Anda di halaman 1dari 75

BAB X

MASYARAKAT
KONSEP DASAR TENTANG
MASYARAKAT DAN
KEBUDAYAAN

(PENDAHULUAN)
Penduduk, masyarakat, dan kebudayaan
adalah konsep2 yg berhubungan satu
sama lain.

Penduduk bertempat tinggal di dlm suatu


wilayah tertentu dlm waktu yg tertentu
pula, dan berkemungkinan akan
terbentuknya suatu masyarakat di
wilayah tsb.
Demikian pula hubungan antara
masyarakat dg kebudayaan, ini adalah
hubungan dwi tunggal, yakni
kebudayaan merupakan hasil dari
masyarakat.
Kebudayaan bisa terlahir, tumbuh, dan
berkembang dlm suatu masyarakat,
sebaliknya tdk ada suatu masyarakat yg
tdk didukung oleh kebudayaan. Jadi,
hubungan antara masyarakat dan
kebudayaan merupakan hubungan yg
saling menentukan.
Penduduk adalah orang2 yg
mendiami suatu wilayah tertentu,
menetap dlm suatu wilayah, tumbuh
dan berkembang dlm wilayah
tertentu pula.
Masyarakat adalah suatu kehidupan
sosial manusia yg menempati wilayah
tertentu, yg keteraturannya dlm
kehidupan sosialnya telah dimungkinkan
karena memiliki pranata sosial yg telah
mjd tradisi dlm mengatur kehidupannya.
Hal yg terpenting dlm masyarakat
adalah pranata sosial, tanpa pranata
sosial kehidupan bersama di dlm
masyarakat tdk mgk dilakukan
secara teratur.
Pranata sosial adalah perangkat
peraturan yg mengatur peranan serta
hubungan antar anggota masyarakat,
baik scr perseorangan maupun secara
kelompok.
Kebudayaan adalah hasil budi daya
manusia,

ada yg mendefinisikan : semua hasil


karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Karya manusia menghasilkan teknologi
dan kebudayaan kebendaan,
rasa mewujudkan segala norma dan nilai
utk mengatur kehidupan, dan
cipta merupakan kemampuan berpikir
dan kemampuan mental yg menghasilkan
filsafat dan ilmu pengetahuan.
PENGERTIAN DAN BATASAN

MASYARAKAT
UNSUR-UNSUR MASYARAKAT
Istilah masyarakat dlm bhs Inggris
dsbt society berasal dan kata Latin
socius, yg berarti "kawan" ini paling
lazim dipakai dlm tulisan2 ilmiah
maupun dlm bhs sehari2 utk menyebut
kesatuan2 hidup manusia.

"Masyarakat" sendiri berasal dari


akar kata Arab syaraka, yg artinya "ikut
serta, berperan serta".
Masyarakat adalah sekumpulan
manusia yg saling berinteraksi. Suatu
kesatuan masyarakat dpt memiliki
prasarana yg memungkinkan para
warganya utk berinteraksi.
Suatu negara modern adalah contoh
suatu kesatuan manusia yg memiliki
berbagai jenis prasarana, spt suatu
jaringan komunikasi berupa jaringan
jalan raya, kereta api, perhubungan
udara, media elektronika, media cetak,
sistem upacara, dll, sehingga para
warganya dpt berinteraksi secara
intensif.
Warga suatu negara dg wilayah yg
kecil tentu memiliki potensi utk
berinteraksi scr lbh intensif drpd warga
dari suatu negara yg sangat luas,
terutama apabila negara tsb terdiri dari
banyak pulau yg terpencar, spt halnya
negara kita.
Tidak semua kesatuan manusia yg
saling berinteraksi merupakan
masyarakat, sebab suatu masyarakat
hrs memiliki suatu ikatan yg khusus.
Orang2 yg berkerumun mengelilingi
seorang tukang jual jamu di pasar
umumnya tdk dsbt masyarakat, karena
walaupun mereka ada kalanya
berinteraksi scr terbatas, mereka tdk
memiliki ikatan lain kecuali perhatian thd
si penjual jamu itu.
Demikian juga orang2 yg
menonton suatu pertandingan sepak
bola, atau orang2 dlm jmlh besar yg
dpt kita jumpai di mana2, tdk dpt
dsb masyarakat.
Untuk sekumpulan orang tsb di atas kita
pakai istilah "kerumunan"
Adapun bentuk2 Kerumunan adalah :
•Kerumunan yg berartikulasi dg struktur sosial
- Khalayak penonton/pendengar yg formal
- Kelompok ekspresif yg direncanakan

•Kerumunan yg bersifat sementara


- Kerumunan yg kurang menyenangkan : antri karcis, nunggu bis
- Kerumunan orang2 dlm keadaan panik : kebakaran, gempa
- Kerumunan penonton

•Kerumunan yg berlawanan dg norma hukum


- Kerumunan yg bertindak emosional
- Kerumunan yg bersifat immoral
Ikatan yg menyebabkan suatu
kesatuan manusia mjd suatu masyarakat
adalah pola tingkah laku yg menyangkut
semua aspek kehidupan dlm batas
kesatuan tsb, yg sifatnya khas, mantap,
dan berkesinambungan, shg mjd adat-
istiadat.
Warga suatu asrama pelajar, para
mahasiswa suatu akademi kedinasan atau
suatu sekolah tdk dpt dsb masyarakat krn
walaupun kesatuan manusia yg terdiri dan
murid, guru, pegawai administrasi, serta para
karyawan lainnya terikat serta diatur tingkah-
lakunya oleh berbagai norma dan aturan
sekolah, namun sistem norma itu hanya
meliputi beberapa sektor kehidupan yg
terbatas, sementara sbg kesatuan manusia,
asrama atau sekolah hanya bersifat sementara
(tdk berkesinambungan).
Selain ikatan adat-istiadat khas yg
meliputi sektor kehidupan serta
kontinuitas waktu, warga suatu
masyarakat juga hrs memiliki suatu ciri
lain, yaitu rasa identitas bahwa mereka
merupakan suatu kesatuan khusus yg
berbeda dari kesatuan2 manusia lainnya.
Ciri ini memang dimiliki oleh penghuni
suatu asrama atau murid di suatu
sekolah, tetapi tdk adanya sistem norma
yg menyeluruh dan tdk adanya
kontinuitas menyebabkan bahwa mereka
tdk disebut masyarakat. Sebaliknya,
suatu negara, kota, atau desa memiliki
keempat ciri tsb.
keempat ciri itu, adalah :

1. Interaksi antar warga;

2. Adat-istiadat, norma2 , hukum serta aturan2


yg mengatur semua pola tingkah laku warga;

3. Kontinuitas dlm waktu;

4. Rasa identitas yg kuat yg mengikat semua


warga.
Itulah sebabnya suatu negara, kota, atau desa
dpt kita sebut masyarakat mis. masyarakat
Indonesia, masyarakat Filipina, masyarakat
Belanda, masyarakat desa Sukarapih dsb.
Dengan memperhatikan keempat ciri di
atas, definisi itu dpt dirumuskan sbb :

“Masyarakat adalah kesatuan hidup


manusia yg berinteraksi sesuai dg sistem
adat-istiadat tertentu yg sifatnya
berkesinambungan, dan terikat oleh suatu
rasa identitas bersama”.
Definisi J.L. Gillin dan J.P. Gillin mengenai masyarakat
dlm bukunya Cultural Sociology (1954: hlm. 139) yg
berbunyi sbb:

...the largest grouping in which common customs,


traditions, attitudes and feelings of unity are operative.

Dalam definisi di atas unsur "grouping" mirip dengan


unsur "kesatuan hidup", unsur common customs dan
traditions adalah unsur "adat-istiadat" dan "kontinuitas",
sedang common attitudes and feelings of unity sama dengan
unsur identitas bersama. Suatu tambahan dalam definisi
Gillin adalah unsur the largest.
Walaupun demikian konsep itu dpt diterapkan
pada konsep masyarakat dari suatu bangsa atau
negara (misalnya konsep masyarakat Indonesia,
masyarakat Filipina, masyarakat Belanda dsb).

Meskipun sering menggunakan konsep masyarakat


Indonesia dlm arti luas spt di atas, biasanya yg
terbayang adalah sekelompok orang Indonesia yg
ada di sekitar, di suatu lokasi tertentu, atau dlm
ikatan kelompok tertentu.
Gurubesar Sosiologi UGM M.M. Djojodigoeno
memang membedakan antara konsep "masyarakat
dlm arti luas" dan "masyarakat dlm arti sempit".

Berdasarkan konsep M.M. Djojodigoeno itu


masyarakat Indonesia adalah masyarakat dlm arti
luas, dan masyarakat desa atau kota tertentu,
maupun masyarakat warga kelompok kekerabatan
dadia, marga, atau suku adalah masyarakat dlm
arti sempit.
Komuniti
dan
Komunitas
Keduanya adalah wujud-wujud
masyarakat yang konkret, yang selain
memiliki ikatan berdasarkan suatu sistem
adat-istiadat yang sifatnya kontinyu, dan
berdasarkan rasa identitas bersama, juga
terikat oleh suatu lokasi yang nyata dan
kesadaran wilayah yang konkret.
Kesatuan wilayah, kesatuan adat-istiadat,
rasa identitas komunitas, dan loyalitas
terhadap komunitas sendiri merupakan ciri2
komunitas, dan pangkal dari perasaan
patriotisme, nasionalisme, dll, umumnya
menyangkut negara.
Memang, suatu negara adalah wujud dari suatu
komunitas yang paling besar. Selain negara,
kesatuan2 spt kota, desa, RW, atau RT juga cocok
dengan definisi mengenai komunitas,

yaitu: suatu kesatuan hidup manusia yang


menempati suatu wilayah yang nyata, dan
berinteraksi secara kontinyu sesuai dengan suatu
sistem adat-istiadat, dan terikat oleh suatu rasa
identitas komunitas.
Di atas, kesatuan hidup manusia di suatu
negara, desa, atau kota, juga kita sebut
"masyarakat". Dengan demikian, apakah
konsep "masyarakat" sama dengan
"komunitas"?
Keduanya memang tumpang-tindih, tetapi
"masyarakat" adalah istilah umum bagi suatu
kesatuan hidup manusia (karena itu sifatnya
lebih luas), yang bersifat mantap dan terikat
oleh satuan adat-istiadat serta rasa identitas
bersama,

Sedang "komunitas" bersifat khusus, karena


adanya ikatan lokasi dan kesadaran wilayah.
Beberapa ahli antropologi Indonesia
mengusulkan untuk membedakan antara
komuniti yang tumbuh sendiri, mulai dari
kehidupan berkelompok para nenek-moyang
pendirinya yang kemudian berkembang
menjadi makin besar secara kontinyu selama
beberapa generasi,
Tetapi ada pula kehidupan-kehidupan
berkelompok yang dengan sengaja dibentuk
karena berbagai alasan, baik yang
dipaksakan maupun yang tidak, dan
kemudian berkembang menjadi mantap dan
besar selama beberapa generasi.
Kelompok yang pertama mungkin dapat di sebut
"komuniti", sementara kelompok yang kedua
dapat disebut "komunitas".

