Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami mencoba menentukan panjang gelombang dari sumber sinar handphone
dan mempelajari peristiwa kisi difraksi. Dalam menentukan panjang gelombang di gunakan tiga
macam kisi difraksi, yaitu 100, 300 dan 600. Setiap kisi difraksi mempunyai kostanata kisi (d) yang
berbeda-beda
Kisi diletakkan sejauh L di depan layar, pada praktikum ini digunakan L sejauh 24 cm. Sinar yang
melewati kisi kemudian jatuh pada layar atau dinding. Cahaya yang tampak pada dinding berupa
gelombang-gelombang yang terlihat sebagai garis-garis warna. Cahaya pada layar terbagi menjadi dua
arah yang pusatnya berada ditengah-tengah dan memiliki sinar (berupa titik) yang paling terang, yang
merupakan terang pusat. Semakin menjauhi pusat maka titik cahaya pada layar akan semakin redup.
Kemudian dilakukan pengukuran jarak Y antara titik terang pusat pada layar dengan titik terang
berikutnya, atau dari titik terang pusat ke terang pada orde pertama (n = 1).
Untuk spektrum biru (λbiru), didapat enam nilai panjang gelombang, yaitu 41,67×10-7 m, 41,67×10-7
m, 41,67×10-7 m, 45,14×10-7 m, 48,61×10-7 m, dan 52,08×10-5 m. Dengan reratanya yaitu 45,14×10-
7 m.
Untuk spektrum hijau (λhijau), didapat enam nilai panjang gelombang, yaitu 54,17×10-7 m, 52,08×10-
7 m, 48,56×10-7 m, 52,08×10-7 m, 62,5×10-7 m, dan 62,5×10-7 m. Dengan reratanya yaitu
55,315×10-7 m.
Untuk spektrum merah (λmerah), didapat enam nilai panjang gelombang, yaitu 62,5×10-7 m,
58,3×10-7 m, 55,5×10-7 m, 62,5×10-7 m, 69,44×10-7 m, dan 69,44×10-7 m. Dengan reratanya yaitu
62,947×10-7 m.
Pembahasan
Difraksi merupakan penyebaran suatu gelombang, misalnya cahaya, karena adanya
penghalang. Semakin kecil penghalang, maka penyebaran gelombang semakin besar.
Penghalang tersebut berupa celah yang disebut difraksi. Dalam praktikum kisi difraksi kali ini
yaitu untuk menentukan panjang gelombang cahaya yang tampak setelah melewati kisi tersebut.
Adapun pada percobaan ini menggunakan beberapa kisi yang berbeda ukurannya, yaitu kisi 100,
kisi 300 dan kisi 600.
Perlu diketehahui bahwa kisi difraksi terdiri atas sebaris celah sempit yang saling berdekatan
dalam jumlah banyak. Jika seberkas sinar dilewatkan kisi difraksi akan terdifraksi dan dapat
menghasilkan suatu pola difraksi di layar. Pola difraksi yang tertangkap pada layar megasilkan
spectrum warna yang berbeda. Pada kisi 100, terlihat warna ungu, hijau, kuning, pink, dengan
pola orde sebanyak 4 orde (m). Gejala difraksi demikian ialah iterferensi sinar-sinar gelombang
sebagai sumber gelombang cahaya. Inteferensi konstruktif terjadi pada sudut θ sedemikian rupa
sehingga berkas dari celah yang bersisian menempun jarak ekstra sejauh selisih l = perkallian
orde dengan panjang gelombangnya, di mana m marupakan bilangan bulat.
Pada kisi 300, spectrum cahaya yang tampak hampir sama, yaitu warna ungu, hijau, kuning
dan yang membedakan ialah warna merah, dengan pola orde sebanyak dua orde (m). Sejadinya,
semakin banyak orde maka jarak terang pusat dengan orde ke-n semakin besar. Panjang
gelombag yang dihasilkan setiap spectrum pun berbeda, pada kisi 300, panjang gelombang di
orde ke-1, pada spectrum warna ungu sebesar 4 . 10-4 m, spectrum warna hijau sebesar 44 . 10-
5
m, spectrum kuning 48 . 10-5 m, dan merah sebesar 5 . 10-4 m. Sedangkan pada orde ke-2,
panjang gelombang semakin kecil, hal ini karena jumlah orde dikali dengan jarak terang pusat
ke-n. Begitupun dengan kisi 600, akan tetapi pada kisi 600 spectrum scaya yang tanpa terlihat
warna kuning, orange, dan merah, dengan hanya memakai satu orde. Panjag gelombang pada
kisi 600 semakin kecil.
Dari percobaan dengan kisi yang berbeda memiliki panjang gelombang yang berbeda pula,
semakin banyak celah atau kisi maka semakin kecil panjang gelombangnya. Hal tersebut dapat
diketahui dengan menggunakan rumus: λ = .

Anda mungkin juga menyukai