Anda di halaman 1dari 13

MENGENAL PENDIDIKAN NON FORMAL

DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)


RUMPUN AKSARA
// Lia Salsabila

Sore ini, seperti biasa aku sudah bersiap di ruang belajar. Menunggu Peserta
Didik yang satu pun belum nampak. Akhir minggu yang tidak ada cerah-cerahnya,
mendung menggelayut di kaki langit, gelap. Memang, Bulan Desember adalah
musim penghujan. *Gede-gedene sumber kata orang jawa, hamper setiap hari turun
hujan, enath itu pagi, siang, sore, malam bahkan seharian. Di kejauhan, baru terlihat
beberapa wajah tak asing, mereka berjalan cepat seolah berkejaran dengan
mendung, mungkin takut kalau hujan tiba-tiba jatuh.
Hanya sekitar 5 orang Peserta Didik yang hadir, itupun sudah campuran dari
dua program dan beberapa kelas. Sudah pemandangan atau kejadian yang lazim
untuk kegiataan Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, B dan C, mungkin tidak
semua lembaga mengalami kondisi seperti di PKBM Rumpun Aksara, namun hampir
kebanyakan mengalami hal yang sama. Kondisi ini terjadi byukan karena jumlah
Peserta didik yang sedikit, bukan. Akan tetapi, latar belakang Peserta Didik yang
berbeda dan mindsed serta Stigma yang masih belum di update.
Meski tahu kondisinya, tetap saja ada perasaan miris. Sebagai Pengelola, aku
paham mengapa Peserta Didik seolah-olah menomor sekiankan tatap muka
pembelajaran. Alasannya beragam, mulai dari belum pulang kerja, anak sedang
sakit, ada acara keluarga, ada tetangga menikah, ada tetangga meninggal dan
sebagainya. Memang, kehadiran Peserta Didik tidak bisa dipaksakan seperti pada
Pendidikan Formal. Jika pada pendidikan formal guru yang ditunggu murid, di
pendidikan non formal sebaliknya. Tidak ada masalah sebenarnya dengan hal itu,
sebab dalam Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan disampaikan
bahwa Pengaturan kegiatan pembelajaran adalah tatap muka minimal 20%, tutorial
minimal 30%, dan mandiri maksimal 50%.
KBM di PKBM Rumpun Aksara

Sedikit akan aku jelaskan apa itu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
dan program apa saja yang terdapat di dalamnya.

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah lembaga yang dibentuk


oleh masyarakat untuk masyarakat yang bergerak dalam bidang pendidikan. PKBM
berada di bawah pengawasan dan bimbingan dari Dinas Pendidikan dan
kebudayaan. PKBM bisa berupa tingkat desa ataupun kecamatan. Untuk
mendirikan PKBM bisa dari unsur apapun oleh siapapun yang tentunya telah
memenuhi syarat-syarat kelembagaan antara lain: 1. Akta Notaris 2. NPWP 3.
Susunan Badan pengurus 4. Sekretariat 5. Izin Operasional dari Dinas Pendidikan
Kab/kota.
Sedangkan Menurut Sihombing dan Gutama (2000) Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) merupakan suatu wadah dimana seluruh kegiatan belajar
masyarakat dalam rangka peningkatan pengetahuan, keterampilan/keahlian, hobi,
atau bakatnya yang dikelola dan diselenggarakan sendiri oleh masyarakat. PKBM
adalah sebagai wahana untuk mempersiapkan warga masyarakat agar bisa lebih
mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk dalam hal meningkakan
pendapatannya. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta masalah-masalah pendidikan masyarakat serta kebutuhan akan pendidikan
masyarakat, definisi PKBM terus disempurnakan terutama dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan lembaga, sasaran, kondisi daerah serta
model pengelolaan. Ada banyak sekali pengertian tentang PKBM dengan
redaksional yang berbeda namun tetap memiliki arti yang sama.
Program-program yang diselenggarakan di PKBM dapat sangat beragam dan
dapat juga tak terbatas, namun harus sesuai dengan kondisi, potensi dan kebutuhan
masyarakat di mana PKBM itu berada atau dikatakan yang relevan, serta program-
program itu harus bermakna dan bermanfaat. Program-program tersebut umumnya
antara lain :
 Pendidikan Kesetaraan : Paket A, Paket B dan Paket C.
 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
 Pendidikan Keaksaraan Fungsional/KF (bagi Buta Aksara)
 Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
 Pendidikan Keterampilan, Kecakapan Hidup (life skill) dan Kursus-kursus.
 Pendidikan Kewarganegaraan, Kerumahtanggaan dan Keorangtuaan
(parenting)
 Pendidikan Mental dan Spiritual-Religius / Keagamaan
 Pendidikan Kewirausahaan, Usaha Produktif Masyarakat, Kelompok Belajar
Usaha (KBU dan KUBE)
 Pendidikan Seni, Budaya dan Olah Raga
 Pendidikan Lingkungan Hidup, Pelestarian Hutan, Penyuluhan Pertanian,
Peternakan dan Perikanan
 Pendidikan Kesehatan Masyarakat.
 Dan lain-lainnya.
Pusat Kegiatan Masyarakat (PKBM) Rumpun Aksara

