PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
NIM 201810420311146
MALANG 2021
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh :
NANDA PRISTIKA ROHMAWATI
201810420311146
Proposal Skripsi ini Telah Disetujui
Tanggal 30 Maret 2022
Pembimbing 1
dengan judul “Studi Penelitian Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Dismenorea Pada
Mahasiswi”. Proposal skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
1) Bapak Faqih Ruhyanudin, M. Kep., Sp. Kep. MB. Selaku Dekan Fakultas Ilmu
2) Bapak Edi Purwanto, S. Kep., Ns., M.Ng. Selaku Ketua Program Studi Ilmu
3) Ibu Ollivita Freeska Dwi Marta, S.Kep., Ns.,M.sc. . Selaku Dosen Pembimbing yang
4) Ibu Juwitasari, S.Kep selaku Dosen Wali yang selalu memberikan semangat serta
5) Kedua orang tua saya, Ayah saya bapak Muryono dan Ibu saya Ibu Hariyani, yang
telah mendukung saya, memberikan motivasi, perhatian, nasehat, kasih saying dan
memberikan doanya. Sahabat saya tercinta dan terkasih Qeisya Quinara Citra,
Faradina Novita Sari, Piska Dilla, Faditatrisa, Aprillia, Lilis Herlina, Ayu Melissa
Rossi, Della Aniza Ramhmasika, Dimaz Wahyu, Anugrah Bagus, Fahrul Rodjak, dan
Anifatul Ulyawati, yang tiada henti dalam menemani saya dan mendengarkan keluh
7) Sahabat sejurusan saya Ramitani Andjiri, Wahid Diyati Arigayo, Anugrah Bagus
Putranto, Ayu Melissa Rossi , Della Aniza Rahmasika, Anggun Liysdiano dan
Anifatul Ulyawati yang tiada henti membantu saya, memotivasi saya, mensupport
dan mendengarkan keluh kesah saya selama proses pengerjaan proposal skripsi
ini.Teman – teman PSIK C 2018 terutama kelompok 9 yang tidak bisa saya sebutkan
satu persatu yang telah berjuang Bersama dan selalu memberikan motivasi satu sama
Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan proposal
skripsi ini. Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidak sopanan yang mungkin
telah saya perbuat selama proses skripsi ini. Semoga Allah Subhanahu wata’ala
masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu , penulis mengharapkan
saran dan juga kritik yang bersifat membangun demi perbaikan proposal ini.
(201810420311146)
DAFTAR ISI
BAB I..............................................................................................................................6
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................6
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................9
1.3. Tujuan Penelitian...............................................................................................9
1.3.1 Tujuan Umum...................................................................................................9
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................................9
1.4.1 Toritis................................................................................................................9
1.4.2 Bagi Praktis.......................................................................................................9
1.5 Keaslian Penelitian...............................................................................................9
BAB II...........................................................................................................................11
2.2 Definisi Desminorea..........................................................................................11
2.1.1. Definisi Desminorea......................................................................................11
2.1.2 Klasifikasi Desminore......................................................................................12
2.1.3 Faktor Resiko Dismenore................................................................................13
2.2 Konsep Nyeri Desminore..................................................................................14
2.2.1 Definisi Nyeri..................................................................................................14
2.2.2 Definisi Nyeri Dismenore................................................................................15
2.2.3 Klasifikasi Nyeri Dismenore............................................................................16
2.2.4 Patofisiologi Nyeri Dismenore........................................................................17
2.2.5 Tanda dan Gejala Nyeri Desminore................................................................18
2.2.6. Penyebab Nyeri Desminore...........................................................................18
2.5 Akivitas Fisik.......................................................................................................19
2.5.1. Definisi Aktivitas Fisik....................................................................................19
2.5.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Fisik.....................................20
2.5.3 Dampak Aktivitas Fisik....................................................................................21
2.6. Aktivitas Fisik Yang Mempengaruhi Tingkat Nyeri Dismenorea......................22
2.6.1 Faktor-Faktor Aktivitas Fisik Yang Mempengaruhi Tingkat Nyeri Dismenorea
.................................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
dan mengacu pada nyeri kram di perut bagian bawah selama menstruasi (Anjasmara,
sekunder. Dismenore menyebabkan nyeri pada saat menstruasi dan terjadi pada perut
bagian bawah dan pinggang yang banyak dialami oleh wanita (Sciences, 2018).
