Anda di halaman 1dari 40

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN

TINGKAT NYERI DISMENOREA PADA MAHASISWI


ILMU

KEPERAWATAN UMM ANGKATAN 2020

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

NANDA PRISTIKA ROHMAWATI

NIM 201810420311146

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS

ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MALANG 2021
LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT NYERI


DISMENOREA PADA MAHASISWI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG ANGKATAN 2020

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh :
NANDA PRISTIKA ROHMAWATI
201810420311146
Proposal Skripsi ini Telah Disetujui
Tanggal 30 Maret 2022

Pembimbing 1

Ollyvia Freeska Dwi Marta, S.Kep., Ns., M.Sc.

Mengetahui Ketua Progam Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Miuhammadiyah Malang

Edi Purwanto, S.Kep., Ns., M.Ng.


NIP. UMM. 11205080426
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala, berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan pengajuan seminar proposal

dengan judul “Studi Penelitian Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Dismenorea Pada

Mahasiswi”. Proposal skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Bersamaan dengan ini

perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dengan hati

yang tulus kepada :

1) Bapak Faqih Ruhyanudin, M. Kep., Sp. Kep. MB. Selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2) Bapak Edi Purwanto, S. Kep., Ns., M.Ng. Selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3) Ibu Ollivita Freeska Dwi Marta, S.Kep., Ns.,M.sc. . Selaku Dosen Pembimbing yang

telah memberikan banyak sekali nasehat, motivasi, dorongan, bimbingan untuk

menyelesaikan proposal skripsi ini.

4) Ibu Juwitasari, S.Kep selaku Dosen Wali yang selalu memberikan semangat serta

motivasi dalam menyelesaikan kuliah dan skripsi ini.

5) Kedua orang tua saya, Ayah saya bapak Muryono dan Ibu saya Ibu Hariyani, yang

telah mendukung saya, memberikan motivasi, perhatian, nasehat, kasih saying dan

doa yang selalu terpanjatkan.


6) Saudara kandung saya, Tegar Alamsyah, yang selalu mendukung saya dan

memberikan doanya. Sahabat saya tercinta dan terkasih Qeisya Quinara Citra,

Faradina Novita Sari, Piska Dilla, Faditatrisa, Aprillia, Lilis Herlina, Ayu Melissa

Rossi, Della Aniza Ramhmasika, Dimaz Wahyu, Anugrah Bagus, Fahrul Rodjak, dan

Anifatul Ulyawati, yang tiada henti dalam menemani saya dan mendengarkan keluh

kesah saya dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.

7) Sahabat sejurusan saya Ramitani Andjiri, Wahid Diyati Arigayo, Anugrah Bagus

Putranto, Ayu Melissa Rossi , Della Aniza Rahmasika, Anggun Liysdiano dan

Anifatul Ulyawati yang tiada henti membantu saya, memotivasi saya, mensupport

dan mendengarkan keluh kesah saya selama proses pengerjaan proposal skripsi

ini.Teman – teman PSIK C 2018 terutama kelompok 9 yang tidak bisa saya sebutkan

satu persatu yang telah berjuang Bersama dan selalu memberikan motivasi satu sama

lain mulai dari awal masuk perkuliahan hingga saat ini.

Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan proposal

skripsi ini. Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidak sopanan yang mungkin

telah saya perbuat selama proses skripsi ini. Semoga Allah Subhanahu wata’ala

senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu

menganugerahkan kasih sayang-Nya kepada kita semua. Amin. Penulis menyadari

masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu , penulis mengharapkan

saran dan juga kritik yang bersifat membangun demi perbaikan proposal ini.

Malang, 10 Juni 2021


Nanda Pristika Rohmawati

(201810420311146)

DAFTAR ISI
BAB I..............................................................................................................................6
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................6
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................9
1.3. Tujuan Penelitian...............................................................................................9
1.3.1 Tujuan Umum...................................................................................................9
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................................9
1.4.1 Toritis................................................................................................................9
1.4.2 Bagi Praktis.......................................................................................................9
1.5 Keaslian Penelitian...............................................................................................9
BAB II...........................................................................................................................11
2.2 Definisi Desminorea..........................................................................................11
2.1.1. Definisi Desminorea......................................................................................11
2.1.2 Klasifikasi Desminore......................................................................................12
2.1.3 Faktor Resiko Dismenore................................................................................13
2.2 Konsep Nyeri Desminore..................................................................................14
2.2.1 Definisi Nyeri..................................................................................................14
2.2.2 Definisi Nyeri Dismenore................................................................................15
2.2.3 Klasifikasi Nyeri Dismenore............................................................................16
2.2.4 Patofisiologi Nyeri Dismenore........................................................................17
2.2.5 Tanda dan Gejala Nyeri Desminore................................................................18
2.2.6. Penyebab Nyeri Desminore...........................................................................18
2.5 Akivitas Fisik.......................................................................................................19
2.5.1. Definisi Aktivitas Fisik....................................................................................19
2.5.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Fisik.....................................20
2.5.3 Dampak Aktivitas Fisik....................................................................................21
2.6. Aktivitas Fisik Yang Mempengaruhi Tingkat Nyeri Dismenorea......................22
2.6.1 Faktor-Faktor Aktivitas Fisik Yang Mempengaruhi Tingkat Nyeri Dismenorea
.................................................................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dismenorea merupakan salah satu gangguan ginekologi yang paling umum

dan mengacu pada nyeri kram di perut bagian bawah selama menstruasi (Anjasmara,

2018). Desminoire diklasifikasikan menjadi dua yaitu desminore primer dan

sekunder. Dismenore menyebabkan nyeri pada saat menstruasi dan terjadi pada perut

bagian bawah dan pinggang yang banyak dialami oleh wanita (Sciences, 2018).

Dismenore timbul akibat adanya kontraksi pada otot perut secara terus-menerus saat

mengeluarkan darah. Kontraksi dengan frekuensi yang sering dapat menyebabkan

otot ikut menegang (Muhammad, 2017).

