id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pola Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat
Kehidupan sosial ekonomi merupakan kegiatan seseorang yang
berhubungan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kehidupan sosial ekonomi membentuk sebuah pola yang saling melengkapi
antara dua sendi kehidupan yaitu sosial dan ekonomi. Sosial adalah keadaan
dimana terdapat kehadiran orang lain. Kehadiran orang lain ini akan terjalin
interaksi sosial yang merupakan bentuk hubungan sosial antara orang yang satu
dengan orang yang lain. Hubungan sosial dapat dilihat dari interaksi dan
komunikasi sehari-hari serta perilaku masyarakat desa itu sendiri. Ekonomi
adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi,
pertukaran serta konsumsi barang dan jasa. Sosial ekonomi adalah suatu
kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan pemenuh kebutuhan hidup.
Sosial dan ekonomi termasuk dalam sebuah sistem yang disebut masyarakat.
a. Pengertian Masyarakat
Masyarakat dalam bahasa Inggris yaitu society yang berasal dari
kata Latin socius yang berarti “kawan”. Istilah masyarakat sendiri berasal
dari kata Arab yaitu syaraka berarti ikut serta, berpartisipasi. Masyarakat
adalah sekumpulan manusia yang saling “bergaul” dengan istilah ilmiah
saling “berinteraksi”. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat
kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. J.L. Gillin
dan J.P. Gillin menyatakan bahwa, masyarakat atau society adalah “......
the largest grouping in which common customs, traditions, attitudes, and
feelings of unity are operative” (Koentjaraningrat, 2002: 146-147).
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
d. Pengertian Industri
Industri berasal dari bahasa latin “industria” yang berarti
ketrampilan dan penuh sumber daya; dengan demikian manusia industrial
merupakan makhluk yang terampil dan penuh sumber daya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
21
22
23
24
25
26
27
28
kerjasama erat yang bersifat pribadi. Sebagai salah satu hasil hubungan
yang erat dan bersifat pribadi tadi adalah peleburan individu-individu ke
dalam kelompok sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompok.
Secara ideal, hubungan primer dianggap sebagai tujuan atau sebagai
suatu nilai sosial yang harus dicapai. Hal ini berarti bahwa hubungan
tersebut harus bersifat sukarela, di mana pihak-pihak yang bersangkutan
benar-benar merasakan adanya suatu kebebasan dalam pelaksanaannya.
Kelompok primer (primary group) dalam konteks masyarakat
dikarakteristikan sebagai masyarakat pedesaan. Sedangkan kelompok
sekunder (secondary group) dapat dikarakteristikan sebagai masyarakat
kota. Cooley tidak menyebutkan secara khusus. Namun, dapat dikatakan
bahwa segala sesuatu pada kelompok primer adalah kebalikan dari
kelompok sekunder. Kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok
besar yang terdiri dari banyak orang, yang sifat hubungannya tidak
berdasarkan pengenalan secara pribadi dan juga tidak langgeng
(Soekanto, 2012: 109-116).
Solidaritas sosial juga dapat digunakan untuk membedakan
karakteristik desa dan kota. Solidaritas sosial menurut Durkheim harus
menjadi objek utama dalam menjelaskan realitas sosial (Samuel, 2010).
Seperti Spencer, Durkheim juga melihat masyarakat sebagai sebuah
organisme biologis. Pemikiran Durkheim didasari pada gejala sosial, ia
mengamati perubahan sosial dari masyarakat primitif (tradisional)
menuju masyarakat industri.
Durkheim mengamati bahwa peningkatan sistem pembagian kerja
tersebut berimplikasi pada perubahan tipe solidaritas sosial yang
dikaitkan dengan tingkat pembagian kerja dalam masyarakat. Pada
masyarakat dengan sistem pembagian kerja yang rendah, akan
menghasilkan tipe solidaritas mekanik, sedangkan pada masyarakat
dengan pembagian kerja yang kompleks akan menghasilkan tipe
solidaritas organik (Lauer, 1982; Samuel, 2010). “Solidaritas mekanik
commit to user antara anggota masyarakat dan
terbentuk karena kesamaan-kesamaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
30
31
32
33
34
A G
Gambar 2.2 Skema AGIL yang dikembangkan oleh Talcott Parsons
(Sumber : Geoge Ritzer dan Douglas J. Goodman, 2008: 127)
35
36
37
38
C. Kerangka Berpikir
Masyarakat Jetis pada awalnya merupakan masyarakat desa yang
bermata pencaharian di sektor pertanian. Mereka bekerja sebagai petani dan buruh
tani. Masyarakat sektor pertanian memiliki sifat solidaritas mekanik. Namun,
berdirinya industri mengakibatkan lahan-lahan pertanian semakin berkurang dan
menyempit. Masyarakat Jetis pun mengalami transformasi mata pencaharian.
Mata pencaharian mereka mulai beralih ke sektor non pertanian. Sehingga, mata
pencaharian masyarakat menjadi beraneka ragam. Hal ini mengakibatkan
pembagian kerja semakin tinggi. Masyarakat semakin sibuk dengan kegiatan
ekonomi dan mereka memiliki solidaritas organik. Keadaan ini mempengaruhi
relasi sosial ekonomi dan strategi bertahan yang dilakukan oleh masyarakat.
Kemudian kedua hal tersebut akan mempengaruhi pola kehidupan sosial ekonomi
masyarakat Jetis.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar berikut:
Relasi Sosial
Ekonomi
Masyarakat Solidaritas
Organik
Strategi Bertahan
Masyarakat