Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 12:

ALDORA LESMON 17137077


RAFKY MAULANA 17137101
RAHMAT ZULMY 17137103
GAS-GAS BERBAHAYA PADA TAMBANG BAWAH
TANAH

Gas berbahaya adalah gas yang dapat menyebabkan bahaya baik


terhadap kehidupan manusia maupun terhadap hal-hal lain. Ada
beberapa macam gas berbahaya pada tambang bawah tanah. Gas ini
berasal dari proses yang terjadi dalam tambang maupun berasal dari
batuan ataupun galian. Gas-gas berbahaya tersebut ada yang bersifat
beracun dan mematikan. Berikut adalah gas-gas berbahaya pada
tambang bawah tanah antara lain:
1. KARBON DIOKSIDA (CO2)
Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari
dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur
dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387
ppm berdasarkan volume walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. Manusia dan
binatang bernafas dengan menghirup udara yang mengandung oksigen dan ketika pernafasan keluar dihasilkan gas
karbon dioksida (CO2). Gas ini tidak berwarna dan lebih berat dari udara dan rasanya agak asam. Bila gas ini terhirup
dalam jumlah yang besar akan menimbulkan sesak pernafasan. Dalam tambang bawah tanah sering terkumpul pada
bekas penambangan dan daerah tambang yang tidak terkena aliaran ventilasi. Oleh karena itu, harus dibiasakan agar
sangat hati-hati bila melakukan kegiatan penambangan pada daerah tersebut yang tidak memungkinkan inspeksi.
Teknik pengambilan contoh jarak jauh selalu digunakan untuk menguji lingkungan sebelum penggalian.

Sumber dari CO2 berasal dari lapisan batuan, pembakaran, peledakan dan hasil pernafasan. Pada
kandungan CO2 = 0,5% laju pernafasan manusia mulai meningkat, pada kandungan CO2 = 3% laju pernafasan
menjadi dua kali lipat dari keadaan normal, pada kandungan CO2 = 10% manusia hanya dapat bertahan beberapa
menit. Campuran CO2 dan udara dalam penambangan disebut dengan “blackdamp”.
2. METHANE (CH4)
Pembentukan gas methan (CH4) sejalan dengan proses pembatubaraan. Selama
proses pembatubaraan itu gas-gas methan terperangkap dan terkumpul dalam lapisan
batubara (coal seam) dan juga dapat terjebak pada batuan sampingnya. Pada waktu itu
terjadi perobahan daya serapnya terhadap oksigen dan sebaliknya terjadi peningkatan
kandungan karbon. Pada tambang batubara bawah tanah, kecelakaan kerja yang paling
ditakuti adalah kebakaran atau ledakan gas methan, karena gas methan adalah gas yang
paling mudah terbakar (the most common flammable gas). Gas methan tidak berwarna,
tidak berbau, lebih ringan dari udara, dan tidak beracun. Pada konsentrasi 5% dari volume
udara saja gas ini sudah dapat terbakar (lower explosive limit), yang setara dengan 100%
LEL, sedangkan batas ledakan teratas (upper explosive limit) pada 300% LEL atau sekitar
15% volume udara.
3. KARBON MONOKSIDA
Gas karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak ada rasa,
dapat terbakar dan sangat beracun. Gas ini banyak dihasilkan pada saat terjadi kebakaran pada tambang
bawah tanah dan menyebabkan tingkat kematian yang tinggi. Gas ini mempunyai afinitas yang tinggi
terhadap haemoglobin darah, sehingga sedikit saja kandungan gas CO dalam udara akan segera
bersenyawa dengan butir-butir haemoglobin (COHb) yang akan meracuni tubuh lewat darah. Afinitas
CO terhadap haemoglobin menurut penelitian (Forbes and Grove, 1954) mempunyai kekuatan 300 kali
lebih besar dari pada oksigen dengan haemoglobin. Gas CO dihasilkan dari hasil pembakaran, operasi
motor bakar, proses peledakan dan oksidasi lapisan batubara.
Karbon monoksida merupakan gas beracun yang sangat mematikan karena sifatnya yang
kumulatif. Misalnya gas CO pada kandungan 0,04% dalam udara apabila terhirup selama satu jam baru
memberikan sedikit perasaan tidak enak, namun dalam waktu 2 jam dapat menyebabkan rasa
pusing dan setelah 3 jam akan menyebabkan pingsan/ tidak sadarkan diri dan pada waktu lewat 5 jam
dapat menyebabkan kematian. Kandungan CO sering juga dinyatakan dalam ppm (part per milion).
Sumber CO yang sering menyebabkan kematian adalah gas buangan dari mobil dan kadang-kadang
juga gas pemanas air. Gas CO mempunyai berat jenis 0,9672 sehingga selalu terapung dalam udara.
4. HIDROGEN SULFIDA
Gas ini sering disebut juga ‘stinkdamp’ (gas busuk) karena baunya
seperti bau telur busuk. Gas ini tidak berwarna, merupkan gas racun dan dapat
meledak, merupakan hasil dekomposisi dari senyawa belerang. Gas ini
mempunyai berat jenis yang sedikit lebih berat dari udara. Merupakan gas yang
sangat beracun dengan ambang batas sebesar 10 ppm pada waktu selama 8 jam
terdedah dan untuk waktu singkat adalah 15 ppm. Walaupun gas H2S
mempunyai bau yang sangat jelas, namun kepekaan terhadap bau ini akan dapat
rusak akibat reaksi gas H2S terhadap saraf penciuman. Pada kandungan H2S =
0,01 % untuk selama waktu 15 menit, maka kepekaan manusia akan bau ini
sudah akan hilang.
5. SULFUR DIOKSIDA