Prevalensi dismenore menurut World Health Organization (WHO) Tahun

2021 menunjukkan bahwa kejadian dismenorea di dunia sangat besar, yaitu lebih dari

50% perempuan di setiap Negara yang mengalami nyeri krtika haid (dismenore), Di
Indonesia dismenorea primer mencapai 64,8% dan dismenorea sekunder mencapai

19,36%, Pada remaja putri gejala dismenorea primer ditemukan 1 sampai 2 tahun

setelah mengalami haid yang pertama. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI

Nomor 25 tahun 2014, remaja merupakan penduduk dengan rentang usia 10-18 tahun

dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia

remaja adalah 10-24 tahun yang belum menikah. Jumlah kelompok usia 10-19 tahun

di Indonesia menurut Sensus Penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18 %

dari jumlah penduduk (Kemenkes RI, 2017). Berdasarkan data dari riskesdas tahun

2018 menyatakan bahwa prevelensi angka dari kejadian dismenore di Provinsi

Yogyakarta pada remaja putri (rentang usia 15-16 tahun) didapatkan prevalensi

dismenore sebesar 95,7% di Kabupaten Kampar didapatkan kejadian dismenore

sebanyak 97,5 (Riskesdas, 2018).

Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur merupakan komponen

pendukung penting bagian dari hidup sehat dan kesejahteraan. Terlepas dari

manfaatnya aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur yang dilakukan lebih dari

setengah orang dewasa AS memenuhi rekomendasi ini (Rohmah & Muhammad,

2021). Aktivitas fisik merupakan salah satu penyebab desminore. Aktivitas fisik

adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka, serta berguna untuk

menjaga kestabilitas tekanan dan upaya meningkatkan system kekebalan tubuh

(Rachman, 2018). Aktivitas fisik pada penderita desminore sangat dianjurkan karena

bermanfaat secara fisik dan mental untuk mengurangi stress , meningkatkan

kepercayaan diri dan meningkatkan kebugaran tubuh (Nuryani & Waluya, 2015).
Pada penderita desminore aktivitas fisik sangat berpengaruh karena setiap

gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka bermanfaat meningkatkan kebugaran

tubuh serta kelenturan. (Adinda Dwi Beauty Fatimah, 2020). Aktivitas fisik yang

dilakukan responden sehari-hari secara teratur meliputi olahraga, kegiatan saat

bekerja, serta saat ada waktu luang memberikan keuntungan yaitu,meningkatkan

kesejahteraan dan performa kerja (Fitria Hari Wibawati, 2021). Aktivitas fisik yang

menurun dapat menyebabkan desminorea meningkat karena dengan seiring aktivitas

fisik yang menurun maka aliran darah dan saturasi oksigen akan menurun dan

menyebabkan nyeri (Nur Annisa Luli, 2020).

Pada penderita desminorea terutama remaja sebaiknya rutin melakukan

aktivitas fisik agar setiap mengalami menstruasi tidak mengalami nyeri yang hebat

atau dinamakan desminorea, serta sebaiknya rutin melakukan aktivitas fisik guna

untuk mencegah terjadinya nyeri haid. (Khairunnisa, 2018). Penanganan nyeri saat

desminorea adalah dengan menghambat stimulus penyebab nyeri. Tindakan apapun

dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri haid yang bertujuan mengurangi pergerakan

uterus untuk memperlancar aliran darah, menghambat rasa nyeri serta memberikan

rasa nyaman kepada mahasiswi (Umaiyah, 2020)

Gangguan aktivitas fisik pada desminorea jika tidak segera ditangani akan

berdampak pada kondisi patologis (kelainan atau gangguan), yang dapat memicu

kenaikan angka kematian termasuk kemandulan. Selain itu bisa menimbulkan konflik

emosional ketegangan serta kegelisahan yang dapat memainkan peranan wanita

menjadi tidak ada rasa nyaman ( Putri Yanti Lubis 2018). Dampak dari terjadinya
desminorea salah satunya adalah gangguan aktvitas fisik, mual, muntah, diare dan

nyeri pada perut bagian bawah ( Ihrom Fatma Saputri, 2019).

Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas dapat dikatakan bahwa dari 15

responden dari studi pendahuluan yang peneliti lakukan mereka menyatakan 50%

dari 15 populasi, yaitu 7 responden yang mengalami menstruasi 6-8 hari dan nyeri

rata-rata mereka mengalami menstruasi dari mulai umur 14 tahun. Maka dari itu,

peneliti tertarik melakukan studi penelitian tentang “Hubungan Aktivitas Tingkat

Dengan Kejadian Desminorea Pada Mahasiswi” .

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini
adalah Studi Penelitian Aktivitas Fisik Tingkat Nyeri Dengan Kejadian
Dismenorea Pada Mahasiswi Keperawatan.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara aktivitas fisik dengan kejadian desminore pada mahasiswi keperawata.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Toritis
Menambah ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu keperawatan serta
menambah wawasan mengenai apakah ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian
desminore yang mempengaruhi pola aktivitas fisik pada mahasiswi keperawatan.
1.4.2 Bagi Praktis
Penelitian ini juga bermanfaat bagi perkembangan ilmu keperawatan agar
mampu mengembangkan peran perawat dalam mengatasi penyebab terganggunya
pola aktivitas mahasisiwi ketika desminore .

1.5 Keaslian Penelitian


1.5.1 Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mursyidah Khariyah, Ova Emilia, Abdul

Wahab, tahun 2020 yang berjudul Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Tingkat Nyeri

Desminore Primer Pada Remaja Putri Di Pondok Pesantren Al- Falah Gorontalo.

Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional, Analisis

inferensial menggunakan uji Chi square serta dilanjutkan dengan analisis uji regresi

logistik dengan hasil Hasil analisis multivariabel menunjukkan adanya hubungan

yang bermakna antara aktivitas fisik dengan dismenore primer dilihat dari nilai P

value0,02. nilai PR = 0,28. Variabel luar yang memiliki hubungan yang bermakna

dengan dismenore primer adalah IMT/U dengan kategori gemuk nilai P-value0,011

dan nilai PR 0,30, menarche dengan nilai P value0,00 dan 0,025, nilai PR 2,92 dan

10,6.

