Anda di halaman 1dari 13

a.

Karakteristik fisik dan kimia


Karbon dan oksigen dapat bergabung membentuk senyawa karbon monoksida (CO)
sebagai hasil dari pembakaran yang tidak sempurna dan karbon dioksida (CO 2) sebagai
hasil dari pembakaran sempurna[1]. Karbon monoksida adalah pencemar primer
berbentuk gas yang tidak berwarna, tidak memiliki rasa, tidak berbau dan memiliki berat
jenis yang lebih kecil dari udara serta sangat stabil dan mempunyai waktu tinggal 2-4
bulan (Purnomohado dalam Satria, 2006). Jika suhu normal, CO berbentuk gas yang
tidak berwarna, berasa, serta tidak berbau. CO memiliki potensi bersifat racun yang
berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu
haemoglobin. Haemoglobin mengira CO adalah O2 sehingga ikut terbawa dalam aliran
darah, mengakibatkan darah kekurangan oksigen dengan dampak paling parah adalah
kematian. Karbon monoksida di lingkungan dapat terbentuk secara alamiah, tetapi
sumber utamanya adalah dari kegiatan manusia, Korban monoksida yang berasal dari
alam termasuk dari lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan
dan badai listrik alam.
b. Sumber dan Distribusi
Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama dengan bahan bakar
bensin. Berdasar estimasi, jumlah CO dari sumber buatan diperkirakan mendekati 60
juta Ton per tahun. Separuh dari jumlah ini berasal dari kendaraan bermotor yang
menggunakan bensin dan sepertiga berasal dari sumber tidak bergerak seperti
pembakaran batubara dan minyak dari industri dan pembakaran sammpah domestik.
c. Dampak Terhadap Kesehatan
Selain menyebabkan O2 tidak terikat oleh haemoglobin, CO juga memberi beberapa
dampak buruk bagi kesehatan manusia. CO kadar tinggi menyebabkan gangguan pada
sistem syaraf pusat dan sistem kardiovaskuler, serta menyebabkan perubahan tekanan
darah, dan meningkatkan resiko gagal jantung.
d. Dampak Terhadap Ekosistem dan Lingkungan
Di udara, karbon monoksida (CO) terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, hanya
sekitar 0,1 ppm[2]. Di perkotaan dengan lalu lintas yang padat konsentrasi gas CO
antara 10-15 ppm. Sudah sejak lama diketahui bahwa gas CO dalam jumlah banyak
(konsentrasi tinggi) dapat menyebabkan gangguan pada ekosistem dan lingkungan kita.
e. Dampak Terhadap Hewan
Pada hewan, dampak dari kadar karbon monoksida yang berlebihan hamper
menyerupai dampak yang terjadi pada manusia, dapat menyebabkan kematian.
f. Dampak Terhadap Tumbuhan

Bagi Tumbuhan, kadar CO 100ppm pengaruhnya hamper tidak ada khususnya


tumbuhan tingkat tinggi. Kadar CO 200ppm dengan waktu kontak 24 jam dapat
mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas terutama yang terdapat
pada akar tumbuhan.
g. Dampak Terhadap Material
Pada material, dampak pencemaran udara oleh karbon monoksida adalah
menghitamnya benda-benda pada daerah yang telah tercemar oleh karbon monoksida.
http://basoarif10ribu.blogspot.com/2013/02/karbon-monoksida.html

Dampak Karbon Monoksida (CO) Terhadap Kesehatan


Posted on Desember 29, 2008 by Prabu

35 Votes
Di udara, Karbon Monoksida (CO) terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, hanya
sekitar 0,1 ppm. Di daerah perkotaan dengan lalu lintas yang padat konsentrasi gas CO berkisar
antara 10-15 ppm. Sudah sejak lama diketahui bahwa gas CO dalam jumlah banyak (konsentrasi
tinggi) dapat menyebabkan gangguan kesehatan bahkan juga dapat menimbulkan kematian.
Karbon monoksida (CO) apabila terhirup ke dalam paru-pari akan ikut peredaran darah
dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi
karena gas CO bersifat racun, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah (hemoglobin) :
Hemoglobin + CO > COHb (Karboksihemoglobin)

Ikatan karbon monoksida dengan darah (karboksihemoglobin) lebih stabil daripada ikatan
oksigen dengan darah (oksihemoglobin). Keadaan ini menyebabkan darah menjadi lebih mudah
menangkap gas CO dan menyebabkan fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen terganggu.

