*
3
Beberapa Teori/Pendekatan dalam
Intelegensi
1. Pendekatan Faktor Analisis
- Spearman mengatakan bahwa intelegensi
terbagi jadi 2 yaitu G faktor (kecerdasan
umum) dan S faktor (kecerdasan spesifik).
- Dalam pandangan ini hasil tes inteligensi
menunjukkan secara umum kemampuan
seseorang dalam menyesuaikan diri, belajar
atau berfikir abstrak dan tidak dapat
menunjukkan bidang khusus atau kemampuan
khusus apa yang cenderung dikuasai.
- Untuk melengkapi hasil tes inteligensi dalam
melihat kemampuan khusus seseorang
biasanya digunakan tes bakat.
*
4
Lanjutan
*
5
Lanjutan
• Teori Spearmen mendasari adanya tes kecerdasan Standard
Progresive Matrics
• Dalam perkembangannya oleh JV.Raven, terbagi jadi SPM
(digunakan untuk orang normal usia 6- 65 tahun), CPM(untuk anak
berusia 5-11 tahun) dan APM (Mengukur observasi dan clear thinking,
dan mengukur kecepatan dan kemampuan intelektual jika
menggunakan waktu 40 menit, utk usia diatas 11 th)
*
6
2. Teori Cattel dan Horn
Fluid Intelligence
(Gf)
Kemampuan dlm teknik
penyelesaian masalah yg
baru
Inteligensi
Crystallized
Intelligence (Gc)
kemampuan yang diterapkan
berdasarkan pengalaman dan
pembelajaran yang
*
7
Tes Intelegensi Cattel
•Nama aslinya Culture Fair Tests, scale 2 and 3, Form A &
Form B (Paralel), diadaptasi oleh Fakultas Psikologi UI
pada tahun 1975.
• Dibuat oleh Raymond B. Cattel dan A. Karen S. Cattel,
serta sejumlah staf penelitian dari “Institute of Personality
and Ability Testing” (IPAT) di Universitas Illinois,
Champaign, Amerika Serikat pada tahun 1949
•Skala 2 digunakan untuk usia 8-15 tahun dan orang
dewasa yang memiliki kecerdasan dibawah normal, Skala
3 untuk usia sekolah lanjutan atas dan orang dewasa yang
mempunyai kecerdasan tinggi. – Mengukur Kemampuan
Umum atau “General Ability” atau “G” Factor atau
Kecerdasan. – Mengukur “Fluid Ability” seseorang;
kemampuan kognitif seseorang yang berifat herediter. –
Disajikan individual maupun klasikal; dan akan lebih
lengkap bila disertai dengan tes-tes “Inteligensi Umum”
yang mengukur “Crystallize Ability”, seperti: TKD atau IST
*
8
lanjutan
• Subtes 1, Series : 3 menit
• Subtes 2, Classification : 4 menit
• Subtes 3, Matrices : 3 menit
• Subtes 4, Conditions/Topology : 2,5 menit
• Skoring – Setelah di periksa jawaban yang tidak
valid (berurutan dalam satu kolom, terdapat
pilihan lebih dari satu), jawaban benar di beri
skor 1. – Skor Total = Jumlah Skor Tiap Subtes,
kemudian di konversi ke dalam skor IQ dan
kategorisasi IQ (Lihat tabel)
*
9
3. Klasifikasi guilford
• Teori Guilford menerangkan tentang inteligensi yang diartikan
sebagai kemampuan seseorang dalam menjawab melalui situasi
sekarang untuk semua peristiwa masa lalu dan mengantisipasi
masa yang akan datang.
• Dalam konteks ini maka belajar adalah termasuk berpikir, atau
berupaya berpikir untuk menjawab segala masalah yang dihadapi
• Ditandai dengan adanya sikap dan perubahan kreatif, kritis,
dinamis, dan memiliki motivasi
• Guilford menjelaskan bahwa kreativitas manusia pada dasarnya
berkaitan dengan proses berpikir konvergen dan divergen.
Konvergen adalah cara berfikir untuk memberikan satu-satunya
jawaban yang benar. Sedangkan berpikir divergen adalah proses
berfikir yang memberikan serangkaian alternatif jawaban yang
beraneka ragam.
*
10
a. Dimensi Konten/Isi
1. Figural🡪Informasi yang berupa figur, non-verbal, atau bentuk
yang menggambarkan keadaan suatu objek. Kategori figural ini
kemudian dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Auditory - Informasi dirasakan melalui pendengaran.
b. Visual - Informasi dirasakan melalui melihat.
2. Simbolik🡪Informasi yang diproses di sini dapat mempunyai
bentuk yang sama seperti isi figural, akan tetapi arti yang dikehendaki
merupakan penggambaran objek lain, jadi memiliki maksud selain
objek itu sendiri.
3. Semantik🡪Informasi yang harus diproses berupa input yang
disajikan secara lisan.
4. Perilaku 🡪Informasi berupa tindakan individu. Isi kemampuan
inilah yang dapat disamakan dengan konsep inteligensi sosial
menurut teori Thorndike.
*
11
B. Dimensi Produk
1.Unit/satuan, merupakan satu item informasi
2.Kelas, merupakan satu set item yang berbagi beberapa
atribut atau produk kelas berupa respon dalam bentuk
kelompok kelas.
3.Hubungan, merupakan produk yang di dalamnya terdapat
koneksi antara item atau variabel, kemungkinan terkait
sebagai bertentangan atau dalam asosiasi, urutan, atau
analogi.
4.Sistem , merupakan sebuah organisasi item atau jaringan
dengan bagian-bagian yang berinteraksi, jadi strukturnya
terorganisasikan secara keseluruhan.
5.Transformasi, merupakan perubahan perspektif, konversi,
atau mutasi ke pengetahuan; seperti membalik urutan huruf
dalam sebuah kata.
6.Implikasi, merupakan prediksi, kesimpulan, konsekuensi,
atau antisipasi pengetahuan.
* 12
C. Dimensi Operasi
1.Kognisi, merupakan proses penemuan suatu informasi yaitu
kemampuan untuk mengerti, memahami, menemukan, dan
menjadi sadar.
2.Memori, merupakan kemampuan untuk mengkodekan
informasi dan mengingat kembali informasi yang pernah
diterima. Kategori memori ini dibagi menjadi:
I.Memori retensi, yaitu kemampuan untukmenahan atau
mengingat informasi.
II. Memori reproduksi - Kemampuan untuk memproduksi
kembali informasi.
3.Pemikiran divergen, merupakan proses pikiran terhadap
arah yang berbeda-beda dan beraneka ragam dari informasi
yang telah ada.
4.Pemikiran konvergen, merupakan proses menyimpulkan
solusi tunggal untuk masalah.
5. Evaluasi, merupakan proses menilai apakah jawaban yang
akurat, konsisten, atau valid.
*
13
Pemberian Tes
• Alat bantu utama utk dapat lebih
memahami keadaan atau kondisi klien
• Tes yg diberikan harus disesuaikan
dengan kebutuhan 🡪 disesuaikan
dengan informasi yg dibutuhkan oleh
pemeriksa 🡪 sesuai dengan masalah
yang dihadapi klien
• Tes yg biasa digunakan: inteligensi
(WBIS< WISC), proyeksi (rorschach,
TAT, CAT, FSCT), grafis (HTP, DAP,
BAUM, WZT), inventori kepribadian
(EPPS)
Beberapa alat tes intelegensi
1. Standford binnet
2. WISC/WAIS/WPPSI
3. CPM/SPM/APM
4. CFIT
*
15
Lanjutan alat tes
•Tes Wescheler dikembangkan oleh David Weschler (1965)
*
16
Standford Binnet
•Pada tahun 1881, pemerintah Perancis
mengeluarkan undang- undang yang mewajibkan
semua anak masuk sekolah.
•Pemerintah meminta Binet untuk membuat sebuah
tes yang dapat mendeteksi anak mana yang terlalu
lambat secara intelektual
•Bekerjasama dengan Lewis Medison Terman dan
Theodore Simon, Binet melakukan revisi pada skala
kecerdasan, dan menerbitkan pada tahun 1908 dan
1911
•Menurut Alfered Binnet, intelegensi adalah:
1.Kemampuan untuk mengarahkan fikiran dan
tindakan
2.Kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila
tindakan tersebut telah dilaksankan
3.Kemampuan untuk melakukan autokritik atau
mengkritik diri sendiri
*
17
Lanjutan
❑ Binnet dan T. Simon adalah perintis tes IQ (mental age) pertama
kali di Prancis (1905). Tujuan tes ini adalah untuk memprediksi
performa di sekolah. Jadi mereka ingin menentukan mana anak yg
berkebutuhan khusus atau tidak agar anak2 tsb dapat berkembang
optimal.
❑ Untuk mengukur kecerdasan anak-anak (3-13 tahun) ia lebih
menekankan kepada keterampilan verbal yg memiliki tingkat
kesulitan yg teratur.
❑ Tes IQ-nya dinamakan Binet-Simon Intelligence Scale.
❑ Rumus pengukuran IQ Binet & Simon adalah :
MA : Mental Age
CA: Chronological Age
*
18
Lanjutan
Materi yang terdapat dalam skala
• Binet membuat skala yang pertama pada Stanford- binet berupa sebuah
tahun 1905, dan diberi nama Binet kotak berisi bermacam- macam
benda mainan tertentu yang akan
Binet-Simon, yang terdiri dari 30 aitem disajikan pada anak-anak. Dua
selain mengukur kemampuan mental juga buku kecil yang memuat cetakan
mengukur aspek fisiologi, seperti kartu-kartu. Sebuah buku catatan
untuk mencatat jawaban dan
1. Pengertian verbal (verbal comprehension) skornya, dan sebuah pedoman
2. Kemampuan angka-angka (numerical pelaksanaan pemberian tes. Materi
tes dikelompokan menurut level
ability) usia masing-masing.
3. Penglihatan keruangan (spatial
visualization)
4. Kemampuan penginderaan (perceptual
ability)
5. Ingatan (memory)
6. Penalaran (reasoning)
7. Kelancaran kata-kata (word fluency)
*
19
Three Views of Assessment Data
01 MMPI 02 Rorschah
CAT
03 TAT
04
MMPI
• Tes Objektif MMPI atau disebut juga dengan Minnesota Multiphasic Personality Inventory.
• MMPI pertama kali dikembangkan pada 1937 oleh Starke R. Hathaway dan J. Charnley McKinley.
• Terdiri dari 567 pertanyaan yang perlu dijawab.
• Yang diukur dalam tes ini adalah ciri-ciri kepribadian yang bersifat relatif menetap.
• Popularity of the instrument due to 3 aspects of its development:
- Multiphasic nature of the test
- Formal assessment of test taking attitude
- Empirical basis for item selection
Validity and Clinical Scale
• CLINICAL SCALES
• VALIDITY SCALES - HYPOCHONDRIASIS Hs 1
- CANNOT SAY ? - DEPRESSION D 2
- LIE L - HYSTERIA Hy 3
- FREQUENCY F - PSYCHOPATHIC DEVIATE Pd 4
- CORRECTION K - MASCULINITY-FEMININITY Mf 5
- PARANOIA Pa 6
- PSYCHASTHENIA Pt 7
- SCHIZOPHRENIA Sc 8
- HYPOMANIA Ma 9
- SOCIAL INTROVERSION Si 0
Rorschah
• Tokoh-tokoh yang mengembangkan tes Rorschah : Samuel Beck, Bruno Klopfer, Zygmunt Piotrowski,
Marguerite Hertz, David Rapaport. Kesamaan tokoh tersebut adalah menggunakan bercak tes Rho 10
kartu dan dasar Psikodiagnostik, Perbedaannya adalah pada system scoring dan interpretasi.
• John E. Exner menggabungkan system dari para ahli yang menggunakan tes Rorschah dalam buku
dengan judul Rorschah the Comprehensive System.
Dasar Pemikiran:
1. Asumsi : Ada hubungan antara persepsi dengan kepribadian
2. Bercak tinta Ambigous dan unstructured, yaitu persepsi personal, spontan dan tidak
dipelajari.
3. Tujuan utama : Mendeskripsikan kepribadian seseorang secara keseluruhan (Gestalt)
Karakteristik kartu:
Kartu kromatik: berwarna selain hiam, putih dan abu-
abu, kartu II, III, VIII, IX, X
Kartu akromatik : berwarna hitam, putih dan abu-abu.
kartu I, IV, V, VI, VII
Dasar Pikiran CAT dan TAT
● Dalam usaha menyusun cerita :
1. Orang akan menginterpretasikan sesuatu yg tidak jelas menurut
pengalaman masa lalu dan kebutuhan masa kini
2. Kec. orang waktu membuat cerita utk mengambil bhn dr
pengalaman & mengekspresikan kesenangan maupun kebutuhan
baik disadari maupun tidak
● Bila gmb disajikan sebagai tes khayal, minat testi akan tercurah pd
tgsnya shg ia akan lupa kepekaan dirinya & lupa mempertahankan
pengalaman
Gambar sebagai Stimuli
● Lebih efektif untuk menggugah imajinasi
● Memaksa pembuat cerita menangani dengan caranya
sendiri masalah manusiawi yg disajikan
● Stimuli yang disajikan dapat distandarisasikan
Thematic
Apperception Test
(TAT)
Administrasi
● Usia testi : di atas 14 tahun
● Terdapat 20 buah kartu yang dibagi dalam 2 sesi (I : 1-10, II : 11-
20), tanpa memberitahu testi bahwa ada sesi ke-2
Instruksi : Form A
● Cocok untuk remaja dan dewasa dengan kapasitas inteligensi rata-rata :
● “Ini adalah tes imaginasi yang merupakan salah satu tes inteligensi. Saya akan
menunjukkan kepada anda beberapa gambar satu per satu. Tugasmu adalah
membuat cerita yang dramatis semampumu untuk setiap kartu. Ceritakan
peristiwa apa yang muncul pada gambar, gambarkan apa yang terjadi saat itu,
apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh tokoh, dan ceritakan akhir cerita.
Ceritakanlah apapun yang muncul dalam pikiranmu. Apakah anda paham?
Karena anda memiliki waktu 50 menit untuk 10 kartu, maka kamu memiliki waktu
5 menit untuk tiap cerita. Ini adalah kartu pertama”
Form B
● Cocok untuk anak-anak, untuk orang dewasa yang berpendidikan rendah atau
tingkat inteligensi rendah dan untuk psikosis :
● “ini adalah tes bercerita. Saya memiliki beberapa gambar yang akan saya
tunjukkan ke anda. Saya ingin anda membuat cerita. Ceritakan apa yang terjadi
sebelumnya, dan apa yang terjadi saat ini. Katakan apa yang dirasakan dan
dipikirkan orang di dalam cerita. Anda dapat membuat cerita apapun yang
Anda inginkan. Apakah anda paham? Baiklah, sekarang kartu pertama. Anda
memiliki waktu 5 menit untuk membuat cerita. Kita akan lihat seberapa baik
anda membuat cerita.”
Instruksi sesi ke-2 : Form A
“ Hari ini tes kita laksanakan sama caranya seperti yg
dahulu. Hanya saja skrg ini anda dapat lbh bebas dlm
menggunakan daya khayal anda. Sepuluh cerita anda
terdahulu sudah bagus, tapi terbatas pd kehidupan
sehari2 & membiarkan daya khayal anda bebas, spt dlm
perumpamaan dongeng dan crt khayal. Inilah gmb
pertama”
Form B
● “Hari ini saya akan menunjukkan anda beberapa gambar. Kali ini
akan lebih mudah, karena gambar yang saya tunjukkan akan lebih
gampang dan lebih menarik. Kamu telah membuat cerita yang
bagus pada hari sebelumnya. Sekarang saya ingin melihat apakah
saat ini anda dapat membuat beberapa cerita lagi. Buatlah cerita
yang lebih menarik daripada cerita sebelumnya seperti mimpi atau
dongeng. Ini adalah gambar pertama”
BLANK CARD
“lihatlah apa yang dapat kamu lihat pada kartu kosong ini,
bayangkan sebuah gambar dan ceritakan kepada saya secara detil
• Sample Vs Sign
• Sample : jika dalam suatu pengukuran subjek memberikan respon
perilaku agresif, hal itu dapat diasumsikan bahwa jika subjek
dihadapkan pada situasi yang lain dia akan mengeluarkan respon yang
sama
• Sign : perilaku agresif yang muncul pada diri subjek merupakan
karakteristik dari subjek
FUNCTIONAL ANALYSIS
• Contoh :
Anak yang berperilaku agresif di kelas (Organismic variable), akan mengganggu anak yang
lainnya, karena dia mencoba untuk menimbulkan rasa puas dalam dirinya. Perilaku ini
muncul jika dia tidak mendapat perhatian dari gurunya (Stimulus). Dia akan mulai
mengambil pensil milik temannya (respon) Dan gurunya diharapkan memberikan
perhatian itu agar perilaku ini tidak terjadi terus-menerus (Consequences)
KELEBIHAN & KEKURANGAN
PENGUKURAN PERILAKU
• Terapi dalam pengukuran perilaku tidak dengan mudah dievaluasi
dan berubah
• Terapi perilaku merupakan suatu proses yang akan ditunjukan
sebelum, selama dan sesudah terapi
• Pengukuran perilaku sangat penting, karena itu akan membantu
untuk menentukan terapi apa yang tepat untuk diberikan
• Perlu juga diadakan feedback setelah terapi, agar mengetahui
kefektifan terapi yang sudah dijalani.
DEFINISI
• Pengamatan
Dua indera yang sangat diperlukan atau berperan penting
dalam pengamatan adalah mata dan telinga.
• Ingatan
Kendala ingatan adalah ‘Ingatan yang tidak setia’
PETUNJUK-PETUNJUK UNTUK
MENGADAKAN OBSERVASI
• Menurut Rummel:
▫ Peroleh dahulu pengetahuan apa yang akan di observasi
▫ Selidiki tujuan umum dan khusus dari dari problem riset untuk menentukan
apa yang harus diobservasi
▫ Buat suatu cara untuk mencatat hasil observasi
▫ Adakan dan batasi dengan tegas macam-macam tingkat kategori yang akan
digunakan
▫ Adakan observasi yang secermat-cermatnya dan sekritis-kritisnya
▫ Catat tiap gejala-gejala secara terpisah
▫ Ketahui baik-baik alat-alat pencatatan dan tata cara mencatatnya sebelum
melakukan observasi
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM OBSERVASI
• Pengamat harus memiliki perhatian yang fokus
• tidak mencampur adukkan antara ‘data’ dan ‘interpretasi’
• Kehadiran peneliti selama pengamatan tidak mengganggu
komunitas subjek
• Ada pedoman pembuatan catatan dalam melaksanakan
observasi
BEBERAPA JENIS TEKNIK
OBSERVASI
• Observasi Partisipan-Observasi Nonpartisipan
• Observasi Sistematik-Observasi Nonsistematik
• Observasi Eksperimental-Observasi Noneksperimental
METODE OBSERVASI
• Observasi natural
• Subjek diobservasi pada kondisi natural, di tempat biasa subjek melakukan aktivitas
• Contoh : di rumah, di sekolah, di rumah sakit
• Observasi terkontrol
• Observasi dilakukan dalam seting klinis untuk mndapatkan perilaku yang
bermasalah dan informasi mengenai perilaku tersebut (bentuknya, frekuensinya dll)
• Self monitoring
• Subjek menuliskan sendiri apa yang dialaminya dan alasan mengapa dia mengalami
hal tersebut
• Metode ini akan menunjukan secara alamiah, apa yang dirasakan, dipikirkan subjek
dan dialami subjek
• Contohnya : subjek menulis buku diari
BEBERAPA ALAT OBSERVASI
• Anecdotal Records
• Catatan Berkala
• Check List
• Rating Scale
• Mechanical Devices
KECERMATAN OBSERVASI
• Role playing dapat digunakan untuk membuat pola yang baru dalam
beperilaku
• Subjek diajak untuk dapat merespon stimulus dari situasi sosial yang
harus dia hadapi
• Contohnya : subjek diminta untuk menjadi pemimpin kelompok, menjadi seorang
pekerja profesional dan lain-lain.
Konflik
Antarkelompok
Dilema Individu
Masalah Historis
RESEARCH METHODS IN
CLINICAL PSYCHOLOGY
3. Controlled observation
The investigator exerts some degree of
control over people / the events being
observed in natural setting.
Case studies
• Involves intensive study of a client or patient who
is in treatment.
• The case studies also help clinicians to
understand the unique patient who sits there
before them.
• Case study very useful for :
a. Providing description of rare / unusual
phenomena / novel, distinctive methods of
interviewing, or treating patients.
b. Disconfirming “universally known /
accepted information
c. Generating testable hypotheses
Case studies ..
CROSS SECTIONAL
Birth date Age
1980 65 70 75 80 85
1895 60 65 70 75 80
1900 55 60 65 70 75
1905 50 55 60 65 70
1910 45 50 55 60 65 LONGITUDINAL
1915 40 45 50 55 60
1920 35 40 45 50 55
1925 30 35 40 45 50
measuremen
t 1955 1960 1965 1970 1975
The experimental method
WEEK
Single-Case Designs
• A-B : Merupakan sebuah eksperimen dengan satu
baseline dan satu treatment, dan tidak
mempertimbangkan variabel-variabel ekstra yang
mempengaruhi perubahan perilaku.
• A-B-A-B : Merupakan sebuah eksperimen dengan dua
(atau lebih) baseline dan dua (atau lebih) treatment,
untuk perilaku yang sama, pada satu subyek.
• Multiple-baseline-across-behaviors : Fase baseline dan
treatment diberikan pada dua atau lebih perilaku yang
berbeda, pada subyek yang sama.
• Multiple-baseline-across-subject : Fase baseline dan
treatment diberikan pada perilaku target yang sama,
dengan dua atau lebih subyek yang berbeda.
• Multiple-baseline-across-settings : Fase baseline dan
treatment diberikan pada dua atau lebih seting,
dengan perilaku dan subyek yang sama.
AB Design …
ABAB Design …
Mixed designs
• Informed consent
• Confidentiality
• Deception
INTERVENSI
PSIKOLOGIS : Anisah Chairani, S.Psi, M.Psi,
Psikolog
TERAPI INDIVIDUAL
PENDEKATAN PSIKODINAMIKA
Penyebab suatu perilaku dengan cara mengeksplorasi di
dalam diri / kepribadian kita sendiri dengan menekankan
proses bawah sadar.
Sigmund Freud (1856-1939)
Sebagai dokter yang merawat pasien dengan keluhan fisik cth:
buta, lumpuh, tetapi tidak ada kelainan fisik.
Menyusun suatu pendekatan psikoterapis => psikoanalisa,
yaitu analisis kekuatan psikologis internal dan bawah sadar.
Defence mechanism
DYNAMIC APPROACH
STRUKTUR KEPRIBADIAN
Struktur Kepribadian ID – EGO – SUPER EGO 🡪
Perkembangan dari Ego (Ego idel – Ego Alien)
Konflik ID-EGO-SUPEREGO 🡪 CEMAS
Abnormalitas, bersumber dari cara yang
salah/negatif dalam mengatasi konflik (mis.
REPRESI - SUPRESI)
Tahapan Perkembangan Seksual
PLEASURE PRINCIPLE
DEFENSE MECHANISM
The Psychoanalytic Perspective
Super
ID EGO Ego
Tension:Emosi2 muncul:
marah, sedih, malu dlsb
Muncul simtom2
patologis
The Psychoanalytic Perspective
Ego dikuasai ID KONFLIK
Super
ID EGO Ego
Tension:Emosi2 muncul:
marah, sedih, malu dlsb
Muncul simtom2
patologis
THE DYNAMIC TRADITION
FREUD
Psychic Determination
Unconsciousness
Repression 🡪 Psikopatologi
DIREPRES 🡪 BAWAH SADAR
DINAMIKA PSIKOPATOLOGI:
PSIKOANALISA
Represi
Supresi
Emosi; hal-hal yang ditekan
Ingatan/memori
Khayalan
Mimpi
Fantasi
FOKUS ASSESMENT &
TREATMENT PSIKODINAMIKA
MASA LALU (historis)
menemukan konflik dan cara mengatasinya
reexperiened - reevaluated
INFERED PROCESS
kesimpulan atas apa yang dikemukakan klien
pada terapis
INTELLECTUAL PROCESS
keberhasilan terapi ditentukan oleh terca-painya
insight = klien paham masalahnya
BEHAVIORAL PERSPECTIVE
Fokus pada peran lingkungan eksternal dalam mengatur perilaku.
PERUBAHAN PD:
CEMAS DLM PELATIHAN Perilaku
BERGAUL BERSOSIALISASI Pikiran-perasaan
1. STIMULUS ANTECEDENT
Situasi / stimulus yang mencetuskan perilaku
yang maladaptif
Diperlukan informasi tentang situasi pencetus yang spesifik, kapan, dimana
dan seberapa sering
2. ORGANISMIC VARIABLES
Apakah masalah yg dikeluhkan disebabkan
oleh faktor fisik/Psikologis
Fisik: Kelelahan, kondisi hormonal
Psikologis:Penilaian thd situasi yg dihadapi
VARIABEL-2 YG DIBUTUHKAN
DALAM ASESMEN PERILAKU
3. RESPON VARIABLES
Informasi tentang perilaku yang jadi masalah ~ durasi,
frekuensi, intensitasnya
4. CONSEQUENCE VARIABLES
Konsekuensi yang diperoleh setelah individu merespon
situasi tertentu ~ reinforcements positif/negatif
TUGAS TERAPIS PENDEKATAN
PERILAKUAN
Mempertunjukkan (exposing) Situasi
Belajar baru yang akan merubah pola
respon yang tidak adaptif
DinamikaPsikologis
SOFIA RETNOWATI FAKULTAS PSIKOLOGI UGM 17
Humanistik
DinamikaPsikologis
SOFIA RETNOWATI FAKULTAS PSIKOLOGI UGM 18
Humanistik
●Individu hidup di lingkungan yg tidak
memberi kesempatan utk personal
growth, yg ditandai dengan:
● Menurunnya ekspresi potensi individu
● Kognitif - afektif - konatif/psikomotor
DinamikaPsikologis
SOFIA RETNOWATI FAKULTAS PSIKOLOGI UGM 19
Humanistik
●Individu hidup di lingkungan yg tidak memberi kesempatan utk
personal growth, yg ditandai dengan:
● Menurunnya ekspresi potensi individu
● Kognitif - afektif - konatif/psikomotor
DinamikaPsikologis
SOFIA RETNOWATI FAKULTAS PSIKOLOGI UGM 20
Humanistik
●Lanjutan..
●Individu kesulitan
menyadari
pengalaman
●Terjadi 🡪 Incongrunce
dalam self experience
●Tidak menemukan
kesenangan dan
fulfillment dalam
beraktivitas
DinamikaPsikologis
SOFIA RETNOWATI FAKULTAS PSIKOLOGI UGM 21
Humanistik
COGNITIVE APPROACH
Tujuan
MENINGKATKAN KESADARAN AKAN AKTIVITAS KOGNITIF
MENGIDENTIFIKASI DAN MENANTANG PIKIRAN-PIKIRAN
IRRASIONAL
MENGAJARKAN PERILAKU-PERILAKU ADAPTIF
TEKNIK INTERVENSI
MENGHILANGKAN KEPERCAYAAN IRASIONAL
MENGKONFRONTASI DISTORSI
MEMPERKENALKAN CARA BERFIKIR ALTERNATIF
AARON BECK
Untuk melakukan perubahan yang mendasar dan
permanen, seorang terapis harus dapat menembus
irasional thinking klien untuk mencapai struktur
kepercayaan yang mendasarinya.
Perubahan yang tidak berasal dari perubahan struktur
berfikir sifatnya hanya perubahan sementara
Penggunaan: Anxiety, Depressed client
PEMIKIRAN DISFUNGSIONAL
OVER GENERALIZATION
TDK ADA SEORANG PUN YG MENCINTAI SAYA
PERSONALIZATION
SETIAP SY MAU PERGI KULIAH PASTI HUJAN
DICHOTOMOUS THINKING
SY AKAN BAHAGIA KALO SY KETERIMA KERJA DI PEMERINTaHAN,
ATAU SY AKAN MELARAT KALO DITOLAK DI SINI
MIND READING
SY TAHU PERSIS APA YNG DIPIKIRKANNYA TENTANG SAYA
PRINSIP TERAPI
Emosi bersumber pada proses kognitif
Terapi haruslah singkat, fokus dan waktu yang dibatasi.
Fokus pada presenting problem.
Menggunakan relasi terapeutik yag solid sbg alat yang
paling penting utk mencapai tujuan.
Klien ditantang untuk mengeksplorasi
pemikiran-pemikiran yang mendasari perasaan mereka
PR merupakan bagian penting dlm terapi
REFLEKSI
Irrational statement: Alternative Statement
Saya harus… Saya ingin..
Kamu membuat saya kesal… Saya membuat kesal sendiri..
Saya boleh ..
Ini buruk sekali..
Ini tidak adil..
Saya tidak bisa…
Setiap orang merasa ..
Ini selalu terjadi..
Sy tidah pernah menemukan
ALBERT ELLIS
(1996, 2001)
1
GROUP KONSELING
• Bimbingan Kelompok
• Konseling kelompok
• Kelompok sensitivitas atau kelompok Pelatihan
• Kelompok Temu (encounter group)
• Kelompok Mandiri
• Kelompok pendukung (Support Group)
• Terapi kelompok 2
Mengapa Konseling kelompok
Manusia makhluk sosial yg sll membutuhkan
org lain dlm kehidupannya
Manusia hdp dan bekerja dlm konteks kelompok
Pendekatan kelompok lbh berguna diberbagai
bidang: akademik, industri, kesehatan mental,
organisasi maupun riset
Pendekatan kelompok punya banyak kelebihan
daripada pendekatan individual
Pendekatan kelompok memberikan lebih banyak
kesempatan untuk belajar tentang diri dan orang
lain 3
Keterbatasan konseling kelompok
• Tidak semua orang cocok berada dalam kelompok
• Perhatian terapis menjadi lebih menyebar
• Kepercayaan sulit untuk dibina
• Klien sering mengharapkan terlalu banyak dari
kelompok, shg ia tdk berusaha utk berubah
• Sering kelompok bukan dijadikan sarana untuk
berlatih melakukan perubahan, tetapi justru digunakan
sebagai tujuan
• Apabila terapis tidak cukup memiliki dasar teori dan
terlatih untuk memimpin kelompok, ia justru membuat
keadaan lebih buruk dari pada memperbaikinya
4
Kelebihan konseling Kelompok
Praktis
Dapat memberikan kesempatan bagi anggotaa
utk saling memberi dan menerima umpan
balik
Anggota akan belajar melatih perilakunya yg
baru dalam kelompok
Kelompok merupakan tempat utk menggali
tiap masalah yg dialami anggotanya
Kelompok memberi kesempatan utk
mempelajari ketrampilan sosial
5
Penerapan Pendekatan kelompok
12
………….lanjutan
• Self help Group closely relative with support
group
• The membership is open and fluctuates from
meeting to meeting
• Self help Group include AA/NA, eating
disorders group, a heart smart with cardiac
problems.