1.5.2 Dalam penelitian yang dilakukan oleh( Adinda Dwi Beauty Fatimah, Fayakun

Nur Rohmah, 2018) yang berjudul “Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tingkat Nyeri

Dismenorea Pada Mahasiswi Ilmu Keperawatan UMM Angkatan 2020” yang

menggunakan desain penelitian cross sectional, secara tunggal dengan jumlah sempel

sebanyak 136 responden. Menggunakan uji korelasi Fisher's Exact dengan hasil 51

responden yang mengalami dismenore (75%) dan terdapat 53 responden yang

tergolong kedalam aktivitas fisik sedang diperoleh p<0,05). Sedangkan dengan


penelitian yang saya lakukan dan berjudul “ Hubungan Aktivitas Fisik Dengan

Tingkat Nyeri Dismenorea Pada Mahasiswi Ilmu Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Malang Angkatan 2020” yang menggunakan desain penelitian cross

sectional secara tunggal dengan jumlah sampel 150 responden menggunakan uji

kolerasi Fisher Exact dengan hasil 60 responden mengalami dismenorea (60%) dan

terdapat 50 responden yang tergolong kedalam aktivitas fisik sedang diperoleh p

<0,05).

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Definisi Disminorea


2.1.1. Definisi Disminorea
Disminorea merupakan gangguan menstruasi yang paling sering terjadi pada

wanita usia remaja yang sudsh reproduksi. Hal ini ditandai dengan adaya nyeri

panggul yang dimulai pada saat sebelum atau pada awal menstruasi dan berlangsung

selama 1-3 hari (Purnama Sari et al., 2019). Disminore dibagi menjadi dua yaitu

disminore primer dan sekunder, disminore primer disebabkan mengacu tanpa adanya

patologi organik, dan disminore sekunder dapat terjadi karena kelainan genikologi
seperti endometriosis, adenomiosis atau sering disebut fibroid Rahim (Armour et al.,

2019).

Dismenorea ditandai dengan gejala nyeri kronis berulang yang bermanifestasi

menjadi nyeri kram pada saat menstruasi. Periode saat nyeri biasanya terjadi pada

panggul atau perut bagian bawah, terkadang nyeri juga bisa terjadi di punggung

bawah (Kasanah, 2020). Dismenorea merupakan salah satu keadaan yang berbahaya

jika dibiarkan dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, kualitas tidur terganggu,

serta mengalami kecemasan dan depresi (Abdillah et al., 2018).

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dismenorea merupakan

suatu keadaan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari yang disebabkan dari

menstruasi dan terjadi pada saat menstruasi berlangsung atau pra menstruasi,

dismenorea juga menyebabkan nyeri panggul dan punggung bawah dan nyeri terasa

bisa berulang kali.

2.1.2 Klasifikasi Desminore


Dismenorea diklasifikan menjadi 2 jenis yaitu dismenore primer dan

dismenorea sekunder .

Dismenore primer

Nyeri yang terjadi saat mesntruasi dengan anatomi panggul normal biasanya dimulai

saat usia remaja. Rasa nyeri akan dirasakan sebelum atau bersmaan dengan

permulaan menstruasi dan berlangsung beberapa jam. Timbul sejak haid pertama kali

(menarche) dan keluhan sakit akan berkurang setelah menikah dan langsung hilang

setelah hamil. Dismenore primer memiliki ciri khas yaitu merasakan nyeri haid saat

menstruasi, nyeri perut bagian bawah dimulai saat haid dan berakhir selama kurang
lebih 8 jam, nyeri punggung, sakit, mual, muntah. t (Rusli, Angelina, & Hadiyanto,

2019)

Dismenorea sekunder

Desminorea sekunder merupakan nyeri menstruasi yang ditandai dengan adanya

kelainan panggul yang nyata. Terjadi akibat berbagai kondisi patologis seperti

endometriosis, salfingitis, adenomiosis uteri, stenosis serviks, kista ovarium, mioma

uteri dan lain-lain. Sering terjadi pada usia lebih dari 30 tahun dimana semakin

bertambahnya umur rasa nyeri akan semakin buruk. Dapat terjadi kapan saja setelah

menarch (haid pertama), peningkatan prostaglandin dapat berperan pada dismenore

sekunder, namun secara pengertian harus ada penyakit pelvis yang menyertai

(concomitant pelvic pathology). Penyebab yang umum termasuk : endometriosis,

leiomyomata (fibroid), adenomyosis, polip endometrium, chronic pelvic

inflammatory disease, dan penggunaan peralatan kontrasepsi atau IUD (Intrauterine

Device) (Wahyuni & Oktaviani, 2018)

2.1.3 Faktor Resiko Dismenorea


Menurut (Suci Sulistyorini, 2017) faktor terjadinya dismenore terdiri dari

beberapa faktor yang meliputi :

1. Dismenorea primer

Dismenorea primer disebabkan usia yang sangat muda ketika mengalami menarche

(<12 Tahun) atau nulliparity, perdarahan menstruasi yang berhelebihan dan lama

berhenti, kebiasaan merokok, minum minumman beralkohol, dan adanya riwayat

dismenore pada keluarga serta adanya obesitas.


