Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial. Sebagai mahluk sosial tentu manusia tidak
dapat hidup sendiri. Mereka akan saling ketergantungan satu sama lain untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati.
Manusia memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain. Naluri manusia untuk
selalu hidup dengan orang lain disebut gregariousnessse hingga manusia disebut
juga social animal atau hewan sosial. Karena sejak dilahirkan, manusia sudah
mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan
manusia lain dan keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Hubungan kesinambungan antara manusia dengan manusia lainnya akan
menghasilkan pola pergaulan yang dinamakan interaksi sosial. Dalam melakukan
interaksi sosial terjadi hubungan antar manusia. Proses tersebutlah yang mejadi awal
terbentuknya kelompok sosial. Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan
manusia yang hidup bersama.
Dalam sosiologi mempelajari kelompok sosial dalam arti bentukbentuk
kehidupan bersama sangat penting, karena kehidupan bersama manusia mendapat
perwujudannya dalam kelompok-kelompok yang beraneka ragam dan tidak terhitung
jumlahnya. Sejak lahir, seorang manusia telah mengenal kelompok sosialnya, yaitu
keluarga. Ada perbedaan penting antara anak manusia dengan hewan. Anak khewan
seperti ayam begitu menetas mereka berusaha mencari makan sendiri, akan tetapi anak
manusia memerlukan pertolongan dan bimbingan dari manusia lain terutama orang tua
dan saudara dekat di keluarganya.
Kelompok sosial di luar keluarga akan mempengaruhi cara berpikir, sikap, dan
berperilaku seseorang setelah bersosialisasi dengan orang lain. Kelompok sosial akan
mempengaruhi perkembangan kepribadian dan memainkan peranan penting dalam
proses sosialisasi seseorang. Kelompok-kelompok sosial timbul karena manusia dengan
sesamanya mengadakan hubungan yang langgeng untuk suatu tujuan atau kepentingan
bersama. Manusia melalui pengalaman berkelompok dapat menghayati norma-norma
budaya, memiliki nilai-nilai, tujuan, perasaan, dan sebagainya.
Masyarakat adalah sekumpulunan individu yang hidup bersama di suatu tempat atau
disuatu pemukiman yang membentuk sebuah sistem dalam suatu pemukiman tersebut,
sekumpulan indivisdu yang saling berinteraksi satu sama lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari masyarakat dan kelompok sosial?
2. Apa saja ciri-ciri, syarat dan tipe kelompok sosial?

1
3. Bagaimana kelompok dalam masyarakat multikultural?
4. Apa perbedaan masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat
perkotaan (urban community)?
5. Apa hubungan kelompok sosial dan masyarakat?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari masyarakat dan kelompok sosial.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri, syarat dan tipe kelompok sosial.
3. Untuk mengetahui kelompok dalam masyarakat multikultural.
4. Untuk mengetahui masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat
perkotaan (urban community).
5. Untuk mengetahui hubungan kelompok sosial dan masyarakat.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Masyarakat menurut para Ahli


 Koentjaraningrat
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu
rasa identitas bersama.
 Ralp Linton
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah cukup lama dan bekerja
sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya sebagai salah
satu kesatuan sosial dengan batas tertentu.
 Paul B. Horton & C. Hunt
Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup
bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah
tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar
kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut.
 Abdul Syani
Masyarakat merupakan kelompo-kelompok makhluk hidup dengan realitas-
realitas baru yang berkembang menurut hokum-hukumnya sendiri dan
berkembang menurut pola perkembangan tersendiri.
 Emile Durkheim
Masyarakat adalah suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar anggota
sehingga menampilkan suatu realitas tertentu yang mempunyai ciri-cirinya
sendiri.
 Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan
organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-
kelompok yang terbagi secara ekonomi.

B. Definisi Kelompok Sosial menurut para Ahli


 Hendro Puspito
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari
individu-individu yang melaksanakan perannya secara berkaitan guna
mencapai tujuan bersama.
 Robert K. Merton
Kelompok sosial adalah kelompok yang saling berinteraksi sesuai dengan
pola-pola yang telah matang.
 Paul B. Horton dan Cheaster L.Hunt
Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan
keanggotaannya dan saling berinteraksi.
 Mayor Polak

3
Kelompok sosial adalah sejumlah orang yang saling berhubungan dalam
sebuah struktur.

4
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masyarakat dan Kelompok Sosial


1. Definisi Masyarakat
Masyarakat bisa diartian sebagai sekelompok orang yang membentuk sebuah
sistem, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada
dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar makhluk sosial. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang
interdependen (saling tergantung satu sama lain).
Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal dari kata
Latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal dari kata bahasa Arab
syaraka yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi). Masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang saling bergaul, dalam istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu
kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana melalui warga-warganya dapat saling
berinteraksi. Definisi lain, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh
suatu rasa identitas bersama.
Kontinuitas merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki keempat ciri yaitu:
1) Interaksi antar warga-warganya
2) Adat istiadat
3) Kontinuitas waktu
4) Rasa identitas kuat yang mengikat semua warga (Koentjaraningrat, 2009:
115-118).
Semua warga masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama, hidup
bersama dapat diartikan sama dengan hidup dalam suatu tatanan pergaulan dan keadaan
ini akan tercipta apabila manusia melakukan hubungan, Mac lver dan Page (dalam
Soerjono Soekanto 2013), memaparkan bahwa masyarakat adalah suatu sistem dari
kebiasaan, tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok,
penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta kebiasaan-kebiasaan manusia.

Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama untuk jangka waktu


yang cukup lama sehingga menghasilkan suatu adat istiadat, menurut Ralph Linton
(dalam Soerjono Soekanto, 2013) masyarakat merupakan setiap kelompok manusia
yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri
mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas
yang dirumuskan dengan jelas sedangkan masyarakat menurut Selo Soemardjan (dalam
Soerjono Soekanto, 2013) adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan
kebudayaan dan mereka mempunyai kesamaan wilayah, identitas, mempunyai
kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.

Menurut Emile Durkheim (dalam Soleman B. Taneko, 1984: 11) bahwa


masyarakat merupakan suatu kenyataan yang obyektif secara mandiri, bebas dari
individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.

5
Masyarakat sebagai sekumpulan manusia didalamnya ada beberapa unsur yang
mencakup. Adapun unsur-unsur tersebut adalah:
1) Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama;
2) Bercampur untuk waktu yang cukup lama.
3) Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan;
4) Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.

Menurut Emile Durkheim (dalam Djuretnaa Imam Muhni, 1994: 29-31)


keseluruhan ilmu pengetahuan tentang masyarakat harus didasari pada prinsip-prinsip
fundamental yaitu realitas sosial dan kenyataan sosial. Kenyataan sosial diartikan
sebagai gejala kekuatan sosial didalam bermasyarakat. Masyarakat sebagai wadah yang
paling sempurna bagi kehidupan bersama antar manusia. Hukum adat memandang
masyarakat sebagai suatu jenis hidup bersama dimana manusia memandang sesamanya
manusia sebagai tujuan bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan
karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya
(Soerjono Soekanto, 2013). Beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
masyarakat memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi, sedangkan dalam bahasa Inggris
disebut society. Bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia yang
berinteraksi dalam suatu hubungan sosial. Mereka mempunyai kesamaan budaya,
wilayah, dan identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan
yang diikat oleh kesamaan.

Dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang hidup


bersama disuatu wilayah tertentu dalam waktu yang cukup lama yang saling
berhubungan, berinteraksi satu sama lain, mempunyai suatu kebiasaan tradisi ada , sikap
dan rasa persatuan yang sama serta saling merhagai.
2. Definisi Kelompok Sosial
Kelompok merupakan salah satu konsep yang penting dalam sosiologi. Ada
beberapa pengertian yang menyangkut kelompok. Menurut Horton dan Chester (1987)
kelompok mencakup banyak bentuk interaksi manusia. Hakekat keberadaan kelompok
sosial bukanlah terletak pada kedekatan atau jarak fisik, melainkan pada kesadaran
untuk berinteraksi. Kesadaran berinteraksi diperlukan oleh mereka untuk dapat
menciptakan suatu kelompok, sedangkan kehadiran fisik kadang-kadang sama sekali
tidak diperlukan. Banyak kelompok yang para anggotanya jarang sekali bertemu, namun
mereka saling berinteraksi melalui surat menyurat, telepon, mass media, dan
sebagainya.
Kelompok sosial atau “social group” adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan
manusia yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antara mereka. Hubungan
tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi dan
juga suatu kesadaran untuk saling menolong. (Soejono Soekanto, 2006:104).
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama kan
keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat.
Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya. Kelompok-kelompok

6
sosial merupakan himpunan manusia yang saling hidup bersama dan menjalani saling
ketergantungan dengan sadar dan tolong menolong (R.M. Macler & Charles H. Page:
Society, An Introductory Analysis, Macmillan & Co.Ltd., London, 1961: 213).
Suatu kelompok sosial cenderung untuk tidak menjadi kelompok yang statis,
akan tetapi selalu berkembang serta mengalami perubahan-perubahan baik dalam
aktivitas maupun bentuknya. Sesuatu aspek yang menarik dari kelompok sosial tersebut
adalah bagaimana caranya mengendalikan anggota-anggotanya.

Suatu kelompok sosial adalah suatu kesatuan yang terdiri dari dua orang atau
lebih dimana diantara mereka terjadi komunikasi dua arah atau timbal balik serta
interaksi satu dengan yang lainnya. Jarak fisik yang dekat tidak menjadi ukuran karena
belum tentu terjadi interaksi, tetapi pada kesadaran untuk berinteraksi. Kelompok sosial
merupakan sekumpulan orang yang memiliki kesadaran keanggotaan dan saling
berinteraksi, misalnya anak-anak sudah mulai bermain bersama, pengusaha-pengusaha
mempunyai perhatian yang sama di pasar bursa atau di suatu tempat pertandingan. Pada
saat itulah tercipta suatu kelompok walaupun waktunya singkat.

Sebaliknya, dalam sebuah kereta api atau bis yang penuh dengan penumpang
belum tentu terbentuk suatu kelompok sosial, karena diantara para penumpangnya tidak
terjadi suatu kesadaran untuk saling berinteraksi. Dalam kelompok sosial perlu
dibedakan pengertian agregasi social dan kategori sosial. Agregasi sosial merupakan
kumpulan orang dalam arti pengelompokan secara fisik tanpa mempersoalkan adanya
komunikasi diantara mereka. Akan tetapi, suatu agregasi sosial dapat membentuk suatu
kelompok sosial walaupun hanya untuk sementara apabila terjadi suatu komunikasi dan
interaksi diantara mereka, misalnya dalam suatu bis yang penuh dengan penumpang,
dalam perjalan supir terlalu cepat menjalankan bisnya sehingga penumpang merasa
terganggu dan takut terjadi sesuatu atas sikap supir yang ugal-ugalan, kemudian
penumpang secara berkelompok berusaha menegur supir agar menjalankan bisnya
dengan hati-hati. Dalam hal ini, kesadaran berinteraksi para penumpang diperlukan
untuk menciptakan suatu kelompok.

Pengertian kategori sosial adalah sejumlah orang yang digolongkan atas dasar
ciri-ciri tertentu tanpa mempersoalkan ada tidaknya komunikasi dan interaksi diantara
mereka, yang dimaksud dengan kategori sosial adalah, jenis kelamin, umur, lapangan
kerja, dan sebagainya. Suatu kelomok sosial dapat berjalan lama atau permanen, seperti
keluarga, santri di pesantren, subak di Bali, dan sebagainya. Ada juga yang bersifat
sementara, sepertipenonton sepak bola, arisan, dan sebagainya.

Adapun dasar pembentukan kelompok sosial, yaitu:


a. Kepentingan yang Sama (Common Interest)
Kepentingan yang sama menjadi pendorong sekumpulan manusia untuk
membentuk sebuah kelompok sosial. Berbagai kelompok sosial berdasarkan kesamaan
kepentingan akhir-akhir ini semakin berkembang seiring dengan perkembangan
masyarakat yang semakin modern, misalnya kelompok olahragawan, kelompok arisan,
dan lain-lain.

b. Kesamaan Darah dan Keturunan (Common Ancestry)


 

7
Keturunan menjadi dasar persatuan dan tali persaudaraan yang paling kuat bagi
manusia. Mereka yang merasa satu keturunan dan tinggal dalam suatu masyarakat yang
dianggap mempunyai persamaan latar belakang suku bangsa maupun nenek moyang
kemudian membentuk sebuah kelompok sosial misalnya kelompok keturunan India,
kelompok keturunan Tiongkok, dan sebagainya.

c. Daerah atau Wilayah yang Sama


Kelompok sosial terbentuk atas dasar daerah atau wilayah yang sama ditinggali
cenderung membentuk organisasi yang mantap dan kelompok sosial yang kuat. Sebagai
contoh adalah paguyuban masyarakat Padang yang tinggal di Jawa.

Ada beberapa sebab perubahan struktur kelompok sosial, antara lain:

 Perubahan situasi, keadaan di mana kelompok tadi hidup.


 Pergantian anggota-anggota kelompok.
 Perubahan-perubahan yang terjadi dalam situasi sosial dan ekonami.

B. Ciri-ciri, syarat dan tipe kelompok sosial

Berikut ini akan disebutkan beberapa ciri kelompok sosial.


1. Terdapat dorongan atau motif yang sama antar individu satu dengan yang
lain.
2. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu satu
dengan yang lain berdasarkan rasa dan kecakapan yang berbeda-beda antara
individu yang terlibat di dalamnya.
3. Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang
jelas dan terdiri dari peranan-peranan dan kedudukan masing-masing.
4. Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang
mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan
yang ada.
5. Berlangsungnya suatu kepentingan.
6. Adanya pergerakan yang dinamik.
7. Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia
yang lain. Suatu kelompok sosial akan dapat dibedakan dengan kelompok
sosial yang lain, misalnya kelompok formal dengan informal.
8. Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran
tertentu.
9. Setiap anggota dalam kelompok sosial tentunya memiliki peran masing
masing, baik itu secara tertulis atau secara tidak tertulis.
10. Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.
11. Dalam hubungan antar anggota dalam suatu kelompok sosial ada norma,
hukum, peraturan, maupun kode etik sesuai dengan jenis kelompok
sosialnya.
12. Memiliki kepentingan bersama.
13. Kelompok sosial terbentuk pastinya ada tujuan yang melatar belakangi yang
salah satunya adalah kesamaan kepentingan, sehingga diharapkan dengan
kepentingan yang sama tersebut dapat diusahakan secarabersama-sama.

8
14. Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.
15. Kelompok sosial dapat lahir, tumbuh, dan berkembang tidak terlepas dengan
adanya komunikasi sosial dan interaksi sosial.
16. Dengan adanya interasi dan komunikasi sosial, masing-masing individu
dapat menyampaikan ide/ gasannya demi mencapai tujuan bersama dalam
kelompok sosial tersebut.

Adapun beberapa persyaratan kelompok sosial adalah:


1. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan
sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
2. Adanya hubungan timbal-balik antara anggota yang satu dengan anggota
yang lainnya.
3. Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota
kelompok itu, sehingga hubungan antar mereka bertambah erat.
4. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.

Tipe-tipe kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut atau dasar
berbagai kriteria/ukuran, antara lain:

a. Besar kecilnya jumlah anggota,


b. Derajat interaksi sosial,
c. Kepentingan dan wilayah,
d. Berlangsungan suatu kepentingan,
e. Derajat organisasi,
f. Kesadaran akan jenis yang sama, hubungan sosial dan tujuan.

