35 Votes
Di udara, Karbon Monoksida (CO) terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, hanya
sekitar 0,1 ppm. Di daerah perkotaan dengan lalu lintas yang padat konsentrasi gas CO berkisar
antara 10-15 ppm. Sudah sejak lama diketahui bahwa gas CO dalam jumlah banyak (konsentrasi
tinggi) dapat menyebabkan gangguan kesehatan bahkan juga dapat menimbulkan kematian.
Karbon monoksida (CO) apabila terhirup ke dalam paru-pari akan ikut peredaran darah
dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi
karena gas CO bersifat racun, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah (hemoglobin) :
Hemoglobin + CO > COHb (Karboksihemoglobin)
Ikatan karbon monoksida dengan darah (karboksihemoglobin) lebih stabil daripada ikatan
oksigen dengan darah (oksihemoglobin). Keadaan ini menyebabkan darah menjadi lebih mudah
menangkap gas CO dan menyebabkan fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen terganggu.
Dalam keadaan normal konsentrasi CO di dalam darah berkisar antara 0,2% sampai
1,0%, dan rata-rata sekitar 0,5%. Disamping itu kadar CO dalam darah dapat seimbang selama
kadar CO di atmosfer tidak meningkat dan kecepatan pernafasan tetap konstan.
Keracunan gas karbon monoksida dapat ditandai dari keadaan ringan, berupa pusing, rasa
tidak enak pada mata, sakit kepala, dan mual. Keadaan yang lebih berat dapat berupa detak
jantung meningkat, rasa tertekan di dada, kesukaran bernafas, kelemahan otot-otot, gangguan
pada sisten kardiovaskuler, serangan jantung sampai pada kematian.
Sumber:
Mukono, Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran Pernafasan, 1997
Wardhana, Dampak Pencemaran Lingkungan, 2001
https://putraprabu.wordpress.com/2008/12/29/dampak-karbon-monoksida-coterhadap-kesehatan/
Karbon Monoksida
Sifat dan Karakteristik
Karbon monoksida, dengan rumus kimia CO. adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak berasa. Karbon monoksida terdiri dari satu atom karbon yang berikatan secara kovalen
dengan satu atom oksigen. Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna
dari senyawa karbon. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam
pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar. [1]
Gambar 1. Karakteristik CO
Karbon monoksida merupakan salah satu polutan yang terdistribusi paling luas di udara. Setiap
tahun, CO dilepaskan ke udara dalam jumlah yang paling banyak diantara polutan udara yang
lain, kecuali CO 2. Di daerah dengan populasi tinggi, rasio mixing CO bisa mencapai 1 hingga
10
ppmv.
[2]
Karbon
Monoksida
di
Atmosfer
Karbon monoksida, walaupun dianggap sebagai polutan, telah lama ada di atmosfer sebagai hasil
produk dari aktivitas gunung berapi. Kandungan CO dalam gas gunung berapi bervariasi dari <
0.01% sampai 2%, bergantung pada gunung api tersebut. CO antropogenik dari emisi automobile
dan industry memberikan kontribusi pada efek rumah kaca dan pemanasan global. Perubahan
CO menjadi senyawa lain di atmosfer diperkirakan berhubungan dengan terjadinya perubahan
iklim, karena CO diketahui berperan penting dalam pengendalian jumlah radikal OH di atmosfer.
Gambar 2. Siklus CO
Oksidasi karbon monoksida secara tidak langsung juga dapat berpengaruh terhadap energi radiasi
berkaitan dengan terbentuknya karbon dioksida dan ozon troposfer. Berkaitan dengan reaksi
fotokimia yang lambat, CO diketahui mempunyai peranan penting dalam siklus pembentukan O
3 terutama dalam skala yang luas di atmosfer bebas, sedangkan VOCs mempunyai peranan
penting dalam pembentukan O3 pada skala lokal (I.Coll, 2006). CO juga merupakan konstituen
dari
asap
rokok.
Konsentrasi sumber
7000 ppm : gas knalpot mobil yang tidak diencerkan (tanpa pengubah katalitik) [5]
Sumber
sumber
CO
Sumber gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil yang bereaksi dengan
udara menghasilkan gas buangan, salah satunya adalah karbon monoksida. Daerah dengan tigkat
populasi yang tinggi dengan jalur lalu lintas yang padat akan memiliki kadar CO yang lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
daerah
pedesaan.
Gas CO juga berasal dari proses industri. Secara alami, gas CO terbentuk dari proses meletusnya
gunung berapi, proses biologi, dan oksidasi HC seperti metana yang berasal dari tanah basah dan
kotoran makhluk hidup. Selain itu, scara alami CO juga diemisikan dari laut, vegetasi, dan tanah.