Dengan demikian suatu Banjar, yang merupakan


desa tradisional di Bali sejak beberapa generasi,
merupakan "komuniti"„ dan desa transmigrasi
atau kompleks perumahan di kota yang dibangun
oleh suatu perusahaan pengembang adalah
"komunitas".
Kategori Sosial
Masyarakat sebagai kolektif manusia yang sangat
umum sifatnya, mengandung kesatuan-kesatuan
yang sifatnya lebih khusus, tetapi belum tentu
memiliki syarat-syarat pengikat yang sama dengan
masyarakat.

Kesatuan sosial yang tidak memiliki syarat-syarat


pengikat itu (sehingga mirip dengan
"kerumunan"), adalah suatu "kategori sosial",
yang tidak memiliki sifat-sifat suatu masyarakat .
Ciri-ciri obyektif itu biasanya dikenakan oleh
pihak luar dan yang sering tidak disadari oleh
yang bersangkutan sendiri, untuk suatu maksud
tertentu.

Misalnya, dalam hukum suatu negara ditentukan


bahwa ada kategori warga yang berumur di atas
18 tahun dan kategori warga yang berumur di
bawah 18 tahun, untuk membedakan antara warga
negara yang mempunyai hak pilih dalam
pemilihan umum dan yang tidak
Ada pula kategori orang yang memiliki
mobil, dan kategori yang tidak memilikinya,
untuk menentukan siapa yang harus
membayar sumbangan wajib dan siapa yang
tidak.
Demikian pula ada beragam penggolongan
berdasarkan ciri-ciri obyektif untuk berbagai
maksud yang berbeda, misalnya kategori
pegawai negeri untuk menentukan
banyaknya hadiah lebaran yang harus
disediakan
atau kategori anak di bawah umur 17 tahun,
untuk larangan menonton film orang dewasa,
dan.sebagainya
Dengan demikian tidak hanya negara atau
kota saja yang dapat mengadakan berbagai
macam penggolongan terhadap
masyarakatnya,