2. Dismenorea sekunder

Dismenorea sekunder adapun konstribusi terjadinya dismenore sekunder adalah

leiomiomata (fibroid) atau pelvic immflamatory disease, abses tubo ovarian,

endometriosis, serta adenomiosis. (Sulistyorini et al., 2017)

3. Kecemasan.

Seseorang yang mengalami dismenorea dikatakan mengalami kecemasan saat

mengalami gejala-gejala kekhawatiran terhadap sesuatu hal yang tidak pasti, sulit

berkonsentrasi, gelisah, tidak dapat bersikap santai, kesulitan tidur atau mengalami

gangguan tidur, pucat, mudah letih, tubuh terasa lebih hangat, mual, sesak nafas serta

sering buang air kecil (Putri & Nency, 2021)

4. Anemia

Salah satu faktor penyebab dismenorea adalah anemia wanita yang mengalami

anemia atau kadar hemoglobin kurang dari normal, kebanyakan tidak mengalami

tanda-tanda haid tetapi dibagian panggul merasa berat dan nyeri saat dismenore

terjadi (Imaniar & Widyana, 2019)

5. Status gizi

Salah satu faktor penyebab dismenorea adalah status gizi, wanita yang mengalami

obesitas atau overweight dapat menjadi faktor resiko terjadinya dismenorea, karena

saat kelebihan berat badan maka terdapat jaringan lemak yang berlebihan sehingga

dapat menyebabkan hiperplasi pembuluh darah atau terdesaknya pembuluh darah

oleh jaringan lemak pada bagian organ reproduksi wanita sehingga darah yang
seharusnya mengalir saat menstruasi terganggu dan mengakibatkan nyeri pada saat

menstruasi. (Savitri et al., 2019)

2.2 Konsep Nyeri Dismenorea


2.2.1 Definisi Nyeri
Nyeri merupakan pengalaman sensorik yang dicetuskan oleh rangsangan yang

merupakan ancaman untuk menghancurkan jaringan, disebut sebagai sesuatu yang

menyakitkan. Nyeri juga bisa menyebabkan kerusakan jaringan karena jaringan itu

sendiri yang lemah (Mander, 2008). Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan

emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang bersifat

subjektif. Keluhan sensorik yang dinyatakan seperti pegal linu, ngilu, keju, kemeng,

dan seterusnya dapat dianggap sebagai modalitas nyeri (Suwondo et al., 2017).

Nyeri merupakan rasa indrawi dan pengalaman emosional yang tidak

menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang atau bisa juga berpotensi rusak

atau tergambarkan seperti adanya kerusakan jaringan. (Suwondo et al., 2017). Nyeri

juga merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan

akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan

dalam bentuk kerusakan tersebut. Nyeri juga merupakan suatu pengalaman sensorik

yang multidimensional. (Bahrudin, 2018).

2.2.2 Definisi Nyeri Dismenorea


Nyeri dismenorea atau sering disebut nyeri haid merupakan suatu keadaan

nyeri hebat dan dapat menganggu aktivitas sehari-hari pada perempuan khususnya

remaja putri. Keluhan ini tidak hanya menganggu masalah reproduksi, tetapi juga

menganggu produktifitas perempuan sehari-hari. (Husnia et al., n.d.). Dismenorea


atau nyeri haid merupakan nyeri seperti menusuk dibagian perut bawah dan paha, hal

ini terjadi akibat ketidakseimbangan hormone progresteron dalam darah sehingga

mengakibatkan rasa nyeri timbul. Hampir seluruh perempuan mengalami nyeri saat

haid dengan berbagai tingkatan, mulai dari yang sekedar pegal-pegal dipanggul dari

sisi dalam hingga rasa nyeri yang luar biasa sakitnya. (Adzkia, 2020).

Nyeri berat pada dismenore menyebabkan gangguan kualitas hidup dan

berada pada peningkatan resiko depresi dan kecemasan serta gangguan fungsional

yang mengakibatkan alasan utama untuk mencari perawatan medis utama pada

remaja (Sachedina & Todd, 2020). Gejala umum dismenore yang dialami oleh wanita

karena ginekologi primer dan sekunder, keluhan pada saat menstruasi dirasakan pada

bagian panggul yang ditandai dengan nyeri kram Rahim yang menyakitkan.

Dismenore juga sering dikeluhkan oleh wanita dibandingkan gangguan ginekologi

lainnya dan dianggap sebagai contributor morbiditas yang paling umum terjadi

dikalangan wanita usia subur (Nugroho et al., 2020).

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa nyeri dismenore

merupakan suatu keadaaan nyeri hebat yang menyebabkan gangguan aktivitas sehari-

hari dan nyeri terasa seperti menusuk dibagian perut bawah dan paha karena

disebabkan karena tidak ada keseimbangan hormone serta bisa terjadi peningkatan

reskio depresi dan kecemasan pada remaja wanita sehingga hal tersebut menjadi

alasan utama mencari pertolongan kesehtatan.

2.2.3 Klasifikasi Nyeri Dismenorea


Dismenore bibedakan menjadi menjadi dua, yaitu :

1. Dismenorea primer
Dismenorea primer adalah suatu keadaan nyeri haid yang terajadi akibat otot Rahim

mengalami kontraksi yang kuat sehingga dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat

ginetal yang nyata. Dismenorea primer sering terjadi pada saat setelah menarche,

biasanya setelah 12 bulan atau lebih, dikarenakan terjadi pada siklus haid bulan-bulan

pertama setelah menarche, umumnya berjenis ovulasi atau bersamaan awal masa haid

dan berlangsung selama beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus dapat

berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeri kejang berjangkitjangkit, biasanya

terbatas pada perut bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Nyeri

dismenore dapat disertai rasa nyeri yang dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit

kepala, diare, iritabilitas, dan sebagainya.

2. Dismenorea sekunder

Dismenorea sekunder adalah keadaan nyeri yang terjadi saat menstruasi yang

disebabkan oleh masalah organ reproduksi wanita serta kelainan ginekologi atau

kandungan pada umumnya terjadi pada wanita yang berusia 25tahun. Tipe nyeri

dapat menyerupai nyeri mentruasi pada dismenorea primer, namun lama nyeri

dirasakan melebihi priode menstruasi dan dapat pula terjadi bukan pada saat

menstruasi. Pengertian yang lain menyebutkan definisi dismenorea sekunder adalah

sebagai nyeri yang muncul saat menstruasi namun disebabkan oleh masalah

reproduksinya atau adanya penyakit lain. Penyakit lain yang sering menyebabkan

dismenorea sekunder antara lain sindrom ovarium polikistik, endometriosis, febroid

uterin, adenomyosis uterin dan inflamasi pelvis kronis.

Tanda dan gejala yang terjadi pada dismenorea sekunder terdapat berbagai

macam dan banyak. Umumnya gejala tersebut sesuai dengan penyebabnya. Keluhan
yang biasanya muncul adalah gejala pada gastrointestinal, sulit berkemih, dan

masalah pada punggung. Keluhan menstruasi berat timbul nyeri yang disebabkan

adanya masalah pada organ reproduksinya yang memiliki perubahan kondisi uterus

seperti adenomyosis, myoma, atau polip, dan lainnya. Keluhan nyeri pelvis yang

berat atau perubahan kontur abdomen meningkatkan neoplas intraabdominal.

Terdapat kondisi abnormal yang mendasarinya (biasanya melibatkan sistem

reproduksi seorang wanita) menyumbang pada nyeri dismenorea. Dismenorea

sekunder mungkin jelas terjadi pada menarche namun, kondisi nya seiring

berkembang kemudian (Anggun Nurfadilah, 2020).

2.2.4 Patofisiologi Nyeri Dismenorea


Nyeri dismenorea pada saat usia remaja muda yang terjadi pada saat berusia

10-18 tahun, pada saat terjadi menstruasi banyak remaja mengeluh terjadinya

dismenore atau nyeri haid. Dysmenorrhea merupakan keluhan yang terjadi karena

adanya ketidakseimbangan hormon pada aliran darah yang menyebabkan timbulnya

respon nyeri pada tubuh terutama pada perut bagian bawah. Nyeri dismenore terjadi

pada 90% remaja wanita dan lebih dari 50% wanita sudah menstruasi diseluruh dunia

serta pernah mengalami dismenore, serta 10 - 20% dari mereka menggambarkan

bahwa nyeri mereka terasa parah dan menyusahkan, angka dismenorea di Indonesia

sekitar 55% perempuan dengan usia produktif mengalami nyeri selama masa

menstruasi (Umaiyah, 2020).

2.2.5 Tanda dan Gejala Nyeri Desminorea


Tanda dan gejala dismenorea adalah terdapat nyeri perut yang timbul

sebelumnya, bersamaan dengan permulaan haid dan berlangsung beberapa jam


namun nyeri bisa berlangsung hingga beberapa hari. Namun ada beberapa penyebab

yang mendukung terjadinya nyeri desminorea adalah ketidak seimbangan

hormone(Wiwiek, 2019). Tanda dan gejala nyeri dismenorea terjadi akibat dari

ketidakseimbangan hormon progresteron yang membuat otot uterus menjadi

kontraksi yang sangat kuat sehingga menimbulkan rasa nyeri yang sering terjadi saat

menstruasi hari pertama oleh wanita nyeri desminore juga dapat menyebabkan

terganggunya psikis seperti stress dikarenakan nyeri yang menganggu aktivitas

sehari-harinya (Widiastuti, 2019).

Tanda dan gejala dismenorea ysng dialami setiap perempuan berbeda beda.

Namun tanda dan gejala dismenorea yang paling khas yaitu kram perut bagian

bawah, punggung bawah hingga bagian paha dalam. Keluhan ini akan berdampak

pada aktivitas sehari-hari baik di sekolah maupun di tempat kerja. Tidak sedikit

penderita yang merasakan nyeri berat sehingga terpaksa meninggalkan aktivitasnya

untuk beristirahat beberapa jam atau hari (Sari & Usman, 2021). Tanda gejala

dismenore juga disertai dengan gangguan psikis yang tidak stabil, seperti stress,

depressi, cemas berlebihan, serta keadaan sedih atau gembira yang berlebihan

(Windiyanti, 2021).

2.2.6. Penyebab Nyeri Desminorea


Penyebab nyeri dismenorea bisa terjadi karena adanya ketidakseimbangan

hormone progesterone dalam darah sehingga dapat menimbulkan nyeri yang terjadi

pada setiap wanita. Sehingga keadaan tersebut menganggu aktivitas sehari-hari

wanita (Amin & Purnamasari, 2020). Penyebab dismenore juga bisa disebabkan oleh

peningkatan kontraksi Rahim yang dirangsang oleh prostaglandin, serta


endometriosis merupakan penyakit peradangan rongga yang terdapat dalam daerah

kemaluan, serta peradangan tuba fallopi dan pelengketan abnormal antara organ

didalam perut. Penyebab nyeri dismenore bisa beraneka macam yaitu, bisa stres

atau kecemasan yang berlebihan. Akan tetapi, penyebab yang sering terjadi pada

nyeri haid di duga karena terjadinya ketidakseimbangan hormonal dan tidak ada

hubungan dengan organ reproduksi (N. Wahyuni, F. Laili, 2018).

Penyebab nyeri dismenorea adalah terdapat masalah ginekologis yang

disebabkan oleh hormone progesterone yang meningkat serta mengalami

ketidakseimbangan dalam darah sehingga mengakibatkan kram pada bagian perut

bawah yang dialami saat menjelang menstruasi atau selama menstruasi berlangsung

(Kasanah, 2020). Penyebab nyeri dismenore adalah terdapatnya zat prostaglandin

dalam tubuh yang berfungsi salah satunya yang membuat dinding Rahim berkontraksi

yang menimbulkan iskemi jaringan, serta akibatnya otot-otot Rahim lebih kuat

berkontraksi untuk dapat mengeluarkan darah haid melalui mulut Rahim yang

sempit. Sehingga kontraksi otot Rahim ini yang menyebabkan kejang otot yang

diasakan sebagai nyeri menstruasi (Listyarini, 2018).

2.5 Akivitas Fisik


2.5.1. Definisi Aktivitas Fisik
WHO mendefiniskan bahwa aktivitas fisik adalah kegiatan sebagai setiap

gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang membutuhkan energy. Aktivitas

fisik dibagi menjadi 3 kategori yaitu aktivitas fisik ringan, sedang, berat.

a. Pada aktivitas fisik ringan hanya memerlukan sedikit tenaga sehingga

tidak terlalu mengalami perubahan pada pernapasan dan juga


ketahanan. Contohnya : berjalan, menyapu, mencuci bajuatau

piring, mencuci kendaraan, berdadan,duduk, nonton TV, main

komputer, belajar,nongkrong.

b. Pada aktivitas fisik sedang dibutuhkan tenaga yang intens atau

terus menerus, Gerakanotot yang berirama atau kelenturan

(flexibility).