Dismenore timbul akibat adanya kontraksi pada otot perut secara terus-menerus saat
2021 menunjukkan bahwa kejadian dismenorea di dunia sangat besar, yaitu lebih dari
50% perempuan di setiap Negara yang mengalami nyeri krtika haid (dismenore), Di
Indonesia dismenorea primer mencapai 64,8% dan dismenorea sekunder mencapai
19,36%, Pada remaja putri gejala dismenorea primer ditemukan 1 sampai 2 tahun
Nomor 25 tahun 2014, remaja merupakan penduduk dengan rentang usia 10-18 tahun
dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia
remaja adalah 10-24 tahun yang belum menikah. Jumlah kelompok usia 10-19 tahun
di Indonesia menurut Sensus Penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18 %
dari jumlah penduduk (Kemenkes RI, 2017). Berdasarkan data dari riskesdas tahun
Yogyakarta pada remaja putri (rentang usia 15-16 tahun) didapatkan prevalensi
pendukung penting bagian dari hidup sehat dan kesejahteraan. Terlepas dari
manfaatnya aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur yang dilakukan lebih dari
2021). Aktivitas fisik merupakan salah satu penyebab desminore. Aktivitas fisik
adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka, serta berguna untuk
(Rachman, 2018). Aktivitas fisik pada penderita desminore sangat dianjurkan karena
kepercayaan diri dan meningkatkan kebugaran tubuh (Nuryani & Waluya, 2015).
Pada penderita desminore aktivitas fisik sangat berpengaruh karena setiap
gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka bermanfaat meningkatkan kebugaran
tubuh serta kelenturan. (Adinda Dwi Beauty Fatimah, 2020). Aktivitas fisik yang
kesejahteraan dan performa kerja (Fitria Hari Wibawati, 2021). Aktivitas fisik yang
fisik yang menurun maka aliran darah dan saturasi oksigen akan menurun dan
aktivitas fisik agar setiap mengalami menstruasi tidak mengalami nyeri yang hebat
atau dinamakan desminorea, serta sebaiknya rutin melakukan aktivitas fisik guna
untuk mencegah terjadinya nyeri haid. (Khairunnisa, 2018). Penanganan nyeri saat
dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri haid yang bertujuan mengurangi pergerakan
uterus untuk memperlancar aliran darah, menghambat rasa nyeri serta memberikan
Gangguan aktivitas fisik pada desminorea jika tidak segera ditangani akan
berdampak pada kondisi patologis (kelainan atau gangguan), yang dapat memicu
kenaikan angka kematian termasuk kemandulan. Selain itu bisa menimbulkan konflik
menjadi tidak ada rasa nyaman ( Putri Yanti Lubis 2018). Dampak dari terjadinya
desminorea salah satunya adalah gangguan aktvitas fisik, mual, muntah, diare dan
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas dapat dikatakan bahwa dari 15
responden dari studi pendahuluan yang peneliti lakukan mereka menyatakan 50%
dari 15 populasi, yaitu 7 responden yang mengalami menstruasi 6-8 hari dan nyeri
rata-rata mereka mengalami menstruasi dari mulai umur 14 tahun. Maka dari itu,
Wahab, tahun 2020 yang berjudul Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Tingkat Nyeri
Desminore Primer Pada Remaja Putri Di Pondok Pesantren Al- Falah Gorontalo.
inferensial menggunakan uji Chi square serta dilanjutkan dengan analisis uji regresi
yang bermakna antara aktivitas fisik dengan dismenore primer dilihat dari nilai P
value0,02. nilai PR = 0,28. Variabel luar yang memiliki hubungan yang bermakna
dengan dismenore primer adalah IMT/U dengan kategori gemuk nilai P-value0,011
dan nilai PR 0,30, menarche dengan nilai P value0,00 dan 0,025, nilai PR 2,92 dan
10,6.
