Disusun Oleh:
Yanti Sri Nopianti 89211012
Ami Kurniati 89211013
Anike Sudiyanti 89211018
Firman Sukmana 89211019
Rohman 89211020
Ni Made Widiastuti 89211021
Fuji Rahmawati 89211022
Neng Linda Nurani 89211023
Lilis Haenti 89211025
Yulia Anugrah 89211029
Agus Hermawan 89211032
Feggy Melati Sukma 89211040
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Situasi di Ruang Rawat Inap Anak (Ruang Sakura) RSUD Kota Bandung”. Pada
kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam proses penyusunannya serta
2. dr. Roswita Noor, Sp.PD., selaku Kepala Instalasi Rawat Inap RSUD Kota
Bandung.
4. Enung Rohilah S.Kep.,Ners., selaku Kepala Ruangan Rawat Inap Anak (R.
i
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,
Kajian Situasi di Ruang Rawat Inap Anak (Ruang Sakura) RSUD Kota
Penulis
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan masalah........................................................................................... 3
C. Tujuan............................................................................................................. 4
D. Manfaat........................................................................................................... 6
E. Metode pengumpulan data............................................................................. 7
BAB II TINJAUAN TEORITIS...................................................................... 8
A. Konsep dasar menejemen keperawatan.......................................................... 8
B. Prinsip dasar menejemen keperawatan........................................................... 10
C. Fungsi menejemen keperawatan.................................................................... 16
D. Menejemen konflik dalam ruang keperawatan.............................................. 25
BAB III KAJIAN SITUASI R.SAKURA........................................................ 29
A. Kajian situasi RSUD Kota Bandung.............................................................. 29
B. Kajian situasi ruang sakura............................................................................. 36
1). Man.......................................................................................................... 39
2). Money...................................................................................................... 55
3). Metodh.................................................................................................... 62
4). Material................................................................................................... 97
5). Market..................................................................................................... 108
BAB IV ANALISA DATA DAN PERENCANAAN...................................... 118
A. Analisis SWOT............................................................................................... 118
B. Internal Factor Evaluation Matriks – Kekuatan............................................. 124
C. Internal Factor Evaluation Matriks – Kelemahan.......................................... 125
D. External Factor Evaluation Matriks – Peluang............................................... 126
E. External Factor Evaluation Matriks – Ancaman............................................ 127
F. Matriks Posisi Organisasi Ruang Sakura RSUD Kota Bandung................... 128
G. Strategi............................................................................................................ 129
H. Plant op actioc (POA)..................................................................................... 131
iii
BAB V IMPLEMENTASI DAN EVALUASI................................................. 134
A. Implementasi.................................................................................................. 134
B. Evaluasi.......................................................................................................... 136
Lampiran............................................................................................................. 139
iv
BAB I
PENDAHULUAN
salah satu faktor penentu atas baik buruknya pelayanan kesehatan secara umum.
hal yang mutlak dilakukan. Pelayanan medik dan keperawatan merupakan sub
sistem dari sistem pelayanan yang ada di rumah sakit. Bentuk pelayanan yang
(Asmuji, 2014)
Indonesia adalah rumah sakit. Oleh karena itu, sebagai pusat rujukan utama,
1
pelayanan yang diberikan oleh perawat berlangsung secara terus- menerus dan
berkesinambungan dan diberikan selama 24 jam penuh. Oleh karena itu, baik
buruknya citra suatu institusi pelayanan kesehatan dalam hal ini ditentukan oleh
(Nursalam, 2015).
faktor, yaitu (1) Klien ; tingkat ketergantungan, rata-rata lama interensi, kapasitas
tempat tidur dan metode penugasan, (2) Lingkungan ; desain ruangan, tempat
tidur, kelengkapan obat dan peralatan, (3) Perawat ; jumlah, kategori, identifikasi
tugas, analisa kerja, mekanisme kerja dan beban kerja. Ketiga faktor tersebut
Menurut James A.F Stoner dalam buku Manajemen Keperawatan Teori &
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Sudarta, 2019).
asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman bagi pasien, keluarga dan
pelayanan nyata di sebuah rumah sakit. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman
atau konsep dan aplikasi didalam tim keperawatan oleh tenaga perawat itu sendiri.
2
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan dituntut untuk mampu
diperdalam dengan berbagai cara tentunya, salah satunya yaitu dengan melewati
pembelajaran melalui bangku kuliah tidak hanya dalam pendalaman teori tetapi
dilapangan, untuk itu kami sebagai mahasiswa Universitas ARS akan melakukan
praktik lapangan dalam orientasi klinik di ruang Sakura RSUD Kota Bandung
dalam penelitian ini adalah bagaimanakah situasi di ruang rawat inap anak (ruang
3
1.3. Tujuan
keperawatan.
4
6) Mampu melaksanakan fungsi pengarahan (actuiting)
1)
2)
3)
4)
5)
6)
tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya
5
e. Mampu menghitung kejadian cidera/pasien jatuh
8) Evaluasi (evaluation)
keperawatan
1.4. Manfaat
optimal.
6
1.4.2. Bagi Perawat
tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga
7
1.5. Metode Pengumpulan Data
1.
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.5.1. Observasi
dilakukan ke pasien.
1.5.2. Wawancara
pasien untuk mengumpulkan data tentang proses orientasi pasien baru dan
pelayanan pasien.
8
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.
pengawasan dengan menggunakan sumber daya secara efektif, efisien, dan rasional dalam
keluarga, dan masyarakat, baik yang sakit maupun yang sehat melalui proses keperawatan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Gilies (1998), menyatakan manajemen
melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan
organisasional atau maksud yang nyata. Manajemen juga suatuilmu pengetahuan maupun
seni. Seni merupakan suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau
9
dalam kata lain seni merupakan kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan
Disimpulkan manajemen suatu cara untuk menyelesaikan tugas atau tujuan secara
maksimal dengan cara bekerjasama dengan orang lain/staf lain untukmendapatkan hasil
yang maksimal.
serta masyarakat. Manajemen keperawatan suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan
Sumber daya manusia, alat maupun dana, sehingga dapat memberikan pelayanan
keperawatan yangefektif, baik kepada pasien, keluarga, dan masyarakat. (Gilies, 1998),
komponen saling berinteraksi. Pada umumnya suatu sistem dicirikan oleh lima elemen
1.
2.
2.1.
10
benar. Perlu diperhatikan beberapa prinsip dasar berikut.
kemampuan yang ada, dan aktivitas spesifik serta prioritasnya. Perencanaan dalam
konteks ini, seorang pimpinan harus mampu memanfaatkan waktu yang tersedia
11
secara efektif. Hal demikian dibutuhkan untuk dapat mencapai produktivitas yang
keputusan yang berbeda pula. Jika salah dalam pengambilan keputusan akan
berpengaruh terhadap proses atau jalannya aktivitas yang akan dilakukan. Proses
rangka mencapai tujuan. Terdapat empat blok struktur organisasi, yaitu unit,
koordinasi, kesatuan komando, hubungan staf dan lini, tanggung jawab dan
12
dan akan memberikan persamaan pandangan arah dan pengertian di antara
berakibat negatif terhadap klien dan pihak yang terkait dengan manajemen.
2)
2.1.
2.2.
ditetapkan.
13
manajemen partisipatif individu, keluarga/ masyarakat yang diberikan pelayanan
menengah, maupun bawah, dan para pelaksana keperawatan yang berada dalam
baik selama pasien berada dalam institusi pelayanan maupun persiapan menjelang
pulang.
keyakinan yang dimiliki oleh tim keperawatan yang bertujuan untuk memberikan
menyakini bahwa mengerjakan hari ini lebih baik dari esok. Manajerial
14
yang merupakan tanggung jawab bidang keperawatan.
yang diberikan pada kliennya. Tim perawat harus menghargai pasien dan haknya
optimal.
komunikasi antar staf serta meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja staf/
15
karyawan. Tujuan tersebut juga dicapai melalui penetapan kebijakan yang dibuat
sosial bagi perawat dan staf lain sehingga mempunyai kepuasan kerja, dan
baik.
1.
2.
2.1.
2.2.
2.3.
16
1.
2.
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.4.1. Perencanaan (Planning)
suatu penjabaran daritujuan yang ingin dicapai, perencanaan sangat penting untuk
perawat dalam menentukan tindakan yang tepat bagi klien dan menjamin bahwa
klien akan menerima pelayanan keperawatan yang mereka butuhkan dan sesuai
perubahan, karena perencanaan berdasarkan masa lalu dan akan datang serta
1. Menetapkan tujuan.
3) Jenis perencanaan :
17
a. Perencanaan strategi
digunakan untuk merevisipelayanan yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan
masa kini.
b. Perencanaan operasional
Menguraikan aktivitas dan prosedur yang akan digunakan serta menyusun jadwal
c. Manfaat perencanaan
perubahan lingkungan.
5) Memudahkan koordinasi.
e. Keuntungan perencanaan
18
2) Meningkatkan peluang sukses
f. Kelemahan perencanaan
konstribusi nyata.
5) Terdapat rencana yang diikuti oleh/atau dengan rencana yang tidak konsisten.
2.3.
2.4.
2.4.1.
beraspek personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapaitujuan
19
yang telah ditetapkan.
3) Pendelegasian wewenang.
1) Tujuan organisasi harus dipahami staf, tugas ini sudah tertuang dalam
fungsi manajemen.
tujuan.
praktis.
6) Mendelegasikan wewenang.
20
orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien. Komponen
Terdapat beberapa langkah yang diambil untuk menentukan waktu kerja dan
kperawatan.
cara untuk mengerjakan dan memberikan bimbingan agar dapat bekerja secara
optimal dan melakukan pembagian tugas sesuai dengan sumber daya yang
dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan
21
karena di samping menyangkut manusia juga, menyangkut berbagai tingkah laku
a. Tujuan Pengarahan
Asmuji (2014), menyatakan terdapat lima tujuan dan fungsi pengarahan, yaitu
sebagai berikut:
meminimalisasi bahan, alat atau waktu tindakan bila dibandingkan jika terjadi
Banyak hal yang terkait dengan kegiatan pengarahan di dalam ruang perawatan.
memberikan peluang bagi yang diberikan delegasi untuk mengerjakan tugas dan
Perawat yang diarahkan jika salah, diberi motivasi jika kinerja menurun dan diberi
apresiasi atas hasil kerja akan memberikan penguatan rasa memiliki dan menyukai
pekerjaanya.
22
meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf. Pemimpin yang baik, pemimpin
b. Unsur-unsur Pengarahan
manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.
- Operan
- Pre - Conference
23
selesai operan.
- Post-Conference
segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi
menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi
lagi
mudah diukur.
c. Standart untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua
staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmen
24
sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah tersedia, serta alat
untukmemperbaiki kinerja.
kolaborasi.
1) Delegasi
bertujuan agar aktivitas organisasi tetap berjalan sesuai tujuan yang telah
diinginkan, harus dilakukan komunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun
tulisan antara person yang memberikan delegasi dan person yang diberikan
25
manajer dapat memberikan dorongan bawahan melalui perhatianpada kebutuhan
dan tujuan mereka yang sensitif, meminta penyelesaian kerja, berikan latihan,
2) Supervisi
untuk mencari jalan keluar jika terjadi kesulitan dalam tindakan keperawatan.
3) Motivasi
Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau
sebagai proses yang ikut menentukan intensitas, arah dan ketekunan individu
dalam usaha mencapai sasaran. Motivasi suatu kondisi yang menyebabkan atau
26
pada tingkah laku tersebut.
perilaku tertentu dan ikut menentukan intensitas, arah, ketekunan dan ketahanan
4) Manajemen konflik
bahwa pihak lain telah memengaruhi secara negatif atau akan segera
yang terjadi sebagai akibat perbedaan pendapat, nilai-nilai atau keyakinan dua
orang atau lebih. Konflik merupakan segala macam interaksi pertentangan atau
Disimpulkan konflik merupakan proses yang bermula ketika interaksi pihak satu
dengan yang lain memunculkan masalah internal maupun eksternal sebagai akibat
antar manusia dengan tujuan pemahaman yang sama. Asmuji (2014), menyatakan
27
Herlambang (2012), menyatakan komunikasi suatu proses interaksi yang
kegiataninteraksi yang dilakukan dari satu orang ke orang lain untuk menciptakan
persamaan makna dan mencapai satu tujuan yang sama. Hartati (2013),
kerjasama yang selaras satu sama lain dan saling menunjang untuk menciptakan
28
BAB III
3.
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung pada awalnya bernama Rumah
Sakit Ujung Berung adalah berasal dari Puskesmas Dengan Tempat Perawatan
(DPT) sampai pada bulan April tahun 1993 berubah menjadi Rumah Sakit Umum
Kota Bandung Nomor. 928 Tahun 1992. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
kemudian pada tahun 1998 ditingkatkan menjadi Rumah Sakit kelas C, kemudian
pada tahun 2000 perubahan status dari UPT DKK menjadi lembaga teknis daerah.
Kemudian pada tahun 2007 SOTK RSUD Kota Bandung, kemudian pada tahun
2010 PPK-BLUD RSUD Kota Bandung. Pada tahun 2008 sertifikasi ISO
9001:2008 untuk area poli THT, poli mata, poli gigi & mulut (dan pelayanan
sertifikasi ISO 9002:2008, dan pada tahun 2016 akreditasi Rumah Sakit TK
Paripurna.
masyarakat kota Bandung dan sekitarnya sehingga RSUD Kota bandung telah
29
mendapat sertifikat ISO 9001:2000/SNI 19-9001-2001 dengan Penerapan Sistem
Mutu pada pelayanan kesehatan di Poli klinik THT, Poli klinik Mata dan Poli
klinik Gigi dan Mulut disertai Instalasi dan Unit Penunjangnya Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung dalam meningkatkan dan secara konsisten
mutu ISO 9001-2008 kembali RSUD Kota Bandung tersertifikasi SNI ISO
9001:2008 dengan sertifikat Quality System Certificate No. QMS/410 tahun 2012
khususnya pada Poli klinik Mata, Poli klnik THT dan Poli klinik Gigi dan Mulut
disertai dengan hadirnya dokter-dokter spesialis yang tadinya hanya dua orang
dokter spesialis yaitu dokter spesialis anak dan dokter spesialis kandungan
kemudian seiring kedatangan dua orang dokter spesialis dalam dan spesialis
bedah, serta datang dokter dokter spesialis lainya sehingga Rumah Sakit Ujung
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang tadinya kelembagaannya sebagai UPT
DKK menjadi Lembaga Teknis Daerah yang bertanggung jawab langsung kepada
30
(RSUD) Ujung Berung mendapatkan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit dengan
Pembentukan dan Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota
menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung, dan satu satunya
rumah sakit umum milik Pemerintah Daerah Kota Bandung selain dua rumah
sakit khusus yairu Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) dan Rumah Sakit
Bandung tahun 2012, setelah mendapat akreditasi penuh tingkat dasar tahun
Infeksi di Rumah Sakit dan Perinatal Resiko Tinggi, sesuai dengan Surat
31
1.
2.
3.
3.1.
3.1.1.
Adapun Visi dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung adalah
integrasi pendidikan
sakit
32
f. Terciptanya lingkungan yang aman, tertib, dan nyaman
Moto rumah sakit umum daerah kota bandung “ Sehat Bersama Kami”
5) Maklumat Pelayanan
pelayanan yang telah di tetapkan dan apabila tidak menepati janji siap
33
Sub Bag. Umum dan Perlengkapan Holidon, SAP, M.Si
Sub Bag. Pengembangan SDM Pepi Helmini. S.Sos,MAP
Sub. Bag. Keuangan dan Anggaran Hj. Herawati. S.Sos
Plt Pelayanan Medis dan Keperawatan dr. Pia Nur Artemisianing Rahayu
Seksi Pelayanan Medis dr. Pia Nur Artemisianing Rahayu
Seksi Pelayanan Keperawatan H. Asep Hendriana. S.Kep.Ners
Bidang Penunjang Medis dr. Henny Indriani, MM
Seksi Penunjang Diagnosa dr. Raden Retnawulan Walipah
Seksi Pemeliharaan dan Pemulasaraan Ade Hafil Muliakoswara, SAP
Bidang Program dan Pemasaran dr. Hj. Henny Rahayu Ningtyas, MKM
Seksi Pengendalian Program Suharyanto, SH
Seksi Mutu dan Pemasaran : Ni Wayan Asih S.Kep. Ners ,M.KM
Ka. Instalasi Rawat Jalan drg. R. Nuni Maharani, Sp.KG
Ka. Instalasi Rawat Inap dr. Roswita Noor, Sp.PD
Ka. Instalasi Gawat Darurat dr. Anggiat Sahat Silaen, Sp.BS
Ka. Instalasi Bedah Sentral dr. Hilman Sp.OG
Ka. Instalasi Radiologi dr. Rosdiana, Sp.Rad
Ka. Instslasi Laboratorium dr. Seilla Lukanta, Sp.Pk
Ka. Instalasi Farmasi Dra. Julisiana Sanggelorang, Apt
Ka. Instalasi ICU dr. Yudhi P.Sp.An
Ka. Instalasi Gizi Uji Mujiyati.SP,MKM
Ka. Instalasi Rehabilitasi Medik dr. Sarah Oktora, Sp.KFR
Ka. Instalasi MCU dr. Sally Hartiawati
Lingkungan RS
34
Hani Marwiyah, S.ST
Ka. Unit Rekam Medis
Ka. Unit SIstem Informasi Manajemen Mega Yanuardi
RS
Ka. Unit Diklat dan Perpustakaan Agus Sukoco, Amd.Kep
35
3.2. KAJIAN SITUASI RUANGAN SAKURA
1. Karakteristik Unit
bahwa visi dan misi ruangan sakura mengacu pada visi misi rumah sakit
2. Fokus Telaah
3. Lingkup Garapan
bahwa Ruang sakura adalah ruang penyakit dalam pada anak, penyakit-
No Diagnose L P Jumlah
1 Bronchopneumonia 35 14 49
2 Dengue Hemoragic 12 18 30
Fever
3 Bacterial Infection 11 13 24
4 Diare Akut 11 10 21
36
5 Dengue Fever 10 2 12
6 Typhoid Fever 5 3 8
7 Neonatal Hiperbilirubin 4 4 8
8 Syok Hipovolemik 5 2 7
9 Tuberculosis 2 3 5
10 Thalasemia 3 2 5
4. Basis Intervensi
kasus penyakit dalam yang di bagi menjadi dua antara lain perawatan
SAK
5. Letak Ruang
37
Ruangan rawat inap penyakit dalam anak sakura berada di lantai 3,
terletak di sebelah kiri dari keluar lift dan bersebelahan dengan ruang
nusa indah.
teknis bangunan rumah sakit pasal 12 tentang desain ruangan dan desain
komponen bangunan
mandi, 6 unit ruangan rawat inap kelas II, 5 unit ruang rawat inap kelas
III, 1 unit ruang isolasi, 1 unit ruang tindakan 2 unit loker obat dan alat
terbagi dalam 2 tim yaitu tim 1 yang menangani pasien dengan BP, tim
38
3.2.1. MAN
A. Data Perawat
Hasil Analisa
1. Usia
1 15-25 (Remaja) 3
kerja usia produktif biasanya punya kelebihan baik dari segi stamina,
fisik, serta tingkat kecerdasan dan kreativitas. Hal ini dijelaskan juga
39
berpengalaman. Hal ini akan berdampak pada kinerja perawat untuk
2. Jenis Kelamin
1 Laki-laki 11,1%
2 Perempuan 88,9%
3. Pendidikan
No Pendidikan Persentase
2 D IV Keperawatan -
40
3 S1 Keperawatan 11.1%
S1 keperawatan.
Analisa data :
keperawatan yaitu 55% tenaga profesi dan 45% tenaga non profesi
4. Status Kepegawaian
1 PNS 27,8%
2 BLUD 33,3%
41
3 Karyawan Tetap -
4 P3K 16,7%
5 Magang -
6 PTT pusat/daerah -
7 Sukwan 22,2%
8 Honorer -
antara tenaga kesehatan PNS dan non PNS di ruang rawat inap hal
ini karena perawat non PNS memiliki tanggung jawab yang sama
5. Jenjang Karir
1 Pra PK -
2 PK I 11,1%
3 PK II 50%
4 PK III 16,7%
5 PK IV 5,6%
42
6 Belum memperoleh kualifikasi PK 16,7%
rawat inap sudah sesuai dengan PMK No.40 (2017). Dimana terdapat
berada di PK-III. Serta ada juga salah satu perawat berada di PKIV
kareana sudah 25tahun bekerja, hal ini sesuai dengan PMK No.40
merupakan PK-IV.
6. MOTIVASI PERAWAT
Kategori Jumlah %
Baik 9 50%
Cukup 1 5,5%
Kurang 8 44,5%
SKOR
7. Kategori
Baik > 32
Cukup = 32
43
Kurang < 32
Analisa Data :
rentang motivasi baik, dan 1 orang berada dalam rentan cukup. Ini
motivasi yang kurang maka kinerjanya akan kurang baik atau kurang
maksimal.
8. BEBAN KERJA
Keterangan :
44
Beban kerja ringan : >47
Beban kerja sedang : = 47
Beban kerja tinnggi : <47
Analisa Data :
Berdasarkan hasil dari 18 perawat yang mengisi kuosiener terdapat 9
perawat yang memiliki beban kerja yang tinggi 50%. Menurut
Marqiz et. al (2015), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
beban kerja dengan kinerja perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan. Adapun menurut Nursalam (2013), berpendapat bahwa
dalam melaksanakan asuhan keperawatan berbagai macam factor
yang mempegaruhi kinjerja seorang perawat, pada dasarnya tingkat
kinerja perawat dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri perawat itu
sendiri dan faktor luar diri perawat. Faktor dari diri perawat antara
lain pengetahuan dan keterampilan, kompetensi yang sesuai dengan
pekerjaannya, motivasi kerja, dan kepuasan kerja. Sedangkan faktor
dari luar diri perawat yaitu beban kerja dan gaya kepemimpinan
dalam organisasi yang sangat berperan dalam mempengaruhi kinerja
perawat.