13
Pedoman pembentukan kelompok (1)
14
Pedoman pembentukan kelompok (2)
15
Tujuan kelompok (1)
Menjadi lbh terbuka dan jujur thd diri sendiri
dan orang lain
Belajar mempercayai diri sendiri dan org lain
Berkembang utk lbh menerima diri sendiri
Belajar berkomunikasi dg orang lain
Belajar lbh akrab dg orang lain
Bljr ut bergaul dg sesama jenis atau lawan jenis
Meningkatkan kesadaran diri, shg akan mrs lbh
bebas dan lbh dpt tegas dlm memilih dan
menentukan
16
Tujuan kelompok (2)
Belajar utk memberi dan menerima
Belajar utk memecahkan masalah
Belajar utk memberikan perhatian pd org lain
Menjadi lbh peka thd kebutuhan dan perasaan org lain
Utk lbh mengerti bahwa org lain jg memiliki masalah
yg berat
Belajar memberi umpan balik dan konfrontasi demi
kepentingan dan perkembangan pribadi orang lain
17
Tahap-tahap dlm terapi kelompok
1. Persiapan :
a. Perkenalan
b. Agenda
c. Pembentukan norma kelompok
d. Penggalian ide dan perasaan (hidden agenda)
2. Transisi
a. Kepekaan Waktu
b. Observasi pola perilaku
c. Pengenalan suasana emosi
3. Kerja kelompok menggunkan pendekatan tertentu
4. terminasi 18
Keterampilan
Pemandu Kelompok
Membuat dan mempertahankan
kelompok
Membentuk budaya kelompok
Membentuk norma kelompok
Membawa kelompok pada disini dan
saat ini
Menjadikan kelompok sbg “Self reflektive
loope”
Menyoroti proses kelompok melalui
ungkapan verbal dan nonverbal
Menggunakan bahasa positif shg
kelompok terhindar dr ajang salah
menyalahkan
Mengaktifkan kelompok supaya terjadi
19
interaksi
Norma kelompok
• Kelompok pemantauan diri (The self monitoring
group)
• Pembukaan diri (Self-disclosure)
• Norma prosedural (Prosedural norm)hrs
berurutan atau acak
• Pentingnya kelompok (The importance of the
group)tdk boleh nyinyir
• Anggota sbg agen penolong
20
Kondisi klien yg tdk cocok dg
pendekatan kelompok (1)
• Klien dlm keadaan krisis
(Depresi dan ingin bunuh diri)
• Klien sgt takut u/berbicara dlm
kelompok
• Klien sgt tdk efektif di dlm
hubungan pribadinya, atau ia
sama sekali tdk mempunyai
keterampilan sosial
• Klien sangat tidak menyadari
akan perasaannya, motivasinya,
maupun perilakunya
• Klien menunjukkan perilaku yg
menyimpang
21
Kondisi klien yg tdk cocok dg pendekatan
kelompok (2)
Klien yg tll banyak minta perhatian
dr org lainmengganggu kelompok
Klien dlm keadaan psikotik acut
Klien yg diperkirakan akan sgt
mengganggu jalannya konseling /
terapi kelompok krn keterbatasan
ekspresi verbal
Klien yg sgt agresif akan membuat
anggota lain merasa takut
Klien yg mempunyai masalah
kontrol impuls
22
Terapi Keluarga
23
Family Therapy
Family Rules
A family is a rule-governed system in w/c
interactions of its members follow organized,
established patterns. Such rules regulate and
help stabilize the family system.
1. To change maladaptive or
dysfunctional family interactive patterns
Initial Session
Techniques used:
48
Adalah suatu bentuk psikoterapi
dimana pasangan (menikah,
belum menikah, atau sesama
jenis)bertemu dengan satu atau
lebih terapis untuk
mengerjakan/menyelesaikan
sejumlah masalah yang dimiliki
49
Saat ini, bentuk terapi pasangan yang
paling populer adalah terapi perilaku
pernikahan (behavioral marital
therapy), cognitive couples therapy,
terapi pasangan yang berfokus pada
emosi, terapi seks, dan terapi
pasangan yang berorientasi pada
wawasan (psikodinamik).
50
Beberapa Teknik yang digunakan
Behavioral Marital Therapy Emotionally Focused
(BMT) Couples Therapy (EFT)
Suatu bentuk terapi pasangan Suatu bentuk terapi
yang menerapkan prinsip pasangan yang didasarkan
penguatan pada interaksi
pada asumsi bahwa
pasangan.
tekanan perkawinan
Komponen utama BMT
dihasilkan dari pengaruh
termasuk kontrak kontingensi,
teknik pemahaman dukungan, negatif dan gaya interaksi
dan teknik pemecahan yang destruktif.
masalah. Intervensi EFT berupaya
Dalam BMT, teknik bertujuan mengubah gaya interaksi
untuk meningkatkan perasaan dan respons emosional
positif pasangan, perilaku pasangan yang
positif, dan tingkat kolaborasi bermasalah sehingga
di antara mereka. ikatan emosional yang
lebih kuat dan lebih aman
dapat dibangun. 51
Psikologi
Klinis Anak
Anisah Chairani, S.Psi,
M.Psi, Psikolog
Karakteristik Psikologi Klinis
Anak
• Masalah penyerahan (referral issues)
• pertimbangan dan perhatian pada
perkembangan anak (developmental
considerations)
• faktor tempramen pada masa kanak-kanak
(infant temperament)
• Kelekatan awal (infants early attachment),
• pola interaksi orang tua dan anak (the pattern of
parent-child interactions),
• Stressor pada anak
• Child abuse
Penyebab Stres pada Anak
• Pertama kali masuk sekolah
• Konflik dan perceraian orang tua
• Kekerasan pada Anak (dipengaruhi oleh
pengaruh budaya dan sosek, karakteristik
personal orangtua, kesulitan dalam
melakukan interaksi antara orangtua anak)
4. Tes proyektif
• Cth: CAT, Rorschach, DAP, HTP,
Story telling, boneka, sand tray
5. Observasi tingkah laku
• Mengamati anak utk mendapatkan informasi yg lebih
alami dan menyeluruh dibandingkan dr wawancara
dan tes lain
• Melalui observasi, psikolog mendapat informasi apa
yang menyebabkan dan menguatkan anak melakukan
perilaku tsb
1
GROUP KONSELING
• Bimbingan Kelompok
• Konseling kelompok
• Kelompok sensitivitas atau kelompok Pelatihan
• Kelompok Temu (encounter group)
• Kelompok Mandiri
• Kelompok pendukung (Support Group)
• Terapi kelompok 2
Mengapa Konseling kelompok
Manusia makhluk sosial yg sll membutuhkan
org lain dlm kehidupannya
Manusia hdp dan bekerja dlm konteks kelompok
Pendekatan kelompok lbh berguna diberbagai
bidang: akademik, industri, kesehatan mental,
organisasi maupun riset
Pendekatan kelompok punya banyak kelebihan
daripada pendekatan individual
Pendekatan kelompok memberikan lebih banyak
kesempatan untuk belajar tentang diri dan orang
lain 3
Keterbatasan konseling kelompok
• Tidak semua orang cocok berada dalam kelompok
• Perhatian terapis menjadi lebih menyebar
• Kepercayaan sulit untuk dibina
• Klien sering mengharapkan terlalu banyak dari
kelompok, shg ia tdk berusaha utk berubah
• Sering kelompok bukan dijadikan sarana untuk
berlatih melakukan perubahan, tetapi justru digunakan
sebagai tujuan
• Apabila terapis tidak cukup memiliki dasar teori dan
terlatih untuk memimpin kelompok, ia justru membuat
keadaan lebih buruk dari pada memperbaikinya
4
Kelebihan konseling Kelompok
Praktis
Dapat memberikan kesempatan bagi anggotaa
utk saling memberi dan menerima umpan
balik
Anggota akan belajar melatih perilakunya yg
baru dalam kelompok
Kelompok merupakan tempat utk menggali
tiap masalah yg dialami anggotanya
Kelompok memberi kesempatan utk
mempelajari ketrampilan sosial
5
Penerapan Pendekatan kelompok
12
………….lanjutan
• Self help Group closely relative with support
group
• The membership is open and fluctuates from
meeting to meeting
• Self help Group include AA/NA, eating
disorders group, a heart smart with cardiac
problems.
13
Pedoman pembentukan kelompok (1)
14
Pedoman pembentukan kelompok (2)
15
Tujuan kelompok (1)
Menjadi lbh terbuka dan jujur thd diri sendiri
dan orang lain
Belajar mempercayai diri sendiri dan org lain
Berkembang utk lbh menerima diri sendiri
Belajar berkomunikasi dg orang lain
Belajar lbh akrab dg orang lain
Bljr ut bergaul dg sesama jenis atau lawan jenis
Meningkatkan kesadaran diri, shg akan mrs lbh
bebas dan lbh dpt tegas dlm memilih dan
menentukan
16
Tujuan kelompok (2)
Belajar utk memberi dan menerima
Belajar utk memecahkan masalah
Belajar utk memberikan perhatian pd org lain
Menjadi lbh peka thd kebutuhan dan perasaan org lain
Utk lbh mengerti bahwa org lain jg memiliki masalah
yg berat
Belajar memberi umpan balik dan konfrontasi demi
kepentingan dan perkembangan pribadi orang lain
17
Tahap-tahap dlm terapi kelompok
1. Persiapan :
a. Perkenalan
b. Agenda
c. Pembentukan norma kelompok
d. Penggalian ide dan perasaan (hidden agenda)
2. Transisi
a. Kepekaan Waktu
b. Observasi pola perilaku
c. Pengenalan suasana emosi
3. Kerja kelompok menggunkan pendekatan tertentu
4. terminasi 18
Keterampilan
Pemandu Kelompok
Membuat dan mempertahankan
kelompok
Membentuk budaya kelompok
Membentuk norma kelompok
Membawa kelompok pada disini dan
saat ini
Menjadikan kelompok sbg “Self reflektive
loope”
Menyoroti proses kelompok melalui
ungkapan verbal dan nonverbal
Menggunakan bahasa positif shg
kelompok terhindar dr ajang salah
menyalahkan
Mengaktifkan kelompok supaya terjadi
19
interaksi
Norma kelompok
• Kelompok pemantauan diri (The self monitoring
group)
• Pembukaan diri (Self-disclosure)
• Norma prosedural (Prosedural norm)hrs
berurutan atau acak
• Pentingnya kelompok (The importance of the
group)tdk boleh nyinyir
• Anggota sbg agen penolong
20
Kondisi klien yg tdk cocok dg
pendekatan kelompok (1)
• Klien dlm keadaan krisis
(Depresi dan ingin bunuh diri)
• Klien sgt takut u/berbicara dlm
kelompok
• Klien sgt tdk efektif di dlm
hubungan pribadinya, atau ia
sama sekali tdk mempunyai
keterampilan sosial
• Klien sangat tidak menyadari
akan perasaannya, motivasinya,
maupun perilakunya
• Klien menunjukkan perilaku yg
menyimpang
21
Kondisi klien yg tdk cocok dg pendekatan
kelompok (2)
Klien yg tll banyak minta perhatian
dr org lainmengganggu kelompok
Klien dlm keadaan psikotik acut
Klien yg diperkirakan akan sgt
mengganggu jalannya konseling /
terapi kelompok krn keterbatasan
ekspresi verbal
Klien yg sgt agresif akan membuat
anggota lain merasa takut
Klien yg mempunyai masalah
kontrol impuls
22
Terapi Keluarga
23
Family Therapy
Family Rules
A family is a rule-governed system in w/c
interactions of its members follow organized,
established patterns. Such rules regulate and
help stabilize the family system.
1. To change maladaptive or
dysfunctional family interactive patterns
Initial Session
Techniques used:
48
Adalah suatu bentuk psikoterapi
dimana pasangan (menikah,
belum menikah, atau sesama
jenis)bertemu dengan satu atau
lebih terapis untuk
mengerjakan/menyelesaikan
sejumlah masalah yang dimiliki
49
Saat ini, bentuk terapi pasangan yang
paling populer adalah terapi perilaku
pernikahan (behavioral marital
therapy), cognitive couples therapy,
terapi pasangan yang berfokus pada
emosi, terapi seks, dan terapi
pasangan yang berorientasi pada
wawasan (psikodinamik).
50
Beberapa Teknik yang digunakan
Behavioral Marital Therapy Emotionally Focused
(BMT) Couples Therapy (EFT)
Suatu bentuk terapi pasangan Suatu bentuk terapi
yang menerapkan prinsip pasangan yang didasarkan
penguatan pada interaksi
pada asumsi bahwa
pasangan.
tekanan perkawinan
Komponen utama BMT
dihasilkan dari pengaruh
termasuk kontrak kontingensi,
teknik pemahaman dukungan, negatif dan gaya interaksi
dan teknik pemecahan yang destruktif.
masalah. Intervensi EFT berupaya
Dalam BMT, teknik bertujuan mengubah gaya interaksi
untuk meningkatkan perasaan dan respons emosional
positif pasangan, perilaku pasangan yang
positif, dan tingkat kolaborasi bermasalah sehingga
di antara mereka. ikatan emosional yang
lebih kuat dan lebih aman
dapat dibangun. 51
RESEARCH METHODS IN
CLINICAL PSYCHOLOGY
3. Controlled observation
The investigator exerts some degree of
control over people / the events being
observed in natural setting.
Case studies
• Involves intensive study of a client or patient who
is in treatment.
• The case studies also help clinicians to
understand the unique patient who sits there
before them.
• Case study very useful for :
a. Providing description of rare / unusual
phenomena / novel, distinctive methods of
interviewing, or treating patients.
b. Disconfirming “universally known /
accepted information
c. Generating testable hypotheses
Case studies ..
CROSS SECTIONAL
Birth date Age
1980 65 70 75 80 85
1895 60 65 70 75 80
1900 55 60 65 70 75
1905 50 55 60 65 70
1910 45 50 55 60 65 LONGITUDINAL
1915 40 45 50 55 60
1920 35 40 45 50 55
1925 30 35 40 45 50
measuremen
t 1955 1960 1965 1970 1975
The experimental method
WEEK
Single-Case Designs
• A-B : Merupakan sebuah eksperimen dengan satu
baseline dan satu treatment, dan tidak
mempertimbangkan variabel-variabel ekstra yang
mempengaruhi perubahan perilaku.
• A-B-A-B : Merupakan sebuah eksperimen dengan dua
(atau lebih) baseline dan dua (atau lebih) treatment,
untuk perilaku yang sama, pada satu subyek.
• Multiple-baseline-across-behaviors : Fase baseline dan
treatment diberikan pada dua atau lebih perilaku yang
berbeda, pada subyek yang sama.
• Multiple-baseline-across-subject : Fase baseline dan
treatment diberikan pada perilaku target yang sama,
dengan dua atau lebih subyek yang berbeda.
• Multiple-baseline-across-settings : Fase baseline dan
treatment diberikan pada dua atau lebih seting,
dengan perilaku dan subyek yang sama.
AB Design …
ABAB Design …
Mixed designs
• Informed consent
• Confidentiality
• Deception
Tes Objektif
Menurut Morey & Hopwood (2008) bahwa : Kekurangan :
Tes obyektif melibatkan serangkaian a. Kekurangan tes obyektif yaitu berisi dari pernyataan
pernyataan atau pertanyaan langsung, perilaku natural individu (bisa saja menjadi ciri perilaku
singkat dan respons benar / salah atau subjek tetapi bisa juga bukan)
pilihan ganda. b. Biasanya hanya mengukur sedikit dari perilaku yang
sebenarnya.
Kelebihan: c. Tes obyektif menggabungkan antara perilaku, kognitif
a. Pada tes obyektif pemberian skor berisi tentang fikiran dan keyakinan, dan juga emosi atau
pada setiap subjek dapat dilakukan perasaan. Namun tes obyektif sering memberikan skor
dengan cepat tepat dan konsisten, keseluruhan yang dikombinasikan dari perilaku kognisi dan
sehingga dapat menggunakan komputer emosi.
untuk memproses hasil d. Sulit membuat pernyataan yang mengungkapkan
b. Instruksi tes singkat kepribadian yang sebenarnya dari subjek (faking good/bad).
c. Ekonomis
d. Tes bisa dilakukan secara klasikal
ataupun individual dan administrasi
sederhana
Tes Proyektif
• Tes proyektif yaitu, suatu tes yang mengungkapkan aspek psikologis individu seperti motif, nilai, keadaan emosi
dan need yang susah diungkapkan dalam situasi yang wajar dengan cara individu meproyeksikan diri melalui
objek diluar individu.
• Awalnya dikemukakan oleh kurwt Lawrence Frank tahun 1948 yang terdiri dari lima kategori yaitu konstitutif,
interpretatif, katartik, konstruktif, dan refraktif.
• Pada tes
• proyektif terdapat 5 jenis kasifikasi respon yaitu :
a. Asosiasi : Menuntut subjek untuk merespon stimulus dengan kata dan ide yang pertama kali muncul. Contohnya
yaitu tes asosiasi dan tes Rorschach
b. Konstruksi :Teknik ini memberikan tuntutan yang kompleks.Subjek diharapkan membuat sesuatu atau
menciptakan sesuatu. Contohnya tes TAT, CAT, blacky, dan make a picture story.
c. Melengkapi: Teknik ini merupakan penjelasan diri yaitu subjek diberikan suatu produk yang tidak lengkap
kemudian diminta untuk melengkapi karena stimulus dalam tes ini lebih terstruktur, maka kebebasan subjek
dalam merespon menjadi kurang. Contohnya tesnya yaitu adalah Picture Frustration Study, The Story
Completion, dan Sentence Completion.
d. Memilih dan mengurutkan : Teknik ini sangat erat kaitannya dengan metode psikometrik. Karena respons yang
dituntut relatif terbatas dan sederhana, maka teknik ini tergolong paling kurang dalam memberikan kebebasan
dan spontanitas bagi subjek untuk berespons. Contoh: Kahn Test of Symbol Arrangement.
e. Ekspresi: Subjek diberi peluang tidak hanya untuk melakukan proyeksi tapi juga ekspresi diri. Menurut Lindzey,
metode ini menjembatani diagnostik dan terapeutik. Contoh: Free Art Expression.
Table of Contents
01 MMPI 02 Rorschah
CAT
03 TAT
04
MMPI
• Tes Objektif MMPI atau disebut juga dengan Minnesota Multiphasic Personality Inventory.
• MMPI pertama kali dikembangkan pada 1937 oleh Starke R. Hathaway dan J. Charnley McKinley.
• Terdiri dari 567 pertanyaan yang perlu dijawab.
• Yang diukur dalam tes ini adalah ciri-ciri kepribadian yang bersifat relatif menetap.
• Popularity of the instrument due to 3 aspects of its development:
- Multiphasic nature of the test
- Formal assessment of test taking attitude
- Empirical basis for item selection
Validity and Clinical Scale
• CLINICAL SCALES
• VALIDITY SCALES - HYPOCHONDRIASIS Hs 1
- CANNOT SAY ? - DEPRESSION D 2
- LIE L - HYSTERIA Hy 3
- FREQUENCY F - PSYCHOPATHIC DEVIATE Pd 4
- CORRECTION K - MASCULINITY-FEMININITY Mf 5
- PARANOIA Pa 6
- PSYCHASTHENIA Pt 7
- SCHIZOPHRENIA Sc 8
- HYPOMANIA Ma 9
- SOCIAL INTROVERSION Si 0
Rorschah
• Tokoh-tokoh yang mengembangkan tes Rorschah : Samuel Beck, Bruno Klopfer, Zygmunt Piotrowski,
Marguerite Hertz, David Rapaport. Kesamaan tokoh tersebut adalah menggunakan bercak tes Rho 10
kartu dan dasar Psikodiagnostik, Perbedaannya adalah pada system scoring dan interpretasi.
• John E. Exner menggabungkan system dari para ahli yang menggunakan tes Rorschah dalam buku
dengan judul Rorschah the Comprehensive System.
Dasar Pemikiran:
1. Asumsi : Ada hubungan antara persepsi dengan kepribadian
2. Bercak tinta Ambigous dan unstructured, yaitu persepsi personal, spontan dan tidak
dipelajari.
3. Tujuan utama : Mendeskripsikan kepribadian seseorang secara keseluruhan (Gestalt)
Karakteristik kartu:
Kartu kromatik: berwarna selain hiam, putih dan abu-
abu, kartu II, III, VIII, IX, X
Kartu akromatik : berwarna hitam, putih dan abu-abu.
kartu I, IV, V, VI, VII
Dasar Pikiran CAT dan TAT
● Dalam usaha menyusun cerita :
1. Orang akan menginterpretasikan sesuatu yg tidak jelas menurut
pengalaman masa lalu dan kebutuhan masa kini
2. Kec. orang waktu membuat cerita utk mengambil bhn dr
pengalaman & mengekspresikan kesenangan maupun kebutuhan
baik disadari maupun tidak
● Bila gmb disajikan sebagai tes khayal, minat testi akan tercurah pd
tgsnya shg ia akan lupa kepekaan dirinya & lupa mempertahankan
pengalaman
Gambar sebagai Stimuli
● Lebih efektif untuk menggugah imajinasi
● Memaksa pembuat cerita menangani dengan caranya
sendiri masalah manusiawi yg disajikan
● Stimuli yang disajikan dapat distandarisasikan
Thematic
Apperception Test
(TAT)
Administrasi
● Usia testi : di atas 14 tahun
● Terdapat 20 buah kartu yang dibagi dalam 2 sesi (I : 1-10, II : 11-
20), tanpa memberitahu testi bahwa ada sesi ke-2
Instruksi : Form A
● Cocok untuk remaja dan dewasa dengan kapasitas inteligensi rata-rata :
● “Ini adalah tes imaginasi yang merupakan salah satu tes inteligensi. Saya akan
menunjukkan kepada anda beberapa gambar satu per satu. Tugasmu adalah
membuat cerita yang dramatis semampumu untuk setiap kartu. Ceritakan
peristiwa apa yang muncul pada gambar, gambarkan apa yang terjadi saat itu,
apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh tokoh, dan ceritakan akhir cerita.
Ceritakanlah apapun yang muncul dalam pikiranmu. Apakah anda paham?
Karena anda memiliki waktu 50 menit untuk 10 kartu, maka kamu memiliki waktu
5 menit untuk tiap cerita. Ini adalah kartu pertama”
Form B
● Cocok untuk anak-anak, untuk orang dewasa yang berpendidikan rendah atau
tingkat inteligensi rendah dan untuk psikosis :
● “ini adalah tes bercerita. Saya memiliki beberapa gambar yang akan saya
tunjukkan ke anda. Saya ingin anda membuat cerita. Ceritakan apa yang terjadi
sebelumnya, dan apa yang terjadi saat ini. Katakan apa yang dirasakan dan
dipikirkan orang di dalam cerita. Anda dapat membuat cerita apapun yang
Anda inginkan. Apakah anda paham? Baiklah, sekarang kartu pertama. Anda
memiliki waktu 5 menit untuk membuat cerita. Kita akan lihat seberapa baik
anda membuat cerita.”
Instruksi sesi ke-2 : Form A
“ Hari ini tes kita laksanakan sama caranya seperti yg
dahulu. Hanya saja skrg ini anda dapat lbh bebas dlm
menggunakan daya khayal anda. Sepuluh cerita anda
terdahulu sudah bagus, tapi terbatas pd kehidupan
sehari2 & membiarkan daya khayal anda bebas, spt dlm
perumpamaan dongeng dan crt khayal. Inilah gmb
pertama”
Form B
● “Hari ini saya akan menunjukkan anda beberapa gambar. Kali ini
akan lebih mudah, karena gambar yang saya tunjukkan akan lebih
gampang dan lebih menarik. Kamu telah membuat cerita yang
bagus pada hari sebelumnya. Sekarang saya ingin melihat apakah
saat ini anda dapat membuat beberapa cerita lagi. Buatlah cerita
yang lebih menarik daripada cerita sebelumnya seperti mimpi atau
dongeng. Ini adalah gambar pertama”
BLANK CARD
“lihatlah apa yang dapat kamu lihat pada kartu kosong ini,
bayangkan sebuah gambar dan ceritakan kepada saya secara detil
*
3
Beberapa Teori/Pendekatan
dalam Intelegensi
1. Pendekatan Faktor Analisis
- Spearman mengatakan bahwa intelegensi
terbagi jadi 2 yaitu G faktor (kecerdasan
umum) dan S faktor (kecerdasan spesifik).
- Dalam pandangan ini hasil tes inteligensi
menunjukkan secara umum kemampuan
seseorang dalam menyesuaikan diri, belajar
atau berfikir abstrak dan tidak dapat
menunjukkan bidang khusus atau kemampuan
khusus apa yang cenderung dikuasai.
- Untuk melengkapi hasil tes inteligensi dalam
melihat kemampuan khusus seseorang
biasanya digunakan tes bakat.
*
4
Lanjutan
*
5
Lanjutan
• Teori Spearmen mendasari adanya tes kecerdasan Standard
Progresive Matrics
• Dalam perkembangannya oleh JV.Raven, terbagi jadi SPM
(digunakan untuk orang normal usia 6- 65 tahun), CPM(untuk anak
berusia 5-11 tahun) dan APM (Mengukur observasi dan clear thinking,
dan mengukur kecepatan dan kemampuan intelektual jika
menggunakan waktu 40 menit, utk usia diatas 11 th)
*
6
2. Teori Cattel dan Horn
Fluid Intelligence
(Gf)
Kemampuan dlm teknik
penyelesaian masalah yg
baru
Inteligensi
Crystallized
Intelligence (Gc)
kemampuan yang diterapkan
berdasarkan pengalaman dan
pembelajaran yang
*
7
Tes Intelegensi Cattel
•Nama aslinya Culture Fair Tests, scale 2 and 3, Form A &
Form B (Paralel), diadaptasi oleh Fakultas Psikologi UI
pada tahun 1975.
• Dibuat oleh Raymond B. Cattel dan A. Karen S. Cattel,
serta sejumlah staf penelitian dari “Institute of Personality
and Ability Testing” (IPAT) di Universitas Illinois,
Champaign, Amerika Serikat pada tahun 1949
•Skala 2 digunakan untuk usia 8-15 tahun dan orang
dewasa yang memiliki kecerdasan dibawah normal, Skala
3 untuk usia sekolah lanjutan atas dan orang dewasa yang
mempunyai kecerdasan tinggi. – Mengukur Kemampuan
Umum atau “General Ability” atau “G” Factor atau
Kecerdasan. – Mengukur “Fluid Ability” seseorang;
kemampuan kognitif seseorang yang berifat herediter. –
Disajikan individual maupun klasikal; dan akan lebih
lengkap bila disertai dengan tes-tes “Inteligensi Umum”
yang mengukur “Crystallize Ability”, seperti: TKD atau IST
*
8
lanjutan
• Subtes 1, Series : 3 menit
• Subtes 2, Classification : 4 menit
• Subtes 3, Matrices : 3 menit
• Subtes 4, Conditions/Topology : 2,5 menit
• Skoring – Setelah di periksa jawaban yang tidak
valid (berurutan dalam satu kolom, terdapat
pilihan lebih dari satu), jawaban benar di beri
skor 1. – Skor Total = Jumlah Skor Tiap Subtes,
kemudian di konversi ke dalam skor IQ dan
kategorisasi IQ (Lihat tabel)
*
9
3. Klasifikasi guilford
• Teori Guilford menerangkan tentang inteligensi yang diartikan
sebagai kemampuan seseorang dalam menjawab melalui situasi
sekarang untuk semua peristiwa masa lalu dan mengantisipasi
masa yang akan datang.
• Dalam konteks ini maka belajar adalah termasuk berpikir, atau
berupaya berpikir untuk menjawab segala masalah yang dihadapi
• Ditandai dengan adanya sikap dan perubahan kreatif, kritis,
dinamis, dan memiliki motivasi
• Guilford menjelaskan bahwa kreativitas manusia pada dasarnya
berkaitan dengan proses berpikir konvergen dan divergen.
Konvergen adalah cara berfikir untuk memberikan satu-satunya
jawaban yang benar. Sedangkan berpikir divergen adalah proses
berfikir yang memberikan serangkaian alternatif jawaban yang
beraneka ragam.
*
10
a. Dimensi Konten/Isi
1. Figural🡪 Informasi yang berupa figur, non-verbal, atau bentuk
yang menggambarkan keadaan suatu objek. Kategori figural ini
kemudian dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Auditory - Informasi dirasakan melalui pendengaran.
b. Visual - Informasi dirasakan melalui melihat.
2. Simbolik🡪 Informasi yang diproses di sini dapat mempunyai
bentuk yang sama seperti isi figural, akan tetapi arti yang
dikehendaki merupakan penggambaran objek lain, jadi memiliki
maksud selain objek itu sendiri.
3. Semantik🡪 Informasi yang harus diproses berupa input yang
disajikan secara lisan.
4. Perilaku 🡪 Informasi berupa tindakan individu. Isi kemampuan
inilah yang dapat disamakan dengan konsep inteligensi sosial
menurut teori Thorndike.
*
11
B. Dimensi Produk
1.Unit/satuan, merupakan satu item informasi
2.Kelas, merupakan satu set item yang berbagi beberapa
atribut atau produk kelas berupa respon dalam bentuk
kelompok kelas.
3.Hubungan, merupakan produk yang di dalamnya terdapat
koneksi antara item atau variabel, kemungkinan terkait
sebagai bertentangan atau dalam asosiasi, urutan, atau
analogi.
4.Sistem , merupakan sebuah organisasi item atau jaringan
dengan bagian-bagian yang berinteraksi, jadi strukturnya
terorganisasikan secara keseluruhan.
5.Transformasi, merupakan perubahan perspektif, konversi,
atau mutasi ke pengetahuan; seperti membalik urutan huruf
dalam sebuah kata.
6.Implikasi, merupakan prediksi, kesimpulan, konsekuensi,
atau antisipasi pengetahuan.
* 12
C. Dimensi Operasi
1.Kognisi, merupakan proses penemuan suatu informasi yaitu
kemampuan untuk mengerti, memahami, menemukan, dan
menjadi sadar.
2.Memori, merupakan kemampuan untuk mengkodekan
informasi dan mengingat kembali informasi yang pernah
diterima. Kategori memori ini dibagi menjadi:
I.Memori retensi, yaitu kemampuan untukmenahan atau
mengingat informasi.
II. Memori reproduksi - Kemampuan untuk memproduksi
kembali informasi.
3.Pemikiran divergen, merupakan proses pikiran terhadap
arah yang berbeda-beda dan beraneka ragam dari informasi
yang telah ada.
4.Pemikiran konvergen, merupakan proses menyimpulkan
solusi tunggal untuk masalah.
5. Evaluasi, merupakan proses menilai apakah jawaban yang
akurat, konsisten, atau valid.
*
13
Pemberian Tes
• Alat bantu utama utk dapat lebih
memahami keadaan atau kondisi klien
• Tes yg diberikan harus disesuaikan
dengan kebutuhan 🡪 disesuaikan
dengan informasi yg dibutuhkan oleh
pemeriksa 🡪 sesuai dengan masalah
yang dihadapi klien
• Tes yg biasa digunakan: inteligensi
(WBIS< WISC), proyeksi (rorschach,
TAT, CAT, FSCT), grafis (HTP, DAP,
BAUM, WZT), inventori kepribadian
(EPPS)
Beberapa alat tes intelegensi
1. Standford binnet
2. WISC/WAIS/WPPSI
3. CPM/SPM/APM
4. CFIT
*
15
Lanjutan alat tes
•Tes Wescheler dikembangkan oleh David Weschler (1965)
*
16
Standford Binnet
•Pada tahun 1881, pemerintah Perancis
mengeluarkan undang- undang yang mewajibkan
semua anak masuk sekolah.
•Pemerintah meminta Binet untuk membuat sebuah
tes yang dapat mendeteksi anak mana yang terlalu
lambat secara intelektual
•Bekerjasama dengan Lewis Medison Terman dan
Theodore Simon, Binet melakukan revisi pada skala
kecerdasan, dan menerbitkan pada tahun 1908 dan
1911
•Menurut Alfered Binnet, intelegensi adalah:
1.Kemampuan untuk mengarahkan fikiran dan
tindakan
2.Kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila
tindakan tersebut telah dilaksankan
3.Kemampuan untuk melakukan autokritik atau
mengkritik diri sendiri
*
17
Lanjutan
❑ Binnet dan T. Simon adalah perintis tes IQ (mental age) pertama
kali di Prancis (1905). Tujuan tes ini adalah untuk memprediksi
performa di sekolah. Jadi mereka ingin menentukan mana anak yg
berkebutuhan khusus atau tidak agar anak2 tsb dapat berkembang
optimal.
❑ Untuk mengukur kecerdasan anak-anak (3-13 tahun) ia lebih
menekankan kepada keterampilan verbal yg memiliki tingkat
kesulitan yg teratur.
❑ Tes IQ-nya dinamakan Binet-Simon Intelligence Scale.
❑ Rumus pengukuran IQ Binet & Simon adalah :
MA : Mental Age
CA: Chronological Age
*
18
Lanjutan
Materi yang terdapat dalam skala
• Binet membuat skala yang pertama pada Stanford- binet berupa sebuah
tahun 1905, dan diberi nama Binet Binet- kotak berisi bermacam- macam
benda mainan tertentu yang akan
Simon, yang terdiri dari 30 aitem selain disajikan pada anak-anak. Dua
mengukur kemampuan mental juga buku kecil yang memuat cetakan
mengukur aspek fisiologi, seperti kartu-kartu. Sebuah buku catatan
untuk mencatat jawaban dan
1. Pengertian verbal (verbal comprehension) skornya, dan sebuah pedoman
2. Kemampuan angka-angka (numerical pelaksanaan pemberian tes. Materi
tes dikelompokan menurut level
ability) usia masing-masing.