Dalam keadaan normal konsentrasi CO di dalam darah berkisar antara 0,2% sampai
1,0%, dan rata-rata sekitar 0,5%. Disamping itu kadar CO dalam darah dapat seimbang selama
kadar CO di atmosfer tidak meningkat dan kecepatan pernafasan tetap konstan.
Keracunan gas karbon monoksida dapat ditandai dari keadaan ringan, berupa pusing, rasa
tidak enak pada mata, sakit kepala, dan mual. Keadaan yang lebih berat dapat berupa detak

jantung meningkat, rasa tertekan di dada, kesukaran bernafas, kelemahan otot-otot, gangguan
pada sisten kardiovaskuler, serangan jantung sampai pada kematian.
Sumber:
Mukono, Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran Pernafasan, 1997
Wardhana, Dampak Pencemaran Lingkungan, 2001

https://putraprabu.wordpress.com/2008/12/29/dampak-karbon-monoksida-coterhadap-kesehatan/

Karbon Monoksida
Sifat dan Karakteristik
Karbon monoksida, dengan rumus kimia CO. adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak berasa. Karbon monoksida terdiri dari satu atom karbon yang berikatan secara kovalen
dengan satu atom oksigen. Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna
dari senyawa karbon. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam
pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar. [1]

Gambar 1. Karakteristik CO

Karbon monoksida merupakan salah satu polutan yang terdistribusi paling luas di udara. Setiap
tahun, CO dilepaskan ke udara dalam jumlah yang paling banyak diantara polutan udara yang
lain, kecuali CO 2. Di daerah dengan populasi tinggi, rasio mixing CO bisa mencapai 1 hingga
10
ppmv.
[2]
Karbon
Monoksida
di
Atmosfer
Karbon monoksida, walaupun dianggap sebagai polutan, telah lama ada di atmosfer sebagai hasil
produk dari aktivitas gunung berapi. Kandungan CO dalam gas gunung berapi bervariasi dari <
0.01% sampai 2%, bergantung pada gunung api tersebut. CO antropogenik dari emisi automobile
dan industry memberikan kontribusi pada efek rumah kaca dan pemanasan global. Perubahan
CO menjadi senyawa lain di atmosfer diperkirakan berhubungan dengan terjadinya perubahan
iklim, karena CO diketahui berperan penting dalam pengendalian jumlah radikal OH di atmosfer.

Gambar 2. Siklus CO

Oksidasi karbon monoksida secara tidak langsung juga dapat berpengaruh terhadap energi radiasi
berkaitan dengan terbentuknya karbon dioksida dan ozon troposfer. Berkaitan dengan reaksi
fotokimia yang lambat, CO diketahui mempunyai peranan penting dalam siklus pembentukan O
3 terutama dalam skala yang luas di atmosfer bebas, sedangkan VOCs mempunyai peranan
penting dalam pembentukan O3 pada skala lokal (I.Coll, 2006). CO juga merupakan konstituen
dari
asap
rokok.
Konsentrasi sumber

0.1 ppm : kadar latar alami atmosfer (MOPPIT)

0.5 5 ppm : rata-rata kadar latar di rumah [3]

5 15 ppm : kadar dekat kompor gas rumah [3]

100 200 ppm : daerah pusat kota Meksiko [4]

5000 ppm : cerobong asap rumah dari pembakaran kayu [5]

7000 ppm : gas knalpot mobil yang tidak diencerkan (tanpa pengubah katalitik) [5]

30.000 ppm : asap rokok yang tidak diencerkan [5]

Sumber

sumber
CO
Sumber gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil yang bereaksi dengan
udara menghasilkan gas buangan, salah satunya adalah karbon monoksida. Daerah dengan tigkat
populasi yang tinggi dengan jalur lalu lintas yang padat akan memiliki kadar CO yang lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
daerah
pedesaan.
Gas CO juga berasal dari proses industri. Secara alami, gas CO terbentuk dari proses meletusnya
gunung berapi, proses biologi, dan oksidasi HC seperti metana yang berasal dari tanah basah dan
kotoran makhluk hidup. Selain itu, scara alami CO juga diemisikan dari laut, vegetasi, dan tanah.
Secara umum, proses terbentuknya gas CO melalui proses berikut ini :
1.