45
46
WAKTU PEGAWAI
WAKTU PENYELE-SAIAN BEBAN
NO. URAIAN TUGAS SATUAN HASIL KERJA YANG KET
(MENIT) KERJA
EFEKTIF DIBUTUHKAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Mengisi absensi Kegiatan 1 300 1 0,0033
2 Melakukan pre conference Kegiatan 1 300 1 0,0033
3 Timbang terima pasien Kegiatan 5 300 30 0,5000
4 Mengganti alat tenun kotor Kegiatan 5 300 15 0,2500
5 Membuat jadwal diet pasien Kegiatan 2 300 25 0,1667
6 Mengukur tekanan darah Kegiatan 5 300 30 0,5000
7 Mengukur suhu Kegiatan 1 300 30 0,1000
8 Menghitung nadi Kegiatan 1 300 30 0,1000
9 Menghitung pernafasan Kegiatan 1 300 30 0,1000
10 Memandikan pasien Kegiatan 20 300 15 1,0000
11 Membantu BAK/BAB Kegiatan 10 300 15 0,5000
12 Memberikan kompres hangat/ dingin Kegiatan 5 300 10 0,1667
13 Menggosok gigi Kegiatan 5 300 10 0,1667
14 Membersihkan mulut Kegiatan 5 300 10 0,1667
15 Mencuci rambut Kegiatan 15 300 5 0,2500
16 Memotong kuku Kegiatan 10 300 5 0,1667
17 Mencuci alat-alat Kegiatan 15 300 3 0,1500
18 Memasang NGT Kegiatan 15 300 2 0,1000
19 Memasang infus Kegiatan 20 300 5 0,3333
20 Mengganti cairan infus Kegiatan 5 300 10 0,1667
21 Melepas infus Kegiatan 10 300 5 0,1667
47
22 Memberikan transfusi darah Kegiatan 10 300 2 0,0667
23 Menyiapkan obat-obatan Kegiatan 10 300 35 1,1667
24 Memberikan suntikan intra muskuler Kegiatan 5 300 10 0,1667
25 Memberikan suntikan intra vena Kegiatan 5 300 10 0,1667
26 Memberikan suntikan intra cutan Kegiatan 5 300 10 0,1667
27 Memberikan suntikan sub cutan Kegiatan 5 300 12 0,2000
28 Menimbang berat badan Kegiatan 5 300 10 0,1667
29 Mobilisasi pasien (ROM) Kegiatan 5 300 15 0,2500
30 Mengganti balutan Kegiatan 15 300 10 0,5000
31 Mencuci tangan biasa Kegiatan 5 300 10 0,1667
32 Menerima pasien baru Kegiatan 15 300 8 0,4000
33 Memberikan makanan melalui sonde Kegiatan 20 300 5 0,3333
34 Perawatan pasien yang akan meninggal Kegiatan 15 300 2 0,1000
35 Perawatan pasien yang baru saja meninggal Kegiatan 15 300 2 0,1000
36 Memberikan obat melalui mulut (oral) Kegiatan 10 300 10 0,3333
37 Memberikan obat melalui pernafasan (nebulisasi) Kegiatan 15 300 5 0,2500
38 Menyiapkan dan memasang kateter Kegiatan 20 300 5 0,3333
39 Memberikan obat melalui anus Kegiatan 15 300 5 0,2500
40 Melakukan observasi intake output selama 24 jam Kegiatan 10 300 10 0,3333
41 Mengambil darah dari vena Kegiatan 15 300 10 0,5000
42 Melakukan auskultasi bising usus Kegiatan 5 300 4 0,0667
43 Mengobservasi dehidrasi Kegiatan 10 300 10 0,3333
44 Mengobservasi Lumbal punksi Kegiatan 10 300 5 0,1667
45 Mengobservasi untuk mendeteksi skin tes positif Kegiatan 15 300 5 0,2500
46 Mengobservasi keluhan nyeri Kegiatan 10 300 10 0,3333
47 Mengobservasi keluhan terhadap konstipasi Kegiatan 10 300 5 0,1667
48
48 Mengobservasi terhadap keluhan gatal Kegiatan 10 300 5 0,1667
49 Mengobservasi pasien diabetes melitus Kegiatan 15 300 5 0,2500
50 Mengobservasi tanda-tanda TB Kegiatan 15 300 5 0,2500
51 Mengobservasi terhadap cyanosis Kegiatan 15 300 5 0,2500
52 Mengobservasi reaksi pasien terhadap reaksi obat Kegiatan 15 300 10 0,5000
53 Mengobservasi terhadap serangan kejang Kegiatan 15 300 5 0,2500
54 Mengobservasi terhadap muntah Kegiatan 15 300 5 0,2500
55 Mengobservasi terhadap keluhan diare Kegiatan 15 300 5 0,2500
56 Penyuluhan kesehatan Kegiatan 20 300 5 0,3333
57 Melakukan pemasangan bed side monitor Kegiatan 30 300 3 0,3000
58 Melakukan Pemeriksaan EKG Kegiatan 15 300 5 0,2500
59 Mempersiapkan pemeriksaan Oksimeter Kegiatan 10 300 5 0,1667
60 Mempersiapkan tindakan pleura functi Kegiatan 10 300 5 0,1667
60 Melakukan tindakan pemasangan Umbilical Catheter Kegiatan 60 300 3 0,6000
61 Membantu pemasangan PICC Kegiatan 60 300 3 0,6000
62 Melakukan tindakan kegawatdaruratan Kegiatan 30 300 2 0,2000
63 Mengecek Phlebitis, Peneng tiap pasien Kegiatan 20 300 2 0,1333
64 Mendampingi dokter visite Kegiatan 30 300 30 3,0000
65 Membuat dan melengkapi status pasien baru, resep, BHP, Askep (dokumentasi) Kegiatan 30 300 30 3,0000
66 Menghubungi Admision untuk konfirmasi ruangan Kegiatan 10 300 1 0,0333
67 Melakukan pre conference Kegiatan 30 300 1 0,1000
49
Analisa data
Berdasarkan data kebutuhan perawat RSUD Kota bandung di ruang
sakura di dapatkan bahwa banyaknya perawat di ruang sakura 21
orang, dari data WISN 2022 di butuhkan 30 orang perawat hal ini
menunjukan ruangan sakura masih kekurangan 9 orang tenaga
keperawatan.
B. Data Pasien
a Jumlah pasien yang dirawat/hari
Analisa data :
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 11-19 April 2022 didapatkan
bahwa jumlah 15 sampai 18 orang yang dirawat diruang sakura perhari
dengan jumlah bed keseluruhan sebanyak 32 bed.
b Diagnosa keperawatan perhari
Berdasarkan data 3 bulan terakhir diagnosa keperawatan yang sering
ditemukan diruang sakura yaitu :
1 Oksigenasi 42 pasien
4 Hipertermi 24 pasien
50
7 Gangguan Integritas kulit 5 pasien
1 12 April 2022 - 15 1
2 13 April 2022 - 18 1
3 14 April 2022 - 14 1
4 15 April 2022 - 20 1
5 16 April 2022 - 20 1
Analisa data:
51
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 11 april 2022 didapatkan
bahwa tingkat ketergantungan pasien diruang sakura adalah parsial care
dengan kategori II yang artinya pasien memerlukan 3-4 jam perawatan
langsung/24 jam pasien memerlukan bantuan perawat sebagian
(Douglas, 1984):
3.2.2. MONEY
1 RSUD Kota Bandung masuk ke dalam status rumah sakit BLUD
(Badan Layanan Umum Daerah)
Manajemen keuangan/pembiayaan mulai dari menyusun
perencanaan pembiayaan sampai laporan pertanggung jawaban. RSUD
52
Kota Bandung memiliki sumber pembiayaan dari pendapatan
operasional, APBD, dan pendapatan lain yang sah.
RSUD Kota Bandung telah menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah berdasarkan Surat Keputusan
Walikota Bandung No 445/Kep-868-RSUD/2010. Pengelolaan
keuangan dilaksanakan berdasarkan prinsip efisiensi, efektifitas dan
produktifitas dengan berazaskan akuntabilitas dan transparansi. Dalam
rangka penerapan prinsip dan azas tersebut maka dalam penatausahaan
keuangan diterapkan sistem akuntansi berbasis akrual (SAK/Standar
Akuntansi Keuangan) dan SAP/ Standar Akuntansi Pemerintah). Dalam
pengelolaan dengan PPK BLUD Rumah Sakit, untuk menjamin
kelangsungan penyelenggaraannya masih mendapatkan subsidi
pemerintah. Subsidi berupa biaya gaji, biaya pengadaan barang modal,
dan pengadaan barang jasa dapat bersumber dari APBD maupun
APBN. Dalam pengelolaan PPK BLUD terdapat beberapa ketentuan
yang mengatur sebagai berikut:
1). Tarif Layanan
2). Pendapatan dan Biaya
3). Pengeluatan Biaya
4). Rencana Strategi dan Rencana Bisnis Anggaran
5). Pengelolaan Kas
6). Pengelolaan Utang Piutang
7). Investasi
8). Surplus dan Defisit Anggaran
9). Laporan Keuangan
10). Kerja sama
11). Pengadaan Barang dan Jasa
53
Setiap barang yang sudah habis pakai kepala ruangan akan
ACC
Kepala Pihak Pengadaan Bagian Persetujuan atau
Ruangan Barang Rumah Sakit Pelayanan Direktur Tidak
barang.
Analisa :
rumah sakit
54
2). Biaya Inventaris
setiap 1 tahun sekali, jika ada barang yang sudah rusak maka
Pihak Pengadaan
Kepala melapor ke bagian IPRS Barang Rumah
Ruangan (Instalasi Pemeliharaan Sarana) Sakit
Persetujuan Bagian
ACC atau Tidak Pelayanan
Direktur
Analisa data :
dengan golongan status PNS dan non PNS, dari golongan tersebut maka
55
pemerintah
Perawat PNS akan diberikan gaji pokok, uang intensif dan uang
tunjangan
rumah sakit, perawat non PNS akan diberikan gaji pokok dibawah
Analisa :
uang intensif
biasanya diminta 3-5 orang per ruangan dan jika ada pelatihan
56
berikutnya perawat akan begantian untuk mengikuti pelatihan sehingga
Analisa :
yang menggunakan BPJS. BPJS ada dua tipe yaitu BPJS Non PBI dan
57
Kelas Biaya
Keterangan :
dari 10
Analisa :
58
Jenis pembayaran tarif layanan pada RSUD Kota Bandung ada
dalam betuk tunai yaitu untuk pasien umum, ada pula dalam bentuk
pelayanan). Tarif layanan Rumah Sakit selama ini diatur oleh Peraturan
DPRD.