3. Penglihatan keruangan (spatial
visualization)
4. Kemampuan penginderaan (perceptual
ability)
5. Ingatan (memory)
6. Penalaran (reasoning)
7. Kelancaran kata-kata (word fluency)
*
19
Three Views of Assessment Data
4. Tes proyektif
• Cth: CAT, Rorschach, DAP, HTP,
Story telling, boneka, sand tray
5. Observasi tingkah laku
• Mengamati anak utk mendapatkan informasi yg lebih
alami dan menyeluruh dibandingkan dr wawancara
dan tes lain
• Melalui observasi, psikolog mendapat informasi apa
yang menyebabkan dan menguatkan anak melakukan
perilaku tsb
Phares (1992):
Psi. klinis menunjuk pada bidang yang
membahas kajian, diagnosis, dan
penyembuhan (treatment) bagi
masalah-masalah psikologis, gangguan
(disorders) atau tingkah laku abnormal
Pengertian…
Witmer (1912):
Psi. klinis adalah metode yang digunakan untuk
mengubah atau mengembangkan jiwa
seseorang berdasarkan hasil observasi dan
eksperimen dengan menggunakan teknik
penanganan pedagogis
Pengertian
APA :
Psi. Klinis mengintegrasikan ilmu pengetahuan,
teori, dan praktek untuk memahami,
memprediksikan, dan mengurangi
maladjustment, disabilitas dan
ketidaknyamanan dan memperbaiki adaptasi,
penyesuaian, dan perkembangan pribadi
manusia
Psikolog Klinis
○ Team work
○ Sampai akhir 1930an; psikolgi klinis belum diakui sebagai suatu profesi
● Perkembangan setelah PD
1909 Healy mendirikan klinik bimbingan anak, Juvenille Psychopathic Institute di Chicago
1917 Tes inteligensi US Army Alpha dan Beta dan Personal Data Sheet dari Woodworth (untuk
kepribadian) diperkenalkan
1935 Christina Morgan dan Henry Murray menerbitkan The Thematic Apperception Test (TAT)
Perkembangan psi. klinis
Tahun Peristiwa
1939 Wechsler menerbitkan Wechsler-Bellevue Intelligence Test dengan norma umur dan deviasi IQ
1942 Carl Rogers merumuskan client-centered therapy di dalam Counseling dan PSychoterapy
1943 Hathaway dan McKinley menerbitkan MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory)
1954 Meehl menerbitkan Clinica versus Statistical Prediction yang menunjukkan kelemahan
keterampilan para klinisi
1958 Psychoterapy by reciprocal inhibition dari Wolpe membantu memprakarsai gerakan terapi
behavioral
1965 Konferensi Swampscott, Mam memprakarsai psikologi komunitas yang menekankan pada
usaha pencegahan
1973 APA menyelenggarakan Konferensi Vail, yang menambahkan model pendidikan
profesional
1988 Para psikolog menghubungkan pikiran dan perilaku dengan brain imaging (misalnya
Posner, Peterson, Fox, dan Raichle)
1989 Para psikolog menjadi authorized providers dalam program federal Medicare
TERAPI INDIVIDUAL
PENDEKATAN PSIKODINAMIKA
Penyebab suatu perilaku dengan cara mengeksplorasi di
dalam diri / kepribadian kita sendiri dengan menekankan
proses bawah sadar.
Sigmund Freud (1856-1939)
Sebagai dokter yang merawat pasien dengan keluhan fisik cth:
buta, lumpuh, tetapi tidak ada kelainan fisik.
Menyusun suatu pendekatan psikoterapis => psikoanalisa,
yaitu analisis kekuatan psikologis internal dan bawah sadar.
Defence mechanism
DYNAMIC APPROACH
STRUKTUR KEPRIBADIAN
Struktur Kepribadian ID – EGO – SUPER EGO 🡪
Perkembangan dari Ego (Ego idel – Ego Alien)
Konflik ID-EGO-SUPEREGO 🡪 CEMAS
Abnormalitas, bersumber dari cara yang
salah/negatif dalam mengatasi konflik (mis.
REPRESI - SUPRESI)
Tahapan Perkembangan Seksual
PLEASURE PRINCIPLE
DEFENSE MECHANISM
The Psychoanalytic Perspective
Super
ID EGO Ego
Tension:Emosi2 muncul:
marah, sedih, malu dlsb
Muncul simtom2
patologis
The Psychoanalytic Perspective
Ego dikuasai ID KONFLIK
Super
ID EGO Ego
Tension:Emosi2 muncul:
marah, sedih, malu dlsb
Muncul simtom2
patologis
THE DYNAMIC TRADITION
FREUD
Psychic Determination
Unconsciousness
Repression 🡪 Psikopatologi
DIREPRES 🡪 BAWAH SADAR
DINAMIKA PSIKOPATOLOGI:
PSIKOANALISA
Represi
Supresi
Emosi; hal-hal yang ditekan
Ingatan/memori
Khayalan
Mimpi
Fantasi
FOKUS ASSESMENT &
TREATMENT PSIKODINAMIKA
MASA LALU (historis)
menemukan konflik dan cara mengatasinya
reexperiened - reevaluated
INFERED PROCESS
kesimpulan atas apa yang dikemukakan klien
pada terapis
INTELLECTUAL PROCESS
keberhasilan terapi ditentukan oleh terca-painya
insight = klien paham masalahnya
BEHAVIORAL PERSPECTIVE
Fokus pada peran lingkungan eksternal dalam mengatur perilaku.
PERUBAHAN PD:
CEMAS DLM PELATIHAN Perilaku
BERGAUL BERSOSIALISASI Pikiran-perasaan
1. STIMULUS ANTECEDENT
Situasi / stimulus yang mencetuskan perilaku
yang maladaptif
Diperlukan informasi tentang situasi pencetus yang spesifik, kapan, dimana
dan seberapa sering
2. ORGANISMIC VARIABLES
Apakah masalah yg dikeluhkan disebabkan
oleh faktor fisik/Psikologis
Fisik: Kelelahan, kondisi hormonal
Psikologis:Penilaian thd situasi yg dihadapi
VARIABEL-2 YG DIBUTUHKAN
DALAM ASESMEN PERILAKU
3. RESPON VARIABLES
Informasi tentang perilaku yang jadi masalah ~ durasi,
frekuensi, intensitasnya
4. CONSEQUENCE VARIABLES
Konsekuensi yang diperoleh setelah individu merespon
situasi tertentu ~ reinforcements positif/negatif
TUGAS TERAPIS PENDEKATAN
PERILAKUAN
Mempertunjukkan (exposing) Situasi
Belajar baru yang akan merubah pola
respon yang tidak adaptif
DinamikaPsikologis
SOFIA RETNOWATI FAKULTAS PSIKOLOGI UGM 17
Humanistik
DinamikaPsikologis
SOFIA RETNOWATI FAKULTAS PSIKOLOGI UGM 18
Humanistik
●Individu hidup di lingkungan yg tidak
memberi kesempatan utk personal
growth, yg ditandai dengan:
● Menurunnya ekspresi potensi individu
● Kognitif - afektif - konatif/psikomotor
DinamikaPsikologis
SOFIA RETNOWATI FAKULTAS PSIKOLOGI UGM 19
Humanistik
●Individu hidup di lingkungan yg tidak memberi kesempatan utk
personal growth, yg ditandai dengan:
● Menurunnya ekspresi potensi individu
● Kognitif - afektif - konatif/psikomotor
DinamikaPsikologis
SOFIA RETNOWATI FAKULTAS PSIKOLOGI UGM 20
Humanistik
●Lanjutan..
●Individu kesulitan
menyadari
pengalaman
●Terjadi 🡪 Incongrunce
dalam self experience
●Tidak menemukan
kesenangan dan
fulfillment dalam
beraktivitas
DinamikaPsikologis
SOFIA RETNOWATI FAKULTAS PSIKOLOGI UGM 21
Humanistik
COGNITIVE APPROACH
Tujuan
MENINGKATKAN KESADARAN AKAN AKTIVITAS KOGNITIF
MENGIDENTIFIKASI DAN MENANTANG PIKIRAN-PIKIRAN
IRRASIONAL
MENGAJARKAN PERILAKU-PERILAKU ADAPTIF
TEKNIK INTERVENSI
MENGHILANGKAN KEPERCAYAAN IRASIONAL
MENGKONFRONTASI DISTORSI
MEMPERKENALKAN CARA BERFIKIR ALTERNATIF
AARON BECK
Untuk melakukan perubahan yang mendasar dan
permanen, seorang terapis harus dapat menembus
irasional thinking klien untuk mencapai struktur
kepercayaan yang mendasarinya.
Perubahan yang tidak berasal dari perubahan struktur
berfikir sifatnya hanya perubahan sementara
Penggunaan: Anxiety, Depressed client
PEMIKIRAN DISFUNGSIONAL
OVER GENERALIZATION
TDK ADA SEORANG PUN YG MENCINTAI SAYA
PERSONALIZATION
SETIAP SY MAU PERGI KULIAH PASTI HUJAN
DICHOTOMOUS THINKING
SY AKAN BAHAGIA KALO SY KETERIMA KERJA DI PEMERINTaHAN,
ATAU SY AKAN MELARAT KALO DITOLAK DI SINI
MIND READING
SY TAHU PERSIS APA YNG DIPIKIRKANNYA TENTANG SAYA
PRINSIP TERAPI
Emosi bersumber pada proses kognitif
Terapi haruslah singkat, fokus dan waktu yang dibatasi.
Fokus pada presenting problem.
Menggunakan relasi terapeutik yag solid sbg alat yang
paling penting utk mencapai tujuan.
Klien ditantang untuk mengeksplorasi
pemikiran-pemikiran yang mendasari perasaan mereka
PR merupakan bagian penting dlm terapi
REFLEKSI
Irrational statement: Alternative Statement
Saya harus… Saya ingin..
Kamu membuat saya kesal… Saya membuat kesal sendiri..
Saya boleh ..
Ini buruk sekali..
Ini tidak adil..
Saya tidak bisa…
Setiap orang merasa ..
Ini selalu terjadi..
Sy tidah pernah menemukan
ALBERT ELLIS
(1996, 2001)
• Sample Vs Sign
• Sample : jika dalam suatu pengukuran subjek memberikan respon
perilaku agresif, hal itu dapat diasumsikan bahwa jika subjek
dihadapkan pada situasi yang lain dia akan mengeluarkan respon yang
sama
• Sign : perilaku agresif yang muncul pada diri subjek merupakan
karakteristik dari subjek
FUNCTIONAL ANALYSIS
• Contoh :
Anak yang berperilaku agresif di kelas (Organismic variable), akan mengganggu anak yang
lainnya, karena dia mencoba untuk menimbulkan rasa puas dalam dirinya. Perilaku ini
muncul jika dia tidak mendapat perhatian dari gurunya (Stimulus). Dia akan mulai
mengambil pensil milik temannya (respon) Dan gurunya diharapkan memberikan
perhatian itu agar perilaku ini tidak terjadi terus-menerus (Consequences)
KELEBIHAN & KEKURANGAN
PENGUKURAN PERILAKU
• Terapi dalam pengukuran perilaku tidak dengan mudah
dievaluasi dan berubah
• Terapi perilaku merupakan suatu proses yang akan ditunjukan
sebelum, selama dan sesudah terapi
• Pengukuran perilaku sangat penting, karena itu akan membantu
untuk menentukan terapi apa yang tepat untuk diberikan
• Perlu juga diadakan feedback setelah terapi, agar mengetahui
kefektifan terapi yang sudah dijalani.
DEFINISI
• Pengamatan
Dua indera yang sangat diperlukan atau berperan penting
dalam pengamatan adalah mata dan telinga.
• Ingatan
Kendala ingatan adalah ‘Ingatan yang tidak setia’
PETUNJUK-PETUNJUK UNTUK
MENGADAKAN OBSERVASI
• Menurut Rummel:
▫ Peroleh dahulu pengetahuan apa yang akan di observasi
▫ Selidiki tujuan umum dan khusus dari dari problem riset untuk
menentukan apa yang harus diobservasi
▫ Buat suatu cara untuk mencatat hasil observasi
▫ Adakan dan batasi dengan tegas macam-macam tingkat kategori yang akan
digunakan
▫ Adakan observasi yang secermat-cermatnya dan sekritis-kritisnya
▫ Catat tiap gejala-gejala secara terpisah
▫ Ketahui baik-baik alat-alat pencatatan dan tata cara mencatatnya sebelum
melakukan observasi
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM OBSERVASI
• Pengamat harus memiliki perhatian yang fokus
• tidak mencampur adukkan antara ‘data’ dan ‘interpretasi’
• Kehadiran peneliti selama pengamatan tidak mengganggu
komunitas subjek
• Ada pedoman pembuatan catatan dalam melaksanakan
observasi
BEBERAPA JENIS TEKNIK OBSERVASI
• Observasi natural
• Subjek diobservasi pada kondisi natural, di tempat biasa subjek melakukan aktivitas
• Contoh : di rumah, di sekolah, di rumah sakit
• Observasi terkontrol
• Observasi dilakukan dalam seting klinis untuk mndapatkan perilaku yang bermasalah
dan informasi mengenai perilaku tersebut (bentuknya, frekuensinya dll)
• Self monitoring
• Subjek menuliskan sendiri apa yang dialaminya dan alasan mengapa dia mengalami hal
tersebut
• Metode ini akan menunjukan secara alamiah, apa yang dirasakan, dipikirkan subjek
dan dialami subjek
• Contohnya : subjek menulis buku diari
BEBERAPA ALAT OBSERVASI
• Anecdotal Records
• Catatan Berkala
• Check List
• Rating Scale
• Mechanical Devices
KECERMATAN OBSERVASI
• Role playing dapat digunakan untuk membuat pola yang baru dalam
beperilaku
• Subjek diajak untuk dapat merespon stimulus dari situasi sosial yang
harus dia hadapi
• Contohnya : subjek diminta untuk menjadi pemimpin kelompok, menjadi
seorang pekerja profesional dan lain-lain.
Cerita
Materi dalam role
playing utamanya
problematik
adalah situasi
adalah narasi pendek
permasalahan. yang
Situasi ini terkadang menggambarkan
membantu dalam setting, keadaan,
membentuk aksi, dan dialog
pengarahan pada
dalam situasi
setiap peran.
tersebut.
Beberapa ciri khas masalah
sosial yang mudah untuk
Konflik Interpersonal ditelusuri dengan bantuan
teknik ini, yakni:
Konflik
Antarkelompok
Dilema Individu
Masalah Historis
Klinis Khusus :
Psikologi
Komunitas
ANISAH CHAIRANI, MPSI, PSIKOLOG
Sejarah
Psikologi Komunitas adalah salah satu bagian dari
terapan ilmu psikologi. Bermula pada tahun1955
yang berkembang di Amerika mulai berkembang
sejak 1955, ketika diumumkan undang-undang
tentang pengembangan konsep kesehatan
mental komunitas untuk mengurangi jumlah rumah
sakit jiwa.
Tahun 1965 terbentuklah Community
Psychologydalam American
Psychological Association (APA).
Lanjutan….
Ekonomi
Latar
pendidikan
KAMI
Buruk MEREKA
Psikologi Komunitas
Klinikal Komunitas
Konsultasi
Layanan Masyarakat
Intervensi Pusat Krisis
Intervensi Usia Dini Pengetahuan awal pada
masyarakat
Selp-Help
(Profesional)Pengembangan Program Pelatihan
PSIKOLOGI KLINIS
BERBASIS IT
Latar Belakang
◦ Tingkat stress saat ini meningkat sehingga berdampak pada kondisi psikologis,
sehingga selain membutuhkan self healing juga dibutuhkan konseling dengan expert
(psikolog)
◦ Namun di beberapa daerah terlebih daerah terpencil mengalami keterbatasan
psikolog sehingga saat ini mulai dikembangkannya konseling berbasis IT (mobile)
◦ Tujuan utamanya adalah dapat mengetahui hasil screening
Gangguan Psikologi
◦ Adapun beberapa gangguan psikologi yang sering ditemui (kasus) dalam konseling IT
tetap berdasarkan kirteria diagnosis DSM V seperti:
- Gangguan Perkembangan pada anak (perlu jg observasi langsung anak)
- Gangguan mood
- Gangguan kecemasan
- dll
Assessment berbasis IT (e-mail
Teleconference/ Video Conference)
◦ Beberapa alat tes intelegensi, minat dan bakat sudah mulai dikembangkan untuk
dapat dilakukan melalui internet
◦ Beberapa cara konseling juga bisa d lakukan mulai dari email, gmeet, zoom dan juga
beberapa platform Kesehatan mental
Intervensi berbasis IT
◦ Konseling
◦ CBT dan pemberian tugas kepada klien, dan dilakukan pemantauan perkembangan
di setiap sesi selanjutnya
◦ Untuk pencegahan terkait suicide dapat menghubungi ehfa.id yang juga
bekerjasama dengan Ikatan Psikologi Klinis Indonesia
PSIKOLOGI FORENSIK DAN PERAN
PSIKOLOGI DALAM PENANGANAN
ANAK BERHADAPAN DENGAN
HUKUM
Anisah Chairani,
M.Psi, Psikolog
Forensic Psychology (menurut : The
committee on Ethical Guidelines for Forensic Psychology APA,
2012)
Mendapatkan gambaran
tentang masalah yang dihadapi
& menghindari re-traumatisasi
Memperoleh gambaran
dinamika psikologis
Mempertimbangkan
keakuratan informasi
KEBENARAN KESAKSIAN
Atensi
Memori
Persepsi
PERKEMBANGAN KOGNITIF
ANAK
Pra Operasional Konkrit
Usia 2-7 tahun; Gambaran mental
Simbol; kata-kata; gambar
untuk pemahaman dunia
Operasional Konkrit
Usia 7-11 tahun; Berpikir logis; Pengorganisasian; Klasifikasi;
kejadian konkrit Urutan
Operasional Formal
> Usia 11 tahun Pikiran abstrak; idealis; logis
AKURASI MEMORI ANAK
Peristiwa
• Tingkat stres • Strategi
• Harapan • Jangka penggalian
• Prasangka waktu informasi
• Pengulangan
kejadian
Saksi Informasi
STRATEGI
Tahap persiapan : Lingkungan yang
kondusif; pemahaman karakteristik,
hobi, pola kebiasaan dll
Membangun rapport atau hubungan
baik melalui minat terhadap topik
atau pengalaman anak
Menggunakan sarana seperti
permainan, worksheet seperti
menggambar, mood icon/battle dll
Observasi non verbal
Penyesuaian bentuk pertanyaan
(terutama berkaitan dengan
permasalahan yang dihadapi)
PEMULIHAN PSIKOLOGIS
Persepsi terhadap kejadian traumatis meliputi
bagaimana trauma muncul dalam modalitas
sensorinya (VAKOG); pemahaman terhadap
kejadian; pengaruh media massa
Faktor Individu : Kepribadian anak (kepercayaan
diri, kemampuan mengekspresikan diri dll); usia;
kemampuan intelektual; interaksi sosial
Faktor Lingkungan : Dukungan sosial
Question
& Answer
Wechsler Adult
Intelelligence Scale
Kelompok 1 :
Kesimpulan
Sejarah Tes WAIS
Sejarah
● Saat itu David Wechsler, bekerja di rumah sakit Belleveu New
York, melakukan penelitian tes-tes inteligensi yang
terstandarisasi dan menetapkan 11 sub tes yang berbeda sebagai
batterynya.
● Akibat rasa ketidakpuasan dengan batasan dari teori Standford-
Binet dalam penggunaanya, khususnya dalam pengukuran
kecerdasan untuk orang dewasa sehingga dikembangkanlah tes
ini.
● Tahun 1955 Scale Wechsler Belleveu direvisi ● WAIS dapat dipergunakan untuk orang
sebagai Wechsler Adult Intelligence Scale dewasa yang berusia 16-65 tahun atau
(WAIS), kemudian direvisi menjadi WAIS-R pada lebih.
tahun 1981, dan direvisi kembali menjadi WAIS-
3 pada tahun 1997
Tujuan Tes WAIS
Tujuan
VERBAL PERFORMANCE
(LISAN) (NON-LISAN)
Skala yang digunakan untuk mengukur kemampuan Bagaimana individu mampu untuk menyelesaikan masalah
verbal individu, pengetahuan umum, dan segala sesuatu dengan praktis, dan kemampuan performance individu dalam
yang berhubungan dengan fungsi verbal dari individu. melakukan suatu hal.
VERBAL
1. Informasi 3. Hitungan
● Berisi 29 Pertanyaan ● Berisi 14 Pertanyaan
● Pertanyaan mencakup informasi – informasi mengenai ● Mampu berkonsentrasi terhadap soal, dan mampu mengolah
pengetahuan umum pertanyaan sehingga mendapatkan jawaban yang tepat
● Untuk mengetahui seberapa banyak pengetahuan umum yang
dimiliki individu secara general
2. Pengertian 4. Persamaan
● Berisi 14 Pertanyaan ● Berisi 13 Pasang Kata
● Pertanyaan mengenai situasi dan kondisi kehidupan sehari – ● Menyebutkan persamaan yang ada diantara dua buah benda
hari, serta masalah umum yang biasa dihadapi. ● Membutuhkan kemampuan bernalar dan pengetahuan umum
● Menuntut kemampuan menalar, logika berpikir, memecahkan
masalah, dan menerapkan pengetahuan umum yang dimiliki
dalam sehari – hari.
VERBAL
5. Rentangan Angka
● Memiliki 2 bagian, Rentang ke depan dan Rentang ke belakang
● Individu diminta untuk mengulangi serangkaian angka yang disebutkan tester dengan tepat
● Menuntut kemampuan berkonsentrasi penuh mutlak diperlukan
6. Perbendaharaan Kata
● Berisi 40 pertanyaan
● Individu memberikan pengertian dari masing – masing kata yang diberikan oleh tester
● Membutuhkan kemampuan memahami fungsi suatu benda dan pengetahuan umum
PERFORMANCE
Perlengkapan
1 Bahan-Bahan Tes
2 Bentuk Penilaian
Tugas-Tugas
3 Administrasi
Menyalin angka
4 kasar ke angka skala
Menetukan Angka
5 Kecerdasan (AK)
Bahan-Bahan Tes
• Menggunakan bentuk penilaian (Record Form) dalam testing, dimaksudkan untuk mempermudah
pencatatan jawaban-jawaban dan informasi lainnya tentang subyek dan tingkah lakunya selama tes
• Untuk beberapa tes, misalnya informasi dan melengkapi gambar, soal-soalnya dapat dinilai sewaktu
subyek memberikan jawaban
• Dalam tes pengertian, persamaan, perbendaharaan kata dan tes mengatur gambar, tester harus
mencatat jawaban-jawaban setepat-tepatnya seperti jawaban subyek.
• Dalam penyajian tes, tester harus selalu membaca petunjuk dan pertanyaan sesuai dalam buku
pegangan. Kalau tidak, tester mungkin mengubah kata-katanya sehingga menyimpang dari prosedur
standar. Petunjuk dan pertanyaan harus dibaca dengan terang, jelas, dan pilah-pilah. Kegagalan
subyek untuk mengerti jangan sampai disebabkan oleh ucapan tester yang tidak jelas.
Tugas-Tugas
Administratif
1. Nilai, catat angka-angka untuk setiap soal dengan teliti dan jelas sebagaimana menilai suatu jawaban soal.
2. Bila ada hadiah, catat waktu yang digunakan oleh subyek dan nilai hadiahnya dengan teliti.
3. Bilamana soal-soal permulaan dari suatu tes tidak diberikan, seperti halnya dalam tes informasi, pengertian, hitungan dan
perbendaharaan kata, jangan lupa memberi nilai pada soal-soal tersebut.
4. Periksa penjumlahan nilai-nilai soal dalam menghitung angka kasar dari tes.
5. Pastikan bahwa angka kasar untuk setiap tes sudah dipindahkan ke ruangan yang selayaknya dalam bagian ringkasan pada
sampul formulir penilaian.
6. Cocokkan umur subyek dengan mengurangi umur yang dinyatakan dengan tanggal testing atau periksa catatan yang dapat
dipercaya.
7. Hindari kesalahan-kesalahan dalam menyalin angka kasar ke angka skala dan angka skala ke angka kecerdasan (IQ). Ulangi
langkah-langkah dalam menggunakan tabel-tabel untuk mengoreksi kesalahan membaca.
8. Periksa semua pemindahan bahan, perhitungan, dan penyalinan angka-angka secara teliti.
Menyalin Angka Kasar
ke Angka Skala
● Bilamana tester sudah menilai setiap sub tes, dan angka (hasilnya) sudah dijumlahkan, maka hasil yang diperoleh adalah angka kasar
untuk setiap sub tes tersebut. Angka kasar ini kemudian dipindahkan ke bagian ringkasan di muka formulir penilaian. Tepat di
sebelah kiri bagian ringkasan itu ada suatu tabel dari skala angka perbandingan. Tabel ini terdapat pada buku pegangan (manual),
digunakan untuk menyalin angka-angka skala untuk semua subyek tanpa memandang umur dan jenis kelamin. Angka kasar yang
diperoleh subyek untuk suatu sub tes ditempatkan dalam kolom tabel itu untuk sub tes yang bersangkutan. Tester kemudian
membaca secara mendatar dari sesuatu angka kasar ke kolom yang terkiri atau kanan pada tabel, tester akan menemukan skala
angka perbandingan.
● Angka skala ini kemudian dimasukkan ke dalam ruangan yang bersangkutan pada bagian ringkasan, tepat di sebelah kanan angka
kasar yang tercatat. Bilamana hal ini sudah dikerjakan untuk semua sub tes, bagian ringkasan menunjukkan suatu kolom untuk
angka-angka kasar dan kolom yang berdekatan untuk angka-angka skala. Sesudah itu, tidak perlu memperhatikan lagi angka-angka
kasar tersebut, karena perbandingannya angka-angka skala lebih berarti.
● Angka Verbal adalah jumlah angka-angka skala dari enam tes Verbal. Demikian juga, angka Performance diperoleh dengan
menjumlahkan angka-angka skala dari lima sub tes Performance. Angka skala lengkap adalah jumlah angka Verbal dan angka
Performance yang didasarkan atas sebelas sub tes
Menentukan Angka
Kecerdasan (AK)
● Untuk menyalin angka-angka Verbal, Performance dan Skala Lengkap ke dalam angka kecerdasan
(IQ), digunakan tabel norma WAIS yang terdapat pada buku pegangan (manual).
● Tabel norma WAIS terdiri atas 10 rangkaian tabel, masing-masing untuk setiap kelompok umur
subyek. AK Skala Verbal, AK Skala Performance, dan AK Skala Lengkap dapat diperoleh dengan
melihat halaman-halaman tabel norma WAIS, sehingga tester dapat menentukan ketiga AK untuk
seorang subyek dengan memeriksa serangkaian tabel-tabel untuk kelompok umur subyek. Umur
subyek adalah umur kelahiran yang dihitung dari tanggal lahir dan tahun sampai dengan tanggal tes
dilaksanakan yang disebut chronological age.
Prosedur & Instruksi
29
PROSEDUR & INSTRUKSI pertanyaan
1.INFORMASI
“kepada saudara akan saya ajukan beberapa pertanyaan yang menyangkut pengetahuan umum. Tugas sdr. adalah
menjawab secara lisan, dan sdr. katakan tidak tahu bila sdr. Belum mengetahui jawabannya. Apakah sdr. sudah
mengerti?”.
● Mulai dari soal ke-5 untuk semua subjek
● Kalau soal ke-5 dan ke-6 gagal, berikan soal ke-1 sampai soal ke-4
● Tes ini akan berhenti jika:
- Soal ke-2 sampai ke-4 gagal semua, atau lanjut ke soal ke-7 kalau mampu menjawab salah satu soal tersebut.
- Tes berhenti bila 5 kali gagal berturut-turut
● Bila jawaban tester kurang jelas, tester boleh bertanya tanpa menjelaskan utuh
Contoh Soal :
Contoh Soal :
● Mulai dari soal ke-1 untuk semua subjek, katakan `apa persamaan antara jeruk dan pisang? `
● Bila jawabannya buah-buahan atau makanan, katakan `baik` dan lanjutkan dengan soal ke-2
● Bila jawabannya mengarah pada perbedaan/tidak sama, diberi nilai 0 dan katakan ` persamaannya adalah
keduanya buah-buahan, keduanya dapat dimakan, keduanya berkulit `, dan lalu lanjutkan soal ke-2
● Tanyakan persamaan soal-soal berikutnya dengan cara yang sama tanpa memberikan pertolongan lagi
● Tes dihentikan bila sudah gagal 4 kali berturut-turut.
Contoh Soal :
Nilai Tertinggi = 26
Tiap soal diniliai 2, 1, dan 0 (tergantung jawaban)
1. Jeruk dan Pisang Skor 2 = jawaban tepat untuk keduanya
Skor 1 = jawaban tepat hanya untuk salah satu
2. Baju Jas dan Kemeja
Skor 0 = jawaban tidak tepat untuk keduanya
9
PROSEDUR & INSTRUKSI pertanyaan
5. Rentangan Angka → Angka ke Depan “saya akan mengatakan beberapa angka. Dengarkan
baik-baik, dan kalau saya sudah selesai, segera
● Mulai dengan Percobaan I dari Rangkaian 3
tirukan”.
untuk semua subjek Contoh Soal :
● Bila jawaban benar pada Percobaan I,
lanjutkan pada Rangkaian selanjutnya
Mulai
● Bila jawaban salah pada Percobaan I, berikan
Percobaan II pada Rangkaian yang sama
(Percobaan II hanya diberikan bila Percobaan
I gagal)
● Tes berhenti bila gagal dalam semua
Percobaan pada Rangkaian yang sama.
Nilai Tertinggi = 9
NILAI – NILAI adalah jumlah angka dalam rangkaian yang terpanjang yang dikatakan kembali tanpa salah dalam Percobaan I atau Percobaan II.
8
PROSEDUR & INSTRUKSI pertanyaan
5. Rentangan Angka → Angka ke Belakang “Sekarang saya akan mengatakan beberapa angka lagi, tetapi
● Bila jawaban salah atau tidak mengerti, berikan jawaban sekarang bilamana saya selesai saya ingin saudara menirukan dari
yang benar `9-1-7` dan contoh yang lain dengan belakang. Misalnya kalau saya mengatakan 7-1-9, bagaimana
saudara harus menirukannya”
mengatakan `ingat, saudara harus mengatakan dari
Contoh Soal :
belakang 3-4-8`
● Bila berhasil menjawab, lanjutkan dengan tes percobaan I Rangkaian Percobaan I Percobaan II
pada rangkaian 3 angka. (2) 2-4 5-8
● Namun bila gagal dalam contoh kedua, mulai dengan
(3) 6-2-9 4-1-5
percobaan I pada rangkaian 2.
● Bila berhasil pada contoh, tapi gagal pada kedua percobaan (4) 3-2-7-9 4-9-6-8
rangkaian 3 angka, berikan soal rangkaian 2 angka, dan (5) 1-5-2-8-6 6-1-8-4-3
hentikan tes.
(6) 5-3-9-4-1-8 7-2-4-8-5-6
● Tes berhenti bila gagal dalam semua percobaan pada
(7) 8-1-2-9-3-6-5 4-7-3-9-1-2-8
rangkaian yang sama
(8) 9-4-3-7-6-2-5-8 7-2-8-1-9-6-5-3
Nilai Tertinggi = 8
NILAI – NILAI adalah jumlah angka yang terpanjang dalam rangkaian yang berhasil
ditirukan ke belakang tanpa salah dalam Percobaan I atau Percobaan II.
40
PROSEDUR & INSTRUKSI pertanyaan
6. Perbendaharaan Kata Contoh Soal :
● Mulai dengan kata ke-4 (kemarau) bagi kemampuan verbal normal, bila
kecakapan verbal tampak di bawah rata-rata, mulai dengan kata ke-1 1. Tempat Tidur
(tempat tidur). 2. Perahu
● Bila kata-kata ke 4 sampai 8 ada yang gagal, berikan kata-kata ke-1,2,3 3. Sen
Mulai 4. Kemarau
dan beri nilai, kemudian lanjutkan tes.