Pembakaran
bahan
bakar
fosil
dengan
udara
2
C
+
O2
->
2
CO
2.
Pada
suhu
tinggi,
terjadi
rekasi
antara
CO2
dengan
C
CO2
+
C
->
2
CO
3. Pada suhu tinggi, CO2 dapat terurai kembali menjadi CO dan oksigen
CO2
->
CO
+
O
(Wardhana, 2004)

Gambar 3. Sumber CO di Rumah Tangga

Dampak
Karbon
Monoksida
(CO)
terhadap
Manusia
Karbon monoksida (CO) apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan
menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO
bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah. Seperti halnya oksigen,

gas

CO

mudah

bereaksi

dengan

Hb
+
O2
Hb + CO -> COHb (karboksihemoglobin)

darah
->

(hemoglobin),

(Wardhana,

O2Hb

2001

115).

(Oksihemoglobin)

Gambar 4. Gejala Keracunan CO

Afinitas CO terhadap Hb = 210 x daripada afinitas O2 terhadap Hb. Reaksi ini mengakibatkan
berkurangnya kapasitas darah untuk menyalurkan O2 kepada jaringan-jaringan tubuh. Kadar
COHb akan bertambah dengan meningkatnya kadar CO di atmosfir. Gejala yang terasa dimulai
dengan pusing-pusing, kurang dapat memperhatikan sekitarnya kemudian terjadi kelainan fungsi
susunan syaraf pusat, perubahan fungsi paru-paru dan jantung, sesak napas, dan pingsan dan
pada akhirnya kematian pada 750 ppm (Slamet, 1994 : 58).

Gambar 5. Grafik Waktu Pemparan terhadap Konsentrasi CO

Pangaruh karbon monoksida (CO) terhadap tubuh manusia ternyata tidak sama untuk manusia
yang satu dengan yang lain. Daya tahan tubuh manusia ikut menentukan toleransi tubuh terhadap
pengaruh adanya karbon monoksida. Keracunan gas CO dapat ditandai dari keadaan yang ringan,
berupa pusing, sakit kepala dan mual. Keadaan yang lebih berat dapat berupa menurunnya
kemampuan gerak tubuh, gangguan pada sistem kardiovaskular, serangan jantung sampai pada
kematian. Pertolongan bagi orang yang keracunan gas karbon monoksida pada tingkat yang
relative masih ringan dapat dilakukan dengan membawa korban ke tempat yang berudara terbuka
(segar) dan memberikan kesempatan kepada korban untuk bernafas dalam-dalam. Masuknya
udara segar (oksigen) ke dalam tubuh korban akan mengubah karboksihemoglobin menjadi
oksihemoglobin
berdasarkan
reaksi
keseimbangan
berikut
ini
:

COHb

O2

->

O2Hb

CO

Walaupun dikatakan bahwa reaksi tersebut di atas adalah reaksi keseimbangan, namun apabila
udara yang masuk ke dalam tubuh cukup banyak maka akhirnya reaksi akan bergeser terus di
kanan sampai semua karboksihemoglobin habis menjadi oksihemoglobin yang memang
diperlukan
oleh
tubuh
manusia.
Konsentrasi gas karbon monoksida (CO) di udara secara langsung akan mempengaruhi
konsentrasi karboksihemglobin (COHb). Dalam keadaan normal sebenarnya darah sudah
mengandung COHb sebanyak 0,5 %, berasal dari proses metabolisme di dalam tubuh. Dapat
dilihat pengaruh gas CO di udara dengan konsentrasi COHb darah terhadap pengaruhnya kepada
tubuh. [6]