C. Berbagai Kelompok Dalam Masyarakat Multikultural


Kelompok merupakan inti dari kehidupan dalam masyarakat (Henslin, 2006,
halaman 120). Hampir setiap aktivitas individu anggota masyarakat dilakukan dalam
kelompok. Bahkan, bagi banyak orang, terputusnya hubungan dengan seluruh jaringan
kelompok secara total bermakna sama dengan sebuah hukuman mati. Kita menjadi “diri
kita” melalui keanggotaan kita dalam kelompok. Cara berfikir, cara berperasaan, dan
cara bertindak yang akhirnya menjadi identitas kepribadian kita, dibentuk melalui
kelompok, atau tepatnya berbagai kelompok di mana kita menjadi anggotanya, atau
kelompok yang kita jadikan rujukan.
Istilah kelompok pun memiliki makna yang bermacam-macam. Horton dan Hunt
paling tidak mengemukakan empat macam pengertian kelompok. Pertama, kelompok
sebagai setiap kumpulan manusia secara fisik, misalnya sekelompok orang yang sedang
menunggu [bus, lampu hijau traffic light menyala, dibukanya loket, dan sebagainya].
Dalam pengertian demikian, kelompok itu tidak memiliki ikatan kebersamaan apa-apa,
kecuali jarak fisik yang dekat. Banyak ahli sosiologi menyebut kumpulan yang
demikian sebagai agregasi atau kolektivitas.
Pengertian yang kedua, kelompok adalah sejumlah orang yang memiliki
persamaan ciri-ciri tertentu. Misalnya kaum pria, kaum lanjut usia, anak-anak balita,
para jutawan, para perokok, pengguna facebook, dan sebagainya. Istilah yang tepat –

9
menurut Horton dan Hunt—untuk yang demikian ini sebenarnya adalah kategori saja,
bukan kelompok.
Pengertian ketiga, kelompok merupakan sejumlah orang yang memiliki pola
interaksi yang terorganisasi dan terjadi secara berulang-ulang. Batasan ini tidak
mencakup segenap pertemuan yang terjadi secara kebetulan dan bersifat sementara,
misalnya antrean orang-orang yang membeli tiket menonton pertandingan sepak bola
atau pertunjukan musik. Termasuk dalam pengertian yang ketiga ini adalah keluarga,
klik persahabatan, klub sepakbola, organisasi remaja masjid, organisasi pemuda gereja,
dan sebagainya.
Pengertian keempat (Horton dan Hunt cenderung menggunakan ini), kelompok
adalah setiap kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan
saling berinteraksi. Dengan menggunakan definisi ini, maka dua orang atau lebih yang
berada di suatu tempat dan sedang menunggu bus tidak dapat disebut sebagai kelompok.
Namun, jika mereka kemudian mengadakan percakapan, atau interaksi dalam bentuk
apapun, termasuk berkelahi, maka kumpulan orang itu berubah menjadi kelompok.
1. Kriteria Kelompok
Robert Biersted seperti dikutip oleh Kamanto Soenarto dalam bukunya
Pengantar Sosiologi, mengemukakan tiga kriteria untuk menganalisis kelompok,
pertama: (1) ada atau tidaknya kesadaran bahwa mereka memiliki jenis atau
karakteristik yang sama, (2) ada atau tidaknya interaksi di antara orang-orang di
dalamnya, dan (3) ada atau tidaknya organisasi atau ketentuan-ketentuan formal
yang mengatur aktivitas-aktivitas dalam kelompok, misalnya tentang rekruitmen
anggota, dan proses-proses yang lainnya.
Berdasarkan analisis menggunakan tiga kriteria tersebut dalam
masyarakat dikenal beberapa jenis kelompok, yaitu: (1) asosiasi, (2) kelompok
sosial, (3) kelompok kemasyarakatan, dan (4) kelompok statisik.
1. Asosiasi
Asosiasi merupakan kelompok yang memenuhi tiga kriteria
Biersted tersebut. Suatu asosiasi atau organisasi formal terdiri atas orang-
orang yang memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, ada hubungan
sosial di antara warga kelompok dan organisasi.
2. Kelompok sosial (Social Groups)
Kelompok yang para anggotanya memiliki kesadaran akan
kesamaan jenis serta hubungan sosial di antara warganya, tetapi tidak
mengenal organisasi, oleh Biersted disebut sebagai kelompok sosial.
3. Kelompok kemasyarakatan (Societal Groups)
Kelompok kemasyarakatan merupakan kelompok yang berisi
orang-orang yang memiliki kesadaran jenis saja, tidak ada hubungan
sosial di antara orang-orang tersebut maupun organisasi, disebut sebagai