● Bila subjek agak cerdas pertanyaan boleh dilakukan secara formal 5. Reparasi
dengan mengucapkan kata-kata secara jelas setelah melewati kata- 6. Santap
kata ke-3 dan ke-4. 7. Tekstil
● Boleh minta penjelasan bila kata-kata sulit dimengerti. 8. Irisan
● Tes berhenti sesudah gagal 5 kali berturut-turut : bila kata 1,2,3 9. Bergabung
diberikan hentikan bila terdapat 5 kegagalan berturut-turut pada soal
manapun. Nilai Tertinggi = 80
NILAI – masing-masing soal ke 1 - 3 dinilai 2 atau 0; tiap-tiap
● Skor nilai tertinggi 80, nilai soal 1,2,3 antara 2-0, nilai soal sisanya
soal sisanya dinilai 2, 1, atau 0.
antara di tambah 6 angka bila soal 1,2,3 tidak diberikan. Nilai 6 angka untuk subjek yang kepadanya tidak diberikan soal
ke-1 sampai ke-3.
10 pola &
PROSEDUR & INSTRUKSI angka 1 - 10
7. Simbol Angka
● Tempatkan tes di depan subjek dan dengan menunjuk kepada kunci, katakan :
“Lihat pada kotak-kotak ini. Ingat bahwa masing-masing kotak mempunyai angka di sebelah atas dan tanda di sebelah
bawah. Tiap-tiap angka mempunyai tanda yang berbeda-beda. Sekarang lihat ini : (dengan menunjuk contoh) dimana
kotak-kotak di atas mempunyai angka-angka tetapi kotak-kotak dibawah tidak ada tanda-tandanya. Saudara harus
mengisi tiap-tiap kotak ini dengan tanda yang harus di isikan pada tempatnya, seperti ini. (tunjuk kuncinya kemudian
contohnya). Ini adalah 2, sehingga saudara harus mengisikan tanda ini. Ini adalah 3, sehingga saudara harus mengisikan
tanda ini”
● Tulislah ketiga simbol sebagai demonstrasi dan berikan pensil pada subjek untuk mengerjakan tujuh soal sisanya dalam contoh.
Tunjuk garis yang memisahkan contoh dengan tes dan katakan “sekarang kerjakan angka-angka itu sampai garis ini.“
● Bila subjek tidak mengerti, beri bantuan sampai sepuluh soal contoh diselesaikan.
● Setealah demonstrasi dan latihan, tunjuk kotak pertama sesudah contoh dan katakan “Nah.. bilamana saya katakan untuk
mulai, mulailah disini dan isi sebanyak mungkin kotak itu tanpa dilewati. Siap…Mulai…”
● Bilamana subjek telah melewati kotak-kotak atau hanya mengerjakan suatu macam angka, katakan “Kerjakan berturut-turut
dan jangan ada yang dilewati”
Skoring ⇒ Nilai 1 angka untuk tiap angka yang benar, nilai ½ untuk simbol angka
yang terbalik. 10 soal contoh tidak dihitung, niali tertinggi 90.
Batas waktu 90 detik dan pencatatan waktu dilakukan dengan teliti pada tes ini.
21
PROSEDUR & INSTRUKSI gambar
8. Melengkapi Gambar
● Katakan sebelum mulai memperlihatkan gambar pertama “Saya akan menunjukkan kepada saudara beberapa gambar yang
ada bagian penting yang hilang“
● Mulai dengan kartu 1 dan tunjukkan, katakan : “Nah lihatlah gambar ini bagian penting apa yang hilang“
● Bila jawaban benar, lanjutkan dengan soal-soal berikutnya, katakan “Nah, apa yang hilang pada gambar ini ?”
● Bila gagal, boleh diperjelas jawabannya dari soal ke-1 sampai soal ke-3 saja.
● Terkadang jawaban yang diberikan menunjuk pada hal yang tidak penting, tapi boleh ditanyakan “Ya, tetapi bagian penting
mana yang hilang?” (hanya berlaku untuk soal ke-1 saja).
● Jawaban dinyatakan benar bila mampu menyebut bagian yang hilang secara verbal maupun menunjuk bagian yang hilang dengan
tepat.
Kelebihan
● Dapat mengetahui fungsi kognitif individu,
● Membantu penialaian variabel kepribadian melalui interaksi dengan tester dan gaya bahasa dalam merespon tiap subtes.
● Keberadaan tester membantu dalam menjelaskan prosedur dan memberi instruksi kepada testee
● Tersedianya suasana lingkungan kondusif yang telah dikondisikan oleh tester
Kekurangan
● Kemungkinan subyektifitas scoring pada item-item pemahaman, persamaan dan perbendaharaan kata,
● Ruang lingkup terbatas, hanya pada yang bisa diukur dan tidak menilai factor penting seperti kebutuhan untuk
berprestasi, motivasi, keberhasilan dalam berhubungan dengan orang lain atau berkreativitas
● Adanya human error saat scoring data
● Adanya faktor yg dapat membuat klien merasa tidak fokus atau tidak nyaman saat mengikuti tes.
Kesimpulan
WAIS
● Test Wechsler mula-mula diterbitkan pada tahun 1939 dengan nama Wechsler–Bellevue Intelligence Scale (W-
B) dan revisinya diterbitkan tahun 1955 dengan nama Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS).
● Tes Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) adalah skala inteligensi Wechsler yang standar untuk mengukur
potensi inteligensi subyek dewasa usia 16 sampai 75 tahun atau lebih, yang penyajiannya secara individual.
● Untuk bisa menyajikan tes WAIS ini dengan baik, tester harus memahami dan melakukan petunjuk-petunjuk
dalam manual tes ini dengan seksama dan teliti.
● Seperti dalam segala tes psikologis, penyajian WAIS secara layak meminta tester mampu menyelenggarakan
dengan baik, bahan-bahan yang teratur, ruangan testing yang sesuai, dan waktu yang cukup. Tester harus
seorang yang terlatih secara khusus dalam testing perseorangan pada umumnya maupun dalam menyajikan
WAIS pada khususnya.
● WAIS mengukur dua aspek kemampuan potensial subyek yaitu aspek Verbal dan aspek Performance. Yang
masing-masing memiliki prosedur dan skoring yang berbeda-beda.
● Seperti tes kebanyakan, WAIS memiliki kelebihan seperti membantu penialaian variabel kepribadian melalui
interaksi dengan tester dan gaya bahasa dalam merespon tiap subtes. Dan kekurangan seperti adanya human
error saat skoring data
Referensi
https://slidetodoc.com/prosedur-standard-tes-wais-tes-ini-harus-disajikan/
https://slideplayer.info/slide/3282993/
https://www.psikoma.com/sekilas-mengenai-wais-wechsler-adult-intelligence-scale/
https://repository.usd.ac.id/29304/2/089114069_Full%5B1%5D.pdf
http://psikologi.fk.unsyiah.ac.id/uploads/1/cceeb4396a-modul-praktikum-psikologi.pdf
http://www.konsultanpsikologijakarta.com/tes-inteligensi/
https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1824090157/02Nila%20Fachrilia%20(1824090157).
pdf
Rent
https://www.psychologymania.com/2011/07/tes-wechsler-adult-intelligence-scale.html
~ TERIMA KASIH ~
Kelompok 2
Alzenna Sulistiya Gathi (10520089)
Cheysya Novajelita (10520238)
Karina Souw (10520525)
Topik Pembahasan
Hal Berkaitan
Aspek yang diukur, instruksi tes,
01 Sejarah PAPI Kostick 04 contoh lembar tes, kelebihan dan
kekurangan tes
Tes PAPI Kostick bertujuan untuk mengukur aspek psikologis serta untuk
mengevaluasi perilaku dan gaya kerja seseorang di tempat kerja. Psikotes PAPI
Kostick menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang masing-masing
mewakili pengukuran kebutuhan dan pengukuran sikap di tempat kerja
Prosedur dan
03
Administrasi
Cara pemberian tes, waktu tes, individual tes atau
klasikal
Waktu Tes Pelaksanaan Tes
Tidak ada batasan waktu Tester membagikan 1 buku soal dan lembar
jawaban pada testee. Tester meminta testee
mengisi kolom identitas pada kolom yang tersedia
Individual Test/Klasikal pada lembar jawaban. Tester memberikan
Individual instruksi tata cara pelaksanaan Tes Papi Kostick
pada testee. Kemudian testee diberi kesempatan
Materi Tes bertanya pada tester. Jika tidak ada pertanyaan,
tester memberikan instruksi untuk mulai
1. Buku soal Papi Costick’s Test mengerjakan Tes Papi Kostick sambil
2. 1 lembar Jawaban Papi Costick’s Test mengaktifkan stopwatch. Setelah tes selesai,
3. 1 Lembar psikogram Papi Costick’s test
testee diminta mengecek kembali jawabannya dan
4. 1 Buku norma Papi Costick’s Test
cara menjawabnya.
04
Hal Berkaitan
Aspek yang diukur, instruksi tes, contoh lembar tes,
kelebihan dan kekurangan tes
Aspek yang Diukur
(A) Need to Achieve: Kebutuhan berprestasi (C) Organized Type: Peran mengatur
(B) Need to Belong to Group: Kebutuhan (D) Attention to Detail: Peran bekerja dengan
diterima dalam kelompok hal rinci
(F) Need to Support Authority: Kebutuhan (E) Emotional Restraint: Peran pengendalian
membantu atasan emosi
(K) Need to be Forceful: Kebutuhan untuk (G) Role of the Hard Worker: Peran pekerja
agresif keras
2. Lingkarilah tanda panah pada setiap pernyataan yang saudara pilih pada lembar
Contoh soal :
4. Kerjakanlah secepat mungkin dan pilihlah hanya satu pernyataan dari tiap pasang
Prosedur Skoring
1. Menghitung skor “peran”
2. Menuliskan jumlah skor pada masing – masing kotak skor dibawah huruf G, L, I, T, V, S, R, D, C, E
yang telah tersedia pada lembar jawab.
3. Menghitung jumlah skor pada seluruh kotak skor peran secara horizontal, dan jumlah skor harus 45.
4. Menghitung skor “kebutuhan”
5. Menjumlahkan jumlah skor pada masing – masing kotak dibawah huruf N, A, P, X, B, O, Z, K, F, W
yang telah tersedia pada lembar jawaban.
6. Menghitung jumlah skor pada seluruh kotak skor kebutuhan secara vertikal, dan jumlah skor harus
45.
7. Memindahkan setiap skor pada lembar jawaban ke lembar skoring sesuai dengan setiap huruf pada
aspek “peran” dan “kebutuhan” dengan cara melingkari angka di dalam lingkaran.
8. Membuat garis penghubung antara angka yang satu dengan angka lainnya sehingga terbentuklah
sebuah diagram pada lembar psikogram yang telah tersedia.
Contoh Penskoran Tes Papi Kostick
Norma Alat Tes
Norma Alat Tes
Kelebihan Tes PAPI Kostick
1. Sangat sulit untuk peserta melakukan faking/manipulasi.
2. Sangat berguna untuk evaluasi karyawan karena menggambarkan administration styles dan
dapat digunakan 2 orang atau lebih untuk mengetahui hubungan atasan bawahan dan
mengembangkan solusi interpersonal.
3. Laporan hasil tes disampaikan dalam bentuk visual (berupa cakram).
4. Hasil analisa menghasilkan dinamika kepribadian seseorang yang telah dipengaruhi situasi
kerja sekitarnya, yang merupakan gambaran kepribadian keseluruhan dan tidak terpisah
-pisah, serta menjadi satu dinamika kepribadian yang utuh.
5. Mengukur personality traits, tes ini juga mengukur psychological needs.
● http://psikologi.fk.unsyiah.ac.id/uploads/1/cceeb4396a-modul-praktikum-psikologi.pdf
● Cemani, D. P., Soebroto, A. A., & Wicaksono, S. A. (2013). Sistem Pakar Tes Kepribadian PAPI Kostick untuk
Seleksi dan Penempatan Tenaga Kerja. MATICS.
● Hesty, F., & Damiri, D. J. (2016). Rancang Bangun Aplikasi Sistem Cerdas Penilaian Kepemimpinan Berdasarkan
Test PAPI Kostick. Jurnal Algoritma, 13(1), 122-128.
● https://www.psychologymania.com/2011/07/tes-papi-kostick-perseptual-and.html
● https://www.psikologimultitalent.com/2015/10/pengertian-dan-metode-tes-papi-kostick.html
● Jumadyono, S. (2015). Sistem Informasi Tes Kepribadian untuk Seleksi dan Penempatan Tenaga Kerja pada
Perusahaan. Journal of Information and Technology, 03(01), 109-113.
FEELING ALONE VS BEING ALONE
ALTERNATIVE RESOURCES
KRAEPELIN
TEST
Kelompok 3 Psikodiagnostik
01 02
Sejarah 03
Tes 04
Kraepelin 05
06
Tokoh 01
Emil Kraepelin (1856-1926) adalah seorang psikiater
asal Jerman yang terkenal dengan penggolongannya
mengenai gangguan kejiwaan manusia. Tokoh yang 02
pertama kali menggunakan metode psikologi dalam
pemeriksaan psikiatri. 03
02
02
02 02
03
Tujuan Tes 04
Kraepelin 05
06
Tujuan
01
Secara umum, tes kraepelin bertujuan untuk 3. Aspek Emosi
mengukur level atensi seseorang dalam jangka Tes kraepelin ini akan mengukur
waktu tertentu. 02
bagaimana pengendalian emosi
individu saat mengerjakan
1. Aspek Daya Tahan 03
ditekan oleh tugas.
Pada tes kraepelin, diminta untuk melakukan
perjumlahan dalam waktu yang singkat.
4. Aspek Penyesuaian Diri
Waktu yang singkat ini, akan mengukur bagaimana 04
Mengukur sejauh mana individu
daya tahan dan konsistensi dalam mengerjakan
dapat beradaptasi terhadap
tugas dengan waktu terbatas.
tugas yang diberikan. 05
2. Aspek Kemauan
Waktu yang terbatas juga digunakan untuk 5. Aspek Stabilitas Diri
Tes kraepelin ini terdiri atas 06
mengukur bagaimana motivasi dalam mengerjakan
sebuah tugas. beberapa tingkatan yang
Hal ini, terutama tugas-tugas yang berhubungan digunakan untuk mengukur
dengan angka, pola perhitungan, dan operasi tingkat stabilitas diri dalam
matematika. mengerjakan tugas.
01
03 02
03
Prosedur dan 04
Administrasi 05
Tes 06
Cara Pemberian Tes 01
d) Setiap beberapa saat akan terdengar bunyi ketukan yang berarti waktu
02
penghitungan dan penulisan di kolom pertama dihentikan kemudian
dilanjutkan ke kolom sebelahnya. Penulisan kolom yang lain dilakukan pula 03
dari bawah ke atas.
04
e) Dalam pengerjaannya, sangat diperlukan teknik pekerjaan secepat dan
seteliti mungkin. 05
06
Waktu Tes 01
02
Tes individual biasanya digunakan untuk
asesmen individual mendalam, misal: klien 03
klinis, pasien rumah sakit.
Contoh tes individual: TAT, Ro, WB, 04
WAIS, WISC, dsb.
05
Tes klasikal biasanya digunakan untuk
seleksi karyawan,seleksi siswa, untuk
tujuan riset, sreening, dsb. 06
Contoh tes klasikal: IST, EPPS, RMIB,
TKD, CFIT, dsb.
01
04 02
03
Aspek-Aspek 04
05
06
Aspek yang Diukur 01
1. Speedy factor 04
2. Accuracy factor
3. Rithme factor 05
4. Ausdeur factor
06
Tes kraepelin dapat dipakai untuk menentukan performance type
seseorang, contohnya
Menentukan Performance Type 01
02
a. hasil penjumlahan angka yang terlalu rendah dapat mengindikasikan
gejala depresi mental, 03
d. rentang grafik yang sangat besar antara puncak tertinggi dan terendah 06
dapat mengindikasikan adanya gangguan emosional.
Kelebihan Tes Kraepelin 01
02
1. Tidak terpengaruh budaya, karena tes berupa deret angka
03
2. Test tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga mudah
dilaksanakan 04
02
03
1. Tes ini membutuhkan konsentrasi yang tinggi, sehingga akan menguras
banyak energi.
04
2. Banyak memakan biaya, karena lembaran item- item test harus
sebanyak jumlah pengikut test. 05
06
01
02
03
Thanks! 04
05
06
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icon by Flaticon, and infographics
& images from Freepik
● https://www.psikologimultitalent.com/2016/03/konsep-tes-kraeplin-administra 02
si.html
● https://www.slideshare.net/QttieQnnaIttuucumaaQiqie/psikotes-29831868
03
● https://www.gurupendidikan.co.id/kraepelin-test/
● https://babab.net/artikel/penemu-tes-kraepelin-yaitu-emil-kraepelin-wikipedi
a-172em.html 04
● https://cerdika.com/tes-kraepelin/
05
06
CFIT
(Culture Fair Intelligence Test)
2PA01
Kelompok 3:
Nadia Nabila Fatma (10520701)
Shaakira Zalfa (10520971)
Vivi Ayu Pramitasari (11520084)
Definisi
Tes intelegensi merupakan suatu tes yang mengungkap kecerdasan
individu.
Jadi, CFIT atau Culture Fair Intelligence Test merupakan tes intelegensi
yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan atau kerja yang
dirancang dengan meminimalisir pengaruh kecakapan verbal, kondisi
budaya dan tingkat pendidikan.
Sejarah
Raymond Bernard Cattell (20 Maret 1905 s/d 2 Februari 1998)
seorang psikolog Inggris dan Amerika yang dikenal untuk
eksplorasinya banyak wilayah di psikologi. Selama 92 tahun, Catttel
telah menerbitkan lebih dari 50 buku, 500 artikel dan lebih dari 30
alat tes terstandar.
Meskipun Cattell paling dikenal untuk mengidentifikasi dimensi kepribadian, ia juga
mempelajari dimensi dasar domain lainnya: kecerdasan, motivasi, dan minat
kejuruan.
01 03
Skala 1 Skala 3
02
Skala 2
Skala 1
● Usia 4-8 tahun dan penderita retardasi mental
● Tidak terdiri atas Form A & B
● Terdiri atas 1 formulir 8 subtest Tes Item Waktu
Substitution 12 3 menit
Classification 12 2 menit
Mazes 12 2 ½ menit
Riddles 12 3 ½ menit
Similarities 12 2 menit
Skala 2
● Usia 8-14 tahun dan dewasa dengan tingkat kecerdasan normal
● Terdiri atas Form A & B (2 Formulir isian)
● Setiap formulir terdiri atas 4 sub tes
Series 12 3 menit
Clasification 14 4 menit
Matrices 12 3 menit
Topology 8 2 ½ menit
Skala 3
● Usia > 14 tahun dan dewasa dengan tingkat kecerdasan tinggi (superior)
● Terdiri atas Form A & B (2 Formulir isian)
● Setiap formulir terdiri atas 4 sub tes
Series 13 3 menit
Clasification 14 4 menit
Matrices 13 3 menit
Topology 10 2 ½ menit
Aspek-aspek yang Diukur
Subtes 1 Subtes 3
Subtes 2 Subtes 4
1. Tes ini melatih kecepatan dan ketepatan dalam 1. Manipulasi dalam pengerjaan masih beresiko
pengerjaannya tinggi
2. Pelaksanaan penyajian dan penyekoran yang 2. Masih rentan dengan kerusakan sistem
sangat mudah dan penggunaan waktu tes 3. Masih sulit untuk dimengerti
yang relatif ekonomis 4. Kurang sebandingnya waktu pengerjaan setiap
3. Proses pemeriksaan dapat langsung subtest dengan soal yang cukup sulit
menemukan hasil karna telah diprogram oleh
sistem
4. Menghemat penggunaan kertas dalam
pengerjaan
Prosedur dan Administrasi Tes CFIT
1. Subtest pertama memiliki 3 soal sebagai contoh bagaimana pengerjaannya dan 13 soal untuk dikerjakan sendiri
oleh peserta. Pada subtest pertama waktu yang diberikan untuk mengerjakan adalah 3 menit, sedangkan untuk
instruksi waktu yang diberikan adalah 5 menit.
2. Pada subtest kedua terdapat 3 soal sebagai contoh dan 14 soal untuk dikerjakan oleh peserta. Pada subtest
kedua waktu yang diberikan adalah 4 menit, sedangkan untuk instruksi waktu adalah 5 menit.
3. Pada subtest ketiga terdapat 3 soal sebagai contoh dan 13 soal untuk dikerjakan peserta. Diberi waktu 3 menit
untuk mengerjakan soal dan 5 menit untuk memberikan instruksi.
4. Pada subtest keempat terdapat 3 soal sebagai contoh dan 10 soal untuk dikerjakan peserta. Waktu untuk
pengerjaan soal 2,5 menit dan untuk instruksi adalah 5 menit.
Skoring
Skoring tes CFIT dilakukan dengan menjumlahkan
semua jawaban benar pada sub test 1, 2, 3, dan 4 b. Hasil Tes
lalu jawaban benar dikalikan 1. Jumlah jawaban benar pada subtest pertama = 6
Jumlah jawaban benar pada subtest kedua = 6
Contoh: Jumlah jawaban benar pada subtest ketiga = 6
a. Identitas Jumlah jawaban benar pada subtest keempat = 4
Nama : Lukman
Nim : 11740085 Rumus mencari RS=Jumlah Jawaban Benar x 1
Jenis Kelamin : Laki-laki = ( 6+6+6+4 ) x 1 = 22 x 1 = 22
Tanggal Tes : 12-10-2021 Maka, total Raw Score (RS) user adalah 22.
Tanggal Lahir : 24-05-2001
Umur : 20 Tahun
Kemudian RS (Raw Score) dicocokkan dengan umur responden, baru
kemudian pada tabel klasifikasi dapat diketahui klasifikasi IQ.
Kesimpulan
Advanced Progressive
Matrices
1. Adella Nur Shabrina (10520008)
2. Azha Earlyanda Amien (10520202)
3. Rania Hana Nabila (10520843)
PEMBAHASAN
01 02
Pengenalan Hal-hal yang berkaitan
dengan tes APM
Sejarah, pengantar dan tujuan
Aspek yang diukur, instruksi tes, contoh
dan cara pemberian tes
04 03
Kesimpulan Administrasi tes
Waktu tes, sajian tes (individual dan
klasikal), serta kelebihan dan
kekurangan
01.
Pengenalan
Sejarah, pengantar dan tujuan
John Carlyle
Raven
Lahir di London, 28 Juni 1902. Ia
mempunyai ketertarikan pada psikologi
perkembangan di masa early age. Ia
menciptakan alat tes RPM pada tahun 1936.
Sejarah Raven’s Progressive Matrices
Raven’s Progressive
Matrices
Tes ini dapat digunakan Tes ini digunakan untuk anak Tes ini ditujukan untuk yang
untuk segala usia, rentang usia 5-11 tahun, individu yang berusia diatas 15 tahun dan
6-65 tahun. mengalmi kesulitan belajar, dan individu yang memiliki kapasitas
orang lanjut usia. intelektual di atas rata-rata.
Tes kecerdasan terstandarisasi yang
berisi objek–objek visual, masalah
analogi geometris di mana salah satu
figure geometri tersebut hilang dan figure
tersebut harus dipilih dari pilihan jawaban
yang telah diberikan.
APM
Alat tes non verbal yang digunakan untuk Tes ini terdiri dari 2 set dimana set
mengukur kemampuan dalam hal pengertian pertama berjumlah 12 soal, sedangkan
dan melihat hubungan-hubungan bagian set kedua terdiri 36 soal.
gambar yang tersaji, serta mengembangkan
pola fikir yang sistematis.
Educative Ability
● Untuk mengungkap kemampuan kemampuan untuk berpikir
efisiensi intelektual. jernih tentang ide-ide yang
● Untuk mengatur tingkat intelegensi kompleks.
yang bertujuan analisis klinis.
● Untuk menggolongkan tingkat
kecerdasan umum dari seseorang.
● Untuk mengukur kemampuan Reproductive Ability
berpikir dan kecerdasan umum yang
terdiri dari dua komponen yaitu: kemampuan untuk
menyimpan dan mengingat
informasi.
Hal-hal yang Berkaitan dengan Tes APM
02.
Aspek yang Diukur
INSTRUKSI
Tes APM terdiri dari 2 set berbentuk
non-verbal (buku tes) dan tercetak
hitam-putih.
● Set I berisikan 12 butir soal,
sedangkan set II berisikan 36
butir soal.
● Umumnya, peserta tes diberi
waktu 5 menit untuk set I dan
40 menit untuk set II, atau
secara keseluruhan 40 menit.
● Kedua set memiliki tipe/pola
soal yang sama.
● Secara bertahap, soal-soal
menjadi lebih sukar.
Contoh Lembar Tes APM
INSTRUKSI
03.
Administrasi Tes
Kekurangan
● Meskipun akurat, tetapi hasil yang
diperoleh oleh peserta hanya dapat
mewakili kondisi peserta pada saat itu
Kelebihan saja (tidak jangka panjang/selamanya)
● Dibutuhkan ketepatan, konsentrasi, dan
● Mengungkapkan efisiensi kemampuan
ketenangan, sehingga faktor lain seperti
intelektual.
fisik (sakit atau kelelahan) dan
● Membedakan secara jelas antarindividu
lingkungan juga dapat mempengaruhi
yang kemampuan intelektual lebih dari
hasil tes.
normal hingga superior.
● Mengetahui kemampuan individu dalam
berpikir kompleks, menyimpan dan
memproduksi informasi.
● Tipe soal yang berulang-ulang pada tes
dapat sebagai bagian dari latihan.
Kesimpulan
Here starts
the lesson!
ANGGOTA KELOMPOK 6
1. ANGGIE MONICA
(10520130)
2. NADINE AISYA SHAKIRA
(10520707)
3. QIKAN ARADEA PUTRI
(10520804)
Review of Concepts
5 buah kartu
akromatik, kartu
yang hanya
berwarna hitam–
putih
5 buah kartu
kromatik, kartu
yang berwarna-
warni/berwarna
cerah
Kartu I Respon yang bisa muncul:
● Kebanyakan orang
mereaksi bentuk
keseluruhan gambar,
yaitu berupa binatang
bersayap misal :
kelelawar, dsb.
● Figur-figur manusia
maupun hewan bisa
terlihat pada area hitam
dan seringkali figur
hewan juga terlihat
dalam bentuk bergerak,
misal: gajah.
● Respon-respon yang
mengandung unsur
shading-shading yang ada
pada kartu ini misal:
permadani berbulu.
● Dianggap sensitive
terhadap hal-hal yang
halus, misal: kapas.
1. Secara bagian
• Ulat/ular hijau
(area hijau bawah)
• Kepiting (area biru
samping)
2. Secara keseluruhan
• Palet pelukis yang
penuh warna
• Pemandangan bawah
air
Kartu yang paling ramai
sifatnya (penuh warna-warni)
Kelebihan Kekurangan
Mengetahui kepribadian
tersembunyi seseorang
Hasil persepsi subyek Validitas Tes
terhadap gambar pada kartu-
kartu Rorschach mengungkap
Rorschach masih
private world sering dipertanyakan
Beberapa psikolog mengkritik
Mengetahui fantasi bahwa tes ini kurang sesuai
prosedur standar dan metode
atau imajinasi penilaian yang diterapkan
masih kurang konsisten.
yang timbul dalam pikiran
seseorang serta interaksinya
dengan lingkungan
04
Prosedur dan
Administrasi Tes
Rorschach
Administrasi tes dimaksudkan untuk memenuhi standardisasi situasi pelaksanaan
tes sehingga tester dapat memperhatikan respon-respon yang diberikan testee,
mengingat stimulus tes, yang berupa gambar bercak tinta, bersifat ambigius, dan
tidak terstruktur. Stimulus seperti ini mampu mengungkap kepribadian hanya jika
suasana tes terkontrol
Tahap ini merupakan proses untuk Testing the limits merupakan prosedur yang
memperjelas/meyakinkan tester dilakukan untuk menguji apakah testee pada
tentang pemikiran yang mendasari dasarnya mampu memproduksi respon dengan
respon testee pada tahan performance konsep tertentu, mampu menggunakan lokasi
proper agar dapat dilakukan scoring tertentu, dan mampu menggunakan
yang akurat terhadap respon testee. determinan
Kesimpulan
Tes Rorschach adalah tes psikologi yang meminta
subjek untuk menulis atau menyebutkan gambar-gambar
berupa bercak tinta, dan kemudian dianalisis dengan
menggunakan interpretasi psikologis, algoritme
kompleks, atau keduanya yang digunakan beberapa
psikolog untuk mengetahui karakter dan emosional
seseorang.
Nastiti, Dwi. (2017). Buku Ajar Tes Psikologi Rorschach (Pengantar dan Manual Pengguna).
Sidoarjo: UMSIDA Press
Setyowati, Nicky. (2017). Apa yang dimaksud dengan Tes Rorschach atau Rorschach
Experiments? Diakses pada 5 November 2021, dari https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-
dengan-tes-rorschach-atau-rorschach-experiments/4390
Puji, Aprinda. (2021). Tes Rorschach, Evaluasi Psikologis dengan Menggunakan Kartu
Bertinta. Diakses pada 5 November 2021, dari https://hellosehat.com/mental/roschach-test/
Tes Pauli
Kelompok 7
Kelas 2PA01
1 2 3
Emosi Stabilitas
Persiapan Sebelum Tes Pauli
2
2 Meja yang rata
5 Papan Tulis
Pencahayaan,
3 2 Pensil HB
6 Ventilasi, dan
ruangan yang tenang
Instruksi Tes Pauli
● Ambillah lembar tersebut dan isilah dengan pulpen: nomor pemeriksaan,
nama, tanggal lahir dan tgl pemeriksaan, dan jam
● Letakkan alat tulis saudara dan perhatikan ke depan
● Kita lihat lembar tes ini penuh tercetak angka-angka demikian juga dengan
halaman sebaliknya (ditunjukkan lembar tes)
● Tugas saudara adalah sangat sederhana, yaitu menjumlahkan setiap angka
dengan angka di bawahnya dan hasilnya harus dituliskan di sebelah kanan
di antara kedua angka yang saudara jumlahkan itu. Angka puluhan tidak
perlu ditulis (berikan contoh di papan tulis)
Instruksi Tes Pauli
● Karena yang dijumlahkan adalah setiap angka dengan angka di
bawahnya, maka apabila saudara sampai pada angka terakhir pada lajur,
maka angka tersebut tidak perlu dijumlahkan dengan angka pertama
pada lajur berikutnya
● Pada saat saudara menjumlahkan angka-angka ini, pada waktu-waktu
tertentu akan terdengar aba-aba “garis”. Pada setiap aba-aba “garis”,
maka saudara harus memberi garis di bawah angka hasil penjumlahan
terakhir yang pada waktu itu sedang saudara tulis, dan meneruskan
penjumlahan saudara sampai terdengar aba-aba “berhenti”
● Apabila saudara sampai pada akhir halaman, segera balikkan pada
halaman baliknya (contohkan).
Instruksi Tes Pauli
● Jika saudara sampai pada akhir halaman dua, sedangkan aba-aba berhenti
belum ada, saya akan berikan lembar yang kedua
● Kembalikan lembar tes tersebut pada posisi semula, sekarang saudara
menghadapi halaman pertama. Untuk pekerjaan ini sebaiknya jangan ada
benda-benda yang menghalangi di meja saudara, dan aturlah cara duduk
saudara agar merasa nyaman.
● Akan ada pertanyaan seperti “Apakah ada pertanyaan?”. Jika tidak ada, sekali
lagi kami ingatkan untuk melakukan pekerjaan ini secepat-cepatnya
● Waktu tes adalah 60 menit, 3 menit setiap aba-aba “garis” (harus ada 20 garis)
● Langsung dimulai.
Contoh Lembar
Tes Pauli
Source: Pinterest
Kelebihan Tes Pauli
2. Perhatikan lembar tes, apakah terdapat kerusakan pada lembar tes seperti
hasil penjumlahan berupa puluhan angka, cukup ditulis angka terakhir saja.