Tabel 1. Pengaruh Konsentrasi CO di Udara Terhadap Kesehatan Manusia

Dampak Karbon Monoksida (CO) terhadap Ekosistem dan Lingkungan


Di udara, CO terdapat dalam jumlah yang sedikit, hanya sekitar 0.1 ppm. Di perkotaan dengan
lalu lintas yang padat, konsentrasi gas CO antara 10-15 ppm. Sudah sejak lama diketahui bahwa
gas CO dalam jumlah banyak (konsentrasi tinggi) dapat menyebabkan gangguan pada ekosistem
dan
lingkungan.
[13]
Dampak
Karbon
Monoksida
(CO)
terhadap
Hewan
Pada hewan, dampak dari kadar CO yang berlebihan hamper menyerupai dampak yang terjadi
pada
manusia,
yaitu
dapat
menyebabkan
kematian.
[15]
Dampak
Karbon
Monoksida
(CO)
terhadap
Tanaman
Pengaruh CO terhadap tanaman sebesar 100 ppm tidak memberikan pengaruh yang nyata pada
tanaman tingkat tinggi. Pada paparan CO sebesar 2000 ppm selama 35 jam dapat menghambat
kemampuan
bakteri
untuk
memfiksasi
nitrogen.
[14]
Dampak
Karbon
Monoksida
(CO)
terhadap
Material
Pada material, dampak pencemaran udara oleh CO adalah menghitamnya benda-benda pada

daerah

yang

telah

tercemar

oleh

CO.

[15]

Baku
Mutu
Udara
Ambien
Gas
CO
Dalam PP RI No. 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara baku mutu udara
ambien didefenisikan sebagai ukuran batas atau kadar zat, energi, dan/atau komponen yang ada
atau yang seharusnya ada dan/atau unsure pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam
udara ambien. Baku mutu udara ambien untuk gas CO adalah 30000 g/Nm3.
Pencegahan
a.

[7]

Sumber Bergerak

Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.

Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala.

Memasang filter pada knalpot.

b.

Sumber Tidak Bergerak

Memasang scruber pada cerobong asap.

Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara berkala.

Menggunakan bahan bakr minyak atau batu bara dengan kadar CO rendah.

c.
Manusia
Apabila kadar CO dalam udara ambient telah melebihi baku mutu (10.000 ug/Nm3 udara dengan
rata-rata waktu pengukuran 24 jam), maka untuk mencegah dampak kesehatan dilakukan upayaupaya :

Menggunakan alat pelindung (APD) seperti masker gas.

Menutup/ menghindari tempat-tempat yang di duga mengandung CO seperti sumur tua,


goa, dan lain-lain.

Penanggulangan
a. Mengatur pertukaran udara didalam ruang seperti
b.
Bila
terjadi
korban
keracunan,
c.
Berikan
pengobatan
atau
Kirim segera ke rumah sakit atau puskesmas terdekat

menggunakan
maka
pernafasan

[7]
exhaust-fan
lakukan:
buatan

http://pengen-tau.weebly.com/karbon-monoksida.html

KARBON MONOKSIDA DAN DAMPAK BAGI KESEHATAN

ABSTRAK
Kota Jakarta adalah kota metropolitan yang terdapat sarana transportasi yang
cukup banyak, contohnya seperti angkutan umum, mobil, dan sepeda motor.
Hampir setiap warga Jakarta menggunakan alat transportasi tersebut dalam
menjalakan segala aktivitasnya. Alat transportasi tersebut merupakan salah satu
yang berkontribusi dalam menghasilkan karbon monoksida. Dalam kandungan
karbon monoksida terdapat zat-zat yang berbahaya bagi kesahatan manusia.
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa itu karbon monoksida, kandungan apa
saja yang terdapat dalam karbon monoksida dan dampak bagi kesehatan manusia.

1.