1.5.2 Dalam penelitian yang dilakukan oleh( Adinda Dwi Beauty Fatimah, Fayakun
Nur Rohmah, 2018) yang berjudul “Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tingkat Nyeri
menggunakan desain penelitian cross sectional, secara tunggal dengan jumlah sempel
sebanyak 136 responden. Menggunakan uji korelasi Fisher's Exact dengan hasil 51
sectional secara tunggal dengan jumlah sampel 150 responden menggunakan uji
kolerasi Fisher Exact dengan hasil 60 responden mengalami dismenorea (60%) dan
<0,05).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
wanita usia remaja yang sudsh reproduksi. Hal ini ditandai dengan adaya nyeri
panggul yang dimulai pada saat sebelum atau pada awal menstruasi dan berlangsung
selama 1-3 hari (Purnama Sari et al., 2019). Disminore dibagi menjadi dua yaitu
disminore primer dan sekunder, disminore primer disebabkan mengacu tanpa adanya
patologi organik, dan disminore sekunder dapat terjadi karena kelainan genikologi
seperti endometriosis, adenomiosis atau sering disebut fibroid Rahim (Armour et al.,
2019).
menjadi nyeri kram pada saat menstruasi. Periode saat nyeri biasanya terjadi pada
panggul atau perut bagian bawah, terkadang nyeri juga bisa terjadi di punggung
bawah (Kasanah, 2020). Dismenorea merupakan salah satu keadaan yang berbahaya
jika dibiarkan dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, kualitas tidur terganggu,
suatu keadaan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari yang disebabkan dari
menstruasi dan terjadi pada saat menstruasi berlangsung atau pra menstruasi,
dismenorea juga menyebabkan nyeri panggul dan punggung bawah dan nyeri terasa
dismenorea sekunder .
Dismenore primer
Nyeri yang terjadi saat mesntruasi dengan anatomi panggul normal biasanya dimulai
saat usia remaja. Rasa nyeri akan dirasakan sebelum atau bersmaan dengan
permulaan menstruasi dan berlangsung beberapa jam. Timbul sejak haid pertama kali
(menarche) dan keluhan sakit akan berkurang setelah menikah dan langsung hilang
setelah hamil. Dismenore primer memiliki ciri khas yaitu merasakan nyeri haid saat
menstruasi, nyeri perut bagian bawah dimulai saat haid dan berakhir selama kurang
lebih 8 jam, nyeri punggung, sakit, mual, muntah. t (Rusli, Angelina, & Hadiyanto,
2019)
Dismenorea sekunder
kelainan panggul yang nyata. Terjadi akibat berbagai kondisi patologis seperti
uteri dan lain-lain. Sering terjadi pada usia lebih dari 30 tahun dimana semakin
bertambahnya umur rasa nyeri akan semakin buruk. Dapat terjadi kapan saja setelah
sekunder, namun secara pengertian harus ada penyakit pelvis yang menyertai
1. Dismenorea primer
Dismenorea primer disebabkan usia yang sangat muda ketika mengalami menarche
(<12 Tahun) atau nulliparity, perdarahan menstruasi yang berhelebihan dan lama
3. Kecemasan.
mengalami gejala-gejala kekhawatiran terhadap sesuatu hal yang tidak pasti, sulit
berkonsentrasi, gelisah, tidak dapat bersikap santai, kesulitan tidur atau mengalami
gangguan tidur, pucat, mudah letih, tubuh terasa lebih hangat, mual, sesak nafas serta
4. Anemia
Salah satu faktor penyebab dismenorea adalah anemia wanita yang mengalami
anemia atau kadar hemoglobin kurang dari normal, kebanyakan tidak mengalami
tanda-tanda haid tetapi dibagian panggul merasa berat dan nyeri saat dismenore
5. Status gizi
Salah satu faktor penyebab dismenorea adalah status gizi, wanita yang mengalami
obesitas atau overweight dapat menjadi faktor resiko terjadinya dismenorea, karena
saat kelebihan berat badan maka terdapat jaringan lemak yang berlebihan sehingga
oleh jaringan lemak pada bagian organ reproduksi wanita sehingga darah yang
seharusnya mengalir saat menstruasi terganggu dan mengakibatkan nyeri pada saat
menyakitkan. Nyeri juga bisa menyebabkan kerusakan jaringan karena jaringan itu
sendiri yang lemah (Mander, 2008). Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang bersifat
subjektif. Keluhan sensorik yang dinyatakan seperti pegal linu, ngilu, keju, kemeng,
dan seterusnya dapat dianggap sebagai modalitas nyeri (Suwondo et al., 2017).
menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang atau bisa juga berpotensi rusak
atau tergambarkan seperti adanya kerusakan jaringan. (Suwondo et al., 2017). Nyeri
akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan
dalam bentuk kerusakan tersebut. Nyeri juga merupakan suatu pengalaman sensorik
nyeri hebat dan dapat menganggu aktivitas sehari-hari pada perempuan khususnya
remaja putri. Keluhan ini tidak hanya menganggu masalah reproduksi, tetapi juga
mengakibatkan rasa nyeri timbul. Hampir seluruh perempuan mengalami nyeri saat
haid dengan berbagai tingkatan, mulai dari yang sekedar pegal-pegal dipanggul dari
sisi dalam hingga rasa nyeri yang luar biasa sakitnya. (Adzkia, 2020).
berada pada peningkatan resiko depresi dan kecemasan serta gangguan fungsional
yang mengakibatkan alasan utama untuk mencari perawatan medis utama pada
remaja (Sachedina & Todd, 2020). Gejala umum dismenore yang dialami oleh wanita
karena ginekologi primer dan sekunder, keluhan pada saat menstruasi dirasakan pada
bagian panggul yang ditandai dengan nyeri kram Rahim yang menyakitkan.
lainnya dan dianggap sebagai contributor morbiditas yang paling umum terjadi
merupakan suatu keadaaan nyeri hebat yang menyebabkan gangguan aktivitas sehari-
hari dan nyeri terasa seperti menusuk dibagian perut bawah dan paha karena
disebabkan karena tidak ada keseimbangan hormone serta bisa terjadi peningkatan
reskio depresi dan kecemasan pada remaja wanita sehingga hal tersebut menjadi
1. Dismenorea primer
Dismenorea primer adalah suatu keadaan nyeri haid yang terajadi akibat otot Rahim
mengalami kontraksi yang kuat sehingga dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat
ginetal yang nyata. Dismenorea primer sering terjadi pada saat setelah menarche,
biasanya setelah 12 bulan atau lebih, dikarenakan terjadi pada siklus haid bulan-bulan
pertama setelah menarche, umumnya berjenis ovulasi atau bersamaan awal masa haid
dan berlangsung selama beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus dapat
terbatas pada perut bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Nyeri
dismenore dapat disertai rasa nyeri yang dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit
2. Dismenorea sekunder
Dismenorea sekunder adalah keadaan nyeri yang terjadi saat menstruasi yang
disebabkan oleh masalah organ reproduksi wanita serta kelainan ginekologi atau
kandungan pada umumnya terjadi pada wanita yang berusia 25tahun. Tipe nyeri
dapat menyerupai nyeri mentruasi pada dismenorea primer, namun lama nyeri
dirasakan melebihi priode menstruasi dan dapat pula terjadi bukan pada saat
sebagai nyeri yang muncul saat menstruasi namun disebabkan oleh masalah
reproduksinya atau adanya penyakit lain. Penyakit lain yang sering menyebabkan
Tanda dan gejala yang terjadi pada dismenorea sekunder terdapat berbagai
macam dan banyak. Umumnya gejala tersebut sesuai dengan penyebabnya. Keluhan
yang biasanya muncul adalah gejala pada gastrointestinal, sulit berkemih, dan
masalah pada punggung. Keluhan menstruasi berat timbul nyeri yang disebabkan
adanya masalah pada organ reproduksinya yang memiliki perubahan kondisi uterus
seperti adenomyosis, myoma, atau polip, dan lainnya. Keluhan nyeri pelvis yang
sekunder mungkin jelas terjadi pada menarche namun, kondisi nya seiring
10-18 tahun, pada saat terjadi menstruasi banyak remaja mengeluh terjadinya
dismenore atau nyeri haid. Dysmenorrhea merupakan keluhan yang terjadi karena
respon nyeri pada tubuh terutama pada perut bagian bawah. Nyeri dismenore terjadi
pada 90% remaja wanita dan lebih dari 50% wanita sudah menstruasi diseluruh dunia
bahwa nyeri mereka terasa parah dan menyusahkan, angka dismenorea di Indonesia
sekitar 55% perempuan dengan usia produktif mengalami nyeri selama masa
hormone(Wiwiek, 2019). Tanda dan gejala nyeri dismenorea terjadi akibat dari
kontraksi yang sangat kuat sehingga menimbulkan rasa nyeri yang sering terjadi saat
menstruasi hari pertama oleh wanita nyeri desminore juga dapat menyebabkan
Tanda dan gejala dismenorea ysng dialami setiap perempuan berbeda beda.