Peserta Didik Paket C Angkatan 2018

PKBM Rumpun Aksara merupakan Lembaga Pendidikan Non Formal yang


berada di Jl. PB. Surman RT 02 RW 04 Desa Panti Kecamatan Panti Kabupaten
Jember. Pada awal pendiriannya, PKBM Rumpun Aksara bernama Lembaga
Partisipatif Pendidikan Masyarakat “LPPM” Rumpun Aksara, dan beroperasi sejak
2010. Fokus kegiatan di LPPM-RA adalah Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Namun
seiring berjalannya waktu ada juga penawaran program pemberantasan buta aksara
yang akhirnya juga kami selenggarakan. Karena banyaknya permintaan dari
masyarakat sekitar dan adanya regulasi dari Dinas Pendidikan, maka pada tahun
2016 LPPM RA beralih nama menjadi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat “PKBM”
Rumpun Aksara dan untuk pertama kalinya menerima Peserta Didik Pendidikan
Kesetaraan Paket B dan Paket C.
Secara legalitas, PKBM Rumpun Aksara sudah terdaftar di data
Kemendikbud. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya NPSN P9948609. Selain itu
PKBM Rumpun Aksara juga terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
dengan nomor AHU-0028439.AH.01.04 Tahun 2016. PKBM Rumpun Aksara memiliki
Visi “Mewujudkan Yayasan Pusat Kegiatan Belajar Maysrakat Rumpun Aksara
sebagai salah satu wadah profesional dalam pembinaan, pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan Non Formal Informal untuk
membentuk generasi yang cerdas, terampil, berkualitas dan berakhlak mulia”
Saat ini, Program yang diselenggaran oleh PKBM Rumpun Aksara adalah
Pendidikan Kesetaraan Paket A, B dan C, Pendidikan Keaksaraan Fungsional dan
Taman Bacaan Masyarakat (TMB). Dari ketiga jenis program tersebut yang masih
berjalan secara massif adalah Pendidikan Kesetaraan Paket A, B dan C. Sedangkan
untuk TBM hanya kegiatan per-momen atau kondisional melihat keberadaan dana
operasional yang tersedia.

Pendidikan Kesetaraan Rumpun Aksara


Pendidikan Kesetaraan Merupakan pendidikan nonformal yang mencakup
program Paket A,B,C dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan,
keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional
Peserta Didik.
Siapapun bisa mendaftar pada program Paket A, B dan C di Rumpun Aksara.
Persyaratan pendaftaran pada umumnya sama dengan syarat untuk PPDB sekolah
Formal. Calon Peserta Didik harus menyerahkan foto copy ijazah terakhir dan SKHU
yang sudah dilegalisir kecuali untuk Calon PD Paket A, Foto Copy Kartu Keluarga,
Foto Copy KTP, Foto Copy Akta Kelahiran jika ada dan Pas Foto Hitam
Putih/Berwarna sebanyak 5 lembar. Jika persyaratan sudah lengkap maka data
tersbut akan dimasukkan ke Data Pokok pendidikan (DAPODIK). Setelah Peserta
Didik terdaftar secara resmi di DAPODIK, sebelum kegiatan belajar mengajar
dilaksanakan, maka Peserta Didik harus menandatangani Kontrak Belajar terlebih
dahulu.
Usia Calon Peserta Didik yang mendaftar, kebanyakan bukan usia sekolah.
Berbagai kondisi yang menyebabkan mereka harus mengenyam pendidikan non
formal. Penyebab paling banyak adalah mereka Drop Out dari sekolah formal
dengan alasan menikah, tidak punya biaya dan ada masalah kedisiplinan. Namun
ada juga beberapa peserta didik yang memang tidak bersekolah di sekolah formal
karena ada di pondok pesantren.
Lama pendidikan dari masing-masing program adalah 3 tahun, jadi kalau
memulai dari Paket A, dibutuhkan waktu 9 tahun untuk meyelesaikan semua
jenjang pendidikan. Kenapa bukan 12 tahun, sebab untuk Paket A tidak dimulai dari
kelas 1 melainkan dari kelas 4, akan tetapi Calon Peserta Didik Paket A harus bisa
baca tulis aktif.
Merujuk pada buku panduan penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan
bahwa Pengaturan kegiatan pembelajaran adalah tatap muka minimal 20%, tutorial
minimal 30%, dan mandiri maksimal 50%, maka jadwal tatap muka untuk Paket A, B
dan C di PKBM Rumpun Aksara adalah seminggu 2 kali. Pertemuan tatap muka
hanya digunakan untuk mengulas materi pada mata pelajaran yang tidak dimengerti
oleh Peserta Didik. Tatap muka juga digunakan untuk kegiatan keterampilan
fungsional yang harus dikuasi oleh Peserta didik sebagai bekal nanti ketika lulus.

Salah Satu Kegiatan Keterampilan Hand Made

Bentuk evaluasi pembelajaran untuk penilaian di raport juga hampir sama


dengan pendidikan formal. Penilaian didapatkan dari pemberian tugas, kehadiran,
nilai ujian dan keaktifan. Untuk evaluasi pembelajaran diadakan setiap akhir
semester dan semua Peserta Didik wajib untuk mngikuti kegiatan tersebut.

Kegiatan Ujian Akhir Semester

Ijazah dan SKHU dapat diperoleh setelah Peserta Didik menyelesaikan lama
pendidikan 3 tahun pada setiap jenjang program Pendidikan Kesetaraan. Jenis
kertas dan isi ijazah sama dengan ijazah sekolah formal hanya yang membedakan
adalah tulisan Paket A, Paket B atau Paket C. Peserta Didik atau siapapun yang ingin
mengikuti program pendidikan kesetaraan Paket A, B dan C tidak perlu khawatir,
karena ijazah yang diperoleh tersebut diakui dan dianggap setara sesuai dengan
jenjangnya. Paket A setara SD, Paket B setara SMP, Paket C setara SMA. Untuk
lulusan Paket C juga bisa mendaftar kuliah di PTN maupun PTS. Jika ada Peserta
Didik yang lulus paket A maupun Paket B dan usianya masih usia sekolah, maka bisa
mengikuti PPDB di sekolah Negeri maupun Swasta.
UNBK
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Tapel 2018-2019
Rumpun Aksara
Taman Bacaan Masyarakat adalah suatu bentuk lembaga pendidikan yang
mampu menyediakan berbagai bentuk bahan belajar yang dibutuhkan oleh
masyarakat itu sendiri. Sebagai tempat pembelajaran, tentusaja taman bacaan
masyarakat harus mampu melakukan pembinaan membaca dan belajar, sekaligus
mendapatkan informasi atau pengatahuan (Depdiknas, 2008).
Sedangkan menurut salah seorang ahli, Taman bacaan masyarakat adalah
suatu bentuk wadah yang bergerak di dalam masyarakat, yang mana menyangkut
bidang pendidikan sehingga mampu untuk meningkatkan minat baca tanpa
menggolongkan status sosial, budaya, ekonomi, agama, adat istiadat, dan tingkat
pendidikan.(Nya Edit, 2015).
Sebagai lembaga yang harus mampu menyediakan bahan belajar yang
dibutuhkan oleh masyarakat sekitar, di TBM Rumpun Aksara terdapat perpustakaan
mini dengan jumlah buku sekitar 1.500 judul. Beragam jenis buku yang ada, mulai
dari buku tentang agama, motivasi, hukum, ekonomi, parenting, buku sastra,
kamus, buku kesehatan, komik, ensiklopedia, dongeng anak dan buku pelajaran
atau modul. Anggota TBM atau siapapun yang berada di sekitar lokasi TBM Rumpun
Aksara bisa meminjam buku secara gratis dengan syarat mengembalikan buku
dalam kondisi baik.

Kantor sekaligus tempat buku untuk bacaan dewasa


Program yang ditawarkan sampai saat ini adalah kegiatan edukasi anak-anak
usia sekolah. Dalam TBM kami membentuk kelas untuk lebih memudahkan.
Terdapat 5 kelas dengan klasifikasi anggota yaitu kelas 1 beranggotakan anak usia
PAUD – TK, kelas 2 beranggotakan anak kelas 1 – 3 SD, kelas 3 berangotakan anak
kelas 4-6 SD, kelas 4 beranggotakan anak kelas 7-9 (SMP) dan kelas 5
beranggotakan anak kelas 10-12 (SMA) dan umum.
Dalam pelaksanaan kegiatan di TBM, kami selalu menggunakan metode
BERJAYA, Bermain, Belajar dan Berkarya. Metode tersebut digunakan sebab peserta
kegiatan didominasi oleh anak-anak kelas 1 – kelas 4, sehingga dalam kegiatan kami
mengutamakan bermain tetapi sambil belajar dan bisa menghasilkan karya.

Kegiatan Kunjungan ke KORAMIL

Program yang pernah dijalankan oleh TBM Rumpun Aksara antara lain :
 Perpustakaan keliling di alun-alun Jember dan Rambipuji, vacum sejak 2018
 Baca buku dapat voucher, untuk meningkatkan minat baca
 Pengembangan Perpustakaan di SDN Panti 02 tahun 2017-2018
 Pustakawan Cilik dengan jumlah peserta 250 Siswa SD di Kec. Panti tahun
2017
 Pentas seni sebagai sarana unjuk kreatifitas anak sekaligus diesnatalis
Rumpun Aksara

Salah satu kegiatan pengembangan literasi di SDN Panti 02

Kegiatan Pustakawan Cilik

Namun sayang, kurang lebih sejak tahun 2019 kegiatan di TBM Rumpun
Aksara sementara vacuum karena cukup besarnya biaya operasional yang harus
dikeluarkan pada setiap kegiatan. Dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan, jumlah
peserta paling sedikit 50 anak belum termasuk panitia dan voluntir.
Pendidikan Keaksaraan Fungsional Rumpun Aksara

Keaksaraan fungsional merupakan suatu pendekatan atau cara untuk


mengembangkan kemampuan warga belajar dalam menguasai dan menggunakan
keterampilan menulis, membaca, berhitung, berfikir, mengamati, mendengar dan
berbicara yang berorientasi pada kehidupan sehari-hari dan lingkungan warga
belajar.

