Anda di halaman 1dari 35

KLASIFIKASI MASSA BATUAN

1. ROCK LOAD (TERZAGHI, 1946)


2. STAND UP TIME
3. ROCK QUALITY DESIGNATION (RQD)
4. KONSEP ROCK STRUCTURE RATING (RSR)
5. KLASIFIKASI ROCK MASS RATING (RMR)
6. SISTEM Q
7. NATM
KLASIFIKASI YANG ADA
TUJUAN DAN MANFAAT KLASIFIKASI MASSA BATUAN

1. Mengindentifikasi parameter yang terpenting yang mempengaruhi


perilaku massa batuan.
2. Membagi formasi massa batuan yang khusus ke dalam group yang
mempunyai perilaku sama, yaitu kelas massa batuan dengan berbagai
kualitas.
3. Memberikan dasar untuk pengertian karakteristik dari tiap kelas
massa batuan.
4. Menghubungkan pengalaman dari kondisi massa batuan di satu lokasi
dengan pengalaman yang ditemui di lokasi lain.
5. Mengambil data kuantitatif dan pedoman untuk rancangan rekayasa
(engineering design).
6. Memberikan dasar umum untuk komunikasi diantara para insinyur
dan geologiwan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sistem klasifikasi
harus :
1. Sederhana, mudah diingat dan mudah dimengerti.
2. Setiap istilah jelas dan terminologi yang digunakan dapat
diterima secara luas oleh enjinir dan geologis.
3. Sifat-sifat massa batuan yang paling signifikansi diikut
sertakan.
4. Berdasarkan parameter yang dapat diukur dengan uji yang
cepat, relevan serta murah di lapangan.
5. Berdasarkan sistem rating yang dapat memberikan bobot yang
penting pada parameter klasifikasi.
6. Dapat berfungsi untuk menyediakan data-data kuantitatif
untuk rancangan penyangga batuan.
Manfaat atau keuntungan yang diperoleh
dari klasifikasi massa batuan adalah :

1. Meningkatkan kualitas dari penyelidikan lapangan (site


invertigation) dengan meminta data masukan yang minimum
sebagai parameter klasifikasi.
2. Memberikan informasi kuantitatif untuk tujuan rancangan
terowongan.
3. Penilaian rekayasa dapat lebih baik dan komunikasi dapat lebih
efektif pada suatu proyek.
PARAMETER - PARAMETER SISTEM
RMR
1. Kuat tekan Uniaksial Batuan
2. Rock Quality Designatioan (RQD).
3. Jarak bidang diskontinuitas (Spacing of discontinuities).
4. Kondisi bidang diskontinuitas (Condition of
discontinuities).
5. Kondisi Airtanah (Groundwater conditions).
6. Orientation bidang diskontinuitas.
PROSEDUR KLASIFIKASI SISTEM RMR
1. Menghitung bobot (rating) total sesuai dengan kondisi
lapangan yang sebenarnya, yakni dengan menjumlahkan
semua rating dari UCS, RQD, jarak diskontinuitas, kondisi
diskontinuitas dan kondisi airtanah.
2. Menilai kedudukan sumbu terowongan terhadap jurus dan
kemiringan bidang diskontinuitas.
3. Setelah menentukan kedudukan sumbu terowongan terhadap
jurus dan kemiringan bidang-bidang diskontinuitas, maka
ratingnya. Langkah ini disebut juga sebagai penyesuaian rating
(rating adjustment).
4. Menjumlahkan rating yang didapat dari langkah pertama
dengan rating yang didapatkan dari langlah tiga, sehingga
diperoleh total rating sesudah pennyesuaian.
5. Setelah kelas massa batuan diperoleh maka dapat diketahui
arti klas massa batuan dengan memperoleh nilai stand-up time
dari massa batuan tersebut dengan span tertentu serta kohesi
dan sudut geser dalam-nya.
Tabel 1. Parameter Klasifikasi dan Pembobotan
Parameter Selang Nilai
PLI U ntuk ni lai yeng k ecil di
Kuat >10 4-10 2-4 1 - 2
(MP a) pakai hasil UCS
Tek.an
Batu an
1
utuh ucs > 250 100-200 50-100 25-50 5-25 1-5 <1
(MP a)

