PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalam
ilmu hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: “Ubi societas ibi jus” (di mana
ada masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa dalam setiap pembentukan suatu
bangunan struktur sosial yang bernama masyarakat, maka selalu akan dibutuhkan bahan yang
bersifat sebagai “semen perekat” atas berbagai komponen pembentuk dari masyarakat itu,
Setiap manusia mempunyai sifat, watak, dan kehendak yang berbeda-beda. Dan
dalam hubungan dengan sesama manusia dibutuhkan adanya kerjasama, tolong menolong
tersebut selaras maka keperluan masing-masing akan mudah tercapai. Tetapi kalau tidak
malah akan menimbulkan masalah yang mengganggu keserasian. Dan bila kepentingan
tersebut berbeda yang kuatlah yang akan berkuasa dan menekan golongan yang lemah untuk
memenuhi kehendaknya.
Karena itu diperlukan suatu aturan yang mengatur setiap anggota dalam masyarakat.
Maka dibuatlah aturan yang disebut dengan norma. Dengan norma tersebut setiap anggota
masyarakat dengan sadar atau tidak sadar akan terpengaruh dan menekan kehendak
pribadinya. Adanya aturan tersebut berguna agar tercapainya tujuan bersama dalam
masyarakat, memberi petunjuk mana yang boleh dilakukan mana yang tidak, memberi
petunjuk bagaiman cara berperilaku dalam masyarakat. Itulah dasar pembentukan hukum dari
1
kebutuhan masyarakat akan adanya aturan yang mengatur tata cara kehidupan agar setiap
B. RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. pengertian masyarakat
Masyarakat adalah Persatuan manusia yang timbul dari kodrat yang sama secara
lazim. Jadi masyarakat itu terbentuk apabila ada dua orang atau lebih hidup bersama,
sehingga dalam pergaulan hidup itu timbul berbagai hubungan atau pertalian yang
mengakibatkan bahwa yang seorang dan yang lain saling kenal mengenal dan pengaruh-
mempengaruhi.
Di pandang dari segi kekuatan fisik/badaniah, manusia itu tergolong makhuk yang
lemah,. Oleh karena itu manusia seorang diri sulit untuk mempertahankan hidupnya. Manusia
memerlukan adanya persatuan dalam menyusun usaha dan mempunyai rencana bersama
untuk dapat membela diri, keluarga dan kelompoknya terhadap serangan binatang buas,
penyakit, suku bangsa lain atau pun mengelakkan diri dari bencana alam dengan cara-cara
yang efektif. Hasrat membela diri itu adalah satu sebab yang menimbulkan keinginan hidup
bersama, hidup bermasyarakat.
Sudah menjadi kodrat alam pula, bahwa pada tiap-tiap manusia (yang normal)
terdapat hasrat untuk melanjutkan jenisnya dengan mengadakan keturunan. Hal ini tentu
3
tidak dapat di lakukan orang-seorang. Hasrat itu menjadi dorongan untuk adanya bentuk
hidup suami-istri, hidup berkeluaraga dan akhirnya menjadi suatu masyarakat Negara.
Selain dari keinginan-keinginan yang timbul dari nurani dan kodrat alam itu, ada juga
faktor-faktor pendorong lain untuk hidup bermasyarakat, ialah : ikatan pertalian darah,
persamaan nasib, persamaan agama, persamaa bahasa, persamaan cita-cita kebudayaan dan
persamaan keinsyafan bahwa mereka mendiami suatu daerah yang sama.
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli
sosiologi dunia :
4
Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru
yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota
masyarakat.
Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu
sama lain sebagai anggota masyarakat.
Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar
sekumpulan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
5
Sifat golongan-golongan dalam masyarakat itu bermacam-macam dan bergantung
pada dasar dan tujuan hubungan orang-orang dalam golongan itu.
e. Bentuk masyarakat
6
5) Masyarakat territorial-genealogis, yang anggota-anggotanya bertempat
tinggal dalam satu daerah dan mereka adalah seketurunan.
Adapun yang memimpin kehidupan bersama, yang mengatur tingkah laku manusia
dalam masyarakat ialah peraturan hidup.
7
Guna norma itu ialah untuk member petunjuk kepada manusia bagaimana seorang
harus bertindak dalam masyarakat serta perbuatan-perbuatan mana yang harus di jalankan
dan perbuatan-perbuatan mana pula yang harus di hindari.
hukuman terhadap siapa saja yang melanggarnya. Sanksi itu merupakan suatu pengukuh
terhadap suatu terhadap berlaku nya norma-norma tadi dan merupakan pula reaksi terhadap
B. PENGERTIAN HUKUM
a. pengertian hukum
a. Aristoteles
Particular law is that which each community lays down and applies to its own
members. Universal law is the law of nature.
b. Leon duguit
Hukum ialah aturan tingkah laku para anggota masyarakat, aturan yang daya
penggunaan nya pada saat tertentu di indahkan oleh suatu masyarakat sebagai
jaminan dari suatu kepentingan bersama dan yang jika di langgar menimbulkan reksi
bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu.
c. Immanuel kant
Hukum ialah keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas dari orang
yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang yang lain,
menuruti peraturan hukum tentang kemerdekaan.
