Implikasi
Teori Inteligensi Sternberg dalam
Pendidikan
Robert J. Sternberg
Sangat dikenal karena inovasinya dalam studi
inteligensi manusia.
Minat terhadap inteligensi sudah muncul sejak
kanak-kanak akibat kecemasannya terhadap
tes inteligensi.
Sikap negatifnya terhadap tes berubah ketika
ia menjalani tes ulang di kelas enam bersama
dengan anak kelas lima: Ada yang tidak
beres dengan tes IQ.
Robert J. Sternberg
Banyak orang yang berprestasi tinggi serta
menampilkan kemampuan belajar dan
menyelesaikan masalah dengan baik
mendapat skor inteligensi yang rendah.
Sternberg merefleksi bahwa absurditas dari
situasi tes yang dialami dan kenyataan di
lapangan menolongnya untuk mengatasi
kecemasan akan tes.
Robert J. Sternberg
Diinspirasi oleh pengalamannya, Stenberg
mengembangkan tes kemampuan mental
yang diujicobakan kepada teman-teman
sekelas sebagai bagian dari tugas proyek
ilmiahnya.
Dari hasil tes diperoleh pemahaman bahwa
beragam distraksi mempengaruhi kinerja
individu dalam mengerjakan tes.
Robert J. Sternberg
Selama masa kuliah, Stenberg mengisi waktu
liburannya untuk membantu penelitian tentang
tes dan juga mengembangkan teori dan tes
yang dikonstruksinya.
Penelitian tentang inteligensi diteruskan oleh
Sternberg hingga ia lulus program doktoral
dan menjadi pengajar di Universitas Yale,
Departement psikologi.
Teori Triarchic
Teori utama dari Robert J. Sternberg tentang
inteligensi.
Memberikan pemahaman baru tentang
inteligensi dan proses belajar: pembelajaran
harus dalam konteks sosial-budaya dan
kebutuhan konkret.
Memiliki implikasi yang penting bagi
pendidikan, terutama pelatihan keterampilan.
Teori Triarchic
Teori triarchic inteligensi Sternberg
meliputi tiga subteori:
1. Contextual Subtheory (Subteori
Kontekstual),
2. Experential Subtheory (Subteori
Eksperensial); dan.
3. Componential Subtheory (Subteori
Komponensial).
Teori Triarchic:
Subteori Kontekstual
(Eksternal dan relatif)
Teori Triarchic:
Subteori Eksperensial
(eksternal-internal)
Teori Triarchic:
Subteori Komponensial
(Internal Dan Universal)
Teori Triarchic
Subteori Kontekstual
Adaptasi: mampu menampilkan
tingkahlaku yang sesuai dengan
konteks sosial-budaya
Tingkah laku
intelegen
Subteori Eksperensial
Ada dua faset dalam penguasaan tingkah laku:
Tingkah laku intelegen (1): Tingkah laku yang
sesuai dengan tugas/situasi baru (novelty).
Tingkah laku intelegen (2): Tingkahlaku yang
memiliki derajat keterampilan semakin tinggi
seiring dengan bertambahnya waktu dan
pengalaman (pembiasaan => automation).
Subteori Komponensial
Metacomponents
A. Metacomponent
Ada tujuh komponen
1. Keputusan tentang masalah apa yang perlu
diselesaikan
2. Seleksi komponen yang lebih rendah (lowerorder component) yang akan digunakan
dalam penyelesaian masalah
Subteori Komponensial
Metacomponents
3. Seleksi satu atau lebih representasi atau
organisasi informasi
4. Seleksi strategi untuk mengkombinasikan
komponen yang lebih rendah tingkatannya
5. Keputusan mengenai alokasi resources
(sumberdaya) yang dalam rentang perhatian
6. Pemantauan solusi (solution monitoring)
7. Sensitivitas terhadap feedback eksternal
Subteori Komponensial
Performance Components
B. Performance component
Ada tiga komponen
1. Komponen encoding
2. Komponen Kombinasi dan perbandingan
3. Komponen respons
Subteori Komponensial
Knowlegde Acquisition Components
C.
1.
2.
3.
Teori Triarchic
Menurut Sternberg, penjelasan yang lengkap
tentang inteligensi perlu melibatkan interaksi
ketiga subteori tersebut.
Subteori komponensial merupakan aspek dari
teori triarchic yang paling berkembang,
didasarkan pada Sternberg (1977) yang
mengemukakan perspektif baru dalam
pengolahan informasi.
Teori Triarchic
Subteori komponensial mengkaji serangkaian potensi
pengolahan mental yang mendasari tingkah-laku
(misalnya: apa saja yang berperan dalam pembentukan
tingkah laku).
Subteori kontekstual menghubungkan inteligensi dengan
dunia luar untuk menentukan tingkah laku apa yang
dianggap inteligen dan kapan munculnya.
Subteori eksperiensial membahas hubungan antara
tingkah laku pada tugas/situasi dan jumlah pengalaman
yang dimiliki individu dalam tugas/situasi itu.
Teori Triarchic
Satu komponen yang paling mendasar
menurut riset Sternberg adalah metakognisi
atau proses-proses eksekutif yang
mengontrol strategi dan taktik yang
digunakan dalam menampilkan tingkahlaku yang inteligen.
Film lagi
Sumber:
Sternberg, Robert (1988) The
Triarchic Mind: A New Theory of
Intelligence. NY: Viking Press
Fungsi Pengaturan
Pikiran
Legislative - creating, planning,
imagining, and formulating.
Executive - implementing and
doing.
Judicial - judging, evaluating,
and comparing.
Preferensi Stilistik
Internal mengandalkan diri sendiri
untuk memperoleh pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan;
External collaboration: Bekerja sama
dengan orang lain untuk memperoleh
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan.
Bandingkan dengan attitudes menurut Jung:
introvert-ekstrovert.
Implikasi tehadap
Pendidikan Dan Pelatihan
2. Program pelatihan harus menyediakan
link antara apa yang dilatih dalam
pelatihan dan tingkah-laku di dunia
nyata.
3. Program pelatihan harus menyediakan
instruksi eksplisit tentang strategi untuk
coping dengan tugas atau situasi baru.
Implikasi tehadap
Pendidikan Dan Pelatihan
4. Program pelatihan harus
menyediakan instruksi eksplisit baik
mengenai pengolahan informasi
eksekutif maupun non-eksekutif dan
interaksi antar keduanya.
Implikasi tehadap
Pendidikan Dan Pelatihan
5. Program pelatihan harus secara aktif
mendorong individu untuk
menampilkan strategi dan gaya
mereka yang berbeda dengan
individu lain.
Daftar Pustaka
Sternberg, R.J. (1977). Intelligence, information processing, and
analogical reasoning. Hillsdale, NJ: Erlbaum.
Sternberg, R.J. (1985). Beyond IQ. New York: Cambridge
university press.
Sternberg, R.J. (1983). Criteria for intellectual skills training.
Educational researcher,12, 6-12.
Sternberg, R. J. (1997). Thinking styles. New York: Cambridge
university press.
Sternberg, R. J. (Ed.). (1999) handbook of creativity. New
York: Cambridge university press.
Colman, Andrew M., Ed. Companion encyclopedia of
psychology, vol. 1. 1994. Routledge, new York, NY.