Cara Pemberian Tes
1. Setiap tiga menit sekali, akan ada aba-aba “garis”. Peserta diminta untuk
melanjutkan pengerjaan
2. Jika sudah sampai di angka terakhir pada lajur, maka angka tersebut tidak
3. Jika sudah selesai pada akhir halaman, segera balikkan lembar tes pada
halaman berikutnya
tersebut pada posisi semula, letakkan alat tulis dan kumpulkan lembar tes
Waktu Tes Jenis Tes
3. Cek kesalahan, jika ada kesalahan dalam penjumlahan beri tanda “silang” dengan
4. Cek pembetulan, jika ada beri tanda “+” dengan tinta warna hijau
5. Cek penjumlahan yang terlewat, jika ada beri tanda “<” dengan tinta warna biru
Memindahkan Hasil Penjumlahan
Hasil penjumlahan dipindahkan pada tabel 1 yang ada di paling bawah pada Pauli
gram, terdiri dari 20 kolom dan 4 baris. Kolom berjumlah 20 untuk memindahkan
kinerja per “garis”. Baris terdiri dari 4 bagian, baris pertama untuk angka sisa, baris
kedua untuk angka kelipatan 50 (50,100,150), baris ketiga untuk angka hasil
penjumlahan, dan baris keempat untuk angka jumlah prestasi pada setiap
“garisnya”.
Untuk membuat titik ordinat grafik harus memperhatikan prestasi terendah, bila prestasi
di bawah 50 dimulai dari titik nol, bila diatas 50 sampai dengan dibawah 100 dimulai dari
titik 50, dan bila di atas 100 sampai dengan di bawah 150 dimulai dari titik 100. Kemudian
dapat dibuat garis grafik yang terdiri dari tiga garis yaitu : garis asli (garis pensil), garis
perata 1 (warna biru) dan garis perata 2 (warna merah).
● Garis asli dibuat dengan melihat prestasi pada setiap 3 menitnya (pada setiap “garis”)
● Garis perata 1 dibuat dengan melihat garis asli yang bersimpangan dengan garis
yang berjarak di antara 1 dengan 2, antara 3 dengan 4, dst.
● Garis perata 2 dibuat dengan melihat garis perata 1 yang bersimpangan dengan
garis yang bertanda (!), yang berada diantara 2 dengan 3, antara 6 dengan 7, dst.
Mengisi Tabel ke-2
Tabel ke-2 berada pada bagian paling atas lembar Pauli gram, berisi mengenai
jumlah prestasi, kesalahan, pembetulan, penyimpangan, tinggi, dan puncak. Cara
pengisiannya dengan memperhatikan tabel di bawah ini.
Jumlah Salah Dibetulkan Penyimpangan Tinggi Puncak
<2350 > 1,5% > 2% < 2,6 > 4 < 36 > 58 >13 > 18
Rumus Perhitungan Pauli
● Menghitung Jumlah Prestasi : (lajur yang terisi penuh × 50) + sisa – lajur
yang terlewat
● Menghitung Persentase Kesalahan :
% Kesalahan = (Jumlah kesalahan)/(Prestasi∗) ×100%
● Menghitung Persentase Pembetulan :
% Pembetulan = (Jumlah pembetulan)/(Prestasi∗) ×100
● Menghitung Persentase Penyimpangan :
% Penyimpangan = (Rata-rata penyimpangan)/(Rata-rata prestasi)
×100%
Rumus Perhitungan Pauli
03 04
Computational (COMP) Scientific (SCL)
Pekerjaan yang menyangkut analisa,
Pekerjaan yang berhubungan dengan angka penyelidikan, penelitian, eksperimen kimia, dan
Untuk laki laki misalnya : akuntan, ahli statistik, ilmu pengetahuan lainnya.
petugas bank, Guru matematika, kasir bank Untuk laki laki : Ilmuwan , penyiar, ahli biology,
Untuk Perempuan misalnya : akuntan, Pegawai ahli astronomy, ahli Geology
keuangan , kasir. Untuk perempuan : Idem
aspek
05 06
Personal Contact (PERS) Aesthetic (AESTH)
Pekerjaan yang berhubungan dengan manusia, Pekerjaan yang berhubungan dengan hal
diskusi, membujuk,bergaul, dan kontak dengan seni dan menciptakan sesuatu karya
orang lain. Untuk laki laki : seniman , artis komersial,
Untuk laki laki : marketing, penyiar, salesman, guru kesenian , decorator, fotografer,
pewawancara, agen periklanan perancang busana, dll
Untuk perempuan : penyiar, spg, pewawancara, Untuk Perempuan : Idem
petugas humas, dll.
07 08
Literary (LIT) Musical (MUS)
Pekerjaan yang berhubungan dengan Pekerjaan yang berhubungan dengan
buku, membaca, dan mengarang. musik dan memainkan alat musik.
Untuk laki laki : wartawan, pengarang, Untuk laki laki : pianis, dirigen,
penulis, ahli sejarah, penulis majalah. composer, pemain band
Untuk perempuan : Idem Untuk perempuan : Idem
Aspek
09 10
Sosial Service Clerical
Pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan Pekerjaan yang berhubungan dengan
terhadap kepentingan masyarakat, kesejahteraan ketepatan, ketelitian, kerapian
umum, membimbing, menasehati, melayani, Untuk laki laki : karyawan bank, pegawai pos,
memahami, dll petugas arsip.
Untuk laki laki : guru, psikolog, kepala sekolah, Untuk perempuan : sekretaris,juru ketik,
pekerja sosial, pembina rohani resepsionis, pegawai pos.
Untuk Perempuan : Idem
11 12
Medical
Pratical Pekerjaan yang berhubungan dengan
Pekerjaan yang membutuhkan pengobatan, perawatan
keterampilan dan praktek. penyakit,penyembuhan, dalam hal yang
Untuk laki laki : tukang kayu, tukang terkait biologis dan medis
bangunan, tukang mebel, ahli ledeng. Untuk laki laki : dokter, ahli bedah , ahli
Untuk perempuan : penjahit , juru masak, farmasi, fisioterapis.
penta rambut Untuk perempuan : Idem
Bentuk Alat Tes RMIB
Prosedur RMIB
IB
sebenarnya, kita tidak perlu bersusah payah untuk
mengerjakan banyak soal, tetapi hanya dengan
memilih dan memberi rangking pada
pekerjaan-pekerjaan yang tersedia di dalam soal.
Bila di tes lain skor tertinggi adalah penentu minat
kita, tetapi tes ini menentukan minat kita dengan
melihat skor terendah. Dan hasilnya cukup
mencengangkan karena sangat sesuai dengan
kepribadian saya sendiri. Dengan adanya tes ini kita
semakin terbantu untuk mengetahui tentang minat
kita terhadap suatu bidang pekerjaan.
referensi
http://repository.ubaya.ac.id/38086/1/Test%20inventory%20Rothwell
-Miller%20%28RMIB%29.pdf
http://thalitamnd.blogspot.com/2017/12/test-psikologi-minat-dan-bak
at-rmib.html
Thanks
:)
Edwards Personal
Preference Schedule
(EPPS)
KELOMPOK 9 – 2PA01
1. Amaliya Qurrota Aini (10520094)
2. Lydia Patricia Stephanie (10520573)
3. Nabila Helmi Madhi (10520687)
4. Vanya Nayla Reza Basri (11520076)
Topik Pembahasan
Prosedur dan
01 Sejarah Tes EPPS 04 Administrasi Tes EPPS
Hal-Hal Yang
03 berkaitan Dengan 06 Daftar Pustaka
Tes EPPS
01
Sejarah Tes EPPS
Sejarah Tes EPPS
Tes EPPS dikembangkan oleh psikolog dan
professor Amerika, Allen L. Edwards pada
tahun 1954. Tes ini dikembangkan dari teori
kebutuhan yang diajukan oleh Henry Alexander
Murray. Tes ini berisi 225 pertanyaan
personality inventory yang bersifat
preferensi, memaksa, objektif, dan
nonproyektif. Partisipan tes ini berusia
rentang 16-85 tahun. .
Sejarah Tes EPPS
Publikasi Sampai
1954 1970 2002
Pertama
1 2 3 4
EPPS dipublikasikan Dipublikasikan oleh Nihon Bunka Harcourt Test
terutama oleh The penerbit lain Kagakusha di Jepang Publishers di
Psychological antara lain Test Belanda. Pada tahun
Corporation Dimension di 2002, hak
(sekarang lebih Amerika dan penerbitan
dikenal sebagai sebagian besar dikembalikan kepada
Harcourt Assesment) Eropa Allen L. Edwards
Living Trusts
Sejarah tes EPPS
Contoh buku
yang berisi
soal-soal
tes EPPS
Contoh Lembar Tes
Contoh
bentuk
soal-soal
tes EPPS
Contoh Lembar Tes
Tes EPPS mudah dan efektif untuk digunakan, baik secara individual
maupun klasikal. Jika tes disajikan secara individual, biasanya cukup
dengan meminta subyek untuk membaca panduan pada cover buku soal.
Untuk tes klasikal, lembar jawaban dapat dibagikan terlebih dahulu
sebelum buku soal lalu subyek mengisi identitas di lembar jawaban.
Penting bahwa sebuah pilihan dilingkari pada tiap item. Penting pula
menekankan bahwa tidak boleh menandai/mengotori dan mencoret apapun di
buku soal itu sendiri. Subyek diingatkan untuk menandai pilihannya HANYA
pada lembar jawaban. Pada lembar jawaban, item 1-5 pada baris pertama,
dan item 6 muncul di paling atas dari kolom kedua.
05
Kesimpulan
Tes EPPS adalah tes yang dibuat oleh
Allen L. Edward yang bertujuan untuk
melihat kebutuhan khusus yang dimiliki
oleh seseorang. Kebutuhan-kebutuhan ini
dikelompokkan menjadi 15. Tes ini
mengukur konsitensi tes dan stabilitas
profil. Tes EPPS juga merupakan tes yang
mudah dan efektif untuk digunakan, baik
secara individual maupun klasikal.
06
Daftar Pustaka
—Daftar Pustaka
“Komponen dalam struktur tersebut tersusun secara hierarkis; maksudnya bidang yang
dominan kurang lebih akan berpengaruh pada bidang-bidang yang lain; kemampuan yang
dominan dalam struktur intelegensi akan menentukan dan mempengaruhi kemampuan
yang lainnya.”
Tes IST masuk ke Indonesia pada tahun 1970. Adaptasi tes IST pertama
kali dilakukan oleh UNPAD yang digunakan untuk diagnosis dan
prognosis. Tes IST di Indonesia banyak digunakan untuk seleksi dan
penempatan pegawai, seleksi masuk siswa dan mahasiswa dan serta dapat
melihat minat dan bakat seseorang.
IST selalu mengalami perkembangan sejak diciptakan. IST terus dikembangkan oleh
Amthauer dengan bantuan dari para koleganya. Berikut adalah perkembangan IST:
1. Grundmodul-Kurzform (Modul Dasar-Singkatan); terdiri dari subtes : SE, AN, GE, RE,
ZR, RZ, FA, WU, dan MA.
IST yang digunakan di Indonesia adalah IST hasil adaptasi Fakultas Psikologi Universitas
Padjajaran Bandung. Adaptasi dilakukan kepada IST-70. Tes ini pertama kali digunakan oleh
Psikolog Angkatan Darat Bandung, Jawa Barat.
02
Tujuan IST
Tes IST secara umum bertujuan untuk mengetahui pola kecerdasan
individu sehingga individu dapat memahami dirinya dan dapat
mengembangkan pribadinya. Seperti tentang perencanaan pendidikan,
karier dan dalam pengambilan keputusan. Namun demikian tes ini dapat
mengukur kecerdasan spesifik, seperti kecerdasan verbal, angka, figura
dan ingatan.
03
Aspek yang Diukur
IST mengukur 9 aspek-aspek yaitu :
1. Saterganzung (SE) 2. Wortauswahl (WA)
aspek yang diukur adalah masalah aspek yang diukur adalah kemampuan
pengambilan keputusan, penilaian atau menangkap inti atau makna dari sesuatu yang
pembentukan opini, dan penekanan pada disampaikan melalui bahasa, cara berpikir
berpikir praktis dan konkrit pemaknaan konkrit praktis, dan pembentukan keputusan. (di
realitas. (melengkapi kalimat)
subtes ini mencari kata yang berbeda)
3. Analogien (AN)
aspek yang diukur adalah kemampuan fleksibilitas dalam
berpikir, kemampuan menghubungkan, kelincahan dalam
berubah dan berganti dalam berpikir, serta kekonsekuenan
dalam berpikir.
4. Gameinsamkeiten (GE) 5. Rechhenaufgaben (RA)
aspek yang diukur ialah kemampuan
abstraksi verbal, menemukan ciri yang aspek yang diukur ialah kemampuan berpikir
sama/khas dari dua objek dan praktis dalam berhitung, matematis, logis,
Menyusun suatu pengertian tentangnya. dan kemampuan berpikir runtut mengambil
kesimpulan.
9. Merkaufgaben (ME)
Mengukur kemampuan daya ingat seseorang, focus,
perhatian, konsentrasi yang menetap, dan daya tahan.
04
Instruksi Tes
IST terdiri dari 9 subtes dengan masing-masing
instruksi dan waktu yang berbeda-beda.
2
5
6
8
06
Kelebihan &
Kekurangan IST
Kelebihan IST Kekurangan IST
1. Tersedia dalam bentuk manual 1. Dalam skoring tes IST manual,
1. Buku soal
2. Lembar jawaban
3. Pensil 2B (jika dikerjakan dalam LJK) atau bolpoin
Untuk instruksi tes, tester cukup membacakan atau menjelaskan instruksi pengerjaan sesuai dengan yang
tercantum pada buku soal. Dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Test SE : 6 menit
Pada test berikut ini terdapat kalimat yang belum lengkap, pilihlah salah satu jawaban diantara
kelima pilihan jawaban dibawahnya, sehingga kalimat tersebut menjadi sempurna.
Contoh :
Seekor kuda mempunyai kesamaan terbanyak dengan seekor ……………..
a. kucing b. bajing c. keledai d. lembu e. anjing
Jawabnya : c. keledai
2. Test WA : 6 menit
Pada test yang kedua ini ada 5 kata dalam tiap soal, 4 kata diantaranya mempunyai kesamaan,
carilah satu kata yang tidak memiliki kesamaan dari kelima kata tersebut.
Contoh :
a.meja b.kursi c.burung d.almari e.tempat tidur
Jawabnya : c. burung
3. Test AN : 7 menit
Pada soal berikut ini terdapat dua pasang kata, pasang kata yang kedua berkaitan dengan pasang
kata sebelumnya, tugas anda adalah mencari pasangan untuk pasang kata yang kedua dari kelima
pilihan jawaban dibawahnya.
Contoh : Hutan : Pohon = tembok : ?
a. batu – bata b. rumah c. Semen d. putih e. dinding
Jawabnya : a. batu – bata
4. Test GE : 8 menit
Pada test ini terdapat 2 kata yang mempunyai kesamaan, tugas anda adalah mencari 1 pengertian
yang mewakili 2 kata tersebut.
Contoh : Ayam – itik ……… ( burung ) atau unggas
Gaun – celana ……. ( pakaian )
5. Test RA : 10 menit
Pada test berikut ini adalah mengenai soal – soal hitungan, tugas anda adalah mencari jawaban
yang benar dan mengisinya pada titik – titik disebelah kanan.
6. Test ZR : 10 menit
Test berikut ini anda akan menemui deretan angka – angka yang mempunyai pola – pola tertentu,
tugas anda adalah mengisi dua deret angka yang terakhir. Namun sebelumnya anda pelajari dulu
pola apa yang anda temukan…
Contoh : 2 4 6 8 10 12 14 ?
Jawabnya : 16 ( ditulis pada deret yang terakhir atau titik – titik disebelah kanan )
7. Test FA : 7 menit
Pada test berikut ini akan terdapat lima buah bentuk tertentu, sedangkan dibawahnya terdapat
potongan – potongan gambar yang mana apabila dipadukan, akan menjadi salah satu gambar yang
terdapat diatasnya.
Contoh :
No 1 jawabnya adalah a No 3 jawabnya adalah b
No 2 jawabnya adalah e No 4 jawabnya adalah d
8. Test WU : 9 menit
Pada test ini terdapat 5 buah kubus, yaitu kubus a, b, c, d dan e. pada tiap – tiap kubus terdapat enam
tanda yang berlainan pada setiap sisinya. Tiga dari tanda tersebut dapat dilihat. Kubus – kubus yang
ditentukan itu mempunyai tanda – tanda yang sama, tetapi susunannya berlainan. Setiap soal
memperlihatkan salah satu kubus yang ditentukan didalam kedudukan yang berbeda, carilah kubus yang
dimaksudkan itu
Contoh :
Kubus 1 jawabannya adalah kubus a Kubus 4 jawabannya adalah kubus c
Kubus 2 jawabannya adalah kubus e Kubus 5 jawabannya adalah kubus d
Kubus 3 jawabannya adalah kubus b
9. Test ME : 3 menit (untuk mengingat) + 6 menit (untuk mengerjakan)
Disediakan waktu 3 menit untuk menghafalkan kata –kata yang terdapat pada lembar memory.
Silahkan …… anda hafalkan! Setelah waktu habis, tarik kembali kertas kecil berisi kode ingatan tadi,
kemudian minta peserta untuk membuka buku soal pada subtes 9.
Pada lembar berikut ini terdapat sejumlah pertanyaan mengenai kata – kata yang telah saudara
hafalkan tadi.
Contoh :
Kata yang mempunyai huruf permulaan – Q – adalah suatu………
a. bunga b. perkakas c. burung d. Kesenian e. binatang
Jawabnya : d. kesenian Karena Q adalah alat musik ( Quintet )
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa IST merupakan salah satu alat tes yang dapat digunakan untuk mengukur
kecerdasan individu. Alat tes IST terbagi kedalam 9 subtes, yaitu SE, WA, AN, GE, RA, ZR, FA, WU,
ME. Tujuan dari tes ini yaitu untuk mengetahui pola kecerdasan individu sehingga dapat memahami
dirinya dan dapat mengembangkan pribadinya. Seperti tentang perencanaan pendidikan, karir, dan dalam
pengambilan keputusan. Kelebihan tes ini adalah tersedia dalam bentuk manual maupun digital dan
selalu di revisi sehingga relevan dengan keadaan saat ini. Namun, kelemahannya yaitu banyak memakan
waktu untuk melakukan skoring pada IST manual dan kerahasiaan yang sulit dikontrol karena sudah
banyak beredar soal-soal yang memungkinkan peserta berlatih sebelum melaksanakan tes.
09 Daftar Pustaka
• https://sehatmental.net/ist-test-intelligenz-struktur-test/#pelaksanaaninstruksi_ist
• https://lab-psikologi.umm.ac.id/id/pages/intelligenz-struktur-test-ist.html
• https://pdfcoffee.com/qdownload/fix-makalah-ist-kelompok-2-pdf-free.html
• https://www.studocu.com/id/document/universitas-padjadjaran/pengantar-
psikodiagnostika/makalah-ist-intelligenz-struktur-test-class-a/6108507
• https://www.scribd.com/document/466305527/Kelebihan-Kekurangan-IST-dan-
TIKI
• https://slideplayer.info/slide/12079863/
Terima Kasih …
TES DISC
(Dominance, Influence, Steadiness, Compliance)
Kelompok 11
Psikodiagnostika 1
2PA01
tOPIK
Pembahasan
Sejarah Tes DISC
I. Model Sumbu Perilaku Assertive – Receptiveness II. Mode Sumbu Perilaku Openness - Control
1. Assertiveness: terbuka (proaktif), cenderung 1. Openness: orang yang sangat terbuka,
untuk memimpin. ramah, bersahabat.
2. Receptiveness: kesabaran dan kehati-hatian, 2. Control: menggunakan dasar rasio di atas
cenderung menghindari resiko, lebih memilih perasaannya, tidak mudah menunjukkan
ketenangan. perasaan kepada orang lain.
Tujuan Tes DISC
Umumnya, tes ini digunakan untuk
mengukur bagaimana perilaku calon
pekerja ketika berada di situasi kerja.
Most
Perilaku ketika berhubungan
Adisti Natalia
Peraturan-peraturan
• Mahasiswa hanya diperkenankan tidak hadir 3x
pertemuan
• Maksimum keterlambatan 15 menit, jika sudah
lewat 15 menit tidak dihitung absen
• Wajib on camera selama sesi berlangsung
Bonus
• Setiap kali absen mendapatkan 1 poin
• Bertanya atau menjawab masing-masing 1 poin
Apa itu Psikologi
Klinis?
Adisti Natalia
Apa itu Asesmen Psikologi Klinis?
Tes Psikologi
Wawancara Klinis
• Adalah alat Asesmen yang paling umum digunakan
untuk mengembangkan suatu pemahaman dari
seorang klien dan jenis masalah yang sedang
dihadapinya, sejarah, aspirasi masa depan,serta
penyebab awal dari masalah yang dialami klien.
Wawancara tidak
Wawancara terstruktur
terstruktur
Observasi Perilaku
• Mengamati setiap perilaku yang muncul,
kemudian dicatat frekuensi dari perilaku yang
sepesifik serta mencatat faktor situasional
yang relevan
Tes Psikologi
Individu Kelompok
Tes Kepribadian
• Tes yang bertujuan untuk mengetahui dan
memahami mengenai cara berpikir, tingkah
laku, dan emosi individu
Tes Grafis
Psikologi Klinis
Adisti Natalia
Tes Intelegensi
• Tes yang mengukur kemampuan/ kecerdasan
secara umum
• Tes Inteligensi memungkinkan kita dalam
menghitung IQ
3. Concurrent validity
→ Meliputi hubungan skor tes saat ini dengan skor kriteria yg
didapat bersamaan (tidak ada tenggang waktu utk
m’dapatkan skor kriteria)
4. Construct Validity
→ Shown when test scores relate to other measures or
behaviors in logical, theoretically expected fashion.
INTELIGENSI
DEFINISI
- L. L. Thurstone (1938)
→ Teori: 7 faktor kelompok (Thurstone’s Primary
Mental Ability):
number, word fluency, verbal meaning,
perceptual speed, space, reasoning, dan
memory
Teori Cattell
- Tokoh: R. B. Cattell (1987)
- Teori: menekankan sentralitas faktor g
- Juga memberikan daftar tentatif dari 17 konsep
kemampuan primer.
- Membagi faktor g Spearman ke dlm 2 komponen,
yaitu fluid ability (secara genetik sso memiliki
kapasitas intelektual), crystallized ability
(kapasitas,
diketahui dgn tes inteligensi terstandar, yg
dilengkapi dgn p’belajaran culture-based)
Klasifikasi Guilford
* Tokoh: Guilford (1967)
- Teori: model Structure of the Intellect (SOI)
- Menggunakan teknik statistik dan faktor analitik utk
mengetesnya.
- Bpendapat bhw komponen inteligensi dibagi ke dlm 3 dimensi:
a. Operasi (apa yg dilakukan)
: kognisi, memori, produksi konvergen, & evaluasi
b. Isi (hakikat materi atau informasi dimana operasi
dijalankan)
: figural (visual, auditori, kinestetik), simbolik, semantik,
PL
c. Produk (bentuk dimana informasi diproses)
: unit, kelas, relasi, sistem, transformasi, implikasi
Sehingga, 5x4x6 = 120 faktor
Perkembangan Terbaru
• Rasio IQ
- Binet b’pendapat bhw mental age (MA) sbg indeks dari
performa mental
- Stern (1938), mengembangkan konsep intelligence
quotient (IQ) antara chronological age (CA) dan MA utk
menunjukkan deviansi
- Rumus: IQ = MA/CA x 100
- IQ tidak dapat ditambah atau dikurangi
• Deviasi IQ
- Rasio IQ scr signifikan terbatas dalam pengaplikasiannya
pada kelompok usia yg lebih tua.
Alasan: kekonsistenan skor MA disertai dgn peningkatan
skor CA yg akan m’hasilkan IQ rendah → IQ t’lihat semakin
menurun wlpn kenyataannya kemampuan intelektual sso
terus dipertahankan
- Solusi: Wechsler mengenalkan konsep deviasi IQ
Asumsi dibuat bhw inteligensi secara normal
didistribusikan pada seluruh populasi
Deviasi IQ selanjutnya meliputi perbandingan antara
performa individu dlm tes IQ dgn umur sebayanya.
- Skor IQ 100 mengindikasikan kemampuan inteligensi pada
tingkat rata2 dalam kelompok usianya
• Korelasi IQ
- Kesuksesan sekolah
* Skor IQ dpt m’prediksi kesuksesan sekolah
* Umumnya, skor IQ b’hubungan dgn kesuksesan
sekolah & tes prestasi yg m’ukur hasil belajar
* Korelasi antara skor IQ & nilainya: 50%
→ Kesuksesan sekolah jg dipengaruhi oleh
motivasi, ekspekstasi guru, latar belakang
budaya, perilaku orang tua, dsb
* So, jika sekolahnya gagal, penyebabnya?
- Status & Kesuksesan Pekerjaan
Skor inteligensi mjd prediktor yg bagus bagi performa kerja
- Perbedaan kelompok
* Laki2 & perempuan
→ Perbedaan scr signifikan t’lihat pada kemampuan
spesifiknya, & bukan pada skor IQ secara keseluruhan
→ Laki2 cndrg lebih tinggi skornya pada kemampuan spasial &
stlh pubertas, pada kemamuan kuantitatifnya
→ Perempuan cndrg lebih tinggi skornya pada kemampuan
verbal
* Ras/ Etnis
→ Amerika Hispanik & Amerika-Afrika cndrg lebih rendah skor
IQnya dibanding Amerika-Eropa
→ Apa yg menyebabkan p’bedaan tsb?
• Hereditas & Stabilitas Skor IQ
* Hereditas IQ
IQ berkorelasi dgn faktor genetik sebesar 51% - 81%
→ sisanya adalah faktor lingkungan
* Stabilitas skor IQ
- Uji reliabilitas dgn m’gunakan test-retest correlation,
dapat menunjukkan kestabilan skor sepanjang waktu
- Skor IQ cndrg kurang stabil utk anak kecil, dan lebih
stabil utk orang dewasa.
- Krn itu, klinisi seringkali dalam laporan tes
menggambarkan ‘present level of intellectual functioning’
- Berbagai faktor (mis., motivasi & perubahan emosi) dpt
mempengaruhi skor individu.
ASESMEN KLINIS
PADA INTELIGENSI
• Skala Stanford-Binet
– Revisi Binet:
Binet (1905) – Terman (1916) – Stanford-Binet (1937) –
Standford-Binet (1960) – revisi norma (1972) –
Standford-Binet 4th Ed.(SB-4) (1986)
– Deskripsi:
SB ditandakan dgn skala usia. Ada 20 level usia, mulai
dari Tahun II hingga Superior Adult level III. Masing2
level memiliki enam item. Tiap item dikonversikan
dalam 1 atau 2 bulan kredit usia mental.
– Item2 dikelompokkan b’dasarkan usia
– Versi 1986 b’dasarkan model hirarki inteligensi.
– SB-4 t’diri dari empat kelas general, dmn masing2 kls t’diri
dari bbrp subtes:
1. Verbal reasoning:
Vocabulary, comprehension, absurdities, verbal relations
2. Quantitative reasoning:
Quantitative, number series, equation building
3. Abstract/ visual reasoning:
Pattern analysis, copying, matrices, paper folding &
cutting
4. Short-term memory:
Bead memory, memory for sentences, memory for digits,
memory for objects
• Skala Wechsler
– David Wechsler mengembangkan Wechsler-
Bellevue Intelligence Scale di th.1939 → respon
thd skala Standford-Binet awal yg kurang
menguntungkan
– Didesain utk dewasa
– Item2 dikelompokkan berdasarkan subtes
– T’diri dari skala performance & skala verbal
→ ada IQ masing2 skala tsb & ada IQ total
– Menggunakan konsep deviasi IQ
→ Membandingkan individu dgn indvd yg
seusianya → IQ 100 sbg rata2 utk tiap
kelompok usia
* WAIS-III
- Versi terbaru skala W-B adalah WAIS di th 1955
- Revisi: WAIS-R di thn 1981
- Versi terbaru: WAIS-III di th 1997
- 14 Subtes WAIS-III:
1. Vocabulary 8. Picture completion
2. Similarities 9. Digit symbol-
coding
3. Arithmetic 10. Block design
4. Digit span 11. Matrix reasoning
5. Information 12. Picture
arrangement
6. Comprehension 13. Symbol search
- Perubahan:
1. Adanya reversal item pada bbrp subtes.
Dalam subtes ini, dimulai dgn 2 item basal yg sama & hrs
item berturut2.
Tujuan: ?
2. Adanya index scores dlm penambahan skor IQ (IQ verbal,
IQ performance, & IQ total)
4 index scores:
verbal comprehension (vocabulary, similarities, information),
perceptual organization (picture completion, block design, matrix
reasoning), working memory (arithmetic), digit span, letter-number
sequencing), procesing speed (digit symbol, coding, symbol search)
– Memperoleh IQ & skor indeks
Raw scores dikonversikan ke dalam scaled score
→ disesuaikan dg kelompok umurnya
IQ & index scores didapat dari menjumlahkan
scaled score dari subtes yg dipilih lalu
dikonversikan ke dalam ekivalen IQ.
* WISC-IV
- Pertama kali dikembangkan thn 1949
- Revisi thn 1974: WISC-R, lalu 1991: WISC-III
- Versi terakhir: WISC-IV thn 2003 utk usia 6-16 th.
- T’diri dari 10 subtes inti & 5 subtes pelengkap.
- Memiliki struktur hirarki → subtes digolongkan ke dalam 4
klp index:
1. The verbal comprehension index (VCI) :
Similarities, vocabulary, comphrehension.
Suplementer: information & word reasoning
= IQ verbal pada tes Wechsler yg lain
2. The perceptual reasoning index (PRI):
Block design, picture concepts, & matrix reasoning
Suplementer: picture completion
= IQ performance pada tes wechsler yg lain
3. The working memory index (WMI):
Digit span, & letter-number sequencing
Suplementer: arithmetic
Mengukur kemampuan anak utk menyimpan
Adisti Natalia
Tes Kepribadian
• Memberikan cara tambahan dalam memahami cara
berpikir, tingkah laku dan emosi individu
• Tes ini digunakan secara independen dan pada saat
yang lain, tes tersebut berfungsi sebagai tambahan
dalam wawancara klinis ataupun penelitian
• Terdapat 2 bentuk utama tes kepribadian self-report,
dan proyektif
Tes Kepribadian Self report
• Tes kepribadian self report mengandung pertanyaan
yang telah terstandardisasi dengan kategori respons
tetap yang dilengkapi secara independen oleh
individu yang mengikuti tes
• Keuntungannya : mudah untuk dilaksanakan dan
diberi skor.
• MMPI, 16PF, MBTI, BDI, STAI, dll
Minnesota Multiphasic Personality
Inventory (MMPI)
• Dipublikasikan pada tahun 1943
• Terdiri atas 567 aitem yang mengandung self-
description yang direspon oleh individu yang
menjalani tes dengan “salah” atau “benar”
• MMPI menghasilkan profil kepribadian dan kesulitan
psikologis dari individu yang mengikuti tes. Tes MMPI
menghasilkan 3 skala yang memberikan klinisi
mengenai validitas profil dari setiap individu
Six-teen Personality Factor Quetionnaire (16PF)
• Dikembangkan oleh Raymond Cattel pada 1940-an
• Terdapat 15 dimensi kepribadian primer dan 1 faktor
intelegensi
Diagnostic
Adisti Natalia
Multiaxial Assessment
• Axis I
▪ Gangguan Klinis
▪ Kondisi lain yang mungkin menjadi fokus perhatian psikologi klinis
• Axis II
▪ Gangguan Kepribadian
▪ Retadasi Mental
• Axis III
▪ Kondisi medis
• Axis IV
▪ Masalah Psikososial dan lingkungan
• Axis V
▪ Penilaian Fungsi Global
Axis I
• Semua gangguan yang menjadi fokus psikologi
klinis tidak termasuk gangguan kepribadian
dan retardasi mental
• Skizofrenia, gangguan mood, gangguan
disosiasi, gangguan sexual, gangguan tidur,
gangguan cemas, gangguan makan, dll
Axis II
• Semua gangguan yang terdapat pada
gangguan kepribadian dan retardasi mental
• Paranoid personality disorder, schizoid
personality disorder, Schizotypal personality
disorder, Antisocial personality disorder,
boderline personality disorder narsistic
personality disorder, retadasi mental, dll
Axis III
• Semua yang termasuk kondisi medis
• Sakit kulit, komplikasi saat melahirkan,
gangguan fisik, operasi, penyakit-penyakit
serius, seperti sakit jantung, paru-paru, ginjal,
dan lain-lain
Axis IV
• Semua hal yang terkait dengan masalah
psikososial dan lingkungan
• Seperti orang tua bercerai, hidup di
lingkungan yang penuh dengan tekanan, tidak
ada support dari orang sekitar, kemiskinan, dll
Axis V
• Penilaian yang diberikan oleh psikolog klinis
berupa skor yang di dapat dari gejala-gejala
yang terdapat pada klien
• Nilai semakin tinggi menunjukkan bahwa
individu tersebut masih berfungsi secara baik.
