Anda di halaman 1dari 15

MASYARAKAT DALAM KONTEKS KEBUDAYAAN

DAN KOMUNITAS

KELOMPOK 1
MELI JULIATI
2105905010001
YOLA DARA PHONNA
2105905010018
FITRI MADANI
2105905010025
ERLINDA SARNI SIDIM
2105905010028

MATA KULIAH PENGANTAR SOSIOLOGI

DOSEN PEMBIMBING: DR. MURSYIDIN., MA


PENGERTIAN MASYARAKAT
 Menurut Linton masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama
hidup dan bekerja sama sehingga mereka itu dapat mengorganisasiksn dirinya dan
berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
 M.J.Herskovitas mengatakan, masyarakat adalah kelompok individu yang
diorganisasikan yang mengikuti cara hidup tertentu.
 Selanjutnya L. Gillin dan J. P Gillin mengatakan, masyarakat adalah kelompok
manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan tradisi, sikap dan perasaan persatuan
yang sama.
Dapat disimpulkan masyarakat adalah kumpulan sejurnlah individu yang menempati suatu
wilayah dalam waktu yang cukup lama, dimana antara satu individu dengan individu yang
lain selalu terjadi hubungan dan saling mempengaruhi antara sesamanya. Oleh karena itu
keberadaan suatu masyarakat sangat ditentukan interaksi sosial yang oleh Park dan Burgess
diklasifikasikan kedalam liina unsur yaitu komunikasi, konflik, kompetisi, akomodasi dan
asimilasi.
ASAL USUL MASYARAKAT
Sesuai dengan fitrahnya manusia adalah makhluk yang lemah namun ia mempunyai kelebihan
dari makhluk yang lain dalam ha1 akal, nalar dan kemampuan mengkomunikasikan hasil
penalarannya. Atau dasar fitrah tersebut manusia tidak bisa hidup sendiri. Hal ini disebabkan
karena:

a. Hasrat atau dasar naluri sendiri


b. Manusia makhluk yang lemah
c. Menurut Aristoteles, manusia adalah Zoon Politicon
d. Manusia membutuhkan hidup bersama karena adanya perbedaan sifat dan kedudukan dan
sebagainya.
KEBUDAYAAN

Kebudayaan adalah segala hasil cipta, rasa karsa manusia untuk memenuhi kebutuhan.
lahiriah atau jasmaniah, maupun kebutuhan rohaniah. Sehubungan dengan itu maka dikenal
dua macam kebudayaan, yaitu kebudayaan jasmani dan kebudayaan rohani.
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT
Masyarakat dan kebudayaan yang dikemukakan di atas jelas bahwa antara kebudayaan dan masyarakat
mempunyai hubungan yang sangat erat dan tak terpisahkan. Tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat,
karena kebudayaan merupakan produk dari hasil cipta, rasa dan karena manusia. Sebaliknya
masyarakat yang merupakan kumpulan sejumlah individu adalah makhluk yang berbudaya. Manusia
atau masyarakat mampu dan berhasil merurnuskan nilai-nilai, norma-norma dan aturan-aturan tersebut
akhirnya menjadi kebiasaan yang dipatuhi oleh seluruh anggotanya sehingga melahirkan suatu
kebudayaan yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
STRUKTUR DAN KEBUDAYAAN
STRUKTUR KEBUDAYAAN

CULTURAL UNIVERSAL

CULTURAL ACTIVITIES
TRAITS
COMPLEXEST
TRAITS

ITEM
KEBUDAYAAN SEBAGAI SISTEM NORMA

Kebudayaan pada dasarnya bersifat normatif, karena kebudayaan merupakan kumpulan


dari nilai-nilai, norma-norma dan aturan-aturan yang sudah menjadi kebiasaan atau tradisi.
Justru karena itu kebudayaan bersifat normatif dalam arti sebagai sistem norma, maka
kebudayaan dijadikan sebagai standard berperilaku bagi para pendukungmya.
PENGERTIAN KOMUNITAS

Komunitas (community) adalah sebuah kelompok sosial yang terdiri dari beberapa
organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama,
komunitas dalam konteks manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud,
kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa.
Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti “kesamaan”, kemudian dapat
diturunkan dari communis yang berarti “sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak”. Menurut
Mac Iver dalam Mansyur, community diistilahkan sebagai persekutuan hidup atau paguyuban dan
dimaknai sebagai suatau daerah masyarakat yang ditandai dengan beberapa tingkatan pertalian
kelompok sosial satu sama lain.
HIDUP MENETAP

Orang baru hidup menetap apabila mereka sudah dapat mengatasi dan memecahkan masalah-
masalah yang disebut sebagai berikut:

1. Mengatasi masalah pangan dengan cara bercocok tanam/mempunyai mata pencaharian yang
tetap seperti bersawah dan berladang.
2. Mengatasi masalah papan mereka sudah mampu dan memiliki rumah tempat tinggal, walaupun
dalam kondisi yang sederhana.
3. Mengatasi masalah hubungan dalam pengertian sudah berumah tangga yang diikat oleh norma-
norma yang disepakati bersama dan diakui masyarakat.
4. Masalah keamanan dimana kelompok masyarakat tersebut sudah merumuskan nilai, norma dan
aturan yang di sepakati dan melaksakan dengan berbagai sanksi bagi para pelanggarnya.
KOMUNITAS DESA

Komunitas desa adalah suatu kumpulan orang-orang dalam jumlah yang banyak (kurang
dari 2500 orang) dan membentuk kelompok-kelompok sosial yang bekerjasama untuk
mencapai kepentingan atau tujuan bersama, menempati suatu wilayah tertentu dalam waktu
yang cukup lama (dengan mata pencaharian utama pertanian)
CIRI-CIRI KEHIDUPAN DESA

1. Isolasi adalah kehidupan desa yang paling menonjol.


2. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
3. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.
4. Ekonomi subsistem, cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi
alam sekitar seperti: iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah
bersifat sambilan.
5. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila
dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
6. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
7. Pertanian, sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
8. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya.
KOMUNITAS KOTA

Umumnya yang dimaksud dengan kota adalah suatu tempat yang kepadatan penduduknya
tinggi, rumah-rumahnya berkelompok kompak, mata pencaharian penduduk bukan
pertanian, sarana prasarana tersedia lengkap seperti banyaknya bangunan-bangunan besar
dan tinggi, perkantoran, jalan yang lebar dan baik, ada pusat pertokoan, tempat hiburan,
jaringan listrik, jaringan air minum dan sebagainya.
CIRI-CIRI MASYARAKAT KOTA

1. Kehidupan keagamaan berkurang dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.


2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain yang penting
disini adalah manusia perorangan atau individu.
3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada
warga desa.
5. Interaksi yang lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
6. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima
pengaruh.
KESIMPULAN

Masyarakat adalah kumpulan sejurnlah individu yang menempati suatu wilayah dalam waktu yang
cukup lama, dimana antara satu individu dengan individu yang lain selalu terjadi hubungan dan
saling mempengaruhi antara sesamanya.
Komunitas adalah suatu kumpulan orang-orang dalam jumlah yang banyak dan membentuk
kelompok-kelompok sosial yang bekerjasama untuk mencapai kepentingan atau tujuan bersama,
menempati suatu wilayah tertentu dalam waktu yang cukup lama.
Dalam interaksi masyarakat desa dan kota ini, meskipun mereka mempunyai ciri yang berbeda,
namun antara keduanya ada hubungan timbal balik yang sama sama menguntungkan antara
keduanya.
Desa dan kota mempunyai peran yang sama-sama penting dalam pengembangan ekonomi suatu
wilayah.
REFERENSI
Ambar Teguh Sulistiyani. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Bustamam. 2015. Pengantar Sosiologi. Padang: e-book google.
Cholil Mansyur. 1987. Sosiologi Masyarakat Desa dan Kota. Surabaya: Usaha Nasional.
Suqihen Bahreint, Sosiologi Pedesaan (suatu pengantar). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Soekamto,Soerjono. 2006. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Soerjono Soekanto. 1983. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
Pandakele, Alfien. 2015. Sosiologi Perdesaan. Bogor: Maxindo Internasional.
Nasrullah, Jamaludin Adon. 2015. Sosiologi Perkotaan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Murdiyanto, Eko. 2008. Sosiologi Perdesaan Pengantar Untuk Memahami Masyarakat Desa. Yogyakarta:
Wimaya Press.

Anda mungkin juga menyukai