Sulfur dioksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak


bisa terbakar. Merupakan gas racun yag terjadi apabila ada senyawa
belerang yang terbakar. Lebih berat dari pada udara, dan akan sangat
membantu pada mata, hidung dan tenggorokan. Harga ambang batas
ditetapkan pada keadaan gas = 2 ppm atau pada waktu terdedah yang
singkat = 5 ppm.
6. NITROGEN
Komposisi udara normal mengandung sebahagian besar
nitrogen (N), yakni lebih kurang 78,09%. Sifatnya tidak
berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa dan lebih ringan dari
oksigen serta tidak beracun, tetapi bila kadarnya lebih besar
dari 80% dia dapat menyebabkan sesak nafas bagi manusia,
karena secara otomatis kadar oksigen akan berkurang.
7. NITROGEN OKSIDA
Gas nitrogen oksida sebenarnya merupakan gas yang ‘inert’, namun
pada keadaan tekanan tertentu dapat teroksidasi dan dapat menghasilkan gas
yang sangat beracun. Terbentuknya dalam tambang bawah tanah sebagai hasil
peledakan dan gas buang dari motor bakar. NOx merupakan gas yang lebih
sering terdapat dalam tambang dan merupakan gas racun. Harga ambang batas
ditetapkan 5 ppm, baik untuk waktu terdedah singkat maupun untuk waktu 8
jam kerja. Oksida nitrogen yang merupakan gas racun ini akan bersenyawa
dengan kandungan air dalam udara membentuk asam nitrat, yang dapat
merusak paru-paru apabila terhirup oleh manusia.
8. NITROGEN DIOKSIDA

Nitrogen dioksida dapat berasal dari gas buang knalpot mesin-


mesin tambang, baik yang berbahan bakar solar ataupun bensin,
peledakan gas atau dari bunga api listrik. Gas nitrogen dioksida bersifat
beracun dan cukup berbahaya, berwarna coklat kemerahan, lebih berat
dari udara.
9. HIDROGEN
Gas hidrogen sangat mudah terbakar dan akan terbakar pada konsentrasi
serendah 4% H2 di udara bebas.Ketika dicampur dengan oksigen dalam berbagai
perbandingan, hidrogen meledak seketika disulut dengan api dan akan meledak
sendiri pada temperatur 560 °c. Lidah api hasil pembakaran hidrogen-oksigen
murni memancarkan gelombang ultraviolet dan hampir tidak terlihat dengan mata
telanjang. Oleh karena itu, sangatlah sulit mendeteksi terjadinya kebocoran
hidrogen secara visual.
H2 bereaksi secara langsung dengan unsur-unsur oksidator lainnya. Ia
bereaksi dengan spontan dan hebat pada suhu kamar dengan klorin dan fluorin,
menghasilkan hidrogen halida berupa hidrogen klorida dan hidrogen fluorida.
10. RADON

Radon adalah gas karsinogen. Radon merupakan bahan beradioaktif dan


harus ditangani secara hati-hati. Sangat berbahaya untuk menghirup unsur ini
karena radon menghasilkan partikel alpha (bentuk radiasi partikel yang
menyebabkan ionisasi dan kemampuan penetrasinya rendah). Radon juga
menghasilkan hasil peluruhan berbentuk padat dan akibatnya sering membebntuk
debu halus yang sering memasuki jalur udara dan melekat permanen dalam
jaringan paru-paru,menghasilkan paparan lokal yang parah. Gas ini menyebabakan
kanker paru-paru apabila terhirup oleh manusia.

Anda mungkin juga menyukai