3.2.3. METHOD
a. Penerapan metode tim
menjadi 2 tim yang masing-masing tim terdiri dari 1 ketua tim dan 11
pasien.
jadwal dinas yang sudah ada, seperti dinas pagi, dinas sore dan dinas
59
malam.
bahwa metode yang digunakan di ruang Sakura adalah Metode Tim, tetapi
menerus.
b. Dokumentasi Keperawatan
60
Dilakukan
No Aspek yang dinilai
Ya Tidak
PENGKAJIAN
1. Mencatat riwayat kesehatan pasien
2. Mencatat pengkajian nyeri
3. Mengisi lembar orientasi pasien
4. Mengisi lembar edukasi pasien
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah
dirumuskan
2. Diagnosa keperawatan mencerminkan PE/PES
3. Merumuskan diagnosa keperawatan actual/potensial
PERENCANAAN
1. Berdasarkan Diagnosa keperawatan
2. Ada tujuan Asuhan keperawatan
3. Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan
pasien/keluarga
PELAKSANAAN
1. Di lakukan pencatatan jenis tindakan yang dilakukan
61
a. Tentang diet pasien
b. Tentang aktivitas pasien yang diperbolehkan
c. Waktu kontrol
d. Jenis obat dan aturan pemakaian
Operan pagi dan siang didampingi oleh kepala ruangan dan ketua
tim. Sedangkan untuk yang operan dinas malam dilakukan oleh ketua
shift. Ketua tim dan perawat pelaksana dalam setiap shift melakukan
operan dinas. Operan shift dilakukan 3 kali dalam sehari sesuai dengan
62
pergantian shift, yaitu pada pagi hari dari jam 7.30 wib, siang mulai dari
jam 14.00 wib dan malam hari pada jam 21.00 wib. Operan dilakukan
dengan komunikasi verbal dan non verbal dengan melihat catatan yang
tidak ada jumlah pasien saat itu, dan lebih terfokus kepada diagnosa
medis, tindakan medis yang telah dilakukan dan belum dilakukan belum
operkan saat di nurse station. Tidak ada buku catatan serah terima yang
ditanda tangani bersama setelah operan, yang ada hanya buku catatan yang
c. Ronde Keperawatan
dilakukan di Ruang Rawat Inap Anak (R. Sakura) selama kurang lebih 3
1. Pra Ronde
63
- Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan
- Memuat proposal
2. Pelaksanaan Ronde
dilakukan
3. Pasca Ronde
keperawatan selanjutnya
64
d. Pelaksanaan Discharge Planning
tidak di jelaskan secara detail terkait hal yang perlu di sampaikan saat
pasien pulang seperti aturan diet, jenis obat dan aturan minumnnya,
tanggal tempat kontrol, aktivitas yang boleh dilakukan, dan perawatan diri
pasien di rumah.
Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Fasilitas Ruangan dalam Atraumatic Care di ruang
Rawat Inap Anak (R.Sakura)
(R.Sakura) dan sebagian kecil dari keluarga pasien (20%) atau sebanyak 2
65
keluarga pasien menyatakan fasilitas ruangan baik dalam penerapan
atraumatic care.
Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Dukungan Birokrasi dalam Atraumatic Care di ruang
Rawat Inap Anak (R.Sakura)
Baik 2 20
Buruk 8 80
Total 10 100.0
(R.Sakura) dan sebagian kecil dari keluarga pasien (20%) atau sebanyak 2
atraumatic care.
Tabel 3.3
Baik 1 10
Buruk 9 90
Total 10 100.0
66
Berdasarkan tabel 3.3 diketahui hampir seluruh dari keluarga
rawat inap (R.Sakura) dan sebagian kecil dari keluarga pasien (10%) atau
Tabel 3.4
Distribusi Frekuensi Persepsi Orang Tua Terhadap Perawat dalam
Atraumatic Care di ruang Rawat Inap Anak (R.Sakura)
perawat dalam atraumatic care dan hampir setengah dari keluarga pasien
Tabel 3.5
Distribusi Frekuensi Pengalaman Kerja Perawat dalam Atraumatic Care di
ruang Rawat Inap Anak (R.Sakura)
67
Berdasarkan tabel 3.5 diketahui sebagian besar dari keluarga pasien
perawat dalam atraumatic care buruk dan hampir setengah dari keluarga
Tabel 3.6
Distribusi Frekuensi Penerapan Atraumatic Care di ruang Rawat Inap
Anak (R.Sakura)
buruk dan sebagian kecil dari keluarga pasien (20%) atau sebanyak 2
penerapan atraumatic care di ruang rawat inap anak, belum optimal. Hal
ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah fasilitas ruangan
68
stress akibat tindakan dan hospitalisasi selama perawatan, selain itu
atraumatic care pada anak. Hal ini berdasarkan hasil wawancara pada
persepsi yang baik terhadap para perawat diruang rawat inap anak
(R.Sakura)
f. Sentralisasi Obat
inap sudah sesuai dengan SOP yang ada di rumah sakit, apoteker yang
oleh perawat. Terdapat juga kotak obat setiap pasien untuk penyimpanan
obat. Obat oral seperti syrup diberikan kepada keluarga pasien jika suatu
waktu pasien mengalami gejala seperti panas, mual dan muntah. Sebelum
cara pemberian dan dosis obat tersebut kepada keluarga pasien sesuai
69
menggunakan handscoen dan menerapkan 5 benar obat.
pemberian obat oral dilakukan secara mandiri oleh keluarga pasien setelah
g. Pelaksanaan Supervisi
dan permasalahan yang ada diruangan baik terhadap pasien atau hal yang
bertugas.
Berdasarkan observasi pada tanggal 12 April 2022 maka alur pasien masuk
70
Alur Pasien Masuk
Pendaftaran Poliklinik
Poliklinik Anak/Umum
Pendaftaran Rawat Inap
Pasien
Rawat Inap Anak
Unit Gawat Darurat (UGD)
Keterangan :
Alur Pasien Masuk
Konfirmasi Tempat
71
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan pada tanggal 12-
18 2022 di dapatkan bahwa ruangan sakura memiliki SOP dan setiap tindakan
Berdasarkan hasil study dokumentasi didapatkan hasil sebagai berikut data SOP di
ruang sakura :
No SOP
1 Sop Pembersih Permukaan
2 Sop Pemberian Obat Secara Intramuskular
3 Sop Membantu Pasien Mandi Sendiri Dikamar Mandi
4 SOP Memberikan Obat Secara Subkutan
5 SOP Memberikan Obat Oral Melalui NGT
6 Sop Unit Dose Dispensing
7 SOP Membersihkan Mulut Pada Pasien Tidak Sadar
8 SOP Memberikan Huknah Rendah Dan Tinggi
9 SOP Menolong Pasien Bab
10 SOP Memandikan Pasien Di Tempat Tidur
11 SOP Verifikasi Identitas Pasien Pada Saat Pemberian Tindakan Medis
12 SOP Penggunaan Gelang Identitas Pasien
13 SOP Penggunaan Warna Gelang Identitas Pasien
14 SOP Memasang Gelang Identitas Pasien
72
15 SOP Menjaga Keselamatan Pasien Di Tempat Tidur
16 SOP Menyiapkan Dan Memberikan Obat Melalui Mulut
17 SOP Menyuapi Pasien
18 SOP Membersihkan Mulut
19 SOP Merapikan Tempat Tidur
20 SOP Menggangti Alat Tenun Kotor Pada Tempat Tidur Tanpa
Memindahkan Pasien
21 SOP Mobilisasi Dini
22 SOP Menyisir Rambut
23 SOP Perawatan Klien Terminal Dan Sakaratul Maut
24 SOP Pelaksanaan Identifikasi Pasien
25 SOP Penggunaan Stiker Label Identitas
26 SOP Identifikasi Pasien Yang Identitasnya Tidak Diketahui
27 SOP Identifikasi Pasien Dengan Nama Yang Sama
28 SOP Identifikasi Pasien Yang Menjalani Pemeriksaan Radiologi
29 SOP Pasien Pulang Atas Permintaan Sendiri
30 SOP Pasien Pulang Dengan Ijin Dokter
31 SOP Melaksanakan Program Orientasi Pasien
32 SOP Menimbang Berat Badan
33 SOP Memberi Pelayanan Mental Spiritual Kepada Pasien Yang
Menghadapi Sakaratul Maut
34 SOP Memberikan Penyuluhan Kesehatan
35 SOP Melakukan Skin Test
36 SOP Memberikan Kompres Dingin
37 SOP Memberikan Obat Secara Intra Dermal
38 SOP Memantau Saturasi Oksigen Dalam Darah
39 SOP Menyiapkan Bayi Pulang Hidup
40 SOP Pasien Pulang Meninggal
41 SOP Desinfektan
73
42 SOP Mengatur Posisi Litotomi
43 SOP Terapi Sinar Biru
44 SOP Resusitasi Jantung Paru Pada Bayi
45 SOP Identifikasi Pasien Tidak Sadar
46 SOP Perawatan Isolasi
47 SOP Pelaporan Hasil Nilai Kritis Laboratorium
48 SOP Komunikasi Efektif Via Telpon Antar Pemberian Pelayanan
49 SOP Melepaskan Gelang Identitas Pasien
50 SOP Pemakaian Alat Dan Pemeliharaan Incubator
51 SOP Memotong Kuku
52 SOP Penyediaan Makanan Di Ruangan
53 SOP Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Pasien Diruang Warat Inap
54 SOP Pencampuran Obat Suntik
55 SOP pemindahan dan serah terima pasien keruang rawat inap di
RSUD kota bandung
56 SOP monitoring pasien selama proses transfer
57 SOP penanganan pasien melarikan diri
58 SOP pelayanan sterilisasi alat
59 SOP penerimaan instrument dari ruangan
60 SOP pemeriksaan instrument / linen yang akan disterilisasi
61 SOP pasien pulang atas permintaan sendiri
62 SOP identifikasi pasien saat pengambilan darah dan specimen lainnya
63 SOP mengelola pasien dengan infeksi airborn
64 SOP penulisan SOAP
65 SOP perintah asuhan keperawatan
67 SOP penanganan nyeri non farmakologi
68 SOP alur manajemen nyeri
69 SOP pemantauan dan pelaporan efek samping obat
70 SOP keputusan tindakan DNR
71 SOP kejadian reaksi transfuse pada saat kegiatan tranfusi darah
74
72 SOP pemberian informasi semua aspek asuhan dan tindakan medis
73 SOP penanganan sisa obat narkotika injeksi
74 SOP penyimpanan elektrolit
75 SOP catatan perkembangan pasien terintegrasi
76 SOP pemantauan dan pencatatan efek obat dan efek samping obat
77 SOP pemotongan dan pelipatan kasa
78 SOP pemasangan OGT
79 SOP pemeriksaan TTV
80 SOP melakukan komunikasi langsung/lisan
81 SOP memasang infus
82 SOP identifikasi pasien saat pemberian darah
83 SOP menyiapkan dan memberikan transfuse
84 SOP identifikasi pasien dengan resiko jatuh
85 SOP memberikan oksigen
86 SOP pengobatan sendiri oleh pasien
87 SOP penggunaan obat emergency
88 SOP pemilahan linen kotor di ruangan
89 SOP alur penanganan linen kotor dan hazmat
90 SOP anak dengan syok septik
91 SOP pemberian antidifteri serum
92 SOP pengenceran obat
93 SOP syok pada anak
94 SOP induksi sputum
95 SOP bilas lambung
96 SOP penilaian pada bayi dan anak