Secara umum, proses terbentuknya gas CO melalui proses berikut ini :
1.
Pembakaran
bahan
bakar
fosil
dengan
udara
2
C
+
O2
->
2
CO
2.
Pada
suhu
tinggi,
terjadi
rekasi
antara
CO2
dengan
C
CO2
+
C
->
2
CO
3. Pada suhu tinggi, CO2 dapat terurai kembali menjadi CO dan oksigen
CO2
->
CO
+
O
(Wardhana, 2004)
Dampak
Karbon
Monoksida
(CO)
terhadap
Manusia
Karbon monoksida (CO) apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan
menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO
bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah. Seperti halnya oksigen,
gas
CO
mudah
bereaksi
dengan
Hb
+
O2
Hb + CO -> COHb (karboksihemoglobin)
darah
->
(hemoglobin),
(Wardhana,
O2Hb
2001
115).
(Oksihemoglobin)
Afinitas CO terhadap Hb = 210 x daripada afinitas O2 terhadap Hb. Reaksi ini mengakibatkan
berkurangnya kapasitas darah untuk menyalurkan O2 kepada jaringan-jaringan tubuh. Kadar
COHb akan bertambah dengan meningkatnya kadar CO di atmosfir. Gejala yang terasa dimulai
dengan pusing-pusing, kurang dapat memperhatikan sekitarnya kemudian terjadi kelainan fungsi
susunan syaraf pusat, perubahan fungsi paru-paru dan jantung, sesak napas, dan pingsan dan
pada akhirnya kematian pada 750 ppm (Slamet, 1994 : 58).
Pangaruh karbon monoksida (CO) terhadap tubuh manusia ternyata tidak sama untuk manusia
yang satu dengan yang lain. Daya tahan tubuh manusia ikut menentukan toleransi tubuh terhadap
pengaruh adanya karbon monoksida. Keracunan gas CO dapat ditandai dari keadaan yang ringan,
berupa pusing, sakit kepala dan mual. Keadaan yang lebih berat dapat berupa menurunnya
kemampuan gerak tubuh, gangguan pada sistem kardiovaskular, serangan jantung sampai pada
kematian. Pertolongan bagi orang yang keracunan gas karbon monoksida pada tingkat yang
relative masih ringan dapat dilakukan dengan membawa korban ke tempat yang berudara terbuka
(segar) dan memberikan kesempatan kepada korban untuk bernafas dalam-dalam. Masuknya
udara segar (oksigen) ke dalam tubuh korban akan mengubah karboksihemoglobin menjadi
oksihemoglobin
berdasarkan
reaksi
keseimbangan
berikut
ini
:
COHb
O2
->
O2Hb
CO
Walaupun dikatakan bahwa reaksi tersebut di atas adalah reaksi keseimbangan, namun apabila
udara yang masuk ke dalam tubuh cukup banyak maka akhirnya reaksi akan bergeser terus di
kanan sampai semua karboksihemoglobin habis menjadi oksihemoglobin yang memang
diperlukan
oleh
tubuh
manusia.
Konsentrasi gas karbon monoksida (CO) di udara secara langsung akan mempengaruhi
konsentrasi karboksihemglobin (COHb). Dalam keadaan normal sebenarnya darah sudah
mengandung COHb sebanyak 0,5 %, berasal dari proses metabolisme di dalam tubuh. Dapat
dilihat pengaruh gas CO di udara dengan konsentrasi COHb darah terhadap pengaruhnya kepada
tubuh. [6]
daerah
yang
telah
tercemar
oleh
CO.
[15]
Baku
Mutu
Udara
Ambien
Gas
CO
Dalam PP RI No. 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara baku mutu udara
ambien didefenisikan sebagai ukuran batas atau kadar zat, energi, dan/atau komponen yang ada
atau yang seharusnya ada dan/atau unsure pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam
udara ambien. Baku mutu udara ambien untuk gas CO adalah 30000 g/Nm3.
Pencegahan
a.
[7]
Sumber Bergerak
b.
Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara berkala.
Menggunakan bahan bakr minyak atau batu bara dengan kadar CO rendah.
c.
Manusia
Apabila kadar CO dalam udara ambient telah melebihi baku mutu (10.000 ug/Nm3 udara dengan
rata-rata waktu pengukuran 24 jam), maka untuk mencegah dampak kesehatan dilakukan upayaupaya :
Penanggulangan
a. Mengatur pertukaran udara didalam ruang seperti
b.