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Kota Jakarta adalah kota metropolitan dan sekaligus ibu kota Negara
Indonesia yang menjadi pusat pemerintahan, perdagangan, industri, bisnis,
pendidikan dan pariwisata. Oleh karena itu kota Jakarta menjadi daya tarik bagi
kaum urbanisasi yang datang dan menetap di kota Jakarta, sehingga membuat
kebutuhan akan transportasi semakin meningkat.
Transportasi adalah suatu alat perpindahan dari satu tempat ke tempat yang
lain. Hampir setiap masyarakat menggunakan transportasi untuk menjalankan
segala aktivitasnya. Selain itu alat transportasi juga dapat membahayakan manusia
dari asap pembakaran yang dihasilkan setiap kendaraan. Asap kendaraan tersebut
terdapat gas karbon monoksida yang membahayakan kesehatan manusia.
Oleh karena itu, disini penulis akan membahas apa itu karbon monoksida dan
apa dampaknya bagi kesehatan manusia. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua yang membacanya.

RUMUSAN MASALAH
1.

Apa itu karbon monoksida ?

2.

Apa saja kandungan yang terdapat dari karbon monoksida ?

3.

Apakah dampaknya bagi kesehatan manusia ?

4.

Bagaimana cara mencegah atau mengurangi gas karbon monoksida di lingkungan


sekitar ?

TUJUAN

1.

Mengetahui apa yang dimaksud dengan karbon monoksida.

2.

Mengetahui kandungan apa saja yang terdapat dari gas karbon monoksida.

3.

Mengetahui apa dampak bagi kesehatan manusia akibat dari gas karbon
monoksida.

4. Mengetahui cara mencegah atau mengurangi gas karbon monoksida yang terdapat
di lingkungan sekitar.

2.

DATA DAN HASIL


GAS KARBON MONOKSIDA

Karbon monoksida adalah gas yang terdiri dari satu atom karbon (C) dan satu
atom oksigen (O). Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan
dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu
ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan oksigen. Gas ini tidak berbau,
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak mengiritasi. Namun karbon monoksida ini
mudah terbakar dan sangat beracun apabila terhirup oleh manusia dan memasuki
sistem peredaran darah. Karbon monoksida terjadi akibat proses pembakaran yang
tidak sempurna akibat kurangnya oksigen. Hal ini bisa terjadi pada kendaraan
bermotor, alat pemanas, tungku kayu, bahkan asap rokok.

Gambar 1. Karbon monoksida global dari MOPITT tahun 2000

Gambar 2. Padatnya kendaraan di kota Jakarta

Gambar 3. Gas karbon monoksida yang terdapat dari asap kendaraan


BAHAYA GAS KARBON MONOKSIDA
Gas karbon monoksida (CO) yang masuk dalam sistem peredaran darah akan
menggantikan posisi oksigen dalam berikatan dengan hemoglobin (Hb) dalam
darah. Gas CO akhirnya mudah masuk ke dalam jantung, otak dan organ vital
penunjang kehidupan manusia lainnya. Gas ini sifatnya sangat beracun bagi tubuh
manusia, sehingga akibatnya bisa fatal. Ikatan CO dan Hb dalam darah akan
membentuk karboksi haemoglobin. Ini menyebabkan dua hal:

1. Oksigen akan kalah bersaing dengan karbon monoksida sehingga kadar


oksigen dalam darah manusia akan menurun drastis. Seperti yang kita tahu,
oksigen diperlukan dalam proses metabolisme tubuh sel, jaringan dan organ
dalam tubuh manusia. Dengan keberadaan CO di dalam darah, maka akan
menghambat metabolisme tubuh manusia.
2. Gas CO akan menghambat terjadinya proses respirasi atau oksidasi sitokrom.
Hal ini akan mengakibatkan pembentukan energi tidak maksimal. Karbon
monoksida akan berikatan langsung dengan sel otot jantung dan sel tulang.
Akibatnya terjadi keracunan CO pada sel tersebut dan merembet pada sistem
saraf manusia.
Jika seseorang mengalami paparan CO 1.000 ppm selama beberapa menit akan
menimbulkan kejenuhan karboksi haemoglobin. Orang tersebut akan bekurang
kesadarannya atau pingsan. Sedangkan jika ditambah beberapa menit lagi maka
dapat mengakibatkan kematian.
GEJALA KERACUNAN GAS KARBON MONOKSIDA
Paparan karbon monoksida dalam jumlah besar akan menimbulkan gejala
seperti keracunan, yakni sakit kepala, rasa mual dan muntah. Gejala ini akan
bertambah dengan rasa lelah, mengeluarkan keringat cukup banyak, pola
pernafasan menjadi cepat dan pendek, adanya rasa gugup dan berkurangnya fungsi
penglihatan. Puncak dari gejala ini adalah berkurangnya kesadaran bahkan hingga
pingsan yang sebelumnya ditandai dengan sakit dada yang sangat mendadak. Jika
terjadi nyeri dada, maka CO sudah berada di jantung. Banyak kasus kematian
akibat keracunan karbon monoksida ini terjadi karena kesulitan bernafas dan edema
paru yang disebabkan adanya kekurangan oksigen pada level sel, dimana sel tidak
mendapatkan cukup oksigen dari darah karena justru mengikat gas CO.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN KERACUNAN KARBON MONOKSIDA
Jika ada seseorang yang mengalami keracunan karbon monoksida, maka
pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah membawa korban ke tempat
terbuka, bisa diusahakan yang terbuka dan hijau dan jauh dari sumber karbon
monoksida. Longgarkan pakaian korban supaya lebih mudah bernafas. Jika memiliki
oksigen murni, bisa diberikan kepada korban sebagai pertolongan untuk dihidurp.
Pastikan korban keracunan masih bernafas dengan menyentuh hidung, denyut
jantung dan nadi. Setelah korban siuman, pastikan dalam keadaan tenang karena
jika korban terlalu banyak bergerak maka kebutuhan oksigen akan meningkat dan
ia akan pingsan kembali. Setelah itu segera bawa korban ke rumah sakit untuk
mendapatkan perawatan lebih lanjut.
BEBERAPA TIPS MENCEGAH ATAU MENGURANGI PENCEMARAN UDARA :
1.

Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, contohnya : jalan kaki,


bersepeda, atau menggunakan kendaraan umum.

2. Selalu merawat kendaraan bermotor dengan baik agar tidak boros bahan
bakar dan asapnya tidak mencemari udara.
3. Menggunakan bahan bakar tanpa timbal (unleaded).
4. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan menggantinya dengan bahan
bakar yang ramah lingkungan, misalnya : biodiesel.

3.

5.

Mengatur emisi kendaraan


pengubah katalik.

bermotor,

yaitu

dengan

memasang

6.

Mengembangkan teknologi mesin yang tidak menggunakan bahan bakar


fosil, misalnya dengan membuat mobil listrik.

7.

Ikut berpartisipasi dalam program car free day.

8.

Menanam sebanyak-banyaknya pohon disekitar lingkungan kita.

alat

KESIMPULAN
1. Karbon monoksida adalah suatu gas yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak mengiritasi. Namun karbon monoksida ini mudah terbakar
dan sangat beracun apabila terhirup oleh manusia dan memasuki sistem
peredaran darah. Karbon monoksida terjadi akibat proses pembakaran yang
tidak sempurna akibat kurangnya oksigen.
2. Gas karbon monoksida (CO) yang masuk dalam sistem peredaran darah akan
menggantikan posisi oksigen dalam berikatan dengan hemoglobin (Hb)
dalam darah. Gas CO akhirnya mudah masuk ke dalam jantung, otak dan
organ vital penunjang kehidupan manusia lainnya. Gas ini sifatnya sangat
beracun bagi tubuh manusia, sehingga akibatnya bisa fatal.
3. Untuk mencegah karbon monoksida yang berlebih dilingkungan kita dapat
melakukan penghamatan energi, menanam dan merawat pohon dengan baik.
Dengan begitu kota Jakarta akan menjadi bersih dan lebih nyaman.

http://rianfirman.blogspot.com/2013/10/karbon-monoksida-dan-dampak-bagi.html

Anda mungkin juga menyukai