97 SOP penanganan diare
N DILAKUKAN
SOP
O
75
YA TIDAK
1. Sop Pembersih Permukaan √
2. Sop Pemberian Obat Secara Intramuskular √
3. Sop Membantu Pasien Mandi Sendiri √
Dikamar Mandi
4. SOP Memberikan Obat Secara Subkutan √
5. SOP Memberikan Obat Oral Melalui NGT √
6. Sop Unit Dose Dispensing √
7. SOP Membersihkan Mulut Pada Pasien Tidak √
Sadar
8. SOP Memberikan Huknah Rendah Dan √
Tinggi
9. SOP Menolong Pasien Bab √
10. SOP Memandikan Pasien Di Tempat Tidur √
11. SOP Verifikasi Identitas Pasien Pada Saat √
Pemberian Tindakan Medis
12. SOP Penggunaan Gelang Identitas Pasien √
13. SOP Penggunaan Warna Gelang Identitas √
Pasien
14. SOP Memasang Gelang Identitas Pasien √
15. SOP Menjaga Keselamatan Pasien Di Tempat √
Tidur
16. SOP Menyiapkan Dan Memberikan Obat √
Melalui Mulut
17. SOP Menyuapi Pasien √
18. SOP Membersihkan Mulut √
19. SOP Merapikan Tempat Tidur √
20. SOP Menggangti Alat Tenun Kotor Pada √
Tempat Tidur Tanpa Memindahkan Pasien
22. SOP Mobilisasi Dini √
76
23. SOP Menyisir Rambut √
24. SOP Perawatan Klien Terminal Dan √
Sakaratul Maut
25. SOP Pelaksanaan Identifikasi Pasien √
26. SOP Penggunaan Stiker Label Identitas √
27. SOP Identifikasi Pasien Yang Identitasnya √
Tidak Diketahui
28. SOP Identifikasi Pasien Dengan Nama Yang √
Sama
29. SOP Identifikasi Pasien Yang Menjalani √
Pemeriksaan Radiologi
30. SOP Pasien Pulang Atas Permintaan Sendiri √
31. SOP Pasien Pulang Dengan Ijin Dokter √
32. SOP Menyiapkan Pasien Pulang √
32. SOP Melaksanakan Program Orientasi Pasien √
33. SOP Serah Terima Pasien Antar Shift √
33. SOP Menimbang Berat Badan √
34. SOP Memberi Pelayanan Mental Spiritual √
Kepada Pasien Yang Menghadapi Sakaratul
Maut
35. SOP Memberikan Penyuluhan Kesehatan √
36. SOP Melakukan Skin Test √
37. SOP Memberikan Kompres Dingin √
38. SOP Memberikan Obat Secara Intra Dermal √
39. SOP Memantau Saturasi Oksigen Dalam √
Darah
40. SOP Menyiapkan Bayi Pulang Hidup √
41. SOP Pasien Pulang Meninggal √
42. SOP Desinfektan √
43. SOP Mengatur Posisi Litotomi √
77
44. SOP Terapi Sinar Biru √
45. SOP Resusitasi Jantung Paru √
46. SOP Identifikasi Pasien Tidak Sadar √
47. SOP Perawatan Isolasi √
48. SOP Pelaporan Hasil Nilai Kritis √
Laboratorium
49. SOP Komunikasi Efektif Via Telpon Antar √
Pemberian Pelayanan
50. SOP Melepaskan Gelang Identitas Pasien √
51. SOP Pemakaian Alat Dan Pemeliharaan √
Incubator
52. SOP Memotong Kuku √
53. SOP Penyediaan Makanan Di Ruangan √
54. SOP Penatalaksanaan Kegawatdaruratan √
Pasien Diruang Warat Inap
55. SOP Mempersiapkan Obat Injeksi √
55. SOP Pencampuran Obat Suntik √
56. SOP pemindahan dan serah terima pasien √
keruang rawat inap di RSUD kota bandung
57. SOP monitoring pasien selama proses transfer √
58. SOP penanganan pasien melarikan diri √
59. SOP pelayanan sterilisasi alat √
60. SOP penerimaan instrument dari ruangan √
61. SOP pemeriksaan instrument / linen yang √
akan disterilisasi
62. SOP pasien pulang atas permintaan sendiri √
63. SOP identifikasi pasien saat pengambilan √
darah dan specimen lainnya
64. SOP mengelola pasien dengan infeksi airborn √
65. SOP penulisan SOAP √
78
66. SOP perintah asuhan keperawatan √
67. SOP penanganan nyeri non farmakologi √
68. SOP alur manajemen nyeri √
69. SOP pemantauan dan pelaporan efek samping √
obat
70. SOP keputusan tindakan DNR √
71. SOP kejadian reaksi transfuse pada saat √
kegiatan tranfusi darah
72. SOP pemberian informasi semua aspek √
asuhan dan tindakan medis
73. SOP penanganan sisa obat narkotika injeksi √
74. SOP penyimpanan elektrolit √
75. SOP catatan perkembangan pasien √
terintegrasi
76. SOP pemantauan dan pencatatan efek obat √
dan efek samping obat
77. SOP pemotongan dan pelipatan kasa √
78. SOP pemasangan OGT √
79. SOP mengukur suhu tubuh √
80. SOP melakukan komunikasi langsung/lisan √
81. SOP memasang infus √
82. SOP identifikasi pasien saat pemberian darah √
83. SOP menyiapkan dan memberikan transfuse √
84. SOP identifikasi pasien dengan resiko jatuh √
85. SOP memberikan oksigen √
86. SOP pengobatan sendiri oleh pasien √
87. SOP penggunaan obat emergency √
88. SOP pemilahan linen kotor di ruangan √
89. SOP alur penanganan linen kotor dan hazmat √
90. SOP anak dengan syok septik √
79
91. SOP pemberian antidifteri serum √
92. SOP pengenceran obat √
93. SOP syok pada anak √
94. SOP induksi sputum √
95. SOP bilas lambung √
96. SOP penilaian pada bayi dan anak √
97. SOP penanganan diare √
1) METODE UNIT
2022 didapatkan hasil bahwa di ruang Sakura sudah ada struktur organisasi
80
Kepala Instalasi Rawat Inap Kepala Instalasi Rawat Inap
Asep Hendriana, S.Kep.,Ners.MM dr.Roswita Noor Sp.PD
Kepala ruangan
Enung Rohilah S.Kep.,Ners
81
Administrasi POS
Komarosmanah Rajab
b. Kepala Ruangan
di ruangan
82
- Memberikan kesempatan atau izin kepada staf keperawatan
kebersihan
c. Ketua Tim
- Melaksanakan tindakan
- Melaksanakan evaluasi
83
permasalahan yang ada dan bila perlu melaporkannya ke kepala
c.
d. Anggota Tim
- Melaksanakan evaluasi
pakai
4) Melakukan dinas secara rotasi sesuai jadwal yang sudah dibuat oleh
kepala ruangan
pelayanan
84
7) Menciptakan hubungan kerja yang baik dengan pasien dan
- Petunjuk diet
85
yang perlu
siwaspadai
4 Pengaturan resiko Kepatuhan upaya 85% 79,58%
infeksi terkait pencegahan resiko cidera
layanan kesehatan akibat pasien jatuh pada
pasien rawat inap
5 Pengurangan resiko 100% 100%
cidera pasien akibat
terjatuh
pemeriksaan klinis
prosedur.
berwarna biru untuk pasien anak laki-laki , gelang warna pink untuk anak
perempuan dan gelang berwarna kuning untuk pasien anak yang beresiko
jatuh
86
perawat mengidentifikasi pasien menggunakan gelang dan ada juga
tersebut.
b. Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap
telepon.
melakukan komunikasi efektif dan ada juga perawat yang tidak melakukan
komunikasi efektif .
perlu diwaspadai
87
c. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika
label yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted)
terhadap obat yang akan diberikan seperti nama pasien, nama obat,nomor
lain untuk memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan
tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia,
pembedahan.
proses untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien,
88
Ruang sakura merupakan perawatan anak non bedah. Maka
selama observasi dari tanggal 12-16 April 2022 tidak ada proses operasi
yang dilakukan kepada anak yang dirawat diruang rawat inap sakura.
hand hygiene terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum
efektif.
kesehatan.
5 momen cuci tangan dan ada juga perawat tidak melakukan 5 momen
- Basahi tangan, gosok sabun pada telapak tangan kemudian usap dan
89
gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar
meliputi riwayat jatuh, obat dan telaah terhadap obat dan konsumsi
hasil wawancara selama tahun 2021 telah terjadi 3 kali kejadian pasien
jatuh dari tempat tidur yang terjadi karena bed plank tidak terpasang pada
saat orang tua pasien akan meninggalkan pasien, yaitu pada tanggal 5
januari 2021, 22 februari 2021 dan 18 april 2021. Pengkajian resiko jatuh
pada pasien dilakukan pada saat awal pasien masuk ke ruangan rawat inap
90
disesuaikan dengan kriteria rendah, sedang, atau tinggi berdasarkan SPO
yang telah ada. Selain itu sudah ada usaha pencegahan pasien jatuh yang
dilakukan meliputi menutup side rail, mengunci bed pasien, dan masing-
1.
2.
3.
3.1.
3.2.
3.2.1.
3.2.2.
3.2.3.
3.2.4. MATERIAL
91
antar tepi tempat
Ukuran
tidur minimal 1,5 jarak 60 cm
m. atau 1,2 m
Bahan bangunan
yang digunakan
tidak boleh
memiliki tingkat
porositas yang
tinggi.
Antar tempat tidur
Kelas II ada
yang dibatasi oleh
tirai sedang
tirai maka rel harus kelas III
tidak ada
dibenamkan/
tirai
menempel di
plafon, dan
sebaiknya bahan
tirai non porosif.
Setiap Setiap
tempat tidur tempat tidur
terpasang 2
disediakan stop kontak
minimal 2 (dua) dan 1 O2
central
kotak kontak dan
tidak boleh ada
sambungan
percabangan.
percabangan/
sambungan
langsung tanpa
pengamanan arus.
92
outlet oksigen
Jendela
Ruangan harus kamar
dijamin terjadinya selalu
terbuka
pertukaran udara pada siang
baik alami maupun hari dan di
tutup pada
mekanik. Untuk malam hari
ventilasi mekanik Kelas II
memiliki
minimal total kipas angin
pertukaran udara 6 Kelas III
tidak ada
kali per jam, untuk
ventilasi alami
harus lebih dari
Jendela
nilai tersebut. dapat di
buka dan
Ruangan
pencahayaa
perawatan pasien n baik
harus memiliki
bukaan jendela
yang aman untuk
kebutuhan
pencahayaan dan
ventilasi alami.
Nurse call
rusak dari 1
harus bulan yang
lalu
mengoptimalkan
pencahayaan alami.
Untuk
pencahayaan
buatan dengan
intensitas Ada kamar
cahaya 250 lux mandi
terdapat
93
untuk pegangan
dan lantai
penerangan,
tidak licin
dan 50 lux
untuk tidur.
Ruang perawatan
harus menyediakan
nurse call untuk
masing-masing
tempat tidur yang
terhubung ke pos
perawat (nurse
station).
Di setiap ruangan
perawatan harus
disediakan kamar
mandi. Kamar
mandi ini
mengikuti
persyaratan kamar
mandi
aksesibilitas.
2 Ruang Laktasi
Mengikuti
persyaratan ruang
laktasi seperti pada
penjelasan
sebelumnya.