10
kelompok kemasyarakatan (societal groups). Misalnya kelompok laki-
laki, kelompok perempuan. Orang sadar sebagai “sesama laki-laki” atau
“sesama perempuan”, namun tidak ada organisasi ataupun komunikasi di
antara mereka.
4. Kelompok statistik
Bentuk terakhir dari kelompok adalah kategori atau kelompok
statistik, yaitu kelompok yang terdiri atas orang-orang yang memiliki
kesamaan jenis (misalnya jenis kelamin, umur, pekerjaan, dan
sebagainya), tetapi tidak memiliki satu pun dari tiga kriteria kelompok
menurut Biersted. Sebenarnya kelompok statistik bukanlah “kelompok”,
sebab tidak memiliki tiga ciri tersebut. Kelompok statistik hanyalah
orang-orang yang memiliki kategori statistik sama, misalnya kelompok
umur (0-5 tahun, 6-10 tahun, dst.) yang dipakai dalam data penduduk
Biro Pusat Statistik. Dalam kelompok ini sama sekali tidak ada
organisasi, tidak ada hubungan antar-anggota, dan tidak ada kesadararan
jenis.
2. Macam-macam Kelompok
 Klasifikasi Merton
Robert K. Merton menjelaskan kelompok sebagai a number of people who
interact with another in accord with established patterns (sekelompok orang
yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan). Kelompok
tidak sama dengan kolektiva (collectivities), yaitu sejumlah orang yang
mempunyai solidaritas atas dasar nilai bersama yang dimiliki serta adanya
rasa kewajiban moral untuk menjalankan peran yang diharapkan. Kelompok
tidak sama dengan kategori sosial (social categories), himpunan peran yang
mempunyai ciri sama, misalnya jenis kelamin atau usia. Dalam kategori
sosial tidak terdapat interaksi.

 Klasifikasi Emmile Durkheim


Durkheim membedakan antara kelompok yang menganut solidaritas
mekanik dan kelompok yang menganut solidaritas organik.
Solidaritas mekanik merupakan ciri pada masyarakat yang masih sederhana
di mana masing-masing anggota dapat menjalankan peran yang dilakukan
oleh orang lain (difusseness: bersifat umum dan serba meliputi), sehingga
tidak ada spesialisasi atau pembagian kerja.
Solidaritas organik merupakan ciri pada masyarakat modern / industry / kota
/ kompleks di mana masing-masing anggota memiliki fungsi dan peran yang
khusus dalam hal tertentu saja. Dalam solidaritas organik terdapat
kesalingtergantungan antar-bagian/anggota dalam kelompok.

 Klasifikasi Ferdinan Tönnies

11
Tönnies membedakan antara “Gemeinschaft” dengan Gesellschaft”.
Gemeinschaft merupakan hubungan-hubungan yang all intimate, private,
and exclusive living together … is understood as life in Gemainschaft
(community). Terdapat 3 macam Gemainschaft: (1) by blood, (2) of place,
dan (3) of mind. Gesselschaft (society) is public life, bersifat sementara
(kontraktual), berdasarkan kepentingan tertentu, dan bersifat semu. Tönnies
juga menggunakan istilah kelompok mekanik dan organik, tetapi dengan
makna yang berbeda dari Durkheim. Bagi Tönnies , gemainschat merupakan
kelompok organik, sedangkan gesselschaft merupakan kelompok mekanik.

 Kelompok sosial dipandang dari sudut individu

Kelompok sosial termasuk biasanya adalah atas dasar kekerabatan, usia, seks
dan kadang-kadang atas dasar perbedaan pekerjaan atau kedudukan. Dalam
masyarakat yang sudah kompleks, individu biasanya menjadi anggota dari
kelompok social tertentu sekaligus. Dengan demikian maka terdapat derajat
tertentu serta arti tertentu bagi individu-individu tadi, sehubungan dengan
keanggotaan kelompok sosial yang tertentu, sehingga bagi individu terdapat
dorongan-dorongan tertentu pula sebagai anggota suatu kelompok sosial.

 Klasifikasi Sumner: In-group dan Out-group


In-group adalah kelompok sosial, dengan mana individu
mengidentifikasikan dirinya. Out-group adalah kelompok sosial yang oleh
individu diartikan sebagai lawan in-groupnya. Sikap out-group selalu
ditandai dengan suatu kelainan yang berwujud antagonisme atau antipati.
Perasaan in-group dan out-group dapat merupakan dasar suatu sikap yang
dinamakan etnosentrisme. Sikap etnosentris disosialisasikan atau diajarkan
kepada anggota kelompok sosial, sadar maupun tidak sadar, serentak dengan
nilai-nilai kebudayaan yang lain.

 Klasifikasi Charles Horton Colley: Kelompok primer dan kelompok


sekunder
Kelompok primer (primary group) atau face to face group merupakan
kelompok sosial yang paling sederhana, di mana anggota-anggotanya saling
mengenal, di mana ada kerjasama yang erat. Kelompok sekunder (secondary
group) adalah kelompok-kelompok yang terdiri dari banyak orang, antara
siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan
sifatnya juga tidak begitu langgeng.

 Paguyuban (Gameinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft)


Paguyuban (Gameinschaft) adalah bentuk kehidupan bersama, di mana
anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat
alamiah dan kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa
persatuan batin yang memang telah dikodratkan. Patembayan (Gesellschaft)
adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu
pendek. Ia bersifat sebagai suatu bentuk dalam fikiran belaka.

12
 Klasifikasi Weber: Formal Group dan Informal Group

Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan


sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar
sesamanya. Informal group tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu
atau yang pasti. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena
pertemuan-pertemuan yang berulangkali, yang menjadi dasar bagi
pertemuannya kepentingan dan pengalaman yang sama.

 Robert K Merton: Membership Group dan Reference Group


Membership group merupakan suatu kelompok di mana setiap orang secara
fisik menjadi anggota kelompok tertentu. Reference group ialah kelompok
sosial yang menjadi acuan bagi seseorang untuk membentuk pribadi dan
perilakunya.