Tetapi untuk keperluan analisa seorang


peneliti pun dapat melakukan berbagai
macam penggolongan terhadap penduduk
dari masyarakat yang ditelitinya, tanpa
disadari oleh orang-orang yang
bersangkutan.
Selain persamaan ciri obyektif yang dikenakan oleh
pihak luar, biasanya tidak ada unsur lain yang mengikat
suatu kategori sosial. Kategori sosial anak-anak di bawah
17 tahun, misalnya, biasanya tidak terikat oleh suatu
orientasi sosial dan tidak memiliki potensi yang dapat
mengembangkan suatu interaksi di antara mereka, tidak
memiliki identitas (karena penggolongan itu dilakukan
pihak luar, dengan batasan yang umumnya tidak mereka
sadari sendiri), tidak terikat kesatuan adat maupun sistem
nilai atau norma, tidak mempunyai lokasi, tidak
teroganisasi dan tidak mempunyai pimpinan.
Golongan Sosial
Berbeda dengan kategori sosial, dalam buku2
pelajaran antropologi atau sosiologi dalam bahasa
asing konsep "golongan sosial'' jarang dipisahkan dari
konsep "kategori sosial", dan bersama-sama disebut
dengan istilah social category (dan memang dianggap
sebagai satu konsep). Namun kita sebaiknya
memisahkan antara kedua konsep itu, karena kategori
sosial dan golongan sosial memiliki unsur-unsur
perbedaan yang jelas.
Suatu golongan sosial juga merupakan kesatuan
manusia yang memiliki ciri tertentu yang bahkan
sering dikenakan oleh pihak luar kepada mereka.
Walaupun dermikian, suatu kesatuan manusia
seperti itu memiliki ikatan identitas sosial karena
kesadaran identitas itu tumbuh sebagai respons
terhadap, penilaian pihak luar terhadap mereka,
atau karena golongan itu memang terikat oleh
suatu sistem nilai, norma, atau adat-istiadat
tertentu.
Dalam masyarakat Indonesia, misalnya ada konsep
"golongan pemuda". Golongan sosial ini terdiri dari
orang-orang yang oleh pihak luar disatukan karena
mereka semua memiliki satu ciri, yaitu usia mereka yang
muda. Namun selain ciri obyektif itu, golongan sosial ini
digambarkan oleh umum sebagai golongan orang-orang
yang penuh idealisme, belum terikat oleh kewajiban-
kewajiban hidup yang membebani mereka, sehingga
mereka masih sanggup mengabdi dan berkorban bagi
masyarakat, penuh semangat dan vitalitas, memiliki
kekuatan serta kreativitas untuk melakukan pembaruan,
dan sebagainya.
Gambaran umum (stereotip) yang baik tentang
golongan pemuda dalam masyarakat Indonesia itu
terjadi dan berkembang karena pernah ada
peristiwa-peristiwa yang sangat menentukan
dalam sejarah terjadinya nasion dan negara kita,
seperti Kongres Pemuda dalam tahun 1928, dan
revolusi fisik yang terjadi antara talaun 1945 dan
1949, walaupun belum tentu sernua orang yang
memenuhi syarat untuk disebut pemuda memiliki
ciri-ciri ideal tersebut.
Karena terpengaruh gambaran umum itu, banyak
orang muda bergabung dengan orang-orang muda
sebaya, dan berusaha penuh semangat dan vitalitas
untuk melakukan tindakan-­tindakan yang
mendemonstrasikan kesanggupan mereka untuk
berkorban bagi masyarakatnya (terutama orang-
orang miskin dan lemah, orang-orang yang
tertindas dan didiskriminasi, dan lain-lain),
sehingga dalam hati sanubari mereka timbul suatu
perasaan identitas golongan.
Suatu golongan sosial yang terpandang
dalam suatu masyarakat belum tentu
terpandang dalam masyarakat lain.
Golongan pemuda yang dalam masyarakat
Indonesia sangat terpandang, belum tentu
terpandang dalam masyarakat-masyarakat
di luar Indonesia.
seperti misalnya di negara-negara Skandinavia.
Golongan petani yang dalam negara-negara yang
berdasarkan pertanian dianggap terpandang, sama
sekali tidak terpandang dalam masyarakat yang
berdasarkan industri atau perdagangan, di mana
golongan usahawan adalah yang dianggap
terpandang.
Golongan-golongan sosial yang terbentuk karena profesi
yang sama biasanya terikat oleh persamaan ciri obyektif
maupun oleh dua unsur pengikat lainnya, yaitu sistem
norma dan identitas sosial (misalnya para dokter terikat
oleh etika kedokteran, sehingga semua dokter dalam suatu
masyarakat memiliki kesadaran akan golongannya, dan
memiliki suatu identitas sosial; para guru terikat oleh
norma-norma guru, dan karena itu semua guru memiliki
identitas golongannya; para pengemudi terikat oleh
norma-norma pengemudi dan aturan lalu-lintas, sehingga
mereka pun memiliki identitas golongan).
Suatu golongan sosial dapat juga timbul karena adanya
pandangan negatif dari pihak luar terhadap mereka, seperti orang­
orang Negro, penduduk Amerika. Serikat yang karena warna
kulitnya yang gelap, dibedakan dari warga negara Amerika Serikat
lainnya yang umumnya memiliki ciri-ciri ras Kaukasoid dan
berkulit bule. Sebagai golongan sosial dalam masyarakat Amerika,
mereka tidak memiliki adat-istiadat dan sistem norma yang khusus
dan berbeda dari golongan sosial lainnya (kalau pun ada, maka
perbedaannya sangat Namun karena orang Negro umumnya miskin,
maka mereka dianggap memiliki sifat khusus itu. Para penduduk
Amerika berkulit gelap yang kaya dan terpelajarpun tentu ada, dan
adat-istiadat serta sistem norma mereka tidak berbeda dengan adat-
istiadat serta sistem norma warga negara lain-nya, walaupun
identitas sosial sebagai suatu golongan yang khusus tetap melekat
pada mereka (karena dalam masyarakat Amerika Serikat orang
Negro didiskriminasi dengan pandangan-pandangan stereotip yang
biasanya merendahkan mereka).
Dalam suatu masyarakat juga ada kesatuan-kesatuan manusia yang
termasuk "golongan sosial", yaitu yang disebut "lapisan" atau
"kelas sosial". Di zaman dahulu kita kenal lapisan kaum
bangsawan, lapisan orang biasa, lapisan budak, dan sebagainya; dan
sekarang ada lapisan petani, lapisan buruh, lapisan pegawai, lapisan
pegawai tinggi, lapisan cendekiawan, lapisan usahawan, dan
sebagainya. Lapisan atau golongan sosial semacam itu terjadi
karena orang­orang yang dikelaskan ke dalamnya mempunyai suatu
gaya hidup yang khas, sehingga mereka dipandang oleh orang lain
sebagai orang-orang yang menduduki suatu lapisan tertentu dalam
masyarakat. Sebabnya ialah karena keduanya tidak memiliki syarat
pengikat masyarakat, yaitu prasarana yang khusus untuk
melakukaninteraksi sosial. Semua anak di bawah usia 17 tahun
dalam suatu masyarakat tidak berinteraksi melalui suatu sistem
prasarana khusus
Demikian juga tanpa kecuali, pemuda-pemuda yang
dalam masyarakat Indonesia berjumlah jutaan orang,
tidak hanya berinteraksi melalui suatu sistem prasarana
khusus yang tersedia. Organisasi-organisasi pemuda
dengan tujuan-tujuan khusus seperti studi, diskusi,
pergaulan, olahraga, kesenian, dan sebagainya, pada
umumnya dibentuk berdasarkan ideologinya masing-
masing (misalnya ideologi agama, ideologi nasional,
ideologi internasional), dan bukan karena organisasi-
organisasi itu merupakan suatu sistem jaringan yang
berlaku bagi semua pemuda, hanya karena mereka
memenuhi syarat untuk disebut pemuda.
Kelompok
Dan Perkumpulan
Suatu kelompok (dalam bahasa Inggris disebut group)
juga memenuhi syarat sebagai suatu masyarakat karena
memiliki sistem interaksi antar anggota, adat­istiadat, dan
sistem norma yang mengatur interaksi, adanya
kesinambungan, dan adanya rasa identitas yang
mempersatukan semua anggota. Namun, di samping
keempat ciri itu kelompok juga mempunyai ciri
tambahan, yaitu organisasi dan sistem kepemimpinan.
Suatu kelompok juga selalu tampil sebagai suatu kesatuan
yang terdiri dari individu-individu yang berkumpul pada
waktu-waktu tertentu saja.
Kedua ciri khas itu sebenarnya juga dimiliki oleh
kesatuan manusia yang terbesar, yaitu negara.
Walaupun demikian kita tidak mengatakan
"Kelompok Indonesia" apabila yang kita
maksudkan adalah negara Republik Indonesia,
karena kelompok selalu lebih kecil daripada
negara. Kota dan desa yang memiliki organisasi
dan sistem kepemimpinan juga tidak dapat disebut
kelompok.
Apabila kita mendengar tentang "kelompok Cibodas"
misalnya, maka "kelompok" itu hanya menandakan
lokasi saja, sehingga ada Persatuan Sepak Bola Indonesia
Mataram, karena lokasinya di Yogyakarta. Sebaliknya,
ada kelompok-kelompok yang tidak mempunyai lokasi
tertentu, misalnya suatu kelompok kekerabatan, sehingga
warga Marga Tarigan tidak hanya terdapat di Kaban Jahe
di Tanah Karo saja, tetapi juga di berbagai kota dan
daerah lain di Indonesia. Dengan demikian unsur lokasi
sebagai syarat terjadinya komuniti atau komunitas bukan
unsur mutlak.
Adapun syarat-syarat kelompok dan perkumpulan
adalah :