3 Ruang pos rawat Nurse Luas ruangan pos Nurse
station station 1
perawat minimal 8 memenuhi
syarat luas
m2 atau 3-5 m2 per
3x4 m2
perawat,
disesuaikan dengan
94
kebutuhan. Satu
pos perawat
melayani maksimal
25 tempat tidur.
Luas ruangan harus Kelas II 19
dapat tempat tidur
Kelas III 13
mengakomodir tempat tidur
lemari arsip dan Tersedia
lemari arsip
lemari obat.
Disediakan Tersedia
instalasi untuk alat telefon
ruangan
komunikasi.
Disediakan Di setiap
ruangan
fasilitas desinfeksi tersedia
tangan (handsrub). handsrub
4 Ruangan Umum
Konsultasi
5 Ruangan Luas ruangan per
Tindakan tempat tidur
resusitasi 12-20
m2.
95
Bahan bangunan
yang digunakan
tidak boleh
memiliki tingkat
porositas yang
tinggi.
6 Ruangan Dokter Umum
Jaga
7 Ruangan Kepala Umum
Rawat Inap
8 Ruangan Linen Disediakan lemari
atau rak.
Bersih
9 Gudang Bersih Umum
96
persyaratan toilet
umum (lihat poin
di atas).
Satu toilet
melayani satu
ruangan
perawatan.
Toilet di ruangan
rawat inap harus
aksesibel untuk
pasien (Persyaratan
tentang toilet
akesibel melihat
poin di atas) dan
tersedia tombol
panggil
bantuan perawat
12 Dapur Kecil Dilengkapi dengan Sedang
direnovasi
(Pantry) sink dan meja
pantri.
Dilengkapi meja
kursi
Makan sesuai
dengan kebutuhan.
13 Janitor/ Ruang Umum
Petugas Kebersihan
14 Ruangan Perawatan Ukuran ruang isolasi
Isolasi minimal 3x4 m2
Satu ruangan untuk
satu tempat tidur
97
Bahan bangunan
yang digunakan
tidak boleh
memiliki tingkat
porositas yang
tinggi.
Setiap ruangan
disediakan
minimal 2 (dua)
kotak kontak dan
tidak boleh ada
percabangan/
sambungan
langsung tanpa
pengamanan arus.
Harus disediakan
outlet oksigen dan
vakum medik.
Disediakan toilet
pasien.
Dilengkapi
wastafel pada
ruangan antara.
Persyaratan
ventilasi udara
sebagai berikut :
o Ruangan
bertekanan
lebih negatif
dari ruangan
98
disebelahnya.
o Ruangan harus
dijamin
terjadinya
pertukaran
udara baik
alami maupun
mekanik.
Untuk ventilasi
mekanik
minimal total
pertukaran
udara 6
kali/jam.
Dilengkapi ruangan
antara (airlock)
jenis sink, dimana
airlock bertekanan
lebih negatif
dibandingkan ruangan-
ruangan disebelahnya
Ruangan harus
mengoptimalkan
pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan
buatan dengan
intensitas cahaya
200 lux untuk
penerangan, dan 50
lux untuk tidur.
Ruang perawatan
isolasi harus
menyediakan nurse
call yang
terhubung ke pos
perawat (nurse
99
station).
Analisa Data :
Teknis Ruangan dan Bangunan dalam Rumah Sakit, ruangan sakura sudah
cukup memenuhi persyaratan di setiap ruang, akan tetapi ada beberapa yang
Tabel 3.2.4.2
100
kelas III 1
Isolasi
16 Spyhgmomanometer 2 6 3
aneroid
17 Sphygmomanometer 1 1 1
digital
18 Thermometer digital 2 2 2
19 Standard infus 32 32 32
20 Amubag 1 1 2
21 Box emergency 1 1 1
22 Tourniquet 2 2 2
23 Tabung O2 2 1 1
24 Flowmeter 8 47 47
25 Humidifier 8 47 47 Central
26 Tromol 1 - -
27 Korentang 1 - -
28 Trolly 2 2 2
29 Gunting 2 2 2
30 Bak instrumen 2 2 5
31 Kulkas penyimpanan 1 1 1
obat
32 Nursing call 2 3 3
33 Pisvot 3 3 3
34 Kursi roda 1 2 2
35 Incubator 1 5 5
36 Foto terapi 1 1 1
37 Infant warmer 1 1 1
38 Blood warmer 1 1 1
39 Laringoskop 1 1 1
40 Reflek harmer 2 7 7
41 Blangkar 1 1 1
42 Glas ukur 1 2 2
43 Timbangan badan 2 4 4
44 Penggerus obat 1 1 1
45 Tongspatl 1 6 4
46 ENT examination set 1 - -
47 Syringe pump 1 1 2
48 Tongue spatel 1 6 4
49 Bengkok 2 6 5
101
50 Urinal 3 3 3
51 Stelizer 1 1 1
Analisa Data :
Rumah sakit pada perawatan Ruang Sakura RSUD bandung baik dan cukup
lengkap
3.2.5. MARKET
1. Tipe dan Akreditasi RS
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan di temukan bahwa
RSUD Kota Bandung memiliki tipe RS Tipe B. Menurut Permenkes No
30 tahun 2019 tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit Bab 3 pasal 19
ayat (2) Rumah sakit umum kelas B merupakan rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan medik paling sedikit 4 (empat)
spesialis dasar, 4 (empat) penunjang medik spesialis, 8 (delapan) spesialis
lain selain spesialis dasar, dan 2 (dua) subspesialis dasar. Dalam hal
Rumah Sakit umum kelas B sebagaimana di maksud pada ayat (2) akan
meningkatkan fasilitas dan kemampuan pelayanan mediknya, penambahan
pelayanan paling banyak 2 (dua) spesialis lain selain spesialis dasar, 1
(satu) penunjang medik spesialis, 2 (dua) pelayanan medik subspesialis
dasar dan 1 (satu) subspesialis dasar.
RSUD Kota Bandung mendapatkan akreditasi tingkat utama .
Menurut KARS Rumah sakit yang mendapatkan akreditasi tingkat utama
bila dari 15 bab yang di survei ada 12 bab yang mendapat nilai minimal 80
% dan 3 bab lainnya tidak ada yang mendapat nilai dibawah 20 %.
Kelima belas bab tersebut yakni :
Dua belas bab di golongkan major,nilai minimum setiap bab harus 80%
1) Sasaran keselamatan pasien rumah sakit
2) Hak pasien dan keluarga (HPK)
3) Pendidikan pasien dan keluarga (PPK)
102
4) Peningkatan mutu keselamatan pasien (PMKP)
5) Milenium development goal’s (MDG’s)
6) Akses pelayanan dan kontinuitas pelayanan (APK)
7) Asesmen pasien (AP)
8) Pelayanan Pasien (PP)
9) Pelayanan anestesi dan bedah (PAB)
10) Manajemen penggunaan obat (MPO)
11) Manajemen informasi dan komunikasi (MKI)
12) Kualifikasi dan pendidikan staf (KPS)
Tiga bab digolongkan minor, nilai minimum setiap bab harus 20%
a. Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
b. Tata kelola, kepemimpinan dan pengarahan (TKP)
c. Manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK)
2. Keselamatan Pasien
103
5 Pengurangan resiko 100% 100%
cidera pasien akibat
terjatuh
104
a) Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
b) Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan
secara lengkap dibacakan kembali oleh penerima perintah
atau hasil pemeriksaan tersebut.
c) Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu
yang memberi perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
d) Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten
dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari
komunikasi lisan melalui telepon.
105
a) Fasilitas pelayanan kesehatan menggunakan suatu checklist
atau proses lain untuk memverifikasi saat preoperasi tepat
lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dan semua dokumen
serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan
fungsional.
b) Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat
prosedur “sebelum insisi/time-out” tepat sebelum
dimulainya suatu prosedur/tindakan pembedahan.
c) Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung
keseragaman proses untuk memastikan tepat lokasi, tepat
prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan
tindakan pengobatan gigi/dental yang dilaksanakan di luar
kamar operasi.
d)
106
Hasil observasi dari tanggal 12-16 April 2022 perawat
melakukan 5 momen cuci tangan dan ada juga perawat tidak
melakukan 5 momen cuci tangan dan yang sering dilewatkan
adalah poin 1 dan poin
107
Pemberian intervensi pada pasien disesuaikan dengan kriteria
rendah, sedang, atau tinggi berdasarkan SPO yang telah ada.
Selain itu sudah ada usaha pencegahan pasien jatuh yang
dilakukan meliputi menutup side rail, mengunci bed pasien,
dan masing-masing pasien diberi penunggu pasien sebanyak 1
orang.
3. Kepuasan
INDIKATO
JANUARI FEBRUARI MARET
R
108
PELAYANA
N
BOR 80.83% 94.49% 51.48%
128 hari
×100 %=80 %
(32 ×5)
Hasil analisis tim ditemukan bahwa nilai parameter BOR yang ideal
adalah antara 60 – 85% ( Depkes RI, 2005). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa ruang sakura memiliki nilai BOR yang ideal dengan nilai BOR 88,3%
2) ALOS
128
=4 hari
32
3) TOI
109
TOI menurut Depkes RI (2005), adalah rata-rata hari dimana
tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.
Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan
tempat tidur.
( ( jumlah tempat tidur × periode )−hari perawatan)
jumlah pasien keluar(hidup+mati )
( 32×5 )−129
=1,35 hari
23
Hasil analisis tim ditemukan bahwa nilai parameter TOI yang
ideal antara 1-3 hari (Depkes RI, 2005). Sehingga dapat simpulkan
bahwa nilai TOI di ruang sakura cenderung kecil yaitu 0,6 hari.
Menurut Sudra (2010) semakin kecil angka TOI, berarti semakin
singkat saat tempat tidur akan digunakan pasien berikutnya. Hal ini
menyebabkan tempat tidur sangat produktif, sehingga bisa
menguntukan dari segi ekonomi bagi pihak manajemen rumah sakit,
akan tetapi bisa merugikan pasien dikarenakan tempat tidur belum
disiapkan secara baik, serta meningkatkan infeksi nosokomial dan perlu
diadakannya sanitasi lingkungan.
