Inisiasi
MENGENAL KAIDAH
3
SOSIAL
Untuk mengetahui, memahami dan dapat menghayati hukum, selain kita harus
mengetahui definisi dan/atau pengertian hukum; kaidah hukum; kita juga harus
memahami tentang kaidah sosial.
Penjelasan berikut ini tentang kaidah sosial yang diadaptasi dari modul 1
PIH/PTHI yang ditulis oleh Kunthoro Basuki, SH.,M.Hum
A. Masyarakat
Masyarakat adalah kelompok manusia terorganisasi, yang mempersatukan
manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya baik selaku
makhluk pribadi maupun makhluk sosial. Terbentuknya masyarakat ada yang
secara alam, tetapi ada juga yang terbentuknya karena disengaja oleh pihak
eksternal atau oleh pihak internal sendiri, namun yang mempersatukan diantara
anggota masyarakat adalah sama, yaitu adanya kebersamaan tujuan.
Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia sebagai
makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Dalam kedudukannya
selaku individu, manusia tidak mungkin dapat memenuhi segala kebutuhan
hidupnya secara penuh, oleh sebab itu manusia terpaksa harus hidup
bermasyarakat atau terpaksa harus hidup bersama-sama dengan manusia yang
lain dalam masyarakat. Dilihat dari sejarah perkembangan manusia, ternyata
manusia selalu hidup bersama, selalu hidup berkelompok dalam masyarakat.
Masyarakat terbentuk, apabila sedikitnya ada dua orang atau lebih yang hidup
bersama, mereka saling berhubungan, saling pengaruh-mempengaruhi, saling
tergantung dan saling terikat satu sama lain. Misalnya, dua orang yang hidup
bersama selaku suami istri, seorang ibu dengan anaknya. Keluarga adalah
merupakan suatu bentuk masyarakat yang paling kecil jumlah anggotanya.
Dalam hidup bermasyarakat antara manusia yang satu dengan yang lain
selalu berhubungan atau antara ego (manusia yang beraksi) selalu berinteraksi
dengan alter (manusia yang bereaksi). Hubungan tersebut disebut interaksi
sosial, yaitu adanya hubungan yang bertimbal balik yang saling pengaruh-
mempengaruhi antara manusia yang satu dengan yang lain, antara manusia
selaku individu dengan kolompok, antara kelompak yang satu dengan
kelompok yang lain. Dengan demikian dapatlah ditarik simpulan adanya ciri-
ciri interaksi sosial, yaitu:
1. minimal ada dua orang yang mengadakan interaksi;
2. dalam mengadakan interaksi menggunakan bahasa yang saling dimengerti
diantara ego dan alter;
3. dalam kurun waktu yang cukup lama, artinya tidak hanya sesaat;
4. adanya tujuan-tujuan tertentu yang mempersatukan.
B. Kaidah Sosial
Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah norma yang mengatur hidup manusia yang berlaku
secara umum dan bersumber dari hati nurani manusia. Tujuan norma
kesusilaan, yaitu mewujudkan keharmonisan hubungan antarmanusia. Sanksi
bagi pelanggarnya, yaitu rasa bersalah dan penyesalan mendalam bagi
pelanggarnya. Contoh norma kesusilaan, antara lain:
1) jujur dalam perkataan dan perbuatan;
2) menghormati sesama manusia;
3) membantu orang lain yang membutuhkan;
4) tidak mengganggu orang lain;
5) mengembalikan hutang.
Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah norma yang muncul dan berkembang dalam
pergaulan masyarakat tertentu. Oleh karena itu, norma kesopanan bersifat
lokal dan bergantung kepada adat istiadat atau kebiasa. masyarakat tertentu.
Sumber norma kesopanan adalah kebaikan dalam suatu masyarakat yang
ditaati sebagai pedoman untuk mengatur manusia. Sanksi bagi pelanggarnya,
yaitu dicemooh atau dikucilkan. Contoh norma kesopanan, antara lain:
1) orang muda harus menggunakan bahasa yang lebih halus jika berbicara
dengan orang yang lebih tua;
2) mempersilakan wanita duduk, jika bus atau kereta telah penuh;
3) mengetuk pintu jika bertamu;
4) gotong royong untuk kepentingan bersama; dan
5) mengundang tetangga jika menyelenggarakan acara.
Norma sopan santun adalah peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan
sekelompok orang. Norma kesopanan bersifat relatif, artinya apa yang
dianggap sebagai norma kesopanan berbeda-beda di berbagai tempat,
lingkungan, atau waktu.
Sanksi bagi pelanggar norma kesopanan adalah tidak tegas, tetapi dapat
diberikan oleh masyarakat, yang berupa cemoohan, celaan, hinaan, atau
dikucilkan dan diasingkan dari pergaulan serta di permalukan.
Adat Istiadat
Adat merupakan norma yang tidak tertulis, namun sangat kuat mengikat
sehingga anggota-anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat akan
menderita, karena sanksi keras yang kadang-kadang secara tidak langsung
dikenakan. Misalnya pada masyarakat yang melarang terjadinya perceraian
apabila terjadi suatu perceraian maka tidak hanya yang bersangkutan yang
mendapatkan sanksi atau menjadi tercemar, tetapi seluruh keluarga atau
bahkan masyarakatnya.
Sumber: http://sujarman81.wordpress.com/2011/09/11/pengertian-dasar-ilmu-
hukum/