Anda di halaman 1dari 4

KARBON MONOKSIDA

Definisi:
Karbon monoksida, rumus kimia CO , adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa. Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan oksigen. Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon, sering terjadi pada mesin pembakaran dalam. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah api berwarna biru, menghasilkan karbon dioksida. Walaupun ia bersifat racun, CO memainkan peran yang penting dalam teknologi modern, yakni merupakan prekursor banyak senyawa karbon Molekul CO memiliki panjang ikat 0,1128 nm. Perbedaan muatan formal dan elektronegativitas saling meniadakan, sehingga terdapat momen dipol yang kecil dengan kutub negatif di atom karbon walaupun oksigen memiliki elektronegativitas yang lebih besar. Alasannya adalah orbital molekul yang terpenuhi paling tinggi memiliki energi yang lebih dekat dengan orbital p karbon, yang berarti bahwa terdapat rapatan elektron yang lebih besar dekat karbon. Selain itu, elektronegativitas karbon yang lebih rendah menghasilkan awan elektron yang lebih baur, sehingga menambah momen dipol. Ini juga merupakan alasan mengapa kebanyakan reaksi kimia yang melibatkan karbon monoksida terjadi pada atom karbon, dan bukannya pada atom oksigen. Panjang ikatan molekul karbon monoksida sesuai dengan ikatan rangkap tiga parsialnya. Molekul ini memiliki momen dipol ikatan yang kecil dan dapat diwakili dengan tiga struktur resonansi:

Resonans paling kiri adalah bentuk yang paling penting. Hal ini diilustrasikan dengan reaktivitas karbon monoksida yang bereaksi dengan karbokation. Dinitrogen bersifat isoelektronik terhadap karbon monoksida. Hal ini berarti bahwa molekulmolekul ini memiliki jumlah elektron dan ikatan yang mirip satu sama lainnya. Sifat-sifat fisika antara N2 dan CO sangat mirip, walaupun CO lebih reaktif.

Sumber: Di kota-kota besar, sumber utama penghasil CO adalah kendaraan bermotor seperti mobil, truk, bus dan sepeda motor karena pembakaran BBM yang tidak sempurna. CO dapat terbentuk secara alamiah maupun sebagai hasil sampingan kegiatan manusia Sumber gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil yang bereaksi dengan udara menghasilkan gas buangan, salah satunya adalah karbon monoksida. Daerah dengan tingkat populasi yang tinggi dengan jalur lalu lintas yang padat akan memiliki kadar CO yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Gas CO juga berasal dari proses industri. Secara alami gas CO terbentuk dari proses meletusnya gunung berapi, proses biologi, dan oksidasi hidrokarbon seperti metana yang berasal dari tanah basah dan kotoran mahluk hidup. Selain itu, secara alami CO juga diemisikan dari laut, vegetasi, dan tanah. Secara umum terbentuknya gas CO melalui proses berikut ini : 1. Pembakaran bahan bakar fosil dengan udara yang reaksinya tidak stoikiometris. Reaksinya : 2C + O 2 2CO

2. Pada suhu tinggi terjadi reaksi antara karbon dioksida (CO2) dengan karbon (C) menghasilkan gas CO. Reaksinya : CO 2 + C 2CO

Pada suhu tinggi, CO 2 dapat terurai kembali menjadi CO dan oksigen. Reaksinya : CO2 (Wardhana, 2004) Dampak: Karbon monoksida sangatlah beracun dan tidak berbau maupun berwarna. Ia merupakan sebab utama keracunan yang paling umum terjadi di beberapa negara. Paparan dengan karbon monoksida dapat mengakibatkan keracunan sistem saraf pusat dan jantung. Setelah keracunan, sering terjadi sekuelae yang berkepanjangan. Karbon monoksida juga memiliki efek-efek buruk bagi bayi dari wanita hamil. Gejala dari keracunan ringan meliputi sakit CO + O

kepala dan mual-mual pada konsentrasi kurang dari 100 ppm. Konsentrasi serendah 667 ppm dapat menyebabkan 50% hemoglobin tubuh berubah menjadi karboksihemoglobin (HbCO). Karboksihemoglobin cukup stabil, namun perubahan ini reversibel. Karboksihemoglobin tidaklah efektif dalam menghantarkan oksigen, sehingga beberapa bagian tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Sebagai akibatnya, paparan pada tingkap ini dapat membahayakan jiwa. Di Amerika Serikat, organisasi Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja membatasi paparan di tempat kerja sebesar 50 ppm. Mekanisme bagaimana karbon monoksida mengakibatkan efek keracunan belum sepenuhnya dimegerti, namun hemoglobin, mioglobin, dan sitosom oksidase mitokondria diduga terkompromi (compromised). Kebanyakan pengobatan terdiri dari pemberian 100% oksigen atau terapi oksigen hiperbarik, walaupun pengobatan ini masih kontroversial. Keracunan karbon monoksida domestik dapat dicegah dengan menggunakan detektor karbon monoksida. Faktor resiko terjadinya keracunan CO:

konsentrasi dan jumlah gas CO di udara. Semakin tinggi konsentrasi dan jumlah gas CO yang terdapat di udara, semakin besar kemungkinan terjadinya keracunan gas CO. Karakteristik personal o Jenis kelamin, Pria lebih mudah mengalami keracunan gas CO o Umur, Bayi dan anak-anak lebih rentan terhadap terjadinya keracunan gas CO o Kondisi umum, Adanya penyakit paru dan jantung mengakibatkan resiko terhadap terjadinya keracunan gas CO menjadi lebih tinggi o Semakin ringan berat badan, volume darah akan berkurang, sehingga dengan konsentrasi dan jumlah yang kecil, gas CO dapat menyebabkan keracunan o Ras kulit hitam beresiko keracunan 20% lebih tinggi dibandingkan ras lainnya Kombinasi paparan dengan zat kimia lain. Bila terpapar dengan zat kimia lain bersama-sama dengan gas CO, maka gejala keracunan yang terjadi akan lebih berat dibandingkan bila terpapar dengan gas CO saja Lamanya paparan yang terjadi. Semakin lama terpapar dengan gas CO, maka gejala keracunan akan semakin berat.

Gejala keracunan CO biasanya diawali dengan rasa pusing atau sakit kepala ringan, mudah tersinggung, dan mual muntah. Semakin banyak gas CO yang terhirup, gejala akan semakin berat, hingga dengan pingsan, sesak nafas, bahkan sampai dengan kematian. diagnosis keracunan CO pada korban hidup biasanya berdasarkan anamnesis adanya kontak dan ditemukannya gejala keracunan CO. Pada korban yang mati tidak lama setelah keracunan CO, ditemukan lebam mayat berwarna merah terang (cherry red colour), yang tampak jelas bila kadar CO-Hb mencapai 30% atau lebih. Warna lebam mayat seperti itu juga dapat ditemukan pada mayat yang didinginkan ataupun pada korban keracunan sianida (HCN).

Pengolahan: a. Melakukan pemeriksaan emisi dan perawatan mesin kendaraan bermotor secara berkala b. Minta pada mekanik bengkel agar kadar CO dalam emisi gas buang kendaraan selalu memenuhi persyaratan yang ditetapkan pemerintah c. Menggunakan alat tambahan catalytic converter yang dapat menurunkan kadar CO sampai sekitar 90% menggunakan alat tambahan catalytic converter yang dapat menurunkan kadar CO sampai sekitar 90% d. Menjaga sistem ventilasi dan sirkulasi dalam ruang dengan baik. Jadi sebagai pengendara mesti tahu juga udara yang ada disekitar kita baik apa sudah buruk, jangan hanya bisa memakai kendaraan saja tidak tahu akibat yang di timbulkan.

Pengendalian Pencemaran Emisi Cerobong Asap Pabrik Di dalam sebuah pabrik, pengendalian pencemaran udara terdiri dari dua bagian yaitu penanggulangan emisi debu dan penanggulangan emisi senyawa pencemar. Cerobong Fungsi : menghasilkan isapan alamiah untuk mengalirkan gas asap ke luar dari mesin uap dengan kecepatan tertentu, mengatasi kerugian gesekan aliran gas asap yang terjadi, mulai dari rangka bakar atau pembakar (burner), hingga ke luar dari cerobong, diharapkan setinggi mungkin sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitarnya. Tarikan paksa diperlukan jika ketinggian maksimum cerobong tidak mampu mengalirkan gas asap atau cerobong memang tidak terlalu tinggi Ventilator Fungsi : menciptakan isapan paksa Tiga jenis sistem tarikan paksa, yaitu; sistem tarikan tekan; fan dipasang sebelum ruang bakar. sistem tarikan isap; fan dipasang sebelum cerobong sistem tarikan kombinasi; 2 fan dipasang sebelum ruang bakar dan sebelum cerobong.

ZANUAR ARIE PRAYOGI_23_2D

Anda mungkin juga menyukai