Namun tanda dan gejala dismenorea yang paling khas yaitu kram perut bagian
bawah, punggung bawah hingga bagian paha dalam. Keluhan ini akan berdampak
pada aktivitas sehari-hari baik di sekolah maupun di tempat kerja. Tidak sedikit
untuk beristirahat beberapa jam atau hari (Sari & Usman, 2021). Tanda gejala
dismenore juga disertai dengan gangguan psikis yang tidak stabil, seperti stress,
depressi, cemas berlebihan, serta keadaan sedih atau gembira yang berlebihan
(Windiyanti, 2021).
hormone progesterone dalam darah sehingga dapat menimbulkan nyeri yang terjadi
wanita (Amin & Purnamasari, 2020). Penyebab dismenore juga bisa disebabkan oleh
kemaluan, serta peradangan tuba fallopi dan pelengketan abnormal antara organ
didalam perut. Penyebab nyeri dismenore bisa beraneka macam yaitu, bisa stres
atau kecemasan yang berlebihan. Akan tetapi, penyebab yang sering terjadi pada
nyeri haid di duga karena terjadinya ketidakseimbangan hormonal dan tidak ada
bawah yang dialami saat menjelang menstruasi atau selama menstruasi berlangsung
dalam tubuh yang berfungsi salah satunya yang membuat dinding Rahim berkontraksi
yang menimbulkan iskemi jaringan, serta akibatnya otot-otot Rahim lebih kuat
berkontraksi untuk dapat mengeluarkan darah haid melalui mulut Rahim yang
sempit. Sehingga kontraksi otot Rahim ini yang menyebabkan kejang otot yang
gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang membutuhkan energy. Aktivitas
fisik dibagi menjadi 3 kategori yaitu aktivitas fisik ringan, sedang, berat.
komputer, belajar,nongkrong.
(flexibility).
1. Usia
Salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik adalah usia, karena
Faktor gaya hidup yang tidak baik juga bisa mempengaruhi terganggunya
aktivitas fisik karena gaya hidup yang tidak baik seperti kurangnya
1. Pertumbuhan Penduduk
2018).
2. Paparan Debu
fisik pada manuisa karena debu yang ditimbulkan lewat udara banyak
mengandung CO2 sehingga jika dihirup terus menerus oleh manusia akan
dalam tubuh akan sangat rentan terjangkit oleh virus, sehingga makanan
yang dikonsumsi harus bergizi baik agar terhindar dari virus (I Putu Agus
pada dismenorea, karena status gizi yang buruk dalam tubuh dapat
2. Stres
3. Riwayat Alergi
Riwayat Alergi juga bisa mempengaruhi tingkat nyeri pada dismenorea
4. Olahraga Berat
dapat mengurangi efek dari dhysphoric mood dan stress yang berfungsi
BAB III
Aktivitas Fisik
Aktvitas Berat
Menurut hasil survei bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan
sehingga mempengaruhi tingkat nyeri, karena saat melakukan aktivitas berat tidak
dapat menstimulasi pelepasan opiate endogen dan beta endhorpinn yang dapat
mengurango efek dari dhysphoric mood dan stress yang berfungsi sebagai pereda
Hipotesis Penelitian
4.2.1. Populasi
4.2.2. Sampel
N
n=
1+ N ( e ) ²
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
Berdasarkan rumus slovin tersebut, maka diperoleh besarnya sampel sebagai berikut :
123
n=
1+123(0,05)²
123
n= =94
1,3705
4.2.3. Teknik Sampling
dengan mempertimbangkan strata yang ada dalam populasi sehingga setiap strata
penelitian dibagi 2 bagian yaitu, variable independen dan dependen. Adapun variabel
sebagai berikut :
mengerjakan tugas-
tugas, dapat menjawab
bisa bekerjasama
bisa bekerjasama
diberikan.
hari. intensity,
days of
pain,
dysmenor
rhea
WaLIDD
Short Form (IPAQ-SF) memiliki kriteria vailiditas yang diterima (Tran, et.al 2018).
sangat bagus dengan spearman correlation cofficients rerata 0.8 (Craig et al., 2018).