 Kelompok okupasioanal dan Volonter

Kelompok okupasioanal merupakan kelompok yang terdiri dari orang-orang


yang melakukan pekerjaan sejenis. Kelompok volonter mencakup orang-
orang yang menpunyai kepentingan sama, namun tidak mendapatkan
perhatian dari masyarakat yang semakin luas daya jangkaunya.
3. Kelompok Sosial yang Teratur dan Tidak Teratur
Kelompok teratur merupakan kelompok yang mempunyai peraturan
tegas dan sengaja diciptakan anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan
antarmereka. Ciriciri kelompok teratur, antara lain:
 Memiliki identitas kolektif yang tegas (misalnya tampak pada nama
kelompok, simbol kelompok,dll).
 Memiliki daftar anggota yang rinci.
 Memiliki program kegiatan yang terus-menerus diarahkan kepada
pencapaian tujuan yang jelas.
 Memiliki prosedur keanggotaan.
Contoh kelompok teratur antara lain berbagai perkumpulan pelajar atau
mahasiswa, instansi pemerintahan, parpol, organisasi massa, perusahaan, dan
lain-lain.
Ada juga kelompok tidak teratur Ciri-ciri kelompok tidak teratur yaitu:
 Tidak direncanakan
 Tidak terorganisir
 Tidak ada interaksi secara terus menerus
 Tidak ada kesadaran berkelompok
 Kehadiranya tidak konstan
Kelompok-kelompok sosial yang tidak teratur terdiri dari berbagai
macam, antara lain:

a. Kerumunan (Crowd)

13
Kerumunan (crowd) adalah individu-individu yang berkumpul secara
kebetulan di suatu tempat dan juga pada waktu yang bersamaan. Bentuk-
bentuk kerumunan, antara lain:
1) Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial:
 Khalayak penonton atau pendengar yang formal (formal
audiences). contoh : orang-orang mendengarkan khotbah,
Orang-orang nonton di bioskop
 Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (planned
expressive group).
2) Kerumunan yang bersifat sementara (Casual crowds):
 Kumpulan yang kurang menyenangkan (Inconvenient
aggregations).
 Inconvenient ausal Crowds  adalah: Kerumunan yang sifatnya
terlalu sementara tetapi ingin menggunakan fasilitas-fasilitas
yang sama, contoh : orang antri tiket kereta api.
 Kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik
(Panic crowds). Contoh: Kerumunan orang-orang panik akan
menyelamatkan diri dari bahaya.
 Kerumunan orang yang terbentuk karena ingin menyaksikan
peristiwa tertentu (Spectator crowds). Contoh: Kerumunan
penonton atau orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.
3) Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum
(lowless crowds). Contoh: aksi demo
 Kerumunan yang bertindak emosional (Acting mobs).
 Kerumunan yang bersifat immoral (Immoral crowds).
 Immoral low less crowds adalah kerumunan orang-orang tak
bermoral, contoh : kerumunan orang yang minum-minuman
keras.

b. Massa
Massa merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hampir
sama dengan kerumunan, tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja
dan direncanakan. Contoh : mendatangi gedung DPR dengan persiapan
sehingga tidak bersifat spontan

c. Publik

Publik merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan.


Setiap aksi publik diprakarsai oleh keinginan individual yang masih
mempunyai kesadaran akan kedudukan sosial yang sesungguhnya dan
juga masih lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada mereka
yang bergabung dalam kerumunan. Publik mempunyai ciri-ciri hampir
sama dengan massa, perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya
tidak pada suatu tempat yang sama. Terbentuknya publik karena ada

14
perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi, seperti : radio, tv,
surat kabar, jejaring sosial dan lain-lain.
d. Jejaring social (social networks)

Jika Anda adalah anggota dari sebuah kelompok besar, mungkin akan
menjalin hubungan yang teratur dengan “beberapa orang “ dari kelompok
tersebut. Kaitan antara orang-orang dengan orang-orang dalam klik mereka,
keluarga, teman, kenalan, termasuk juga “temannya teman”, dalam studi
sosiologi disebut social networks (jejaring sosial). Suatu jejaring sosial dapat
dibayangkan dengan garis-garis yang menjulur keluar dari diri Anda, yang
secara bertahap semakin mencakup banyak orang.

Para perwira intelejen AS menggunakan analisis social networks untuk


penangkapan Sadam Hussein. Perwira-perwira itu menyusun “people map”,
dengan foto SH di pusat sasaran dan foto-foto orang dekat SH di sekitarnya, ada
yang di lingkaran dalam (intim) dan luar. Informasi keberadaan SH diperoleh
dari orang-orang yang berada di luar lingkaran intim, karena orang-orang di
dalam lingkaran intim akan menyimpan rahasia.

