UUD 1945 adalah “Mencerdaskan kehidupan bangsa”. Setiap individu memiliki hak
serta kewajiban dalam bidang pendidikan. Pada zaman ini pendidikan merupakan hal
dasar yang harus didapatkan oleh setiap individu, untuk dapat menjaga
keberlangsungan hidup sesuai dengan hakikat manusia. Tetapi kondisi pendidikan
sekarang di Indonesia masih jauh dari hal tersebut, pendidikan masih belum bisa
dirasakan sepenuhnya oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dalam upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa, faktor eksternal individu menjadi hal yang sangat
penting untuk membentuk individu dalam hal penyikapan terhadap dirinya. Salah
satunya adalah fasilitas yang diberikan oleh pemerintah yaitu kurikulum.
1
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. “Sekolah Penggerak”. Diakses pada 20 Juli 2020. Melalui
https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/
2
Supriadi, Dedi. 1998. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Cet. 1; Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
penyelenggaraan pembelajaran oleh para guru hanya mengikuti urutan-urutan yang
tertera pada buku tanpa mengembangkan materi sesuai dengan situasi dan kondisi
peserta didik.3
3
Mahmud, Hilal. “Guru di Tengah Perubahan Kurikulum”. Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Al-Khwarizmi 1, no. 2 (2013): 111-124.
4
Kharizmi, Muhammad. “Kesulitan Siswa Sekolah Dasar Dalam Meningkatkan Kemampuan Literasi”.
Jurnal Pendidikan Dasar 2, No.2 (2015): 11-21.
berimbas pada kurangnya literasi pada daerah-daerah tersebut. Tidak heran, jika
Indonesia masih terdapat 62 kabupaten yang berlabel sebagai daerah tertinggal.5
5
Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia. “Ini
Daerah Tertinggal Menurut Perpres”. Diakses pada 21 Juli 2020. Melalui
https://www.kemendesa.go.id/berita/view/detil/3261/ini-daerah-tertinggal-menurut-perpres
6
Nugraheny, Dian Erika. “Kemendagri Catat Jumlah Orman Meningkat, Capai 431.465 Organisasi”.
Diakses pada 19 Juli 2020. Melalui
https://nasional.kompas.com/read/2019/11/25/11151051/kemendagri-catat-jumlah-ormas-
meningkat-capai-431465-organisasi?page=all
Pertama perpustakaan data daerah, dimana Dust Attack dalam manajemen
organisasinya memiliki tim riset yang terbagi menjadi dua bidang yaitu riset daerah
dan riset NGO dan perusahaan di Indonesia. Bidang riset daerah akan fokus
melakukan riset mengenai latar belakang, situasi dan kondisi, kebudayaan dan
kebiasaan, permasalahan, sekolah, komunitas, serta potensi yang ada pada daerah-
daerah di Indonesia. Selain itu bidang riset daerah akan mencari aktivis atau tokoh
dari daerah untuk keperluan relasi dari Dust Attack. Bidang riset NGO dan
perusahaan akan fokus melakukan riset mengenai latar belakang, visi dan misi,
daerah serta tujuan NGO pendidikan yang ada di Indonesia serta visi dan misi, tujuan,
serta CSR perusahaan yang ada di Indonesia. Jadi perpustakaan data daerah ini
berfungsi untuk menghimpun data-data yang sekiranya diperlukan baik oleh
pemerintah maupun NGO nantinya. Mengingat database mengenai hal tersebut
belum dalam bentuk yang terpusat.
Kedua pemetaan NGO. Dust attack dapat difilosofikan sebagai katalis dalam
konteks mempercepat proses peningkatan kemampuan guru melalui kolaborasi
sekolah dengan program NGO yang tepat sasaran sebagai impuls untuk menggerakan
roda peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. NGO yang berafiliasi dengan kami
akan mendapatkan previlage berupa bantuan fundraising melalui perusahaan yang
telah memiliki hubungan kontrak dengan dust attack. Pemetaan kami lakukan dengan
database hasil riset kondisi geografis dan sosial.
7
Lindawati. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan
Kreativitas Siswa MAN 1 Kebumen. Radiasi Volume 3 No.1 (42-45)