Anda di halaman 1dari 11

TUGAS FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

OLEH :

Siprianus Supriyadi Nasi (18.75.6448)

SEKOLAH TINGGI FILSAFAT KATOLIK LEDALERO


2021
Menelaah Teori Kritis Jurgen Habermas dan Relevansinya dengan
Kepentingan Pengembangan Vaksin Covid-19

Pengantar

Pada dasarnya secara alamiah manusia memilki rasa ingin tahu yang melekat erat dalam
dirinya. Rasa ingin tahu inilah yang menuntut manusia untuk terus mencari kebenaran-kebenaran
pengetahuan melalui pendekatan-pendekatan ilmiah yang terbuka dan dapat diuji. Pencarian
akan kebenaran pengetahuan merupakan sebuah usaha yang memampukan manusia untuk
menyelesaikan beragam masalah di dunia sekitarnya. Sokrates seorang filsuf Yunani klasik
dalam penyelesaian persoalan-persoalan kebuntuan berpikir lawan bicaranya, dia menggunakan
metode dialektika. Metode Socrates merupakan bentuk penelahaan filosofis dengan
mengeksplorasi implikasi dari posisi lawan bicara untuk merancang munculnya pemikiran dan
gagasan baru. Metode dialektis ini sering melibatkan diskusi yang bertentangan, cara pandang
seorang diadu dengan yang lain; seorang partisipan dapat mengarahkan orang lain untuk
menentangnya sehingga akan memperkuat pandangannya (Aqib dan Murtadlo, 2016. Dikutip
oleh Idham Khaliq, dkk).1 Banyak ilmuwan dan para filsuf yang mengembangkan suatu teori
dengan tujuan untuk membuat peradaban baru baik itu dari segi, ilmu pengetahuan, teknologi,
komunukasi, maupun kajain seputar politik, ekonomi, struktur masyrakat ataupun kebudayaan.
Penemuan-penemuan itu umumnya tidak pernah luput dari dominasi kebutuhan manusia. Pada
filsafat kontemporer kita kenal seorang filsuf sosiolog dari Jerman, generasi kedua di Mazhab
Frankfurt yang sangat berpengaruh pada Jamannya yakni, Jurgen Habermas. Jurgen Habermas
seoarng pemikir Jerman dalam teori kritisnya mengkritik postulat kebebasan nilai ilmu
pengetahuan. Teori kritisnya ini dibangun atas dasar konsep pemikiran positivisme yang
menyatakan bahwa hanya ilmu sosial yang memiliki prinsip “bebas nilai” bahwa ilmu
pengetahuan harus dipisahkan dari kepentingan dan pernyataan-pernyataan logis dari yang
normatif.2 Namun bagi Habermas, baik ilmu alam atau ilmu sosial semuanya dirancang untuk
kepentingan kekuasaan tertentu. Suatu teori tidak akan terlepas dari dominasi kekuasaan.

1
Idham Khaliq, dkk., “Upaya Meningkatkan Daya Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Mnenggunakan Metode
Socrates Kontekstual”, Website: jurnal.umj.acid/fbc,2017 (ISNN: 2460-7797), hlm. 25.
2
Frans Magnis-Suseno., Filsafat Sebagai Ilmu Kritis (Yogyakarta: Kanisius, Edisi Elektronik, 2016), hlm. 179.
Habermas lebih menititkberatkan pemahamannya berdasarkan gambaran suatu realiats
kehidupan nyata masyarakat. Semua teori harus berdampak pada dunia praksis. Oleh karena itu
Habermas membuat suatu distingsi ilmiah antara pandangan positivisme dengan pandangan-
pandangan kritisnya mengenai usaha untuk merubah corak pandang tradisiaonal menuju corak
pandang modern yang lebih terbuka.