8
Pengertian hukum sangatlah beragam, karena unsur-unsur hukum sendiri yang sangat
beragam.
9
8. Hukum diartikan sebagai ilmu; hukum yang diartikan sebagai pengetahuan yang
akan dijelaskan secara sistematis, metodis, objektif, dan universal. Keempat perkara
tersebut adalah syarat ilmu pengetahuan.
9. Hukum diartikan sebagai sistem ajaran (disiplin hukum); sebagai sistem ajaran,
hukum akan dikaji dari dimensi dassollen dan das-sein. Sebagai das-sollen, hukum
menguraikan tentang hukum yang dicita-citakan. Kajian ini akan melahirkan hukum
yang seharusnya dijalankan. Sedangkan sisi das-sein merupakan wujud pelaksanaan
hukum pada masyarakat. Antara das-sollen dan das-sein harus sewarna. Antara teori
dan praktik harus sejalan. Jika das-sein menyimpang dari das-sollen, maka akan
terjadi penyimpangan pelaksanaan hukum.
Hukum diartikan sebagai gejala sosial; hukum merupakan suatu gejala yang berada
di masyarakat. Sebagai gejala sosial, hukum bertujuan untuk mengusahakan adanya
keseimbangan dari berbagai macam kepentingan seseorang dalam masyarakat,
sehingga akan meminimalisasi terjadinya konflik. Proses interaksi anggota
masyarakat untuk mencukupi kepentingan hidupnya, perlu dijaga oleh aturan-aturan
hukum agar hubungan kerjasama positif antar anggota masyarakat dapat berjalan
aman dan tertib.
10
b. Kaedah hukum dan kaedah lainnya
yaitu peraturan hidup yang mempegaruhi tingkah laku manusia di dalam masyarakat. Sejak
masa kecil nya manusia merasakan adanya peraturan-peraturan hidup yang membatasi sepak
terjang nya. Pada permulaan yang di alami hanyalah peraturan-peraturan hidup yang berlaku
dalam lingkungan keluarga yang di kenalnya, kemudian juga yang berlaku di luarnya, dalam
masyarakat. Yang di rasakan paling nyata ialah peraturan-peraturan hidup yang berlaku
Akan tetapi dengan adanya norma itu di rasakan pula oleh nya adanya penghargaan
norma itu mempunyai tujuan supaya kepentingan masing-masing warga masyarakat dan
1. Norma agama
Norma agama ialah peraturan hidup yang di terima sebagai perintah-perintah,
larangan-larangan dan anjuran-anjuran yang berasal dari tuhan.
Para pemeluk agama mengakui dan berkeyakinan, bahwa peraturan-
peraturan hidup itu berasal dari tuhan dan merupakan tuntutan hidup ke arah jalan
yang benar.
2. Norma kesusilaan
11
Norma kesusilaan ialah peraturan hidup yang di anggap sebagai suara hati
sanubari manusia (insan-kamil).
Kesusilaan memberikan peraturan-peraturan kepada manusia agar supaya ia
menjadi manusia yang sempurna. Hasil dari pada perintah dan larangan yang timbul
dari norma kesusilaan itu pada manusia bergantung pada pribadi orang-orang. Isi
hatinya akan mengatakan perbuatan mana yang jahat . hati nurani nya akan
menentukan apakah ia akan melalukan sesuatu perbuatan.
Misalnya :
hendaklah engkau berlaku jujur.
Hendaklah engkau berbuat baik terhadap sesama manusia.
Norma kesusilaan itu dapat juga menetapkan buruk baiknya suatu perbuatan
manusia dan turut pula memelihara ketertiban manusia dalam masyarakat.
Norma kesusilaan inipun bersifat umum dan universal, dapat di terima oleh
seluruh umat manusia.
3. Norma kesopanan
Peraturan-peraturan itu diikuti dan ditaati sebagai pedoman yang mengatur
tingkah laku manusia terhadap manusia yang ada di sekitarnya. Satu golongan
masyarakat tertentu dapat menetapkan peraturan-peraturan tertentu mengenai
kesopanan, yaitu apa yang boleh dan apa yang tidak boleh di lakukan oleh seseorang
dalam masyarakat itu.