P e·m bobotan 15 12 7 4 2 1 0

RQD ('%) 90-100 75-90 50-75 25 - 50 25


2
Pembobotan 20 17 13 8 3
Janok ,. 2 m 200 - 600 60-200
3
Diskontlnultas
0,6-2 m
mm mm "' SO mm

Pembobotan 20 15 10 8 5

Pennukaan
.AQak Sii kensi elect
sang at Agak
kas:er, /gouge"' 5
kasar, tidak kaseir, Gouge lunak ,. 5 mm ,
Kondlsl separasi mm, atau
menerus. sepanosi atau ::separasi • S mm,
D iskontinultas
<e1 mm, -c 1 mm, separasi
menerus
4 tldak sangat 1 -5 mm,
renggang, agel< lapuk
tidak lapuk
I apl.l< menerus

Pembobotan 30 25 20 10 0

.Al irerl I
10 m
parjang Tidal< ada <10 10-25 25-125 > 125
tunnel
(Ltnin)
-iii
c:: Tekanan
5 "'
t:
<I:
poti dibagi
tegangan 0 < 0,1 0,1 -0,2 0,2 -0,5 > 0,5
utama

Keadaan Kering Lembab Basah Me net es Mengalir


Umum

Pembobotan 15 10 7 4 0
Tabel 2. Efek Jurus/kemiringan Diskontinuitas dalam Penerowongan

Tabel 3. Penyesuaian Pembobotan Orientasi Bidang Diskontinuitas


Tabel 4. Kelas Massa Batuan Yang Ditentukan Dari Pembobotan Total

Tabel 5. Arti Kelas Massa Batuan


Tabel 6.Petunjuk Untuk Penggalian dan Penyangga Terowongan Batuan Dengan
Klasifikasi Sistem RMR

KE LAS PENYANOOAAN
MASSA P ENOO.ALIAN
BA TUAN ROCK SOLT (20 mm
SHOTCRETE STEEL SETS
Dia, FulyOrouted)

Batuan Sengot
Fun Face, dengan Umumnya tanpa ,:,enyarggaan, adakalenya pengukuran diakut<an untuk
Baik (Kelas I)
Kemajuon 3 m m em ak al "spot bolting''
RMR81 -100

F ul Face, dengan Lokalisasl, bolts peda


Batuan Baik
kem ejuan 1 -1 ,5 m atap sepanjang 3m
(Ketas 11) 50mm d atap Tldak ads
,:,enyargga kcm plet adol< alanya dengan
RMR 61 -80 20 m dari face Wre mesh

Top heading clan Bdt Slstemetlspanjang


berch,dengan 4 m dengan spasi
Betuan Sedang 50-100mm dietap
kemajuan 1 ,5 - 3 m. 1 ,5 - 2 m ell etap clan
(Ketas 111) clan 3J mm ell di nding Tldakada
Penyanggan dmutal di dlnding. Pads step
RMR 41 -00 (sides).
setetah peteclakan dibuat dengan Wre
dan 10 m dari face. mesh.

Top heading clan


berch,dengan Bott sistemaispanjang
BaintuM jelek kemajuan 1 -1 ,5 d 4 - 5 m dergan spasi 100-150 mm cl etap
(Kelas IV) top heading. Lakukan Ribs ringan - sedang
1 -1 ,5 m ell etap clan ell clan 1 00 mm di
dinding (sides) dengan spasi 1 ,5 m
RMR21-40 penyanggaan setiap ctnding dengan Wre
1 O m pengg8'ian dari mesh.
face.

