Analisis Kandungan TSS (Total Suspended Solid) dan TDS (Total Dissolved Solid) di Perairan Pulau Pahawang, Lampung
Franky Marendy
Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya, Inderalaya
ABSTRACT
Practicum is held in November in the waters Pahawang Island. This lab uses the data TSS and TDS with 3 observation station; Near the terrestrial, Central and more towards the sea. This data is processed in the Laboratory of Marine Science Program, State University of Sriwijaya. The purpose of this lab to determine the content of TSS and TDS as well as the level of water quality. From the results of measurements at each station 13 station TSS value of 2.1 mg / l, station 14 at 1.9 mg / l and station 15 at 1.9 mg / l, while the value of TDS, in get dissolved solids values ranged from 12.4 mg / liter - 16.1 mg / liter. Based on values - the value is still below the quality standard KEPMEN LH No. 51 of 2004. Key Words : TSS, TDS, Water Quality, Pahawang Island
ABSTRAK
Praktikum ini dilaksanakan pada bulan November di perairan Pulau Pahawang. Praktikum ini menggunakan data TSS dan TDS dengan 3 Stasiun pengamatan ; Dekat darat, Tengah dan lebih kearah laut. Data ini diolah di Laboratorium Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya. Tujuan praktikum ini untuk mengetahui kandungan dari TSS dan TDS serta tingkat kualitas perairan. Dari hasil pengukuran di setiap stasiun nilai TSS stasiun 13 sebesar 2,1 mg/l, stasiun 14 sebesar 1,9 mg/l dan stasiun 15 sebesar 1.9 mg/l, Sedangkan nilai TDS, di dapatkan nilai padatan terlarut berkisar antara 12,4 mg/liter 16,1 mg/liter. Berdasarkan nilai nilai tersebut masih dibawah baku mutu KEPMEN LH No 51 Tahun 2004. Kata Kunci : TSS, TDS, Kualitas Air, Pulau Pahawang
I.
PENDAHULUAN
Pulau Pahawang berada di Teluk Lampung, di secara
bahkan kelautan akhir-akhir ini banyak dilakukan di kawasan pantai. Sehingga apabila tidak terkendali, aktivitas ini secara ekologis dapat menyebabkan berbagai kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan yang akan berakibat terhadap penurunan kualitas lingkungan dikawasan pantai. Bahkan diindikasikan tingkat organik pencemaran dan logam akibat berat limbah sudah
Kawasan
administrasi
berada
Kecamatan
Punduh Pedada, Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung dengan luas wilayah berdasarkan PP tahun 1999 adalah 1.046 hektar. Secara geografis berada pada 540,2 543,2 LS dan 10512,2 - 10515,2BT. Wilayah Desa Pulau Pahawang merupakan kawasan pesisir, terdiri dari laut, pantai, rawa, daratan dan daerah perbukitan, serta termasuk bagian pulau-pulau kecil yang ada di kawasan Teluk Lampung. Desa ini terbagi menjadi 6 dusun yaitu, Suak Buah, Kalangan, Penggetahan, Cukuhnyai Jaralangan, dan Dusun
(Dahuri, 2006). Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid) adalah semua zat padat (pasir, lumpur, dan tanah liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi dalam air dan dapat berupa komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton,
zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen mati (abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel anorganik. Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi
ekosistem yang unik mengingat di kawasan ini terjadi interaksi antara ekosistem daratan dan ekosistem lautan. Secara sosio - ekonomis, kawasan pantai merupakan kawasan yang sangat potensial ditinjau dari segi kandungan sumberdaya alamnya baik yang bersifat biotik (ikan dan hutan mangrove) maupun abiotik (lahan). Berbagai kegiatan manusia
kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan. Penetrasi cahaya
matahari ke permukaan dan bagian yang lebih dalam tidak berlangsung efektif akibat terhalang oleh zat padat 2
F.Marendy / Praktek Laut Journal tersuspensi, sehingga fotosintesis tidak berlangsung sempurna. Sebaran zat padat tersuspensi di laut antara lain dipengaruhi oleh masukan yang berasal dari darat melalui aliran sungai, ataupun dari udara dan perpindahan karena resuspensi endapan akibat pengikisan (Tarigan dan Edward, 2003). Analisis tersuspensi penentuan sangat zat-zat penting padat bagi air Padatan ini terdiri atas senyawa senyawa organik dan anorganik yang larut dalam air, mineral dan garam. Melihat tingginya aktivitas
budidaya di daerah perairan Pulau Pahawang yang salah satunya di duga menyebabkan kekeruhan (TSS dan
TDS) yang akan berdampak buruk terhadap kehidupan biota budidaya itu juga maupun biota biota lainnya seperti terumbu karang. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : a) Mengetahui kandungan TSS dan TDS di daerah Perairan Pulau Pahawang, Lampung. b) Mengetahui perairan tingkat kualitas
komponen-komponen
secara lengkap. Analisis tersebut juga digunakan untuk perencanaan serta pengawasan proses - proses pengolahan dalam bidang air minum maupun dalam bidang air buangan. Hal itu dilakukan dengan tujuan dalam pengolahan air buangan, sedimentasi pada air sungai, drainase dan lain-lain Zat padat (Amalia, 2002). terlarut (TDS)
lainnya seperti kecerahan, dan kadar oksigen terlarut di daerah Perairan Lampung. Pulau Pahawang,
merupakan zat padat yang lolos filter pada analisis zat padat tersuspensi, sehingga analisis zat padat terlarut merupakan kelanjutan analisis zat padat tersuspensi (Amalia, 2002). Menurut Effendi (2000), zat padat padatan terlarut yang merupakan mempunyai padatanukuran
II. METODOLOGI
Praktikum ini dilakukan di perairan Pulau Pahawang, Lampung dan dilaksanakan pada November 2013. Sampel air laut diambil pada 3 stasiun yaitu stasiun 13, 14, dan 15 serta pengamatan dengan menggunakan botol
padatan dalam suatu sampel air lebih kecil dibandingkan padatan tersuspensi.
F.Marendy / Praktek Laut Journal plastik pada lapisan permukaan (0 m). (Gambar 1). Pada stasiun 13 lebih dekat ke darat serta stasiun 15 lebih mengarah ke laut. Posisi stasiun ditentukan dengan mengunakan GPS (Global Positioning System) (Tabel 1). Analisis TSS dan TDS di Tabel 1. Posisi Stasiun Pengamatan Stasiun 13 14 15 Lintang Selatan
050 41 25.1 050 41 36.7 050 41 53.3
Bujur Timur
1050 12 45.9 1050 12 37.7 1050 12 29.5
lakukan di laboratorium Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya, Inderalaya
Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Alat dan Bahan No Parameter Satuan 1 TSS Mg/l Alat dan Bahan Cawan petri, Kertas saring, Oven, Vakum pump Secchi Disk DO Meter
kertas saring tersebut. Sampel sebanyak 100 ml disaring menggunakan kertas saring yang telah diketahui berat
TDS
Mg/l
3 4
Kecerahan DO
% Mg/l
bantuan vakum pump. Kertas saring yang telah berisi sampel, dikeringkan dalam oven pada suhu 800C selama 24
jam. Kemudian ditimbang kembali untuk mengetahui berat akhir/kering (BK) untuk TSS sedangkan untuk TDS lakukan 2x penyaringan.
dikeringkan dalam oven pada suhu 80 C selama 24 jam kemudian ditimbang untuk mengetahui berat awal (BC)
F.Marendy / Praktek Laut Journal Analisis Data Padat Tersuspensi (TSS) merupakan residu yang diperoleh apabila zat padat dalam sampel dipisahkan filter kertas dengan dan
menggunakan
disajikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 3. Kondisi Umum Perairan Pulau Pahawang di bandingkan dengan baku mutu KEPMEN LH No 51 Tahun 2004
No 1 2 3 4 Kondisi Perairan TSS TDS Kecerahan DO 13 2.1 12.4 33.3 4.19 Stasiun 14 1.9 15.2 32.5 4.23 15 1.9 16.1 74 4.92 Ket. >80 >80 <20 >5
kemudian zat padat yang tertahan pada filter dikeringkan pada suhu 800C. Dengan Rumus :
Dimana : a = berat filter dan residu sesudah pemanasan (mg), b = berat filter kering (sudah dipanaskan) (mg), c = sampel
Ket. : Nilai baku mutu KEPMEN LH No 51 Tahun 2004 Nilai kadar dari parameter yang diukur dalam bentuk grafik
Grafik Parameter Tiap Stasiun
TSS TDS Kecerahan DO
Padat Terlarut (TDS) adalah residu yang lolos filter 10 m yang kemudian di uapkan dan di keringkan pada suhu 800C dengan perhitungan :
80 70 60 50 40 30 20 10 0
13
14
15
Padatan Tersuspensi Total (TSS) Dari hasil pengukuran di setiap dimana : a = berat cawan dan residu sesudah pemanasan 800C b = berat cawan (kosong) (mg) c = sampel. stasiun nilai TSS stasiun 13 sebesar 2,1 mg/l, stasiun 14 sebesar 1,9 mg/l dan stasiun 15 sebesar 1.9 mg/l, setiap 5
F.Marendy / Praktek Laut Journal stasiun hampir sama besar nilai TSS. Rendahnya nilai TSS pada stasiun 15 karena daerah ini semakin ke arah laut, hal ini disebabkan padatan tersuspensi tersebut di suplai oleh daratan melalui aliran sungai ataupun buangan tersebut tidak berpengaruh buruk bagi kehidupan perikanan dan organisme moluska bentik yang hidup di daerah tersebut seperti terumbu karang. Padatan tersuspensi berbanding terbalik dengan kecerahan. Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi, maka mutu nilai kecerahan semakin rendah. Hal ini terlihat pada nilai TSS dan kecerahan pada stasiun 13 dan stasiun 15.
Kepmen LH yang telah diuraikan diatas, nilai TSS di ketiga stasiun praktikum ini masih di bawah baku mutu yang telah ditetapkan sehingga tidak terlalu
Kecerahan ini berhubungan dengan tingkat kekeruhan yang tinggi akan mengakibatkan terganggunga sistem
berpengaruh terhadap kehidupan biota yang hidup di perairan tersebut. Untuk lebih jelasnya terdapat pada Tabel 3. Adapun kesesuaian perairan untuk kepentingan perikanan berdasarkan nilai padatan tersuspensi (TSS) ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Kesesuaian perairan untuk kepentingan perikanan berdasarkan nilai padatan tersuspensi (TSS).
osmoregulasi, misalnya pernafasan dan daya lihat organisme akuatik serta dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Ketiga mempunyai parameter peranan yang tersebut sangat
penting dalam produktivitas perairan. Hal ini berkaitan erat dengan proses fotosintesis dan respirasi organisme perairan.
Padatan Terlarut Total (TDS) Berdasarkarkan hasil pengukuran TDS, di dapatkan nilai padatan terlarut berkisar antara 12,4 mg/liter 16,1 mg/liter. Berdasarkan karakteristik di atas menunjukkan bahwa pada kisaran TSS Stasiun 13 sebesar 12,4
mg/liter nilai pada stasiun ini rendah dibandingkan dengan stasiun lainnya diduga karena masih banyaknya padatan 6
F.Marendy / Praktek Laut Journal terlarut pengaruh air dari daratan. Sedangkan pada stasiun 14 sebesar 15,2 mg/liter dan stasiun 15 sebesar 16.1 mg/liter pada kedua stasiun ini tingkat padatan terlarut nya tinggi dibandingkan stasiun 13 karena diduga daerah ini sangat dekat dengan lautan. Tinggi nya nilai TDS pada stasiun 15 ini di duga karena daerah ini menjadi tempat yang tinggi tingkat aktivitas manusianya seperti pemukiman akhirnya berpengaruh terhadap proses fotosintesis perairan. Berdasarkan nilai DO atau kadar oksigen terlarut di dalam air, semakin kearah laut maka akan semakin besar pula kadar DO di perairan ini, dapat dilihat pada tabel 3. Hal ini dikarenakan bila masih dekat dengan daratan masih banyak senyawa senyawa lainnya yang berasal dari daratan akibat
aktivitas yang ada di darat. Akan tetapi bila dibandingkan dengan nilai baku mutu KEPMEN LH No 51 Tahun 2004, kondisi dari oksigen terlarutnya dalam kategori buruk. Jika dilihat dari nilai TDS yang ada di perairan Pulau Pahawang. Nilai TDS ini tidak melewati baku mutu dari KEPMEN LH No 51 Tahun 2004 yaitu dengan nilai 80 mg/l, artinya kondisi perairan untuk TDS masih dalam keadaan baik, begitu pula dengan TSS.
bersumber dari buangan air limbah kapal dan limbah domestik penduduk sekitar perairan Pulau Pahawang.
Karena air laut memiliki nilai TDS yang tinggi karena banyak mengandung yang juga
senyawa
kimia,
mengakibatkan tingginya nilai salinitas dan daya hantar listrik. (Effendi, 2003). Nilai TDS perairan sangat
dipengaruhi oleh pelapukan batuan, limpasan dari tanah dan pengaruh antropogenik (berupa limbah domestik dan industri). Bahan- bahan tersuspensi dan terlarut pada perairan alami tidak bersifat berlebihan toksik, akan tetapi TSS jika dapat
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan dilakukan Kandungan praktikum mengenai TSS (Total yang telah Analisis Suspended
Solid) dan TDS (Total Dissolved Solid) di Perairan Pulau Pahawang, Lampung, dapat diketahui bahwa ;
terutama
meningkatkan nilai kekeruhan; yang selanjutnya akan menghambat penetrasi cahaya matahari ke kolom air dan
F.Marendy / Praktek Laut Journal a) Berdasarkan nilai baku mutu UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Masyarakat Pulau Pahawang yang memberikan bantuan untuk praktikum. Ucapan terimakasih juga kepada dosen mata kuliah atas arahannya sejak awal hingga akhir penulisan jurnal ini serta teman teman yang telah mengizinkan melakukan
Kepmen LH yang telah diuraikan diatas, nilai TSS di ketiga stasiun praktikum ini masih di bawah baku mutu yang telah ditetapkan
sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap kehidupan biota yang hidup di perairan tersebut. b) Dari hasil pengukuran di setiap stasiun nilai TSS stasiun 13 sebesar 2,1 mg/l, stasiun 14 sebesar 1,9 mg/l dan stasiun 15 sebesar 1.9 mg/l, Sedangkan nilai TDS, di dapatkan nilai padatan terlarut berkisar antara 12,4 mg/liter 16,1 mg/liter. c) Padatan terbalik Semakin tersuspensi dengan tinggi nilai berbanding kecerahan. padatan
DAFTAR PUSTAKA
Alabaster, JS dan R Lloyd. 1982. Water Quality Criteria for Freshwater Fish. Second Edition. Food and Agriculture United London. Amalia. 2002. Studi Pencemaran Organization of
Nations.
Butterworths.
Dahuri,R. 2006. Akar permasalahan pencemaran Teluk Jakarta dan strategi LSM-B2M penanggulangannya. dan PPLH-IPB,
penelitian lanjut tentang pengaruh nilai TDS dan TSS yang akan datang dan mengurangi penyebaran kegiatan
Jakarta, 31 Maret 2005. Effendi, H. 2000. Telaah Kualitas Air. Fakultas Kelautan. Bogor. Perikanan Institut dan Ilmu
manusia di sekitar perairan Pulau Pahawang karena akan di khawatirkan jika terjadi peningkatan nilai TDS dan TSS di masa yang akan datang.
Pertanian
F.Marendy / Praktek Laut Journal Rizani Dan Syahril, 2006. Pemetaan Partisipatif Masyarakat Mengelola : Sebagai Melindungi Sumberdaya Upaya Dan Alam
Pesisir Laut Di Pulau Pahawang. Tarigan dan Edward. 2003. Kandungan Total (Total Perairan Zat Padat Tersuspensi Solid) Di
Suspended Raha,
Sulawesi