4. Komunitas = Masyarakat Setempat


 Merupakan bagian masyarakat yang tinggal pada suatu wilayah (geografik)
dengan batas-batas tertentu dengan faktor utama yang menjadi dasar adalah
interaksi yang lebih besar di antara anggota-anggotanya daripada interaksi
mereka dengan orang-orang dari luar wilayah (Robert mciver dan Charles
Horton Page)
 Dasar: (1) Lokalitas: satuan wilayah (geografik), (2) Community sentiment:
perasaan saling dekat engan orang-orang yang sekomunitas
 Unsur-unsur community sentiment: (1) seperasaaan, unsur ini muncul akibat
dari warga komunitas mengidentifikasikan dirinya dengan sebanyak mungkin
orang yang ada di dalam komunitas, sehingga muncul kelompok kami dan
perasaan kami yang pada giliran berikutnya memunculkan altruisme,
kepentingan-kepentingan diri diselaraskan dengan kepentingan komunitas), (2)
SEPENANGGUNGAN, setiap individu sadar akan perannya dalam kelompok,
dan (3) SALING MEMERLUKAN, individu satu memerlukan individu lain
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
 Penggunaan istilah komunitas dalam masyarakat berkembang menjadi tidak
hanya untuk satuan sosial dengan kategori utama kesatuan wilayah, tetapi juga
kesukaan (hobi), minat dan perhatian yang sama, dll. Faktor utamanya:
hubungan yang lebih dekat/interaksi yang lebih besar di antara para anggota-
anggotanya

Terakhir akan disampaikan tekanan pengertian tentang kelompok formal atau


asosiasi, agar para mahasiswa mudah membedakannya dengan kelompok sosial.

Kelompok sosial Perkumpulan (asosiasi)


Kelompok primer Perkumpulan sekunder
Gemainschaft Gesellschaft
Hubungan familistik Hubungan kontraktual
Dasar organisasi adat Dasar organisasi buatan
Pemimpin berdasarkan kewibawaan/charisma Pemimpin berdasarkan wewenang dan hukum
Hubungan berasas perorangan Hubungan berasas guna/kepentingan dan

15
anonim
Robert M.Z. Lawang mengemukakan ciri-ciri organisasi formal (asosiasi)
sebagai berikut:
a. Bersifat persistent (tetap/terus menerus),
b. Memiliki identitas kolektif yang tegas,
c. Memiliki daftar anggota yang rinci,
d. Memiliki program kegiatan yang terus menerus, dan
e. Memiliki prosedur keanggotaan.

D. Masyarakat Pedesaan (Rural Community) Dan Masyarakat Perkotaan


(Urban Community)
1. Masyarakat Setempat (Community)
Istilah masyarakat setempat (community) menunjuk pada bagian
masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah dengan batas-batas tertentu,
di mana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar di
antara anggota, dibandingkan dengan interaksi dengan penduduk di luar batas
wilayahnya
Dalam mengklasifikasikan masyarakat-masyarakat setempat dapat
dipergunakan empat kriteria yang saling berpaut, yaitu:
a. Jumlah penduduk,
b. Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman,
c. Fungsi-fungsi khusus dari masyarakat setempat terhadap seluruh
masyarakat,
d. Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan.

2. Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan


Dalam masyarakat modern sering dibedakan antara masyarakat pedesaan
(rural community), dengan masyarakat perkotaan (urban community),
pembedaan mana bersifat gradual. Warga suatu masyarakat pedesaan
mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan
mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Masyarakat perkotaan
merupakan masyarakat kota yang tidak tentu jumlah penduduknya.
Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota
atau dapat dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat
perkotaan. Sebab-sebab terjadinya urbanisasi dapat ditinjau dari dua sudut,
yaitu:
a. Faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan
tempat/daerah kediamannya (push factors).
b. Faktor kota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap di
kota-kota (pull factors).
Akibat-akibat negatif urbanisasi yang terlalu cepat, antara lain:
a. Pengangguran,
b. Naiknya kriminalitas,
c. Persoalan perwismaan,
d. Kenakalan anak-anak,
e. Persoalan rekreasi.

16
3. Kelompok-Kelompok Kecil (Small Group)
Small group adalah suatu kelompok yang secara teoritis terdiri
paling sedikit dua orang, di mana orang-orang saling berhubungan untuk
memenuhi tujuan-tujuan tertentu dan yang menganggap hubungan itu
sendiri, penting baginya. Kelompok-kelompok kecil selalu timbul di dalam
kerangka organisasi yang lebih besar dan luas.

E. Hubungan Antara Kelompok Sosial dan Masyarakat


Hubungan antara masyarakat dan kelompok sosial mempunyai keterkaitan satu
sama lain, dalam menjalin hubungan sebagai makhluk sosial bila ingin mendapatkan
kesejahteraan dalam bermasyarakat harus dengan ikut serta dalam kelompok sosial.
Masyarakat bisa membentuk kelompok sosial yang diminati perindividu dan
dikelompokkan menjadi satu kesatuan. Sehingga berbagai kelompok sosial pun
bermunculan dikalangan masyarakat dan tidak pernah akan bisa dipisahkan satu sama
lain.
Kelompok sosial tidak akan terbentuk jika tidak ada masyarakat yang aktif
dalam pemukiman nya atau tempat tinggalnya tersebut. Ini menandakan bahwa tingkah
laku masyarakat pun menjadi peran penting dalam pembentukan kelompok sosial yang
aktif dan positif. Kelompok sosial yang aktif dan positif sangat lah penting untuk
membangun suatu daerah yang adil, makmur, rukun, aman, nyaman dan sentosa. Jika
masyarakat tidak mau ikut serta berperan aktif dalam pemukimannya, maka bisa
menyebabkan runtuhnya kelompok sosial, karena yang paling penting dalam kelompok
social adalah interaksi individu terhadap individu lainnya.
Dalam masyarakat, kelompok-kelompok sosial melakukan kontak dengan pola
berbeda. Ada yang menghasilkan kerja sama, namun tak sedikitpun berujung konflik
sosial jika tidak memiliki batasan-batasan. Batasan-batasan memang harus dimiliki
disuatu kelompok sosial agar tidak menjadikan konflik dalam bermasyarakat, hingga
hidup menjadi aman dan tentram.