Contoh: berlari kecil, tenis meja,berenang, bermain hewan

peliharaan,bersepeda, bermain musik dan jalan cepat.

c. Pada aktivitas fisik berat biasanya berhubungan dengan olahraga

dan membutuhkan kekuatan (strength) serta membuat

berkeringat. Contoh:berlari, bermain sepak bola, aerobik, bela

diri(misal karate, taekwondo, pencak silat) danoutbound

(Nurhadi & Fatahillah, 2020).

2.5.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Fisik


Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas fisik yaitu :

1. Usia

Salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik adalah usia, karena

seiring bertambahnya usia kesehtan fisik akan lebih rentan terhadap

kesehatan serta terserang berbagai penyakit, karena berkurangnya daya

tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh udara dari diluar.

2. Tingkat Kebugaran Fisik

Tingkat kebugaran fisik juga berpengaruh dalam faktor yang

mempengaruhi aktivitas fisik karena seiring bertambahnya usia


kebugaran jasmani juga ikut menurun, sehingga menyebabkan

terhambatnya aktivitas fisik yang dilakukan

3. Faktor Gaya Hidup

Faktor gaya hidup yang tidak baik juga bisa mempengaruhi terganggunya

aktivitas fisik karena gaya hidup yang tidak baik seperti kurangnya

minum air putih, kurang gerak, mengkonsumsi makanan yang berkalori

tinggi, kebiasaan istirahat yang tidak teratur, dan kebiasaan merokok.

(Wijaya et al., 2020).

2.5.3 Dampak Aktivitas Fisik


Dampak yang ditimbulkan pada aktivitas fisik adalah diantarannya yaitu :

1. Pertumbuhan Penduduk

Seiring padatnya pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dari tahun

ketahun berakibat pada kenaikan kebutuhan hidup manusia baik itu

sandang, pangan, papan. Sehingga menyebabkan para masyarakat bekerja

keras hingga melupakan kesehatan dan menyebabkan timbulnya penyakit

sehingga berdampak pada aktivitas sehar-hari (Dwityaningsih et al.,

2018).

2. Paparan Debu

Paparan debu juga merupakan salah satu dampak terganggunya aktivitas

fisik pada manuisa karena debu yang ditimbulkan lewat udara banyak

mengandung CO2 sehingga jika dihirup terus menerus oleh manusia akan

menyebabkan terjadinya banyak penyakit, salah satunya penyakit saluran

pernapasan, flu, batuk, dan radang tenggorokan (Herdianti et al., 2018).


3. Status Gizi

Status gizi juga merupakan salah satu dampak yang menyebabkan

terganggunya aktivitas fisik karena jika berkurangnya gizi yang masuk

dalam tubuh akan sangat rentan terjangkit oleh virus, sehingga makanan

yang dikonsumsi harus bergizi baik agar terhindar dari virus (I Putu Agus

Dharma HIta, 2020).

2.6. Aktivitas Fisik Yang Mempengaruhi Tingkat Nyeri Dismenorea


2.6.1 Faktor-Faktor Aktivitas Fisik Yang Mempengaruhi Tingkat Nyeri
Dismenorea
1. Statuz Gizi

Status gizi juga mempengaruhi tingkat nyeri pada dismenorea bahwa

status gizi merupakan faktor yang dominan mempengaruhi tingkat nyeri

pada dismenorea, karena status gizi yang buruk dalam tubuh dapat

menyebabkan menumpuknya jaringan lemak sehingga mengakibatkan

hiperplasi pembuluh darah pada organ reproduksi wanita sehingga

mengakibatkan aliran darah pada proses menstruasi terganggu dan

menimbulkan nyeri dismenore.

2. Stres

Stres juga mempengaruhi tingkat nyeri pada penderita dismenorea karena

psikologis manusia dimana stres dapat menyebabkan aliran darah tidak

lancar sehingga terjadi defisiensi oksigen diuterus dan meningkatkan

produksi serta merangsang prostaglandin di uterus.

3. Riwayat Alergi
Riwayat Alergi juga bisa mempengaruhi tingkat nyeri pada dismenorea

karena adanya asosiasi dismenorea primer dengan uritrakia, migren serta

asma bronkial, hal tersebut yang bisa menyebabkan nyeri dismenorea.

4. Olahraga Berat

Olahraga berat juga dapat mempengaruhi aktivitas tingkat nyeri, karena

tidak dapat menstimulasi pelepasan opiate endogen, beta endorphin, yang

dapat mengurangi efek dari dhysphoric mood dan stress yang berfungsi

sebagai pereda nyeri yang tidak spesifik (Resmiati, 2020).

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Aktivitas Fisik

Aktvitas Berat

Tidak dapat Tidak dapat


menstimulasi menstimulasi
pelepasan beta
opiate endogen endhorpin
Sehingga ada pengaruh
aktivitas fisik berat dengan
tingkat nyeri dismenorea
Penjelasan Kerangka Konsep

Menurut hasil survei bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan

terjadinya nyeri dismenorea dikarenakan adanya aktivitas berat yang dilakukan

sehingga mempengaruhi tingkat nyeri, karena saat melakukan aktivitas berat tidak

dapat menstimulasi pelepasan opiate endogen dan beta endhorpinn yang dapat

mengurango efek dari dhysphoric mood dan stress yang berfungsi sebagai pereda

nyeri yang tidak spesifik.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini menunjukkan adanya “Hubungan Aktivitas Fisik

Dengan Tingkat Nyeri Dismenorea Pada Mahasiswi Ilmu Keperawatan Universitas

Muhammdiyah Malang Angkatan 2020”


BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Peneliti menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian

cross sectional yang menggungunakan metode kuisinoer.

4.2. Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel

4.2.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini yaitu mahasiswi Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2020.

