Anda di halaman 1dari 15

Nama : Farah Diba Maharani

NIM : 20011211

Mata Kuliah : Modifikasi Perilaku

REVIEW JURNAL

Judul MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI


PENERAPAN TEKNIK MODELING ANAK KELOMPOK A DI TK
TUNAS KARTINI 1 CULIK
Jurnal Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume dan Volume 4, No. 2, Oktober 2019
halaman Halaman 90-100
Tahun 2019
Penulis I Wayan Redana
ISSN pISSN: 25284037 eISSN: 26158396
Reviewer Farah Diba Maharani
Tgl Review 26 Maret 2022
Tujuan Mengetahui peningkatan keterampilan sosial setelah penerapan teknik
Penelitian modeling pada anak. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan
berguna bagi khususnya pada pengembangan Teknik Modeling dalam
meningkatkan keterampilan sosial anak. Selain itu teknik modeling ini
dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Metode Penelitian dirancang dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian (PTK), penelitian di istilahkan seperti itu karena penelitian ini dilakukan
untuk memcahkan masalah pembelajaran yang ditemukan. Penelitian ini
juga masuk dalam penelitian deskriptif karena menggambarkan penerapan
suatu pembelajaran untuk meningkatkan suatu pembelajaran untuk
meningkatkan perilaku anak. Data tentang keterampilan sosial anak
dikumpulkan menggunakan metode observasi.
Subjek Anak kelompok A TK Tunas Kartini 1 Culik pada tahun pelajaran
Penelitian 2017/2018 yang berjumlah 14 orang dengan 5 orang anak laki-laki dan 9
orang anak perempuan.
Defenisi - Anak usia dini merupakan individu yang sedang mengalami
Operasional pertumbuhan dan perkembangan. Usia dini adalah usia yang paling
berharga bagi perkembangan anak dibandingkan dengan usia
selanjutnya karena pada masa ini perkembangan anak sangat pesat
dan perkembangan kecerdasan yang sangat luar biasa (Mulyasa,
2014).
- Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang
diselenggarakan untuk anak usia nol sampai enam tahun.
Penyelengaraan pendidikan ini didasarkan atas rentangan usia
anak, usia 0-2 bulan pada tahap ini pendidikan anak masih berada
pada lingkungan keluarga, usia 2 bulan sampai 5 tahun anak dapat
memasuki taman pengasuhan anak, usia 3-4 tahun anak berada
pada jalur kelompok bermain, dan usia 4-6 tahun anak memasuki
jalur taman kanak-kanak (Mulyasa, 2014).
- Hurlock (1978) mendefinisikan perkembangan sosial adalah
perolehan kemampuan orang dalam berperilaku disesuai dengan
tuntutan sosial tempat dirinya berada. Seorang anak yang tinggal
dilingkungan sosial harus mampu bertingkah laku sesuai dengan
peraturan yang berlaku di tempat tersebut.
- Menurut Hartinah (2008) menyatakan bahwa perkembangan sosial
adalah proses pencapaian suatu kemampuan oleh seseorang untuk
berperilaku sesuai dengan harapan sosial yang berlaku.
- Nurihsan dan Mubira (2011) mengartikan bahwa perkembangan
sosial merupakan proses belajar yang dilakukan orang untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan
tradisional yang telah disepakati, melebur diri menjadi satu
kesatuan dan saling berkomunikasi, berinteraksi, dan bekerjasama.
Hasil - Berdasarkan perhitungan Mo, Md, M dan grafik polygon di atas
Penelitian terlihat Mo<Md<M (22<25<25,14), modus lebih kecil daripada
median, median lebih kecil daripada mean. Data tersebut
menunjukkan bahwa penerapan teknik modeling belum dapat
meningkatkan keterampilan sosial anak.
- Berdasarkan perhitungan Mo, Md, M dan grafik folygon di atas
terlihat M<Md≤Mo (28,71<30≤30), mean lebih kecil dari median,
median lebih kecil atau sama dengan modus. Berdasarkan
perhitungan nilai modus lebih besar dari mean dan median,
menunjukkan bahwa sebagian besar skor yang diperoleh anak
kelompok A di TK Tunas Kartini 1 Culik tinggi. Data tersebut
menunjukkan bahwa penerapan teknik modeling dapat
meningkatkan keterampilan sosial anak.
- Setelah diterapkannya teknik modeling gains skor keterampulan
sosial anak berada pada kriteria tinggi. Melalui perbaikan
penerapan teknik modeling pada siklus II telah tampak adanya
peningkatan keterampilan sosial yang diperlihatkan melalui
peningkatan skor yang diperoleh anak yaitu sebesar 0,82 yang
berada pada kriteria tinggi. Adapun temuan-temuan yang diperoleh
selama tindakan pelaksanaan siklus II yaitu anak mampu fokus
memperhatikan video yang ditayangkan dan anak mampu
menceritakan perilaku model, anak menunjukkan perilaku yang
mencermikan keterampilan sosial.
- Berdasarkan analisis data gains skor keterampilan sosial anak pada
siklus I mencapai 0,61 yang berada pada kriteria sedang.
Penerapan modeling perlu dilanjutkan ke siklus II karena gains
skor keterampilan sosial anak belum mencapai kriteria ketuntasan
yaitu kriteria tingggi atau minimal 0,7. Gains skor keterampilan
sosial anak pada siklus II sebesar 0,82 yang berada pada kriteria
tinggi, maka tidak dilanjutkan kesiklus berikutnya.
Kesimpulan Penerapan modeling dengan berbantuan media video mampu
meningkatkan keterampilan sosial anak. Keterampilan sosial anak
meningkat secara bertahap mulai dari anak yang tidak mau sabar
menunggu giliran, tidak mau berbagi, tidak mau bergabung bermain
bersama teman dan tidak mau bekerjasama berubah menjadi mau berbagi,
sabar menunggu giliran, mau bermain dengan teman dan bekerjasama.
Peningkatan yang terjadi pada anak membuktikan bahwa teknik modeling
efektif digunakan untuk meningkatkan keterampilan sosial. Hal ini terlihat
dari perubahan perilaku anak yang ditampilkan dalam kesehariannya.
Meningkatnya keterampilan sosial anak dikarenakan anak telah
melakukan proses pembelajaran dengan cara meniru apa yang ada
dilingkungannya, seperti perilaku model dalam video. Berdasarkan
pengamatan, anak kelompok A menunjukkan perubahan perilaku setelan
mengamati perilaku model. Sebelumnya anak tidak mampu sabar
menunggu giliran, berbagi, bekerjasama dan bermain bersama teman
setelah melihat, mengamati perilaku model anak mau sabar menunggu
giliran, berbagi, kerjasama, dan bergabung bermain bersama teman.
Perubahan perilaku yang ditampilkan oleh anak merukan hasil peniruan
terhadap perilaku model yang diamati. Berdasarkan hasil dan pembahasan
dalam penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa saran yaitu : Kepada
guru, sebaiknya lebih aktif memberikan stimulasi kepada anak yang
memiliki keterampilan sosial rendah berupa reward agar keterampilan
sosial anak meningkat sehingga anak dapat mengembangkan tingkah
lakunya dalam kehidupan sosialnya. Kepada kepala TK, dapat
menganjurkan kepada semua guru untuk mempertahankan perilaku baru
yang terbentuk dalam diri anak dengan memberikan reward. Kepada
peneliti lain, dapat meneliti lebih lanjut tentang penggunaan video untuk
meningkatkan perilaku sosial anak dan meneliti penggunaan reward untuk
meningkatkan keterampilan sosial anak.
Pratama Widya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 4, No. 2, Oktober 2019
pISSN: 25284037 eISSN: 26158396
https://www.ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PW/issue/archive

