BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJILTAHUN PELAJARAN 2020 / 2021
I Waktu 1 x 45 Menit
J Sumber http://nastaui.blogspot.com/2013/01/solidaritas-terhadap-
sesama.html (terakhir diakses 20/10/20)
http://definisidanpengertian.blogspot.com/2011/02/pengertian-
solidaritas.html (terakhir diakses 20/10/20)
http://sppt-tel.blogspot.com/2012/09/pentingnya-solidaritas.html
(terakhir diakses 20/10/20)
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru BK
MATERI LAYANAN
Pengertian Solidaritas
Secara etimologi arti solidaritas adalah kesetiakawanan atau kekompakkan. Dalam bahasa
Arab berarti tadhamun (ketetapan dalam hubungan) atau takaful (saling
menyempurnakan/melindungi). Pendapat lain mengemukakan bahwa Solidaritas adalah
kombinasi atau persetujuan dari seluruh elemen atau individu sebagai sebuah kelompok. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa solidaritas diambil dari kata Solider
yang berarti mempunyai atau memperliatkan perasaan bersatu.
Solidaritas adalah membangun rasa kebersamaan, rasa kesatuan kepentingan , rasa simpati,
sebagai salah satu anggota dari kelas sama atau bisa diartikan perasaan atau ungkapan dalam
sebuah kelompok yang dibentuk oleh kepentingan bersama.
Wikipedia memberikan pengertian Solidaritas, bahwa Solidaritas adalah integrasi, tingkat
dan jenis integrasi, ditunjukkan oleh masyarakat atau kelompok dengan orang dan tetangga
mereka. Hal ini mengacu pada hubungan dalam masyarakat dan hubungan sosial bahwa orang-
orang mengikat satu sama lain. Istilah ini umumnya digunakan dalam sosiologi dan ilmu-ilmu
sosial lainnya.
Solidaritas adalah kesepakatan bersama dan dukungan: kepentingan dan tanggung jawab
antar individu dalam kelompok, terutama karena diwujudkan dalam dukungan suara bulat dan
tindakan kolektif untuk sesuatu hal.
Apa yang membentuk dasar dari solidaritas bervariasi antara masyarakat. Dalam
masyarakat sederhana mungkin terutama berbasis di sekitar nilai-nilai kekerabatan dan berbagi.
Dalam masyarakat yang lebih kompleks terdapat berbagai teori mengenai apa yang memberikan
kontribusi rasa solidaritas sosial.
Dengan demikian, bila dikaitkan dengan kelompok sosial dapat disimpulkan bahwa
Solidaritas adalah: rasa kebersamaan dalam suatu kelompok tertentu yang menyangkut tentang
kesetiakawanan dalam mencapai tujuan dan keinginan yang sama.
Wacana solidaritas bersifat kemanusiaan dan mengandung nilai adiluhung (mulia/tinggi),
tidaklah aneh kalau solidaritas ini merupakan keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Memang mudah mengucapkan kata solidaritas tetapi kenyataannya dalam kehidupan manusia
sangat jauh sekali. Dalam ajaran islam solidaritas sangat ditekankan karena Solidaritas salah satu
bagian dari nilai Islam yang mengandung nilai kemanusiaan (humanistic). Solidaritas dalam
Kelompok Sosial dikemukakan oleh tokoh yang bernama Durkheim.
Pembagian Solidaritas
Dalam Kelompok sosial dapat diklasifikasikan dengan pandangan-pandangan tertentu,
salah satunya kelompok sosial diklasifikasikan menurut rasa solidaritas antar anggotanya.
Sehingga secara umum solidaritas dapat dibagi menjadi dua, yaitu
a. Solidaritas Mekanik
Solidaritas Mekanik adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat yang masih
sederhana dan diikat oleh kesadaran kolektif serta belum mengenal adanya pembagian kerja
diantara para anggota kelompok. (Masyarakat Pedesaan).
Ciri-ciri dari solidaritas mekanik yakni merujuk kepada ikatan sosial yang dibangun atas
kesamaan, kepercayaan dan adat bersama. Disebut mekanik, karena orang yang hidup dalam unit
keluarga suku atau kota relatif dapat berdiri sendiri dan juga memenuhi semua kebutuhan hidup
tanpa tergantung pada kelompok lain.
b. Solidaritas Organik
Solidaritas Organik adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah kompleks dan
telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh saling ketergantungan
antar anggota. (Masyarakat Perkotaan).
Ciri-ciri dari solidaritas organik yakni menguraikan tatanan sosial berdasarkan perbedaan
individual diantara rakyat. Merupakan ciri dari masyarakat modern, khususnya kota . Bersandar
pada pembagian kerja (division of labor) yang rumit dan didalamnya orang terspesialisasi dalam
pekerjaan yang berbeda-beda.
Seperti dalam organ tubuh, orang lebih banyak saling bergantung untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Dalam Division of labor yang rumit ini, Durkheim melihat adanya kebebasan
yang lebih besar untuk semua masyarakat: kemampuan untuk melakukan lebih banyak pilihan
dalam kehidupan mereka
Meskipun Durkheim mengakui bahwa kota-kota dapat menciptakan impersonality (sifat
tidak mengenal orang lain), alienasi, disagreement dan konflik, ia mengatakan bahwa solidaritas
organik lebih baik dari pada solidaritas mekanik
Beban yang kami berikan dalam masyarakat modern lebih ringan daripada masyarakat
pedesaan dan memberikan lebih banyak ruang kepada kita untuk bergerak bebas.
b. Solidaritas Organik
Saling Keterkaitan dan mempengaruhi dalam keefisienan kerja
Dilangsungkan oleh Masyarakat yang kompleks
Ciri dari Masyarakat Modern (Perkotaan)
Kerja terorganisir dengan baik
Beban ringan
Banyak saling bergantungan dengan yang lain
Pokok-Pokok dalam Solidaritas
a. Terjaganya rasa persaudaraan dan pertemanan terhadap sesama
b. Timbulnya rasa kepedulian terhadap teman dan keluarga
c. Lebih peka terhadap lingkungan sekitar
d. Terjalinnya kekompakan terhadap teman
1. Media
Kisah pertemanan beda agama ini diangkat dari pengalaman nyata saya dimana saya merasakan
begitu indahnya makna solidaritas dengan teman-teman yang berbeda keyakinan denganku.
Menurut saya pribadi, pertemanan sejati adalah pertemanan yang tak memandang adanya
perbedaan. Perbedaan suku, ras, umur, bahkan agama bukanlah halanganku dalam membina
suatu hubungan dengan sesama.
Indahnya pertemanan yang didasari atas rasa solidaritas akan saya awali saat masa di Sekolah
Menengah Pertama dulu. Teman-teman sekelasku terdiri dari siswa-siswi yang memiliki latar
belakang yang berbeda baik itu asal daerah dan agama.Perbedaan ini tak lantas
menimbulkan jurang pemisah dalam berkomunikasi tetapi justru menjadi warna tersendiri dalam
menjalin pertemanan
Sikap toleransi antarumat beragamapun tak lepas dari kami. Jika hari raya Idul Fitri tiba, kami
yang beragama Kristen menyambangi rumah teman yang beragama Muslim. Begitu pula saat
Natal tiba, kawan-kawan yang beragama Muslim datang ke rumah sembari mengucapkan ucapan
selamat.
Pernah suatu ketika salah seorang teman yang beragama Muslim dilanda musibah dimana salah
seorang kerabatnya meninggal dunia, kami sekelas datang menyambangi rumahnya. Kami
menganggap bahwa jika seorang kawan berduka, maka itu merupakan duka kami sekelas.
Menginjak bangku SMA, rasa solidaritas pertemanan semakin menguat. Saat itu saya mendapat
teman duduk yang beragama Muslim. Siti, nama panggilannya. Dia adalah sosok teman yang
baik, periang dan suka membanyol. Belum lagi teman-temanku yang lain seperti Salmawati,
Samuel, Sumardi, Vilya. Kami berenam pun menjadi sekelompok sahabat. Perbedaan agama
diantara kami tak menghalangi untuk membina rasa persaudaraan. Adapun bentuk toleransi yang
tercipta diantara kami seperti saat mengerjakan tugas sekolah dimana kami berhenti sejenak
untuk memberikan kesempatan kepada Salmawati dan Ance untuk menjalankan ibadah
sholatnya. Begitu pula saat hari Minggu tiba, Salmawati dan Ance memberikan kesempatan
kepada kami untuk beribadah ke gereja sebelum melakukan tugas sekolah
Setelah menamatkan pendidikan di bangku SMA, kami pun berpisah sebab kami masing-masing
sudah menentukan kemana melanjutkan cita-citanya. Ada yang memilih merantau dan ada pula
yang masih menetap di Tana Toraja. Saat itu saya memutuskan merantau dari Toraja menuju
Makassar untuk menimba ilmu pengetahuan di salah satu perguruan tinggi negeri di kota
Daeng.Perpisahan ini bukan berarti hubungan pertemanan kami kandas. Kami masih sering
kontak-kontakan satu sama lain baik itu melalui telepon, sms ataupun saling menyapa
menggunakan jejaring sosial.
a. LKS
1) Bentuk solidaritas apa yang kalian lakukan?
2) Apakah solidaritas yang kalian lakukan sudah baik?
3) Bagaimana cara kalian untuk menjaga kesolidaritasan yang kalian miliki?
4) Pesan apa yang kalian dapat dari cerita tersebut?
b. Lembar evaluasi