Anda di halaman 1dari 2

Kasus

Banyuwangi merupakan nama salah satu kabupaten di Jawa Timur dimana, kota Banyuwangi
memiliki berbagai macam budaya yang kental dan telah mendarah daging sehingga sebagian
besar masyarakatnya telah melakukan budaya tersebut secara turun menurun dari generasi ke
generasi selanjutnya. Budaya di Banyuwangi sangat banyak akan tetapi ada beberapa budaya
yang dianggap benar namun kenyataanya banyak budaya yang berlawanan dengan ilmu
kesehatan. Salah satu contohnya yaitu budaya tidak boleh mandi ketika sakit cacar air dan
campak. Kebudayaan ini masih ada sampai sekarang dimana orang tua tidak akan
memperbolehkan anaknya untuk mandi sama sekali dari si anak terkena cacar air sampai
penyakit cacar airnya sembuh dan kering. Alasanya mereka beranggapan penyakit cacar ait tidak
akan sembuh apabila bintil-bintil di tubuh terkena air. Kepercayaan ini mereka dapatkan dari
orang tua yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka.

Diagnosa Keperawatan Transkultural

 Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini dan
kurangnya pengetahuan.
 Definisi : ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan pengobatan
dan perawatan dikarenakan adanya nilai budaya yang tidak sesuai.
 Batasan Karakteristik:
a. Ketidaksesuaian nilai dan budaya yang ada
b. Ketidakpahaman terhadap nilai dan budaya yang ada
c. Kurangnya pengetahuan
d. Perilaku tidak tepat
 Faktor yang berhubungan
a. Gangguan fungsi kognitif
b. Kurang informasi
c. Kurang sumber pengetahuan
Intervensi Keperawatan

Intervensi yang dapat dilakukan berdasarkan kasus tersebut salah satunya yaitu dengan negosiasi
budaya dimana perawat dapat membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih
menguntungkan kesehatan. Dimana perawat bisa melakukan perubahan sedikit terhadap budaya
yang ada di lingkungan tersebut tanpa secara langsung mengubah budaya yang sudah ada dan
dilakukan secara turun-menurun agar masyarakat di lingkungan tersebut tidak kaget dan sedikit
demi sedikit terbiasa dengan budaya yang mengalami perubahan. Beberapa intervensi yang bisa
dilakukan perawat anatara lain :

a. Ketika perawat datang di tengah-tengah masyarakat dan melakukan sosialisasi usahakan


menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, jangan menggunakan bahasa medis agar
masyarakat mudah memahami arah pembicaraan.
b. Sebaiknya dalam melakukan sosialisasi di suku tertentu sebelum terjun perawat bisa
mempelajari bahasa dari suku agar nantinya mempermudah proses sosialisasi.
c. Memberikan penjelasan mengenai penyakit yang diderita mulai dari pengertian, penyebab
terjadinya, ciri-ciri, sampai bagaimana cara perawatannya ( cacar air dan campak).
d. Apabila setelah melakukan penjelasan masyarakat tetap tidak mau menghilangkan kebiasaan
tersebut, perawat bisa memberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa bukan
menghilangkan tetapi dengan merubah sedikit kebiasaan. Seperti bukannya tidak
diperbolehkan sama sekali untuk mandi saat menderita campak tetapi seharusnya harus tetap
mandi namun intensitansnya dikurangi seperti mandi 1 hari cukup 1 kali saja untuk
membersihkan diri dari kotoran dan kuman.
e. Perawat juga bisa memberikan penjelasan bahwa penderita cacar air kondisinya akan semakin
parah apabila tidak mandi sama sekali karena bertumpuknya kuman dan kotoran sehingga
bisa menyebabkna terjadinya infeksi.
f. Memberikan pendidikan kepada masyarakat kalau memandikan anak yang terkena cacar
jangan menggunakan sabun yang bisa membuat kulit menjadi kering. Gunakan sabun bayi
atau sabun yang mengandung bahan pelembab alami seperti aloe vera.
g. Mengajak kepala desa atau tokoh masyarakat dalam melakukan penyuluhan dan negosiasi
untuk menyakinkan masyarakat sekitar terhadap penjelasan perawat.
h. Mengajak semua anggota keluarga dalam melakukan penyuluhan agar sesama anggota
keluarga dalam pelaksanaanya bisa saling mengingatkan.

Anda mungkin juga menyukai