SKOR GAF Kriteria
100-91 Gejala tidak ada, berfungsi maksimal
90-81 Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas,
hanya masalah harian
80-71 Gejala sementara & dapat di atasi, disabilitas
ringan dalam pekerjaan, sosial, sekolah, dll
70-61 Beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum
baik
60-51 Gejala sedang, disabilitas sedang
50-41 Gejala berat, disabilitas berat
40-31 Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan
realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam
beberapa fungsi
30-21 Disabilitas berat dalam komunikasi dan daya
nilai, tidak mampu berfungsi hampir semua
bidang
20-11 Bahaya mencederai diri / orang lain, disabilitas
sangat berat
10-01 Seperti di atas tapi sangat serius
PSIKOLOGI KLINIS
GANGGUAN KEPRIBADIAN
Gangguan Kepribadian
• Suatu gangguan dimana penderita memiliki suatu
kepribadian yang menyimpang yang tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan.
• Biasanya penderita mempunyai perilaku yang tidak
fleksibel dan konsisten
• Rata-rata muncul pada saat masa dewasa awal
• Dibagi menjadi 3 kelompok :
1. Kelompok A : Aneh atau Eksentrik
2. Kelompok B : Dramatis, Emosional
3. Kelompok C: Mudah Cemas
Kelompok A
Hipersomnia
• Tidur secara berlebihan dan sering mengantuk
• Sering berhubungan dengan kecemasan
Gangguan Mood
Gangguan Mood
• Perubahan suasana hati atau perasaan (mood
dan afek, biasanya ke arah depresi, atau ke
arah elasi (suasana hati yang meningkat)
• Mempunyai kesedihan atau kesenangan yang
berlebihan dan biasanya terjadi dengan sangat
cepat
• Gangguan Depresi : Penderita mengalami
kesedihan yang cukup berat dan bertahan cukup
lama
▪ Mild depression : Individu mengalami depresi saat ada
kondisi yang membuatnya stres berat terjdinya
biasanya tidak bertahan lama
▪ Moderate depression : adanya perubahan ood yang
berlangsung terus-menerus dan juga mempengaruhi
fisik
▪ Severe depression : terdapat 5 gejala depresi, sangat
mempengaruhi kehidupannya dan berlangsung cukup
lama
• Gangguan Bipolar : adanya perubahan mood
yang signifikan
▪ Episode Manik : mengalami euforia, kegembiraan,
optimis dan kepercayaan diri yang berlebihan
▪ Episode Depresif : mengalami kesedihan yang
mendalam dan berlebihan
▪ Terjadi secara bergantian dan tidak ada penyebab
spesifik yang jelas
Skizofrenia
Skizofrenia
• Gangguan dengan serangkaian simtom yang
meliputi gangguan konteks berpikir, bentuk
pemikiran, persepsi, afek, rasa terhadap diri,
motivasi, perilaku, dan fungsi interpersonal
• Gejala-gejala :
1. Gejala Positif : Halusinasi dan Delusi (waham)
2. Gejala Negatif : Afek dan Emosi tidak sesuai
3. Gejala Disorganisasi Perilaku dan Pembicaraan tidak
sesuai
• Macam-macam Skizofrenia:
1. Skizofrenia Paranoid : Delusi berupa ada seseorang
yang mau menyakitinnya, halusinasi biasanya berupa
halusinasi pendengaran
2. Skizofrenia Disorganisasi : perilaku, afek, dan
bicaranya tidak sesuai
3. Skizofrenia Katatonik : Mengalami kekakuan di
berbagai tubuh (tangan, kaki, wajah, dll)
4. Skizofrenia Residual : keadaan kronis dari skizofrenia
dengan riwayat sedikitnya satu episode psikotik yang
jelas dan gejala-gejala berkembang ke arah gejala
negative yang lebih menonjol
Intervensi Psikologi Klinis
Psikoterapi
P S I KO T E R A P I K E L O M P O K / KO M U N I TA S
Psikoterapi Kelompok
Berat:
Sangat Berat:
20-25 s/d 35-
<20-25
40
Intellectual disability
mild (ringan)
• IQ 50/55-70
• Dapat mengembangkan
keterampilan sosial dan komunikasi
• Retardasi minimal pada area
sensoris-motorik
• Dapat mempelajari keterampilan
akademis hingga level kurang-lebih
kelas 6, dapat dibimbing untuk
konformitas kelas sosial
Intellectual disability
modarate (sedang)
• IQ 35/40-50/55
• Dapat berbicara dan berkomunikasi
• Kesadaran sosial yang rendah
• Keterampilan motorik sedang
• Dapat diajari keterampilan
menolong diri
• Memempunyai beberapa
keterampilan di tempat yang sudah
terbiasa
Intellectual disability
severe (berat)
• IQ 20/25-35/40
• Perkembangan motorik yang buruk
• Bahasa yang minimal, komunikasi
sedikit
• Dapat dilatih keterampilan dasar
untuk menolong diri
• Dapat dilatih untuk melakukan
kebiasaan yang sistematika
Intellectual disability
profound (sangat berat)
• IQ dibawah 20/25
• Retradasi besar, dengan kapasitas
keberfungsian yang minimal dalam
area sensoris-motorik
• Ada beberapa perkembangan
motorik, dapat merespon latihan
menolong diri yang sangat terbatas
• Membutuhkan perawatan yang
intens
Autisme
Suatu gangguan perkembangan yang
kompleks yang melibatkan
keterlambatan serta masalah dalam
interaksi sosial, bahasa, dan berbagai
kemampuan emosional, kognitif,
motorik dan sensorik
Ciri-ciri Autisme
• Keterlibatan dalam berinteraksi
yang sekilas, terputus-putus atau
sama sekali tidak ada.
• Mempunyai perilaku atau perkataan
yang diulang-ulang yang tidak
mempunyai makna secara khusus.
• Gejala harus ada diawal
perkembangan individu
Gangguan bicara
• Suatu keterlambatan dalam
berbahasa dan berbicara.
• Faktor penyebabnya : Multilingual,
model yang baik untuk ditiru,
kurang kesempatan praktek
berbicara, kurangnya motivasi
untuk bicara, hubungan dengan
teman bicara
Gangguan bahasa
• Kriteria diagnosis gangguan berbahasa berdasarkan
DSM-5 adalah;
• 1. Kesulitan yang menetap untuk memperoleh dan
menggunakan bahasa pada berbagai modalitas
(misalnya secara wicara, tertulis, bahasa isyarat, atau
lainnya) karena adanya kekurangan dalam
pemahaman atau produksi yang meliputi sebagai
berikut;
• a. Berkurangnya kosakata (pengetahuan dan
penggunaan kata).
• b. Struktur kalimat yang terbatas (kemampuan untuk
menyusun kata dan akhiran kata secara bersama-
sama untuk membentuk kalimat berdasarkan aturan
tata bahasa dan morfologi).
• c. Gangguan pada bercerita (kemampuan untuk
menggunakan kosakata dan menghubungkan kalimat
untuk menjelaskan atau menggambarkan suatu topik
atau serangkaian kejadian atau untuk melakukan
Gangguan bahasa
• 2. Kemampuan berbahasa secara bermakna
dan terukur berada di bawah yang
diharapkan untuk usia yang sesuai,
menyebabkan keterbatasan fungsional pada
komunikasi efektif, partisipasi social,
pencapaian akademik, atau performa dalam
pekerjaan, secara individual atau dalam
kombinasi.
• 3. Kesulitan ini tidak disebabkan oleh
gangguan pendengaran atau gangguan
sensoris lainnya, disfungsi motorik, atau
kondisi medis atau neurologis lainnya dan
tidak dijelaskan dengan lebih baik oleh
hendaya intelektual (gangguan
perkembangan intelektual) atau penundaan
Attention-
Deficit/Hyperactivity Disorder
(ADHD)
2. THERAPEUTIC INTERVIEW
Interview ini dirancang untuk memfasilitasi pemahaman klien terhadap
dirinya sehingga dapat mempengaruhi keinginannya untuk berubah, baik
perasaan atau perilakunya.
2
Tugas klinisi saat interview:
1) Mencatat atau mengingat cerita klien
2) Mengobservasi perilaku klien
3) Mengases pengaruh tindakan-tindakannya terhadap apa yang dia lihat
dan dia dengar dari klien.
Untuk menjalankan tugas tersebut diperlukan skill, sensitivitas dan
fleksibilitas dari klinisi.
Interview adalah percakapan yang bertujuan (Bingham & Moore, 1924 dalam
Korchin, 1976).
Tujuan interview klinis: untuk memahami klien dengan teliti dari awal hingga
akhir dalam rangka mengurangi penderitaannya.
B. JENIS-JENIS WAWANCARA
1. DIAGNOSTIC INTERVIEW
Lebih relevan di dunia medis.
Biasanya digunakan pada pasien atau klien psikiatri.
Fokusnya pada simtom-simtom kilen, untuk mendeskripsikan berbagai
kemungkinan seperti tipe-tipe, tingkat keparahan, durasi waktu, sejarah
masa lalu, dsb.
Menggunakan Mental-Status Examination, yang meliputi:
a. Proses pikir dan intelektual
Kapasitas ketepatan berpikir, berpikir kompleks, penguasaan
informasi, STM (Short Term Memory), LTM (Long Term Memory),
kemampuan problem solving, dsb.
b. Gangguan persepsi
Halusinasi, ilusi, dsb
c. Atensi dan orientasi
Konsentrasi, orientasi ruang dan waktu, dsb.
3
d. Ekspresi emosi
Afeknya, ketepatan emosi, kemampuan kontrol diri, dsb.
e. Insight dan konsep diri
Kemampuan untuk memahami penyebab sakit, pandangan
terhadap diri, dsb.
f. Perilaku dan penampilan
Ekspresi wajah, gerakan, cara berbicara, cara berpakaian, dsb.
Status Mental biasanya disertai dengan pemberian tes sederhana
misalnya untuk mengetahui STM, klien diminta untuk menghafalkan
sejumlah kata, kemudian setelah beberapa saat klien diminta untuk
mengulangi kembali kata-kata tersebut.
2. INTAKE INTERVIEW
Dirancang untuk mengenalkan klien dengan kondisi klinis; menilai
apakah proses tersebut memenuhi kebutuhan klien atau tidak.
Fokus pada: keinginan-keinginan klien, motivasi untuk mengikuti
treatment, harapan terhadap klinik dan kegiatan yang akan dilaksanakan
selama proses klinis berlangsung. Semuanya dilakukan dengan sikap
melayani klien.
Klien diberi penjelasan tentang prosedur klinis, biaya, jadwal dan
berbagai hal yang berfungsi untuk memberi kejelasan kepada klien untuk
melakukan kontak selanjutnya.
Biasanya dilakukan oleh pekerja sosial.
Pada awal pertemuan dibuat rencana untuk kunjungan selanjutnya atau
tentang kemungkinan rujukan kepada pihak lain seandainya hal itu lebih
tepat bagi klien.
Walaupun fokusnya seperti di atas, tapi pekerja sosial mungkin lebih
mengarahkan pada aspek diagnostik atau social history interview.
Biasanya kalau di Barat, klien akan menelepon dulu sebelum datang ke
klinik. Hal tersebut disebut telephone interview. Klien biasanya akan
4
bertanya misalnya “Dapatkah Anda jelaskan apa yang dilakukan di klinik
Anda?”. Wawancara telepon memungkinkan klien untuk meredam
kecemasan dan ketakutannya karena tanpa harus bertatap muka dengan
klinisi. Wawancara ini membutuhkan skill untuk mengidentifikasikan dan
memperhatikan permasalahan klien serta membimbingnya, jika
diperlukan untuk datang ke klinik.
5
5. INTERVIEW KLINIS LAINNYA
a. Consultation Interview
Bersifat konsultasi, biasanya dilakukan di perusahaan atau sekolah
(misal: guru BP/BK).
b. Screening Interview
Interview dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan terhadap
sejumlah orang dalam waktu singkat misalnya dalam militer
kaitannya dengan pemindahan tugas, pemberian cuti, PHK atau di
RS untuk menentukan nasib pasien, apakah bisa rawat jalan atau
dipindah ke unit lain.
c. Pre-Testing Interview
Untuk membina rapport dengan klien sebelum tes berlangsung.
Informasi yang diberikan: tujuan tes, aktivitas yang akan dilakukan
selama tes, manfaat yang diperoleh.
Klien harus dijamin kerahasiaannya (asas konfidensial) baik
identitas atau hasil tes dari pihak lain.
Perlu didapat juga informasi tentang faktor-faktor pribadi atau sosial
yang mungkin diperlukan dalam proses interpretasi.
6. RESEARCH INTERVIEW
Dirancang untuk mendapatkan data riset.
Bentuknya terstruktur dan terfokus.
Bentuk dan isi ditentukan berdasarkan tujuan riset daripada kebutuhan
individu.
Semua individu diberi pertanyaan yang sama, sebagai bahan
perbandingan.
Yang perlu diperhatikan dalam kaitan dengan metodologi: Penyusunan
pertanyaan, bentuk dan kondisi saat interview, metode pencatatan,
validitas dan reliabilitas.
6
Pelaksanaan harus sesuai dengan etika riset, persetujuan dan
pemahaman klien.
7
kelemahannya di depan orang asing sekalipun itu adalah pihak yang akan
membantunya.
Klinisi harus:
Menunjukkan perhatian pada masalah klien
Penerimaan apa adanya
Memberikan kehangatan hubungan
Membantu klien memahami hubungan dalam proses klinis dan peran
klien di dalamnya
Memberi empati
Memberikan perhatian terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin
menyebabkan penderitaan klien
Contoh pernyataan: “Memang berat untuk bercerita tentang…..”
(empati), “Jangan khawatir, sebagian besar orang merasakan hal
seperti itu” (menurunkan intensitas perasaan klien; semua individu
adalah unik sehingga setiap individu mempunyai perasaan yang
berbeda dalam menghadapi permasalahan).
Pada fase ini dibentuk iklim atau suasana emosi dan interpersonal
yang dapat mendukung proses perbaikan pada diri klien dan bermakna
bagi klien.
2. FASE PERTENGAHAN
Merupakan inti dari proses wawancara.
Fokusnya adalah mencari informasi yang diperlukan untuk
merumuskan masalah dan karakteristik klien.
Secara umum klinisi berusaha untuk mempelajari:
a. Apa masalah klien, simtom atau keluhannya? Mengapa dia
mencari bantuan? Bagaimana kehidupannya saat ini?
8
b. Apakah ada stressful events yang mempengaruhi
permasalahannya sekarang?
c. Bagaimana kepribadian klien?Apakah bakat, kelebeihan dan
kompetensi atau kekurangan yang dimilikinya? Konflik, karakter,
defense-defense apakah yang relevan dengan masalah saat ini?
Apakah ada perubahan perilaku pada masa lalu? Apakah ada
pengalaman masa kanak-kanak yang mungkin berhubungan
dengan masalah sekarang?
d. Apakah ada faktor-faktor organik yang relevan? Apakah perlu
konsultasi medis?
Setelah klien bercerita tentang kesulitan-kesulitannya, lakukan inquiry
misalnya: “Sudah berapa lama hal itu berlangsung?, “Bagaimana
kehidupan Anda sebelumnya?:, dll.
Eksplorasi lagi tentang precipitating events (faktor-faktor pencetus)
permasalahan klien.
Tidak ada urutan pertanyaan atau topik yang akan ditanyakan pada
klien. Prinsip: wawancara dibangun dari klien.
Klinisi harus mempunyai formulasi sementara dalam pikirannya
(working image) tentang permasalahan klien, lingkungan sosial, faktor
pencetus, kebiasaan mekanisme coping, kepribadian klien, bakat dan
intelektual, kapasitas kerja dan hubungan yang memuaskan, konsep
diri, dll.
Tugas klinisi lainnya setelah itu adalah memutuskan tentang bentuk
dan tujuan treatment.
Sampai tahap ini, klinisi harus bisa memastikan klien untuk bisa
menerima psikoterapi, keinginannya untuk berubah, kesadaran diri,
juga faktor-faktor pribadi dan sosial yang mungkin dsapat
dipertimbangkan untuk kontak selanjutnya atau dirujuk ke pihak lain
9
atau mungkin beberapa pengukuran emergensi misalnya pada kasus
depresi dan potensial bunuh diri.
3. FASE PENUTUP
Memberi ketenangan pada klien, informasi dan rencana selanjutnya juga
harapan.
Klinisi diharapkan:
a. Mengkomunikasikan secara empatik tentang kesulitan-kesulitan yang
dialami selama wawancara.
b. Apresiasi terhadap permasalahan klien.
c. Harapan di waktu yang akan datang.
d. Bicara jujur tentang keadaan klien, permasalahan dan merencanakan
intervensi lanjutan.
e. Membuat kesimpulan hasil interview.
10
Materi Ke-11
Psikologi Kesehatan
Psikologi kesehatan adalah bidang khusus yang berfokus pada bagaimana psikologi, perilaku,
dan faktor sosial dapat memengaruhi kesehatan dan penyakit pada seseorang. Istilah lainnya
juga dikenal adalah psikologi medis.
Perlu diketahui, kesehatan seseorang dan penyakit dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.
Meskipun suatu penyakit bersifat menular dan faktor keturunan, namun banyak faktor
perilaku dan psikologis yang memengaruhi kesehatan fisik secara keseluruhan dan berbagai
kondisi medis lainnya.
• Stroke;
• Penyakit jantung;
• HIV/ AIDS;
• Kanker;
• Cacat lahir dan kematian bayi;
• Penyakit menular.
Contoh lainnya ketika kamu menyadari bahwa makan makanan tinggi gula tidak baik untuk
kesehatan tubuh. Namun, masih banyak orang yang terus makan atau minum kandungan
tinggi gula terlepas adanya kemungkinan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang.
Pendekatan yang digunakan dalam psikologi kesehatan dikenal sebagai model biososial.
Menurut pandangan ini, penyakit dan kesehatan adalah kombinasi antara faktor biologis,
psikologis, dan sosial.
• Faktor biologis, termasuk sifat kepribadian yang diwariskan dan kondisi genetik.
• Faktor psikologis, melibatkan gaya hidup, karakteristik kepribadian, dan tingkat
stres.
• Faktor sosial, mencakup sistem dukungan sosial, hubungan keluarga, dan
kepercayaan budaya.
Psikologi kesehatan adalah bidang yang terus berkembang. Semakin banyak orang yang
menyadari dan berusaha untuk mengendalikan kesehatan mereka, semakin banyak orang
mencari informasi dan sumber daya yang berhubungan dengan kesehatan. Psikolog
kesehatan juga fokus pada mendidik seseorang mengenai kesehatan dan kesejahteraan diri
sendiri.
Misalnya, ketika seseorang ingin mempertahankan berat badan yang sehat, maka ia perlu
belajar bagaimana mengendalikan perilaku yang berisiko pada hal yang tidak sehat. Ia juga
perlu belajar mempertahankan pandangan positif agar dapat memerangi stres, depresi, dan
kecemasan yang mungkin muncul selama upaya seseorang mempertahankan berat badan.
Model biopsikososial ternyata dapat diterapkan pada psikologi kesehatan juga, karena
psikologi kesehatan menggabungkan faktor biologis, psikologis dan sosial pada kesehatan
(Alford, 2007).
Salah satu misi psikologi kesehatan adalah untuk membantu individu mengidentifikasi
dan mengimplementasi cara-cara efektif yang dapat mengubah perilaku mereka menjadi
lebih baik (Westmaas, Gil-Rivas, dan Silver, 2007). Perilaku kesehatan (health behavior)
merupakan praktik-praktik yang memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan fisik.
Teori perilaku beralasan menyarankan bahwa kita dapat membuat perubahan dengan
membuat intensi spesifik untuk mengubah perilaku. Kita cenderung lebih mungkin menjalani
intensi kita jika kita merasa perubahaan itu baik, dan bahwa orang di sekeliling kita
mendukung perubahaan itu. Teori perilaku terencana memasukkan faktor-faktor ini sekaligus
persepsi kita mengontrol perilaku.
1. Sebelum kontemplasi
2. Kontemplasi
3. Persiapan/determinasi
4. Tindakan/kekuatan kehendak
5. Mempertahankan
A. Efikasi Diri
Self-efficacy adalah kepercayaan individu bahwa ia dapat menguasai sebuah situasi dan
menghasilkan keluaran yang positif, Self-efficacy telah memainkan peranan penting pada
berbagai variasi perilaku kesehatan, termasuk penurunan berat badan, berhenti merokok,
dan mempraktikan seks aman.
B. Motivasi
C. Keyakinan Religius
Motivasi dapat menjadi kekuatan yang besar untuk perubahan hidup positif. Namun,
bagaimana dengan perilaku yang tidak terlalu positif ----- seperti minum terlalu banyak,
merokok, dan melakukan seks tidak aman? Apakah perilaku-perilaku ini juga dimotivasi?
Psikolog kesehatan telah menyadari bahwa memahami motif dibalik perilaku tidak sehat
dapat menjadi penting untuk memahami, mengubah, dan mencegah perilaku-perilaku ini.
A.Memahami motif dibalik perilaku tidak sehat dapat menjadi penting untuk memahami,
mencegah perilaku-perilaku ini.
Psikolog kesehatan telah secara khusus tertarik untuk menganalisis alasan mengapa
seseorang mengonsumsi alkohol. Lynne Cooper dan rekan-rekan sejawatnya telah
mengidentifikasi tiga motivasi minum alkohol (Copper, 1994; Cooper, et al, 1992):
· Motif Sosial, meliputi minum alkohol karena itu yang dilakukan teman-teman atau karena
seseorang ingin bersosialisasi.
· Motif Coping, berpusat pada minum alkohol untuk rileks, untuk menghadapi stres, atau
untuk melupakan kekhawatiran.
· Motif Peningkatan (enhancement), meliputi minum karena hal itu menyenangkan, karena
seseorang suka dengan rasanya, atau karena menimbulkan semangat.
Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dewasa muda pada umumnya minum
untuk alasan sosial, dengan motif penigkatan di peringkat kedua (Kuntsche,et al, 2006).
Seperti pada motif peningkatan, motif cooping tidak bisa terjadi pada dewasa muda.
Meskipun ketiga motif berkaitan dengan frekuensi minnum yang lebih tinggi (dengan motif
peningkatan dihubungkan secara khusus pada laki-laki --- Cooper, et al, 1992), motif yang
mendorong perilaku minumdapat memiliki implikasi terhadap apakah perilaku tersebut
berbahaya atau tidak berbahaya.
Motivasi telah dipelajari pada berbagai variasi perilaku yang tidak sehat. Bahkan,
perilaku yang tampaknya sangat merusak tubuh (merokok, seks tidak aman) dapat dimengerti
sebagai produk dari motivasi (Cooper, et al, 2006; Gynther, et al, 1999). Meskipun kita telah
memusatkan diri pada dewasa muda, memerhatikan motif yang mendorong perilaku tidak
sehat juga dapat dilakukan pada siapa pun, padaumur atau tahap kehidupan manapun.
Dalam bagian ini, kita akan melihat lima peristiwa kehidupan, untuk Anda, secara
pribadi dapat disebabkan oleh beberapa perubahan: Manajemen Stres, Aktivitas Fisik,
Makan, Merokok, dan Interkasi Seksual.
Mungkin Anda berharap Anda akan dapat “berhenti terlalu khawatir” atau “berhenti
merasa sangat stres”. Mari kita mulai melihat penanaman kebiasaan baik dengan memeriksa
cara-cara yang memungkinkan Anda dapat mencapai tujuan ini.
A. MENGENDALIKAN STRES
Stres disini sebagai respons individu terhadap stresor (hal-hal yang menimbulkan
stres), yaitu situasi dan peristiwa yang mengancam dan melebihi kemampuan mereka untuk
mengatasinya. Hans Selye (1974, 1983), penemu penelitian stres, berpusat pada respons
tubuh terhadap stres, khususnya kelelahan dan kerusakan pada tubuh karena tuntutan yang
harus dipenuhinya.
General Adaptation Syndrome (GAS) adalah istilah yang digunakan Selye untuk efek
yang biasanya terjadi pada tubuh ketika diberikan tuntutan. GAS terdiri atas tiga tahap: alarm
(peringatan), resistensi, dan keletihan. Model Selye sangat berguna untuk menjelaskan
kepada kita hubungan antara stres dan kesehatan.
· Reaksi pertama tubuh terhadap stresor, pada tahap alarm, adalah keadaan terkejut
sementara, dimana resistensi tubuh terhadap penyakit dan stres turun jauh dibawah batas
normal. Dalam usaha mencoba mengatasi efek pertama dari stres, tubuh akan dengan cepat
mengeluarkan hormon yang dalam waktu singkat memengaruhi jaringan pertahanan alami
tubuh kita. Selama periode ini, tubuh seseorang akan sangat rentan terhadap penyakit dan
luka. Untungnya, tahap alarm ini akan berlalu cukup cepat. (alarm, dimana tubuh
memindahkan sumber dayanya)
· Pada tahap resistensi GAS Selye, sejumlah kelenjar di seluruh tubuh akan mulai
menghasilkan hormon yang berbeda-beda yang melindungi individu dengan banyak cara.
Aktivitas sistem saraf endokrin dan simpatetis tidak akan setinggi seperti tahap alarm, namun
mereka tetap mengalami peningkatan. Selama tahap resistensi ini, sistem kekebalan tubuh
dapat melawan infeksi dengan efisiensi yang luar biasa. Sama halnya seperti hormon yang
mengurangi peradangan, secara umum di asosiasikan dengan luka, akan beroperasi pada
tingkat tinggi. (resistensi, dimana tubuh melawan dengan kuat untuk menghadapi stresor)
· Jika usaha seluruh tubuh untuk melawan stres gagal dan stres tetap ada, individu akan
masuk ke tahap keletihan. Pada titik ini, kerusakan pada tubuh mulai mengambil alih-
seseorang mungkin akan pingsan karena keletihan dan kerentanan terhadap penyakit
meningkat. Kerusakan yang serius dan permanen dapat terjadi pada tubuh, seperti serangan
jantung atau bahkan kematian, dapat muncul pada tahap ini. (keletihan, dimana resistensi
menurun)
Stres dan Sistem Kekebalan Tubuh stres memiliki implikasi penting terhadap
kesehatan fisik. Stres kronis dapat memiliki efek negatif bagi fungsi kekebalan tubuh.
Perhatian mengenai hubungan antara sistem kekebalan tubuh dan stres melahirkan bidang
ilmiah baru yaitu psikoneuroimunologi (psyhoneuroimmunology) Bidang yang menjelajahi
hubungan antara faktor-faktor psikologis (seperti sikap dan emosi), sistem saraf, dan sistem
kekebalan tubuh (Ayers, et al, 20017; Bachen, Cohen, & Marsland, 2007; Kemeny, 2007).
3) Pengalaman stres dapat menyebabakan aktivasi virus yang tidur (dorman) yang
menghilangkan kemampuan individu untukmengatasi penyakit.
Sistem kekebalan tubuh dan sistem saraf pusat memiliki kesamaan dalam hal
menerima, mengenali, dan menyatukan sinyal dari lingkungan eksternal (Sternberg & Gold,
1996). Sistemsaraf pusat dan sistem kekebalan tubuh keduanya memiliki elemen “sensoris”,
yang menerima informasi dari lingkungan dan bagian lain dari tubuh, elemen “motor”, yang
membawa respons yang sepantasnya.kedua sistem juga bergantung pada mediator kimia
untuk komunikasi. Hormon utama yang digunakan bersama oleh sistem kekebalan tubuh dan
sistem saraf pusat adalah hormon pelepas kortikotropin (corticotropin-releasing hormone---
CRH) yang di produksi dalam hipotamulus yang menyatukan stres dan respons kekebalan.
Contohnya, pada penderita HIV maupun KANKER yang sebenarnya relatif masih sehat, stresor
akut diasosiasikan dengan fungsi kekebalan tubuh yang lebih lemah (Gasser & Raulet, 2006).
Contohnya, efek ini telah didokumentasikan dalam sejumlah lingkungan, meliputi tinggal
disebelah reaktor nuklir rusak, kegagalan dalam menjalin hubungan dekat(perceraian,
perpisahan, dan stres pernikahan), dan beban dalam merawat anggota keluarga dengan
penyakit progresif (Glaser & Kiecolt-Glaser, 2005; Graham, Christian, & Kiecolt-Glaser, 2006).
Terdapat alasan pula untuk memercayai bahwa stres dapat meningkatkan risiko individu
terhadap penyakit kardiovaskular 9Steptoe, Hamer, &Chida, 2007). Stres juga berhubungan
dengan penyakit kardiovaskular dan kanker. Untuk membuang kebiasan stres berarti
mengingat bahwa stres merupakan produk dari bagaimana cara kita berpikir tentang
peristiwa dalam hidup kita. Mengendalikan cara penilaian kita dapat membuat kita melihat
situasi yang berpotensi mengancam menjadi suatu tantangan.
Reaksi internal tubuh terhadap stres bukan satu-satunya risiko. Orang yang hidup
dalamkeadaan stres kronis lebih mungkin merokok, makan berlebihan, dan menghindari
olahraga. Semua perilaku yang berkaitan dengan stres ini berhubungan dengan
berkembangnya penyakit kardiovaskular (Khan, etal, 2006). Ketika seseorang tidak dapat
memanejemen stresnya sendirian, terdapat program manajemen stres sebagai sumber
pertolongan.
B. MANEJEMEN STRES
Hampir setiap hari kita diingatkan bahwa stres tidak baik untuk kesehatan
kita. “HINDARI STRES” mungkin merupakan resep yang baik, namun hidup ini penuh dengan
pengalaman yang berpotensi menimbulkan stres, seperti mengerjakan ujian, menghadapi
konflik di tempat kerja, dan berdebat dengan teman maupun keluarga.
Mengurangi stres sepertinya tidak mungkin atau tidak realistis. Namun, ingatlah
bahwa stres bukanlah tentang apa yang terjadi pada kita, tetapi bagaimana kita berpikir
mengenai apa yang terjadi pada kita. Penelitian tentang stres dan menghadapinya telah
menunjukkan bahwa berpikir dengan kepala dingin dalam mendekati masalah dapat
mengarah pada pemecahan masalah secara efektif dan stres yang lebih sedikit (Carver, 2007).
Tentu saja, terkadang mencoba untuk mengatur stres sendiri adalah suatu hal yang sangat
berat. Pada saat-saat itu, lebih masuk akal untuk menjelajahi pilihan-pilihan untuk
menghilangkan kebiasaan stres, misalnya dengan cara mengikuti program manajemen stres.
Banyak orang memiliki kesulitan dalam mengendalikan stres mereka, oleh karena itu,
para psikolog telah mengembangkan berbagai teknik yang dapat diajarkan kepada individu
(Greenberg, 2008; Penedo, et al, 2004).
C. AKTIVITAS FISIK
Gaya hidup santai / menetap (yaitu, gaya hidup yang meliputi sedikit aktivitas fisik,
jika ada) diasosiasikan dengan setidaknya 17 penyakit yang berbeda-beda, meliputi; diabetes,
osteoporosis, penyakit jantung dan udsus besar, kanker payudara dan ovum (WHO, 2007).
Aktivitas apa pun yang mengeluarkan energi fisik dapat menjadi bagian dari gaya
hidup sehat. Satu hasil penelitian akhir-akhir ini, menemukan bahwa orang dewasa yang lebih
banyak mengeluarkan energi pada aktivitas sehari-hari, akan lebih lama kemungkinan
hidupnya (Manini, et al,2006). Tips untuk meningkatkan level aktivitas seseorang mulai dari
membuat perubahan kecil dalam kehidupan sehari-hari, yaitu memasukkan aktivitas fisik
kedalamnya (seperti berjalan, dari pada menyetir mobil kekampus); mencoba menemukan
variasi aktivitas yang menyenangkan bagi diri kita;menemukan pasangan olahraga, dan
mengganti acara nonton TV dengan berolahraga. Tetap memerhatikan kemajuan diri akan
menolong individu untuk memonitor kemajuan tujuannya.