Kita tahu bahwa persoalan global umat manusia pada jaman ini adalah usaha mencari
jawaban yang tepat untuk menghancurkan kekejaman covid-19 dari muka bumi, sebab beberapa
tahun terakhir kehadiran virus corona telah memberi gambaran kehancuran dan mimpi buruk
bagi semua manusia. Virus corona hadir dengan penuh kekeganasan, merubah semua bidang-
bidang kehidupan manusia secara menyeluruh tanpa terkecuali. Dunia sudah menjelma menjadi
wajah baru penuh tangis dan kematian. Perekonomian terus merosot, masalah-masalah sosial
tidak tekendali, dan iklim politik semakin tidak menentu arahnya. Banyak negara mengalami
kehancuran begitu nyata, kematian ada di mana-mana, bahkan pemerintah mulia putus asa untuk
mencari cara bagaimana menghadapi bencana yang kejam ini. Baru-baru ini ada berita yang
memiluhkan dari India. Penampakan korban kematian semakin tinggi, puluhan nyawa bahkan
ribuan tidak dipedulikan, lenyap begitu saja di pingggir-pinggir sungai dan pemukiman kumuh.
Seperti yang dikutip oleh kompas.com pada dari ABC pada Rabu, 12 Mei 2021 menyatakan
bahwa pandemi virus corona di negara ini semakin menyebar dengan cepat hingga ke pedalaman
pedesaan India. Akibatnya, tak hanya fasilitas layanan kesehatan seperti rumah sakit saja yang
kewalahan, tetapi juga layanan crematorium dan tempat pemakaman (Kompas.com, Rabu,12
Mei 2021).3 Inilah salah satu gambaran realitas kehancurn dunia yang disebabkan oleh
keganasan covid-19. Mau di bawa kemana dunia saat ini? Tentu jawaban pastinya ada pada
manusia itu sendiri. Manusia dibekali oleh akal sehat, menimang semua masalah dan serentak
juga mencari cara bagaimana harus mengatsinya? Masalah yang ditimbulkan oleh covid-19 tidak
akan pernah habis dipangkas, jika kaum ilmuwan menutup mata tanpa terbersit sedikitpun dalam
pikiran mereka untuk mengembangkan vaksin. Seandainya hal ini terjadi maka tidaklah
mengherankan kalau dunia akan berubah menjadi gambaran nyata ruang kosong yang tidak lain
seperti awal penciptaan. Habermas dalam teori kritisnya sangat menekankan bagaimana
pencapaian akan suatu teori yang harus berdampak pada kepentingan. Bagi dia tidak ada satupun

3
Sumber https://kompas.com.,Covid-19 di India Membuat Banyak Jenasah Penuhi Tepi Sungai Gangga. Diunduh
pada Kamis, 13 Mei 2021 pukul. 10.30.
teori yang bebas nilai, sebab semua teori yang dibentuk salah mempunyai efek kepentingan vital
manusia. Lalu, lebih lanjut Habermas menegaskan bahwa teori-teori itu harus melakukan
emansipasi ke dunia praksis dan bersifat fleksibel. Praktisnya teori-teori yang diciptakan
seharusnya bisa menjadi jawaban bagi manusia untuk menangani masalah yang terjadi
disekitarnya. Dalam kaitan dengan ini penulis ingin mengkaji lebih jauh dan mencari benang
merah antara Teori kritis Habermas dan hubungannya dengan pengembangan vaksin covid-19.
Bagi penulis teori kritis ini sangat relevan untuk membedah kepentingan vital manusia dalam
menghadapi keganasan virus corona dengan melibatkan para pemikir untuk menciptakan vaskin
covid-19.

Tentang Jurgen Habermas

Jurgen Habermas lahir pada 18 Juni 1929. Dia lahir dari keluarga kelas menengah. Pada
usia 15 tahun dia bersimpati pada barisan Hittler-Junge. Habermas muda tertambat pada
pemikiran-pemikiran Heidegger yang mendominasi iklim intelektual Jerman pasca perang.
Tetapi ia melepaskan dari dari pengaruh Heidegger setelah melihat bahwa Heidegger tidak
menunjukan sikap menyesal atas keterlibatannya dalam Nazi. Sikap kritis terhadap Heidegger
terungkap dalam artikelnya di Frankfurter Allgeinen Zeitung 25 Juli 1953 dengan judul “Mit
Heidegger gegen Heidegger denken” (Berpikir bersama Hedegger melawan Heidegger).4

