Anda di halaman 1dari 6

KONFLIK SOSIAL DALAM MASYARAKAT AKIBAT

PERBEDAAN BUDAYA
ABSTRAK
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui apa sebenarnya yang menjadi
timbulnya konflik antar masyarakat. Perbedaan budaya, agama, ras akan pasti membuat
timbulnya konflik di dalam masyarakat. Masyarakat itu sendiri harus memahami perbedaanperbedaan antara masyarakat tersebut, dengan ia memahami dan mengerti perbedaan tersebut
maka sangat sulit akan terjadinya konflik-konflik antar budaya di dalam masyarakat. Setiap
budaya tersebut memiliki bahasa yang berbeda sehingga keberagaman budayakomunikasi
yang
dilakukan
oleh
masyarakat
pesisir
juga
memiliki
keragaman
bahasa. Hubungankomunikasi antar budaya mampu memberikan keuntungan dalam
aktualiasasinya misalnyaterhadap peningkatan pengetahuan dan cara pandang seseorang
tentang dunia melalui orang-orang baru dari budaya yang baru dijumpai.
Setiap manusia tak pernah lepas dari yang namanya konflik. konflik dalam
kehidupan sosial berarti benturan kepentingan, keinginan, pendapat, dan lain-lain yang paling
tidak melibatkan dua pihak atau lebih.menurut Gillin dan Gilli,Melihat konflik sebagai
bagian dari proses interaksi sosial manusia yang saling berlawanan. Artinya, konflik adalah
bagian dari proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaanperbedaan baik fisik, emosi,
kebudayaan, dan perilaku, Atau dengan kata lain konflik adalah salah satu proses interaksi
sosial yang bersifat disosiatif.
Dalam negara kita ini begitu banyak perbedaan. Perbedaan suku, ras, budaya,
kepercayaan dan perbedaan berpendapat didalam masyarakat. Keanekaragaman suku dan
budaya tentunya membawa dampak negatif. Konflik dalam masyarakan dapat menimbulkan
terjadinya kekerasan. Konflik itu sendiri terjadinya karena perbedaan budaya. Nah bagaimana
kita dalam menyikapi konflik yang timbul akibat perbedaan budaya, suku dan ras tersebut.
Dalam makalah ini saya akan membahasnya dan juga metode-metode pemecahan masalah
akibat konflik sosial budaya tersebut.

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan ras dan agama memperlebar jurang
permusuhan antar bangsa. Perbedaan suku dan ras ditambah dengan perbedaan agama
menjadi penyebab lebih kuat untuk menimbulkan perpecahan antar kelompok dalam
masyarakat.
Contoh di wilayah Indonesia, antara Suku Aceh dan Suku Batak di Sumatera Utara.
Suku Aceh yang beragama Islam dan Suku Batak yang beragama Kristen; kedua suku itu hampir

selalu hidup dalam ketegangan, bahkan dalam konflik fisik (sering terjadi), yang merugikan
ketentraman dan keamanan.

Budaya adalah suatu alat yang berguna untuk memahami perilaku manusia di
seluruh bumi, juga di negeri kita sendiri. Pandangan mengenai konsep ini terutama berasal
dari ilmu-ilmu perilaku manusia (behavoiral science) sosiologi, psikologi dan antropologi.
Ilmu sosial tersebut mempelajari dan dan menjalaskan kepada kita bagaimana orang-orang
berperilaku, mengapa mereka berperilaku demikian dan apa hubungan antar perilaku manusia
dan
lingkungan.
Pada dasarnya manusia menciptakan budaya atau lingkungan sosial mereka sebagai suatu
adaptasi terhadap lingkungan fisik dan biologis mereka. Kebiasaan, praktik dan tradisi untuk
terus hidup dan berkembang diwariskan oleh suatu generasi ke generasi lainnya dalam suatu
masyarakat tertentu. Budaya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh setiap faset aktivitas
manusia.
Individu sangat cenderung menerima dan mempercayai apa yang dikatakan oleh budaya
mereka. Kita dipengaruhi oleh adat dan pengetahuan masyarakat dimana kita tinggal, terlepas
dari bagaimana validitas objektif masukan dan penanaman budaya ini pada diri kita.
Di beberapa tempat yang terjadi kerusuhan seperti: Situbondo, Tasikmalaya, dan
Rengasdengklok, massa yang mengamuk adalah penduduk setempat dari Suku Madura di Jawa
Timur, dan Suku Sunda di Jawa Barat.Sedangkan yang menjadi korban keganasan massa
adalah kelompok pendatang yang umumnya dari Suku non Jawa dan dari Suku Tionghoa. Jadi,
nampaknya perbedaan suku dan ras disertai perbedaan agama ikut memicu terjadinya konflik.

Konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan lenyap dari
sejarah. Selama kita masih hidup tidak mungkin kita menghapus konflik dari dunia ini. Baik
konflik intrapersonal, interpersonal dan juga konflik antar kelompok merupakan bagian
konstitutif dari sejarah manusia. Berbagai macam hal seperti perbedaan selera, perbedaan
pendapat dapat mengakibatkan timbulnya konflik. Masalahnya adalah, apabila konflik
tersebut kemudia terus berlanjut hingga melahirkan kekerasan.
Kekerasan bagi masyarakat indonesia bukanlah sesuatu yang asing. Kekerasan
merupakan tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan, pemukulan, pemerkosaan, dan lainlain) yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti
orang lain, dan hingga batas tertentu tindakan menyakiti binatang dapat dianggap sebagai
kekerasan, tergantung pada situasi dan nilai-nilai sosial yang terkait dengan kekejaman
terhadap binatang. Istilah kekerasan juga mengandung kecenderungan agresif untuk
melakukan perilaku yang merusak. Kerusakan harta benda biasanya dianggap masalah kecil
dibandingkan dengan kekerasan terhadap orang.
Kekerasan pada dasarnya tergolong ke dalam dua bentuk kekerasan sembarang, yang
mencakup kekerasan dalam skala kecil atau yang tidak terencanakan, dan kekerasan yang
terkoordinir, yang dilakukan oleh kelompok-kelompok baik yang diberi hak maupun tidak
seperti yang terjadi dalam perang (yakni kekerasan antar-masyarakat) dan terorisme.
Menurut Soerjono Soekanto, kekerasan (violence) diartikan sebagai penggunaan
kekuatan fisik secara paksa terhadap orang atau benda. Sedangkan kekerasan sosial adalah
kekerasan yang dilakukan terhadap orang dan barang, oleh karena orang dan barang tersebut
termasuk dalam kategori sosial tertentu.

Kita tahu bahwa keberagaman budaya dapat menimbulkan konflik dan kerusuhan sosial.
Sebenarnya, telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah kita dalam mengatasi
masalah sosial akibat keberagaman budaya. Ahli-ahli ilmu sosial juga telah memberikan
teori-teori pemecahan masalah akibat konflik sosial budaya. Namun pengaruh pemecahan
masalah tersebut, tidak langsung dirasakan hasilnya oleh masyarakat.
Adapun metode-metode pemecahan masalah akibat konflik sosial budaya yang biasa
digunakan, antara lain sebagai berikut :
a. Metode kompetisi (competition)
Metode kompetisi adalah pemecahan masalah dengan menggunakan teknik persaingan.
Metode ini menyajikan suatu arena persaingan menang-kalah kepada pihak-pihak yang
bertentangan. Apabila terjadi konflik dalam masyarakat, biasanya pihak yang berkuasa akan
memanfaatkan kekuasaan yang dimilikinya. Misalnya, dengan memberikan alternatif siapa
yang tidak setuju silahkan mengundurkan diri.
b. Metode menghindari (avoidance)
Metode menghindari adalah pemecahan masalah dengan cara salah satu pihak yang
berselisih menarik diri atau menghindari konflik. Dalam metode ini biasanya pihak-pihak
yang bertentangan mengambiil keputusan untuk berpisah atau menghindar secara fisik.
Misalnya, golongan elit politik yang pernah berkuasa pada era Orde Baru menarik diri dan
tidak ikut lagi dalam kegiatan politik praktis pada pemerintahan era reformasi sekarang ini.
c. Metode akomodasi (accommodation)
Metode akomodasi adalah cara pemecahan masalah dengan menciptakan kondisi damai
untuk sementara. Metode ini diterapkan apabila salah satu pihak bersedia memenuhi tuntutan
pihak lawan. Metode ini digunakan untuk memelihara hubungan baik dengan harapan salah
satu pihak mau mengalah sebagai contoh, dalam menyelesaikan konflik antara suku bangsa
Dayak dengan suku bangsa Madura di Sambas, maka pemerintah kita memisahkan dua pihak
yang bertikai dengan menyediakan penampungan sementara bagi pengungsi dari suku
Madura sampai dicapai suatu kesepakatan damai.