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI


PENERAPAN TEKNIK MODELING ANAK KELOMPOK A
DI TK TUNAS KARTINI 1 CULIK

Oleh :
I Wayan Redana
TK Tunas Kartini 1 Culik
e-mail: wayanredana38@gmail.com

Diterima 14 Mei 2019, direvisi 3 Agustus 2019, diterbitkan 30 Oktober 2019

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan sosial dengan


penerapan teknik modeling pada anak kelompok A Semester I di TK Tunas Kartini 1 Culik
Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi/evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah 14 anak kelompok A TK Tunas
Kartini 1 Culik Tahun Pelajaran 2017/2018. Data tentang keterampilan sosial anak
dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan teknik modeling dapat meningkatkan keterampilan sosial anak kelompok A di TK
Tunas Kartini 1 Culik Tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini dapat dilihat dari gains skor
keterampilan sosial anak sebesar 0,82 yang berada pada kriteria tinggi. Tingginya skor yang
diperoleh membuktikan bahwa penerapan teknik modeling dapat meningkatkan keterampilan
sosial anak.

Kata-kata kunci: anak usia dini, keterampilan sosial, teknik modeling

Abstract

This study aims to determine the increase in social skills with the application of
modeling techniques in group A one Semester children in kindergarten Tunas Kartini 1 Culik
in the academic year 2017/2018. This research is a classroom action research conducted in
two cycles. Each cycle consists of a phase of action planning, action, observation/evaluation
and reflection. The subjects were 14 children in group A Tunas Kartini 1 Culik in the academic
year 2017/2018. Data on the social skills of children collected using observational methods.
The results showed that the application of modeling techniques can enhance social skills in
kindergarten children in group A Tunas Kartini 1 Culik in the academic year 2017/2018. It
can be seen from a child's social skills gains score of 0.82 which are in the high criteria. The
high scores obtained prove that the application of modeling techniques can improve the social
skills of children.

Keywords: early childhood, modeling, social skills

90 I Wayan Redana
PENDAHULUAN perkembangan anak supaya tumbuh dan
Anak usia dini merupakan individu berkembang secara optimal.
yang sedang mengalami pertumbuhan dan Salah satu aspek yang berkembang
perkembangan. Usia dini adalah usia yang pada usia dini adalah perkembangan sosial
paling berharga bagi perkembangan anak anak. Hurlock (1978) mendefinisikan
dibandingkan dengan usia selanjutnya karena perkembangan sosial adalah perolehan
pada masa ini perkembangan anak sangat kemampuan orang dalam berperilaku
pesat dan perkembangan kecerdasan yang disesuai dengan tuntutan sosial tempat dirinya
sangat luar biasa (Mulyasa, 2014). Usia dini berada. Seorang anak yang tinggal
merupakan fase pertumbuhan dan dilingkungan sosial harus mampu bertingkah
perkembangan berbagai aspek-aspek yang laku sesuai dengan peraturan yang berlaku di
dimiliki oleh anak. tempat tersebut.
Anak tumbuh dan berkembang Menurut Hartinah (2008) menyatakan
mengikuti alur dan tahapannya masing- bahwa perkembangan sosial adalah proses
masing. Pertumbuhan dan perkembangan ini pencapaian suatu kemampuan oleh seseorang
akan menentukan kehidupan di masa yang untuk berperilaku sesuai dengan harapan
akan mendatang. Pada tahap perkembangan sosial yang berlaku. Nurihsan dan Mubira
ini anak memiliki tugas-tugas perkembangan (2011) mengartikan bahwa perkembangan
tertentu yang harus diketahui oleh seorang sosial merupakan proses belajar yang
pendidik PAUD. Sejak lahir hingga usia enam dilakukan orang untuk menyesuaikan diri
tahun anak memiliki banyak tugas-tugas terhadap norma-norma kelompok, moral dan
perkembangan. Semakin bertambah usia anak tradisional yang telah disepakati, melebur diri
tugas perkembangannya semakin sulit. Hal ini menjadi satu kesatuan dan saling
tidak berati perkembangan anak harus berkomunikasi, berinteraksi, dan
berhenti sampai disitu saja. Sejak usia anak bekerjasama.
baru lahir hingga usia enam tahun sudah ada Berdasarkan pemaparan di atas maka
pendidikan yang menopang pertumbuhan dan dapat ditarik pengertian bahwa
perkembangan anak yang disebut dengan perkembangan sosial adalah proses
pendidikan anak usia dini. kematangan hubungan sosial yang
Pendidikan anak usia dini merupakan disesuaikan dengan tututan sosial, norma-
pendidikan yang diselenggarakan untuk anak norma yang ada di lingkungan masyarakat
usia nol sampai enam tahun. Penyelengaraan dan mampu bekerja sama. Perkembangan
pendidikan ini didasarkan atas rentangan usia sosial berhubungan dengan perilaku yang
anak, usia 0-2 bulan pada tahap ini pendidikan ditampilkan anak. Ketika anak berhubungan
anak masih berada pada lingkungan keluarga, dengan orang lain banyak pengalaman dan
usia 2 bulan sampai 5 tahun anak dapat pelajaran yang didapatkanya. Anak telah
memasuki taman pengasuhan anak, usia 3-4 belajar cara berperilaku sesuai dengan norma-
tahun anak berada pada jalur kelompok norma yang berlaku di lingkungannya. Anak
bermain, dan usia 4-6 tahun anak memasuki juga mampu memerankan dirinya sebagai
jalur taman kanak-kanak (Mulyasa, 2014). individu yang merupakan bagian dari
Anak memiliki tingkatan pendidikan yang lingkungan tersebut sehingga mampu bergaul
berbeda-beda mulai dari pengasuhan di dan berbaur dengan mudah.
keluarga, beranjak ke taman penitipan anak, Anak adalah sesosok individu yang
kelompok bermain dan taman kanak-kanak. hidup dalam lingkungan masyarakat sehingga
Setiap rentangan usia anak memiliki jalur perlu untuk mempelajari dan menyesuaikan
pendidikan tersendiri. Pengelompokan ini diri terhadap harapan sosial yang ada. Anak
juga disesuaikan dengan tarap perkembangan yang memiliki keterampilan sosial yang baik
anak. Pendidikan anak usia dini akan mampu menyesuaikan diri dengan
diselenggarakan untuk memfasilitasi dan lingkungan sosialnya.
merangsang semua aspek pertumbuhan dan Perkembangan sosial berhubungan

91 I Wayan Redana
dengan keterampilan sosial. Anak perlu mencuci tangan. Beberapa diantaranya tidak
memiliki keterampilan sosial untuk bergaul, memiliki kesabaran untuk mengantri dan ada
membantu orang lain, bekerjasama, pula yang bermain air sehingga air berceceran
menghargai orang lain agar mampu di lantai. Setelah anak mencuci tangan dan
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. duduk di bangkunya masing-masing guru
Keterampilan sosial anak pertama kali mengintruksikan untuk berdoa sebelum
dipelajari dalam lingkungan keluarga. menyantap makanannya. Ada anak yang tidak
Keluarga adalah sebagai peletak dasar mau mendengarkan perkataan guru dirinya
pembentukan sikap dan penanaman nilai langsung makan, namun guru menegurnya
sosial anak. Penanaman nilai-nilai sosial beberapa kali dan anak itu mau berdoa.
sangat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua Anak-anak istirahat bermain di luar
yang dapat dilihat melalui hubungan anak kelas. Beberapa anak berlarian kesana-kemari
dengan orang tua, hubungan anak dengan tanpa mengenal lelah. Ketika melakukan
saudara, hubungan anak dengan teman sebaya permainan ada anak yang saling menarik
dan hubungan anak dengan lingkungan temannya sehingga temannya merasa
sekitar. kesakitan, selain itu ada juga yang saling
Taman kanak-kanak merupakan mendorong satu sama lain. Beberapa anak
tempat kedua bagi anak untuk mempelajari tidak mau berbaur dan bermain bersama
keterampilan sosial. Di sinilah proses sosial teman barunya. Anak bermain hanya dengan
anak dengan teman sebayanya terjadi secara teman-teman yang sudah biasa diajak
positif maupun negatif. Selain keluarga, bermain. Ada juga anak yang sama sekali
sekolah juga memberikan sumbangan yang tidak mau bermain dengan temannya, namun
besar bagi keterampilan sosial anak. Di terlihat asyik bermain sendiri. Anak ini juga
sekolah guru perlu menstimulasi sering diam jika diberikan rangsangan oleh
keterampilan sosial anak agar dapat guru baru berbicara.
berkembang secara optimal. Pada saat memasuki kelas setelah
Anak yang kurang mendapatkan istirahat ada anak yang tidak masuk ke
stimulasi terhadap keterampilan sosialnya kelasnya sendiri, dirinya masuk ke kelas yang
akan memiliki keterampilan sosial yang lain karena teman-teman yang dulu sering
kurang. Hal tersebut terjadi salah satunya di diajak bermain berada di kelas tersebut. Hal
TK Tunas Kartini 1 Culik. Observasi yang ini menunjukkan bahwa keterampilan anak
dilakukan di TK Tunas Kartini 1 Culik pada untuk bergaul masih rendah karena dirinya
tanggal 18 Agustus, ditemukan anak kurang belum bisa menjalin persahabatan dengan
sabar, kurang berbaur dengan teman, banyak teman barunya dan masih terikat dengan
bicara dan pendiam. Permasalahan tersebut sahabat lamanya.
memperlihatkan bahwa anak memiliki Menurut Susanto (2011) keterampilan
keterampilan sosial yang rendah dalam sosial adalah kecakapan dalam penyesuaian
dirinya. Anak belum mampu mengatur yang memungkinkan anak dapat bergaul
dirinya terlihat dari perbuatan yang dengan teman-temannya. Gunarsa (2007)
ditunjukkan seperti tidak sabar dalam mengartikan bahwa keterampilan sosial
melakukan berbagai kegiatan. Pada saat guru adalah kemampuan seseorang untuk
meminta anak untuk mengerjakan kegiatan menyesuakan diri melalui bergaul dengan
beberapa anak mengerjakan dengan buru- orang lain. Anak yang memiliki hubungan
buru sehingga hasilnya kurang maksimal, ada baik dengan orang lain mencirikan bahwa
juga sebagian anak yang mengganggu dirinya bisa menjalin pergaulan secara
temannya, terus memancing anak lain untuk menyenangkan. Adistyasari (2013)
berbicara kepadanya sehingga membuat menyatakan bahwa keterampilan sosial
keributan di dalam kelas. merupakan cara anak dalam berinteraksi
Ketika istirahat makan, guru dengan orang lain baik dilihat dari bentuk
mengintruksikan kepada anak didik untuk perilaku maupun dalam bentuk komunikasi