Pada tahun 1956, Habermas berkenalan dengan Lembaga Penelitian Sosial di Frankfurt
dan menjadi asisten Adorno. Bersama sebuah tim (von Fridburg, Ohler, weltz), ia mengambil
bagian dalam suatu proyek riset mengenai sikap politik mahasiswa-mahasiswa di Universitas
Frankfurt. Habermas terutama mengerjakan segi teoretisnya. Hasil penelitian itu terdapat dalam
buku Student und Politik, 1964 (Bertans, 1990 dikutip oleh Irfan Safrudin).5

Jurgen Habermas adalah seorang tokoh dari filsafat Kritis. Ia selalu mengaitkan
kritikannya denganh hubungan sosial nyata. Teori Kritisnya merupakan suatu emansipasi dari
konsep pemikiran tradisianal yang kaku menuju sebuah pemahaman baru yang lebih fleksibel
dan terbuka bagi kepentingan sosial masayrakat. Menurut Mghfur M. Ramin dalam bukunya
yang berjudul Teori Kritis Filsafat Lintas Mazhab menyatakan bahwa “Dia menjadi bagain
4
F. Budi Hadirman., Seni Memahami (Yogyakarta: Kanisius, edisi elektronik oleh divisi digital Kanisius 2015),
hlm.205-206.
5
Irfan Safrudin., “Etika Emansipatoris Jurgen Habermas: Etika Paradigma di wilayah Praksis” Jurnal Komunikasi,
2004-media neliti.com diunduh pada Minggu, 9 Mei 2021, https://scholar.google.co.id.
penting dari dari sejarah Filsafat Eropa karena minat besarnya terhadap teori soaial,
epistemology, teori politik, khususnya ide briliannya tentang rasionalitas komunikatif. Konsep-
konsep seperti etika diskursus, demokrasi deliberatif, pragmatika universal, aksi komunikatif,
dan ruang publik dikaitkan dengan Habermas”6 Habermas melanjutkan teori kritis yang digagas
oleh para pendahulunya, generasi Frankfurt generasi pertama (Horkheimer, Adorno, dan
Marcuse). Dia membuat paradigma baru teori kritis yang lebih fleksibel, ekspansifnya nyata
dalam dunia praksis. Beberapa karya terkemukanya antara lain, rasionalitas komunikatif,
Demokrasi deliberatif, teori ruang publik, fake news.

Argumen Dasar Teori Kritis Jurgen Habermas

Habermas adalah salah satu tokoh penting bagi perkembangan teori sosio kultural-
masyarakat. Titik tolak pemikiran Habermas adalah faham Horkheimer dan Adorno tentang teori
kritis. Dalam bahasa Habermas: Ia merumuskan program sebuah “filsafat empiris sejarah dengan
maksud praksis”7 Dia mempertentangkan pandangan positivisme yang menyatakan bahwa hanya
ilmu sosial yang memiliki prinsip “bebas nilai”. Bagi Habermas semua ilmu baik itu alam
ataupun ilmu sosial pada umumnya diciptakan atas dasar kepentingan vital manusia. Di
dalamnya terselubung dominasi kekuasaan dan juga dijadikan sebagai medium krusial untuk
kebutuhan ideologi tertentu. Habermas menunjukkan pandangannnya bahwa teori tidak hanya
tidak bebas dari kepentingan, tetapi bahwa struktur internal segenap teori ditentukan oleh
kepentingan-kepentingan vital manusia tertentu. Kepentingan-kepentingan itu bukan sembarang
kepentingan, melainkan kepentingan yang langsung berhubungan dengan struktur manusia
sebagai makhluk alami, sosial, dan spiritual. Maka, tidak mungkin kita membebaskan diri dari
kepentingan-kepentingan itu.8 Namun Habermas tidak pernah luput dari kritikan filsuf lain.
Bersama Adorno, mereka di hadapkan dalam perdebatan dengan K. Popper dan Albert dari kubu
rasionalitas kritis. Yang menjadi masalah dalam perdebatan itu adalah tentang kebebasan nilai. K.
Popper dan H. Albert mempertahankan postulat itu, sedangkan Adorno dan Habermas
menyerang mereka dengan berpendapat bahwa dari ilmu-ilmu pengetahuan itu di dalamnya
terselubung maksud tertentu. Ilmu dikendalikan oleh kepentingan vital manusia. Sebaliknya
Poper dan Albert mengkritik mereka dengan dalil idelogi bahwa Adorno dan Habermas bertolak

