Anda di halaman 1dari 12

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJILTAHUN PELAJARAN 2020 / 2021

A Komponen Layanan Layanan Dasar


B Bidang Layanan Social
C Topik Layanan Solidaritas
D Fungsi Layanan Pemahaman dan Pengembangan
E Tujuan Umum Siswa memiliki sikap solidaritas dan menyadari pentingnya arti
solidaritas
F Tujuan Khusus 1) Siswa dapat menyusun kembali solidaritas dalam kehidupan
sehari-hari.
2) Agar siswa bisa menunjukkan solidaritas yang baik dan
benar.
3) Siswa dapat mempertahankan sikap solidaritas yang sudah
terjalin dengan baik.
G Sasaran Kelas VII
H Materi Layanan a. Pengertian Solidaritas dan Pembagian solidaritas
Perbedaan solidaritas mekanik dan solidaritas organik
b. Pentingnya Membangun Rasa Solidaritas
c. Manfaat dan pentingnya solidaritas dalam kehidupan
manusia
d. Pokok-pokok solidaritas
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa solidaritas

I Waktu 1 x 45 Menit
J Sumber http://nastaui.blogspot.com/2013/01/solidaritas-terhadap-
sesama.html (terakhir diakses 20/10/20)

http://definisidanpengertian.blogspot.com/2011/02/pengertian-
solidaritas.html (terakhir diakses 20/10/20)

http://sppt-tel.blogspot.com/2012/09/pentingnya-solidaritas.html
(terakhir diakses 20/10/20)

K Metode/Teknik Discovery Learning


L Media/alat Laptop,LCD, Cerita
M Pelaksanaan
1.    Tahap awal /pendahuluan
a.    Pernyataan tujuan 1. Membuka kegiatan bimbingan klasikal
denganmembangun rapport dengan peserta didik.
2. Guru BK memimpin doa atau meminta peserta didik untuk
memimpin doa.
3. Guru BK memberikan ice breaking Truth or Dare
4. Guru BK menjelaskan maksud dan tujuan dari topik yang
akan dibahas mengenai solidaritas
b.  Penjelasan langkah kegiatan Guru BK menjelaskan langkah - langkah kegiatan, tugas dan
tanggung jawab peserta didik
2.    Mengarahkan kegiatan Guru BK memberikan penjelasan secara umum tentang
(konsolidasi) solidaritas
3.    Tahap peralihan (transisi) Guru BK menanyakan kesiapan peserta didik untuk membahas
materi tentang solidaritas
4.    Tahap inti
a.    Kegiatan peserta didik  Peserta didik mengemukakan pendapat mengenai
Solidaritas.
 Mendengarkan penjelasan dari guru BK
 Bertanya mengenai apa yang belum di pahami dari materi
yang diberikan.
 Menjawab pertanyaan dari guru BK
 Melaksanakan tugas dari guru BK yang diberikan selama
kegiatan layanan
b.    Kegiatan guru BK  Guru BK mengajak siswa mengemukakan pendapat
mengenai Solidaritas
 Guru BK menyampaikan materi tentang solidaritas
 Guru BK menyiapkan sebuah cerita tentang solidaritas
 Guru BK meminta salah satu siswa untuk membacakan
kalimat-kalimat dalam slide ppt.
 Guru BK mengamati dan mendampingi peserta didik
selama proses berlangsung
 Melakukan tanya jawab
5.    Tahap penutup  Guru BK memberi kesempatan pada peserta didik untuk
menyimpulkan materi yang telah disampaikan
 Guru BK mengkonfirmasi kesimpulan yang telah
disampaikan peserta didik
 Mengevaluasi kegiatan layanan dengan menanyakan langsung
pada peserta didik  tentang: pemahaman yang sudah
diperoleh, perasaan yang dialami selama kegiatan
berlangsung dan rencana tindakan yang akan dilakukan
 Membahas dan menyepakati jenis tindak lanjut jika
diperlukan (seperti bimbingan kelompok,  konseling
kelompok atau konseling individu)
 Menutup kegiatan layanan dengan berdoa
 Mengucapkan salam perpisahan
N Evaluasi
1.    Evaluasi proses Guru BK melakukan evaluasi dengan memperhatikan proses
yang terjadi:
a.    Mengadakan refleksi
b.    Sikap peserta didik dalam mengikuti kegiatan :
(contoh :semangat/ kurang semangat/ tidak semangat)
c.    Cara peserta didik menyampaikan pendapat atau bertanya :
sesuai dengan topik/ kurang sesuai dengan topik/ tidak sesuai
dengan topik.
d.   Cara peserta didik memberikan penjelasan terhadap pertanyaan
guru bk: mudah dipahami/ tidak mudah/ sulit dipahami
2.    Evluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain:
a.    Merasakan suasana pertemuan: menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan
b.    Topik yang dibahas: sangat penting/ kurang penting/tidak
penting
c.    Kegiatan yang diikuti: menarik/ kurang menarik/ tidak menarik
untuk diikuti
O Tindak lanjut a.      Memberikan layanan lanjutan berupa layanan dasar yaitu
bimbingan kelompok jika ada siswa yang kurang memahami
topik pembahasan dengan memberikan topik yang sama maupun
topik yang berhubungan dengan topik awal.
b.      Memberikan layanan lanjutan kepada siswa yang memperoleh
perhatian khusus dengan.

Jakarta, 20 Oktober 2020

Mengetahui,
Kepala Sekolah                                                                                            Guru BK

Penjelasan Ice breaking Truth Or Dare


1. Guru akan memperkenalkan sebuah permainan Truth or Dare kepada siswa
2. Guru mempersiapkan alat spin yang sudah berisi absen siswa dari 1 sampai 27
3. Guru memutar spinner tersebut lalu terpilihlah salah satu absen, misalkan angka 21, maka
siswa yang absen 21 tersebut memilih pilihan truth or dare.
4. Jika siswa tersebut memilih truth, maka dia harus jujur memberikan setiap jawaban yang
di ajukan oleh teman – teman
5. Jika siswa tersebut memilih dare, maka ia harus diberikan tantangan dari teman-
temannya.

MATERI LAYANAN
Pengertian Solidaritas
Secara etimologi arti solidaritas adalah kesetiakawanan atau kekompakkan. Dalam bahasa
Arab berarti tadhamun (ketetapan dalam hubungan) atau takaful (saling
menyempurnakan/melindungi). Pendapat lain mengemukakan bahwa Solidaritas adalah
kombinasi atau persetujuan dari seluruh elemen atau individu sebagai sebuah kelompok. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa solidaritas diambil dari kata Solider
yang berarti mempunyai atau memperliatkan perasaan bersatu.
Solidaritas adalah membangun rasa kebersamaan, rasa kesatuan kepentingan , rasa simpati,
sebagai salah satu anggota dari kelas sama atau bisa diartikan perasaan atau ungkapan dalam
sebuah  kelompok yang dibentuk oleh kepentingan bersama.
Wikipedia memberikan pengertian Solidaritas, bahwa Solidaritas adalah integrasi, tingkat
dan jenis integrasi, ditunjukkan oleh masyarakat atau kelompok dengan orang dan tetangga
mereka. Hal ini mengacu pada hubungan dalam masyarakat dan hubungan sosial bahwa orang-
orang mengikat satu sama lain. Istilah ini umumnya digunakan dalam sosiologi dan ilmu-ilmu
sosial lainnya.
Solidaritas adalah kesepakatan bersama dan dukungan: kepentingan dan tanggung jawab
antar individu dalam kelompok, terutama karena diwujudkan dalam dukungan suara bulat dan
tindakan kolektif untuk sesuatu hal.
Apa yang membentuk dasar dari solidaritas bervariasi antara masyarakat. Dalam
masyarakat sederhana mungkin terutama berbasis di sekitar nilai-nilai kekerabatan dan berbagi.
Dalam masyarakat yang lebih kompleks terdapat berbagai teori mengenai apa yang memberikan
kontribusi rasa solidaritas sosial.
Dengan demikian, bila dikaitkan dengan kelompok sosial dapat disimpulkan bahwa
Solidaritas adalah: rasa kebersamaan dalam suatu kelompok tertentu yang menyangkut tentang
kesetiakawanan dalam mencapai tujuan dan keinginan yang sama.
Wacana solidaritas bersifat kemanusiaan dan mengandung nilai adiluhung (mulia/tinggi),
tidaklah aneh kalau solidaritas ini merupakan keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Memang mudah mengucapkan kata solidaritas tetapi kenyataannya dalam kehidupan manusia
sangat jauh sekali. Dalam ajaran islam solidaritas sangat ditekankan karena Solidaritas salah satu
bagian dari nilai Islam yang mengandung nilai kemanusiaan (humanistic). Solidaritas dalam
Kelompok Sosial dikemukakan oleh tokoh yang bernama Durkheim.

Pembagian Solidaritas
Dalam Kelompok sosial dapat diklasifikasikan dengan pandangan-pandangan tertentu,
salah satunya kelompok sosial diklasifikasikan menurut rasa solidaritas antar anggotanya.
Sehingga secara umum solidaritas dapat dibagi menjadi dua, yaitu
a.    Solidaritas Mekanik
Solidaritas Mekanik adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat yang masih
sederhana dan diikat oleh kesadaran kolektif serta belum mengenal adanya pembagian kerja
diantara para anggota kelompok. (Masyarakat Pedesaan).
Ciri-ciri dari solidaritas mekanik yakni merujuk kepada ikatan sosial yang dibangun atas
kesamaan, kepercayaan dan adat bersama. Disebut mekanik, karena orang yang hidup dalam unit
keluarga suku atau kota relatif dapat berdiri sendiri dan juga memenuhi semua kebutuhan hidup
tanpa tergantung pada kelompok lain.
b.    Solidaritas Organik
Solidaritas Organik adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah kompleks dan
telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh saling ketergantungan
antar anggota. (Masyarakat Perkotaan).
Ciri-ciri dari solidaritas organik yakni menguraikan tatanan sosial berdasarkan perbedaan
individual diantara rakyat.  Merupakan ciri dari masyarakat modern, khususnya kota . Bersandar
pada pembagian kerja (division of labor) yang rumit dan didalamnya orang terspesialisasi dalam
pekerjaan yang berbeda-beda.
Seperti dalam organ tubuh, orang lebih banyak saling bergantung untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Dalam Division of labor yang rumit ini, Durkheim melihat adanya kebebasan
yang lebih besar untuk semua masyarakat: kemampuan untuk melakukan lebih banyak pilihan
dalam kehidupan mereka
Meskipun Durkheim mengakui bahwa kota-kota dapat menciptakan impersonality (sifat
tidak mengenal orang lain), alienasi, disagreement dan konflik, ia mengatakan bahwa solidaritas
organik lebih baik dari pada solidaritas mekanik
Beban yang kami berikan dalam masyarakat modern lebih ringan daripada masyarakat
pedesaan dan memberikan lebih banyak ruang kepada kita untuk bergerak bebas.

Perbedaan Solidaritas Mekanik dan Solidaritas Organik


a.    Solidaritas Mekanik
      Relatif berdiri sendiri (tidak bergantung pada orang lain) dalam keefisienan kerja
Terjadi di Masyarakat Sederhana
      Ciri dari Masyarakat Tradisional (Pedesaan)
      Kerja tidak terorganisir
      Beban lebih berat
      Tidak bergantung dengan orang lain

b.    Solidaritas Organik
      Saling Keterkaitan dan mempengaruhi dalam keefisienan kerja
      Dilangsungkan oleh Masyarakat yang kompleks
      Ciri dari Masyarakat Modern (Perkotaan)
      Kerja terorganisir dengan baik
      Beban ringan
      Banyak saling bergantungan dengan yang lain

Pentingnya Membangun Rasa Solidaritas


Manusia adalah makhluk sosisal, yang berarti dia tidak dapat hidup sendiri dan
membutuhkan bantuan dari orang lain. Manusia didunia ini tidak ada yang hidup dalam
kesendirian, dia akan hidup dalam kelompok-kelompok kecil maupun besar dalam masyarakat
atau lingkungannya.
Rasa solidaritas akan muncul dengan sendirinya ketika manusia satu dengan yang lainnya
memiliki kesamaan dalam beberapa hal. Maka dari itu, rasa solidaritas sangat penting untuk
dibangun oleh individu dengan individu lainnya atau kelompok tertentu dengan kelompok lain.
Karena dengan adanya solidaritas, kita dapat bersatu dalam hal mewujudkan sesuatu secara
bersama-sama.

Manfaat dari adanya Solidaritas


Manfaat yang dapat kita ambil dari adanya rasa solidaritas adalah rasa saling tolong
menolong antar sesama dan adanya rasa peduli terhadap teman, biasanya yang sering terjadi di
dalam lingkungan kita adalah adanya rasa solidaritas atau rasa kepedulian terhadap teman,
biasanya sering terjadi pertengkaran antar teman sebaya dan dari situlah kita dapat melihat ada
atau tidak nya rasa solidaritas.
Banyaknya manfaat yang dapat kita ambil dari adanya rasa solidaritas dan kepedulian
terhadap sesama berarti menunjukan penting nya rasa solidaritas di dalam kehidupan manusia di
mana rasa solidaritas di kehidupan sehari-hari dapat menjaga tali persaudaraan terhadap
sesama,teman, maupun keluarga jadi sudah selayaknya kita menumbuhkan rasa solidaritas di
dalam diri kita dan menjaganya supaya tidak hilang kita juga harus bisa memanfaatkan dengan
benar rasa solidaritas kita.

Pentingnya Solidaritas dalam Kehidupan Manusia


Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang sangat membutuhkan orang lain
disekitarnya. Multikulturalisme yang ada di Indonesia menyebutkan bahwa Indonesia
mempunyai banyak keragaman dan kekayaan yang sangat membutuhkan solidaritas antar sesama
umat manusia demi tercapainya kehidupan yang harmonis. Mengacu pada negara Indonesia yang
mempunyai budaya beraneka ragam, agama yang diakui dan suku yang bermacam-macam,
berbicara tentang solidaritas antar umat manusia rasanya sudah biasa. Solidaritas yang pada
umumnya adalah kata yang dipakai untuk mempersatukan dan menyamakan perbedaan
disekeliling kita pun, sudah mulai pudar. Perpecahan diantara umat manusia semakin bertambah
banyak jika tidak ada solidaritas yang dimulai dari dalam diri. Perasaan solidaritas, senasib
seperjuangan, setia, sifat satu rasa yang solider diberbagai macam kalangan, sangat minim dan
banyak dilupakan demi kepuasan diri sendiri atas kepentingan pribadi.
Solidaritas itu penting karena sangat mempengaruhi perubahan sosial budaya. Perubahan
sosial yang mencakup sikap setiap orang dan kondisi suatu lingkungan yang didominasi oleh
perbedaan, dan perbedaan budaya yang menyebabkan solidaritas itu sendiri hilang seiring
berjalannya waktu, dari generasi ke generasi karena tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari ketika menghadapi perbedaan. Menciptakan keadaan sosial yang teratur dan satu,
merupakan tujuan dari solidaritas. Perbedaan yang ada disekitar kita bukan untuk ditertawakan
dan diasingkan, namun disitulah peran penting solidaritas, yaitu menyamakan dan
mempersatukan perasaan toleransi. Peran penting solidaritas dapat diukur keberhasilannya jika
solidaritas dapat menciptakan kesatuan dan kesamaan perjuangan dalam masyarakat.
Hal-hal yang terjadi jika tidak ada solidaritas disekitar kita adalah timbulnya stereotype,
prasangka, dan primordialisme. Mempertahankan apa yang menurutnya paling baik, tidak mau
membuka diri dan selalu mencaci maki golongan lain, adalah contoh hal-hal yang berpotensi
akan terjadi jika tidak dilandasi oleh solidaritas.
Solidaritas antar manusia sudah harus diterapkan dari semenjak dini. Mengingat
pentingnya solidaritas yang mengatasnamakan perbedaan dapat memperkaya relasi, budaya dan
persatuan, maka solidaritas harus diusahakan dan dipertahankan. Cara untuk membangun
solidaritas dari yang paling sederhana adalah menghormati orang yang sedang beribadah,
mengucapkan selamat kepada orang yang merayakan hari raya, dan tidak memilih-milih teman.
Saling menghargai terhadap orang yang tidak sesuku, berbeda kepercayaan dan status, juga
sangat ditekankan dalam hal solidaritas. Kesadaran dari dalam diri setiap manusia juga
merupakan salah satu faktor yang paling penting untuk menciptakan solidaritas.
Berbicara tentang solidaritas mungkin merupakan hal yang sangat mudah dilakukan oleh
banyak orang, tetapi setelah kita mengerti betapa pentingnya solidaritas itu dikehidupan kita,
sudah selayaknya kita mengusahakan agar solidaritas itu tetap ada dan tidak hilang. Faktor-faktor
yang mendukung adanya solidaritas dari dalam diri hendaknya ditumbuh kembangkan menjadi
suatu kebiasaan yang positif. Solidaritas tidak hanya sebatas teori saja yang memiliki tujuan dan
peranan penting dalam kehidupan setiap orang, melainkan juga suatu praktik yang bersifat
rendah hati, tulus dari dalam diri dan terus-menerus. Hendaknya setiap orang yang mencintai
perbedaan dan orang yang selalu menutup diri terhadap perbedaan, dapat mengaplikasikan
solidaritas antar orang lain, sehingga tujuan dari solidaritas itu sendiri tercapai.

Pokok-Pokok  dalam Solidaritas
a.    Terjaganya rasa persaudaraan dan pertemanan terhadap sesama
b.    Timbulnya rasa kepedulian terhadap teman dan keluarga
c.    Lebih peka terhadap lingkungan sekitar
d.   Terjalinnya kekompakan terhadap teman

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasa Solidaritas


a.    Faktor lingkungan
Lingkungan di sekitar kita dapat mempengaruhi adanya rasa solidaritas seperti bagaimana
cara kita bergaul dan berteman di dalam lingkungan
b.    Faktor keluarga
Pendidikan yang di berikan di dalam keluarga sejak kecil dapat memberikan dampak bagi
positiv setelah kita dewasa jadi pendidikan yang di berikan bagi anak-anak kita sangat berguna
bagi perkembangan nya di kehidupan yang akan datang.

1. Media

Kisah pertemanan beda agama ini diangkat dari pengalaman nyata saya dimana saya merasakan
begitu indahnya makna solidaritas dengan teman-teman yang berbeda keyakinan denganku.
Menurut saya pribadi, pertemanan sejati adalah pertemanan yang tak memandang adanya
perbedaan. Perbedaan suku, ras, umur, bahkan agama bukanlah halanganku  dalam membina
suatu hubungan dengan sesama.

Indahnya pertemanan yang didasari atas rasa solidaritas akan saya awali  saat masa di Sekolah
Menengah Pertama dulu. Teman-teman sekelasku terdiri dari  siswa-siswi yang memiliki latar
belakang yang berbeda baik itu asal daerah dan agama.Perbedaan ini tak lantas
menimbulkan jurang pemisah dalam berkomunikasi tetapi justru menjadi warna tersendiri dalam
menjalin pertemanan

Sikap toleransi antarumat beragamapun tak lepas dari kami. Jika hari raya Idul Fitri tiba, kami
yang beragama Kristen menyambangi rumah teman yang beragama Muslim. Begitu pula saat
Natal tiba, kawan-kawan yang beragama Muslim datang ke rumah sembari mengucapkan ucapan
selamat.

Pernah suatu ketika salah seorang teman yang beragama  Muslim dilanda musibah dimana salah
seorang kerabatnya meninggal dunia, kami sekelas datang  menyambangi rumahnya. Kami
menganggap bahwa jika seorang kawan berduka, maka itu merupakan duka kami sekelas.

Menginjak  bangku SMA, rasa solidaritas pertemanan semakin menguat. Saat itu saya mendapat
teman duduk yang beragama Muslim. Siti, nama panggilannya. Dia adalah sosok teman yang
baik, periang dan suka membanyol. Belum lagi teman-temanku yang lain seperti Salmawati,
Samuel, Sumardi, Vilya. Kami berenam pun menjadi sekelompok sahabat. Perbedaan agama
diantara kami tak menghalangi untuk membina rasa persaudaraan. Adapun bentuk toleransi yang
tercipta diantara kami seperti saat mengerjakan tugas sekolah dimana kami berhenti sejenak
untuk memberikan kesempatan kepada Salmawati dan Ance untuk menjalankan ibadah
sholatnya. Begitu pula saat hari Minggu tiba, Salmawati dan Ance memberikan kesempatan
kepada kami untuk beribadah ke gereja  sebelum melakukan tugas sekolah

Setelah menamatkan pendidikan di bangku SMA, kami pun berpisah sebab kami masing-masing
sudah menentukan kemana melanjutkan cita-citanya. Ada yang memilih merantau dan ada pula
yang masih menetap di  Tana Toraja. Saat itu saya memutuskan merantau dari Toraja menuju
Makassar untuk menimba ilmu pengetahuan di salah satu perguruan tinggi negeri di kota
Daeng.Perpisahan ini bukan berarti hubungan pertemanan kami kandas. Kami masih sering
kontak-kontakan satu sama lain  baik itu melalui telepon, sms ataupun  saling menyapa
menggunakan jejaring sosial.

a. LKS
1) Bentuk solidaritas apa yang kalian lakukan?
2) Apakah solidaritas yang kalian lakukan sudah baik?
3) Bagaimana cara kalian untuk menjaga kesolidaritasan yang kalian miliki?
4) Pesan apa yang kalian dapat dari cerita tersebut?

b. Lembar evaluasi

1) Bagaimana suasana pertemuan hari ini…?


a. menyenangkan b. kurang menyenangkan c. tidak menyenangkan

2) Bagaimana topik yang dibahas…?


a. sangat penting b . kurang penting c. tidak penting
3) Bagaimana cara Guru BK menyampaikan materi…?
a. mudah dipahami b. tidak mudah c. sulit dipahami

4) Bagaimana kegiatan yang diikuti…?


a. menarik b. kurang menarik c. tidak menarik untuk diikut

Anda mungkin juga menyukai