Multiple drifts dengan


kemajuan 0,5-1,5 m Bott sis1ematispanjang
8atuan S ang:rt di top heacllng. S...at 5 - 6 m dergan spesi 150-200 mm cll etep, Rib sedMg-beret
Jetek penyangga setiap 1 -1 ,5 m di atap clan di 150 mm cti dindi ng dergan spesi 0,75 m
(KelasV) penggali an. ct nding dengan Wre (sides), clan 50 mm dengan steel lag;;iing
RMR <20 Shotaete d segera mesh. Buert Bolt di pada 1ac:e dan forepoli ng.
dipasang setelah lantai (in.ert)
peledakan.
SYSTEM - Q
Sistem Q diperkenalkan Barton dan kawan-kawan pada tahun
1974 dengan memperhitungkan enam parameter untuk
menentukan kualitas massa batuan secara numerik yaitu:
 Rock quality designation (RQD)
 Jumlah pasangan kekar (Jn)
 Kekasaran diskontinuitas paling buruk (Jr)
 Tingkat alterasi atau pengisian rekah (Ja)
 Aliran air tanah(Jw)
 Kondisi tegangan (SRF)
SISTEM - Q
Keenam parameter dibagi menjadi tiga komponen untuk memperoleh nilai kualitas
massa batuan (Q) yaitu:

RQD Jr * J»
-
J,
f"'I - 1•

Jn la SRF
SISTEM - Q
Kolom pertama (RQD/Jn) menunjukkan ukuran relatif dari blok, kolom kedua (Jr/Ja) di
nyatakan sebagai indikator kuat geser inter-blok, sedangkan kolom terakhir (Jw/SRF)
menggambarkan tegangan aktif.

Nilai SRF adalah parameter tegangan total. Perbandingan antara parameter Jw dan SRF
menggambarkan tegangan aktif (active stress).

Nilai a terowon an den an meneta kan


dimensi ekivalen dari alian. Dimensi ekivalen merupakan fungsi dari ukuran dan
kegunaan dari galian didapat dengan membagi span, diameter atau tinggi dinding
galian dengan harga yang disebut Excavation Support Ratio (ESR).

Dimensi ekivalen = Span atau tinggi (m) I ESR


SISTEM - Q
CIC
:l Ext. EJIC.
f Extremely V«Y V«Y
Poor Fair good good good
poor poor

j 100:n
15

J
20

10,.
..
J•
II

I 1 r-
t

!


-
0.001 0.004 0.01 0.04 0.1 0.4 1 4 ,o 100 1000

Rock ...... quall1y Q • (AOO/Jn) x (Jr/Ja) x (Jw/SAF)


Cara penentuan klasifikasi
sistem – Q adalah :
 Klasifikasikan kualitas massa batuan melalui peta topografi,
core bor anality atau trial adit. Klasifikasi ditujukan untuk
menentukan pemerian nilai RQD, jumlah pasangan kekar
(Jn), kekasaran kekar (Jr), alterasi kekar (Ja), aliran air tanah
air tanah (Jw) dan pembebanan tegangan-regangan (Tabel
9.16 – 9.21).
 Pilih dimensi optimum penggalian berupa tujuan penggalian
dilakukan yang dinyatakan dengan ESR pada Tabel 9.22.
 Tentukan permanent support untuk digunakan pada lubang
bukaan sesuai dengan harga Q yang disesuaikan dengan Tabel
9.23; 9.24; 9.25 dan 9.26.
Tabel 9.16. Pembobotan parameter RQD pada klasifikasi Q- sistem
1+
DESKRIPSI RQD
A Sangat buruk 0- 25
B Buruk 25-50
c Memadai 50-75
D Baik 75-90
E Memuaskan 90 -100
Cata tan: i) Dimana RQD di/aporkan a tau diukurdengan < 10 (termasuk OJ sebuah nilai dari 10
digunakan untuk mengevaluasi Q
ii) Interval RQD = 5 cukup teliti, yaitu 100, 95, 90 dan seterusnya
"
Tabel 9.17. Pembobotan parameter jumlah pasang kekar (Jn)
DESKRIPSI Jn
A Masif, tidak ada atau sedikit kekar 05-1
I

B Satu bentuk kekar 2


c Satu bentuk kekar ditambah kekar acak 3
D Dua bentuk kekar 4
E Dua bentuk kekar ditambah kekar acak 6
F Tiga bentuk kekar 9
G Tiga bentuk kekar ditambah kekar acak 12
H Tiga bentuk kekar ditambah kekar acak 15
I Empat "kubus
atau lebih betuk kekar, acak, kekar dengan berat 20
gy)�" dan lain - lain.