4.2.2. Sampel

Peneliti menggunakan rumus Slovin untuk mengambil sampel penelitian,

adapun rumus Slovin sebagai berikut :

N
n=
1+ N ( e ) ²

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = standar error (5%)

Berdasarkan rumus slovin tersebut, maka diperoleh besarnya sampel sebagai berikut :

123
n=
1+123(0,05)²

123
n= =94
1,3705
4.2.3. Teknik Sampling

Dalam penelitian ini kami peneliti teknik sampling model sampling

probabilitas (probability sampling), yaitu dengan metode simple random sampling

dengan mempertimbangkan strata yang ada dalam populasi sehingga setiap strata

dapat terwakili dalam penentuan sampel.

4.3 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah segala sesuatu menjadi obyek penelitian. Variabel

penelitian dibagi 2 bagian yaitu, variable independen dan dependen. Adapun variabel

sebagai berikut :

4.3.1. Variabel Penelitian

Variabel Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala

Aktivitas Fisik Merupakan hasil Kuisioner a. Aktivitas Ordinal

kegiatan belajar yang Internatio Ringan 0

berwujud perubahan nal b. Aktivitas

tingkah laku. Physical Sedang 3

Kegiatankegiatan yang Activity c. Aktivitas

dimaksud adalah Quisioner Berat 6

kegiatan yang mengarah Shor d. Aktivitas

pada proses belajar Form Berat

seperti bertanya, (IPAQ sekali 10

mengajukan pendapat, SF)

mengerjakan tugas-
tugas, dapat menjawab

pertanyaan dosen dan

bisa bekerjasama

dengan mahasiswi lain,

serta dapat menjawab

pertanyaan dosen dan

bisa bekerjasama

dengan mahasiswi lain,

serta tanggung jawab

terhada tugas yang

diberikan.

Dismenorea Dismenorea meupakan Kuisioner A. Tidak Ordinal

gangguan menstruasi working dismenorea

yang paling sering ability, = 0.

terjadi pada wanita usia location, B. Ringan 4-

remaja yang sudah intensity, 6.

reproduksi. Hal ini days of C. Berat 7-9.

ditandai dengan adanya pain, D. Berat sekali

nyeri panggul yang dysmenor 10.

dimulai pada saat rhea

sebelum atau pada awal working


menstruasi dan ability,

berlangsung selama 1-3 location,

hari. intensity,

days of

pain,

dysmenor

rhea

WaLIDD

4.3.2. Instrumen Dan Bahan Penelitian

4.3.3. Uji Validitas & Reliabilitas

Hasil uji validitas dari kuisioner International Physical Activity Quisioner

Short Form (IPAQ-SF) memiliki kriteria vailiditas yang diterima (Tran, et.al 2018).

Hasil test- retest reliability untuk kuisioner IPAQ-SF mengindikasikan repeatabilitas

sangat bagus dengan spearman correlation cofficients rerata 0.8 (Craig et al., 2018).

Hasil uji validitas dan reliabilitas kuisioner dismenorea menggunakan

WaLIDD menunjukkan hasil internal consistensi yang adekuat dan memiliki korelasi

yang kuat dengan Visual Rating Scale (VRS) subscale (Taheran, 2018).

4.3.5. Pengumpulan Data

a. Perizinan

 Perizinan pengambilan data untuk uji validitas dan reliabilitas kuisioner


 Perizinan penggunaan kuisioner International Physical Activity Quisioner

Short Form (IPAQ –SF)

 Perizinan penggunaan data lengkap kuisioner aktivitas fisik dan dismenorea

Pengumpulan data dengan menggunakan metode pengisian kuisioner yaitu :

a. Menetapkan tujuan penyusunan kuisioner untuk memperoleh data mengenai

tingkat pengetahuan siswi dengan adanya hubungan aktivitas fisik dengan

tingkat nyeri pada dismenorea.

b. Menyusun kisi-kisi pertanyaan untuk kuisioner yaitu memperjelas

permasalahan yang dituangkan dalam angket, kisi-kisi berisi variable, nomor

soal, dan jumlah soal.

4.3.6. Tempat Penelitian

Penelitian ini dikakukan pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang Angkatan 2020. Penelitian ini akan dilakukan

menggunakan google form yang berisi kuisioner, yang akan diberikan kepada

mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Angkatan 2020.

4.3.7. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah dilakukan pada saat bulan

April sampai Mei 2022.

4.3.8. Pengolahan Data

Pengolahan data melalui beberapa tahap:


a. Editing Tahap ini merupakan tahap kegiatan untuk memeriksa data yang telah

dikumpulkan, sehingga data yang diolah adalah data yang memenuhi kriteria

yang telah ditetapkan berdasarkan kebutuhan.

b. Coding

Setelah semua kuesioner di edit atau di sunting, selanjutnya di lakukan

pengkodean yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan. Pemberian kode dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Dismenorea

1. Tidak dismenorea = Jawaban 0

2. Ringan = Jawaban antara 1-3

3. Sedang = Jawaban antara 4-6

4. Berat = Jawaban antara 7-9

5. Berat sekali = Jawaban 10

2) Aktivitas Belajar

Kode 1 : Aktivitas Belajar terganggu (jawaban benar Ya ≤11)

Kode 2 : Aktivitas Belajar tidak terganggu (jawaban Ya ≥10)

c. Processing Processing atau memasukkan data yakni jawaban dari

masingmasing responden yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) di

masukkan kedalam program SPSS (Statistical Program and Social Sains).

d. Cleaning Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai di

masukkan, perlu di cek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan

adanya kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya, kemudian di lakukan

pembetulan atau koreksi.


4.3.9. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat digunakan untuk melihat karakteristik responden. Data

yang diperoleh berupa frekiensi dan persentase yang disajikan dalam bentuk

tabel. Analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari setiap

variabel. Analisis dari penelitian ini adalah hubungan factor aktivitas fisik dengan

tingkat nyeri dismenore yang meliputi, umur, aktivitas fiisk, tingkat aktivitas,

tingkat nyeris serta tingkat aktivitas yang dilakukan berat, sedang, dan ringan.

Tingkat nyeri dismenora ringan, sedang atau berat.