17
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kelompok sosial atau “social group” adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan
manusia yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antara mereka.
Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal-balik yang saling
mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong.
2. Masyarakat adalah kelompok manusia yang hidup bersama disuatu wilayah
tertentu dalam waktu yang cukup lama yang saling berhubungan, berinteraksi
satu sama lain, mempunyai suatu kebiasaan tradisi ada , sikap dan rasa persatuan
yang sama serta saling merhagai.3.      Dasar pembentukan kelompok sosial
diantaranya : Kepentingan yang sama (Common Interest), Kesamaan darah dan
keturunan (Common Ancestry), daerah atau wilayah yang Sama dan ciri fisik
yang sama.
3. In-groupa dalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya.
Sedangkan out-group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan
sebagai lawan in-groupnya.
4. Kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan adanya ciri-
ciri saling mengenal antar anggotanya serta adanya kerja sama erat yang bersifat
pribadi. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang ditandai dengan
pergaulan yang formal, tidak pribadi dan bercirikan kelembagaan, misalnya
partai politik atau organisasi formal lainnya.
5. Paguyuban (gemeinschaft) adalah bentuk kehidupan bersama yang anggota-
anggotanya diikat oleh hubungan batin yang bersifat alamiah dan kekal, hal ini
dapat terbentuk pada ikatan keturunan contohnya keluarga. Sedangkan
patembayan (gesselschaft) adalah kelompok yang didasari oleh ikatan lahiriah
yang jangka waktunya terbatas, contohnya ikatan para pedagang atau pekerja,
buruh yang memiliki kepentingan secara rasional.
6. Formal group merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan yang
tegas dan dengan sengaja dibuat oleh anggota-anggotanya untuk mengatur
hubungan antar anggotanya. Kelompok formal disebut juga dengan istilah
asosiasi atau organisasi. Sedangkan informal grupmerupakan kelompok sosial
yang terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang dan merasa 
memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.
7. Membership group merupakan kelompok sosial yang secara fisik menjadi
anggota kelompok tersebut. Sedangkan Reference group merupakan kelompok
sosial yang menjadi acuan dalam perilaku maupun mengembangkan kepribadian
para individu yang tidak tercatat secara fisik dalam keanggotaan kelompok
tersebut.
8. Kelompok okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin
memudarnya fungsi kekerabatan, dimana kelompok ini timbul karena

18
anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis. Sedangkan kelompok volunteer
adalah kelompok yang memiliki kepentingan sama, namun tidak mendapatkan
perhatian masyarakat.
9. Kerumunan (crowd) adalah individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu
tempat pada waktu yang bersamaan.
10. Publik merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena ada perhatian yang
disatukan oleh alat-alat komunikasi seperti radio atau televisi.
11. Masyarakat pedesaan (rural community) yaitu suatu masyarakat yang
mempunyai suatu hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang
hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sedangkan
masyarakat kota (urban community) adalah masyarakat yang anggota-
anggotanya terdiri dari manusia yang bermacam-macam lapisan atau tingakatan
hidup, pendidikan, kebudayaan dan lain-lain.
12. Small group adalah suatu grup yang secara teoritis terdiri paling sedikit dari dua
orang, di mana orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan
tertentu dan yang menganggap hubungan itu sendiri, penting baginya.
13. Dinamika kelompok sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam setiap
kelompok sosial, ada yang mengalami perubahan secara lambat, namun ada pula
yang mengalami perubahan dengan cepat.
14. Hubungan antara masyarakat dan kelompok sosial mempunyai keterkaitan satu
sama lain, dalam menjalin hubungan sebagai makhluk sosial bila ingin
mendapatkan kesejahteraan dalam bermasyarakat harus dengan ikut serta dalam
kelompok sosial. Masyarakat bisa membentuk kelompok sosial yang diminati
perindividu dan dikelompokkan menjadi satu kesatuan. Sehingga berbagai
kelompok sosial pun bermunculan dikalangan masyarakat dan tidak pernah akan
bisa dipisahkan satu sama lain.

B. Saran
Sebagai mahasiswa kita harus saling hidup bersama dan menjalani saling
ketergantungan dengan sadar dan tolong menolong. Karena akan ada manusia yang
memerlukan bantuan orang lain dalam menjalani kehidupan sosial.

19
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Ridwan. 2007. Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan
Teknologi. Bandung: CV. Yasindo Multi Aspek.
Henslin, James M. 2006. Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi Edisi 6. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Horton, Paul B, dan Hunt Chester L. 1984. Sosiologi Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2006. Sosiologi Teks Pengantar dan
Terapan Edisi Kedua. Jakarta: Prenada Media Group.
Santosa, Agus. 2010. Seri Bimbingan Belajar: Sukses Ujian Sosiologi. Bogor: PT
Yudhistira
Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Yasayan penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.

20

Anda mungkin juga menyukai