Catatan: i) untuk perpatongan dipakai (3 * Jn)


ii) untuk portal dipakai (2 * Jn)
Tabel 9.18. Pembobotan parameter tingkat kekasaran kekar (Jr)
a) Dinding batuan bersentuhan
b) Sentuhan dinding batuan sebelum menggeser 10 cm
DESKRIPSI Jr
A Kekar tidak menerus 4
B Kasar atau tidak teratur, bergelombang 3
c Halus, bergelombang 2
D Licin, bergelombang 1,5
E Kasar atau tidak teratur, rata 1,5
F Halus, rata 1,0
G Licin dan rata 0,5
Catatan: i) Desripsi 8 ke G gambaran untuk ska/a keci/ don menengah sebagaimana
ditentukan
c) Tidak ada dinding batuan bersentuhan setelah pergeseran

H Tebal zona mineral yang mengandung lempung cukup untuk 1,0


menahan sentuhan dinding batuan
I Tebal zona pasiran, kerikil atau batuan pecah (remuk) cukup 1,0
untuk menahan sentuhan dinding batuan
Catatan: ii) Tambahan 1,0 jika bentuk kekar relevan lebih besar dari 3 m
iii) Jr= 0,5, dapat digunakan untuk kekar yang licin don rota yang mempunyai
perlapisan, asalkan perlapisan diorientasikan untuk kekuatan minimum
Tabel 9.19. Pembobotan untuk parameter alterasi kekar (!el
filDinding batuan bersentuhan

DESKRIPSI 0 Nilai
approx Ja
A Sangat rapat, keras, tidak ada pelunakan, tidak dapat -
ditembus pengisian yaitu: kwarsa dan epidot. 0,78
B Diding kekar tidak berubah, permukaan hanya 25- 35° 1,0
tercemari
Dinding kekar agak berubah, tidak ada pelunakan,
c perlapisan mineral, partikel pasiran, lempung tanpa 25- 30° 2,0
batuan hancur dan lain - lain
0 Perlapisan lempung lanauan atau lempung pasiran,
fraksi lempung kecil (tidak ada pelunakan) 20- 25° 3,0
Pelunakan atau geseran rend ah perlapisan mineral
E lempung yaitu kaolinit juga mika dan klorit, talek, 8-16° 4,0
gypsu m,graphit dan yang lainnya dan sejumlah
lempung yang memuai
.. b) Sentuhan dinding batuan sebelum menggeser 10 cm
F Partikel pasiran,lempung tanpa batuan hancur, dan 25- 30° 4,0
lain-lain
G Benar-benar terkonsolidasi berlebihan, tidak ada
pelunakan, mineral pengisi (menerus dengan ketebalan 16- 24° 8,0
< 5 mm)
H Konsolidasi berlebihan sedang - rendah, pelunakan,
pengisi mineral lempung (menerus dengan ketebalan < 12-16° 8,0
5 mm)
Pengisi lempung yang memuai yaitu: montmorilonit
J (menerus dengan ketebalan < 5 mm). Nilai Ja 66-12° 8 -12
tergantung pada persentase partikel lempung yang
memuai dan keberadaan air
K Zona - zona lempung atau bataun hancur (lihat G, H, J 66- 24° 6, 8,
untuk pemerian kondisi lempung) 8 -12
L Zona -zona lempung lanauan atau lempung pasirann 5,0
fraksi lempung kecil (tidak ada pelunakan)
M Tebal, zona - zona lempung menerus ( lihat G, H, J 10, 13,
untuk pemerian kondisi lempung) 13 - 20
T!!l?�l.9.,i.Q,. Pembobotan aliran air tan ah
approx
DESKRIPSI tek.air Jw
(Kg/cm2)
A Lu bang bukaan kering atau a Ii ran air kecil (< < 1,0 1,0
5L/menit)
B Aliran air kecil ( < 5 L/men), terjadi pencucian 1,0- 2,5 0,66
pengisi kekar
c Ali ran dan tekanan air besar batuan batuan 2,5-10 0,5
kompeten yang kekarnya tidak terisi material
D Ali ran dan tekanan air besar, kemungkinan 2,5-10 0,33
mencuci material pengisi kekar
E Dengan pengecualian pemasukan dan tekanan air > 10 0,1-0,2
sangat tinggi, pad a peledakan kerusakan sejalan
dengan waktu
F Pengecualian pemasukan dan tekanan air sangat > 10 0,05-0,1
tinggi, terus menerus tan pa kerusakan yang
menyolok
Catatan: i} Faktar - faktar C sampai F adalah estimosi kosor. Tambahan Jw, jika dipasang a/at
pengukur drolnase.
ii) Maso/ah khusus yang dlsebobkon defarmasi tidak dipertimbangkan
Tabel 9.23 Sistem Q: Ukuran Penyangga untuk Kisaran Q dar 10 sampai 1000'

