Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL JOURNAL REVIEW

“ Titrasi Kompleksometri”

Kelompok III :
Benardo Nababan ( 4163210003 )
Desi Zahira Hayati ( 4162210003 )
Dian Imelda Sinurat ( 4163210006 )
Intan Ayu Safitri ( 4161210006 )
Sara Angelica Simanjuntak ( 4163210019 )
Identitas Jurnal I
 Nama Jurnal : Development And Validation Of A
Complexometric Titration Method For
The Determination Of Rosuvastatin
Calcium In Raw Material
 Penulis : Mariela Baldut, Silvina L. Bonafede,
Luciana Petrone, Laura D. Simionato
Dan Adriana I. Segall
 Jenis Jurnal : Sciencedomain International Journal
 Issn : 2348-0394
 Tahun : 2015
 Vol Dan No : 5(5)
 Halaman : 1-8
Metode Pada Jurnal I

Dengan menggunakan Metode volumetrik


dijelaskan validasi metode bahwa linearitas
ditentukan oleh analisis enam bereplikasi di 80%,
100% dan 120% dan tiga bereplikasi pada 90% dan
110% analit konsentrasi. Koefisien korelasi ("r")
nilai adalah 0,9998 dan kurva kalibrasi menunjukkan
linearitas yang memadai atas konsentrasi jarak.
Persamaan regresi untuk kalibrasi kurva diperoleh :
y = 0,1035x + 0,2495.
Hasil dan Pembahasan
Pada Jurnal I

Titrasi kompleksometri dengan ion logam berfungsi


sebagai penentuan analitik bahan baku pada konsentrasi
milimol. Zat itu memiliki sepasang elektron yang tidak
terbagi (mis. pada N, O, S atom dalam molekul) mampu
menghilangkan nomor koordinasi logam. Ion logam
adalah asam Lewis (pasangan elektron akseptor) dan agen
pengompleks adalah basa Lewis (pasangan elektron
donor). Agen pengompleks digunakan sejumlah molekul
yang bergantung pada nomor koordinasi logam dan
kelompok kompleks tersebut.
Lanjutan ...

Prosedur Umum
250 mg kalsium rosuvastatin ditimbang, ditempatkan
dalam labu kerucut 500 ml, dan dilarutkan dalam 200 mL air
murni dan 25 mL amonia-penyangga amonium klorida. Diaduk
selama 10 menit. Tambahkan 25 mg hidroksi naftol biru dan
kocok selama 1 menit (pH = 10,0). Titrasi dengan 0,01 M
EDTA-larutan magnesium sampai warna merah muda berubah
menjadi biru pada akhir titrasi. Setiap mL 0,01 M EDTA –
larutan magnesium setara dengan 10,0114 mg rosuvastatin
kalsium.
Lanjutan ...

Persentase rentang penyembuhan dan RSD nilai


masing-masing adalah 98,5-99,7% dan dalam 0,3%.
Akurasi juga dibuktikan dengan membuat grafik jumlah
rosuvastatin kalsium diukur terhadap jumlah yang ada di
sampel, keduanya dinyatakan dalam mg. Linear analisis
regresi tidak memberikan kemiringan cukup berbeda
dari 1 (t uji P = .05), tidak memotong secara signifikan
dari nol (t uji P = .05) dan r = 0,9999, RSD adalah 0,3.
Kelebihan Pada Jurnal I

Metode volumetrik yang diusulkan mudah,


sensitif dan murah dan karenanya bisa
diterapkan pada penentuan rosuvastatin kalsium
dalam bahan baku. Validasi metode termasuk
linearitas, presisi dan akurasi menghasilkan hasil
yang dapat diterima.
Kelemahan Pada Jurnal I

Metode yang digunakan dalam jurnal baru diketahui


pada bagian kesimpulan karena tidak ada sub bab yang
menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam
jurnal ini. Pada bagian alat dan bahan yang dijelaskan
adalah mengenai validasi methode. Penjelasan mengenai
metode yang digunakan kurang dijelaskan secara terperinci
pada bagian pendahuluan. Dan juga pada bagian
kesimpulannya terlalu singkat, seharusnya hasil yang
diperoleh dibahas lagi pada bagian kesimpulan namun
ternyata pada bagian kesimpulan tidak dibahas lagi
mengenai hasil yang sudah diperoleh.
Identitas Jurnal II

 Judul Jurnal : Zinc Estimation in Herbal Formulation by


Complexometric Method: An Alternative to
Atomic Absorption Spectrometry.
 Penulis : Gangolli Divya1, Rane Rajashree, Sarkar
Saptashree, dan Suthar Ashish.
 Jenis Jurnal : Journal of Pharmaceutical and Scientific
Innovation
 Vol dan No : 3(3)
 Halaman : 270-272
Metode Pada Jurnal II

Penetapan logam media biologis membutuhkan


langkah penyederhanaan terlebih dahulu atau
pemutusan. Dengan demikian langkah pertama
dalam penentuan seng adalah pembakaran. Metode
penentuan kandungan seng diikuti dengan langkah
berikut:
 Sisa dari Pembakaran (insinerasi)
 Penentuan kadar seng
Hasil dan Pembahasan
Pada Jurnal II

Penentuan dari komponen dalam obat herbal dibutuhkan


cara yang lengkap untuk memisahkan satu kesatuan komposisi
tersebut. Tetapi kita tidak bisa mengabaikan perkiraan dari
komponen sebagai langkah yang penting dalam standarisasi dari
suatu obat. Penentuan kadar seng sangat perlu, itu karena
beberapa logam yang dikonsumsi secara berlebih akan mengendap
dan berpengaruh bagi tubuh. Atomic Absorption Spectrometry
(AAS) adalah suatu teknik untuk menganalisa konsentrasi suatu
unsur. Ini digunakan pada ranah yang berbeda dari kimia seperti
analisa klinis, analisa lingkungan, farmasi, pertambangan dan
lainnya, teknik ini merupakan teknik dengan sensitivitas tinggi.
Tetapi, AAS ini merupakan teknik yang mahal dan dengan
demikian tidak mudah terbeli.
Lanjutan ...

Oleh sebab itu kami mengusulkan metode


kmpleksometri dengan menggunakan EDTA, dimana
teknik ini mudah, terjangkau, dan dapat dipercaya untuk
menentukan kadar Seng. Metode EDTA dari titrasi
merupakan salah satu dari titrasi kompleksometr, dimana
titran (ligan) bereaksi dengan analit ( logam seng dalam
keadaan ion) membentuk senyawa kompleks. Indikator
yang digunakan adalah Eriochrome Black-T (EBT) yang
memberikan warna dari merah anggur menjadi biru pada
titik akhir titrasi.
Kelebihan Pada Jurnal II

Pada penelitian ini diusulkan metode titrasi


kompleksometri sebagai metode alternative untuk
menggantikan metode AAS. Dalam hal ini metode
titrasi kompleksometri dengan EDTA dan
menggunakan indikator EBT memberikan perubahan
warna pada titik akhir titrasi yaitu dari merah anggur
menjadi biru. Metode ini diusulkan karena lebih
murah, lebih mudah serta hasilnya juga akurat.
Kelemahan Pada Jurnal II

Kelemahan dari metode ini adalah, titik akhir


yang ditunjukkan pada saat titrasi tidak terlalu jelas
terlihat.
Kesimpulan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai