kuisioner mengenai CPR. Sebelum pelatihan 50,2 % siswa menjawab “ya”, dan 30,3 % menjawab
mungkin iya dari pertanyaan “ Jika seseorang tiba-tiba terjatuh / pingsan didepan kamu bisakah kamu
melakukan sesuatu seperti mengecek respon atau memanggil panggilan darurat ?” proporsi tanggapan
positif berubah menjadi 75,6 % untuk jawaban “ya” dan 18,3 % untuk jawaban “mungkin iya”.
370 siswa dengan sikap negatif sebelum pelatihan, berubah menjadi 72,3% sikap positif setelah pelatihan
(P <0,001). Di antara 1529 siswa dengan sikap positif terhadap CPR sebelum pelatihan CPR, 99,0% tetap
positif terhadap CPR setelah pelatihan CPR.
Pengetahuan setelah pelatihan CPR, hampir semua siswa berpikir bahwa semua masyarakat umum harus
menerima pelatihan CPR (96,8%) dan mereka menjawab bahwa mereka mengerti bagaimana cara
melakukan CPR (97,7%) dan menggunakan AED (98,5%). Pandangan orang tua dan guru tentang
pelatihan CPR Kebanyakan orangtua dan guru mengatakan bahwa “baik” dan “mungkin baik” bagi anak-
anak untuk menerima pelatihan CPR di sekolah dasar, tetapi 14,3% orang tua dan 7,0% guru khawatir
bahwa anak-anak mungkin merasakan tekanan mental yang berlebihan ketika benar-benar melakukan
CPR.
1. Setelah dilakukan pelatihan CPR pada siswa dan setiap siswa mempraktekkan CPR selama 2
menit didapatkan hasil bahwa, poin kedalaman dada memiliki korelasi dengan usia siswa dimana
usia 10 tahun ke atas memiliki kualitas melakukan kompresi dada dengan kedalaman yang baik.
2. Siswa laki-laki pada rentang usia 10 tahun ke atas memiliki hasi signifikan melakukan CPR
dengan kedalaman yang lebih baik apabila dibandingkan dengan siswa perempuan.
3. Siswa yang berumur 13 tahun ke atas memiliki hasil CPR yang lebih baik apabila di bandingkan
dengan siswa yang lebih muda terkait dengan hasil yang dianalisis.
4. Jenis kelamin, usia dan antropometri (TB,BB,IMT) siswa memiliki hubungan yang signifikan
pada kualitas melakukan CPR.
Dalam penelitian (Gomez et all,2016) Anak-anak sekolah merupakan target populasi yang jelas untuk
dilatih CPR. Sekitar umur 9 tahun mereka dapat memahami pentingnya CPR, mereka dapat belajar
bagaimana melakukan basic life support. Namun CPR bisa dikatakan baik apabila kompresi dada
dilakukan secara efektif, hal tersebut tentunya membutuhkan kekuatan fisik dan daya tahan minimum
yang kuat. Pedoman internasional menunjukkan kedalaman CC pada korban dewasa yaitu 50-60 mm.
Muncul kekhawatiran baru tentang usia minimum untuk dapat melakukan sesuai dengan pedoman.Hasil
penelitian ini menunjukkan korelasi antara usia, berat badan, tinggi badan dan BMI dan MCD memiliki
pengaruh yang signifikan pada kualitas kompresi dada. Hasil dari penelitian (Gomez et all,2014)
menunjukkan anak-anak yang berumur 13 tahun ke atas diperoleh hasil CC lebih tinggi dari usia yang
lebih muda. Hasil CC siswa yang berusia 13 tahun ke atas hampir mirip dengan kinerja yang dilakukan
orang dewasa pada saat kompresi dada yang kedalamanya sekitar 40 hingga 45 mm. Usia 13 tahun
pada siswa muncul sebagai usia minimum yang cukup kuat untuk memberikan kompresi dada pada
pertolongan bantuan hidup dasar. Namun sebaiknya siswa masih memerlukan pengajaran dan pelatihan
yang cukup apabila ingin bertindak sebagai penolong.