Aktivitas Fisik
Aktivitas Fisik adalah sumber utama dari kesejahteraan fisik dan psikologis. Selain
berhubungan dengan lamanya hidup seseorang, menjadi aktif secara fisik berhubungan
dengan sejumlah keluaran positif, termasuk kemungkinan yang lebih rendah terserang
penyakit kardiovaskular (Matthews, et al, 2007; Wilund, 2007), penurunan berat pada
penderita obesitas (Shaw, et al, 2006; Tate, et al, 2007), meningkatkan fungsi kognitif
(Kramer, Erickson, & Colcombe, 2006; Kramer & Morrow; 2007) , menghadapi stres dengan
positif (Hame, 2006), meningkatnya rasa percaya diri (Hallal, et al, 2006), dan berkurangnya
depresi (Kirby, 2005).
Menjadi aktif secara fisik adalah seperti menabung energi ke dalam sebuah akun bank
kesejahteraan. Aktivitas meningkatnya kesejahteraan fisik dan memberi kita kemampuan
untuk menghadapi potensial stresor dengan lebih berenergi (Fahey, Insel, & Roth, 2007).
Olahraga adalah salah satu jenis aktivitas fisik. Olahraga (exercise) biasanya mengacu
pada aktivitas terstruktur yang bertujuan untuk mengingkatkan kesehatan. Meskipun olah
raga dirancang untuk menguatkan otot, tulang, atau untuk meningkatkan fleksibilitas yang
penting untuk kebugaran, banyak ahli kesehatan menekankan keuntungan dari olahraga
aerobik (aerobic exercise), yaitu meliputi aktivitas terus-menerus---jogging, berenang atau
bersepeda, sebagai contoh yang menstimulasi fungsi jantung dan paru-paru.
Satu petunjuk untuk menjadi aktif secara fisik adalah dengan tidak membatasi diri
sendiri hanya kepada beberapa pilihan. Terdapat banyak aktivitas yang memerlukan energi
fisik. Pilihlah satu yang kamu suka. Faktor penting dalam menjaga rencana olahraga meliputi
afeksi diri, membuat pilihan secara aktif, dan mengalami penguatan positif serta dukungan
sosial (Cress, et al, 2005). Menemukan seorang teman yang juga tertarik untuk berolahraga
mungkin dapat menjadi motivator yang kuat.
Aktivitas apapun yang mengeluarkan energi fisik dapat menjadi bagian dari gaya hidup
sehat. Hal ini dapat berarti sesederhana naik tangga daripada menggunakan lift, berjalan atau
bersepea ke sekolah daripada menyetir, pergi bermain seluncur es daripada pergi nonton,
atau berdiri dan menari daripada hanya duduk saja di bar. Satu hasil penelitian akhir-akhir ini
menemukan bahwa orang dewasa yang lebih banyak mengeluarkan energi pada aktivitas
sehari-hari, akan lebih lama kemungkinan hidupnya (Manini, et al, 2006).
Aktivitas fisik adalah sumber utama dari kesejahteraan fisik dan psikologis. Salah satu
jenis aktivitas fisik ialah olahraga. Olahraga (exercise) biasanya mengacu pada aktivitas
terstuktur yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan. Bahkan, seekor babi mendapatkan
keuntungan dari berolahraga. Eksperimen babi yang ber-jogging menyingkap efek dramatis
dari olahraga terhadap kesehatan. Pada satu investigasi, sekelompok babi dilatih untuk lari
mendekati 100 mil per minggu (Bloor dan White, 19983). Kemudian para peneiti mengecilkan
arteri yang menyalurkan darah ke jantung babi. Jantung dari babi yang berlari telah
membentuk jalur lain untuk suplai darah, dan 42 persen dari jaringan jantung diselamatkan,
dibandingkan dengan hanya 17 persen dari kelompok kontrol yang tidak melakukan jogging.
Berolahraga secara teratur merupakan salah satu cara terbaik untuk mengurangi berat
badan. Cara lainnya adalah dnegan membuat pilihan makan yang lebih sehat (Wardlaw &
Hampl, 2007). Meskipun toko-toko dan supermaket menawarkan begitu banyak pilihan,
sebagian besar dari kita masih memilih untuk makan makanan yang tidak sehat. Kita terlalu
banyak mengonsumsi gula dan tidak cukup mengonsumsi makanan yang tinggi kandungan
vitamin, mineral, dan seratnya, seperti buah-buahan, sayur, dan gandum. Kita terlalu banyak
makan makanan cepat saji dan terlalu sedikit makan makanan yang seimbang-pilihan yang
telah meningkatkan asupan lemak dan kolestrol yang keduanya berpengaruh terhadap
masalah kesehatan jangka panjang (Jeffery, et al, 2006).
Kebugaran dan kegemukan merupakan prediktor yang independen satu sama lain dari
resiko kesehatan, dan keduanya memiliki pengaruh terhadap umur panjang. Seseorang dapat
sekaligus gemuk dan bugar, akan tetapi orang yang gemuk dan bugar tidak dapat sesehat
orang yang kurus dan bugar. Sama halnya, orang yang gemuk dan bugar dapat menjadi lebih
sehat dari rekan mereka yang tidak bugar sama sekali.
Berhenti Merokok
Meskipun sulit untuk berhenti pada awalnya, berhenti merokok dapat dicapai.
Praktik seks yang aman merupakan aspek lain dari perilaku sehat yang menjadi
perhatian psikolog kesehatan. Penggunaan kondom adalah satu cara untuk mencegah baik
kehamilan yang tidak di inginkan maupun STI.
Infeksi penyakit seks menular (sexually transmitted infection – STI) adalah sebuah
infeksi yang menular terutama melalui aktivitas seksual – hubungan badan melalui vagina dan
juga oral – alat kelamin, dan anal – alat kelamin. Efek STI muncul pada 1/6 orang dewasa
(National Center for Health Statistics, 2005). STI seringkali awalnya berupa bakteri, seperti
pada kasus gonorea (kencing nanah) dan sifilis. STI juga dapat disebabkan oleh virus. Seperti
pada kasus herpes alat kelamin dan HIV.
Terapi obat belakangan ini telah membuat orang mulai berpikir tentang HIV sebagai
kondisi kronis daripada kondisi kematian. Respons terhadap perawatan sangat bervariasi, dan
tetap bertahan untuk mengonsumsi ‘pesta obat’ untuk melawan HIV dapat menjadi sesuatu
yang menantang. Perawatannya dikenal dengan nama HAART (Highly Active Antiretroviral
Therapy). Perawatan ini membutuhkan 6-22 pil setiap hari, meskipun baru-baru ini FDA telah
menyetujui perawatan. 1 pil perhari untuk HIV (Laurance, 2006). Efek sampingnya bervariasi
dan dapat meliputi deposit lemak di bagian punggung badan perut.
Tidak ada perkiraan pasti untuk ekspetasi hidup dari seseorang yang menderita HIV-
positif karena pengobatan telah menjadi lebih baik saat ini, bagaimanapun HIV tetap menjadi
infeksi yang belum dapat disembuhkan secara totak yang secara tragis dapat mengantar
orang ke kematian dini.
· kontak seksual
· kontak lain secara langsung seperti luka atau selaput lendir dengan darah dan cairan seksual
· transfusi darah.
MATERI M1
Psikologi Klinis, Merupakan salah satu cabang dari ilmu psikologi. Yang mana fokusnya pada
penyelesaian gangguan psikologis.
Namun, keduanya tetap memiliki ranah yang berbeda. Saya contohkan sebagai Psikolog dan
Psikiater.
Keduanya memang terlihat mirip. Padahal sejatinya berbeda. Yang satu dari psikologi, yang
satu lainnya dari kedokteran.
Masih banyak orang yang mengira bahwa psikiater dan psikolog itu kedua hal yang sama.
Nyatanya tidak.
Anda dapat membaca secara singkat perbedaan keduannya di artikel saya yang sudah saya
buat: Perbedaan Psikolog dan Psikiater.
Psikologi Klinis adalah salah satu cabang psikologi, yang mempelajari tentang perilaku
manusia, serta gejala-gejala yang ada, dari sudut pandang klinis.
Psikologi klinis nantinya akan bersinggungan dengan modifikasi perilaku, intervensi, terapi,
asesmen, gangguan mental, dan konseling.
Yang disebut para psikolog klinis adalah mereka para profesional tingkat S2 (Atau Lebih)
yang telah menerima pelatihan untuk diagnosis dan perawatan berbagai gangguan
psikologis.
Kebanyakan dari mereka bekerja di klinik psikologis, beberapa ada di klinik kesehatan
seperti puskesmas, rumah sakit, dan beberapa dari mereka ada yang menjadi peneliti dan
pendidik (Dosen).
Yang dimaksud Reber adalah perilaku yang mengarah pada gangguan-gangguan psikologis.
Menurut Resinck
Resinck berpendapat, Psikologi klinis adalah salah satu bidang dalam psikologi yang meliputi
riset, pelayanan dan pengajaran yang relevan dengan prinsip-prinsip, metode-metode dan
prosedur aplikasi untuk memahami, menduga dan mengurangi maladjustmen,
ketidaknyamanan dan ketidakmampuan, diterapkan pada populasi klien untuk rentang yang
luas.
Menurut Corsini
Psikologis klinis adalah salah satu cabang psikologi yang bersifat spesialis dalam studi,
prevensi, diagnosis dan penanganan gangguan-gangguan perilaku dan gangguan mental
serta tekanan-tekanan mental yang negatif.
Pengumpulan data klien dengan asesmen, terapi dengan intervensi, dan hal hal lainnya yang
bersinggungan dengan gangguan psikologis.
Teori Behaviorisme
Secara singkat, teori ini menjelaskan bagaimana seseorang dapat berperilaku. Teori ini
berpegang teguh dengan apa yang bisa dilihat oleh mata dan bisa dibuktikan dengan sains
ilmiah.
Teori ini juga menjelaskan bagaimana perilaku seseorang dapat dimanipulasi dan dibentuk
sedemikian rupa.
Manipulasi tersebut dapat terjadi ketika dilengkapi oleh penghargaan (reward) atau
hukuman (punishment).
Selain itu, teori ini juga dapat dipasangkan dengan Psikologi Kognitif, yang mana nantinya
akan muncul Terapi CBT (Cognitive Behavioral Therapy).
Teori Psikoanalisis
Bertentangan dengan behaviorisme, psikoanalisis lebih mempercayai bahwa manusia
berperilaku tidak hanya dengan apa yang tampak saja.
Melainkan, masa lampau juga mempengaruhi. Karena otak merekam semua apa yang sudah
terjadi dan menjadi pengalaman tersendiri bagi individu.
Dia akan berpikir Apakah yang saya lakukan ini melanggar Norma, aturan?
Saya lapar, saya ingin makan. Karena sedang berlangsung perkuliahan, maka saya puasa
selama 30 menit kedepan, menunggu hingga usai perkuliahan.
Teori Humanistik
Berikutnya adalah teori humanistik, teori ini menggunakan
pendekatan phenomenological yang lebih menekankan pada setiap individu mengenai
persepsi pengalaman dunia-nya.
Dalam perspektif humanistik, lebih cenderung melihat seseorang yang aktif, kreatif, berpikir,
dan pertumbuhan orientatif.
Membantu orang melalui cara pemahaman akan perhatian, perilaku, perasaan melalui
asesmen klien.
Dan percaya jika mereka bekerja keras secara alami menuju arah pertumbuhan, kreativitas,
cinta, serta aktualisasi diri.
Aktualisasi diri ini lah yang kemudian dapat membantu menuju arah kemajuan di dalam
kehidupan, pertumbuhan yang lebih baik dan damai, serta menerima lebih tajam dan
lainnya.
Bukan memfokuskan diir pada masa lalu, namun lebih kepada apa yang ada “disini dan
sekarang”.
Diantaranya,
Peneliti
Sebagai Peneliti, banyak sekali temuan temuan yang mengaitkan antara terapi X dengan
pengobatan depresi.
Membuktikan apakah teori A masih berlaku atau tidak. Membuktikan terapi X tersebut
apakah masih valid dan reliabel untuk digunakan?
Asesmen
Assesmen yaitu proses untuk mengumpulkan segala informasi tentang klien yang
dipergunakan agar bisa memahami lebih baik tentang dirinya yang nantinya akan digunakan
menjadi dasar untuk pengambilan keputusan untuk proses selanjutnya.
Asesmen tersebut biasa dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan tes psikologi.
Orang yang melakukan asesmen disebut Asesor.
Terapis
Terapis adalah seseorang yang melakukan terapi untuk mengatasi gangguan mental dengan
metode yang teruji dan sesuai prinsip ilmu psikologi modern.
Seorang terapis dapat membantu mengatasi fobia, trauma, depresi, kecemasan, stress, rasa
minder, perilaku obsesif kompulsif, halusinasi, gangguan tidur, kebiasaan buruk dan
berbagai masalah psikologis lainnya.
Intervensi
Intervensi disini bukanlah istilah politik, melainkan penanganan setelah terapis atau psikolog
melakukan diagnosa dan dinamika psikologis.
Intervensi tersebut banyak sekali macamnya, ada teknik modifikasi perilaku, terapi emosi,
terapi perilaku, dan masih banyak lainnya.
Psikopatologi
Psikopatologi merupakan bidang yang mempelajari arti patologi atau kelainan, gangguan
dalam jiwa manusia.
Psikologi Medis
Psikologi Medis Merupakan suatu penjabaran dari psikologi umum dan psikologi
kepribadian untuk ilmu kedokteran.
Tujuannya yaitu untuk melengkapi pengetahuan dokter tentang gambaran biologis manusia.
Psikologi Abnormal
Psikologi abnormal merupakan bidang yang mempelajari bagaimana manusia bertingkah
laku abnormal, langka, dan berbeda dari manusia umumnya.
Istilah abnormal tidak selalu berujung negatif, namun bisa juga positif.
Membahas mengenai pendekatan kelompok dalam psikologi klinis termasuk penting karena
terkait dengan apa saja teori yang mungkin sudah menggambarkan psikologi klinis melalui
pendekatan yang sifatnya lebih spesifik. Psikologi klinis memang mengandung makna sebagai
pengamatan secara langsung terhadap perilaku individu, untuk kemudian ditelaah apakah ada
sesuatu yang menunjukkan masalah atau tidak. Psikologi klinis ini biasanya akan lebih banyak
berfokus pada bagaimana kondisi yang bisa diamati secara langsung (klinis). Penerapan
psikologi dalam dinamika kelompok di sini mengandung makna bahwa pengamatan psikologi
bisa dilakukan juga tidak hanya pada individu, tetapi juga pada kelompok.
Berikut ini ada beberapa macam pendekatan kelompok yang bisa kita ketahui dalam psikologi
klinis. Jenis pendekatan tersebut tidak terlau jauh dengan pendekatan psikologi klinis pada
umumnya. Yang membedakan hanya subjek yang dibahas di sini adalah pada kelompok.
Pendekatan-pendekatan tersebut efektif digunakan terutama ketika kita akan melaksanakan
penelitian atau eksperimen terhadap fenomena-fenomena yang melibatkan kelompok atau
bahkan pada terapi aktivitas kelompok tertentu.
1. Pendekatan Behavior Kognitif
Pendekatan behavior kognitif ini menggambarkan bahwa perilaku bisa dikendalikan dan
dimanipulasi dengan pemberian penguatan (reinforcement) pada saat kelompok berperilaku
sesuai dengan aturan, dan diberikan hukuman (punishment) pada saat kelompok tidak
beperilaku sesuai dengan aturan. Pendekatan behavior kognitif ini melibatkan aspek psikologi
kognitif, dimana aspek tersebut merupakan bagian dari proses belajar. Tak heran bila kemudian
pendekatan ini banyak pula digunakan dalam psikologi pendidikan, untuk mengamati
bagaimana perilaku kelompok saat terlibat dalam proses pendidikan.
2. Pendekatan Naratif
Pendekatan naratif merupakan salah satu pendekatan psikologi klinis yang biasanya digunakan
dalam keluarga. Melalui pendekatan ini, untuk mengkaji suatu permasalahan yang terjadi
dalam keluarga bisa dilakukan dengan tanya jawab interaktif. Jawaban dari masing-masing
anggota keluarga akan menjadi satu rangkaian cerita utuh yang bisa digunakan untuk
mengidentifikasi masalah yang mungkin terjadi.
3. Pendekatan Fenomenologi
Pendekatan fenomenologi dalam kelompok memiliki asumsi bahwa setiap individu yang ada
di kelompok tidak dipengaruhi oleh insting saja, tetapi lebih melibatkan keputusan yang
mereka ambil. Pendekatan fenomenologi ini juga memiliki pandangan manusia sebagai
individu yang kreatif. Kelompok bisa mengerti apa yang terjadi dalam kehidupan mereka hanya
ketika mereka bisa melihat apa yang mereka rasakan.
4. Pendekatan Humanistik-Eksistensial
Beberapa tokoh psikolog seperti Abraham H. Maslow, Carl R. Rogers dan Arthur Combs
menjabarkan pendekatan humanistik-eksistensial. Pendekatan ini termasuk pendekatan
kelompok dalam psikologi klinis yang menjelaskan bahwa kelompok memiliki tingkat
kebutuhan-kebutuhan sebagai seorang individu. Kita mungkin akan langsung teringat dengan
hierarki kebutuhan dasar oleh Maslow. Di sana sudah sangat dijelaskan bagaimana kebutuhan
dasar dari kebutuhan fisiologis hingga aktualisasi diri. Kelompok mungkin akan memiliki
perilaku untuk tetap eksis atau muncul di lingkungan dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dasar tersebut.
5. Pendekatan Sosiokultural
Pendekatan sosiokulural dikembangkan oleh tokoh psikolog seperti Vygotsky dan Piaget.
Keduanya mungkin juga kita kenal sebagai tokoh yang sering membahas mengenai teori
belajar. Dalam pendekatan sosiokultural ini, ada pandangan bahwa perilaku yang menyimpang
dari suatu kelompok tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal dalam kelompok tersebut
melainkan juga berasal dari lingkungan sekitar. Pendekatan ini juga sering dibahas dalam
psikologi perkembangan di tingkat individu.
6. Pendekatan Milan
Pendekatan Milan lebih menitikberatkan bagaimana pola dan peran keluarga yang ada pada
kelompok. Keluarga akan dianggap sebagai bagian yang utuh, dimana di sana netralitas sangat
dihargai. Proses diskusi akan dilakukan dengan mengajukan suatu hipotesa yang sifatnya baik.
Pendekatan ini disebut pendekatan Milan karena berasal dari pengembangannya yang ada di
Sekolah Milan.
8. Pendekatan Komunikasi
Virginia Satir mengembangkan pendekatan komunikasi di dalam psikologi klinis. Di sini akan
dicari akar permasalahan yang terjadi melalui konsep komunikasi yang ada. Pendekatan ini
juga memiliki sifat yang cukup umum dan bisa digunakan pula di tingkat keluarga. Komunikasi
memang menjadi hal yang paling mudah untuk diamati.
9. Pendekatan Struktural
Salvador Minuchin adalah tokoh yang mengajukan konsep pendekatan struktural. Ini juga
masih ada kaitannya dengan sistem keluarga, dimana fokusnya adalah mengubah dan
merestrukturisasi pola dari hubungan antara anggota keluarga. Masalah psikologis yang
ditemukan dapat ditangani dengan pendekatan pada sistem keluarga ini.
Pada akhir 1800 an, Sigmud Freud ( Walsh 1987 ) mengemban perhatian yang teliti kepada
penyakit mental dan penanganan mutakhirnya. Adapun dasar pemikiran Freud ini adalah
beranggapan bahwa sebuah gangguan emosional berkaitan dengan kekuatan ingtrapsikis
dalam diri seseorang dan disebabkan perhatian kealam bawah sadar. Selanjutnya, Freud
memberikan warisan sebuah penanganan yang membidik / berfokus kepada individudividei
pada masyarakat ). Freud juga mengorientasikan penyembuh profesional untuk memeriksa
setiap bagian dari individu dari keadaanya saat ini sebagai penyebab dari gangguan dan
memandang kecemasan / gangguan mendasar sebagai suatu hal yang selalu muncul pada
kehidupan sehari – hari.
Sejarah psikologi komunitas ini mulai berkembang di Amerika sejak tahun 1955, ketika
diumumkan Undang – Undang tentang pengembangan konsep kesehatan mental komunitas
untuk mengurangi jumlah rumah sakit jiwa.
Pada tahun 1963, Kennedy Bill mengemukakan sistem komprehensif dalam layanan
kesehatan mental, melakukan deteksi dini, dan gangguan kesehatan mental yang dapat
menurunkan jumlah penderita yang dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ).
Sedangkan pada tahun 1965, dianggap sebagai kelahiran psikologi komunitas, dan pada saat
itu pula diadakan konferensi dimana apda konferensi tersebut para psikolog membahas
mengenai mada depan dan peran kesehatan mental , dan tak lama kemudian terbentuklah
community psychology yan disebut dengan badan American Psychological Community ( APS
).
Sementara itu sobat, di negara kita sendiri negara Indonesia yang tercinta ini, Piskologi
Komunitas dibahas sebagai “ Kesehatan Masyarakat “ dalam disiplin ilmu kedokteran dan
ilmu kesehatan masyarakat. Psikologi komunitas ini juga merupakan atau sub bagian dalam
psikologi sosial, psikologi sosiologi serta berbagai ilmu – ilmu sosial yang lainnya.
Psikologi komunitas itu sendiri merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan memberi
bantuan kepada orang lain dalam hal gangguan emosional, penyesuain diri dan masalah –
masalah psikologi yang lainnya.
Psikologi komunitas haruslah memiliki orientasi riset yang kuat, karena akan sanagt
tergantung kepada suatu dugaan yang mengarah kepada permasalahan – permasalahan
sosial yang akan muncul sesuai dengan kondisi yang ada.
Psikologi komunitas ini sama halnya seperti psikologi sosial di dalam pengambilan suatu
sistem atau kelompok melalui pendekatan kepada tingkah laku manusia, akan tetapi lebh
terkait kepada sesuatu pengetahuan psikologi untuk memecahkan permasalahan sosial,
sedangkan untuk psikologi sosial sendiri lebih berorientas kepada fenomena –
fenomena interaksi individu kepada lingkungan sosialnya.
Atau dengan kata lain, psikologi komunitas juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
berhubungan dengan pemberian bantuan kepada orang lain dalam hal gangguan emosional,
penyesuain diri dan juga masalah psikologisnya.
▪ Untuk menerapkan “ mencegah lebih baik dari pada mengobati “ dalam hal hal
lingkungan sosial ( prevention rather than treathment )
▪ Melakukan pelatihan terhadap kekuatan dan kompetensi ( emphasis on strenghs on
competencies )
▪ Pandangan / persektif ekologi ( importance of the ecological perpective )
▪ Menghargai adanya keberagaman ( respect for diversity )
▪ Peningkatan kemampuan individu ( empowerment )
▪ Pemilihan diantara beberapa alternative ( choice among alternative )
▪ Melakukan penelitian ilmiah ( action research )
▪ Perubahan sosial ( sosial changes )
▪ Kerja sama dengan ilmu yang lainnya ( collaboration with other discipline )
▪ Rasa kebersamaan ( a sense of community )
MATERI KE-6
OBSERVASI
MATERI KULIAH OBSERVASI
1. Definisi, tujuan, Manfaat, Kelebihan dan Kelemahan,
2. Observer, proses observasi, dan objektivitas data observasi
3. Observasi sehari-hari dan observasi ilmiah, dan observasi sebagai alat psikodiagnotik
4. observasi sistematik-non sistematik, Partisipan-non partisipan, Eksperimental-natural
5. Pencatatan hasil observasi dan praktek
6. Strategi observasi jenis naratif
7. Strategi observasi Event sampling dan time sampling
8. Strategi observasi Check lists dan rating scales
9. Pengolahan dan interpretasi data observasi
10. Penutup : penyajian data observasi dan review
O BSERVAS I
Penemuan
Pengamatan/
pengumpulan Penilaian PENELITIAN
data
Perilaku Pemberian
arti DIAGNOSTIK
Inferensi
Penegakan
Sampel perilaku diagnosis
Konstruk hipotetis
OBSERVASI dalam PSIKODIAGNOSTIKA
◼ Agar dapat menjadi metode yang akurat maka harus dilakukan oleh
peneliti yang melewati latihan-latihan yang memadai dan telah
mengadakan persiapan yang teliti dan lengkap.
Observasi
Definisi dan deskripsi umum
Yang diobservasi :
Exterior physical signs : pakaian, gaya rambut, sepatu, tato, rumah, perhiasan dll
Expressive movements : gerakan-gerakan tubuh seperti gerakan mata, wajah,
postur, lengan, senyum, kerutan dahi dll
Physical location : perhatikan personal space dan lingkungan fisik
Language behaviour : menyilangkan kaki dll
Time duration
◼ Privacy subjek
◼ Keamanan subjek
◼ Persetujuan subjek
◼ Perlindungan terhadap kenyamanan dan keamanan
◼ Proses diseminasi informasi kepada para profesional dan komunitas ilmuwan
◼ Pencegahan kecuragan dan penipuan terhadap subjek, kelompok atau
masyarakat
◼ Penggunaan oleh dirinya dan pihak lain dengan maksud negatif
Observasi Observasi
Sistematik/ Partisipan
terstruktur
Observasi
laboratory/ Observasi
eksperimental natural
Observasi SILAHKAN
unobstrusif DIKEMBANGKAN
SENDIRI : kombinasi jenis
observasi
OBSERVASI SISTEMATIK
◼ Orang yang mengadakan observasi turut ambil bagian dalam kehidupan orang-
orang yang diobservasi
◼ Umumnya untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Menyelidiki perilaku individu
dalam situasi sosial seperti cara hidup, hubungan sosial dalam pabrik-penjara dll
◼ Perlu diperhatikan :
❑ Materi observasi disesuaikan dengan tujuan observasi
❑ Waktu dan Bentuk pencatatan : segera setelah kejadian dg kata kunci. Kronologis –
sistematis
❑ HUbungan : mencegah kecurigaan, pendekatan yang baik dan menjaga situasi tetap
wajar
❑ Kedalaman partisipasi tergantung pada tujuan dan situasi
TINGKAT PARTISIPASI
❑ “Contrived“ observation
Menggunakan perangkat keras seperti kamera, tape recorders, one way mirrors dll.
❑ Experimental manipulation dipandang sebagai non reactive jika tidak disadari oleh subjek
(Bochner, 1979) vs sisi etika observasi
OBSERVASI FORMAL DAN INFORMAL
(Goodwin & Driscoll, 1980)
◼ Observasi formal mempunyai sifat tersruktur yang tinggi, terkontrol dan
biasanya untuk penelitian
◼ Observasi formal perlu mengidentifikasi definisi secara hati-hati,
menyusun data, melatih obsrerver dan menjaga reliabilitas antar rater,
pencatatan-analisis-interpretasi menggunakan prosedur yang
sophisticated.
◼ Observasi in formal mempunyai sifat yang lebih longgar dalam hal
kontrol, elaborasi, sifat terstruktur, dan biasanya untuk perencanaan
pengajaran dan pelaksanaan program harian. Lebih mudah dan lebih
berpeluang untuk digunakan pada berbagai keadaan.
◼ Observasi informal sering disebut juga naturalistic observation (lho
menopo hubunganipun kalian observasi yang non eskperimental?)
Observasi Partisipan & Observasi Unobstrusif
STRATEGI
OBSERVASI
Keunggulan Kelemahan
◼ Static descriptor
❑ Seperangkat aitem yang mendeskripsikan karakteristik
subjek atau setting yang relatif stabil : umur, jenis
kelamin, ras, status ekonomi, karakteristik lingkungan,
dan waktu
◼ Action
❑ Seperangkat aitem yang mendeskripsikan
perilaku/tindakan spesifik observee
Rating scales
◼ Error of leniency
◼ Error of central tendency
◼ Hallo effect
◼ Error of logic
◼ Error of contrast
◼ Proximity error
◼ KEUNTUNGAN ◼ KELEMAHAN
❑ Efisiensi waktu ❑ Peluang error dan bias cukup
❑ Lebih menarik bagi observer besar
❑ Lebih mudah diskor dan ❑ Ambiguitas aitem
dikuantifikasi (statistik) ❑ Pengaruh penerimaan sosial
❑ Dapat mengukur perilaku lebih ❑ Kurang bercerita tentang
luas termasuk trait penyebab perilaku
❑ Dapat membandingkan antar
individu dan intraindividu
❑ Membutuhkan minimum
training
❑ Memfasilitasi melihat
hubungan realita dan persepsi
individu (rating guru dan DO)
SIAP LETNAN?
Seorang psikolog yang tertarik dengan permasalahan anak di sekolah, dan ingin
mendapatkan informasi spesifik, dia dapat , mengobservasi anak pada 5
menit pertama tiap jam, dan focus pada perilaku ketika ada tugas dan tanpa
tugas.
◼ Observasi pada natural setting, observasi pada 200 pertengkaran anak TK. Penyelidikan
diarahkan pada pertengkaran spontan selama bermain bebas pada sekolah TK dari 19
oktober 1931 sampai 17 pebruari 1932. Subjek adalah 19 perempuan dan 21 laki-laki.
Berumur 25-60 bulan.
◼ Proses observasi : Observer menunggu pertengkaran terjadi, ketika terjadi stopwatch
diaktifkan, dan mengamati apa yang terjadi, ketika pertengkaran selesai maka stopwatch
dimatikan. Yang disiapkan adalah blangko pengamatan yaitu nama subjek, umur dan jenis
kelamin anak yang terlibat, durasi pertengkaran, problem yang menyebabkan pertengkaran,
perilaku yang terjadi,. Setelah kejadian observer menuliskan secepatnya apa yang diingat.
◼ Hasil Analisis data :
❑ dari 58.75 jam observasi, terjadi 200 pertengkaran, dengan rata-rata 3.4 perjam
❑ 68 pertengkaran terjjadi di luar ruangan, dan 132 di dalam ruangan
❑ Hanya 13 yang lebih dari 1 menit
❑ Laki-laki lebih sering bertengkar dari perempuan.
❑ Penyebab pertengkaran adalah perselisihan terkait dengan kepemilikian benda
❑ Anak-anak yang terlibat pertengkaran cepat berbaikan kembali seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
CATATAN HARIAN
Studi kasus
Digunakan untuk menyelidikan anak-anak atau kasus
yang “spesial’’
Studi ethologis
Penelitian pada binatang yang tidak dapat berbicara,
yang hasilnya dapat diterapkan pada manusia
Langkah-langkah dalam Diary descriptions
◼ Tentukan target perilaku yang akan diamati (dapat perilaku umum, atau aspek khusus,
misalnya perilaku terkait dengan merokok)
◼ Tentukan subjek pengamatan dan panjang pengamatan (sebagai latihan selama 1
minggu)G
◼ Siapkan jurnal atau pencatatan harian
◼ Format pencatatan hasil pengamatan
❑ Tanggal, waktu, setting-lokasi, objek observasi, umur
❑ Deskripsi anak dan setting observasi dilakukan
❑ Temuan perilaku beserta waktu kejadian dalam pengamatan (harian) dapat dilengakapi
dengan kolom catatan-catatan khusus
❑ Rangkuman temuan selama satu minggu
◼ Pengolahan hasil pengamatan (generalisasi)
❑ Deskripsi ringkas aktivitas dan informasi yang relevan untuk memahami setting
❑ Deskripsi objek observasi dan bagaimana perilakunya
❑ Susun pernyataan yang tepat untuk generalisasi pada populasi (karakteristik yang sama (umum
dsb) berdasarkan performansi objek observasi)
❑ Pilih 2 objek lain yang mempunysai umur sama dan catat performansi mereka dengan prosedur
yang sama (deskripsi objek 1, deskripsi objek 2)
❑ Identifikasi perbedaan-perbedaan yang terjadi pada objek tersebut pada aktivitas yang sama
❑ Identifikasi pesamaan-persamaan yang muncul
❑ Apa generalisasi yang akan dibuat setelah mengamati ketiga anak.
ANECDOTAL RECORDS
Psikologi Klinis
- Identifikasi simtom dari gangguan
◼ Klien : perempuan
◼ Kasus bakat ; ingin mengulang tes, sekarang di Tek.