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karateristik

setiap variabel penelitian. Hasil analisis univariat akan disajikan dalam bentuk

table dan narasi. Untuk menghitung distribusi frekuensi menggunakan rumus

sebagai berikut :

F
p= 100 %
n

Keterangan:

P = presentase

Fi = frekuensi yang teramati

n = Jumlah sampel penelitian

2) Analisis Bivariat

Analisis Bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen. Data yang diperoleh pada penelitian ini merupakan data
kategorik 2 kelompok tidak berpasangan, sehingga uji yang digunakan adalah uji

statistic non parametik agar hasil kedua variabel sesuai.

4.4. Etika Penelitian

1. Informed concent Informed concent adalah lembar persetujuan/kesedian menjadi

responden yang diberikan sebelum dilakukan penelitian. Lembar persetujuan ini

diberikan agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Jika bersedia

maka harus menandatangani lembar persetujuan, jika tidak bersedia maka peneliti

harus menghormati calon responden.

2. Confidentiality Confidentiality (Kerahasiaan) merupakan masalah etika dalam

menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah di kumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.
LAMPIRAN

Lembar Kuesioner Dismenorea Menggunakan WaLIDD


(Working ability, Location, Intensity, Days of pain, Dysmenorrhea)
Nama Responden :
Usia :
1. Pada usia berapa anda mengalami menarche atau haid pertama ?
2. Pada saat mengalami dismenorea bagaimanakah kemampuan aktivitas /
bekerja anda ?
a. Tidak
b. pernah
c. Hampir tidak pernah
d. Hampir selalu
e. Selalu
3. Lokasi nyeri saat dismenorea
a. Tidak mengalami dismenorea
b. Area yang terasa nyeri
c. Area yang terasa nyeri
d. Di daerah pinggang dan paha sampai menimbulkan mual, muntah, dan sakit kepala
4. Intensitas nyeri dismenorea (Wong-Baker)
a. Tidak sakit
b. Sedikit sakit
c. Sedikit lebih sakit
d. Sangat menyakitkan
5. Berapa hari merasakan dismenorea
a. 0
b. 1-2 hari
c. 3-4 hari
d. Lebih dari 5 hari
Lembar Kuisioner Aktivitas Fisik Menggunakan IPAQ
International Physical Activity Questionnaire - Short Form
Nama Responden :

Usia :

Pertanyaan di bawah ini adalah pertanyaan seputar aktivitas fisik yang Anda lakukan

selama 7 hari terakhir. Jawablah setiap pertanyaan di bawah ini meskipun Anda

merasa bahwa Anda bukanlah orang yang aktif. Pikirkan tentang aktivitas fisik yang

Anda lakukan di tempat kerja, di rumah dan halaman, untuk bergerak dari satu tempat

ke tempat lain, dan pada waktu luang untuk rekreasi atau berolahraga.

Ingat kembali semua aktivitas fisik berat yang telah Anda lakukan selama 7 hari

terakhir. Aktivitas fisik berat adalah aktivitas yang memerlukan kerja keras dan

menyebabkan Anda bernafas jauh lebih cepat daripada biasanya. Pikirkan aktivitas

fisik yang telah Anda lakukan selama sekurang-kurangnya 10 menit pada suatu

waktu.

1. Dalam waktu 7 hari terakhir, berapa hari Anda telah melakukan aktivitas fisik

berat, contohnya mengangkat barang berat, mencangkul, senam aerobik atau

bersepeda cepat ? ________ hari seminggu

□ Tidak ada aktivitas fisik berat

Lompat ke nomor 3

2. Berapa lama waktu yang biasa Anda gunakan untuk melakukan aktivitas
fisik berat tersebut?

____ jam ____ menit per hari

□ Tidak tahu/ tidak pasti

Ingat kembali semua aktivitas fisik moderat (sedang) yang telah Anda lakukan

selama 7 hari terakhir. Aktivitas fisik moderat adalah aktivitas yang memerlukan

kerja fisik sedang dan menyebabkan Anda bernafas agak lebih cepat daripada

biasanya. Pikirkan aktivitas fisik yang telah Anda lakukan selama sekurang-

kurangnya 10 menit pada suatu waktu.

3. Dalam waktu 7 hari terakhir, berapa harikah Anda melakukan aktivitas fisik

moderat seperti mengangkat beban ringan, bersepeda santai, atau bermain

tenis berpasangan? (ini tidak termasuk berjalan kaki)

________ hari seminggu

Tidak ada aktivitas fisik moderat

□ Lompat ke nomor 5

4. Berapa lama waktu yang biasa Anda gunakan untuk melakukan aktivitas fisik

moderat tersebut?

____ jam ____ menit per hari

□ Tidak tahu/ tidak pasti

Ingat kembali tentang waktu yang Anda gunakan untuk berjalan kaki dalam 7 hari

terakhir, termasuk berjalan kaki di tempat kerja, di rumah, berjalan kaki dari satu

tempat ke tempat lain, dan berjalan kaki semata-mata untuk rekreasi, olahraga, atau

mengisi waktu luang.


5. Dalam waktu 7 hari terakhir, berapa harikah Anda telah berjalan kaki

selama sekurang-kurangnya 10 menit? ________ hari seminggu

Tidak ada aktivitas fisik moderat 

Lompat ke nomor 7

6. Berapa lama waktu yang biasa Anda gunakan untuk berjalan kaki

dalam satu hari tersebut?

____ jam ____ menit per hari

□ Tidak tahu/ tidak pasti

Pertanyaan terakhir adalah mengenai waktu yang Anda gunakan untuk duduk

dalam sehari selama 7 hari terakhir. Termasuk waktu yang digunakan duduk di

tempat kerja, di rumah, saat belajar, dan selama waktu luang. Waktu ini juga

termasuk waktu yang digunakan duduk di kursi, duduk saat mengunjungi teman-

teman, membaca, atau berbaring sambil menonton televisi.

7. Dalam waktu 7 hari terakhir, berapa banyak waktu yang Anda gunakan

untuk duduk dalam satu hari ?

____ jam ____ menit per hari

□ Tidak tahu/ tidak pasti

Anda mungkin juga menyukai