110
BAB IV
1 Analisis SWOT
111
sudah sesuai kekurangan profesional (Ners)
dengan PMK 12 orang
4 Organisasi PPNI
No.40 (2017) tenaga
menyelenggaraka
keperawatan
3 Berdasarkan n seminar dan
hasil dari 18 2 Berdasarkan pelatihan secara
perawat yang hasil dari 18 online dalam
mengisi perawat yang meningkatkan
kuesioner mengisi asuhan
terdapat 9 kuosiener keperawatan
orang terdapat 9
perawat di perawat yang
ruangan memiliki
tersebut beban kerja
motivasi yang tinggi
perawat 50%.
berada dalam
3 Abdulah dan
rentang
Levine
motivasi baik
(1965)
menyarankan
kombinasi
tenaga
keperawatan
yaitu 55%
tenaga
profesi dan
45% tenaga
non profesi
Money Gaji untuk Adanya kebijakan Adanya pasien
1 Sumber
tenaga BLUD di program peningkatan yang
biaya sarana
bawah UMK kapasitas sumber menggunakan
prasarana
jawabarat tahun daya aparatur dengan jasa LSM saat
yang
2022 kota kegiatan pendidikan mengurus
didapatkan
bandung dan pelatihan administrasi
berasal dari
aparatur
APBD dan
BLUD
2 RSUD sudah
memiliki alur
untuk
pengajuan
barang
operasional
3 Tarif
pembayaran
112
ruangan
sudah
mengacu
pada
peraturan
daerah
nomor 03
Tahun 2010
Methode 1. Ronde 1. Adanya 1. Tuntutan dari
1. Ruang keperawatan kerjasama antar pasien dan
sakura tidak RS dengan keluarga akan
memiliki dilakukan Insitusi pelayanan
struktur selama masa Pendidikan yang yang optimal
organisasi pandemi membtuhkan 2. Pandemik C19
yang jelas 2. Penyimpanan pembelajaran menyebabkan
2. Masing- obat tidak 2. Organisasi PPNI pelayanan
masing sesuai menyelenggaraka keperawatan
jabatan telah dengan loker n pendidikan dan kurang
melakukan pasien. pelatihan secara optimal
tugasnya 3. Atraumatic online tentang
sesuai care di pengelolaan
dengan ruangan pasien
uraian tugas sakura belum 3. IPANI
yang telah sepenuhnya menyelenggaraka
ditetapkan dilaksanakan/ n berbagai
3. Terdapat belum seminar dengan
peraturan optimal berbagai tema
baik untuk 4. Pelaksanaan dalam
perawat, SKP 1 meningkatkan
pasien dan identifikasi pengetahuan dan
keluarga pasien belum keterampilan
4. Terdapat sepenuhnya perawat anak,
alur dilakukan. khususnya
pelayanan 5. Pelaksanaan atraumatic care
mulai dari SKP 5 di
pasien ruang sakura
masuk belum
sampai sepenuhnya
pasien dilakukan
pulang
5. Ruang
sakura
memiliki
113
SOP
diruangan
6. Terdapat
SAK di
ruang sakura
yang sesuai
dengan
diagnose
medis
7. Orang
tua/Keluarga
pasien
memiliki
persepsi
yang baik
terhadap
perawat
diruang anak
(R.Sakura)
8. Perawat
memiliki
pengetahuan
yang baik
mengenai
penugasan
tim
Material
1 Sarana 1 Pengajuan 1 Kebijakan 1 Adanya
prasarana pengganti pemerintah untuk tuntutan yang
ruangan untuk menambah sarana tinggi dari
RSUD kota kerusakan dan prasarana masyarakat
bandung alat dirumah sakit untuk
sebagian prosesnya 2 Kerjasama lintas kelengkapan
besar sudah lama sektor pendidikan sarana prasana
sesuai kreasi seni dan
2 Di kelas III 2 Adanya
standar lembaga yang
tidak beberapa
berhubungan
2 Sarana memiliki rumah sakit di
dengan
prasana sampiran sekitar RSUD
perlindungan
peralatan kota bandung
3 Belum anak
sudah yang memiliki
tersedia 3 Kebijakan
sebagian sarana
penunjang pemerintah dalam
besar sudah prasarana lebih
dan ruangan pemenuhan
114
memenuhi untuk sarana dan baik
standar kegiatan prasarana ruang
terapi bermain ramah
3 Ventilasi
bermain anak sesuai
ruangan baik
dengan UU No
35 tahun 2014
115
2 INTERNAL FACTOR EVALUATION MATRIX – KEKUATAN
ANALISIS STRENGTH
MAN Bobot Rating Skor
Berdasarkan data karakteristik perawat bahwa
0,04
100% perawat merupakan usia produktif 4 0,16
Berdasarkan data karakteristik perawat bahwa
50% merupakan perawat PK II. Dan perawat PK
0,06
III 16,7% Jenjang karir di ruang rawat inap
sudah sesuai dengan PMK No.40 (2017) 4 0,24
Berdasarkan hasil dari 18 perawat yang mengisi
kuesioner terdapat 9 orang perawat di ruangan
0,06
tersebut motivasi perawat berada dalam rentang
motivasi baik 4 0,24
MONEY
Sumber biaya sarana prasarana yang didapatkan
0,06
berasal dari APBD 4 0,24
RSUD sudah memiliki alur untuk pengajuan
0,06
barang operasional 3 0,18
Tarif pembayaran ruangan sudah mengacu pada
0,05
peraturan daerah nomor 03 Tahun 2010 4 0,2
METODE
Ruang sakura memiliki struktur organisasi yang
0,03
jelas 4 0,12
Masing-masing jabatan telah melakukan
tugasnya sesuai dengan uraian tugas yang telah 0,04
ditetapkan 4 0,16
Terdapat peraturan baik untuk perawat, pasien
0,03
dan keluarga 3 0,09
Terdapat alur pelayanan mulai dari pasien masuk
0,03
sampai pasien pulang 4 0,12
Ruang sakura memiliki SOP diruangan 0,03 4 0,12
Terdapat SAK di ruang sakura yang sesuai
0,03
dengan diagnose medis 3 0,09
Orang tua/Keluarga pasien memiliki persepsi
yang baik terhadap perawat diruang anak 0,03
(R.Sakura) 4 0,12
Perawat memiliki pengetahuan yang baik
0,03
mengenai penugasan tim 4 0,12
MATRIAL
Sarana prasarana ruangan RSUD kota bandung
0,07
sebagian besar sudah sesuai standar 4 0,28
Sarana prasana peralatan sudah sebagian besar
0,07
sudah memenuhi standar 4 0,28
116
Ventilasi ruangan sakura baik 0,07 3 0,21
MARKET
Tipe rumah sakit Tipe B 0,07 4 0,28
RSUD Kota Bandung Terakreditasi paripurna 0,06 4 0,24
Niliai BOR dalam batas ideal ( 88,3% ) LOS
0,08
(4hari) TOI (0,6) 4 0,32
TOTAL 1,0 3,81
117
Belum tersedia penunjang dan ruangan untuk
-0,07 -4 -0,28
kegiatan terapi bermain
MARKET
Masih adanya kasus kejadian tak di harapkan di
ruangan sakura seperti pasien jatuh dalam 2 tahun -0,07 -4 -0,28
terkhir
TOTAL -1,0 -3,83
IFAS KEKUATAN :3,81
118
Kebijakan pemerintah untuk menambah sarana
0,09 4 0,36
dan prasarana dirumah sakit
Kerjasama lintas sektor pendidikan kreasi seni dan
lembaga yang berhubungan dengan perlindungan 0,09 3 0,27
anak
Kebijakan pemerintah dalam pemenuhan sarana
dan prasarana ruang bermain ramah anak sesuai 0,08 4 0,32
dengan UU No 35 tahun 2014
MARKET
RSUD Kota Bandung telah bekerja sama dengan
0,08 4 0,32
instansi pendidikan kesehatan
RSUD Kota Bandung menerima pasien BPJS dan
0,07 4 0,28
pasien asuransi pemerintah lainnya
TOTAL 1,0 3,91
119
EFAS PELUANG : 3,91
BANDUNG
O
4
Kuadran II 2 Kuadran I
Turn Around Strategi Agresif
1
W S
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
-3
-4
S-W= 0,02
O-T= 0,01
T
7 STRATEGI
120
Dari diagram matriks diatas menunjukan bahwa posisi ruangan sakura
berada pada kuadran 2 dengan strategi trund around ini merupakan situasi yang
kurang menguntukan dimana ancaman lebih besar dari kekuatan akan tetapi
yang ada.
121
8 Plant OP Action (POA)
122
keperawatan
merupakan
proses
interaksi
antara
pengajar dan
perawat atau
siswa perawat
dimana terjadi
proses
pembelajaran.
Ronde
keperawatan
dilakukan
oleh teacher
nurse atau
head nurse
dengan
anggota
stafnya atau
siswa untuk
pemahaman
yang jelas
tentang
penyakit dan
efek
perawatan
untuk setiap
123
pasien (Saleh,
2012)
3 Menurut
Nursalam
(2015), tujuan
dari ronde
keperawatan
yaitu salah
satunya
menumbuhka
n cara berfikir
secara kritis.
Belum 1. Mempersiapka 1. Meningka Perawat, 1. Terapi dekapan Ami,
1. Menentukan
optimalny n literatur tkan keluarga atau disebut Feggy,
masalah
a review kenyaman pasien, pasien juga dengan Linda,
dalam
pelaksana 2. Menyusun an anak terapi Made,
atraumatic
an proposal ketika memegang Yanti,
care
traumatic 3. Membuat diberikan (comfort Firman
care di 2. Melakukan media edukasi tindakana holding),
ruangan kajian 4. Pelaksanaan n clinical holding
anak literature traumatic care 2. Menguran atau imobilisasi
sakura, review oleh gi merupakan
khususnya mahasiswa tindakan tindakan untuk
3. Membuat
dalam kepada pasien traumatic membatasi
media
pemberian dan keluarga pada anak gerakan anak
edukasi
tindakan pasien ketika (Brenner,
124
guna diberikan Parahoo, &
4. Melaksanaka
meningkat tindakan Taggarat,
n tindakan
kan 3. Optimalisi 2007).
atraumatic
kenyaman asi Family 2. Terapi dekapan
care
an anak center merupakan
ketika care penggunaan
diberikan posisi yang
tindakan nyaman, aman,
dan temporer
yang
memberikan
kontak fisik
yang erat
dengan orang
tua atau
pengasuh
(Hockenberry
& Wilson,
2009).
3. Terapi dekapan
meningkatkan
rasa nyaman
dan
meminimalkan
dampak
125
perpisahan
dengan orang
tua sehingga
dapat
mengurangi
distres yang
timbul akibat
hospitalisasi
(Giese, 2010).
4. Menurut
Lestari (2013)
menyebutkan
bahwa ada
pengaruh
dekapan
keluarga dan
pemberian
posisi duduk
terhadap distres
anak yang
dilakukan
pemasangan
infus. Hasil
penelitian
menunjukkan
126
rata-rata skor
distres pada
anak yang
diberi
dekapan
keluarga saat
pemasangan
infus sebesar
2,30 dan rata-
rata skor
distres pada
anak yang
tidak diberi
dekapan
keluarga saat
pemasangan
infus sebesar
3,25..
BAB IV
LAPORAN IMPLEMENTASI & EVALUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
127
1. Implementasi dan Evaluasi
A. Pelaksanaan Kegiatan (Implementasi)
Tahap implementasi merupakan kegiatan penyelesaian masalah sesuai dengan prioritas masalah yang telah disepakati pada saat
diskusi seminar awal disaksikan langsung oleh kepala ruangan perawatan serta disetujui oleh pembimbing akademik.
Adapun hasil pelaksanaan kegiatan yang telah kami lakukan dari tanggal 10-12 Mei 2022 yaitu :
KEGIATAN IMPLEMENTASI
128
2 Atraumatic care 10-12 Mei 2022 1 Mempersiapkan literatur review Ami, Linda, Feggy,
2 Menyusun proposal Made, Yanti, Firman
3 Membuat media edukasi
https://drive.google.com/drive/folders/
1ApUlwb_zZLFExpxZM0mmu7llPW7GbDI4?usp=sharing
4 Pelaksanaan traumatic care oleh mahasiswa kepada
pasien dan keluarga pasien
129
B. Evaluasi kegiatan
2 Pelaksanaan atraumatic care dengan Memerlukan proses dan waktu yang Diharapkan ruangan sakura untuk
pembuatan video sebagai media edukasi cukup lama untuk melakukan kajian kedepannya bisa menggunakan video
dalam meningkatkan tingkat kenyamanan literature review terlebih dahulu dan edukasi therapi dekapan guna
anak ketika dilakukan/diberikan tindakan. kemampuan ahli dalam bidang editing meningkatkan tingkat kenyamanan
Selain itu penggunaan video sebagai video untuk pembuatan video sebagai anak dan mengurangi trauma pada
media edukasi meningkatkan daya tarik media edukasi anak dengan meningkatkan
dan minat seseorang untuk melihat dan pengetahuan kepada keluarga pasien
130
meningkatkan pengetahuan. sehingga meningkatkan kenyamanan
selama hospitalisasi
131
Lampiran
jumlah tenaga keperawatan di ruang SAKURA RSUD Kota Bandung sebagai berikut :
N Nama/ L Usia Pendidikan Jabatan Masa kerja Status Pelatihan Karir
o Inisial /
p
1 E p 43 S1 Karu RSUD 18thn PNS Btcls,CI PK III
Kep.Ners
2 SSR p 32 S1 Perawat RSIA limijati P3K Btcls PKII
Kep.Ners pelaksana 1thn & RSUD
8thn
3 Ria p 31 S1 kep Perawat RSUD 7thn BLUD Btcls PKII
oktavia pelaksana
ni
4 Yunita p 37 DIII Kep Ketua RS siloman PNS PI dasar PKIII
tim kebon jeruk Pelatihan
10bln CI
RSUD 12thn
5 P p 35 S1 Perawat RSUD 7thn P3K PPI PKII
Kep.Ners pelaksana
6 Rema p 32 DIII Kep Perawat RSUD 7thn BLUD Btcls PKII
pelaksana
7 N p 28 DIII Kep Perawat RSUD 7thn BLUD Btcls PKII
pelaksana
8 Ati p 44 S1 Perawat 25thn Sukwan Belum PKI
garma Kep.Ners pelaksana
wati
9 FS p 28 DIII Kep PA Puskesmas PNS Belum PKI
pagarsih 2thn
RSUD 2thn
10 CCM p 31 S1 Perawat 8thn P3K Pernah PKII
Kep.Ners pelaksana
11 A L 32 DIII Kep Perawat RS pindad BLUD Perawatan PKII
pelaksana 1thn luka
RSUD 6thn modern
12 A p 31 S1 Perawat RSUD 6thn BLUD Btcls PKII
Kep.Ners pelaksana
13 Ratna p 30 DIII Kep Perawat RS atma jaya BLUD Btcls PKII
pelaksana Jakarta 2thn
2bln
RSUD 6thn
14 Delia p 23 DIII Kep Perawat RSUD 8bln Sukwan Belum Belum
pelaksana
15 Rani p 24 S1 Perawat RSUD 7bln Sukwan Belum Belum
Kep.Ners pelaksana
16 S p 24 S1 Perawat RSUD 7bln Sukwan Btcls Belum
Kep.Ners pelaksana
17 Dadang L 41 S1 Perawat RSUD Ciamis PNS Peernah PKIV
M Kep.Ners pelaksana 20thn
RUD 4thn
132
Motivasi
Responde Skor Kategori
n
1. Baik
37
2. Rendah
27
3. Rendah
29
4. Baik
40
5. Baik
34
6. Baik
36
7. Rendah
28
8. Rendah
28
9. Rendah
28
10. Cukup
32
11. Rendah
26
12. Baik
35
13. Baik
38
14. Baik
41
15. Rendah
28
16. Baik
33
17. Rendah
31
18. Baik
33
Beban kerja
Responden Skor Kategori
1. Ringan
46
2. Tinggi
51
3. Ringan
45
4. Tinggi
51
5. Ringan
46
6. Ringan
42
7. Sedang
47
8. Ringan
46
133
9. Tinggi
49
10. Ringan
44
11. Ringan
46
12. Sedang
47
13. Tinggi
51
14. Tinggi
53
15. Sedang
47
16. Ringan
45
17. Ringan
46
18. Tinggi
51
1. Bagaimana sistem penggajian di Ruang Sakura untuk PNS, P3K, BLUD dan Sukwan?
3. Apa saja yang diperoleh tenaga PNS,P3K,BLUD dan Sukwan selain gaji?
4. Bagaimana bila ada perawat yang ingin mengikuti pelatihan atau seminar di biayai oleh rumah sakit
atau dengan dana sendiri?
5. Apabila terjadi kerusakan pada alat-alat yang ada di Ruang Sakura minta perbaikan pada pihak mana
dan siapa yang akan bertanggung jawab dalam perbaikan alat tersebut?
6. Bagaimana alur pembayaran untuk pasien umum? Apakah mesti bayar pertindakan atau setelah
tindakan?
7. Berapa biaya tarif pasien umum untuk kelas 2 dan 3 baik untuk tarif ruangan, tarif dokter, tarif
pelayanan ataupun tarif keperawatan ?
8. Apakah di Ruang Sakura ada anggaran untuk BHP( Bahan Habis Pakai) ? jika ada apa saja BHP
yang diperlukan? berapa bulan sekali untuk penganggaran BHP tersebut?
9. Bagaimana untuk penganggaran ATK ( Alat Tulis Kantor) ? berapa bulan sekali untuk penganggaran
BHP tersebut? Bagaimana alur penganggaran BHP tersebut?
134
10. Bagaimana alur pengajuan anggaran di ruang sakura untuk pembelian barang?
135
1. Ruangan Perawatan Ukuran ruangan rawat Jumlah tempat tidur
inap
tergantung kelas perawatan dan menyesuaikan
jumlah tempat tidur. dengan klasifikasi
Jarak antar tempat tidur 2,4 m RS
atau antar tepi tempat tidur dan kajian
minimal 1,5 m. kebutuhan
Bahan bangunan yang digunakan pelayanan
tidak boleh memiliki tingkat
porositas yang tinggi.
Antar tempat tidur yang dibatasi
oleh tirai maka rel harus
dibenamkan/ menempel di
plafon, dan sebaiknya bahan tirai
non porosif.
Setiap tempat tidur
disediakan minimal 2 (dua) kotak
kontak dan tidak boleh ada
percabangan/ sambungan
langsung tanpa pengamanan arus.
Harus disediakan outlet oksigen.
136
NO. NAMA RUANGAN PERSYARATAN RUANGAN KETERANGAN
137
NO. NAMA RUANGAN PERSYARATAN RUANGAN KETERANGAN
Perawatan
kebidanan.
3. Ruangan Pos Luas ruangan pos perawat
Perawat (Nurse minimal 8 m2 atau 3-5 m2 per
Station) perawat, disesuaikan dengan
kebutuhan. Satu pos perawat
melayani maksimal 25 tempat
tidur.
Luas ruangan harus dapat
mengakomodir lemari arsip dan
lemari obat.
Disediakan instalasi untuk alat
komunikasi.
Disediakan fasilitas desinfeksi
tangan (handsrub).
Ruangan harus
mengoptimalkan pencahayaan
alami. Untuk pencahayaan
buatan dengan intensitas cahaya
200 lux
untuk penerangan.
4. Ruangan Umum RS Kelas C dan
Konsultasi D dapat
bergabung
dengan ruangan
pos
perawat
5. Ruangan Luas ruangan per tempat tidur Jumlah ruangan
Tindakan resusitasi 12-20 m2. tindakan
menyesuaikan
Bahan bangunan yang digunakan
dengan kajian
tidak boleh memiliki tingkat
kebutuhan
porositas yang tinggi.
kapasitas
138
NO. NAMA RUANGAN PERSYARATAN RUANGAN KETERANGAN
139
NO. NAMA RUANGAN PERSYARATAN RUANGAN KETERANGAN
140
NO. NAMA RUANGAN PERSYARATAN RUANGAN KETERANGAN
141
NO. NAMA RUANGAN PERSYARATAN RUANGAN KETERANGAN
Ruangan harus
mengoptimalkan pencahayaan
alami. Untuk pencahayaan
buatan dengan intensitas cahaya
200 lux untuk
penerangan, dan 50 lux
untuk tidur.
Ruang perawatan isolasi harus
menyediakan nurse call yang
terhubung ke pos
perawat (nurse station).
LAMPIRAN
INSTRUMEN KUESIONER
INSTRUMEN KEPUASAN PASEN TERHADAP PELAYANAN
KEPERAWATAN DI RUANG SAKURA RSUD KOTA BANDUNG
Petunjuk pengisian
Berilah tanda “ “ pada kolom “ya” dan “tidak” dengan jawaban anda
Beri tanda “-“ jika anda dapat jawabannya
No Pertanyaan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
1 Perawat memperkenalkan diri
pada anda ?
2 Dalam melayani anda perawat
bersikap sopan dan ramah ?
3 Perawat menjelaskan peraturan
atau tatatertib rumah sakit pada
waktu pertama kali
4 Perawat menjelaskan dimana
tempat yang penting untuk
142
kelancaran perawatan ? (kamar
mandi, ruang perawat dll )
5 Adakah perawat atau kepala
ruangan yang menunjukan pada
anda tentang perawat yang
bertanggung jawab pada anda ?
6 Apakah perawat
memperhatikan keluhan anda ?
7 apakah selama pasien dalam
perawatan, perawat memanggil
nama pasien dengan benar ?
8 Sealama pasien dalam
perawatan apakah perawat sip
pagi mengawasi keadaan pasien
secara teratur ?
Sealama pasien dalam
9 perawatan apakah perawat sip
siang mengawasi keadaan
pasien secara teratur ?
10 Sealama pasien dalam
perawatan apakah perawat sip
malam mengawasi keadaan
pasien secara teratur ?
11 Selama pasien dalam perawatan
apakah perawat segera
memberi
bantuan bila diperlukan ?
12 Apakah perawat minta
persetujuan kepada anda atau
keluarga sebelum melakukan
tindakan ?
13 Apakah perawat menjelaskan
tindakan keperawatan yang
akan di berikan dan pengobatan
nya ?
14 Apakah perawat menanggapi
keluhan anda ?
15 Apakah setiap melakukan
tindakan kepada anda perawat
menutup korden atau
sampiran ?
16 Apakah perawat memberikan
keterangan penyakit pada anda
dengan lengkap dan jelas ?
17 Apkah perawat selalu
memantau kegiatan anda secara
143
rutin ?
18 Apakah perawat melakukan
tindakan perawatan dengan
terampil dan percaya diri ?
19 Dalam hal memberikan obat
apakah perawat membantu
menyiapkan atau meminumkan
obat ?
20 Pad saat pasien di pasang infus
apakah perawat memeriksa
cairan /tetesan nya dan area
sekitar pemasangan jarum infus
?
21 Apakah fasilitas ruangan sudah
memadai ?
22 Apakah anda merasa nyaman
dirawat di ruangan ini ?
23 Bila pasien diperbolehkan
pulang apakah perawat
memberikan penjelasan tentang
perawatan dan pengobatan
dirumah serta pemeriksaan
lanjutan ( control ) ?
24 Apakah kebersihan lingkungan
ini cukup ?
144
Ronde Keperawatan
Atraumatic care
145
146