Sore ini, seperti biasa aku sudah bersiap di ruang belajar. Menunggu Peserta
Didik yang satu pun belum nampak. Akhir minggu yang tidak ada cerah-cerahnya,
mendung menggelayut di kaki langit, gelap. Memang, Bulan Desember adalah
musim penghujan. *Gede-gedene sumber kata orang jawa, hamper setiap hari turun
hujan, enath itu pagi, siang, sore, malam bahkan seharian. Di kejauhan, baru terlihat
beberapa wajah tak asing, mereka berjalan cepat seolah berkejaran dengan
mendung, mungkin takut kalau hujan tiba-tiba jatuh.
Hanya sekitar 5 orang Peserta Didik yang hadir, itupun sudah campuran dari
dua program dan beberapa kelas. Sudah pemandangan atau kejadian yang lazim
untuk kegiataan Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, B dan C, mungkin tidak
semua lembaga mengalami kondisi seperti di PKBM Rumpun Aksara, namun hampir
kebanyakan mengalami hal yang sama. Kondisi ini terjadi byukan karena jumlah
Peserta didik yang sedikit, bukan. Akan tetapi, latar belakang Peserta Didik yang
berbeda dan mindsed serta Stigma yang masih belum di update.
Meski tahu kondisinya, tetap saja ada perasaan miris. Sebagai Pengelola, aku
paham mengapa Peserta Didik seolah-olah menomor sekiankan tatap muka
pembelajaran. Alasannya beragam, mulai dari belum pulang kerja, anak sedang
sakit, ada acara keluarga, ada tetangga menikah, ada tetangga meninggal dan
sebagainya. Memang, kehadiran Peserta Didik tidak bisa dipaksakan seperti pada
Pendidikan Formal. Jika pada pendidikan formal guru yang ditunggu murid, di
pendidikan non formal sebaliknya. Tidak ada masalah sebenarnya dengan hal itu,
sebab dalam Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan disampaikan
bahwa Pengaturan kegiatan pembelajaran adalah tatap muka minimal 20%, tutorial
minimal 30%, dan mandiri maksimal 50%.
KBM di PKBM Rumpun Aksara
Sedikit akan aku jelaskan apa itu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
dan program apa saja yang terdapat di dalamnya.
Ijazah dan SKHU dapat diperoleh setelah Peserta Didik menyelesaikan lama
pendidikan 3 tahun pada setiap jenjang program Pendidikan Kesetaraan. Jenis
kertas dan isi ijazah sama dengan ijazah sekolah formal hanya yang membedakan
adalah tulisan Paket A, Paket B atau Paket C. Peserta Didik atau siapapun yang ingin
mengikuti program pendidikan kesetaraan Paket A, B dan C tidak perlu khawatir,
karena ijazah yang diperoleh tersebut diakui dan dianggap setara sesuai dengan
jenjangnya. Paket A setara SD, Paket B setara SMP, Paket C setara SMA. Untuk
lulusan Paket C juga bisa mendaftar kuliah di PTN maupun PTS. Jika ada Peserta
Didik yang lulus paket A maupun Paket B dan usianya masih usia sekolah, maka bisa
mengikuti PPDB di sekolah Negeri maupun Swasta.
UNBK
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Tapel 2018-2019
Rumpun Aksara
Taman Bacaan Masyarakat adalah suatu bentuk lembaga pendidikan yang
mampu menyediakan berbagai bentuk bahan belajar yang dibutuhkan oleh
masyarakat itu sendiri. Sebagai tempat pembelajaran, tentusaja taman bacaan
masyarakat harus mampu melakukan pembinaan membaca dan belajar, sekaligus
mendapatkan informasi atau pengatahuan (Depdiknas, 2008).
Sedangkan menurut salah seorang ahli, Taman bacaan masyarakat adalah
suatu bentuk wadah yang bergerak di dalam masyarakat, yang mana menyangkut
bidang pendidikan sehingga mampu untuk meningkatkan minat baca tanpa
menggolongkan status sosial, budaya, ekonomi, agama, adat istiadat, dan tingkat
pendidikan.(Nya Edit, 2015).
Sebagai lembaga yang harus mampu menyediakan bahan belajar yang
dibutuhkan oleh masyarakat sekitar, di TBM Rumpun Aksara terdapat perpustakaan
mini dengan jumlah buku sekitar 1.500 judul. Beragam jenis buku yang ada, mulai
dari buku tentang agama, motivasi, hukum, ekonomi, parenting, buku sastra,
kamus, buku kesehatan, komik, ensiklopedia, dongeng anak dan buku pelajaran
atau modul. Anggota TBM atau siapapun yang berada di sekitar lokasi TBM Rumpun
Aksara bisa meminjam buku secara gratis dengan syarat mengembalikan buku
dalam kondisi baik.
Program yang pernah dijalankan oleh TBM Rumpun Aksara antara lain :
Perpustakaan keliling di alun-alun Jember dan Rambipuji, vacum sejak 2018
Baca buku dapat voucher, untuk meningkatkan minat baca
Pengembangan Perpustakaan di SDN Panti 02 tahun 2017-2018
Pustakawan Cilik dengan jumlah peserta 250 Siswa SD di Kec. Panti tahun
2017
Pentas seni sebagai sarana unjuk kreatifitas anak sekaligus diesnatalis
Rumpun Aksara
Namun sayang, kurang lebih sejak tahun 2019 kegiatan di TBM Rumpun
Aksara sementara vacuum karena cukup besarnya biaya operasional yang harus
dikeluarkan pada setiap kegiatan. Dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan, jumlah
peserta paling sedikit 50 anak belum termasuk panitia dan voluntir.
Pendidikan Keaksaraan Fungsional Rumpun Aksara
Salam Literasi.