$ul)Port Condillicnll F,ao,s Span/ESR


,,. Spen/ESR Note
C11ego,y 0 AOOIJ. J/J. (m) (ltglcm') (m) Type ol SI ,ppor1
1• 1000-,00 <0.01 20-40 sb (Ulg)
2' 1000-,00 <0.01 30-EO sb (UlQ)
,,
3• 1000-400
1000-400
<001
<0.01
"8-80 sb (lllg)
'5-,100 lb Mg)
5' 400-100 005 12-30 sb (u,g)
SC 400-100 o.os 19-•5 SI> (Ulg)
7' 400-100 o.os 30-GS ti> (Ulg)
8' 400-100 005 "8-88 lb (!Jig)
9 100-40 >20 025 85-19 _, ("'9)
<20 e (11191 2.5-3 m
10 100-,0 ::,30 025 14-30 e ("'91 2-3 m
<30 e (UIQI 1.s-2 m + dffl
I 1• 100-40 Jo30 025 23-48 e c1g) 2-3m
<30 e 11$) 1 s-2 m + dm
12' 100-,0 .,.30 0.25 <40-n e (lg) 2-3m
<30 8 (lg) 1 $-2 m + elm
Tabel 9.23 Sistem Q: Ukuran Penyangga untuk Kisaran Q dari 10 sampai 1000' (Lanjutan)

,
C:-10'\8I Faao,s s-ESR p> �$$\ Note
ROOrJ. JIJ. (M) (lcolcn') (m) Type OI Suppon
13 .co-10 :>o 10 :>ol,S es s-1• II> (utg)
>10 -er.s 9 (uig) 1.6-2 m
<'0 >1.5 B (�) I .S-2 m Note I
<10 <I.S 8 (Ulg) I .6-2 m + S 2-.> cm I
•10 :. IS OS 0-23 9 (lg) 1.5-2 m • cl!n I, II
<10 ltlS e (Ill) 1.s-2 m + s (nY) s-10,., I, II
<IS B (ulg} 1 5-2 m + dm l III
1$ 40-10 >10 OS 15-40 9 (lg) 1.5-2 m • dm � u, rv
c 10 8 (lg) 1.5-2 m • s (,,..., s-10 cm l ll rv
18'' �-10 >15 es 30-65 B(IQ) 1.5-2m • dl'II l V, VI
c,s D (lg) 1.5-2 m • S (ml) 10-15 Oh I, V VI
.A!".,
.,,_.,,hno,, ..i .. 1197<4)
·�••;JIJC''Oo..., � t11olt c=c:I'\ �1tcfiellAM•tccm..-•�bt'lillo't....,,a.onot•c:;c1,�.,,.c. fhety;,eott; :1100twM
� I Q:C .. 1-1 •• OIPJd"(I 0\ ... "'•*"'G ltet'tlq.- S,, : f•w .. C!J 11 9 at'G l'IO"Cl ilQtl N;; 0 OQc.·ft a,ay r� h ....0 kit ai.c,.;,o,, Ao V\ •••
•l!'IO• IOCl•tll!Ont ot anoca«e. ·�� f'lt ncavaLO'\ ""'9t1C • >2S m. '"""'• ca•• ttoOtet �c... e,••.te
uugo ... 1-e ,(oy o--
b,.&a;t""lf ""-) Nlsul'I W\ h ,..., Jot
sys-•toe-..
bol1.oo, II -
ffloa....._
""U..a.. t>: I 1::, C>Olt•le,t:s,onild f't "� CCCI qu,11,<y ,00.
,..,,, - .,.....,_.. t•••..,dlno·""'
OtO<Aod. IIO) ,..,,_ 1yot '""co, .,. ,., -
$ �N. (IN) • ,,_r,41!ilfollCIO; eta • Cf" .....rfil. ff"illlA. CCA • c.atJ COi o•
a."'(I>. tW) t1t1!,0-,to'Citdl 8dl ,-
•s..,_,c,,.,,--s, "v-,
91 at• "t'NW'1 /9) 9'::t:: t)I or caJI coot.:.� ftdu" ... b� h� (Cf"I•
Tabel 9.24 Sistem Q: Ukuran Penyangga untuk Kisaran Q dar 1 sampai 10'