Bila
terjadi
korban
keracunan,
c.
Berikan
pengobatan
atau
Kirim segera ke rumah sakit atau puskesmas terdekat
menggunakan
maka
pernafasan
[7]
exhaust-fan
lakukan:
buatan
http://pengen-tau.weebly.com/karbon-monoksida.html
ABSTRAK
Kota Jakarta adalah kota metropolitan yang terdapat sarana transportasi yang
cukup banyak, contohnya seperti angkutan umum, mobil, dan sepeda motor.
Hampir setiap warga Jakarta menggunakan alat transportasi tersebut dalam
menjalakan segala aktivitasnya. Alat transportasi tersebut merupakan salah satu
yang berkontribusi dalam menghasilkan karbon monoksida. Dalam kandungan
karbon monoksida terdapat zat-zat yang berbahaya bagi kesahatan manusia.
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa itu karbon monoksida, kandungan apa
saja yang terdapat dalam karbon monoksida dan dampak bagi kesehatan manusia.
1.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kota Jakarta adalah kota metropolitan dan sekaligus ibu kota Negara
Indonesia yang menjadi pusat pemerintahan, perdagangan, industri, bisnis,
pendidikan dan pariwisata. Oleh karena itu kota Jakarta menjadi daya tarik bagi
kaum urbanisasi yang datang dan menetap di kota Jakarta, sehingga membuat
kebutuhan akan transportasi semakin meningkat.
Transportasi adalah suatu alat perpindahan dari satu tempat ke tempat yang
lain. Hampir setiap masyarakat menggunakan transportasi untuk menjalankan
segala aktivitasnya. Selain itu alat transportasi juga dapat membahayakan manusia
dari asap pembakaran yang dihasilkan setiap kendaraan. Asap kendaraan tersebut
terdapat gas karbon monoksida yang membahayakan kesehatan manusia.
Oleh karena itu, disini penulis akan membahas apa itu karbon monoksida dan
apa dampaknya bagi kesehatan manusia. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua yang membacanya.
RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
TUJUAN
1.
2.
Mengetahui kandungan apa saja yang terdapat dari gas karbon monoksida.
3.
Mengetahui apa dampak bagi kesehatan manusia akibat dari gas karbon
monoksida.
4. Mengetahui cara mencegah atau mengurangi gas karbon monoksida yang terdapat
di lingkungan sekitar.
2.
Karbon monoksida adalah gas yang terdiri dari satu atom karbon (C) dan satu
atom oksigen (O). Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan
dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu
ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan oksigen. Gas ini tidak berbau,
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak mengiritasi. Namun karbon monoksida ini
mudah terbakar dan sangat beracun apabila terhirup oleh manusia dan memasuki
sistem peredaran darah. Karbon monoksida terjadi akibat proses pembakaran yang
tidak sempurna akibat kurangnya oksigen. Hal ini bisa terjadi pada kendaraan
bermotor, alat pemanas, tungku kayu, bahkan asap rokok.
2. Selalu merawat kendaraan bermotor dengan baik agar tidak boros bahan
bakar dan asapnya tidak mencemari udara.
3. Menggunakan bahan bakar tanpa timbal (unleaded).
4. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan menggantinya dengan bahan
bakar yang ramah lingkungan, misalnya : biodiesel.
3.
5.
bermotor,
yaitu
dengan
memasang
6.
7.
8.
alat
KESIMPULAN
1. Karbon monoksida adalah suatu gas yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak mengiritasi. Namun karbon monoksida ini mudah terbakar
dan sangat beracun apabila terhirup oleh manusia dan memasuki sistem
peredaran darah. Karbon monoksida terjadi akibat proses pembakaran yang
tidak sempurna akibat kurangnya oksigen.
2. Gas karbon monoksida (CO) yang masuk dalam sistem peredaran darah akan
menggantikan posisi oksigen dalam berikatan dengan hemoglobin (Hb)
dalam darah. Gas CO akhirnya mudah masuk ke dalam jantung, otak dan
organ vital penunjang kehidupan manusia lainnya. Gas ini sifatnya sangat
beracun bagi tubuh manusia, sehingga akibatnya bisa fatal.
3. Untuk mencegah karbon monoksida yang berlebih dilingkungan kita dapat
melakukan penghamatan energi, menanam dan merawat pohon dengan baik.
Dengan begitu kota Jakarta akan menjadi bersih dan lebih nyaman.
http://rianfirman.blogspot.com/2013/10/karbon-monoksida-dan-dampak-bagi.html