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI 92


PENERAPAN TEKNIK MODELING ANAK KELOMPOK A
DI TK TUNAS KARTINI 1 CULIK
untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan pengalaman yang didapatkan oleh anak.
sekitarnya. Anak dapat mempelajari berbagai hal dari
Berdasarkan pengertian di atas maka lingkungannya dan dapat dijadikan
dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial panutan dalam meningkatkan
adalah cara seseorang untuk dapat bergaul keterampilan sosialnya.
dengan lingkungannya dilakukan dengan 2. Adanya minat dan movitasi untuk bergaul.
menjalin komunikasi dan bentuk perilaku. Anak yang memiliki pengalaman yang
Keterampilan sosial yang dimiliki oleh menyenangkan dalam pergaulannya akan
seorang anak membantu dirinya untuk memiliki motivasi dan minat untuk
memudahkan dalam penyesuaian diri dengan bergaul lebih tinggi. Keadan seperti ini
lingkungan masyarakat dan mentaati norma- akan memberikan peluang yang lebih
norma yang berlaku di tempat tersebut. Anak dalam meningkatkan keterampilan sosial
yang memiliki keterampilan sosial yang baik anak. Minat dan motivasi anak yang tinggi
akan mampu menghargai orang lain, tidak dalam bergaul akan mendorong anak
bersifat individual, dan mudah berteman untuk memperluas daerah pergaulannya.
dengan orang lain. Semakin luas pergaulan anak semakin
Meggitt (2013) menguraikan banyak pengalaman-pengalaman yang
karakteristik keterampilan sosial di antaranya didapatkannya. Anak mendapatkan
yakni sebagai berikut. berbagai hal dari pengalaman yang
1. Mau berbagi. menjalin hubungan banyak tersebut. Pengalaman sosila yang
persahabatan dengan teman dapat diawali menyenangkan dari pergaulanya itu
dengan berbagi seperti berbagi maian. memacu anak untuk bergaul dengan orang
2. Sabar menunggu giliran. Kesabaran tersebut. Tetapi apabila pengalaman itu
dalam melakukan suatu kegiatan melatih memberikan kesan yang menyedihkan
anak untuk menaati aturan yang berlaku. dan buruk minat dan motivasi anak untuk
3. Bermain dengan teman. Awal untuk menjalin pergaulannya akan menurun.
menjalin kedekatan dengan seorang 3. Adanya metode belajar yang efektif
teman dapat dilakukan dengan ikut dengan bimbingan. Keterampilan sosial
bergabung dalam permainan yang akan meningkat apabila ada model yang
dilakukan oleh anak lain. bisa ditiru anak dalam berperilaku.
4. Dapat bekerjasama dalam permainan Pergaulan anak akan efektif apabila
beregu. Kerjasama adalah kegiatan yang diberikan bimbingan dan arahan secara
dilakukan oleh beberapa orang untuk langsung oleh seseorang sehingga dapat
memecahkan suatu masalah dilakukan dijadikan panutan dalam bergaul yang
secara bersama-sama. baik. Anak akan mempraktekkan
Menurut Hurlock (1978) faktor-faktor pergaulan yang telah didapatkan dari
yang mempengaruhi keterampilan sosial anak bimbingan dan arahan seseorang. Anak
yakni sebagai berikut. akan lebih cepat belajar apabila diajarkan
1. Adanya kesempatan untuk bergaul oleh seseorang yang memiliki
dengan orang lain dari berbagai usia dan keterampilan sosial yang baik.
latar belakang. Anak usia dini juga harus 4. Adanya kemampuan berkomunikasi yang
diberikan kesempatan untuk bergaul dimiliki anak. Komunikasi merupakan hal
dengan orang-orang yang memiliki usia yang paling penting dalam menjalin
berbeda dari dirinya. Anak tidak hanya sosialisasi. Anak yang mampunyai
perlu bergaul dengan teman sebayanya, kecakapan komunkasi yang baik lebih
namun dirinya juga harus mendapatkan mudal dalam pergaulan sosilanya.
kesempatan untuk berinteraksi dengan Menjalin pergaulan dengan orang
orang dewasa dan lingkungan yang menuntut anak untuk mampu berkata
berbeda. Semakin banyak orang yang yang mudah untuk dimengerti dan
diajak bergaul maka semakin banyak pula dipahami.

93 I Wayan Redana
Selain itu Susanto (2011) Seorang anak belajar untuk bertingkah laku
mengungkapakan bahwa faktor yang karena ada proses yang dilalui yaitu
mempengaruhi keterampilan sosial anak yaitu mengamati model. Pengamatan tersebut
faktor internal dan eksternal. Faktor internal memberikan pengaruh bagi anak untuk
adalah faktor yang sudah ada dalam diri anak memunculkan perilaku baru dimana model
seperti bawaan dan pengalaman yang telah bertindak sebagai stimulus pembentukan
diperolehnya. Faktor eksternal adalah faktor perilakunya.
yang berasal dari lingkungan anak seperti Berdasarkan pendapat di atas maka
keluarga dan teman sebaya yang ada di dapat disimpulkan bahwa teknik modeling
sekolah. adalah proses pembentukan perilaku anak
Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
keterampilan sosial anak yaitu faktor internal terdapat seorang model. Berdasarkan hasil
adalah faktor yang berasal dari dalam diri pengamatan tersebut kemudian anak
anak, seperti gen dan faktor yang berasal dari memproses di dalam otaknya terhadap
luar seperti keluarga, teman dan lingkungan. perilaku yang dilihat. Setelah melalui
Penangan yang dapat diberikan beberapa proses baru anak akan memuncul
kepada anak kelompok A di TK Tunas Kartini perilaku yang merupakan rasangan dari
1 Culik yakni melakukan modifikasi perilaku model.
dengan penerapan teknik modeling. Teknik Corey (dalam Gunarsa, 2004)
modeling adalah proses belajar melalui membagi modeling menjadi tiga jenis yakni
pengamatan dan perubahan yang terjadi sebagai berikut.
merupakan hasil meniru perilaku model. 1. Modeling nyata. Modeling nyata adalah
Bandura (dalam Gunarsa, 2006) menyatakan model yang dapat dilihat dan ditemukan
bahwa dalam situasi sosial seseorang lebih secara langsung dalam kehidupan anak.
cepat belajar untuk bertingkah laku dengan Misalnya orang tua atau orang dewasa
cara mengamati atau melihat perilaku orang lainnya, guru.
lain. Perubahan tingkah laku seseorang tidak 2. Modeling simbolik. Modeling simbolik
lain didapatkan melaui kegitan mengamati adalah model yang tidak dapat ditemui
dan meniru apa yang dilihat. secara langsung oleh anak. Modeling ini
Gunarsa (2004) mendefinisikan dapat berupa tokoh-tokoh yang dilihat
bahwa teknik modeling adalah proses belajar dalam acara TV, Video, cerita dan lain-
yang dilakukan oleh seseorang melalui lain.
pengamatan dari orang lain dan perubahan 3. Modeling ganda. Modeling ganda adalah
yang terjadi pada dirinya merupakan hasil modeling yang terjadi dalam suatu
peniruan model. Pembelajaran dengan teknik kelompok dimana perubahan perilaku
modeling yaitu memberi kesempatan kepada merupaka hasil peniruan perilaku anggota
seseorang untuk belajar bertingkah laku kelompok.
melalui kegiatan observasi terhadap perilaku Bandura (1971) menyatakan bahwa
model. Sikap yang ditunjukkan pengamat fase-fase modeling ada empat, diantaranya
adalah hasil dari peniruan perilaku model. sebagai berikut.
Komalasari, dkk., (2011) 1. Attention process. Pemilihan model harus
mendefinisikan bahwa teknik modeling benar-benar diperhatikan. Sebelum
merupakan kegiatan belajar yang dilakukan meminta anak untuk meniru, model yang
melalui observasi dengan menambahkan atau dijadikan panutan harus memiliki daya
mengurangi tingkah laku yang teramati, tarik. Orang memiliki keinginan untuk
menggeneralisir berbagi pengamatan meniru karena model mempunyai kualitas
sekaligus, dimana dalam pembelajaran ini yang hebat, berhasil, dan perilakunya
melibatkan proses kognitif. Seorang anak sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
belajar untuk bertingkah laku karena adanya 2. Retention process. Pada tahap ini anak
proses yang dilalui yakni pengamatan. diberikan kesempatan untuk merespon