Misalnya :
Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua.
janganlah meludah di lantai atau di sembarang tempat.
janganlan berdesak-desak memasuki ruangan.
Tiga macam norma yang di sebutkan di atas, yaitu norma agama, kesusilaan
dan kesopanan bertujuan membina ketertiban kehidupan manusia. Namun ketiga
peraturan hidup itu belum cukup memberi jaminan untuk menjaga ketertiban dalam
12
masyarakat. Manusia dan masyarakat mengenal hal-hal yang tidak termasuk dalam
lingkungan norma agama, kesusilaan dan kesopanan.
Umumnya antara ketika norma itu tak ada satupun yang mewajibkan :
Bahwa orang-orang di jalan besar harus berjalan di sebelah kiri;
Bahwa seorang buruh yang di pecat karena sering mabuk, harus di
berikan keterangan oleh majikannya.
Banyak lagi hal-hal yang tidak di atur oleh ketiga norma tadi, yang
sebenarnya perlu juga di atur guna ketertiban dan keamanan dalam masyarakat
seperti urusan bank, perseroan terbatas, lalu-lintas di jalan dan lain-lain.
Norma agama, kesusilaan dan kesopanan saja tidak cukup untuk menjamin
terpeliharanya kepentingan-kepentingan dalam pergaulan masyarakat.
Ketiga macam norma itu tidak mempunyai sanksi (pengukuh) yang tegas,
jika salah satu dari peraturan nya di langgar.
Pelanggar norma agama di ancam dengan hukuman dari tuhan, dan hukuman
itu berlaku kelak di akhirat. Pelanggaran norma kesusilaan mengakibatkan
perasaan cemas dan kesal hati kepada si pelanggar yang insyaf. Pelanggaran
norma kesopanan mengakibatkan celaan atau pengasingan dari lingkungan
masyarakat.
Hukuman-hukuman semacam ini tidak mendapat perhatian dari orang-orang
yang tak mengenal atau memperdulikan agama, kesusilaan dan kesopanan.
Orang yang tidak beragama tentulah tidak takut akan hukuman dari tuhan.
orang yang tidak berkesusilaan tidak akan merasa cemas atau kesal hati atas
perbuatan nya yang salah dan orang yang tidak berkesopanan tidak pula
memperdulikan celaan atau pengasingan dari masyarakat.
Dengan demikian orang-orang itu juga tidak terikat kepada jenis peraturan
hidup itu, sehingga mereka bebas untuk berbuat sesuka hatinya. Sikap yang
demikian tentulah membahayakan masyarakat. Oleh karena itu di samping tiga
jenis peraturan hidup itu perlu juga adanya suatu jenis peraturan lain yang dapat
13
menegakkan tata, yaitu suatu jenis peraturan bersifat memaksa dan mempunyai
sanksi-sanksi yang tegas.
Keistimewaan norma hukum itu justru terletak dalam sifatnya yang memaksa,
dengan sanksinya yang berupa ancaman hukuman. Alat-alat kekuasaan Negara berdaya
upaya agar peraturan-peraturan hukum itu di taati dan di laksanakan. Paksaan tidak berarti
sewenang-wenang melainkan harus bersifat sebagai alat yang dapat memberi suatu tekanan
14
C. TUJUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT
Setiap pelanggar peraturan hukum yang ada, akan di kenakan sanksi yang berupa
hukuman sebagai reaksi terhadap perbuatan yang melanggar hukum yang di lakukannya.
Untuk menjaga agar peraturan-peraturan hukum itu dapat berlangsung dan terus di
terima oleh seluruh anggota masyarakat maka peraturan-peraturan hukum yang ada harus
sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan asas-asas keadilan dari masyarakat tersebut.
Dengan demikian, hukuman bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat
dan hukum itu harus pula brsediakan pada keadilan, yaitu asas-asas keadilan dari masyarakat.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keamanan dalam masyarakat akan terpelihara, bilamana tiap warga
masyarakat itu tidak menganggu sesamanya. Bila keamana terganggu, maka
masyarakt itu akan kacau. Manusia-manusia yang bersifat individualistis misal nya
akan mementingkan dirinya sendiri dan timbulah pertikaian. Jika keadaan masyarakat
terus menerus demikian, maka tidak dapatlah di katakan, bahwa ada penghidupan
yang teratur dalam masyarakat itu.
B. SARAN
Penulisan makalah ini di harapkam dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta
bermaanfaat bagi semua pihak. Penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca guna
menyempurnakan makalah selanjutnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://andrilamodji.wordpress.com/hukum/pengertian-tujuan-jenis-jenis-dan-
https://edr2figter.wordpress.com/2012/12/24/pengertian-dan-hubungan-hukum-
17