Supj:OII
Condillonal FICIO<S Sp1n1ESR ,,. Span!ESA Note
C.tegory 0 AOOIJ, J,IJ. (m) (l<S>'<'ffi') (m) T\'l)t OI Sul)l)OII
17 10-• >30 10 35-0 sb (u'ol
.. ,o. ,30 B (UIO) 1-1.5 m l
"'"
<10 B (u1g) 1-1.5 m • S 2-3 cm I
<10 <II S 2-3cm I
18 10-• >S "10 1.0 7-15 B (lg) 1-1.s m • c1m I, IH
>S <10 B (Ulg) 1-1.s m • elm I
.cs :,, 10 B(lg) I-I.Sm• S2-3cm I, Ill
'-S <10 8 (ulg) 1-1.5 m • S 2-3 cm I
19 10-• .. 20 1.0 12-29 B (lg) 1-2m • S(Mr) 10-IScm I, II. IV
<20 B (lg) 1-1.s m • S (mr) 5-10 cm I, II
10-• .,.35 10 2•-52 B (lg) 1-2 m • S (Ml) 20-25 cm I, V, VI
20'
21 ,_, "12 5 ,o.1s
<35
I.S 21-115
8 (lg) 1-2 m • S (Ml) 10-20 cm
B (Ulg) Im + S 2-3 cm
I,

'I
II. IV

<12 s <075 S 2.5-Scm


e (utvl 1m
,_, >10. <30
>0.75
>10 I5 •5-115 8 (UIO) Im • ctn
I
I
,,o >10 S25-75cm I
<30 CI.O e (ulg) 1 m • S (nv) 2 5-5 cm I

23
,_, >30
.. ,s I.S 8-24
8 (ulg) I m
e (IOI 1-1.s m .. S (mtl 10-15 cm
I
I, II. IV, VII
<IS e (utg) 1-1.s m .. S (IIVl s-1om' I
2,c• 4-1 .,30 I.S 18-45 8(1,1) 1-1.Sm + S(mtl 15-30cm I, V, VI
<30 8(1g) I-I.Sm+ S(mt) IC-15crl I, II, IV

'M01 a.non•• al. f1t1•i


'"9:><0..
'SNn... XlllnT-51
•s.t-c"'T•toe52
Tabel 9.26 Sistem Q: Ukuran Penyangga untuk Kisaran Q dar 0,001 sampai 0,1'

