Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan

Algae hijau merupakan salah satu jenis rumput laut yang mengandung polisakarida non
pati, mineral, dan vitamin yang tinggi serta rendah lemak. Polisakarida dalam rumput laut
tersusun atas hidrokoloid penyusun dinding sel. Kandungan polisakarida dalam rumput laut
memiliki tiga peranan penting, yaitu (Santi, 2012):

1. Sebagai struktur penyusun dinding sel yang tidak larut air


2. Sebagai sumber cadangan makanan
3. Sebagai matriks pengisi antar sel yang berfungsi sebagai pengikat dan pelindng antar
sel

Fungsi polisakarida dalam rumput laut tersebut menjadikannya bernilai komersial. Menurut
Santi (2012), rumput laut hijau banyak ditemukan jenis polisakarida yaitu xilan dan ulvan. Kedua
jenis polisakarida tersebut memiliki tingkat kecernaan dalam usus yang lebih tinggi. polisakarida
ulvan merupakan polisakarida bercabang dan bersifat asam dengan struktur utama yaitu gula L-
ramnosa dan asam glukoronat.

Gambar 1. Struktur polisakarida pada algae hijau Ulva

(Sumber: Wang, 2014)

Penelitian yang dilakukan oleh Santi, dkk (2012) juga menunjukkan bahwa kandungan
polisakarida larut air pada C. crassa lebih tinggi dibandingkan U. lactuca. Hal ini ditunjukkan
melalui kandungan polisakarida larut air yang lebih tinggi, seperti kandungan selusosa,
glukoronan, dan xiloglukan. Kandungan polisakarida pada algae hijau jenis Ulva memiliki tingkat
kecernaan yang lebih tinggi terhadap hidrolisis basa dibandingkan dengan C. crassa. Hal ini
didasarkan pada perbedaan kadar sulfat pada struktur monosakarida penyusunnya dan jenis
spesies.
Tabel 1. Hasil fraksinasi polisakarida (Santi, 2012).

Perbedaan bentuk granula diantara polisakarida pada algae Ulva dengan C. crassa juga
menunjukkan adanya perbedaan. Pada granula polisakarida Ulva lactuca menunjukkan bentuk
bulat tak beraturan yang merupakan jenis polisakarida yang berperan sebagai cadangan
makanan rumput laut. Sedangkan pada C. crassa memiliki bentuk serat dan merupakan jenis
polisakarida penyusun struktur dinding sel.

Aktivitas Biologis
Menurut Wang (2014), polisakarida sulfat pada algae hijau memiliki potensi sebagai
komponen yang efektif dalam aktivitas antioksidan karena perannya sebagai antioksidan primer
yang menghambat radikal bebas. Kemampuan antioksidan dari polisakarida algae hijau
dipengaruhi oleh komposisi dan struktur kimia masing-masing spesiesnya. Faktor struktural
seperti berat molekul, kandungan sulfat, diketahui dapat mempengaruhi aktivitas antioksidan.
Penelitian yang sama juga mengindikasikan bahwa aktivitas antioksidan dari polisakarida sulfat
pada rumput laut hijau dapat ditingkatkan dengan menurunkan berat molekul.
Aktivitas biologis lainnya yang ditunjukkan oleh algae hijau adalah aktivitas
antikoagulan. Kandungan antikoagulan pada algae hijau diketahui lebih tinggi dibandingkan
pada algae merah dan cokelat. Algae hijau yang digunakan sebagai antikoagulan pada
umumnya didapatkan dari spesies Codium. Hal ini menjadi potensi bagi algae hijau untuk
menggantikan heparin sebagai pencegah atau penyembuhan penyakit kardiovaskuler. Adapun
mekanisme antikoagulasi yang dimiliki oleh polisakarida tersebut didasarkan pada
penghambatan terhadap thrombin dan potensiasi antitrombin III (Wang, 2014).
Pemanfaatan rumput laut hijau dalam peranan aktivitas biologis sangat luas. Selain
mekanisme tersebut, peranan lain yang dimiliki oleh rumput laut hijau diantaranya adalah
sebagai antiinflamasi, agen antiviral melalui penghambatan replikasi virus tertentu,
antihepatotoksik dan antihiperlipidemik yang ditunjukkan melalui reduksi level LDL (Wang,
2014).
DAFTAR PUSTAKA

Santi, R.A., Sunarti., T.C., Santoso D., dan Triwisari, D.A. 2012. Komposisi Kimia dan Profil
Polisakarida Rumput Laut Hijau. Jurnal Akuatika Vol. 3(2): 105-114.
Wang, L., Xiangyu Wang, Hao Wu, dan Rui Liu. 2014. Overview on Biological Activities and
Molecular Characteristics of Sulfated Polysaccharides from Marine Green Algae in
Recent Years. Journal of Marine Drugs, Vol. 12(9): 4984-5020.

Anda mungkin juga menyukai