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI 94


PENERAPAN TEKNIK MODELING ANAK KELOMPOK A
DI TK TUNAS KARTINI 1 CULIK
model di dalam memori anak. Anak diajak anak lebih mengingat perilaku yang
untuk membayangkan karakter dan diperlihatkan oleh model.
perilaku tokoh. Seperti apa tokoh yang 5. Meminta menirukan dengan segera dan
diperhatikan sebelumnya dan bagaimana berulang-ulang. Menampilkan model baik
tokoh tersebut. Bayangan-banyangan simbolik maupun nyata secara langsung
itulah yang tersimpan di dalam memori kehadapan anak akan lebih efektif apabila
anak. apabila pada saat itu juga anak
3. Motor reproduction process. Fase menampilkkan perilaku seperti model.
reproduksi adalah fase dimana anak Peniruan tingkah laku yang dilakukan
diminta untuk memperaktekkan secara secara berulang-ulang akan lebih diingat
langsung bayangan-bayang model yang oleh anak.
ada di dalam memorinya. Adanya 6. Melakukan secara bertahap. Mengubah
perubahan perilaku anak akan terlihat keterampilan sosial anak dengan cara
ketika anak menunjukkan perilakunya beratah ditujukan untuk memberikan
dalam kehidupan sehari-harinya. kemudahan kepada anak memahami
4. Motivational processes. Pada fase ini anak tingkah laku yang ditiru.
meniru perilaku model karena dirinya 7. Mengikuti pelaksanaan perilaku. Pada
akan mendapat hadiah. Hadiah tersebut saat memberikan anak stimulasi
dijadikan dorongan untuk mengulang pembentukan perilaku yang baru perlu
perlaku yang telah dilakukan. didukung juga diberikan dukungan dalam
Sejalan pendapat di atas Soekadji bentuk verbal maupun umpan balik.
(dalam Purwanta, 2005) mengungkapkan 8. Memamerkan konsekuensi positif. Anak
langkah-langkah prosedur teknik modeling yang mengamati orang lain mendapat
yakni sebagai berikut. pengukuhan positif ketika menunjukkan
1. Memusatkan Perhatian Subjek. Peniruan keterampilan sosial yang baik akan ada
perilaku terhadap tokoh yang ditetapkan dorongan dalam dirinya meniru perbuatan
sebagai model akan berhasil apabila anak tersebut.
mau memusatkan perhatianya secara 9. Memberian pengukuhan segera.
penuh terhadap tingkah laku tokoh. Anak Pemberian pengukuhan positif (pujian,
yang memiliki pemusat perhatian secara hadiah, tindakan sosial) adalah salah satu
penuh akan lebih mudah untuk cara untuk memperkuat perilaku anak
mencermati perilaku model. yang telah dibentuk.
2. Memilih media pameran. Media adalah Tujuan penelitian ini yaitu untuk
salah satu alat perantara yang dapat mengetahui peningkatan keterampilan sosial
digunakan untuk menarik perhatian setelah penerapan teknik modeling pada anak
subjek. Penggunaan media memiliki kelompok A semester I di TK Tunas Kartini 1
pengaruh yang besar untuk Culik tahun pelajaran 2017/2018. Secara
mempengaruhi subjek agar terfokus teoritis hasil penelitian ini diharapkan
dengan apa yang akan disampaikan. berguna bagi khususnya pada pengembangan
3. Pemilihan teladan. Pemilihan model harus Teknik Modeling dalam meningkatkan
mempertimbangkan kriteria dan prioritas keterampilan sosial anak. Selain itu teknik
model yang akan ditiru perilakunya. modeling ini dapat digunakan untuk
Penggunaan model untuk anak usia dini menunjang pembelajaran sesuai dengan
harus memperhatikan tahapan usia dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
karakteristik anak. Secara praktis penelitian ini
4. Memamerkan secara mengesankan atau diharapkan bermanfaat (1) bagi anak dengan
berulang-ulang. apabila anak tidak menampilkan model dirinya akan melakukan
menunjukan perubahan dalam pengamatan dan memahami melalui otaknya
perilakunya dapat menghadirkan media bagaimana perilaku model tersebut sehingga
secara berulang-ulang. Tujuannya agar anak mampu menampilkan sikap yang baru