SIpil di PTS ingin ke UGM
◼ Observ. Tes WAIS
❑ Respon lambat dalam menjawab pertanyaan
❑ Kurang konsentrasi terhadap pertanyaan sehingga harus diulang
❑ Mudah menyerah
KASUS 2
◼ Klien : laki-laki
◼ Kasus bakat (pribadi?)
◼ Ikut keluarga, tidak mau diajak ORTU ke Perancis
◼ Minder, salah satu tangan berjari 6
◼ Hasil observasi :
❑ Ragu-ragu, takut, kurang percaya diri, malas mencoba
Perilaku Pemberian
arti DIAGNOSTIK
Inferensi
Penegakan
Sampel perilaku diagnosis
Konstruk hipotetis
OBSERVASI dalam PSIKODIAGNOSTIKA
◼ Agar dapat menjadi metode yang akurat maka harus dilakukan oleh
peneliti yang melewati latihan-latihan yang memadai dan telah
mengadakan persiapan yang teliti dan lengkap.
Observasi
Definisi dan deskripsi umum
Yang diobservasi :
Exterior physical signs : pakaian, gaya rambut, sepatu, tato, rumah, perhiasan dll
Expressive movements : gerakan-gerakan tubuh seperti gerakan mata, wajah,
postur, lengan, senyum, kerutan dahi dll
Physical location : perhatikan personal space dan lingkungan fisik
Language behaviour : menyilangkan kaki dll
Time duration
◼ Privacy subjek
◼ Keamanan subjek
◼ Persetujuan subjek
◼ Perlindungan terhadap kenyamanan dan keamanan
◼ Proses diseminasi informasi kepada para profesional dan komunitas ilmuwan
◼ Pencegahan kecuragan dan penipuan terhadap subjek, kelompok atau
masyarakat
◼ Penggunaan oleh dirinya dan pihak lain dengan maksud negatif
Observasi Observasi
Sistematik/ Partisipan
terstruktur
Observasi
laboratory/ Observasi
eksperimental natural
Observasi SILAHKAN
unobstrusif DIKEMBANGKAN
SENDIRI : kombinasi jenis
observasi
OBSERVASI SISTEMATIK
◼ Orang yang mengadakan observasi turut ambil bagian dalam kehidupan orang-
orang yang diobservasi
◼ Umumnya untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Menyelidiki perilaku individu
dalam situasi sosial seperti cara hidup, hubungan sosial dalam pabrik-penjara dll
◼ Perlu diperhatikan :
❑ Materi observasi disesuaikan dengan tujuan observasi
❑ Waktu dan Bentuk pencatatan : segera setelah kejadian dg kata kunci. Kronologis –
sistematis
❑ HUbungan : mencegah kecurigaan, pendekatan yang baik dan menjaga situasi tetap
wajar
❑ Kedalaman partisipasi tergantung pada tujuan dan situasi
TINGKAT PARTISIPASI
❑ “Contrived“ observation
Menggunakan perangkat keras seperti kamera, tape recorders, one way mirrors dll.
❑ Experimental manipulation dipandang sebagai non reactive jika tidak disadari oleh subjek
(Bochner, 1979) vs sisi etika observasi
OBSERVASI FORMAL DAN INFORMAL
(Goodwin & Driscoll, 1980)
◼ Observasi formal mempunyai sifat tersruktur yang tinggi, terkontrol dan
biasanya untuk penelitian
◼ Observasi formal perlu mengidentifikasi definisi secara hati-hati,
menyusun data, melatih obsrerver dan menjaga reliabilitas antar rater,
pencatatan-analisis-interpretasi menggunakan prosedur yang
sophisticated.
◼ Observasi in formal mempunyai sifat yang lebih longgar dalam hal
kontrol, elaborasi, sifat terstruktur, dan biasanya untuk perencanaan
pengajaran dan pelaksanaan program harian. Lebih mudah dan lebih
berpeluang untuk digunakan pada berbagai keadaan.
◼ Observasi informal sering disebut juga naturalistic observation (lho
menopo hubunganipun kalian observasi yang non eskperimental?)
Observasi Partisipan & Observasi Unobstrusif
STRATEGI
OBSERVASI
Keunggulan Kelemahan
◼ Static descriptor
❑ Seperangkat aitem yang mendeskripsikan karakteristik
subjek atau setting yang relatif stabil : umur, jenis
kelamin, ras, status ekonomi, karakteristik lingkungan,
dan waktu
◼ Action
❑ Seperangkat aitem yang mendeskripsikan
perilaku/tindakan spesifik observee
Rating scales
◼ Error of leniency
◼ Error of central tendency
◼ Hallo effect
◼ Error of logic
◼ Error of contrast
◼ Proximity error
◼ KEUNTUNGAN ◼ KELEMAHAN
❑ Efisiensi waktu ❑ Peluang error dan bias cukup
❑ Lebih menarik bagi observer besar
❑ Lebih mudah diskor dan ❑ Ambiguitas aitem
dikuantifikasi (statistik) ❑ Pengaruh penerimaan sosial
❑ Dapat mengukur perilaku lebih ❑ Kurang bercerita tentang
luas termasuk trait penyebab perilaku
❑ Dapat membandingkan antar
individu dan intraindividu
❑ Membutuhkan minimum
training
❑ Memfasilitasi melihat
hubungan realita dan persepsi
individu (rating guru dan DO)
SIAP LETNAN?
Seorang psikolog yang tertarik dengan permasalahan anak di sekolah, dan ingin
mendapatkan informasi spesifik, dia dapat , mengobservasi anak pada 5
menit pertama tiap jam, dan focus pada perilaku ketika ada tugas dan tanpa
tugas.
◼ Observasi pada natural setting, observasi pada 200 pertengkaran anak TK. Penyelidikan
diarahkan pada pertengkaran spontan selama bermain bebas pada sekolah TK dari 19
oktober 1931 sampai 17 pebruari 1932. Subjek adalah 19 perempuan dan 21 laki-laki.
Berumur 25-60 bulan.
◼ Proses observasi : Observer menunggu pertengkaran terjadi, ketika terjadi stopwatch
diaktifkan, dan mengamati apa yang terjadi, ketika pertengkaran selesai maka stopwatch
dimatikan. Yang disiapkan adalah blangko pengamatan yaitu nama subjek, umur dan jenis
kelamin anak yang terlibat, durasi pertengkaran, problem yang menyebabkan pertengkaran,
perilaku yang terjadi,. Setelah kejadian observer menuliskan secepatnya apa yang diingat.
◼ Hasil Analisis data :
❑ dari 58.75 jam observasi, terjadi 200 pertengkaran, dengan rata-rata 3.4 perjam
❑ 68 pertengkaran terjjadi di luar ruangan, dan 132 di dalam ruangan
❑ Hanya 13 yang lebih dari 1 menit
❑ Laki-laki lebih sering bertengkar dari perempuan.
❑ Penyebab pertengkaran adalah perselisihan terkait dengan kepemilikian benda
❑ Anak-anak yang terlibat pertengkaran cepat berbaikan kembali seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
CATATAN HARIAN
Studi kasus
Digunakan untuk menyelidikan anak-anak atau kasus
yang “spesial’’
Studi ethologis
Penelitian pada binatang yang tidak dapat berbicara,
yang hasilnya dapat diterapkan pada manusia
Langkah-langkah dalam Diary descriptions
◼ Tentukan target perilaku yang akan diamati (dapat perilaku umum, atau aspek khusus,
misalnya perilaku terkait dengan merokok)
◼ Tentukan subjek pengamatan dan panjang pengamatan (sebagai latihan selama 1
minggu)G
◼ Siapkan jurnal atau pencatatan harian
◼ Format pencatatan hasil pengamatan
❑ Tanggal, waktu, setting-lokasi, objek observasi, umur
❑ Deskripsi anak dan setting observasi dilakukan
❑ Temuan perilaku beserta waktu kejadian dalam pengamatan (harian) dapat dilengakapi
dengan kolom catatan-catatan khusus
❑ Rangkuman temuan selama satu minggu
◼ Pengolahan hasil pengamatan (generalisasi)
❑ Deskripsi ringkas aktivitas dan informasi yang relevan untuk memahami setting
❑ Deskripsi objek observasi dan bagaimana perilakunya
❑ Susun pernyataan yang tepat untuk generalisasi pada populasi (karakteristik yang sama (umum
dsb) berdasarkan performansi objek observasi)
❑ Pilih 2 objek lain yang mempunysai umur sama dan catat performansi mereka dengan prosedur
yang sama (deskripsi objek 1, deskripsi objek 2)
❑ Identifikasi perbedaan-perbedaan yang terjadi pada objek tersebut pada aktivitas yang sama
❑ Identifikasi pesamaan-persamaan yang muncul
❑ Apa generalisasi yang akan dibuat setelah mengamati ketiga anak.
ANECDOTAL RECORDS
Psikologi Klinis
- Identifikasi simtom dari gangguan
◼ Klien : perempuan
◼ Kasus bakat ; ingin mengulang tes, sekarang di Tek.
SIpil di PTS ingin ke UGM
◼ Observ. Tes WAIS
❑ Respon lambat dalam menjawab pertanyaan
❑ Kurang konsentrasi terhadap pertanyaan sehingga harus diulang
❑ Mudah menyerah
KASUS 2
◼ Klien : laki-laki
◼ Kasus bakat (pribadi?)
◼ Ikut keluarga, tidak mau diajak ORTU ke Perancis
◼ Minder, salah satu tangan berjari 6
◼ Hasil observasi :
❑ Ragu-ragu, takut, kurang percaya diri, malas mencoba
Henderson dan Gillespie (1956) membagi beberapa jenis klasifikasi gangguan jiwa, antara lain:
1. Klasifikasi psikologis
2. Klasifikasi fisiologis
3. Klasifikasi etiologis
4. Klasifikasi simtomatologis
1. KLASIFIKASI PSIKOLOGIS
Merupakan klasifikasi gangguan yang menitikberatkan pada gangguan fungsi-fungsi psikologis,
antara lain:
Gangguan-gangguan dalam ide, imajinasi dan emosi (Linneaus)
Gangguan “ideal” dan gangguan ‘notional” atau dalam fungsi persepsi dan imajinasi serta
gangguan dalam bidang konseptual/pemikiran (Arnold)
Gangguan dalam pengertian, gangguan dalam kehendak dan gangguan campuran (Heinroth)
Gangguan intelektual dan gangguan afeksi (emosi) yang selanjutnya dibagi menjadi gangguan
afektif moral dan gangguan afektif animal (Bucknill & Tuke)
Gangguan tanpa efek atau kerusakan intelektual dan gangguan dengan efek intelektual, baik
dari lahir maupun yang diperoleh kemudian (Ziehen)
2. KLASIFIKASI FISIOLOGIS
Asumsinya, proses-proses mental memiliki dasar faal/fisiologis. Beberapa pendapat ahli antara lain:
Gangguan fungsi sensorik (misalnya halusinasi), fungsi motorik (contohnya kelumpuhan /
paralysis) dan ide (contohnya demensia) (Tuke)
Penyebab tingkah laku abnormal ada tiga yaitu: Perubahan anatomis, gangguan gizi,
intoksikasi/keracunan. Gangguan gizi dapat mengakibatkan rangsangan atau gangguan di otak
yang bisa menyebabkan gangguan, misalnya di bagian kortikal bisa mengakibatkan mania dan
delusi. Di bagian subkortikal bisa mengakibatan delusi dan halusinasi, di bagian subkortikal
vascular bisa mengakibatkan gangguan epilepsi (Maynart)
Tiap isi kesadaran tergantung pada seperangkat elemen saraf tertentu. Seseorang yang
mengalami gangguan jiwa mungkin mengalami interupsi/hambatan atau ia terlalu peka pada
rangkaian asesoris psikosensori, intrapsikis atau psikomotor. Gangguan ini berturut-turut diberi
nama sebagai berikut:
- Di bidang psikosensoris, ada gangguan-gangguan anesthesia (tidak ada rasa), hyeraesthesia
(rasa berlebihan) dan parasthesia (rasa yang tidak tepat).
- Di bidang intrapsikis, ada gangguan afunction (tidak berfungsi), hyperfunction (fungsi
berlebihan) dan parafunction (salah fungsi).
- Di bidang psikomotor, ada gangguan akinesis (tak ada gerakan), hyperkinesis (gerakan
berlebihan) dan parakinesis (gerakan salah)
3. KLASIFIKASI ETIOLOGIS
Klasifikasi ini didasarkan pada penyebab-penyebab yang memunculkan sebuah gangguan. Ada
pendapat yang menjelaskan bahwa penyakit fisik bisa berpengaruh terhadap kondisi psikis sampai
bisa menyebabkan gangguan jiwa. Misalnya seseorang yang menderita sakit demam tinggi , hingga
otaknya terganggu, setelah sembuh bisa menunjukan gejala kelainan perilaku atau sifat. Contoh lain,
adalah seorang wanita saat menstruasi bisa mengalami perubahan mood,ke arah depresif.
Contoh klasifikasinya:
a. Oligophrenia
b. Neurosis dan Psikoneurosis
c. Konstitusi Psikopatik
d. Psikosis Afektif
e. Keadaan Kacau (Confusional States)
f. Psikosis Epileptik
g. Kelumpuhan Umum
h. Psikosis lain yang berkaitan dengan penyakit otak
i. Dementia
j. Tak tergolongkan
4. KLASIFIKASI SIMTOMATOLOGIS
Klasifikasi gangguan ini didasarkan pada gejala-gejala yang muncul. Metode klasifikasi seperti ini
merupakan metode yang paling penting dalam psikiatri. Metode ini mencakup etiologi dan
menekankan observasi (pada simtom yang muncul). Ada asumsi bahwa gejala-gejala atau symptom
complex yang sifatnya sementara disebabkan oleh penyakit yang mendasarinya yang sesuai dengan
innate disposition (Kahlbaum & Bleuler).
Kraeplin berpendapat bahwa ada tiga kategori fungsi psikis manusia yaitu:
S = Stimmung/Afeksi/Emosi
D = Denken/Kognisi/Pikiran
H = Handlung/Konasi/Tindakan
Jika ketiga hal tersebut semakin terintegrasi dengan baik, maka kondisi kejiwaan seseorang semakin
baik atau semakin sehat mental.
Salah satu dari sistem klasifikasi gangguan mental yang menggunakan metode ini yaitu The
Diagnostic dan Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) yang dipakai di kalangan psikolog dan
psikiater.
THE DIAGNOSTIC AND STATISTICAL MANUAL OF MENTAL DISORDER (DSM)
Di psikologi dan psikiatri menggunakan satu sistem klasifikasi gangguan mental yang disebut The
Diagnostic and Statiitical Manual of Mental Disorder (DSM). DSM pertama kali dikenalkan pada tahun
1952 oleh APA (American Psychiatric Association). Saat ini, psikolog dan psikiater di Indonesia
menggunakan DSM-IV TR (Text Revision) (2000) sebagai pedoman menegakkan diagnosis sebuah
gangguan. Walaupun DSM 5 sudah dipublikasikan pada tahun 2013, tapi hingga saat ini belum
digunakan di Indonesia.
DSM menggolongkan pola perilaku abnormal ke dalam sebuah Gangguan Mental yang mencakup:
distres emosional dan hendaya/impairment yang signifikan pada fungsi psikis di tempat kerja, keluarga
atau masyarakat. Gangguan mental di DSM digolongkan berdasarkan ciri-ciri klinis dan pola perilaku
tertentu, bukan atas mekanisme teoritis yang mendasarinya.
Dikarenakan DSM tidak menganut suatu teori abnormal tertentu, akibatnya DSM tidak bisa digunakan
sebagai rujukan teoritik untuk menjelaskan penyebab suatu gangguan. Selain itu DSM juga bisa
digunakan oleh praktisi dari berbagai pendekatan. Di DSM I dan II, masih terdapat istilah neurosis
(mengacu pada teori psikodinamika), namun sejak DSM III (1980), dihilangkan dan kemudian diganti
Gangguan Kecemasan dan Gangguan Mood.
Ciri-ciri DSM:
Kita pada dasarnya seringkali melakukan asesmen. Misalnya ketika bertemu seseorang, saat itu kita
akan berusaha untuk mengumpulkan informasi, memproses dan menginterpretasikannya. Informasi
tersebut dapat berupa latar belakang, sikap, tingkah laku atau karakteristik yang dimiliki orang tersebut.
Kemudian informasi tersebut dihubungkan dengan pengalaman dan harapan yang kita miliki sehingga
kita akan mendapatkan kesan dari orang tersebut yang selanjutnya kita jadikan dasar untuk
memutuskan cara kita bersikap terhadapnya.
I II III IV
Usaha-usaha atau penekanan asesmen yang dilakukan disesuaikan dengan pendekatan atau teori
yang akan digunakan. Penekanan asesmen berkaitan dengan dinamika kepribadian, latar belakang
lingkungan sosial dan keluarga, pola interaksi dengan orang lain, persepsi terhadap diri dan realita
atau riwayat secara genetis dan fisiologi.
1
PEDOMAN STUDI KASUS :
1. Identifikasi data, meliputi : nama, jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan, status perkawinan,
alamat, tempat tanggal lahir, agama, pendidikan, suku bangsa.
2. Alasan kedatangan dan keluhan, harapan-harapan klien.
3. Situasi saat ini, meliputi : di tempat tinggal, kegiatan harian, perubahan dalam hidup yang
terjadi dalam satu bulan, dsb.
4. Keluarga, meliputi : deskripsi orang tua, saudara, figur lain dalam keluarga yang dekat dengan
klien (significant other), peran dalam keluarga, dsb.
5. Ingatan awal, mendeskripsikan tentang kejadian dan situasi pada awal kehidupannya.
6. Kelahiran dan perkembangan, meliputi : usia saat bisa berjalan dan berbicara, permasalahan
dengan anak lain, pengaruh dari pengalaman masa kecil, dsb.
7. Kondisi fisik dan kesehatan, meliputi : penyakit sejak kecil, penggunaan obat dokter atau obat
terlarang yang berturut-turut, merokok, alkohol, kebiasaan makan atau olahraga, dsb.
8. Pendidikan, meliputi : riwayat pendidikan, bidang pendidikan yang diminati, prestasi, bidang
yang dirasa sulit, dsb.
9. Pekerjaan, meliputi : alasan berhenti atau pindah kerja, sikap dalam menghadapi pekerjaan,
dsb.
10. Minat dan hobi, meliputi : kesenangan, ekspresi diri, hobi, dsb.
11. Perkembangan seksual, meliputi : aktivitas seksual, ketepatan dalam pemuasan kebutuhan
seksual, dsb.
12. Data perkawinan dan keluarga, meliputi : alasan menikah, kehidupan perkawinan dalam
budayanya, masalah selama menikah, kebiasaan dalam rumah tangga, dsb.
13. Dukungan sosial, minat sosial dan komunikasi dengan orang lain, meliputi : tingkat frekuensi
untuk berhubungan dengan orang lain, kontribusi selama berinteraksi, kesediaan menolong
orang lain, dsb.
14. Self description, meliputi : kekuatan dan kelemahan, daya imajinasi, kreativitas, nilai-nilai dan
ide.
15. Pilihan dalam hidup, meliputi : keputusan untuk berubah, kejadian penting, dsb.
16. Tujuan dan masa depan, meliputi : harapan pada 5 – 10 tahun yang akan datang, hal-hal yang
perlu disiapkan untuk itu, kemampuan untuk menetapkan tujuan, daya realistis berhubungan
dengan waktu, dsb.
17. Hal-hal lain dapat dilihat dari riwayat atau latar belakang klien.
Pedoman tersebut harus selalu disesuaikan dengan pendekatan yang akan digunakan :
Psikodinamika lebih memfokuskan pada pertanyaan seputar motif bawah sadar, fungsi ego,
perkembangan pada awal kehidupan (5 tahun pertama) dan berbagai macam defense
mechanism.
Kognitif-behavior memfokuskan pada skill, pola berpikir yang biasa digunakan, berbagai
stimulus yang mendahului serta permasalahan perilaku yang menyertainya.
Fenomenologi cenderung mengikuti outline asesmen dan melihat bahwa serangkaian asesmen
merupakan kolaborasi untuk memahami klien dalam hal bagaimana klien melihat atau
mempersepsi dunia.
2
Untuk keperluan penelitian. Penelitian tentang berbagai penyebab suatu gangguan sangat
bergantung kepada validitas dan reliabilitas diagnostik yang ditegakkan.
Memungkingkan klinisi untuk mendiskusikan gangguan dengan cara efektif bersama
profesional yang lain (Sartorius et.al, 1996).
DSM III-R pun kemudian dikritik karena beberapa kriteria diagnostiknya masih terlalu samar dan
masih membuka peluang untuk muncul bias dalam penggunaannya. Dan Axis II, IV dan V
mempunyai kekurangan dalam pengukurannya. Akhirnya pada tahun1988, APA membentuk tim
untuk membuat DSM IV. Di dalamnya tetap menggunakan pendekatan multiaxial seperti pada
DSM III-R dan Axis I hanya dapat di tegakkan jika terdapat jumlah kriteria minimum dari daftar
simtom yang disebutkan. Pada DSM IV ini terdapat beberapa modifikasi dalam terminologi
sebelumnya dan skema rating yang digunakan pada beberapa axis. Sekarang ini telah diterbitkan
DSM IV-TR (Text Revised). Sampai saat ini DSM IV dan DSM IV-TR digunakan sebagai pedoman
klinisi dan profesional terkait untuk menentukan diagnostik.
Multiaxial DSM IV :
a. Axis I : Clinical Disorders, Other Conditions That May Be a Focus of Clinical Attentions
b. Axis II : Personality Disorders, Mental Retardation
c. Axis III : General Medical Conditions
d. Axis IV : Psychosocial and Environtmental Problems
e. Axis V : Global Assessment of Functioning (GAF)
2. Deskripsi
Para klinisi beranggapan bahwa untuk memahami content dari perilaku klien secara utuh
maka harus mempertimbangkan juga tentang context sosial, budaya dan fisik klien. Hal itu
menyebabkan asesmen diharapkan dapat mendeskripsikan kepribadian seseorang secara lebih
utuh dengan melihat pada person-environtment interactions. Dalam fungsinya sebagai sarana untuk
melakukan deskripsi terhadap kepribadian seseorang secara utuh, di dalam asesmen harus
3
terdapat antara lain : motivasi klien, fungsi intrapsikis, respon terhadap tes, pengalaman subjektif,
pola interaksi, kebutuhan (needs) dan perilaku. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif
tersebut memudahkan klinisi untuk mengukur perilaku pra treatment, merencanakan jenis treatment
dan mengevaluasi perubahan perilaku pasca treatment.
3. Prediksi
Tujuan asesmen yang ketiga adalah untuk memprediksi perilaku seseorang. Misalnya klinisi
diminta oleh perusahaan, kantor pemerintah atau militer untuk menyeleksi seseorang yang tepat
bagi suatu posisi kerja tertentu. Dalam kasus tersebut, klinisi akan melakukan asesmen dengan
mengumpulkan dan menguji data deskriptif yang kemudian digunakan sebagai dasar untuk
melakukan prediksi dan seleksi.
Klinisi kadang dihadapkan pada situasi untuk memprediksi hal-hal yang berbahaya, misalnya
pertanyaan seperti “Apakah si A akan bunuh diri ?”, “Apakah si B tidak akan menyakiti orang lain
setelah keluar dari RS?”. Pada saat itu klinisi harus menentukan jawaban “ya” atau “tidak”. Prediksi
klinisi tentang “berbahaya” atau “tidak berbahaya” dapat dievaluasi dengan empat kemungkinan
jawaban.
a. True positive, jika prediksi klinisi berbahaya dan ternyata klien menunjukkan perilaku
berbahaya.
b. True negative, jika prediksi klinisi tidak berbahaya dan ternyata klien menunjukkan perilaku
yang tidak berbahaya.
c. False negative, jika prediksi klinisi tidak berbahaya tetapi klien menunjukkan perilaku
berbahaya.
d. False positive, jika prediksi klinisi berbahaya tetapi klien menunjukkan perilaku tidak berbahaya.
2. Tes
Seperti interview, tes juga memberikan sampel perilaku individu, hanya saja dalam tes stimulus
yang direspon klien lebih terstandardisasikan daripada interview. Bentuk tes yang sudah
standar tersebut membantu untuk mengurangi bias yang mungkin muncul selama proses
asesmen berlangsung. Respon yang diberikan biasanya dapat diubah dalam bentuk skor dan
dibuat analisis kuantitatif. Hal itu membantu klinisi untuk memahami klien. Skor yang didapat
kemudian diinterpretasi sesuai dengan norma yang ada.
4
3. Observasi
Tujuan observasi adalah untuk mengetahui lebih jauh di luar apa yang dikatakan klien. Banyak
yang mempertimbangkan bahwa observasi langsung mempunyai tingkat validitas yang tertinggi
dalam asesmen. Hal itu berhubungan dengan kelebihan observasi antara lain:
a. Observasi dilakukan secara langsung dan mempunyai kemampuan untuk menghindari
permasalahan yang muncul selama interview dan tes seperti masalah memori, jenis
respon, motivasi dan bias situasional.
b. Relevansinya terhadap perilaku yang menjadi topik utama. Misalnya perilaku agresif anak
dapat diobservasi sebagaimana perilaku yang ditunjukkan dalam lingkungan bermain
dimana masalah itu telah muncul.
c. Observasi dapat mengases perilaku dalam konteks sosialnya. Misalnya untuk memahami
seorang pasien yang kelihatan depresi setelah dikunjungi keluarganya, akan lebih
bermakna dengan mengamati secara langsung daripada bertanya, “Apakah Anda pernah
depresi?”.
d. Dapat mendeskripsikan perilaku secara khusus dan detail. Misalnya untuk mengetahui
tingkat gairah seksual seseorang dapat diobservasi dengan banyaknya cairan vagina yang
keluar atau observasi melalui bantuan kamera.
4. Life record
Asesmen yang dilakukan melalui data-data yang dimiliki seseorang baik berupa ijazah sekolah,
arsip pekerjaan, catatan medis, tabungan, buku harian, surat, album foto, catatan kepolisian,
penghargaan, dsb. Banyak hal dapat dipelajari dari life record tersebut. Pendekatan ini tidak
meminta klien untuk memberi respon yang lebih banyak seperti melalui interview, tes atau
observasi. Selama proses ini, data dapat lebih terhindar dari distorsi memori, jenis respon,
motivasi atau faktor situasional. Contohnya, klinisi ingin mendapatkan informasi tentang riwayat
pendidikan klien. Data tentang transkrip nilai selama sekolah mungkin dapat lebih memberikan
informasi yang akurat tentang hal itu daripada bertanya ,”Bagaimana saudara di sekolah?”.
Buku harian yang ditulis selama periode kehidupan seseorang juga dapat memberikan
informasi tentang perasaan, harapan, perilaku atau detail suatu situasi yang mana hal itu
mungkin terdistorsi karena lupa selama interview. Dengan merangkum informasi yang di dapat
tentang pikiran dan tingkah laku klien selama periode kehidupan yang panjang, life records
memberikan suatu sarana bagi klinisi untuk memahami klien dengan lebih baik.
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya dalam asesmen adalah menentukan arti dari data
tersebut. Jika informasi tersebut sekiranya berguna dalam pancapaian tujuan asesmen, maka
informasi itu akan dipindahkan dari data kasar menjadi format interpretatif. Langkah tersebut
biasanya disebut pemrosesan data asesmen atau clinical judgment.
Klinisi cenderung melihat data asesmen melalui tiga cara yaitu : sebagai sampel, korelasi atau
tanda (sign). Contoh : Seorang laki-laki menelan 20 tablet obat penenang sebelum tidur tadi
malam di sebuah hotel, tapi berhasil diselamatkan oleh petugas kebersihan yang akhirnya
membawanya ke RS.
1. Data dilihat sebagai sampel dari perilaku klien. Kemungkinan judgment :
Klien mempunyai cara potensial untuk melakukan pembunuhan secara medis
5
Klien tidak ingin diselamatkan sebab tidak ada seorangpun yang tahu tentang usaha bunuh
diri tersebut sebelum hal itu terjadi.
Dalam situasi yang sama, klien mungkin akan mencoba bunuh diri lagi.
Disini dapat dilihat, bahwa data berupa usaha bunuh diri dilihat sebagai contoh dari apa yang
dilakukan klien dalam situasi seperti itu. Tidak ada usaha untuk mengetahui mengapa dia
mencoba bunuh diri. Jika dilihat sebagai sampel, akan didapat kesimpulan tingkat rendah. Teori
yang mendasarinya adalah behavioral.
2. Data dilihat sebagai korelasi dengan aspek lain dalam hidup klien. Kemungkinan judgment :
Klien sepertinya seorang lelaki setengah baya yang masih single atau bercerai dan
mengalami kesepian.
Klien saat itu mungkin mengalami depresi.
Klien kurang mendapatkan dukungan emosi dari teman dan keluarganya.
Ada kombinasi antara : 1). Fakta tentang perilaku klien. 2). Pengetahuan klinisi tentang apa
yang sekiranya dapat dikorelasikan dengan perilaku klien. Disini kesimpulan yang diambil
berada pada tingkat yang lebih tinggi. Kesimpulannya didasarkan pada data-data pendukung
yang ada di luar data asli seperti hubungan antara bunuh diri, usia, jenis kelamin, dukungan
sosial, dan depresi. Semakin kuat pemahaman terhadap hubungan antar variabel, maka
kesimpulan yang di dapat semakin akurat. Pendekatan ini bisa didasarkan pada beragam teori.
3. Data dilihat sebagai tanda (sign) yang lain, untuk mengetahui karakteristik kilen yang masih
kurang jelas. Kemungkinan judgment :
Dorongan agresif klien berubah menyerang diri sendiri.
Perilaku klien merefleksikan adanya konflik intrapsikis.
Perilaku minum obat merupakan manifestasi adanya kebutuhan untuk ditolong yang tidak
disadarinya.
Kesimpulan yang didapat berada pada tingkat paling tinggi. Teori yang mendasari pendekatan
ini adalah psikoanalisa atau fenomenologi.
Hasil dari asesmen biasanya akan ditulis menjadi sebuah laporan asesmen. Ada tiga kriteria yang
harus dipenuhi suatu laporan asesmen yaitu : jelas, relevan dengan tujuan dan berguna.
1. Jelas
Kriteria pertama yang harus dipenuhi adalah laporan itu harus jelas. Tanpa kriteria ini, relevansi
dan kegunaan laporan tidak dapat dievaluasi. Ketidakjelasan laporan psikologis merupakan
suatu masalah karena kesalahan interpretasi dapat menyebabkan kesalahan pengambilan
keputusan.
2. Relevan dengan tujuan
Laporan asesmen harus relevan dengan tujuan yang sudah ditetapkan pada awal asesmen.
Jika tujuan awalnya adalah untuk mengklasifikasikan perilaku klien maka informasi yang
relevan dengan hal itu harus lebih ditekankan.
3. Berguna
Laporan yang ditulis diharapkan dapat memberikan sesuatu informasi tambahan yang penting
tentang klien. Kadang terdapat juga laporan yang mempunyai validitas tambahan yang rendah.
6
Misalnya klinisi menyimpulkan bahwa klien mempunyai kecenderungan agresifitas tinggi, tapi
data kepolisian mencatat bahwa klien tersebut telah berulang kali ditahan karena kasus
kekerasan. Informasi yang diberikan klinisi tidak memberikan suatu hal penting lainnya dari
klien.
3. Cognitive-Behavioral
I. Deskripsi tentang penampilan fisik dan perilaku selama asesmen
II. Permasalahan
A. Masalah saat ini
B. Latar belakang masalah
C. Situasi tertentu yang menentukan masalah
D. Variabel yang relevan
1. Aspek fisiologis
2. Pengaruh medis
3. Aspek kognitif yang menentukan masalah
E. Dimensi masalah
1. Durasi
2. Frekuensi
3. Keseriusan masalah
7
F. Konsekuensi masalah
1. Positif
2. Negatif
III. Masalah yang lain (diobservasi oleh asesor, tidak dinyatakan oleh klien)
IV. Aset individu
V. Target perubahan
VI. Treatment yang direkomendasikan
VII. Motivasi klien untuk treatment
VIII. Prognosis
IX. Prioritas treatment
X. Harapan klien
A. Penyelesaian masalah yang spesifik
B. Pada treatment secara umum
XI. Komentar lain