6
Maghfur M. Ramin, op.cit., hlm. 175.
7
Frans Magnis-Suseno., Filsafat Sebagai Ilmu Kritis (Yogyakarta: Kanisius, 1992), hlm. 185.
8
Frans Magnis-Suseno, Pijar-Pijar Filsafat (Yogyakarta: Kanisius, 2005), hln. 156.
dari konsep totalitas Hegel dan menolak pendekatan piecemeal atau langkah kecil empiris demi
langkah kecil empiris.9

Salah satu pokok persolan Habermas dan Popper adalah tentang persoalan basis. Popper
menegskan bahwa keabsahan (kebenaran) kalimat basis berdasarkan dalam kesepakatan para
ilmuwan yang bersangkutan: Mereka memutuskan bahwa kalimat itu sesuai dengan realitas.
Namun gagasan Popper ini ditolak oleh Habermas. Bagi Habermas, kesepakatan para ilmuwan
itu tidak berdasarkan suatu keputusan, melainkan suatu kenyataan objektif: pengamatan-
pengamatan ilmiah sendiri adalah hasil pendekatan manusia terhadap realitas berdasarkan
kepentingan vital untuk mempergunakan realitas itu demi memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. 10
Tepatnya bagi Habermas bahwa pengamatan-pengamatan ilmiah merrupakan asset penting bagi
manusia untuk menguasai alam. Perselisihan antara K. Popper dan Habermas pada dasarnya
didukung oleh kecurigaan satu sama lain, saling menuduh bahwa ada yang berpihak pada
positivisme. Namun kenyataan dalam pembahasan dan penemuan teori, keduanya sama-sama
menolak pandangan postivisme yang menyatakan bahwa hanya ilmu sosial yang memilki prinsip
bebas nilai. Teori-teori yang diciptakan harus mempunyai implikasi nyata terhadap dunia praktis,
di dalamnya harus ada pertimbangan-pertimbangan rasio dari hasil refleksi terhadap realitas
sosial masyarakat. Habermas lebih menekankan akan keabsahan suatu ilmu pengetahuan yang
seharusnya memilki nilai gunanya di dunia nyata (emansipasi praksis). Habermas
mempertemukan kembali antara pandangan dikotomi positivisme yang membedakan imu alam
dan ilmu sosial dengan usaha paktisnya mengenai implikasi nyata kegunaan ilmu pengetahuan
dalam mengembangkan daya guna bagi masyarakat luas. Usaha ini mensyaratkan: (1) Perubahan
structural dalam (ruang) publik (dari pemahaman yang dipersempit oleh praksis ekonomi sebagai
hubungan-hubungan dalam proses produksi) menjadi (2) praksis komunikasi yang meliputi
mseluruh hubungan-hubungan sosial dengan tujuan (3) mentransformasikan masyarakat dari (4)
kesadaran palsu yang terkolonisasi oleh sebuah ideology ke kesadaran yang kritis sebagai
dekolonisasi dan emansipasi.11 Haberams menekankan kualitas suatu teori atau penemuan baru,
seharusnya lebih memfokuskan diri pada masalah-masalah yang terjadi di dalam masyrakat.
Usaha pengadaptasian antara teori dan praksis pada mulanya muncul dari kritikan Habermas
terhadap teori kritik tradisional yang lebih mencondongkan diri kepada teori semata. Bagi
9
Frans Magnis-Suseno., Ibid, hlm. 154.
10
Frans Magnis-Suseno., Ibid, hlm. 155.
11
Maghfur M. Ramin., Teori Kritis Filsafat Lintas Mazhab (Yogyakarta: Penerbit Sociality, 2017), hlm. 179.
Habermas di sana tidak ada implikasi praksis bagi masyarakat. Ekspansi teori-teori tersebut
hanay sebatas di dalam ilmu itu saja dan tepatnya semua teori itu pasif dan kaku. Oleh kareana
itu tidak mengherankan jikalau Habermas dikenal sebagai sosilog Jerman. Pandangan-
pandangannnya seputar teori kritis bebas nilai telah menguak hebat beragam keberhasilan bagi
masyarakat pada umunnya salah satu terorinya yang terkenal adalah Rasionalitas komunikatif.
Melalui pandangan ini Habermas ingin menunjukan bahwa kebrhasilan untuki menangani
maslah barang tentu tidak boleh luput dari diskusi-diskusi.