95 I Wayan Redana
dari dirinya sendiri, (2) bagi guru hasil sosial pada anak kelompok A menggunakan
penelitian ini diharapkan dapat digunakan metode observasi. Pada penelitian ini, metode
sebagai salah satu acuan dalam memilih observasi digunakan untuk mengumpulkan
teknik pembelajaran yang inovatif untuk data tentang keterampilan sosial anak. Setiap
menciptakan suasana belajar yang menarik kegiatan yang diobservasikan dikategorikan
sehingga mampu menarik perhatian anak ke dalam kualitas yang sesuai yaitu anak
dengan demikian pesan apa yang ingin belum berkembang dengan tanda bintang satu
disampaikan akan dipahami oleh anak (3) (*), anak mulai berkembang dengan tanda
bagi kepala TK Penelitian ini diharapkan bintang dua (**), anak berkembang sesuai
dapat memberikan informasi untuk harapan dengan tanda bintang tiga (***), dan
melakukan tindakan yang tepat dalam anak berkembang sangat baik dengan tanda
pemilihan teknik pembelajaran untuk bintang empat (****). Data dalam penelitian
meningkatkan aspek perkembangan anak. ini dianalisis menggunakan teknik statistik
deskriptif. Teknik analisis statistik deskriftif
METODE PENELITIAN yaitu cara pengolahan data dengan
Penelitian dilakukan di TK Tunas menerapkan rumus-rumus statistik seperti
Kartini 1 Culik. Penelitian ini dilaksanakan distribusi frekuensi, grafik, modus, median,
pada semester I tahun pelajaran 2017/2018. mean. Adapun rumus yang digunakan yaitu
Subjek penelitian ini adalah anak kelompok A menghitung modus, median dan mean. Modus
TK Tunas Kartini 1 Culik pada tahun adalah nilai yang sering muncul, median
pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 14 orang adalah nilai tengan, dan mean adalah nilai
dengan 5 orang anak laki-laki dan 9 orang rata-rata.
anak perempuan. Objek yang ditangani dalam
penelitian ini adalah meningkatkan HASIL DAN PEMBAHASAN
keterampilan sosial dalam perilaku berbagi, Hasil
kerjasama, sabar menunggu giliran dan mau Berdasarkan pengamatan yang
bergabung bermain bersama teman pada anak dilakukan selama tindakan siklus I pada anak
kelompok A di TK Tunas Kartini 1 Culik kelompok A skor yang diperoleh
semester I tahun pelajaran 2017/2018. dikonversikan pada kriteria peningkatan
Penelitian ini dirancang dengan keterampilan sosial menunjukkan angka
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (0,61) yang berada pada kriteria sedang. Hal
(PTK). Penelitian ini disebut penelitian ini terjadi karena terdapat beberapa kendala
tindakan kelas karena penelitian ini dilakukan dan dijadikan refleksi untuk Ditingkatakan
untuk memecahkan masalah pembelajaran pada siklus II. Data keterampilan sosial yang
yang ditemukan. Penelitian ini juga termasuk diperoleh dari hasil observasi disajikan ke
penelitian deskriptif, sebab menggambarkan dalam grafik folygo yaitu sebagai berikut.
penerapan suatu pembelajaran untuk 4
Frekuensi

meningkatkan perilaku anak. Dipilihnya PTK


karena penelitian ini akan melakukan 2
perbaikan kualitas proses dan hasil 0
pembelajaran dengan melakukan refleksi dan 20222425272829
perbaikan pada siklus penelitian.
Penelitian tindakan kelas ini Skor
dilaksanakan dalam dua siklus. Akhir siklus
satu ditandai dengan refleksi begitun dengan M=25,14
siklus dua. Setiap siklus terdiri dari empat Mo=22
tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan Md=25
tindakan, observasi dan refleksi.
Penelitian yang dilakukan di TK Gambar 01 grafik keterampilan
Tunas Kartini 1 Culik mengenai keterampilan sosial siklus I

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI


Gamabar 4.1 gambar grafik 96
PENERAPAN TEKNIK MODELING ANAK KELOMPOK A keterampilan sosial pra-siklus
DI TK TUNAS KARTINI 1 CULIK
sosial berdasarkan hasil observasi yang
Berdasarkan perhitungan Mo, Md, M dilakukan selama peneran modeling
dan grafik polygon di atas terlihat Mo<Md<M disajikan dalam bentuk gafik foligon yaitu
(22<25<25,14), modus lebih kecil daripada sebagai berikut.
median, median lebih kecil daripada mean. 8