SUPl)Ol1
eo,,,i;,lonol Fac401$ $iwvESR
,,. �ESR Note
0 RODIJ, J,IJ, (m) � (m) Type ol Suppor,'
Cat�
01-001 :02 6 1.0-3 0 8 (tg) 1 m + S (ml) 2.S-5 cm IX
33
<2 S (mr) 5-tOcm .x
S (ml) 7.S-15 cm vin. x
3A 0 1-0 01 0>2 >o025 2.0-11 8 (lg) Im+ S (mt) 5-7.5 cm IX
<2 >0.25 S (mr) 7.5-15 cm IX
"025 S {ml) 15-25 cm IX
CCA (11) 20-60 cm + 8 (lg) I n \I'll. X. XI
3$' 0 1-001 >15 62-28 8 {lgl 1 m + S (ml) 30-100 cm n. IX. XI
.. ,s CCA (a,) &0-200 cm • 8 (lg) I m VIII, X. XI II
<IS 8 (to) 1 m + S (ml) 20-75 cm IX. XI, Ill
<15 CCA (11) 40-150 cm• 8 (111) 1 m VII I, X. XI Ill
00,-0001 12 I 0-20 S (mt) 10-20 cm IX
36
S (mr) 10-20 cm • 8 (lg) O 5- 1 O n VIII. X. XI
0.01-0001 12 1 e-e.s S (mr) 20-60 cm IX
37 VIII, X. XI
S (nv) 20-60 cm + 8 (tg) o.s-1 om
38' 001-0001 :a 10 12 A 0-:ll> CCA (er) 100-300 cm IX
"',o CCA (St) 100-300 cm + 8 (lg) 1 m VII� X. 11. XI
IX
<10 S (mr) 70-200 cm
vm. x. 111. x1

·-
<10 S (mr) 70-·200 cm
•At.tr a.n:,rt • al {1974)

"FO' ltty. ,_._., IO Tatlle $2. �.e C�


•s.t ..... XI "'T- 5'6
•surcu,01 ... 1-sg
Catatan tambahan (Note) untuk kategori penyangga :
I. Untuk kasus batuan yang sangat hancur atau “ popping”, baut yang ditegangkan
dengan alas flat sering digunakan dengan spasi 1 m. Penyanggaan akhir dipasang saat
aktivitas “popping” mulai terjadi.
II. Beberapa panjang baut yang sering digunakan pada penggalian yang sama yaitu: 3, 5
dan 7 m.
III. Beberapa panjang baut yang sering digunakan pada penggalian yang sama yaitu: 2, 3
dan 4.
IV. Kabel anchor tertegangkan sering digunakan untuk menunjang tekanan baut dengan
spasi 2 – 4 m.
V. Beberapa baut digunakan untuk penggalian yang sama yaitu: 6, 8 dan 10 m.
VI. Kabel anchor tertegangkan sering digunakan untuk mendukung tekanan penyangga
baut batuan dengan spasi 4 – 6 m.
VII. Pada pemakaian sebelumnya, untuk stasiun pembangkit tenaga pemakaian sistematik
dan spot bolting dengan chainlink mesh dan free-span roof concrete(25 – 40 cm)
digunakan sebagai penyangga permanen.
VIII. Untuk kasus Swelling seperti monmorilonite clay. Pada swelling kuat, ruang
pengembangan material harus diperkirakan diantara penyangga.
Catatan tambahan (Note) untuk kategori penyangga :
(Lanjutan)
IX. Kasus ini tidak mengandung swelling clay atau batuan sisipan.
X. Kasus ini mengandung batuan sisipan. Untuk penyangga permanen dipakai material
kuat dan kaku.
XI. Catatan Barton, untuk kasus swelling dan squeezing, penyangga temporer perlu
dipasang sebelum pemasangan concrete atau shotcrete. Bila harga RQD/Jn > 1.5,
digunakan bolting atau dikombinasikan dengan shotcrete. Tetapi bila harga RQD/Jn <
1,5 maka sistemais bolting perlu ditambahkan setelah concrete arching untuk mengurangi
tingginya pembebanan batuan. Bila swelling clay dan squeezing sangat berat pemasangan
temporary support di face harus segera dilakukan.
XII. Dengan pertimbangan faktor keamanan, multiple drift sering digunakan selama
penggalian dan penyanggaan di roof arch kategori 16, 20, 24, 28, 32, 35 (hanya untuk
span/ESR > 15 m).
XIII. Dengan pertimbangan faktor keamanan, multiple drift sering digunakan selama
penggalian dan penyanggaan arching, dinding dan lantai untuk squeezing kuat.
Kategori penyangga no 38 (hanya untuk span/ ESR > 10 m)

Anda mungkin juga menyukai