMATANG untuk
masa bakti 2013 – 2019.Pada bulan Januari 2013, terjadi pemekaran
Kabupaten. Kabupaten Mamuju dimekarkan, dan terbentuklah Kabupaten
Mamuju Tengah dengan 54 Desa dan 5 Kecamatan. Desa Lemo-Lemo
termasuk salah satunya dan berada dalam wilayah Kecamatan Pangale.
A. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan suatu tahap awal dalam hal
memecahkan suatu perencanaan kegiatan. Masalah - masalah yang
ditemukan pada masyarakat setempat, sangat perlu untuk di
identifikasi secara jelas dan terfokus pada wilayah kerja, dimana
sumber daya atau potensi daerah setempat di jadikan sebagai alat
bantu untuk memecahkan dan mengatasi masalah yang ada pada
daerah tersebut.
Adanya identifikasi masalah-masalah yang di hadapi oleh
masyarakat, khusus yang terjadi di Desa Lemo-Lemo Kecamatan
Pangale Kabupaten Mamuju Tengah, memberikan deskripsi atau
gambaran yang jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah-masalah tersebut. Oleh karena itu sebelum merencanakan
program kerja, ditempuh beberapa langkah-langkah berupa obsevasi
lapangan, bersosialisasi dengan masyarakat yang meliputi tokoh
masyarakat, pemerintah setempat, pemuka agama serta melakukan
interview dengan masyarakat. Kemudian menetapkan prioritas
masalah dan dimasukkan kedalam rencana program kerja yang di
susun berdasarkan disiplin ilmu dan keahlian serta berdasarkan
pertemuan/seminar dengan masyarakat setempat.
Adapun masalah yang di temukan pada masyarakat Lemo-
Lemo sebagai berikut:
1. Bidang Sarana dan Prasarana
Kondisi sarana dan prasarana yang kurang misalnya tidak
adanya tapak batas dusun mengakibatkan susah mengetahui
batas dusun yang ada di Lemo-Lemo. Terhentinya prasarana
olahraga bola volly dan sepak takraw di akibatkan kurangnya
kepedulian dan pembenahan.
1. Peserta KKN
4 Nurmalinda Anggota
2. Peta Desa