Frekuensi
Data tersebut menunjukkan bahwa penerapan 6
teknik modeling belum dapat meningkatkan 4
keterampilan sosial anak. 2
Kendala-kendala yang ditemukan
0
pada siklus I yaitu: Pertama anak kurang 25 27 28 29 30 31
fokus memperhatikan pada saat guru
menerapkan teknik modeling. Hal ini terlihat
Skor
dari ada dua anak tidak mau berbaur bermain
dengan temannya. Salah satu anak hanya M=28,71 Mo=30
duduk di depan kelas. Terkadang anak hanya
memegang alat permainan saja. Sedangkan Md=30
seorang anak hanya memegang alat
permaianan seperti ayunan dan mangkuk Gambar 02 grafik keterampilan sosial
putar. Pada aspek sabar menunggu giliran ada siklus II
enam orang anak menerobos barisaan pada
saat mencuci tangan. Selain itu anak tersebut Gamabar 4.1perhitungan
gambar grafik
juga kurang sabaran dalam mendengarkan Berdasarkan Mo, Md, M
keterampilan sosial pra-siklus
dan grafik folygon di atas terlihat M<Md≤Mo
guru menjelaskan pelajaran.
Kedua anak kurang aktif dalam (28,71<30≤30), mean lebih kecil dari median,
menjawab pertanyaan guru, anak sibuk median lebih kecil atau sama dengan modus.
dengan kegiatannya masing-masing, seperti Berdasarkan perhitungan nilai modus lebih
memainkan kaos kaki, mengobrol dengan besar dari mean dan median, menunjukkan
temannya, dan ketiga guru tidak sungguh- bahwa sebagian besar skor yang diperoleh
sungguh dalam menerapkan langkah-langkah anak kelompok A di TK Tunas Kartini 1 Culik
modelin secara utuh/tepat. tinggi. Data tersebut menunjukkan bahwa
Adapun solusi yang dapat dilakukan penerapan teknik modeling dapat
untuk mengatasi kendala-kendala tersebut meningkatkan keterampilan sosial anak
yaitu (1) Sebelum menerapakan teknik Setelah diterapkannya teknik
modeling terlebih dahulu guru menciptakan modeling gains skor keterampulan sosial
suasana kelas yang nyaman sehingga anak anak berada pada kriteria tinggi. Melalui
memfokuskan perhatiannya hanya ada di perbaikan penerapan teknik modeling pada
kelas. (2) Guru diminta menayangkan video siklus II telah tampak adanya peningkatan
secara bertahap. Apabila perilaku model keterampilan sosial yang diperlihatkan
tentang keterampilan sosial sudah terlihat di melalui peningkatan skor yang diperoleh
video, guru menghentikan sesaat dan bertanya anak yaitu sebesar 0,82 yang berada pada
kepada anak tentang perilaku yang kriteria tinggi. Adapun temuan-temuan yang
ditunjukkan oleh model. (3) Pada saat anak diperoleh selama tindakan pelaksanaan
memunculkan perilaku keterampilan sosial siklus II yaitu anak mampu fokus
guru memberikan motivasi dan penghargaan memperhatikan video yang ditayangkan dan
kepada anak seperti pujian, meminta anak lain anak mampu menceritakan perilaku model,
untuk memberikan tepuk tangan, anak menunjukkan perilaku yang
mengancungkan kedua jempol kepada anak. mencermikan keterampilan sosial.
Berdasarkan hasil pengamatan
selama tindakan pada siklus II keterampilan Pembahasan
sosial anak kelompok A. Data keterampilan Penelitian tindakan kelas ini

97 I Wayan Redana
dilaksanakan pada anak kelompok A di TK sosial anak maka diadakan perbaikan
Tunas Kartini 1 Culik pada Semester I tahun tindakan pada siklus II. Salah satu penangan
pelajaran 2017/2018. Setelah diberikan yang dapat digunakan untuk memfokuskan
tindakan pada siklus I dan siklus II anak pada saat menonton video. Perubahan
keterampilan sosial anak meningkat. posisi tempat duduk memiliki pengaruh
Keterampilan sosial yang diteliti meliputi terhadap peningkatan keterampilan sosial
berbagi, bekerjasama, sabar menunggu anak. Anak yang awalnya tidak mau fokus
giliran dan bergabung bermain dengan menonton video setelah dirubah posisi
teman. tempat duduknya anak tersebut mau
Berdasarkan analisis data gains skor memfokuskan perhatiannya pada video.
keterampilan sosial anak pada siklus I Selain itu, untuk menstimulasi daya
mencapai 0,61 yang berada pada kriteria ingat anak terhadap perilaku model yang
sedang. Penerapan modeling perlu dilihat pada saat menayangkan video ketika
dilanjutkan ke siklus II karena gains skor model mencerminkan perilaku keterampilan
keterampilan sosial anak belum mencapai sosial, guru menghentikan sesaat memutar
kriteria ketuntasan yaitu kriteria tingggi atau video. Tersimpannya suatu ingatan tentang
minimal 0,7. Gains skor keterampilan sosial keterampilan sosial di dalam otak
anak pada siklus II sebesar 0,82 yang berada mempermudah anak untuk menampilkan
pada kriteria tinggi, maka tidak dilanjutkan tingkah laku tersebut. Hal ini terlihat dari
kesiklus berikutnya. anak-anak kelompok B telah mamapu meniru
Peningkatan keterampilan sosial yang perilaku yang ditampilkan oleh model.
terjadi merupakan hasil peniruan terhadap Perubahan perilaku yang ditampilkan
perilaku model. Penerapan modeling dengan anak salah satunya di motivasi oleh guru.
berbantuan media video mampu Guru memberikan penghargaan terhadap
meningkatkan keterampilan sosial anak. anak yang mau meniru perilaku model.
Keterampilan sosial anak meningkat secara Penghargaan yang diberikan berupa pujian,
bertahap mulai dari anak yang tidak mau sentuhan dan gerakan (mengancungkan
sabar menunggu giliran, tidak mau berbagi, kedua jempolnya).
tidak mau bergabung bermain bersama teman Pada pelaksanaan siklus II terjadi
dan tidak mau bekerjasama berubah menjadi peningkatan keterampilan sosial anak. Anak
mau berbagi, sabar menunggu giliran, mau mampu fokus untuk memperhatikan
bermain dengan teman dan bekerjasama. tayangan video tentang perilaku keterampilan
Peningkatan yang terjadi pada anak sosial. Anak juga telah mengingat perilaku
membuktikan bahwa teknik modeling efektif model hal ini terlihat dari anak mampu
digunakan untuk meningkatkan keterampilan menceritakan tingkah laku model yang ada
sosial. Hal ini terlihat dari perubahan perilaku dalam video. Selain itu anak juga meniru
anak yang ditampilkan dalam kesehariannya. tingkah laku model. Hal ini terlihat dari
Penelitian tindakan yang dilakukan perilaku-perilaku yang di perlihatkan di
pada siklus I ada beberapa permasalahan lapangan seperti mau bekerjasama, berbagi,
yang menyebabkan tingkat ketercapaian bergabung bermain bersama teman, dan sabar
keterampilan sosial anak belum meningkat menunggu giliran.
secara optimal. Permasalah tersebut Perilaku anak yang belum mampu
diantaranya yakni anak kurang fokus saat mengimitasi tingkah laku model pada aspek
menonton video, anak tidak mampu sabar menunggu giliran saat pelaksanaan
menyebutkan perilaku model dan kurangnya siklus I namun setelah diberikan tindakan
ada motivasi oleh guru terhadap anak yang perbaikan pada siklus II menunjukkan bahwa
menampilkan perilaku berbagi, kerjasama, anak mampu meniru perilaku model. Enam
sabar menunggu giliran dan mau bergabung orang anak yang belum mampu sabar
bermain bersama teman. menunggu giliran setelah diberikan
Untuk meningkatkan keterampilan perbaikan tindakan pada siklus II anak mau