Relevansi Teori Kritis “ Bebas Nilai” Habermas dengan Kepentingan Pengembangan


Vaksin covid-19:

Beberapa tahun terkahir ini dunia dihebohkan dengan maraknya penyeberan virus corana
yang tak terkendalikan. Virus corona meruapakan salah satu virus yang sangat mematikan untuk
jaman ini. Polemik dasar yang dihadapi oleh dunia saat ini adalah upaya mencari cara agar bisa
keluar dari cengkraman keganasan covid-19 dari muka bumi. Inilah masalah global yang
dihadapi oleh seluruh negara. Virus corona pada mulanya muncul di China, Wuhan. Pemerintah
China pada tanggal 31 Desember 2019 mengumumkan beberpa kasus pneuomia yang idak
diketahui etiloginya di Wuhan, Inilah babak baru munculnya virus corona di muka bumi. 12
Keadaan dunia kian mencekam, kematian ada di mana-mana, perekonomian semakin merosot,
masalah sosial, dan iklim politik tak menentu arahnya. Kondisi kehidupan manusia semakin
memburuk disebabkan oleh keganasan virus corona. Virus corana menyebar begitu cepat dan
menguasai seluruh negara-negara di dunia. Banyak negara mengaku kalah dalam proses
menangani kasus-kasus kematian dan postif covid-19. Masyarakat tampil penuh dengan tidak
wajar meyakini bahwa virus corona hanya akal-akalan saja atau hanya sebatas ilusi yang
diciptakan oleh oknum-oknum tertentu bagi kepentingan mereka sendiri. Oleh karena itu tidaklah
mengherankan jikalau mereka tidak peduli sama sekali dengan larangan-larangan protokoler
kesehatan. Lihat saja ditelevisi atau membaca di surat kabar bahwa banyak sekali berita yang
berdedar tentang pelanggaran kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat. Misalkan Habib Risieq
Shihab yang ditangkap kareana melanggar aturan protokoler kesehatan yang ditetapkan oleh
pemerintah, sejak kepulangannya dari Arab, mulai dari penjemputan di bandara Soekarno Hatta
sampai pada upacara pernikahan putrinya dan memperingati Maulid Nabi Muhamad SAW di
12
Amilia Shafa dan Sriwidodo., “microneedle: Teknologi Baru Pengantar Vaksin Covid-19” Majalah Faramasetika,6
(1) 2021, 85-98. https://doi.org./10.24198/mfarmasetika.v6i1.28092.
Pentamburan. Inilah salah satu contoh realitas kebobrokan tingkah laku masyarakat di tengah
derasnya arus pandemi covid-19. Minimnya kesadaran masyarakat memicu beragam sikap
antisipatif dan kewasapdaan yang tinggi dari pemerintah untuk mencari solusi agar virus ini tidak
boleh menyebar luas. Segala usaha dan kekuatan dikerahakan secara ekstra salah satunya adalah
usaha untuk menciptakan vaksin covid-19.