d. Metode kompromi (compromise)


Metode kompromi adalah pemecahan masalah dengan cara melakukan perundingan
damai. Metode ini tidak diarahkan untuk menentukan siapa yang menang atau yang kalah,
tetapi untuk mencari akar permasalahan, sehingga dicapai suatu kesepakatan damai. Metode
ini dapat memperkecil permusuhan yang terpendam.
e. Metode kolaborasi (collaboration)
Metode kolaborasi adalah pemecahan masalah dengan cara memberikan keuntungan yang
sama kepada pihak-pihak yang berselisih. Metode ini merubah konflik menjadi kerja sama.
Dalam hal ini pihak-pihak yang bertentangan diajak bekerja sama untuk berkompromi.

f. Metode pengurangan konflik


Selain ke lima metode tersebut,masih ada alternatif pemecahan masalah yang dapat
digunakan, yaitu metodepengurangan konflik.
Ada dua cara yang dapat digunakan utuk mengurangi konflik, yaitu:
1. Mengganti tujuan yang menimbulkan konflik dengan tujuan yang dapat diterima oleh kedua
pihak yang berselisih;
2. Mempersatukan dua belah pihak yang bertentangan dengan menimbulkan ancaman atau
musuh dari luar.

B. KAJIAN TEORITIS

Beberapa pengertian konflik menurut para ahli yakni sebagai berikut:


Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan
kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya
keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak
secara berterusan.
Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama,
hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing
masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri sendiri dan tidak
bekerja sama satu sama lain.

Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh


persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam
organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka
mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah
menjadi kenyataan.
Menurut minnery (1985), konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau
lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh
perbedaan tujuan.

C. ANALISIS TEORITIS

Menurut pendapat saya mengenai pendapat para ahli diatas bahwa suatu konflik ada
warisan kehidupan sosial yang selalu terjadi dikehidupan masyarakat, yang disebabkan oleh
pertikaian-pertikaian yang terjadi di dalam masyarakat.
Menurut pendapat saya mengenai pendapat para ahli diatas bahwa konflik sendiri
terjadi atau timbul akibat perbedaan pendapat antara individual atau kelompok-kelompok,
diatas menyatakan bahwa masyarakat sosial selain memiliki hubungan yang baik antar
sesama manusia juga pasti akan adanya terjadi konflik-konflik yang berdasarkan perbedaan
pendatan. Dapat diartikan setiap masyarakat pasti memiliki konflik atau masalah-masalah.
Menurut pendapat saya mengenai pendapat para ahli diatas bahwa konflik itu timbul
atau ada karena persepsi individual atau kelompok-kelompok itu sendiri. Misalnya, ketika
saya mempresepsikan itu sebuah konflik maka terjadilah konflik. Jika saya tidak menyadari
adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada.
Menurut pendapat saya mengenai defenisi konflik sosial diatas bahwa suatu konflik
itu terjadi antara seseorang individu antar individu atau kelompok-kelompok yang saling
berbeda tujuan. Adanya perbedaan tujuan tersebut memicu terjadinya konflik.

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
Konflik adalah sesuatu yang wajar terjadi di masyarakat, konflik hanya akan hilang
bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bertentangan dengan integrasi.
Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol
akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan
konflik.

B. SARAN

Kita harus bisa menyatukan perbedaan kebudayaan kita serta menjaga perasaan,
berusaha untuk mengerti dan menghargai setiap kebudayaan agar konflik antar perbedaayan
kebudayaan didalam masyarakat tidak mudah terjadi di lingkungan hidup kita dan
berusahalah untuk menghindarinya. Selalu bertoleransi, saling menghormati satu sama lain
dan jangan jadikan perbedaan suatu masalah. Karena Indonesia adalah Bhinnekka Tunggal
Ika jadi walaupun berbeda tetap satu bangsa.

DAFTAR PUSTAKA
Nasikun (1992). Sistem sosial Indonesia. Jakarta : Rajawali

Anda mungkin juga menyukai