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI 98


PENERAPAN TEKNIK MODELING ANAK KELOMPOK A
DI TK TUNAS KARTINI 1 CULIK
sabar menunggu giliran. Anak mau menggunkan indra pandangannya,
mendengarkan ketika guru menjelaskan mendengarkan percakapan model dengan
materi maupun mengulas perilaku-perilaku indra pendengarannya. Melaui melihat dan
model yang ditayangkan dalam video dan mendengar anak mampu mengingat dan
mengantri pada saat mencuci tangan. Selain menyimpan segala bentuk perilaku dan
itu pada aspek bergabung bermain bersama percakapan model sehingga anak mampu
teman ada dua anak tidak mau bergabung meniru perilaku model.
bermain bersama teman setelah penerapan
modeling pada siklus II anak mau bergabung PENUTUP
bermain bersama teman. Kedua anak terlihat Berdasarkan analisis data dan
antusias ikut bermain dan tidak memilih pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
teman yang diajak bermain. penerapan teknik modeling dapat
Meningkatnya keterampilan sosial meningkatkan keterampilan sosial pada anak
anak dikarenakan anak telah melakukan kelompok A di TK Tunas Kartini 1 Culik
proses pembelajaran dengan cara meniru apa semester I tahun pelajaran 2017/2018.
yang ada dilingkungannya, seperti perilaku Penerapan modeling siklus I gains skor
model dalam video. Berdasarkan keterampila sosial anak sebesar 0,61 yang
pengamatan, anak kelompok A menunjukkan berada pada kategori sedang, sedangkan Pada
perubahan perilaku setelan mengamati siklus II gains skor keterampilan sosial anak
perilaku model. Sebelumnya anak tidak sebesar 0,82 yang berada pada kategori tinggi.
mampu sabar menunggu giliran, berbagi, Hal ini membuktikan bahwa meningkatnya
bekerjasama dan bermain bersama teman keterampilan sosial anak setelah penerapan
setelah melihat, mengamati perilaku model teknik modeling.
anak mau sabar menunggu giliran, berbagi, Berdasarkan hasil dan pembahasan
kerjasama, dan bergabung bermain bersama dalam penelitian ini, dapat dikemukakan
teman. Perubahan perilaku yang ditampilkan beberapa saran yaitu : Kepada guru,
oleh anak merukan hasil peniruan terhadap sebaiknya lebih aktif memberikan stimulasi
perilaku model yang diamati. kepada anak yang memiliki keterampilan
Selain itu keterampilan sosial anak sosial rendah berupa reward agar
meningkat dipengaruhi oleh lingkungan. keterampilan sosial anak meningkat sehingga
Lingkungan memberikan sumbangan yang anak dapat mengembangkan tingkah lakunya
banyak terhadap pembentukan perilaku anak. dalam kehidupan sosialnya. Kepada kepala
Di sekolah guru memberikan penghargaan, TK, dapat menganjurkan kepada semua guru
kepada anak yang mampu menampilkan untuk mempertahankan perilaku baru yang
keterampilan sosial. Hal tersebut membuat terbentuk dalam diri anak dengan
anak untuk mempertahankan perilaku yang memberikan reward. Kepada peneliti lain,
telah terbentuk dalam dirinya. Model dalam dapat meneliti lebih lanjut tentang
video memberikan pengaruh kuat terhadap penggunaan video untuk meningkatkan
anak. Anak yang telah mengamati model perilaku sosial anak dan meneliti penggunaan
menunjukkan perubahan perilaku baik verbal reward untuk meningkatkan keterampilan
maupun visual. sosial anak.
Penerapan teknik modeling
menggunakan media video mampu DAFTAR RUJUKAN
meningkatkan keterampilan sosial anak. Adistyasari, R. 2013. Meningkatkan
Video termasuk media audio visual dimana Keterampilan dan Kerja Sama Anak
model ditayangkan dalam bentuk gambar dan dalam Bermain Angin Puyuh. Skripsi.
suara diikuti dengan gerakan. Penggunaan Tersedia pada
modeling berupa video sangat efektif https://www.google.com/url?sa=t&rct
digunakan untuk menstimulasi keterampilan =j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&
sosial anak. Anak melihat perilaku model cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjHs

99 I Wayan Redana
_qbw63MAhWXjo4KHf8QCYYQFg Mulia.
gcMAA&url=http%3A%2F%2Flib.u Hartinah, S. 2008. Pengembangan Peserta
nnes.ac.id%2F18768%2F1%2F16019 Didik. Bandung: Refika Aditama.
10003.pdf&usg=AFQjCNFuMW- Hurlock, E. 1978 Perkembangan anak. Edisi
ySWufzog9jpaZkoxIAH3JIQ&bvm= ke enam jilid 1. Erlangga.
bv.120551593,d.c2E. html (diakses Komalasari, G., dkk. 2011. Teori dan Teknik
tanggal 18 April 2016). Konseling. Jakarta: Indeks.
Agung, A. A. G. 2014. Buku Ajar metodologi Meggitt, C. 2013. Memahami Perkembangan
penelitian Pendidika. Malang: Aditya Anak. Jakarta: Indeks.
Media. Mulyasa. 2014. Manajemen Paud. Bandung:
Bandura, A. 1971. Social Learning Theory. Remaja Rosdakarya.
New York: General Learning Press. Purwanta, E. 2005. Modifikasi Perilaku
Gunarsa, S. D. 2004. Konseling dan Alternatif Penanganan Anak Luar
Psikoterapi. Jakarta: BPK Gunung Biasa. Jakarta: Departemen Pendidikan
Mulia. Nasional Direktorat jenderal Pendidikan
Gunarsa, S. D. 2006. Dasar dan Teori Tinggi Direktorat Pembinaan
Perkembangan Anak. Jakarta. BPK Pendidikan Tenaga Kependidikan dan
Gunung Mulia. Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Gunarsa, S. D. 2007. Konseling dan Susanto, A. 2012. Perkembangan Anak Usia
Psikoterapi. Jakarta: BPK Gunung Dini. Jakarta: Prenanda Media.

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI 100


PENERAPAN TEKNIK MODELING ANAK KELOMPOK A
DI TK TUNAS KARTINI 1 CULIK

Anda mungkin juga menyukai