Anda di halaman 1dari 9

1|Page

Bab 13. Optika

13.1 Pendahuluan
Optika adalah ilmu yang mempelajari tentang cahaya atau lebih luasnya lagi tentang
spektrum elektromagnetik. Karena itu aspek-aspek gelombang dari cahaya harus
mendapatkan perhatian yang utama. Optika sendiri dibagi atas dua bagian utama:

Optik Geometrik:
Mempelajari sifat-sifat cahaya dalam medium, misalnya: pembiasan, pemantulan
transmisi serta prinsip propagasi perambatan cahaya pada alat-alat optik.
Optik Fisis:
Mempelajari tentang keadaan fisis cahaya serta tingkah laku cahaya sebagai
gelombang, misalnya peristiwa interferensi, difraksi, dispersi, polarisasi serta
gagasan- gagasan mengenai hakekat cahaya.

Optika sebagai salah satu cabang fisika yang memanfaatkan gelombang


elektromagnetik, saat ini aplikasinya sangat berkembang dengan pesat. Pemanfaatan
sistem optik dalam desain dan konstruksi komponen IC semakin mengefektifkan dan
mengefisienkan pembuatan peralatan elektronik dan instrumentasi. Dalam sistem
komunikasi, sistem optik ini juga lebih meningkatkan kemampuan penyaluran dan
transformasi informasi. Demikian juga dalam sistem pemantauan dengan sistem informasi.
Geografis sistem optik ini meningkatkan kualitas dan kuantitas dari hasil pemantauan
sumber daya alam di permukaan maupun di bawah permukaan bumi. Dalam bidang
kesehatan penggunaan spektrum cahaya seperti sinar laser, sinar UV sampai sinar infra
merah sangat maju dalam bidang diagnostik maupun terapi, terlebih dalam aplikasinya
dalam bidang spektroskopi yang berkembang dengan sangat pesatnya. Hampir pada semua
bidang sains penggunaan ilmu optik sangat berkembang dengan pesatnya, dan diramalkan
akan mengungguli penggunaan material dibidang informasidan komunikasi. Di bidang
pertanian, ilmu spektroskopi yang memanfaatkan teknologi optik berkembang dengan pesat
sebagai salah satu teknologi masa depan. Salah satunya digunakan sebagai teknologi uji
keaslian produk pertanian bernilai jual tinggi.
Pada bab ini pembahasan tentang optika ini akan dibagi atas tiga bagian. Yakni
pembahasan tentang pemantulan dan pembiasan cahaya, perambatan cahaya pada
peralatan optis yang sederhana dan pembahasan sifat sifat cahaya sebagai gelombang.
13.2. Optika Geometrik
13.2.1 Pemantulan Cahaya
a. Pemantulan pada Cermin Datar
Berkas sinar yang jatuh pada suatu permukaan yang rata dan halus, misalnya cermin
akan mengalami pemantulan teratur. Sebaliknya sinar yang jatuh pada permukaan yang tidak
rata, misalnya permukaan tanah akan dipantulkan secara baur atau difus.
Sinar yang jatuh pada permukaan yang rata akan dipantulkan sesuai dengan hukum
pemantulan sebagai berikut:
1. Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar
2. Besar sudut datang sama dengan besar sudut pantul.
Pernyataan tentang hukum pemantulan ini dapat lebih dipahami dengan memperhatikan
Gambar 13.1.Sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar:
1. Jarak bayangan ke cermin (S’) sama dengan jarak benda ke cermin (S)
2. Bayangan dibentuk oleh perpotongan dari perpanjangan sinar-sinar pantul dan berada di
belakang cermin.
3. Bayangan tidak dapat ditangkap oleh layar (maya) dan di belakang cermin
4. Besar/tinggi bayangan sama dengan besar/tinggi benda
2|Page
5. Bayangan berhadapan dengan bendanya, tetapi saling berkebalikan.

Gambar 13.1 Skema hukum pemantulan

Bila dua buah cermin datar dirangkai membentuk sudut tertentu dapat menghasilkan
bayangan lebih dari satu. Banyaknya bayangan (n) bergantung pada besarnya sudut (α)
yang dibentuk oleh kedua cermin tersebut, dan dirumuskan sebagai berikut:

....................................................................................................(13.1)
b. Pemantulan pada Lermin Lengkung
Sebuah cermin dapat saja melengkung. Jika sisi depan cermin melengkung ke dalam
disebut cermin cekung, sebaliknya apabila sisi depan cermin melengkung keluar maka
cermin tersebut adalah cermin cembung.
b.1. Cermin cekung
Cermin cekung bersifat mengumpulkan sinar (konvergen), artinya sinar-sinar yang
sejajar yang jatuh pada permukaan cermin dipantulkan ke satu titik yang disebut titik api
atau titik fokus. Titik fokus cermin ini berada di sisi depan cermin. Karena itu jarak fokus
bertanda positif, dan hubungannya dengan jari-jari kelengkungan cermin adalah:

........................................................................................................(13.2)

Gambar 13.2. Cermin cekung mengumpulkan sinar

Bagian penting dari cermin cekung adalah seperti pada Gambar 13.2. Untuk melukiskan
diagram pembentukan bayangan dari sebuah benda nyata didepan cermin, sedikitnya
diperlukan dua sinar istimewa dari tiga sinar istimewa (Gambar 13.3). Ketiga sinar
istimewa tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama, akan dipantulkan melalui titik fokus.
2. Sinar datang melalui titik fokus, akan dipantulkan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang menuju pusat kelengkungan cermin, akan dipantulkan kembali melalui
titik tersebut.
3|Page

Gambar 13.3. Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung

Persamaan yang menyatakan hubungan antara ruang benda dan ruang bayangan
adalah :

Rbenda + R bayangan = 5.......................................................................................(13.3)

Hubungan antara jarak benda (S), jarak bayangan (S’) dan jarak fokus (f) dari cermin
cekung
dirumuskan sebagai berikut:

.............................................................................................................(13.4)

.....................................................................................................................(13.4a)

dan besar perbesaran bayangan dinyatakan dalam:

.......................................................................................................(13.5)

dimana h adalah tinggi benda dan h’ merupakan tinggi bayangan.

b.2. Cermin cembung

Gambar 13.4. Cermin cembung memencarkan sinar.

Cermin cembung bersifat memencarkan cahaya (divergen), yaitu sinar-sinar


sejajar yang jatuh ke permukaan cermin cembung dipantulkan seolah-olah berasal dari
titik api atau titik fokus. Seperti halnya pada cermin cekung, pada cermin cembung juga
terdapat tiga sinar istimewa sebagai berikut:
1. sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus
2. sinar datang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama
3. sinar datang menuju pusat kelengkungancermin dipantulkan kembali seakan akan
4|Page
dari titik pusat kelengkungan.
Rumus-rumus tentang hubungan jarak benda (S), jarak bayangan (S’) dan jarak fokus (f)
serta perbesaran linier (M) yang berlaku pada cermin cekung juga berlaku pada cermin
cembung. Akan tetapi harga untuk jarak fokus (f) dan jari-jari kelengkungan cermin
bertanda negatif (-).
13.2.2. Pembiasan Cahaya
Pembiasan cahaya adalah peristiwa atau gejala perubahan arah rambatan cahaya. Peristiwa
pembiasan akan terjadi bila seberkas cahaya datang dari medium renggang menuju medium
rapat atau sebaliknya.
a. Hukum pembiasan
(1). Sinar datang, sinar bias dan garis normal berpotongan pada satu titik dan terletak pada
satu bidang.
(2) Hubungan sudut datang dan sudut bias dinyatakan oleh persamaan umum Snellius :
n1 sin i = n2 sin r ...........................................................................(13.6)

keterangan : i = sudut datang


r = sudut bias
n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias medium 2
Gambar 13.5. Pembiasan pada bidang batas antara dua medium.

Seberkas cahaya yang merambat dari medium yang kurang rapat ke medium
yang lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal, sehingga sudut datang akan lebih
besar dari sudut bias. Sebaliknya, jika berkas cahaya merambat dari medium yang lebih
rapat ke medium kurang rapat akan dibiaskan menjauhi garis normal.
b. Indeks bias
b.1. Indeks bias mutlak
Indeks bias mutlak merupakan perbandingan sinus sudut datang dengan sinus
sudut bias, yang dituliskan dengan :

................................................................................................................(13.7)
Cahaya yang merambat pada dua medium yang berbeda akan mengalami perubahan
kecepatan. Oleh karena itu indeks bias mutlak medium hampa dapat dituliskan:

..........................................................................................................(13.8)
b.2. Indeks bias relatif
Seberkas sinar merambat dari medium 1 (n1) ke medium 2 (n2), maka indeks
bias relatif medium 1 terhadap medium 2 dapat ditulis:

.......................................................................................................(13.9)
5|Page

a. Hubungan antara cepat rambat, frekuensi dan panjang gelombang cahaya dengan
Indeks bias.
Ketika cahaya merambat dari satu medium ke medium lainnya, frekuensinya akan
tetap (f1=f2), akan tetapi yang mengalami perubahan adalah pada panjang gelombangnya
yang dapat dituliskan dalam bentuk :

................................................................................................................(13.10
)

apabila medium 1 udara (n1 = 1) dan medium 2 adalah suatu bahan yang berindeks bias n
maka

..................................................................................................................(13.11
)
c. Pemantulan Sempurna
Berkas cahaya yang merambat dari medium yang lebih rapat menuju medium
yang kurang rapat tidak selalu mengalami pembiasan, akan tetapi dapat mengalami
pemantulan sempurna. Hal ini akan terjadi apabila sudut datang lebih besar dari sudut
kritisnya. Sudut kristis antara dua medium adalah sudut datang dari medium lebih rapat
menuju medium yang kurang rapat yang menghasilkan sudut bias 90o. Besar sudut
kritis ditentukan sebagai berikut:

...............................................................................................(13.12)

13.2.3 Pembiasan pada kaca planparalel

Gambar 13.6 Skema pembiasan cahaya pada kaca planparalel.

Apabila seberkas sinar datang dari udara menuju kaca planparalel seperti tampak
pada gambar, arah sinar datang menuju kaca akan sejajar dengan arah sinar keluar dari
kaca, akan tetapi mengalami pergeseran sejauh d. Besar pergeseran d dirumuskan
sebagai berikut:

................................................................................................(13.
13)
keterangan: d = pergeseran sinar
t = tebal kaca
i = sudut datang menuju kaca
r = sudut bias dalam kaca
6|Page

13.2.4.Pembiasan pada bidang lengkung dan bidang datar.

Gambar.13.7 Pembiasan pada bidang lengkung

Suatu sumber titik (titik A) seperti pada gambar berada sejauh S didepan permukaan
sferik dengan indeks bias n2 dan berjari-jari R. Untuk menentukan jarak bayangan S’
digunakan persamaan:

....................................................................................(13.14)

dan besar perbesarannya:

.........................................................................................................(13.15)
Keterangan: n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias bahan gelas
S = Jarak benda terhadap permukaan sperik
S’ = Jarak bayangan terhadap permukaan sperik
R = Jari-jari kelengkungan permukaan sperik

Jika permukaan sperik diganti menjadi datar, maka penentuan letak bayangan ditentukan
dengan menggunakan persamaan :

S.......................................................................................................(13.16)

13.3.3. Kekuatan lensa


Kekuatan lensa didefenisikan sebagai harga kebalikan jarak fokus dari lensa
tersebut. Satuan kekuatan lensa dinyatakan dengan dioptri. Dengan demikian semakin
pendek jarak fokus, kekuatan lensa tersebut semakin kuat. Dari definisi di atas secara
matematis persamaan kekuatan lensa (P) dapat dituliskan :

.........................................................................................................(13.28)

13.3.4. Susunan Lensa


Alat-alat optik yang menggunakan susunan lensa, misalnya teropong dan mikroskop.
7|Page
Didalam alat optik ini terdapat dua atau lebih lensa yang disusun dengan jarak tertentu
dengan sumbu utama berimpit. Perhatikan Gambar (13.14). Pada gambar terlihat bahwa
bayangan yang dibentuk oleh lensa 1 merupakan benda terhadap lensa 2, sehingga
diperoleh hubungan:
d = S1’ + S2 ............................................................................................ (13.29)
Perbesaran total susunan lensa merupakan hasil kaliperbesaran lensa 1 dan perbesaran lensa
2, yang dirumuskan sebagai berikut:

......................................................................(13.30)

Gambar 13.14. Pembentukan bayangan pada susunan lensa

13.3.5. Lensa Gabungan


Lensa gabungan adalah dua atau lebih lensa yang digabung menjadi satu. Jarak fokus dan
kekuatan lensa dinyatakan sebagai berikut.
a. Jarak fokus:

....................................................................................(13.31
)

apabila fgabungan bernilai positif berarti menghasilkan lensa cembung, dan jika bernilai
negatif berarti menghasilkan lensa cekung.
b. Kekuatan lensa:
Beberapa lensa dengan kekuatan lensa P1, P2, P3 …, jika digabungkan akan diperoleh
sebuah lensa dengan kekuatan lensa gabungan Pgabungan yang secara umum dapat dituliskan:

Pgabungan = P1 + P2 + P3 +…+P4 .............................................................................(13.32)

Contoh soal dan latihan


Bagian I
1. Sebuah benda terletak 11 cm didepan cermin cekung yang jari-jari kelengkungannya 20
cm Tentukanlah hal-hal berikut:
a. Jarak bayangan dan perbesarannya
b. Tinggi benda dan tinggi bayangannya
c. Lukiskan pembentukan bayangannya
8|Page
2. Diketahui indeks bias air 4/3 dan indeks bias gelas 3/2.
a. Tentukanlah indeks bias relatif air terhadap kaca
b. Indeks bias relatif kaca terhadap air

3. Seberkas sinar dijatuhkan pada kaca planparalel yang tebalnya 5 cm (indeks bias kaca =
1.5). Apabila sudut datang sinar tersebut 30°, tentukanlah pergeseran sinar pada kaca
plaparalel tersebut.

4. Sebuah kelereng (diameter 1.5 cm) berada di dalam bola gelas padat (ngelas = 1.5) pada
jarak 15 cm dari permukaan bola gelas. Apabila jari-jari kelengkungan bola gelas 30 cm,
tentukanlah letak dan tinggi bayangan kelereng.

5. Sebuah lensa bikonveks (cembung-cembung) mempunyai indeks bias 1.5 dengan jari-jari
kelengkungan 30 cm dan 20 cm. Apabila sebuah benda terletak di depan lensa sejauh 40
cm, berapakah jarak bayangannya?

6. Sebuah benda yang tingginya 10 mm diletakkan 40 mm di depan sebuah lensa konvergen


yang jarak fokusnya 200 mm. Lensa konvergen kedua yang jarak fokusnya sama
diletakkan pada titik fokus lensa pertama
a. Di manakah letak bayangan yang dibentuk oleh lensa pertama
b. Bagaimanakah ukuran dan letak bayangan akhir.

Bagian II
1. Lukislah terbentuknya bayangan oleh dua buah cermin datar yang membentuk sudut
110°

2. Sebuah benda setinggi 3 cm diletakkan 60 cm didepan cermin cembung yang jari-jari


kelengkungannya 30 cm. Tentukanlah:
a. Jarak dan tinggi bayangan
b. Lukisan pembentukan bayangan

3. Cermin cekung (I) dan cermin cembung (II) masing-masing mempunyai jarak fokus
30 cm dan 40 cm. Jarak kedua cermin adalah 100 cm. Apabila sebuah benda yang
tingginya 1 mm diletakkan diantara kedua cermin dengan jarak 48 cm dari cermin
cekung tentukanlah:
a. Letak dan perbesaran tinggi bayangan akhir
b. Lukisan pembentukan bayangan

4. Cepat rambat cahaya diudara 3 x 108 ms-1 dan frekuensinya 5 x 1014 hz


a. Tentukan cepat rambat cahaya dalam gelas (ngelas = 1.5)
b. Tentukan panjang gelombang cahaya dalam gelas
5. Seberkas cahaya menuju kaca planparalel (nkaca = 1.5) dengan sudut datang 45°.
Apabila sinar mengalami pergeseran 1.33 cm, tentukanlah tebal kaca planparalel.

6. Sebuah prisma mempunyai sudut pembias 30° dan indeks biasnya 1.5.
a. Berapa sudut deviasi minimumnya?
b. Jika sinar datang pada prisma dengan sudut datang 30°, berapa sudut deviasinya?

7. Sebuah akuarium besar pada salah satu permukaannya berbentuk lengkungan bola
dengan jari-jari 5 m. Akuarium itu diisi dengan air dengan indeks bias 4/3. Seorang
penyelam dan seorang penonton diluar akuarium keduanya berjarak 4m dari permukaan
9|Page
akuarium. Berapakah jarak bayangan masing-masing apabila:
a. penonton melihat penyelam
b. penyelam melihat penonton

8. Sebuah lensa cembung mempunyai kekuatan 5 dioptri. Didepan lensa tersebut


diletakkan benda setinggi 0.5 cm. Tentukanlah jarak benda terhadap lensa

9. Sebuah lensa cembung cekung berjari-jari kelengkungan 15 cm dan 20 cm. Jika


indeks bias bahan lensa tersebut 1.5, berapa jarak titik apinya :
a. di udara
b. didalam air yang berindeks bias 4/3

10. Dua buah lensa cembung memiliki jarak fokos berturut-turut 10 cm dan 11 cm,
disusun sedemikian rupa sehinggasumbu utama kedua lensa berimpit. Sebuah benda
setinggi 3 cm diletakkan 6 cm didepan lensa pertama dan menghasilkan bayangan akhir
pada jarak 15 cm di belakang lensa 2. Tentukanlah
a. Jarak kedua lensa
b. Tinggi bayangan akhir.

Anda mungkin juga menyukai