WaLIDD menunjukkan hasil internal consistensi yang adekuat dan memiliki korelasi
yang kuat dengan Visual Rating Scale (VRS) subscale (Taheran, 2018).
a. Perizinan
menggunakan google form yang berisi kuisioner, yang akan diberikan kepada
Angkatan 2020.
Waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah dilakukan pada saat bulan
dikumpulkan, sehingga data yang diolah adalah data yang memenuhi kriteria
b. Coding
pengkodean yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data
angka atau bilangan. Pemberian kode dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Dismenorea
2) Aktivitas Belajar
d. Cleaning Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai di
1. Analisis Univariat
yang diperoleh berupa frekiensi dan persentase yang disajikan dalam bentuk
tabel. Analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari setiap
variabel. Analisis dari penelitian ini adalah hubungan factor aktivitas fisik dengan
tingkat nyeri dismenore yang meliputi, umur, aktivitas fiisk, tingkat aktivitas,
tingkat nyeris serta tingkat aktivitas yang dilakukan berat, sedang, dan ringan.
setiap variabel penelitian. Hasil analisis univariat akan disajikan dalam bentuk
sebagai berikut :
F
p= 100 %
n
Keterangan:
P = presentase
2) Analisis Bivariat
dengan variabel dependen. Data yang diperoleh pada penelitian ini merupakan data
kategorik 2 kelompok tidak berpasangan, sehingga uji yang digunakan adalah uji
diberikan agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Jika bersedia
maka harus menandatangani lembar persetujuan, jika tidak bersedia maka peneliti
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.
LAMPIRAN
Usia :
Pertanyaan di bawah ini adalah pertanyaan seputar aktivitas fisik yang Anda lakukan
selama 7 hari terakhir. Jawablah setiap pertanyaan di bawah ini meskipun Anda
merasa bahwa Anda bukanlah orang yang aktif. Pikirkan tentang aktivitas fisik yang
Anda lakukan di tempat kerja, di rumah dan halaman, untuk bergerak dari satu tempat
ke tempat lain, dan pada waktu luang untuk rekreasi atau berolahraga.
Ingat kembali semua aktivitas fisik berat yang telah Anda lakukan selama 7 hari
terakhir. Aktivitas fisik berat adalah aktivitas yang memerlukan kerja keras dan
menyebabkan Anda bernafas jauh lebih cepat daripada biasanya. Pikirkan aktivitas
fisik yang telah Anda lakukan selama sekurang-kurangnya 10 menit pada suatu
waktu.
1. Dalam waktu 7 hari terakhir, berapa hari Anda telah melakukan aktivitas fisik
Lompat ke nomor 3
2. Berapa lama waktu yang biasa Anda gunakan untuk melakukan aktivitas
fisik berat tersebut?
Ingat kembali semua aktivitas fisik moderat (sedang) yang telah Anda lakukan
selama 7 hari terakhir. Aktivitas fisik moderat adalah aktivitas yang memerlukan
kerja fisik sedang dan menyebabkan Anda bernafas agak lebih cepat daripada
biasanya. Pikirkan aktivitas fisik yang telah Anda lakukan selama sekurang-
3. Dalam waktu 7 hari terakhir, berapa harikah Anda melakukan aktivitas fisik
□ Lompat ke nomor 5
4. Berapa lama waktu yang biasa Anda gunakan untuk melakukan aktivitas fisik
moderat tersebut?
Ingat kembali tentang waktu yang Anda gunakan untuk berjalan kaki dalam 7 hari
terakhir, termasuk berjalan kaki di tempat kerja, di rumah, berjalan kaki dari satu
tempat ke tempat lain, dan berjalan kaki semata-mata untuk rekreasi, olahraga, atau
Lompat ke nomor 7
6. Berapa lama waktu yang biasa Anda gunakan untuk berjalan kaki
Pertanyaan terakhir adalah mengenai waktu yang Anda gunakan untuk duduk
dalam sehari selama 7 hari terakhir. Termasuk waktu yang digunakan duduk di
tempat kerja, di rumah, saat belajar, dan selama waktu luang. Waktu ini juga
termasuk waktu yang digunakan duduk di kursi, duduk saat mengunjungi teman-
7. Dalam waktu 7 hari terakhir, berapa banyak waktu yang Anda gunakan