Anda di halaman 1dari 12

Manusia memiliki berbagai macam kebiasaan.

Mulai dari berolahraga, membaca, menulis,


mengarang,dan sebagainya.Di antara sekian banyak kebiasaan manusia, ada salah satu
kebiasaan manusia yang sangat merugikan bagi kesehatan mereka.Anehnya, kebiasaan yang
tidak baik ini sering dilakukan oleh masyarakat kita, yakni kebiasaan merokok.

Merokok sendiri bukanlah hal yang dianggap tabu oleh masyarakat kita,meskipun yang
melakukannya adalah anak yang masih duduk di bangku sekolah.Hal ini sangat
memprihatinkan, karena sebagaimana kita ketahui bahwa di dalam rokok terdapat banyak zat
beracun yang nantinya akan mengganggu kesehatan tubuh kita.

Untuk itu dengan ini diharapkan warga masyarakat dapat sadar dan segera meninggalkan atau
mengurangi kebiasaan mereka yang tidak baik.Karena bagaimanapun juga dampak rokok bagi
kesehatan pelaku (perokok aktif) maupun kesehatan orang yang terkena paparan asap rokok
perokok aktif (perokok pasif) sangat besar,karena zat beracun yang terkandung di dalamnya.
Saringan busa rokok (filter rokok) merupakan produk hasil pengembangan bentuk rokok model lama
yang diharapkan busa filter tadi dapat mengurangi masuknya racun melalui asap rokok setidaknya tar
dan nikotin.
Pada umumnya filter rokok terbuat dari bahan serat sintetis yang berasal dari selulosa asetat (plastik)
yang terdiri dari minyak mineral, titanium dioksida, monolaurete sorbitan, monolaurete sorbitan
teretoksilasi, dan triacetin.

Benarkah filter rokok efektif untuk menyaring racun atau mengurangi bahaya asap rokok? Beberapa
literatur menjawab hal tersebut.

1.Filter rokok menyebabkan penyakit langka. Produk ini mulai dikembangkan sejak tahun 1950-an. Pada
awalnya filter rokok terbuat dari senyawa kimia yang mengandung crocidolite (bentuk lain dari asbes).
Ironisnya filter rokok tadi justru menimbulkan bahaya asap rokok yang lain karena asap rokok yang
panas dan melewati filter tadi akan membawa partikel asbes masuk dan mengendap di paru-paru yang
kemudian menyebabkan asbetosis.
Asbetosis adalah penyakit saluran pernafasan yang ditandai dengan terbentuknya jaringan parut luas di
organ paru-paru. Asbetosis akan berkembang menjadi kanker paru-paru ketika ia terus terpapar racun
dari asap rokok.

2.Filter rokok tidak mengurangi jumlah konsumsi nikotin pada perokok. Meskipun sejumlah kecil nikotin
dapat disaring oleh filter rokok, tapi sebuah literatur menyebutkan bahwa filter rokok tidak akan pernah
efektif mengurangi bahaya asap rokok bagi perokok berat.
Karena biasanya perokok berat telah kecanduan terhadap nikotin, sehingga secara otomatis tubuh
mereka akan terus mencari nikotin sesuai dengan jumlah yang ia butuhkan. Akibatnya jumlah batang
rokok yang dihisap akan semakin banyak untuk memenuhi kebutuhannya, dan kadar nikotin yang masuk
ke dalam tubuh pun tetap banyak.

3.Filter rokok mengandung zat berbahaya. Tahukah Anda bahwa pada 27 Mei 1995 media masa Tribune
Star memuat berita bahwa perusahaan Philip Morris Amerika yang memproduksi rokok merek
Marlboro, Benson & Hedges, dan Virginia Slims, menarik kembali peredaran 8 milyar rokok yang
menggunakan busa filter? Hal itu karena pada saat rokok dibakar, busa filter tadi mengalami proses
pembentukan isothiocynate metil. Zat kimia ini bersifat peptisida dan dapat menyebabkan kerusakan
kornea mata, ginjal dan hati pada hewan.
Filter rokok menghasilkan karbon monoksida. Filter yang terbuat dari busa plastik tadi ketika terkena
panas asap rokok akan menghasilkan karbon monoksida yang ikut masuk ke saluran pernafasan bersama
asap rokok. Zat ini bila mauk ke dalam saluran darah akan menyebabkan darah tidak mampu mengikat
oksigen yang akan dihantarkan ke seluruh tubuh, akibatnya terjadi beberapa gangguan pada organ
tubuh terutama otak dan jantung.
Ditambah lagi dari Penelitian yang dilakukan oleh JL Pauly dari Department of Immunology Roswell Park
Cancer Institute USA disebutkan bahwa dari endapan asap rokok ditemukan adanya pertikel carbon, tar,
dan fiber plastik yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan serius bagi perokok. Masih merasa aman
mengkonsumsi rokok filter?

Menghirup asap rokok orang lain lebih berbahaya dibandingkan menghisap rokok sendiri.
Bahkan bahaya yang harus ditanggung perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif.
Penyakit yang dapat diderita perokok pasif ini tidak lebih baik dari perokok aktif. Mereka
menjadi mudah menderita kanker, penyakit jantung, paru dan penyakit lainnya yang mematikan.
Mereka yang dikelilingi oleh asap rokok akan lebih cepat meninggal dibanding mereka yang
hidup dengan udara bersih. Dan angka kematiannya meningkat 15% lebih tinggi.

Dari penelitian terhadap 1.263 pasien kanker paru-paru yang tidak pernah merokok, terlihat
bahwa mereka yang menjadi perokok pasif di rumah akan meningkatkan risiko kanker paru-paru
hingga 18%. Bila hal ini terjadi dalam waktu yang lama, 30 tahun lebih, risikonya meningkat
menjadi 23%. Bila menjadi perokok pasif di lingkungan kerja atau kehidupan sosial, risiko
kanker paru-paru akan meningkat menjadi 16% sedang bila berlangsung lama, hingga 20 tahun
lebih, akan meningkat lagi risikonya menjadi 27%.
Asap rokok diketahui telah mengandung sekitar 4.000 bahan kimiawi, dimana 60 diantaranya
diketahui dapat menyebabkan kanker. Setyo Budiantoro dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat
Indonesia (IAKMI) mengatakan, sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam
rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko
masuk ke tubuh orang di sekelilingnya.

Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap
melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok
aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap. “Namun konsentrasi racun perokok aktif bisa
meningkat jika perokok aktif kembali menghirup asap rokok yang ia hembuskan.”

Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang sedang tak
dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang tidak sempurna.

Dampak positif dari merokok belum ditemukan di dalam sebuah artikel atau opini publik kecuali
keuntungan bagi produsen dan pedagangnya. Yang ada adalah himbauan dan seruan dari
berbagai pihak untuk menghindari yang namanya rokok. Namun demikian, sampai hari ini,
meskipun sudah banyak himbauan dan peringatan akan bahaya merokok, tetapi tetap saja banyak
orang di muka bumi ini yang merokok.

Padahal, semua orang tahu bahwa dampak negatif dari merokok sangat banyak dan beragam bagi
kesehatan tubuh manusia. Seperti kandungan tar, nikotin, zat, dan gas kimia dalam rokok sudah
menjadi rahasia umum berpotensi membenihkan sekian penyakit. Di bungkusnya saja sudah ada
peringatan.
Di pasaran saat ini banyak juga ditemui rokok yang mengklaim produknya memiliki kandungan
tar dan nikotin lebih rendah. Tetapi tetap saja gas yang ditimbulkan sebagai efek samping
merokok berpotensi membahayakan bagi si perokok (aktif) dan bagi orang di sekitarnya (pasif).
Menurut penelitian ada 10 tipe kanker yang disebabkan oleh rokok. Selain itu disebutkan juga
bahwa pria perokok akan meninggal 13,2 tahun lebih muda dibandingkan yang bukan perokok
sedangkan wanita perokok meninggal 14,5 tahun lebih muda.

Merokok dapat menyebabkan kanker mulut, pita suara, dan esofagus. Wanita perokok memiliki
kemungkinan 13 kali lebih tinggi kena kanker paru paru dibanding yang tidak merokok.
Sedangkan pria perokok 23 kali lebih tinggi terkena kanker paru paru dibanding yang tidak
merokok.
Kanker perut dan lambung, kanker ginjal, kanker pankreas, bila fatal dapat menyebabkan
diabetes mellitus, kencing manis, kanker leher rahim, kanker darah atau leukemia.
Perokok berisiko 3 kali lebih tinggi menderita katarak yang dapat menyebabkan kebutaan.
Rokok dapat menjadi penyebab utama terjadinya stroke dan kerusakan otak. Perokok berisiko 10
kali lebih tinggi menderita periodontitis (gusi terbakar yang mengarah ke infeksi) sehingga dapat
merusak jaringan halus dari tulang.

Dampak lainnya dapat terjadi pneumonia, bronchitis, asma, batuk kronis, gagal jantung, serangan
jantung, hipertensi, dan stroke. Kemandulan, bayi lahir prematur, bayi lahir berat badan kurang
(BBLR), dan gangguan pernapasan.

Untuk mencegah dampak buruk dari masuk dan tertimbunnya bahan berbahaya rokok ke dalam
saluran pernapasan, sebaiknya perokok mengonsumsi sumber-sumber klorofil dan antioksidan
secara teratur. Tidak lupa tentunya saran yang paling tepat adalah mulai berubah, mengurangi,
dan menghilangkan kebiasaan hidup yang kurang baik seperti merokok.

Selain perokok, di negeri kita tercinta ini jumlah perokok pasif ternyata sangat banyak. Survei
sosial ekonomi nasional tahun 2001 menunjukkan, 91,8 persen penduduk mengaku merokok di
rumah ketika sedang bersama keluarganya. Akibatnya, 97,5 juta orang dengan mudah mengisap
asap rokok di rumah. Dari jumlah itu, 43 juta diantaranya adalah bayi hingga anak-anak berusia
14 tahun.
Merokok merupakan perilaku adiksi yang telah mewabah secara global dan endemis di
Indonesia. Ini menjadikan masalah bersama yang perlu ditanggulangi.

Sebagian besar keluarga di Indonesia mempunyai anggota keluarga yang pernah atau sedang
menjadi perokok aktif. Bila perilaku merokok menjadi adiktif pada salah satu anggota keluarga,
maka anggota keluarga yang lain akan terkena dampak buruknya, termasuk janin yang masih di
dalam kandungan.
Karena itu, jika Anda seorang perokok, maka berhenti merokok merupakan langkah yang sangat
terpuji. Ini artinya, Anda tak hanya menyayangi diri Anda sendiri, tapi juga menyayangi sesama.
Memang, tidak mudah bagi orang yang sudah kecanduan rokok untuk menghentikan kebiasaan
buruk ini. Banyak kalangan sampai hari ini tidak pernah patah arang untuk mengingatkan orang
agar menghindari rokok.
Keterangan: Data Beragam Penyakit rokok saya peroleh ketika saya baca di buku ipa dan hasil
rangkuman browsing saya.
Kanker Rongga Mulut

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa merokok


meningkatkan resiko terhadap kanker rongga mulut. Resiko kanker ini juga dipengaruhi oleh
seberapa sering dan banyak rokok yang dikonsumsi. Diketahui juga bahwa dengan berhenti
merokok akan menurukan resiko kanker. Zat-zat pada rokok yang bersifat racun menyebabkan
kerusakan pada sel yang memudahkan untuk menjadi kanker.

Konsumsi kombinasi antara alkohol dan merokok juga meningkatkan resiko kanker rongga
mulut, terlihat dari 75-90% kasus kanker rongga mulut diakibatkan oleh konsumsi kombinasi
antara merokok dan alkohol. Hal ini terjadi karena alkohol melarutkan senyawa beracun tertentu
dalam asap tembakau serta meningkatkan permeabilitas epithelium rongga mulut.

Anda mungkin juga menyukai