Dalam kaitannya dengan pengembangan vaksin covid-19, teori kritis Habermas mampu
membuka ruang kritis bagi kaum ilmuwan untuk memahami berbagai metode pemecahan
masalah agar bisa keluar dari cengkraman keganasan covid-19 yang merajalela. Penemuan
vaksin merupakan suatu ajang perwujudan nyata dari pencarian para ilmuwan untuk menjawabi
kebutuhan vital umat manusia. Emansipasi praksis dari penemuan vaksin adalah kegunaanya
bagi seluruh umat manusia. Ekspansi praksisnya dari teori kritis Jurgen Habermas masih sangat
relevan dengan implikasinya bagi penanganan virus corona dari muka bumi yakni, menciptakan
ruang kebebesan bagi manusia untuk bisa menjalani kehidupan secara normal kembali. vaksin
merupakan keperluan dasariah manusia saat ini yang digunakan untuk memperlambat
penyebaran virus corona. Misalkan pengembangan vaksin nusantara yang digagas oleh mantan
menteri kesehatan Indonesia bersama tim13. Usaha pengembangan vaksin ini merupakan jawaban
dasar dari para ilmuwan untuk memberikan segala kemampuannya bagi kepentingan umum dan
kesejahteraan rakyat. Banyak negara yang sudah mulai mengembangkan vaksin, bahkan ada juga
yang sudah merealisasikan pengembangan itu dalam praksis nyata semisal melakuakan vaksin
terhadap masyarakat. Kita kenal ada beberapa vaksin yang sudah mulai beredar di dalam
masyarakat, misalnya; vaksin sinovac, seperti yang dilansir oleh media online detik.com pada
Kamis, 14 Januari 2021 menyatakan bahwa Indonesia sudah memulai program vaksinisasi
sebagai salah satu upaya mengendalikan pandemi covid-19. Selain Indonesia, beberapa negara
juga menggunakan vaksin sinovac buatan China (detik.com). Selain vaksin sinovac ada pun
beberapa vaskin lain yang dikembangkan oleh manusia, Vaksin AstraZeneca yang diciptkan oleh
negara Inggris yang saat ini juga dipakai oleh negara Indonesia. Menurut Armanto Makmun dan
Siti Fadhilah Hazhiyah dalam tulisan mereka yang berjudul Tinjauan Terkait Pengembangan
Vaksin Covid-19 menyatakan bahwa, “sejauh ini mRNA vaksin adalah jenis vaksin yang paling
banyak digunakan dalam program pengembangan vaksin covid-19. Moderna Inc adalah
perusahan bioteknologi yang berbasis di Cambridge, Masachusetts yang merupakan salah satu
13
Sumber https://id.m.wikipedia.org. Vaksin Nusantara. Diunduh pada 11 Mei 2021, pukul 10.48.
perusahan bioteknologi yang juga berfokus pada mRNA dari virus SARAS CoV-2. 14 Terlepas
dari produk vaksin dari luar, Indonesia pun saat ini sedang mengembangkan vaksin sendiri yang
dikenal dengan sebutan vaksin Nusantara. Usaha menciptakan vaksin ini meruapakan sebuah
jawaban pasti dari pemerintah dan para pakar untuk memenuhi kebutuhan masyrakat dalam
rangka mencegah penyebaran covid-19.

Habermas dalam teori kritisnya lebih menekankan suatu keabsahan ilmu pengetahuan
yang berdampak terhadap pembangunan sosial kultural masyarakat. Bagi dia semua ilmu
pengetahuan adalah tidak bebas nilai. Di dalamnya terdapat beragam kepentingan dan jawaban
atas kebutuhan vital manusia. Ilmu alam atau ilmu sosial, keduanya sama-sama dibentuk karena
kepentingan-kepentingan tertentu. Oleh karena itu pendasaran teori kritis bebas nilai Jurgen
Habermas telah membuka ruang pemahaman baru bagi kaum ilmuwan dan para pemikir pada
masa ini secara khusus dalam menghadapi pandemi covid-19 agar mengembangkan vaksin yang
benar-benar karena alasan kebutuhan bukan karena keinginan untuk mencari kekeyaan dan lain
sebagaianya. Para pemikir harus lebih sadar akan nilai-nilai kekamusiaan dalam pengembangan
vaksin covid-19 yang seharusnya berdampak pada kepentingan rakyat banyak, bukan didominasi
oleh keinginan-keinginan tertentu. Faktor kepentingan umum inilah seharusnya menjadi orientasi
utama dalam proses pengembangan vaksin. Habermas menegaskan bahwa setiap teori secara
hakiki ditentukan oleh lingkungan di mana ia berbentuk (medium-nya), lingkungan mana
sekaligus menentukan lingkup penggunaan teori tersebut. Dapat juga dikatakan: ilmu
mengorganisasikan pengalaman kita menurut kebutuhan dan tujuan vital tertentu.15 Proses
pengembangan vaksin-vaksin merupakan implikasi nyata untuk menormalisasikan kembali
realitas kehidupan manusia yang sedang kacau saat ini. Manifestasi keberhasilan suatu teori pada
dasarnya dbentuk melalui paradigma kelayakannya, apakah berguna atau tidak bagi masyarakat?
Sejauh mana penerapan di dunia praksis? Ilmu pengetahuan dan penemuan baru akan menjadi
kaku jika tidak ada sama sekali menjawabi kebutuhan manusia. Dalam perdebatan mengenai
persoalan kalimat basis dengan K. Popper, Habermas secara gambhlang menjelaskan bahwa
pengamatan-pengamatan sendiri adalah hasil pendekatran manusia dengan realitas berdasarkan
kepentingan vital untuk mempergunakan realitas itu demi untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya. Oleh karean itu pada pendasaran ini proses pengembangan vaksin adalah usaha
14
Armanto Makmun dan Siti Fadhilah Hazhiyah., “Tinjauan Terkait Pengembangan Vaksin Covid-19” Molucca
Medica volume 13, Nomor 2, Oktober 2020. Ojs3.unpatti.ac.id
15
Frans Magnis-Suseno., Op.cit, hlm. 157.
konkret dari kaum ilmuwan untuk menakan lonjaknya kasus kematian yang disebabkan oleh
covid-19. Realitas kesengsaraan dunia merupakan medium utama bagi para ilmuwan untuk
memecahkan beragam persoalan yang dihasilkan oleh covid-19 semisal, persoalan kematian,
masalah-masalah sosial, kemerosotan ekonomi, iklim politik yang semakin kacau. Dari
persoalan-persoalan ini timbulah ketertarikan para pakar untuk mengembangkan vaksin. Tujuan
utama dalam penegambangan vaksin ini adalah menakan lajunya kematian dan angka postif yang
naik drastis dan menormalisisrkan kembali kekhaosan dunia.

Habermas dalam teori kritisnya lebih mengedepankan kegunaan suatu ilmu pengetahuan
bagi umat manusia. Teori-teori pada dasarnya lahir dari realitas dan seharusnya kembali lagi ke
realitas awal unsur pembentuknya. Pengembangan vaskin merupakan salah satu jawaban pasti
dari pakar untuk memulihkan kembali realitas sosial masyrakat yang terlampau kacau dan tidak
stabil. Kehadiran vaksin di tengah-tengah masyarakat seakan telah mebuka ruang kebebasan dari
tekanan ketakutan akan kematian. Masyarakat sudah mulai menghirup udara baru yang lebih
segar walau tak sepenuhnya. Kebutuhan untuk mempertahankan hidup telah dijawab melalui
penemuan vaksin-vaksin. Oleh karena itu, pemikiran Habermas tentang teori kritisnya terhadap
bebas nilai yang dikembangkan oleh positivisme sudah mengantar para pemikir jaman ini untuk
lebih mementingkan nilai guna suatu ilmu pengetahuan yang berdampak pada aplikasi nyata di
tengah masyarakat.

Penutup

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa teori kritis Jurgen
Habermas masih sangat relevan pada masa ini. Kedaan dunia yang kacau dan tak stabil yang
disebabkan oleh covid-19 merupakan realitas utama bagi para pakar untuk mencari solusi agar
manusia bisa terbebas dari tekanan mematikan itu. Pengembangan vaksin adalah jalan keluar
yang ditempuh oleh para pakar untuk menjawabi kebutuhan dasar manusia dalam
mempertahankan hidup di tengah derasnya arus covid-19 yang sulit untuk dikendalikan. Para
pakar berjuang keras dalam usaha mengembangkan vaksin covid-19 dan nilai guna dari vaksin-
vaksin itu mempunyai orientasi dasar menekan lajunya angka kematian dan positif covid-19,
mengurangi kemerosotan perekonomian, mengatasi beragam masalah sosial yang bakal terjadi di
dalam masyarakat, seperti pencurian, pembunuhan bisa saja dilakukan hanya untuk merebut
makanan. Vaksin covid-19 telah mengatasi krisis-krisis yang terjadi dalam mmasyrakat walau
tidak sepenuhnya. Kehadiran vaksin adalah mimpi baik bagi umat manusia untukbisa keluar dari
tekanan ketakutan akan kematian.

Anda mungkin juga menyukai