•Sistem interaksi antar anggota


•Adat istiadat
•Sistem norma yang mengatur interaksi
•Adanya kesinambungan
•Adanya rasa identitas yang mempersatukan
semua anggota
•Adanya organisasi dan sistem kepemimpinan
Perbedaan
Kelompok Perkumpulan
Primary group Association

Gemeinschaft Gesselschaft

Solidarite mechanique Solidarite organique

Hubungan familialistic Hubungan contractual

Dasar organisasi adat Dasar organisasi buatan


Pimpinan berdasarkan wibawa dan karisma Pimpinan berdasarkan wewenang dan hukum

Hubungan bersifat personal Hubungan bersifat anonim dan lugas


RANGKUMAN
Masyarakat dalam bahasa Inggris disebut society
(berasal dan kata Latin socius, yang berarti
"kawan”. "Masyarakat" sendiri berasal dari akar
kata Arab syaraka, yang artinya "ikut serta,
berperan serta". Pengertian dari masyarakat
adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
sesuai dengan sistem adat-istiadat tertentu yang
sifatnya berkesinambungan, dan terikat oleh suatu
rasa identitas bersama .
Syarat-syarat dari masyarakat adalah:

(1) Interaksi antar warga;

(2) Adat-istiadat, norma2, hukum serta aturan2


yang mengatur sermua pola tingkah laku
warga;

(3) Kontinuitas dam waktu;

(4) Rasa identitas yang kuat yang mengikat semua


warga.
Dapat dirumuskan pengertian masyarakat
adalah kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi sesuai dengan sistem adat-
istiadat tertentu yang sifatnya
berkesinambungan, dan terikat oleh suatu
rasa identitas bersama.
Orang-orang yang berkerumun tidak memiliki ikatan
khusus walaupun kadang-kadang terlibat dalam interaksi
disebut kerumunan,

Sedangkan komunitas bersifat khusus, memiliki ikatan


berdasarkan suatu sistem adat-istiadat yang sifatnya
kontinyu, dan berdasarkan rasa identitas bersama yang
semua kesatuan masyarakat, juga terikat oleh suatu lokasi
yang nyata dan kesadaran wilayah yang konkret.
Kesatuan wilayah, kesatuan adat-istiadat, rasa identitas
komunitas, dan loyalitas terhadap komunitas sendiri
merupakan ciri-ciri komunitas.
Kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terjadi
karena adanya suatu ciri atau suatu kompleks ciri-ciri
obyektif yang dapat dikenakan pada para warga atau
anggotanya. Ciri-ciri obyektif itu biasanya dikenakan oleh
pihak luar dan yang sering tidak disadari oleh yang
bersangkutan sendiri, untuk suatu maksud tertentu.

Golongan sosial juga merupakan kesatuan manusia


yang memiliki ciri tertentu yang bahkan sering dikenakan
oleh pihak luar kepada mereka golongan sosial juga
merupakan kesatuan manusia yang memiliki ciri tertentu
yang bahkan sering dikenakan oleh pihak luar kepada
mereka.
Syarat-syarat kelompok dan perkumpulan adalah:
(Persamaan)

a.Sistem interaksi antar anggota,


b. Adat istiadat,
c.Sistem norma yang mengatur interaksi,
d.Adanya kesinambungan,
e.Adanya rasa identitas yang mempersatukan
semua anggota,
f. Adanya organisasi dan sistem kepemimpinan.
Perbedaan
Kelompok Perkumpulan
Primary group Association

Gemeinschaft Gesselschaft

Solidarite mechanique Solidarite organique

Hubungan familialistic Hubungan contractual

Dasar organisasi adat Dasar organisasi buatan


Pimpinan berdasarkan wibawa dan karisma Pimpinan berdasarkan wewenang dan hukum

Hubungan bersifat personal Hubungan bersifat anonim dan lugas


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai