Anda di halaman 1dari 3

2.

4 Patofisiologi karbon dioksida (CO2)

Gas karbon dioksida atau CO2 merupakan hasil pembakaran sempurna bahan
bakar minyak bumi maupun batu bara. Semakin banyaknya kendaraan bermotor,
pabrik, dan pencemaran udara, maka kadar CO2 di atmosfer bumi akan terus
meningkat. Sehingga kandungan CO2 yang berlebihan mampu menyebabkan sinar
inframerah dari matahari akan diserap oleh bumi. Dengan kelebihan sinar inframerah
tersebut tidak bisa dikembalikan ke atmosfer karena terhalang oleh CO2 yang
mengakibatkan suhu di bumi semakin meningkat. Karbon dioksida merupakan racun
inhalasi yang potensial dan apabila dalam keadaan yang cukup berat mampu
menyebabkan kematian, selain iu karbon dioksida dapat menyebabkan asfiksia karena
oksigen untuk pernapasan di udara berkurang. Gejala kercunan akibat CO2 berbeda-
beda, tegantung dengan konsentrasi CO2 di dalam racun yang masuk ke dalam tubuh.
Apabila hampir keseluruhan saluran atmosfer terdapat CO2 maka akan
mengakibatkan efek toksis dari zat racun tersebut yang ditandai dengan konvulsi,
spasme glottis, bahkan koma yang terjadi secara tiba-tiba bahkan mengakibatkan
kematian saat itu juga jika tidak ditolong.
Kandungan karbon dioksida di udara segar bervariasi antara 0,03% (300ppm)
hingga 0,06% (600 ppm) bergantung pada lokasi. Menurut Otoritas 6 Keselamatan
Maritim Australia, "Paparan berkepanjangan terhadap konsentrasi karbon dioksida
yang sedang dapat menyebabkan asidosis dan efek-efek merugikan pada metabolisme
kalsium fosforus yang menyebabkan peningkatan endapan kalsium pada jaringan
lunak. Karbon dioksida beracun kepada jantung dan menyebabkan menurunnya gaya
kontraktil. Pada konsentrasi tiga persen berdasarkan volume diudara, ia bersifat
narkotik ringan dan menyebabkan peningkatan tekanan darah, denyut nadi, dan
menyebabkan penurunan daya dengar. Pada konsentrasi sekitar lima persen
berdasarkan volume, ia menyebabkan stimulasi pusat pernapasan, pusing- pusing,
kebingungan, dan kesulitan pernapasan yang diikuti sakit kepala dan sesak napas.
Pada konsentrasi delapan persen, ia menyebabkan sakit kepala, keringatan,
penglihatan buram, tremor, dan kehilangan kesadaran setelah paparan selama lima
sampai sepuluh menit."
Maka tindakan yang harus dilakukan agar CO2 tetap stabil yaitu dengan
mempertahankan kadar konsentrasi karbon dioksida yang sesuai yaitu dengan
komposisi di udara bersih seharusnya adalah 314 ppm. Apabila terjadi tanda dan
gejala keracunan gas karbon dioksida seperti telinga berbunyi, lemah, kepala terasa
berat, tekanan darah meningkat disertai sianosis, otot-otot melemah, somnolen, dan
pernapasan serta nadi menjadi cepat maka penanganan yang sebaiknya dilakukan
yaitu dengan memberikan oksigen dengan konsentrasi tinggi. Hal ini berfungsi untuk
membegbaskan gas CO2 yang diikat oleh hemoglobin.
 
DAFTAR PUSTAKA

Triantoro N. A. & Hendarto W. 2016. PATOFISIOLOGI DAN


PENATALAKSANAAN PADA KERACUNAN GAS KARBON DIOKSIDA.
[Serial Online]. https://www.scribd.com/doc/166656955/keracunan-gas-karbon-
dioksida. Diakses pada tanggal 17 November 2016
Scribd. 2016. KERACUNAN GAS KARBON DIOKSIDA (CO2). [Serial Online].
https://www.scribd.com/doc/166656955/keracunan-gas-karbon-dioksida.
Diakses pada tanggal 17 November 2016

Anda mungkin juga menyukai