Pada pelaksanaannya, Keaksaraan Fungsional dibagi menjadi 3 tahapan


yaitu; Pertama, Tahap pemberantasan, warga belajar dibantu untuk dapat memiliki
keterampilan dasar yang terdiri dari membaca, menulis dan berhitung serta
mengembangkan ide yang dimilikinya. Kedua, Tahap pembinaan, pada tahap ini
warga belajar dibantu mencari dan menggunakan bahan bacaan yang berasal dari
kehidupan, menganalisa masalah dan berbagai pemecahananya, menulis bahan
bacaan sendiri dan meningkatkan kemampuan berhitung dalam kehidupan sehari-
hari. Ketiga, Tahap pelestarian, pada tahap ini warga belajar dibantu memilih topik
belajar, membuat rencana belajar, menilai kemajuan belajar, menulis laporan,
menulis proposal, melakukan jaringan kerja (kemitraan) dengan pihak lain,
Rumpun Aksara menyelenggarakan Keaksaraan Fungsional sejak tahun 2014
– 2016 dengan jumlah peserta sekitar 350 Warga Belajar. Pembelajaran melibatkan
35 orang Tutor karena setiap kelompok belajar hanya terdiri dari 10 Warga Belajar.
Waktu pembelajaran menyesuaikan dengan waktu Warga Belajar, artinya Tutor
membuat kesepakatan dengan Warga Belajar untuk menentukan hari dan jam
pembelajaran. Jadwal pembelajaran biasanya malam hari, karena siang hari hamper
dari semua Warga Belajar bekerja. Lama penyelenggaraan Keaksaraan Fungsional
adalah 6 bulan. Diharapkan selama 6 bulan Warga belajar sudah dapat menguasai
tahapan pertama atau keterampilan dasar yaitu CALISTUNG (Baca, Tulis dan
Hitung). Setelah 6 bulan dan mengikuti proses evaluasi pembelajaran dan
dinyatakan lulus, maka Warga Belajar mendapatkan Surat Keterangan Melek Aksara
(SUKMA). Setelah mendapat SUKMA jika ingin melanjutkan bisa langsung mengikuti
Program Paket A atau mengikuti Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM).
Kegiatan Evaluasi Keaksaraan Fungsional

Harapan Pengelola PKBM Rumpun Aksara


Manajemen pengelolaan Pendidikan Kesetaraan yang mulai ditingkatkan
oleh Kemendikbud melalui kebijakan dan regulasi yang dibuat, setidaknya akan
membuat penyelenggara Pendidikan Kesetaraan khususnya PKBM akan melakukan
peningkatan kualitas dan pelayanan. Begitu juga dengan PKBM Rumpun Aksara.
Peningkatan kualitas pembelajaran dan pelayanan dilakukan dengan memperbaiki
sarana dan prasarana yang ada, membuat perangkat pembelajaran yang selalu
merujuk pada peningkatan kreatifitas dan keterampilan Peserta Didik. Membuat
jaringan yang luas dengan berbagai mitra baik itu pengelola jasa maupun dunia
usaha sehingga Peserta Didik dapat terus diupdate kompetensinya.
Dengan peningkatan kualitas, baik itu sarana prasarana, perangkat
pembelajaran dan pengembangan kurikulum, PKBM Rumpun Aksara berharap
bahwa Lulusan Pendidikan Kesetaraan Paket C utamanya dapat berdiri dengan
percaya diri dan penuh keyakinan bahwa mereka sama dengan lulusan lulusan
sekolah formal dan mempunyai hak yang sama untuk bersaing entah itu di dunia
kerja ataupun di jenjang pendidikan selanjutnya.
Jangan adalagi stigma negative atau menganggap sepele Pendidikan Non
Formal, karena kami punya azaz dan konsep Pendidikan sepanjang hayat, tidak ada
pandang usia dan akan terus belajar hingga tubuh berkalang tanah.
Jaya terus Pendidikan non Formal, dengan adanya engkau, mimpi-mimpi
anak negeri yang sudah pupus bisa tumbuh kembali, harapan yang tenggelam
akhirnya bangkit kembali.

Salam Literasi.

Anda mungkin juga menyukai